BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek penting dari kualitas hidup manusia
dan segala upaya kesehatan bertujuan untuk mencapai taraf hidup dan derajat kesehatan yang optimal. Tubuh yang sehat tidak terlepas dari rongga mulut yang sehat. Kesehatan rongga mulut merupakan bagian integral dari kesehatan umum
(Petersen, 2003; Petersen & Ogawa, 2005; Watt, 2005; Richmond et al., 2007). Rongga mulut dikatakan sehat tidak hanya bila mempunyai susunan gigi yang cantik,
rapi dan teratur saja, akan tetapi juga bebas dari rasa sakit oro-fasial kronis, kanker, lesi oral dan penyakit lain atau gangguan yang melibatkan gigi, mulut dan jaringan kraniofasial. Rongga mulut yang sehat memungkinkan seseorang untuk
berkomunikasi secara efektif, menikmati berbagai jenis makanan, meningkatkan kualitas hidup, percaya diri dan mempunyai kehidupan sosial yang lebih baik.
Walaupun demikian, masih banyak orang yang tidak tahu bahwa rongga mulut adalah organ yang berperan penting bagi kesehatan tubuh.
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi keenam yang
dikeluhkan masyarakat Indonesia (SKRT, 2001) dan menempati peringkat keempat penyakit termahal dalam pengobatan (The World Oral Health Report, 2003). Ada dua
(SKRT, 2004), prevalensi karies mencapai 90,05%, sedangkan penyakit periodontal
sampai mencapai 96,58% (SKRT, 2001). Selain karies dan penyakit periodontal, ada beberapa kondisi lain di rongga mulut yang dapat mempengaruhi struktur rongga
mulut seperti kanker rongga mulut, erosi gigi, xerostomia (mulut kering), stomatitis (sariawan) dan lain-lain.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan serangkaian upaya, sikap dan
langkah–langkah yang dilakukan oleh seorang dokter gigi dalam melaksanakan aktivitas pengobatan gigi dan mulut. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dalam bentuk pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan guna memelihara dan meningkatkan kesehatan jasmani, rohani dan sosial sehingga tercapai tingkat kesehatan yang optimal. Kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut biasanya
mengacu pada kemampuan rumah sakit memberi pelayanan sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya (Azwar, 1996).
Rumah sakit merupakan bagian integral dalam sistem pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan lainnya dan sangat
membutuhkan sarana pelayanan kesehatan khusus yang komprehensif dan multifungsional yaitu berupa Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang merupakan pusat
(Peraturan MENKES RI No.1173/MENKES/PER/X/2004). Pelayanan kesehatan gigi
dan mulut di rumah sakit disediakan dan diberikan kepada masyarakat mengacu pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi mutakhir yang
didasari etik kedokteran gigi dengan memanfaatkan sarana dan prasarana kedokteran gigi secara optimal. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat
strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan
standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan No.228/2002).
Tenaga medis yang bertugas dalam memberikan pelayanan kesehatan tidak
terlepas dari kepatuhan perilaku dalam setiap tindakan prosedural. Setiap prosedur harus memperhatikan prinsip-prinsip yang tidak boleh ditinggalkan. Apabila standar tersebut tidak dilakukan, berarti dapat dikatakan tidak patuh. Setiap tenaga medis
wajib mengacu pada standar pedoman dan prosedur yang berlaku sehingga masyarakat mendapat pelayanan medis secara profesional dan aman. Tenaga medis
dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan yang sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Menurut Konsil Kedokteran Indonesia Tahun 2006, salah satu unsur utama
dalam pelayanan kesehatan yang prima adalah tersedianya pelayanan medis oleh dokter gigi dengan kualitasnya yang terpelihara sesuai dengan amanah
dimaksud adalah pengaturan tentang rekam medis yakni pasal 46 dan 47. Namun
pada kenyataannya tidak semua dokter gigi membuat rekam medis gigi secara lengkap bahkan masih ada yang tidak membuatnya. Permasalahan dan kendala utama
pada pelaksanaan rekam medis adalah dokter gigi tidak menyadari bahwa terkadang dalam pengisian dokumen rekam medis dibuat tidak lengkap, tidak jelas dan tidak tepat. Hal tersebut merupakan salah satu contoh yang dapat membawa dampak buruk
bagi perkembangan rumah sakit karena belum digunakannya secara baik standar perilaku dalam pelayanan sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit.
Peningkatan standar pelayanan kesehatan di rumah sakit dibutuhkan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu pelayanan yang memenuhi standar pelayanan yang berlaku (Depkes RI, 2003). Salah satu upaya
evaluasi hasil kerja tenaga medis adalah melakukan penilaian tentang standar pelayanan rumah sakit dengan cara membandingkannya terhadap standar yang berlaku. Penilaian adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam
membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta penyusunan
saran-saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program (The International Clearing House on Adolescent Fertility Control for Population Options
dalam Azwar, 1996). Menurut Darmanto (1997) penilaian prestasi harus melibatkan
seluruh jajaran organisasi. Penilaian harus mengetahui benar aspek yang berkaitan dengan tugas, tanggung jawab tenaga kerja dan mengetahui kriteria yang akan dinilai
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara (RSGMP FKG USU) adalah rumah sakit milik pemerintah yang didirikan berdasarkan izin dari Menteri Kesehatan RI Nomor :
1625/Menkes/SK/XI/2005 tanggal 2 Desember 2005. RSGMP FKG USU merupakan rumah sakit khusus, karena hanya memberikan satu jenis pelayanan kesehatan yaitu kesehatan gigi dan mulut. RSGMP FKG USU mengharapkan agar tuntutan
masyarakat terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat terpenuhi, maka rumah sakit merupakan sarana pelayanan yang paling dibutuhkan karena memberikan
pelayanan secara optimal dari tingkat dasar hingga paling canggih. RSGMP FKG USU merupakan salah satu rumah sakit pendidikan yang memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat dengan rata-rata kunjungan pasien
sebanyak 50 orang per hari dan jumlah total kunjungan dalam 1 tahun pada tahun 2013 sebanyak 8.404 orang dan meningkat pada tahun 2014 sebanyak 9.304 orang (RSGMP FKG USU, 2014).
Studi pendahuluan dilakukan oleh peneliti pada bulan November 2015 dengan melakukan observasi di beberapa departemen klinik RSGMP FKG USU, dimana
ditemukan adanya mahasiswa kepaniteraan klinik yang belum bekerja sesuai dengan standar pelayanan medis kedokteran gigi yang berlaku. Selain itu terdapat juga mahasiswa kepaniteraan klinik yang tidak membawa atau menyediakan peralatan
yang lengkap saat akan melakukan perawatan kepada pasien. Peneliti juga mewawancarai sebanyak 10 orang pasien, dimana ditemukan adanya keluhan pasien
memaparkan informed consent, kurangnya penjelasan mahasiswa kepaniteraan klinik
tentang penyakit gigi yang diderita pasien, masih kurangnya keramahan terhadap pasien dan bekerja secara terburu-buru dalam menangani pasien.
Penelitian Gema tahun 2011 mengenai kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut di RSGMP FKG USU menyatakan bahwa pasien umumnya cukup puas terhadap perhatian mahasiswa co-ass terhadap pasien beserta keluhannya
yaitu sebanyak 54%, namun masih ada yang tidak puas terhadap aspek interpersonal yaitu kejelasan informasi tentang penyakit dan tindakan yang akan dilakukan di
RSGMP FKG USU.
Dengan jumlah pasien setiap tahun yang terus meningkat, penulis ingin mengetahui apakah pelayanan yang diberikan kepada pasien sudah mematuhi standar
pelayanan yang berlaku. Peningkatan standar pelayanan kesehatan dari RSGMP FKG USU dibutuhkan agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan mutu pelayanan yang memenuhi standar pelayanan yang berlaku.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penilaian Standar Pelayanan Rumah Sakit Melalui
Kepatuhan Prosedur Kerja di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara”.
1.2 Permasalahan
1. Bagaimana kepatuhan mahasiswa kepaniteraan klinik dalam pelaksanaan standar
operasional prosedur di RSGMP FKG USU?
2. Bagaimana hubungan umur dengan kepatuhan mahasiswa kepaniteraan klinik
dalam pelaksanaan standar operasional prosedur di RSGMP FKG USU?
3. Bagaimana hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan mahasiswa kepaniteraan klinik dalam pelaksanaan standar operasional prosedur di RSGMP FKG USU?
4. Bagaimana hubungan IPK dengan kepatuhan mahasiswa kepaniteraan klinik dalam pelaksanaan standar operasional prosedur di RSGMP FKG USU?
5. Bagaimana hubungan pengetahuan dengan kepatuhan mahasiswa kepaniteraan klinik dalam pelaksanaan standar operasional prosedur di RSGMP FKG USU? 6. Bagaimana hubungan sarana dan prasarana dengan kepatuhan mahasiswa
kepaniteraan klinik dalam pelaksanaan standar operasional prosedur di RSGMP FKG USU?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ditetapkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepatuhan mahasiswa kepaniteraan klinik dalam pelaksanaan standar operasional prosedur dan hubungan karakteristik (umur, jenis
kelamin dan IPK), pengetahuan serta sarana dan prasarana dengan kepatuhan mahasiswa kepaniteraan klinik dalam pelaksanaan standar operasional prosedur di
1.4 Hipotesis
1. Ada hubungan umur dengan kepatuhan mahasiswa kepaniteraan klinik dalam pelaksanaan standar operasional prosedur di RSGMP FKG USU.
2. Ada hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan mahasiswa kepaniteraan klinik dalam pelaksanaan standar operasional prosedur di RSGMP FKG USU.
3. Ada hubungan IPK dengan kepatuhan mahasiswa kepaniteraan klinik dalam pelaksanaan standar operasional prosedur di RSGMP FKG USU.
4. Ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan mahasiswa kepaniteraan klinik
dalam pelaksanaan standar operasional prosedur di RSGMP FKG USU.
5. Ada hubungan sarana dan prasarana dengan kepatuhan mahasiswa kepaniteraan
klinik dalam pelaksanaan standar operasional prosedur di RSGMP FKG USU.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak–pihak yang terkait baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya :
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai sumber informasi bagi RSGMP FKG USU mengenai standar pelayanan rumah sakit melalui kepatuhan prosedur kerjanya.
b. Sebagai tambahan kepustakaan di Perpustakaan USU dan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, khususnya minat studi Administrasi Rumah Sakit (ARS) mengenai penilaian standar pelayanan rumah sakit melalui kepatuhan prosedur kerja.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi RSGMP FKG USU untuk meningkatkan standar pelayanan dan kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut di masa yang akan datang.
b. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut.