• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawa Bperum Damri Sebagai Angkutan Bandara Terhadap Penumpang Yang Mengalami Kecelakaan Bus (Studi Pada Perum Damri Kantor Cabang Angkutan Bandara Soekarno- Hatta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tanggung Jawa Bperum Damri Sebagai Angkutan Bandara Terhadap Penumpang Yang Mengalami Kecelakaan Bus (Studi Pada Perum Damri Kantor Cabang Angkutan Bandara Soekarno- Hatta)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara etimologis, transportasi berasal dari bahasa latin, yaitu transportare,

trans berarti seberang atau sebelah lain; dan portare berarti mengangkut atau

membawa. Transportasi berarti mengangkut atau membawa sesuatu ke sebelah

lain atau dari suatu tempat ke tempat lainnya. Hal ini berarti bahwa transportasi

merupakan jasa yang diberikan guna menolong orang atau barang untuk dibawa

dari suatu tempat ke tempat lainnya. Sehingga transportasi dapat didefinisikan

sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan/atau

penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya.1

Menurut Rosa Greaves dalam bukunya yang berjudul “E C Transport Law” ditulis bahwa “The transport industry is a difficult one to regulate. Not only are

there three main sectors, inland transport, sea, and air transport, each with their

Sarana transportasi pada era globalisasi, merupakan salah satu penunjang

dalam mewujudkan proses kelancaran dalam penyelenggaraan pengangkutan

orang maupun barang dan menjadi sangat penting karena letak Indonesia yang

begitu luas. Transportasi tersebut akan menjadi alat penghubung untuk

pengangkutan orang maupun barang menuju suatu tempat. Pentingnya transportasi

bagi masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan

geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang

terdiri dari sebagian besar laut, sungai, dan danau, serta tingkat mobilitas

masyarakat yang begitu tinggi yang memungkinkan pengangkutan dilakukan

melalui darat, perairan, dan udara guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

(2)

own special features, but there are other general factors which make the transport industry different in economic terms from other industrial sectors. Geographical factors have also had in impact on the mode of transport each member state has developed and encourage”.2

Hal lain yang tidak kalah pentingnya akan kebutuhan alat transportasi adalah

kebutuhan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran pengangkutan yang

menunjang pelaksanaan pembangunan berupa penyebaran kebutuhan

pembangunan, pemerataan pembangunan, dan distribusi hasil pembangunan di

berbagai sektor ke seluruh pelosok tanah air misalnya; sektor industri,

perdagangan, pariwisata, dan pendidikan. Fungsi pengangkutan adalah

memindahkan barang atau orang dari satu tempat ke tempat yang lain dengan

maksud untuk meningkatkan daya guna dan nilai, atau dengan kata lain dapat

dikatakan bahwa fungsi pengangkutan adalah sebagai jembatan penghubung

waktu dan ruang yang memisahkan antar para pembeli dan para penjual/

konsumen dengan pelaku usaha (In other words, it is the function of transport to

bridge the time and space gaps separating buyers and sellers), atau (to move passengers or things from where they are to where they would prefer to be or to

where their relative value is greater).3

Salah satu usaha pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat yang mempunyai tingkat mobilitas yang tinggi, terutama pada saat Mengingat akan pentingnya peran lalu lintas dan angkutan jalan

yangmenguasai hajat hidup orang banyak, maka kepentingan masyarakat

umumsebagai pengguna jasa transportasi perlu mendapatkan prioritas dan

pelayananyang baik dari penyedia jasa transportasi maupun pemerintah.

2

Rosa Greaves, EC TRANSPORT, Pearson Education Limited, England, 2000, hal 1.

3Siti Nurbaiti, Hukum Pengangkutan Darat: Jalan dan Kereta Api, Universitas Trisakti, Jakarta,

(3)

seseorang itu melakukan perjalanan jauh menggunakan transportasi udara/pesawat

dan mereka sulit menemukan transportasi yang akan membawa mereka ke

bandara dengan aman, nyaman, harga terjangkau, dan mudah untuk

menemukannya, maka salah satu usaha pemerintah adalah dengan menggunakan

angkutan bus khusus bandara yaitu DAMRI. DAMRI adalah kepanjangan dari

Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia yang dibentuk berdasarkan

Makloemat Kementrian Perhoeboengan RI No.01/DAMRI/46 tanggal 25

November 1946 dengan tugas utamanya menyelenggarakan angkutan orang dan

barang di atas jalan dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Perkembangan selanjutnya sebagai Perusahaan Umum (Perum), nama

DAMRI sebagai produk dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga saat ini

masih tetap konsisten menjalankan tugasnya dalam memberikan pelayanan

pengangkutan orang dan barang dengan menggunakan bus dan truk. Hingga saat

ini, DAMRI memiliki pelayanan yang tersebar hampir seluruh wilayah di

Indonesia dan salah satu pelayanan PERUM DAMRI adalah angkutan khusus

bandara. Angkutan bandara merupakan salah satu segmen pelayanan yang

beroperasi dari dan ke bandara. Segmen angkutan bandara ini tidak hanya

melayani wilayah Ibu Kota Jakarta saja, namun sudah hampir menjangkau

bandara-bandara yang ada di wilayah Indonesia. Pelayanan yang berorientasi pada

kepuasan pelanggan ini akan terus memberikan pelayanan terbaiknya dengan tarif

relatif murah, aman, dan nyaman.Mudahnya menemukan bus DAMRI menjadi

kenikmatan tersendiri bagi penumpang, sehingga banyak masyarakat yang lebih

memilih bus DAMRI untuk menuju bandara. Pada saat tiba malam hari di bandara

(4)

perjalanan karena transportasi ini memberikan pelayanan bus angkutan khusus

bandara hingga malam hari.4

Masalah ataupun kendala yang sering terjadi dalam pengangkutan salah

satunya adalah kecelakaan (accident) adalah peristiwa hukum pengangkutan

berupa kejadian atau musibah; yang tidak dikehendaki oleh pihak-pihak; terjadi

sebelum, dalam waktu,atau sesudah penyelenggaraan pengangkutan; karena

perbuatan manusia atau kerusakan alat pengangkut sehingga menimbulkan

kerugian material, fisik, jiwa, atau hilangnya mata pencaharian bagi pihak

penumpang, bukan penumpang, pemilik barang, atau pihak pengangkut.5

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan

Jalan, menyatakan bahwa Pasal 189 yang menentukan “perusahaan angkutan

umum wajib mengasuransikan tanggungjawabnya sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 188”, Pasal 237 yang menentukan (1) “perusahaan angkutan umum wajib Pihak PERUM DAMRI sendiri pun juga menghadapi masalah kecelakaan

yang tak terduga seperti ini yang tidak dapat dihindari. Peristiwa kecelakaan dapat

diakibatkan dari faktor manusia (karena salahnya, faktor mekanik) dan alam

(cuaca, jalan yang rusak) yang dapat terjadi kapan saja, dimana saja, sehingga

menimbulkan rasa tidak aman. Sehingga dalam penyelenggaran pengangkutan,

PERUM DAMRI mempunyai tanggungjawab penuh terhadap keselamatan

penumpang, adanya rasa tanggungjawab terhadap perbuatan yang dilakukan

adakaitannya dengan hukum yang berlaku dimana agar tercapai keadilan antara

kedua belah pihak.

5 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2008,

(5)

mengikuti program asuransi kecelakaan sebagai wujud tanggungjawabnya atas

jaminan asuransi bagi korban kecelakaan” dan (2) “perusahaan angkutan umum

wajib mengasuransikan orang yang dipekerjakan sebagai awak

kendaraan”. 6PERUM DAMRI pun tidak luput dari hal tersebut, sehingga

bekerjasama dengan pihak PT. Jasa Raharja sebagai asuransi kecelakaan lalu

lintas jalan terhadap korban kecelakaan dijalan. Asuransi dalam bahasa Belanda

disebut verzekering yang berarti pertanggungan atau asuransi dan dalam bahasa

Inggris disebut Insurance.7Ada 2 (dua) pihak yang terlibat dalam asuransi, yaitu

pihak penanggung sebagai pihak yang sanggup menjamin serta menanggung

pihak lain yang akan mendapat suatu penggantian kerugian yang akan mungkin

akan dideritanya sebagai suatu akibat dari suatu peristiwa yang belum tentu terjadi

dan pihak tertanggung diwajibkan membayar sejumlah uang kepada pihak

penanggung.8

Koordinasi terkait adanya korban kecelakaan yang membutuhkan

pengobatan dan perawatan diakibatkan oleh bus DAMRI unit angkutan khusus

bandara Soekarno-Hatta selalu dilakukan oleh pihak PT. Jasa Raharja dengan

DAMRI unit angkutan khusus bandara Soekarno-Hatta, sehingga asuransi

terhadap korban kecelakaan dapat terus ditindaklanjuti dengan adanya keterangan

dari rumah sakit dan kepolisian.9

6

Siti Nurbaiti, Op.Cit., hal 294.

7

J.C.T. Simorangkir, Rudy Erwin,J.T Prasetyo, Kamus Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hal 182.

8 Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT.Intermasa, Jakarta, 2001, hal 217-218.

9

Hasil wawancara tanggal 25 Juli 2016 dengan narasumber Bpk Andi Yuneska, selaku ASM.Perencanaan dan PJ PERUM DAMRI kantor cabang Angkutan Bandara Soekarno-Hatta Jakarta Timur.

(6)

Raharja adalah memberikan pertanggungan dalam bidang asuransi tanggungjawab

kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang termasuk reasuransi tanggung

jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang.10

Dengan adanya program asuransi sosial dengan Undang-Undang Nomor 34

Tahun 1964 Tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan,

maka tugas dan fungsi utama PT. Jasa Raharja adalah menghimpun dana dari

masyarakat dengan cara mengadakan iuran wajib yang dipungut dari penumpang

umum yang sah dari kendaraan bermotor umum sesuai dengan Pasal 3 Sub 1a dan

sumbangan wajib dari para pihak pemilik kendaraan bermotor, dimana pemilik

angkutan lalu lintas diharuskan memberi sumbangan wajib setiap tahunnya (Pasal

2 sub 1) pembayaran dilakukan saat pendaftaran dan perpanjangan Surat Tanda

Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) berdasarkan Undang-Undang Nomor 33

Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Wajib Penumpang.

Iuran dan sumbangan wajib tersebut akan disalurkan kembali kepada masyarakat

yang menjadi korban dari kerugian yang timbul akibat kecelakaan lalu lintas

untuk mengurangi beban masyarakat sesuai dengan yang diatur di dalam

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 dan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964, yaitu

jaminan sosial untuk masyarakatlah yang menjadi tujuan pokoknya. Dalam

pemberian santunan oleh Jasa Raharja harus disertakan dengan laporan kepolisian,

karena bila tidak ada laporan dari pihak kepolisian terkait kecelakaan bus maka

santunan tidak akan diberikan oleh pihak Jasa Raharja.11

Tanggungjawab terhadap penumpang dipandang secara material maupun

11

(7)

formal makin terasa sangat penting, mengingat makin lajunya ilmu pengetahuan

dan teknologi yang merupakan motor penggerak bagi produktivitas dan efisiensi

produsen atas barang atau jasa yang dihasilkannya dalam rangka mencapai tujuan

usaha. Dengan demikian, upaya–upaya untuk memberikan tanggungjawab yang

memadai terhadap kepentingan penumpang merupakan suatu hal yang penting

untuk dicari segera solusinya terutama di Indonesia, mengingat permasalahan

yang menyangkut tanggungjawab terhadap penumpang yang mengalami

kecelakaan bus begitu kompleks dan menyangkut nyawa seseorang.

Indonesia sendiri telah memberlakukan peraturan perundang-undangan yang

mengatur tentang tanggungjawab perusahaan pengangkutan umum terhadap

penumpang, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964

Tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang, Undang-Undang

Nomor 34 Tahun 1964 Tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan,

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas Dan Angkutan Jalan dan

Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 Tentang Sumber Daya Manusia Di

Bidang Transportasi ikut mengatur mengenai sumber daya manusia dalam

transportasi, ini erat kaitannya dalam pengawasan terhadap pengemudi bus dalam

mengemudikan bus sehingga penumpang dapat merasa aman dan nyaman.

Sumber daya manusia merupakan unsur yang sangat penting dan utama dalam

penyelenggaraan transportasi untuk dapat menjalankan peran transportasi dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tanggungjawab perusahaan bus dalam era globalisasi menjadi yang utama,

karena penumpang sebagai konsumen di samping mempunyai hak-hak yang

(8)

maupun kondisi). Sehingga perusahaan bus dan pemerintah tidak hanya melihat

dan mementingkan hak-haknya saja yang harus dipenuhi, akan tetapi

melaksanakan kewajibannya sepenuhnya terhadap penumpang pemakai jasa bus

angkutan khusus bandara.

Berkenaan dengan hal di atas maka akan dibahas masalah yang berhubungan

dengan: “Tanggungjawab PERUM DAMRI Sebagai Angkutan Bandara Terhadap

Penumpang Yang Mengalami Kecelakaan Bus” (Studi Pada PERUM DAMRI

Kantor Cabang Angkutan Bandara Soekarno-Hatta).

Berkenaan dengan pembahasan ini dapat diketahui masalah-masalah yang

berkaitan dengan tanggungjawab pihak PERUM DAMRI sebagai angkutan

bandara dalam memberikan tanggungjawab kepada penumpang yang mengalami

kecelakaan bus. Hal ini yang merupakan alasan untuk memilih judul tersebut di

atas.

B. Permasalahan

Adapun yang menjadi permasalahan ini dalam skripsi ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah eksistensi PERUM DAMRI sebagai angkutan bandara?

2. Bagaimana tanggungjawab PERUM DAMRI sebagai angkutan bandara

terhadap penumpang yang mengalami kecelakaan?

3. Pihak-pihak mana saja yang dapat meminta pertanggungjawaban PERUM

DAMRI dalam kecelakaan bus?

C. Tujuan Penulisan

(9)

persoalanyang timbul secara detail untuk menghindari timbulnya keraguan

terhadap permasalahan yang diterangkan dalam skripsi ini. Adapun yang menjadi

tujuan penulisan daripada skripsi ini adalah sebagai berikut:

1 Untuk mengetahui bagaimanakah eksistensi PERUM DAMRI sebagai

angkutan bandara.

2 Untuk mengetahui bagaimana tanggungjawab PERUM DAMRI sebagai

angkutan bandara terhadap penumpang yang mengalami kecelakaan.

3 Untuk mengetahui pihak-pihak mana saja yang dapat meminta

pertanggungjawaban PERUM DAMRI dalam kecelakaan bus.

D. Manfaat Penulisan

Tulisan ini mempunyai manfaat teoretis dan praktis. Adapun kedua manfaat

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoretis

Tulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi awal dalam bidang ilmu

hukum bagi kalangan masyarakat guna mengetahui dan memberi pemahaman

lebih lanjut tentang perkembangan hukum pengangkutan darat terutama

mengenai pertanggungjawaban PERUM DAMRI terhadap penumpang yang

mengalami kecelakaan bus.

2. Secara Praktis

Tulisan ini menerapkansecara praktis agar masyarakat,perusahaan, dan

pemerintah serta para pihak yang berkaitan langsung dengan aktivitas PERUM

DAMRI dapat memahami tata cara penyelenggaraan, pemberian pelayanan

dan pertanggungjawaban PERUM DAMRI sebagai angkutan bandara terhadap

(10)

masukan kepada pihak yang bersangkutan dalam memberikan pelayanan

angkutan bandara yang baik, nyaman, dan aman terhadap penumpang bus

bandara dan tanggungjawab bagi penumpang yang mengalami kecelakaan bus.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penulisan ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dan empiris.

Penelitian hukum normatif, dilakukan melalui kajian terhadap peraturan

perundang-undangan dan bahan hukum yang berkaitan dengan skripsi sedangkan

penelitian hukum empiris, dilakukan melalui kajian di lapangan (PERUM

DAMRI kantor cabang angkutan Bandara Soekarno-Hatta Jakarta Timur).

2. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Data primer

Data primer diperoleh langsung dari sumber pertama, yakni perilaku

warga masyarakat, melalui penelitian.

b. Data sekunder

Data sekunder, antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi,

buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian, dan

seterusnya.12

a. Library research (studi kepustakaan) yaitu mempelajari dan menganalisa

buku-buku, peraturan perundang-undangan, catatan kuliah, dan sumber

lainnya yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini. 3. Teknik Pengumpulan Data

12Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia (UI-Press),

(11)

b. Field research (studi lapangan) yaitu penelitian yang dilakukan secara

langsung ke lapangan, perolehan ini dilakukan dengan cara wawancara

langsung kepada pihak PERUM DAMRI kantor cabang angkutan Bandara

Soekarno-Hatta Jakarta Timur.

4. Analisis Data

Seluruh data, informasi, sumber pustaka yang digunakan dalam penulisan

skripsi ini selanjutnya dianalisis dengan menggunakan data kualitatif, yaitu suatu

analisis data yang secara jelas diuraikan dalam bentuk kalimat sehingga diperoleh

data yang jelas yang berhubungan dengan skripsi penulis. Dalam hal ini data

diperoleh dari bahan literatur, kepustakaan, dan hasil wawancara terhadap pihak

PERUM DAMRI.

F. Keaslian Penulisan

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian terdahulu,

penelitian terhadap “TANGGUNGJAWAB PERUM DAMRI SEBAGAI

ANGKUTAN BANDARA TERHADAP PENUMPANG YANG MENGALAMI

KECELAKAAN BUS (Studi Pada PERUM DAMRI Kantor Cabang Angkutan

Bandara Soekarno-Hatta)”belumpernah dilakukan sebelumnya pembahasan

permasalahan yang sama. Beberapa penelitian sebelumnya ada ditemukan skrispsi

yang berkaitan dengan tanggungjawab pada transportasi darat, yaitu:

1. Juwanda Ginting (110200270) Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang

Sebagai Pengguna Jasa Angkutan Umum Pada Pengangkutan Darat (Studi

Pada CV. PAS TRANSPORT). Membahas tentang bagaimana perlindungan

hukum terhadap penumpang sebagai pengguna jasa angkutan umum pada

(12)

2. Khairunisa (060200086) Tanggungjawab Perusahaan Angkutan Barang

Terhadap Barang Kiriman Menurut UU No.22 Tahun2009 Tentang Lalu

Lintas Dan Angkutan Jalan (Studi pada Perusahaan Angkutan CV. Sempurna).

Membahas tentang bagaimana tanggungjawab perusahaan angkutan barang

terhadap barang kiriman menurut UU No.22 Tahun 2009 tentang lalu lintas

dari angkutan jalan.

3. Christian Mikhael Parsaoran Damanik (100200089)Aspek Hukum

Perlindungan Anak dan Wanita Sebagai Penumpang Angkutan Umum (Studi

pada PERUM DAMRI cabang Medan). Membahas tentang bagaimana aspek

hukum perlindungan anak dan wanita sebagai penumpang angkutan umum

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan di perpusatakaan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara, diketahui bahwa Judul skripsi tentang

“Tanggungjawab PERUM DAMRI Sebagai Angkutan Bandara Terhadap

Penumpang Yang Mengalami Kecelakaan Bus” (Studi Pada PERUM DAMRI

Kantor Cabang Angkutan Bandara Soekarno-Hatta Jakarta Timur) belum ada

yang menulis dengan permasalah yang sama. Oleh karena itu dapat dinyatakan

bahwa isi dari tulisan ini asli, sehingga skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan

secara akademis.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terbagi ke dalam lima bab. Setiap bab

menguraikan permasalahannya secara tersendiri, di dalam suatu konteks yang

saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga sistematika dengan membagi

pembahasan keseluruhan secara terperinci adapun bagiannya yaitu:

(13)

Pada bab ini menguraikan tentang: latar belakang, permasalahan,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, metodepenelitian, keaslian

penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN

Setelah penguraian bab satu yang mempunyai fungsi sebagai

pengantar dari pembahasan ini, maka dalam bab ini menguraikan

tentang pengertian pengangkutan dan dasar hukum pengangkutan,

jenis-jenis dan dasar hukum pengangkutan, asas-asas hukum

pengangkutan.

BAB III: TANGGUNG JAWAB PERUM DAMRI SEBAGAI ANGKUTAN

BANDARA DENGAN PENUMPANG BUS

Dalam bab ini memuat tentang prinsip-prinsip tanggungjawab di

bidang angkutan, hak dan kewajiban PERUM DAMRIsebagai

pengangkut, dan hak dan kewajiban penumpang bus DAMRI.

BAB IV: TANGGUNGJAWAB PERUM DAMRI SEBAGAI ANGKUTAN

BANDARA TERHADAP PENUMPANG YANG MENGALAMI

KECELAKAAN BUS

Dalam bab ini akan menguraikan tentang eksistensi PERUM DAMRI

sebagai angkutan bandara, tanggungjawab PERUM DAMRI sebagai

angkutan bandara terhadap penumpang yang mengalami

kecelakaan,dan pihak-pihak yang dapat diminta pertanggungjawaban

PERUM DAMRI dalam kecelakaan bus.

BAB V: KESIMPULAN dan SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis mampu men yelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “ Implementasi Sistem Penentuan

Dengan kata lain, berkas yang dibuat dalam perangkat lunak. pengolah kata dan disimpan dalam format ASCII normal sehingga

Hitofusa no Budou memperlihatkan adanya gejolak batin di dalam diri tokoh Aku. Dalam cerita tokoh Aku mempunyai keinginan untuk memiliki sebuah tinta yang sama dengan apa

Perencanaan merupakan perhitungan dan penentuan tentang apa yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dimana hal tersebut menyangkut tempat, oleh

Dermatofitosis Scabies Pyodermia Acne Vulgaris Dermatitis Atopic Dermatitis Contact Allerg

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Lestari (2016) tentang hubungan pengetahuan dan sikap WUS dengan perilaku melakukan

Tinggi badan ibu yang pendek berisiko 1,3 kali memiliki balita stunting dibandingkan dengan dengan ibu yang memiliki tinggi badan yang tinggi Bila orang tua pendek

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan metode pembelajaran Picture and