Lampiran 1. Pelaksanaan Penelitian
1. Pengukuran DO 2. Pengukuran suhu
3. Pengukuran pH 4. Pengambilan substrat
Lampiran 1. Sambungan
7. Pengambilan BOD5 8. Pengukuran BOD5
9. Pengukuran salinitas 10. Analisis substrat
Lampiran 2. Gambar Bahan dan Alat Penelitian
1. Botol sampel 2. Labu Erlenmeyer
3. Botol Winkler 4. Kuas
Lampiran 2. Sambungan
7. Pinset 8. Tisu
9. Plastik 10. Karet
Lampiran 2. Sambungan
13. Alat tulis 14. Alkohol
15. Aquadest 16. Cool box
Lampiran 2. Sambungan
19. Meteran 20. Termometer
21. Kaca pembesar 22. Surber net
Lampiran 4. Sambungan
Lampiran 4. Sambungan
Rumus perhitungan pasang surut metode admiralty :
F =
AK 1+ AO 1 Keterangan :F : Form-zahl atau konstanta pasang surut.
AK1 : amplitudo dari anak gelombang pasang surut harian tunggal rata-rata yang dipengaruhi oleh deklinasi bulan dan matahari.
AO1 : amplitudo dari anak gelombang pasang surut harian tunggal yang dipengaruhi oleh deklinasi matahari.
AM2 : amplitude dari anak gelombang pasang surut harian ganda rata-rata yang dipengaruhi oleh bulan.
AS2 : amplitudo dari anak gelombang pasang surut harian ganda rata-rata yang dipengaruhi oleh matahari.
Nilai F Tipe Pasang Surut
0 < F < 0,25 harian ganda murni (semi diurnal)
0,25 < F < 1,50 campuran (mixed type) condong ke harian ganda
Lampiran 5. Makrozoobentos
Makrozoobentos Ciri-Ciri
Acetes serrulatus
- Ukuran tubuh kecil dan pipih
- Berrostrum pendek - Karapas lunak
Podopthalmus vigil
- Karapas berbentuk
hexagon
- Berwarna hijau
kekuningan
- Memiliki tungkai mata yang panjang
- Permukaan punggung relatif datar
Thalamita crenata
- Permukaan karapas
halus
- Berwarna hijau gelap secara keseluruhan
- Memiliki kaki yang panjang.
Aristaeopsis edwardsiana
- Puncak rostrum sangat tajam dan menonjol - Antenulla bagian atas
sangat pendek.
Lampiran 5. Sambungan
Cardisoma hirtipes
- Permukaan karapas
halus,
- Berwarna biru gelap, - Kaki keras pendek dan
berbulu.
Cardisoma rotundum
- Permukaan karapas
bergranula - Kaki kokoh
- Permukaan punggung cembung.
Metapenaeus tenuipes
- Memiliki rostrum tidak
panjang namun bergerigi
- Antenulla yang panjang - Tungkai mata yang
panjang.
Planaria sp.
- Memiliki tubuh pipih - Mata yang hitam
- Memiliki bulu di sisi samping bagian tubuh.
Anadara antiquata
- Memiliki cangkang
putih dan keras - Memiliki rib radial - Terdapat bulu di luar
Lampiran 5. Sambungan
Mactra fragilis
- Memiliki cangkang yang keras
- Permukaannya halus serta berwarna variasi.
Corbicula javanica
- Memiliki cangkang
yang keras
- Memiliki ruas dan berwarna hijau kehitaman.
Cerithidea cingulata
- Memiliki ukuran kecil - Cangkang memanjang
ke atas bercorak melingkar
- Berwarna variasi coklat - Permukaan cangkang
yang bergerigi.
Faunus ater
- Memiliki cangkang
yang keras memanjang ke atas
- Berwarna gelap
- Permukaan cangkang halus setiap ruasnya.
Melanoides torulosa
- Berukuran kecil
- memiliki cangkang yang ramping ke atas dan beruas
- berwarna coklat
Lampiran 5. Sambungan
Thiara scabra
- Berukuran kecil
- Memiliki gerigi runcing di sekeliling ruas
- Berwarna coklat.
Gyrineum gyrinum
- Berukuran 2-3 cm
- Permukaan cangkang keras bergerigi dan memiliki motif cincin berwarna coklat.
Pisania crocata
- Memiliki tungkai
cangkang yang panjang dan ramping
- Permukaan cangkang yang bergerigi dan keras
- Berwarna kekuningan.
Pisania truncata
- Memiliki cangkang
keras tidak banyak gerigi.
- Memiliki tungkai
cangkang yang panjang dan ramping
- Berwarna putih.
Murex trapa
- Spesies dari golongan siput air asin ini memiliki cangkang keras berduri
Lampiran 5. Sambungan
Murex tribulus
- Memiliki duri lebih sedikit dan lebih kecil dari spesies M. trapa
- Memiliki cangkang
yang keras berwarna coklat abu-abu.
Nodilittorina pyramidalis
- Memiliki ukuran kecil - Cangkang setiap ruas
memiliki gerigi yang mengelilingi rib
- Berwarna coklat gelap.
Littorina sp.
- Memiliki cangkang kecil dan tipis
- Berwarna coklat
Turritella terebra
- memiliki cangkang keras dan banyak ruas - ramping
- berwarna putih.
Haliotis planata
- Memiliki cangkang
agak pipih namun cembung sedikit
- Berselaput di luar cangkang berwarna coklat kehitaman
Lampiran 5. Sambungan
Monodonta labio
- memiliki cangkang yang tebal keras serta berwarna hitam.
- Permukaan cangkang kasar seperti granula.
Trochus radiatus
- Memiliki bentuk seperti kerucut
- Permukaan datar - Memiliki motif garis Berwarna coklat horizontal.
Trochus californicum
- Memiliki bentuk
kerucut
- Permukaan cangkang sedikit kasar
- Berwarna lebih gelap.
Cerithium alveolum
- Memiliki kemiripan dengan cerithidea cingulata
- Spesies ini lebih
ramping, bergerigi yang lebih banyak, warna lebih pucat.
Quoiya decollata
- Memiliki kemiripan dengan spesies
Littorina sp.
- Spesies ini bercangkang kecil berwarna gelap dan lebih tebal daripada
Lampiran 5. Sambungan
Strombus microurceus
- Memiliki cangkang
yang tebal
- Berwarna coklat
dengan kombinasi putih.
Nerita chameleon
- Memiliki cangkang
yang bulat
- Bermotif segitiga yang menghiasi seluruh permukaan cangkang bagian luar dengan warna hitam kombinasi coklat.
Nerita albicilla
- Bercangkang tebal
- Permukaan cangkang luar memiliki ruas
- Berwarna coklat
kehitaman
Pila scutata
- Memiliki cangkang
berbentuk bulat serta tipis
Lampiran 5. Sambungan
Pila ampullacea
- Memiliki ukuran dan bentuk yang sama dengan Pila scutata,
namun cangkang spesies ini lebih tebal dan gelap.
Tectus conus
- Memiliki bentuk kerucut sama dengan genus trochus namun genus tectus memiliki ukuran yang lebih ramping.
- Tectus conus memiliki garis yang membujur dan motif titik di seluruh permukaan cangkang luar.
Tectus triserialis
- Tidak memiliki motif - Berwarna pucat
- Bentuk yang ramping dan bawah cangkang yang datar.
Pheretima sp.
- Memiliki ukuran tubuh yang panjang
Lampiran 6. Contoh Perhitungan
Contoh perhitungan kepadatan populasi (K) spesies Pheretima sp. pada stasiun 1 adalah sebagai berikut:
K =10.000 x a
Contoh perhitungan kepadatan relatif (KR) spesies Pheretima sp. pada stasiun 1 adalah sebagai berikut:
KR = Kepadatan suatu jenis
∑seluruh jenis x 100%
= 18
140 x 100%
= 12,86%
Contoh perhitungan frekuensi kehadiran (FK) spesies Pheretima sp. pada stasiun 1 adalah sebagai berikut:
FK = Jumlah sub plot ditempati suatu jenis
Jumlah total sub plot x 100%
= 1
3 x 100%
= 33,33%
Contoh perhitungan indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’) pada stasiun 1 adalah sebagai berikut:
Lampiran 6. Sambungan
Contoh perhitungan indeks keseragaman (E’) pada stasiun 1 adalah sebagai berikut :
Contoh perhitungan analisis komunitas (IS) pada stasiun 1 adalah sebagai berikut :
Lampiran 6. Sambungan
Contoh perhitungan indeks pencemaran pada setiap stasiun penelitian adalah sebagai berikut:
Stasiun 1
Rata-rata 0,6274 0,7252
Perhitungan DO :
DO merupakan paramater yang jika harga parameter rendah kualitas perairan akan menurun. DOmaks = 7 pada temperatur 25°C, sehingga diselesaikan dengan rumus:
Ci/Lij = (7− 4,2)/(7−4) = 3,8/3 = 0,93
Perhitungan pH, salinitas serta suhu :
Nilai pH, salinitas, serta suhu yang memiliki rentang sehingga penentuan Ci/Lij sebagai berikut:
Lampiran 6. Sambungan
Karena nilai Ci/Lij suhu >1 maka harus dicari Ci/Lijbaru dengan memasukkan rumus :
Ci/Lijbaru = 1,0 + 5 log 2,5 = 1 + 1,989 = 2,989 Perhitungan BOD5 :
Ci/Lij BOD5 = 1,35 / 3 = 0,45
Kemudian tentukan nilai M (nilai maksimum dari kolom Ci/Lijbaru), kemudian cari nilai R (nilai rata-rata dari penjumlahan kolom Ci/Lijbaru). Sehingga selanjutnya dapat menenetukan nilai IP stasiun 1 sebagai berikut:
PIj =