• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Penerapan Metode Six Sigma dan Kaizen Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Produk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Usulan Penerapan Metode Six Sigma dan Kaizen Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Produk"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahan

Sesuai dengan program pemerintah untuk meningkatkan devisa yang besar dari produk nonmigas, didirikanlah PT. Suryamas Lestari Prima yang menggunakan bahan baku kayu yang memang cukup tersedia di Indonesia. Selain ketersediaan bahan baku, pendirian perusahaan ini juga dilandasi oleh peluang bisnis yang cerah pada masa yang akan dating yang dapat memberikan kesempatan kerja yang luas bagi masyarakat sehingga dapat membantu pemerintah dalam pembangunan PT. Suryamas Lestari Prima ini didirikan secara bersama Yayasan Kemusuk Yogyakarta dengan perusahaan yang dikelola keluarga besar di Jalan Malaka, Medan. Sebelum mendirikan perusahaan, yayasan dengan perusahaan terlebih dahulu mengadakan studi perbandingan untuk pulau Jawa, dan Sumatera, dimana pada kedua pulau ini telah berdiri beberapa perusahaan pengelola kayu. Studi perbandingan yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui luasnya pemasaran hasil produksi yang mendapatkan informasi mengenai penyediaan bahan baku.

(2)

adanya surat izin usaha No. 472/DJHI/IUT-6/NON PMDN/1989 dari Departemen Perindustrian, maka perusahaan dapat berporduksi akhir 1989. Produksi perdana adalah moulding, sedangkan solid door baru diproduksi pada januari 1990. Ekspor perdana moulding sejumlah 142,25 m3 ke Singapura pada Februari 1990, sedangkan ekspor perdana solid door dilakukan pada bulan Maret 1990. Sekarang PT. Suryamas Lestari Prima juga telah memproduksi frame door (kosen pintu).

Perusahaan ini mengekspor produknya ke berbagai negara seperti Australia, Amerika, TImur Tengah, Eropa, Thailand, Korea, Jepang, dan lain-lain. Australia merupakan negara tujuan ekspor dan yang paling banyak memesan produk (sekitara 80%) dari PT. Suryamas Lestari Prima.

PT. Suryamas Lestari Prima ini tepatnya berkedudukan di Jalan Malaka no. 40, Medan, dan lokasi aktivitas produksi adalah di Jalan Batang Kuis Km 5,5 Desa Dalu XA no.18 Tanjung Morawa, Sumut. Pabrik ini didirikan di atas tanah yang luasnya 31.015,55 m2 dengan luas bangunan 12.031,55 m2. Penempatan pabrik di lokasi tersebut didasarkan pertimbangan sebagai berikut :

1. Bahan bakunya cukup tersedia dan dapat diangkut ke lokasi pabrik. 2. Pemilik umumnya berdomisili di Medan.

3. Tenaga kerja yang dibutuhkan berdomisili tidak jauh dari lokasi pabrik.

2.2. Bahan Baku, Bahan Tambahan, dan Bahan Penolong

(3)

2.2.1. Bahan Baku

Seperti dikatakan di atas PT. Suryamas Lestari Prima merupakan pabrik pengolahan kayu untuk dijadikan daun pintu dan moulding. Daun pintu yang diproduksi ada 2 tipe yakni tipe solid dan engineer (veneer) sedangkan model dan ukurannya sesuai dengan permintaan atau yang telah tersedia di perusahaan.

Moulding adalah komponen-komponen mebel yang tidak dirakit yang dapat

berupa lat, bingkai, dan lain-lain. Kegunaan moulding ini antara lain adalah untuk lantai kapal, dinding atau bangku kapal, tiang untuk kebun anggur dan lain-lain.

Bahan baku yang digunakan untuk produk daun pintu maupun moulding adalah kayu gelondongan dan kayu ½ jadi atau kayu belahan berupa broti atau papan. Kayu belahan ini berukuran panjang 16 feet (4,8 meter) untuk setiap kayu, dimana lebar serta tebalnya bervariasi, seperti: 9”x 1”, 9”x 1,5”, 9”x 2”, 12”x 2”, 3”x 2”, atau 5”x 2”. Jenis kayu untuk daun pintu biasanya digunakan kayu meranti sedangkan untuk moulding umumnya adalah damar laut. Jenis kayu lain juga dipakai apabila meranti dan damar laut tidak mencukupi permintaan, seperti kayu merbau atau kayu sebarang lainnya.

(4)

2.2.2. Bahan Tambahan

Bahan Tambahan yang dipergunakan antara lain: a. Silikon

Silikon digunakan pada penyambungan panel dengan komponen-komponen yang lainnya. Fungsi silikon ini adalah sebagai bantalan sehingga walaupun panel tersebut mengalami pemuaian, produk tidak akan mengalami perenggangan.

b. Lem Syntheco

Lem ini digunakan sebagai bahan pelekat antara komponen-komponen produk, terutama untuk penyambungan rail, mullion dan style dengan menggunakan dowel. Lem syntheco ini terdiri dari beberapa jenis yang disesuaikan dengan kondisi pemakaiannya.

c. Tepung Dempul

Tepung dempul ini bewarna kuning yang digunakan untuk menutupi sambungan dari kayu supaya produk yang terbentuk kelihatannya tidak bersambung. Tepung dempul ini dapat dibeli di took-toko besi. Untuk pemakaiannya tepung dempul biasanya dicampur dengan air sebelum digunkan.

d. Kertas Ampelas

(5)

2.2.3. Bahan Penolong

Bahan penolong pada proses pembuatan solid pada umumnya dibutuhkan pada proses finishing dan proses pengepakan, yang antara lain:

a. Label

Label digunakan untuk menunjukkan spesifikasi dari produk yang akan dikirim.

b. Karton Pengaman Siku

Karton ini digunakan untuk melindungi produk dari goresan pada sisi daun pintu saat pengiriman.

c. Kawat Baja

Bahan ini digunakan untuk mengikat bundelan solid door yang telah dibungkus plastik.

d. Plastik.

Digunakan untuk membungkus solid door yang telah selesai dirakit atau dicat.

2.3. Uraian Proses Produksi

(6)

Untuk menggambarkan uraian proses produksi daun pintu ini, disini diambil contoh model colonial 8P yang dianggap dapat memberikan gambaran proses produksi model lainnya.

Gambar pintu beserta perincian komponen-komponennya adalah sebagai berikut:

P4 P2 P1 P1

P2

P3

P4

P3 MR 1

CR

MR 2

BR TR

M 3 M 2 M 1

ST ST

(7)

Tabel 2.1. Perincian Komponen Daun Pintu Model Colonial 8P Ukuran 36 x 930 x 2135 mm

Nama Komponen Jumlah Tebal (mm) Lebar (mm) Panjang (mm)

ST (Style) 2 37 114 2135

TR (Top Rail) 1 37 114 720

CR (Center Rail) 1 37 114 720

MR (middle Rail) 2 37 140 720

BR (Bottom Rail) 1 37 180 720

M1 (Mullion 1) 1 37 114 260,5

M2 (Mullion 2) 1 37 114 578,5

M3 (Mullion 3) 1 37 114 803,5

P1 (Panel 1) 2 20 309 300

P2 (Panel 2) 2 20 309 300

P3 (Panel 3) 2 20 309 300

P4 (Panel 4) 2 20 309 300

Keterangan untuk setiap komponen-komponen daun pintu tersebut adalah sebagai berikut :

1. Style adalah bingkai yang paling luar dari sebuah pintu sebelah kiri dan

(8)

2. Rail (pen) adalah balok beralur yang dipasang pada bagian atas,

tengah, dan bawah dari sebuah daun pintu. Komponen ini berfungsi untuk menghubungkan panel-panel pintu. Pada sebuah pintu model

colonial terdapat 3 jenis rail.

3. Mullion adalah balok beralur pada kedua sisinya yang berfungsi

sebagai penyangga rail dengan menghubungkan panel kiri dengan kanan. Pada sebuah daun pintu model colonial terdapat 3 buah mullion dengan panjang yang berbeda sesuai dengan panjang panelnya.

4. Panel adalah lembaran kayu berbentuk segi empat yang telah diberi

profil bentuk sudut. Pada sebuah pintu ini terdapat 3 pasang panel yang berbeda ukurannya.

(9)

PENGGERGAJIAN

PENGEPAKAN FINISHING PERAKITAN PEMBUATAN

PROFIL

PENGELEMAN PENGEBORAN

PENGETAMAN DAN PEMOTONGAN PENGERINGAN

Gambar 2.2. Blok Diagram Pembuatan Daun Pintu Solid

1. Penggergajian

(10)

biasanya terlalu panjang untuk setiap digergaji (sekitar 20-25 feet). Kayu ini dipotong atau dikurangi panjangnya menjadi 8,10,11 feet.

Kayu gelondongan yang telah diperpendek tersebut kemudian digergaji dengan mesin gergaji (saw mill). Cara penggergajian kayu disesuaikan dengan keadaan kayu sehingga tidak banyak kayu yang tersisa/terbuang. Jadi di saw mill juga telah dilakukan pemilihan grade untuk melihat keadaan kayu seperti : mata kayu, lobang jarum atau cacat yang disebut dengan kantong damar. Dengan melihat keadaan kayu, mutunya dapat diketahui sehingga dapat dilakukan cara penggergajian yang benar (tidak merusak mutu kayu dan tidak banyak kayu yang tersisa).

Cara penggergajian awal adalah dengan memotong sisi luar kayu gelondongan sehingga berbentuk balok yang disebut dengan kayu balok. Balok kayu ini kemudian di gergaji menjadi papan atau broti. Bagian sisi luar yang disebut dengan bangkang dapat digergaji sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan untuk proses selanjutnya. Sisa-sisa kayu yang tidak dapat digunakan lagi, dipakai sebagai bahan bakar untuk tungku pengeringan (Kiln Drier).

(11)

2. Pengeringan

Dalam pengolahan kayu proses pengeringan sangat penting dilakukan untuk :

1. Memperkecil kadar air pada kayu menjadi 11-20%

2. Mencegah serangan jamur dan serangga-serangga penggerek kayu. 3. Menaikkan kekuatan kayu dan agar kayu lebih mudah dikerjakan

untuk proses berikutnya.

(12)

Di KD yang jumlahnya 9 buah kamar dengan ukuran tiap kamar ± 80 m3. Proses pengeringan di KD berguna untuk mengurangi kadar air sampai 12% dimana hasil pengeringan dari lapangan kadar airnya masih sekitar 30%, bahkan ada yang masih 50%. Jumlah air yang dihasilkan pada pengeringan KD disesuaikan dengan permintaan. Semakin lama kayu dalam KD maka kadar air semakin menurun, namun pengeringan biasanya dilakukan ± 20 hari. Untuk mengukurkadar air digunakan alat ukur jenis tokok atau letak. Alat ukur jenis tokok bentuknya seperti jarum suntik yang dimasukkan ke dalam kayu sehingga kadar air dapat diketahui. Sedangkan alat ukur jenis letak, cara pemakaiannya hanya dengan meletakkan alat tersebut di atas kayu dan kadar air langsung dapat diketahui. Hasil pengeringan di KD kemudian diangkut ke bagian pengetaman dan pemotongan dengan menggunakan forklift. Selain mengurangi kadar air, di KD juga dilakukan pemberian anti rayap.

3. Proses Pembuatan Komponen Solid Door

Untuk produk solid door, meskipun terdapat berbagai tipe namun proses produksinya adalah sama. Hanya saja mungkin pada beberapa tipe produk ada bagian yang bentuknya tidak lurus (lengkung), yang harus dibentuk dengan suatu mesin potong khusus, yaitu mesin Band Saw. Ukuran panjang, lebar dan tinggi daun pintu rata-rata 2134 mm, 114 mm, dan 41 mm.

Proses pembuatan komponen solid door ini meliputi : 1. Pembuatan panel.

(13)

3. Pembuatan rail lengkung.

a. Pembuatan Panel

- Pengetaman awal (Mesin Blanking Planner)

Pengetaman yang dimaksud disini adalah pengetaman kasar, dengan menggunakan mesin blanking planner, untuk menghilangkan permukaan yang kotor dan kasar, karena sisi pengetaman hanya satu, maka satu batang kayu harus dimasukkan dua kali ke dalam blanking planner.

- Pemotongan kasar (Mesin Under Cutter)

Kayu dipotong dengan toleransi tertentu (tidak dalam ukuran sebenarnya), untuk mendapatkan panjang yang diinginkan.

- Pengetaman sisi samping kayu dengan menggunakan alat ketam khusus yang disebut Srface Planner.

- Pengeleman (Mesin Clamping Press)

Potongan kayu yang telah dipotong lalu diberi perekat (lem) disisinya, kemudian direkatkan serta di press satu dengan yang lain dalam mesin

Clamping Press. Biasanya untuk pembuatan panel ini disatukan tiga buah

kayu.

- Pembelahan (Mesin Rip Saw)

(14)

- Pemotongan bersih (Mesin Table Saw)

Pemotongan yang dimaksud di sini adalah pemotongan dalam ukuran yang sebenarnya, sesuai dengan standard yang telah ditentukan.

- Penghalusan permukaan (Mesin Thicknesser)

Setelah dipotong dengan mesin table saw, kayu lalu diketam kembali sesuai dengan tebal yang diinginkan di mesin thicknesser. Proses pengetaman inin bertujuan untuk lebih menghaluskan permukaan panel. - Pembentukan Profil (Mesin Single Shapper)

Setelah melalui proses pengetaman, pemotongan maka bahan tersebut sudah berbentuk komponen dengan ukuran-ukuran yang sesuai dengan ketentuan. Pada bagian pembuatan profil ini panel yang sudah terbentuk dibentuk profil sisi panjang dan sisi pendeknya dengan menggunakan meisn single sharper.

- Penghalusan sisi (Mesin Panel Sander)

Keempat sisi panel yang dibentuk lalu dihaluskan kembali, sebagai sentuhan penghalusan akhir sebelum assembly untuk dirakit menjadi solid

door.

b. Pembuatan Stile, Rail, dan Mullion

(15)

Kayu persegi yang telah dikeringkan lalu diketam keempat sisinya dengan menggunakan mesin khusus yaitu moulder. Pada proses ini, bahan juga diketam sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

- Pemotongan sesuai ukuran (Mesin Radial Arm Saw)

Untuk mendapatkan ukuran panjang yang diinginkan (sesuai dengan ukuran sebenarnya), kayu yang telah halus dipotong di mesin radial arm

saw. Dari mesin ini, stile diangkut ke mesin bor, sedangkan rail dan

mullion dibawa ke mesin double end.

- Pembentukan profil pada kedua ujung rail dan mullion (Mesin Double

End)

Proses ini dimaksudkan untuk membuat suatu profil pada kedua ujung rail dan mullion, sebagai pengikat pada saat perakitan. Setelah proses ini, rail dan mullion diangkut ke mesin bor, untuk diberi lubang.

- Pemberian lubang (mesin bor)

Bagian yang akan dilubangi adalah bagian yang dimasukkan dowel (palu kayu), pada saat perakitan. Bagian ini antara lain : stile (pada sisi tempat melekatnya ujung rail) mesin yang digunakan mesin six head borer, rail yaitu pada kedua ujung dan tengahnya, tempat melekatnya stile dan

mullion, mesin yang digunakan yaitu untuk kedua ujungnya mesin double

head borer, dan untuk bagian tengahnya mesin Chelsea Borer, mullion

yaitu pada kedua ujungnya tempat melekatnya rail, mesin yang digunakan yaitu mesin double head borer.

(16)

Profil yang akan dibentuk di sini adalah profil negative, yaitu dengan menoreh bagian tengah sisi panjangnya, sebagai tempat melekatnya sisi panel. Pada stile, top, rail, dan bottom rail yang diperoleh adalah bagian sisi dalamnya. Sedangkan pada mullion, rail yang berada di tengah, yang ditoreh adalah kedua sisi panjangnya.

c. Rail Lengkung

Khusus untuk pembentukan rail dengan model melengkung (tidak lurus), maka prosesnya harus melalui pengeleman terlebih dahulu, baru dipotong dengan mesin band saw, untuk membentuk lengkung yang diinginkan. Setelah itu dihaluskan kembali dan diberi profil di mesin single sharper.

4. Perakitan

Pada proses assembling (perakitan) ini dimulai dengan perakitan dowel pada style dan rail bagian bawah dan dilanjutkan dengan komponen lain, berurut sampai ke bagian atas. Setelah dirakit kemudian daun pintu di press dengan mesin

door press table. Selain perakitan dengan dowel ada juga perakitan dengan

mortise namun di PT. Suryamas Lestari Prima lebih banyak menggunakan

perakitan dengan dowel.

5. Proses Finishing

(17)

adalah pembersihan debu dengan air gun dan pembersihan label sekaligus karton pengaman siku dan terakhir pemberian plastik dan pemanasan plastik sebagai pembungkus daun pintu. Dan hasil dari bagian finishing ini kemudian dibawa ke bagian pengepakan.

6. Pengepakan

Proses pengepakan dimulai dengan proses pengetatan plastic dengan menggunakan mesin hot wrapping dan kemudian sebanyak 58 pintu dibundel untuk pesanan dan grade yang sama dengan menggunakan kawat baja. Setelah itu bundelan tersebut dibawa ke dalam container yang telah disediakan untuk dibawa ke Pelabuhan Belawan dan Kemudian diangkut ke negara-negara yang memesannya.

2.4. Mesin dan Peralatan

PT. Suryamas Lestari Prima menggunakan susunan mesin dan peralatan tipe process layout, dimana mesin dan peralatan yang digunakan disusun berdasarkan pengelompokan proses atau pekerjaan yang sama dalam suatu daerah kerja (departemen). Jadi semua mesin yang digunakan misalnya untuk proses

blangking dan pemotongan diletakkan dan disusun dalam satu departemen yaitu

blanking dan pemotongan.

(18)

1. Perbaikan Langsung

Hal ini dilakukan bila terdapat kerusakan pada saat produksi. Disini pihak maintenance dari bengkel pabrik langsung memperbaiki mesin tersebut supaya proses produksi dapat berjalan kembali.

2. Pemeliharaan terencana

Pemeliharaan ini meliputi :

- Pemeriksaan, yaitu pemeriksaan terhadap peralatan produksi yang dilakukan satu kali dalam seminggu, jika ditemui kerusakan maka langsung diperbaiki.

- Pemeliharaan, yaitu membersihkan mesin-mesin setelah selesai beroperasi dari kotoran-kotoran seperti serbuk-serbuk kayu.

- Pelumasan, yaitu member pelumas pada mesin berdasarkan jadwal pelumasan, cara-cara pelumasan dan jenis minyak pelumas yang sudah ditentukan menurut petunjuk-petunjuk dari mesin dengan tujuan untuk memelihara komponen-komponen mesin dan mempelancar kerja mesin. - Pemberian minyak solar sebagai pelican supaya bahan baku yang akan

diproses dapat masuk ke mesin dengan lancar. Minyak solar juga berfungsi sebagai zat pelindung mesin dari peristiwa perkaratan karena bahan baku yang masih basah ataupun lembab dapat menimbulkan perkaratan terhadap mesin.

(19)

suku cadang suatu mesin, karena kerusakan komponen yang satu akan mempengaruhi komponen yang lain.

2.5. Organisasi dan Manajemen

Dalam suatu perusahaan, organisasi dan manajemen mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai target yang sudah disepakati bersama.

2.5.1. Struktur Organisasi

Dengan adanya organisasi setiap tugas dan kegiatan dapat didistribusikan secara teratur, efisien, dan efektif sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Dalam hal ini pengorganisasian dari bagian yang berbeda-beda diperlukan struktur organisasi yang dapat mempersatukan sumber daya dengan cara teratur. Struktur organisasi merupakan gambaran skematis tentang hubungan-hubungan dan kerjasama diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang berada dalam organisasi untuk mencapai tujuan. Dengan struktur organisasi tersebut juga diharapkan dapat diarahkan orang-orang yang berada dalam organisasi tersebut juga diharapkan dapat diarahkan orang-orang yang berada dalam organisasi tersebut kepada keaadaan sedemikian rupa sehingga mereka dengan baik melaksanakan aktivitas yang mendukung tercapaina sasaran perusahaan disamping melaksanakan aktivitas masing-masing.

(20)
(21)

KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR UMUM DAN PERSONALIA DIREKTUR KEUANGAN

DIREKTUR PEMBELIAN DIREKTUR PRODUKSI DIREKTUR MARKETING

Personalia

(22)

2.5.2. Pembagian Tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab

Tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari berbagai jabatan yang terdapat dalam struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Komisaris

- Bertugas melakukan pengawasan terhadap segala kebijaksanaan dan tindakan dari setiap direktur.

- Mempunyai wewenang untuk menentukan garis kebijaksanaan umum dari program kerja perusahaan.

2. Direktur Utama

- Bertugas mengawasi kebijaksanaan dan tindakan setiap direksi yang dibawahinya dan menjalin hubungan kerja yang baik.

- Melaksanakan kontrak-kontrak dengan pihak lur.

- Mempunyai wewenang dalam merencanakan, mengarahkan, menganalisa, dan mengevaluasi serta menilai kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada perusahaan.

- Bertanggungjawab atas keberhasilan perusahaan.

3. Direktur Umum dan Personalia

- Bertugas mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas yang didelegasikan kepada tiap bagian departemen umum.

- Memimpin dan mengawasi semua karyawan yang ada di perusahaan. - Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan kemasyarakatan.

(23)

V-48

4. Kepala Bagian Personalia

- Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan.

- Mengadakan pengangkatan dan pemberhentian karyawan dan menyelesaikan konflik antar sesame karyawan atau antara bawahan dengan atasan.

- Membantu pimpinan dalam promosi dan mutasi karyawan.

- Melaporkan keadaan personalia perusahaan dan kemudian mempertanggungjawabkan kepada Direktur Umum.

- Membuat laporan jumlah karyawan ke Departemen Tenaga Kerja. - Mencatat lowongan kerja serta menetapkan syarat bagi karyawan baru. - Mencetak daftar absensi yang ditunjukkan dalam time recordered card

untuk menentukan jumlah jam kerja biasa dan jam kerja lembur serta mencatatnya dalam daftar gaji.

5. Kepala Bagian Umum

- Bertugas dalam hubungan kemasyarakatan.

- Melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan keamanan dan kebersihan

- Melakukan hal-hal yang berhubungan dengan keamanan dan kebersihan. - Melakukan hal-hal yang berhubungan dengan instansi terkait.

- Melakukan hal-hal yang berhubungan dengan izin-izin perusahaan. 6. Kepala Bagian Transportasi

(24)

V-49

7. Direktur Produksi

- Bertugas mengawasi semua kegiatan yang berlangsung di pabrik baik kegiatan produksi, pengendalian maupun gudang.

- Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

- Mempunyai wewenang untuk mengkoordinir dan mengarahkan setiap bagian bawahannya serta menentukan pembagian tugas bagi setiap bawahannya.

- Merekrut, memberhentikan serta menenmpatkan karyawan sesuai dengan bakat dan kemauannya berdasarkan tingkat keterampilan dan pengalaman karyawan.

- Bertanggungjawab atas segala hal yang berhubungan dengan produksi, pemenuhan kebutuhan langganan dalam hal waktu dan mutu produk.

- Berwenang memberikan saran-saran kepada direktur utama untuk peningkatan produksi.

8. Kepala Bagian Sawmill

- Mengawasi serta mengevaluasi pelaksanaan serta hasil kerja dibagian

sawmill.

(25)

V-50

9. Kepala Bagian Lapangan

- Mengawasi pelaksanaan tugas pada bagian KD.

- Mengangkut bahan baku untuk dikeringkan di ruang KD sehingga kadar airnya sudah memenuhi standard (moisturize containing = 12%)

- Memberikan hasil pengeringan pada bagian produksi. - Memberikan laporan stock lapangan

- Melakukan grading kayu yang masuk dan menganalisa hasilnya. - Melakukan penyusunan bahan dan perawatan lokasi.

10.Kepala Bagian Produksi

- Mengawasi semua jalannya proses yang berhubungan dengan kegiatan produksi.

11.Kepala Bagian PPC

- Melakukan Penjadwalan

- Membuat laporan produksi dan analisa kebutuhan bahan.

- Melakukan pemeriksaan terhadap persediaan bahan baku, bahan setengah jadi, dan produksi.

- Melakukan pemesanan terhadap bahan penolong dan tambahan serta bahan untuk sawmill.

- Membuat proyeksi biaya produksi. 12.Kepala Bagian Utilitas

(26)

V-51

13.Kepala Bagian Gedung

- Menyeleksi jumlah orderan sesuai dengan jumlah yang ada pada surat perintah produksi.

- Membuat bundelan daun pintu agar muat di container. 14.Quality Control (QC)

- Memeriksa proses pengerjaan daun pintu.

- Memeriksa proses mutu (grade) setiap pintu dan bahan baku. 15.Pengendalian Biaya dan Administrasi

- Melakukan analisa biaya, rendemen, dan administrasi produksi 16.Direktur Pembelian

- Mencari calon penjual material yang diperlukan apabila kabag menyatakan untuk membeli suatu material tertentu.

- Melakukan analisa harga.

- Melakukan negosiasi harga material 17.Kepala Bagian Material

- Memeriksa persediaan material sehingga apabila diperlukan selalu tersedia dan apabila reorder level tercapai maka segera dilaporkan kepada kabag material.

- Mencatat jumlah persediaan material yang masuk dan yang keluar. 18.Kepala bagian Material

- Bertanggungjawab atas kebutuhan material (bahan-bahan keperluan dalam proses produksi)

(27)

V-52

19.Direktur Keuangan

- Bertugas merencanakan annual budget (anggaran tahunan) dan penyaluran dan (Cash Flow Forecasting).

- Mempunyai wewenang dalam mengawasi penggunaan dana, barang dan peralatan pada masing-masing departemen dalam perusahaan.

- Bertanggungjawab atas semua hal yang berhubungan dengan administrasi dan keuangan perusahaan.

20.Kepala Bagian Akuntansi

- Bertugas membantu direktur keuangan dalam hal kegiatan administrasi dan keuangan.

- Mengkoordinir seksi pembukuan dan kasir.

21.Kepala Bagian F. Controller

- Bertugas mengenai asuransi, bank, pajak, bapeksta dan aliran uang perusahaan.

- Mengontrol pembayaran. 22.Kepala bagian MIS

- Menetapkan budget tahunan, laporan manajemen. - Pengawasan budget.

- Memahami system perusahaan dan melakukan monitoring terhadapnya. 23.Direktur Marketing

(28)

V-53

- Mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan sehingga dapat ditentukan rencana volume penjualan.

- Menentukan kebijaksanaan dan strategi pemasaran perusahaan yang mencakup jenis produk yang akan dipasarkan, pendistribusian dan promosi.

- Bertanggungjawab atas segala yang berhubungan dengan pemasaran produk dalam perusahan sampai kepada konsumen.

24. Kepala Bidang Marketing.

- Melakukan korespondensi dengan konsumen. - Negosiasi harga dan menangani masalah kontrak. 25.Kepala Bagian Dokumentasi

- Mempersiapkan dokumen untuk negosiasi, beacukai, letter or credit, stuffing, dan lain lain.

- Mempersiapkan dokumen pelayaran dan lain-lain.

2.5.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

(29)

V-54

Jam kerja di PT. Suryamas Lestari Prima mulai hari senin sampai hari Jumat adalah 8 jam kerja sedangkan sabtu 6 jam kerja, dan untuk satuan keamanan atau satpam yaitu 12 jam sehari.

` Penjadwalan jam kerja untuk tenaga kerja setiap hari adalah sebagai berikut :

1. Karyawan kantor (Tenaga Kerja Tidak Langsung)

Karyawan kantor ini mulai bekerja pukul 09.00 sampai pukul 17.00 WIB. Waktu istirahat pukul 12.00 – 13.00, kecualli pada hari Jumat istirahat pukul 12.00 – 13.30.

2. Karyawan Bagian Produksi bekerja Shift I : Kerja : 08.00 – 12.00

Istirahat : 12.00 – 13.00 Kerja :13.00 – 16.00 Shift II : Kerja : 16.00 – 20.00

Istirahat : 20.00 – 21.00 Kerja : 21.00 – 24.00

Kerja antara pukul 24.00 – 08.00 atau pada hari libur adalah merupakan kerja lembur. Dalam hal ini perusahaan cenderung menambah jumlah tenaga kerja borongan.

2.5.4. Sistem Pengupahan, Fasilitas dan Jaminan Karyawan

(30)

V-55

adalah sebagian dari tenaga kerja langsung sedangkan karyawan bulanan adalah tenaga kerja tidak langsung dan tenaga kerja langsung yang berprestasi baik (memepunyai keahlian khusus) serta supervisor. Tenaga kerja borongan adalah tenaga kerja langsung pada bagian sawmill, sebagian pada bagian packing dan sebagian pada bagian laminating.

Pengupahan pada perusahaan terdiri atas : 1. Upah pokok

2. Tunjangan jabatan

3. Tunjangan transport, makanm premi dan lain-lain.

Penempatan upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi, kerja, dan sebagian dari karyawan yang bersangkutan. Pajak atas upah menjadi tanggungjawab karyawan masing-masing. Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur dan mendapatkan tambahan yang dihitung berdasarkan tarif lembur (TUL).

Disamping upah pokok yang diterima karyawan, perusahaan memberikan jaminan social dan tunjangan kepada karyawan. Adapun tunjangan yang diberikan antara lain :

a. Tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru

Bagi karyawan yang sudah bekerja di perisahaan selama 12 bulan atau lebih besarnya minimal sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan. Adapun pembayaran yang dilakukan selambat-lambatnya 2 minggu sebelum hari raya masing-masing tiba.

(31)

V-56

c. Pertanggung kecelakaan kerja. d. Tunjangan kemalangan, dan lain-lain

Apabila karyawan sakit dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan dokter, maka upahnya akan dibayar. Bila sakit dalam jangka waktu yang lama yang dapat dibuktikan dengan surat dokter yang ditentukan oleh perusahaan, maka upahnya dibayar sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Tiga bulan pertama dibayar sebesar 100% 2. Tiga bulan kedua dibayar 75%

3. Tiga bulan ketiga dibayar sebesar 50% 4. Tiga bulan keempat dibayar sebesar 25%

Dan apabila setelah lewat 12 bulan ternyata karyawan yang bersangkutan belum mampu untuk bekerja kembali, maka perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur UU No. 12/1964.

Gambar

Gambar 2.1. Solid Door Jenis Colonila 8P
Tabel 2.1. Perincian Komponen Daun Pintu Model Colonial 8P
Gambar 2.2. Blok Diagram Pembuatan Daun Pintu Solid
Gambar 2.3. Struktur Organisasi PT. Suryamas Lestari Prima

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan Konseptual adalah suatu proses dalam membuat sebuah model informasi yang digunakan pada sebuah perusahaan, dan terlepas dari semua pertimbangan – pertimbangan

Untuk penelitian lebih lanjut perlu dikembangkan dengan menggunakan besar sampel yang lebih banyak dan memperhatikan lintas sosial budaya, berbagai faktor yang mempengaruhi

Selanjutnya melakukan identifikasi proses bisnis yang sedang berjalan, mengidentifikasi proses nasabah mengajukan pinjaman kredit hingga proses pencairan,

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Ada hubungan positif yang signifikan antara kedisiplinan dengan prestasi belajar sosiologi siswa SMA Negeri 1

Kelompok Pangalengan yang terletak di bagian tengah, dengan elevasi tertinggi yang dikelilingi oleh beberapa gunungapi purba (misal: G. Kancana) dan kemudian terpatahkan oleh

(a) The MLS point cloud section, (b) The manually labelled tree points in the MLS point cloud section (green points are chosen as benchmark for performance calculation), (c)

(2) Bagi TKI yang telah menyelesaikan Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ingin bekerja kembali ke luar negeri, wajib memiliki KTKLN sesuai

Perkiraan besarnya laju korosi dari hasil penelitian yang diperoleh pada baja karbon dalam lingkungan asam sulfat dengan penambahan inhibitor ekstrak daun