• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Keberadaan Bandara Kualanamu Terhadap Perkembangan Permukiman Di Kawasan Kecamatan Batangkuis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Keberadaan Bandara Kualanamu Terhadap Perkembangan Permukiman Di Kawasan Kecamatan Batangkuis"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Bandar Udara

Transportasi adalah kegiatan untuk memindahkan, menggerakkan, atau mengalihkan objek, baik itu barang maupun manusia, dari tempat asal ke tempat tujuan (Miro, 2002).

Prasarana transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu: (1) sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan; dan (2) sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut (Tamin, 2000).

Sifat jasa, operasi dan biaya membedakan alat transportasi menjadi angkutan kereta api, angkutan motor dan jalan raya, angkutan laut, angkutan udara, dan angkutan pipa. Setiap jenis angkutan tersebut memiliki keunggulan dan karakteristik masing-masing (Nasution Nur, 1996).

(2)

efisien untuk memenuhi kebutuhan sektor lainnya, sekaligus juga berperan dalam menggerakkan dinamika pembangunan. Sedangkan sebagai unsur pendorong, transportasi udara juga sudah terbukti mampu menjadi jasa transportasi yang efektif untuk membuka daerah terisolasi dan juga melayani daerah-daerah terpencil.

Keberadaan infrastruktur memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat, pola pertumbuhan dan prospek perkembangan ekonomi suatu kota. Keberadaan suatu transportasi secara umum memiliki pengaruh antara lain perubahan penggunaan lahan penyebaran dan kepadatan penduduk, harga lahan, tingginya mobilitas penduduk, pembangunan berbagai fasilitas fisik dan perubahan sosial budaya masyarakat (Catanese dan Snyder, 1979).

2.1.1 Peran bandar udara

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia mengatakan bandar udara memiliki peran antara lain sebagai berikut:

1. Simpul dalam jaringan transportasi udara yang digambarkan sebagai titik lokasi bandar udara yang menjadi pertemuan beberapa jaringan dan rute penerbangan sesuai hirarki bandar udara;

(3)

3. Tempat kegiatan alih moda transportasi dalam bentuk inter koneksi antar moda pada simpul transportasi guna memenuhi tuntutan peningkatan kualitas pelayanan terpadu dan berkesinambungan yang digambarkan sebagai tempat perpindahan moda transportasi udara ke moda transportasi lain atau sebaliknya;

4. Pendorong dan penunjang kegiatan industri, perdagangan dan/atau pariwisata dalam menggerakan dinamika pembangunan nasional serta keterpaduan dengan sektor pembangunan lainnya, digambarkan sebagai lokasi bandar udara yang memudahkan transportasi udara pada wilayah di sekitarnya;

5. Pembuka isolasi daerah, digambarkan dengan lokasi bandar udara yang dapat membuka daerah terisolir karena kondisi geografis dan/atau karena sulitnya moda transportasi lain;

6. Pengembangan daerah perbatasan, digambarkan dengan lokasi bandar udara yang memperhatikan tingkat prioritas pengembangan daerah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia di Kepulauan dan/atau di daratan;

7. Penanganan bencana, digambarkan dengan lokasi bandar udara yang memperhatikan kemudahan transportasi udara untuk penanganan bencana alam pada wilayah sekitarnya;

(4)

dengan jaringan dan rute penerbangan yang mempersatukan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.1.2 Pengaruh pembangunan bandar udara

Pembangunan bandar udara tentunya akan memiliki keterkaitan tentang perkiraan terhadap perubahan yang terjadi di kawasan sekitar bandara. Pembangunan bandara akan memicu terjadi tumbuhnya aktivitas baru lainnya disekitar kawasan bandara karena juga dipengaruhi oleh adanya pola permintaan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Pembangunan Bandara adalah upaya penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana transportasi udara yang efektif dan efisien yakni guna meningkatkan kelancaran arus manusia, barang dan jasa, serta membantu terbentuknya pola distribusi jasa transportasi udara yang merata ke seluruh wilayah tanah air (Adiasasmita, 2012). Adapun pengaruh dari adanya pembangunan bandara antara lain sebagai berikut:

1. Pengaruh Ekonomi

(5)

(pertanian), sekunder (industri), dan tersier atau jasa (perdagangan, perbankan dan lainnya). Peningkatan kegiatan produktif akan mendorong peningkatan perekonomian, baik nasional maupun regional dan lokal (Adiasasmita, 2012).

2. Pengaruh Sosial

Pembangunan bandara juga akan memberikan pengaruh sosial terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya, yakni ditandai dengan bertambahnya mobilitas penduduk suatu wilayah. Meningkatnya mobilitas penduduk akan mendorong masyarakat untuk berwawasan lebih luas dan memiliki pola pikir maju. Selain itu, juga terjadi peningkatan terhadap jaringan sosial masyarakat, dengan meningkatnya pelayanan transportasi udara yang semakin luas dan lancar, akan menciptakan terjalinnya jaringan sosial antar penduduk dan antar lembaga diantara berbagai daerah makin kuat dan intensif. Jaringan sosial yang semakin luas, berarti interaksi sosial semakin luas pula (Adiasasmita, 2012).

3. Pengaruh Kewilayahan

(6)

didukung dengan terciptanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, meningkatnya pendapatan masyarakat, serta dapat mewujudkan stabilitas harga yang sehat. Hal tersebut pun akan membantu terciptanya pola distribusi nasional yang baik dan dinamis, seta mendukung pengembangan wilayah dalam kehidupan masyarakat dimasa yang akan datang (Adiasasmita, 2012).

2.2. Perumahan dan Permukiman

Hierarki kebutuhan manusia terhadap pemenuhan hunian yang terdiri dari: survival needs, safety and security needs, affliation needs, estem needs, cognitive and

aesthetic needs (Sastra dan Marlina, 2006). Teori ini menjelaskan terdapat tahapan

dalam memenuhi kebutuhan manusia. Setelah kebutuhan jasmani manusia terpenuhi, maka tempat berlindung atau rumah menjadi kebutuhan yang dipenuhi manusia sebagai motivasi pengembangan diri ke arah kehidupan yang lebih baik. Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlindung dari panas dan hujan, namun rumah telah memberikan ketenangan, kesenangan dan kenangan atas segala peristiwa dalam kehidupan. Hal tersebut seide dengan adanya perbedaan antara rumah sebagai fisik bangunan dan rumah sebagai ruang hidup.

(7)

pemenuhan rumah yang layak huni. Sedangkan permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

Permukiman adalah penataan kawasan yang dibuat oleh manusia yang tujuannya untuk mempertahankan hidup secara lebih mudah dan lebih aman, dan mengandung kesempatan untuk pembangunan manusia seutuhnya. Pengertian permukiman juga dapat dirumuskan sebagai suatu kawasan perumahan yang ditata secara fungsional sebagai satuan sosial, ekonomi, dan fisik tata ruang, dilengkapi dengan prasarana lingkungan, sarana umum, dan fasilitas sosial. Permukiman atau perumahan akan berjalan dengan baik jika terkait dengan beberapa unsur, yaitu nature (alam), man (manusia), society (kehidupan sosial), shell (ruang), dan networks

(hubungan) (Doxiadis, 1974).

Perumahan merupakan tempat tiap individu yang ada saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain serta memiliki sense of belonging atas lingkungan tempat tinggalnya. Perumahan juga dapat diartikan sebagai suatu cerminan dan pengejawantahan dari diri pribadi manusia, baik secara perorangan maupun dalam suatu kesatuan dan kebersamaan dengan lingkungan alamnya dan dapat juga mencerminkan taraf hidup, kesejahteraan, kepribadian, dan peradaban manusia penghuninya, masyarakat ataupun suatu bangsa.

(8)

tempat tinggal/hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (Kuswartojo dan Rosnarti, 2005).

Permukiman sebagai bagian permukaan bumi yang dihuni manusia meliputi pula segala sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan penduduk yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan (Sumaatmadja, 1981).

2.3 Perkembangan Perumahan

Dalam kaitannya dengan persebaran penduduk dengan tumbuhnya perumahan dan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan yang relatif datar akan membentuk pola-pola tersendiri yang secara keseluruhan dipengaruhi oleh posisinya secara geografis dan karakteristik tempatnya (Branch, 1996). Hal ini mencerminkan bahwa kondisi topografi yang relatif datar di wilayah penelitian merupakan modal dasar dari pertumbuhan perumahan dan permukiman.

Hal-hal yang mempengaruhi dalam perkembangan perumahan adalah pewilayahan (zoning); utilitas (utilities); faktor-faktor teknis (technical factors); lokasi (locations); estetika (aesthetics); komunitas (community); pelayanan kota (city services); dan biaya (costs), (Catanese dan Snyder, 1979).

(9)

Dalam perkembangan perumahan ada 3 (tiga) faktor yang berpengaruh. Faktor-faktor tersebut antara lain: (1) Kependudukan; (2) Pertanahan; (3) Pembiayaan dan Dana (Peraturan Perundang-undangan Departemen Pekerjaan Umum, 1994). Selama kebijaksanaan tentang lokasi perumahan belum ditegakkan secara mapan, maka perkembangan lokasi perumahan, termasuk sarana dan prasarananya akan cenderung berjalan masing-masing tanpa keterpaduan yang harmonis dengan elemen lainnya. Dengan bermunculannya pengembang yang semakin banyak, telah mendorong perkembangan lokasi-lokasi perumahan baru tumbuh secara acak.

Penghuni pemukiman dalam melakukan berbagai kegiatan dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi dan budayanya. Sehingga dari kedua unsur tersebut yang akan mempengaruhi menjadi faktor-faktor yang menjadi landasan perkembangan perumahan dan permukiman (Sumaatmadja Nursid, 1981) antara lain:

1. Faktor fisik alamiah

Faktor fisik akan mempengaruhi perkembangan perumahan dan permukiman karena keberadan rumah dan pemukiman tidak akan lepas dari kondisi lahan yang ditempatinya, meliputi keadaan tanah, keadaan hidrografi, iklim, morfologi, sumber daya alam. Faktor-faktor ini membentuk pola perluasan pemukiman dan bentuk pemukimannya. 2. Faktor sosial

(10)

3. Faktor budaya

Pola hidup yang menjadi kebiasaan di kampung-kampung yang masih terbawa dalam lingkungan kehidupan kota diantaranya dalam menjaga kesehatan lingkungan dan kebersihan.

4. Faktor ekonomi

Kemampuan penduduk untuk memiliki tempat tinggal dipengaruhi oleh harga lahan, kemampuan daya beli, lapangan penghidupan dan transportasi.

5. Faktor politis

Kondisi politik suatu negara mempengaruhi pertumbuhan pemukiman karena keadaan pemerintahan dan kenegaraan yang stabil dilengkapi dengan peraturan serta kebijaksanaan pemerintahnya akan menciptakan suasana yang aman dan situasi menguntungkan untuk membangun.

Berkembangnya suatu perumahan dapat dilihat dari ciri-ciri fisik perkembangan perumahan yang dapat diamati secara langsung (Branch, 1996).

(11)

2.3.1 Penggunaan lahan untuk perumahan dan permukiman

Pembangunan dan aktivitas yang terjadi pada suatu kawasan akan menyebabkan perubahan penggunaan lahan di kawasan tersebut (Yunus, 2000). Hal ini menunjukan faktor aktivitas manusia sangat mempengaruhi perubahan penggunaan lahan. Kebutuhan dan aktivitas manusia menyebabkan tuntutan kebutuhan lahan semakin tinggi untuk memenuhi kebutuhan dan aktivitasnya tersebut. Kebutuhan bermukim manusia yang semakin banyak menuntut penyediaan lahan untuk perumahan semakin banyak pula, maka terjadi perubahan penggunaan lahan untuk perumahan.

Perubahan guna lahan adalah alih fungsi atau mutasi lahan secara umum menyangkut tranformasi dalam pengalokasian sumber daya lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lain (Tjahjati, 1997).

(12)

2.3.2 Ketersediaan sarana dan prasarana

Perumahan juga harus disediakan sarana–sarana seperti sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, perbelanjaan, rekreasi, dan lainnya yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan penduduk.

Hal-hal yang sering terabaikan padahal sangat penting artinya bagi kelayakan hidup manusia penghuni lingkungan perumahan adalah sarana dan prasarana (Budiharjo, 1992), yang meliputi:

1. Pelayanan sosial (social services), seperti sekolah, klinik, puskesmas, rumah sakit yang pada umumnya disediakan oleh pemerintah.

2. Fasilitas sosial (social facilities), seperti tempat peribadatan, persemayaman, gedung pertemuan, lapangan olahraga, tempat bermain/ruang terbuka, pertokoan, pasar, warung, kaki lima dan sebagainya.

3. Prasarana lingkungan meliputi jalan dan jembatan, air bersih, jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan air kotor dan persampahan.

Dalam sebuah lingkungan perumahan harus disediakan prasarana untuk memberikan kemudahan (Sastra dan Marlina, 2006).

(13)

perkembangan fisik perumahan dan permukiman adalah semakin lengkapnya fasilitas pendukung ekonomi dan sosial.

2.3.3 Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan pencapaian lokasi dan hubungannya satu sama lain, mudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui transportasi (Black, 1981).

Aksesibilitas adalah ukuran kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan antara tempat-tempat atau kawasan dari sebuah sistem (Magribi, 1999).

Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan fleksibel. mengatakan aksesibilitas adalah masalah waktu dan juga tergantung pada daya tarik dan identitas rute perjalanan (Lynch, 1960)

Aksesibilitas adalah kemudahan mencapai kota tersebut dari kota atau wilayah lain yang berdekatan (Tarigan Robinson, 2004). Aksesibilitas suatu tempat perlu memperhatikan kemudahan dari transportasi yang baik ke tempat-tempat tertentu. Aksesibilitas suatu tempat dapat memudahkan hubungan satu tempat dengan lainnya yang didukung oleh transportasi. Penghuni perumahan lebih tertarik dengan aksesibilitas yang mudah menuju tempat kerja, sekolah, toko, pelayanan kesehatan dan tempat rekreasi.

(14)

tempat tersebut tinggi. Sebaliknya jika berjauhan aksesibilitas antara keduanya rendah. Selain jarak dan waktu, biaya juga merupakan beberapa indikator aksesibilitas. Apabila antar kedua tempat memiliki waktu tempuh yang pendek maka dapat dikatakan kedua tempat itu memiliki aksesibilitas yang tinggi. Biaya juga dapat menunjukkan tingkat aksesibilitas. Biaya disini dapat merupakan biaya gabungan yang menggabungkan waktu dan biaya sebagai ukuran untuk hubungan transportasi (Tamin, 2000).

2.4 Rangkuman Literatur

Adapun rangkuman literatur dapat dengan jelas dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Rangkuman Literatur

No Sumber Variabel Hasil Indikator

memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan

masyarakat, pola

pertumbuhan dan prospek

perkembangan ekonomi

suatu kota. Keberadaan suatu

transportasi memiliki

pengaruh antara lain

perubahan penggunaan lahan penyebaran dan kepadatan

penduduk, harga lahan,

tingginya mobilitas

penduduk, pembangunan

berbagai fasilitas fisik dan

perubahan sosial budaya

masyarakat.

memberikan pengaruh antara

lain pengaruh ekonomi,

(15)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Hal-hal yang mempengaruhi

dalam perkembangan

perumahan adalah

pewilayahan (zoning); utilitas (utilities); faktor-faktor teknis

(technical factors); lokasi

(locations); estetika

(aesthetics); komunitas

(community); pelayanan kota (city services); dan biaya

industri dan perkembangan transportasi.

5 Branch, 1996 Berkembangnya suatu

perumahan dapat dilihat dari ciri-ciri fisik perkembangan

perumahan yang dapat

diamati secara langsung

Perkembangan fisik kawasan

tersebut ditandai dengan

Penduduk bertambah dan

membuat kawasan tersebut semakin padat, Bangunan-bangunan semakin banyak dan rapat, Luasan lahan peruntukan perumahan yang

semakin luas, Semakin

lengkapnya fasilitas yang

mendukung kegiatan sosial ekonomi

6 Sastra dan

Marlina, 2006

Sebuah lingkungan

(16)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

kompleksitas aktivitas dalam suatu lingkungan perumahan

dan permukiman akan

8 Black, 1981 Aksesibilitas merupakan

suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan pencapaian lokasi dan hubungannya satu

sama lain, mudah atau

sulitnya lokasi tersebut

dicapai melalui transportasi

9 Magribi, 1999 Aksesibilitas adalah ukuran

kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan usaha

dalam melakukan

Gambar

Tabel 2.1 Rangkuman Literatur
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Referensi

Dokumen terkait

hampir sama dengan ceramah materinya namun dalam forum yang lebih besar misalnya acara Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), dalam pelaksanaanya komunikasi aksi yang

pembelajaran yang sudah dilakukan, materi apa saja yang telah dikuasai, materi apa saja yang belum dikuasai, dan mengajak peserta didik untuk mengasosiasi apa yang

Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan rekrutmen, seleksi dan penempatan tenaga kerja di koperasi BMT-UGT Sidogiri Pasuruan lebih memprioritaskan para alumni

dengan suhu 70 0 C selama 20 menit. Kemudian dilakukan pembuatan mask , mask yang dibuat menggunakan kertas kalkir yang sudah dicetak polanya. Pola tersebut dibuat

Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr Moewardi Surakarta, Jl.. Kolonel

Hasil Perancangan dan Pembangunan Aplikasi E-commerce Web Mobile Android pada Toko Destina adalah Program ini dibuat untuk mempermudah toko dalam mempromosikan barang,

Hal ini diperkuat dengan ungkapan Direktur Sanggar Origami Indonesia, Maya Hirai, dalam seminar „Bermain Origami Mengaktifkan Otak Anak, Melatih Motorik Halus dan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ” Bagaimana efektivitas konseling behavioristik untuk mengatasi penggunaan handphone pada jam