• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Prioritas Masalah Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di RSUP H. Adam malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Prioritas Masalah Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di RSUP H. Adam malik Medan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar

1. Defenisi

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh

yng bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh

(Hidayat, 2006).

Nutrisi merupakan zat kimia organi maupun anorganik yang ditemukan dalam

makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya.

Nutrien tersebut diabsorbsi di saluran pencernaan kemudian didistribusikan ke

sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, nutrien digunakan untuk proses

fungsional sel tersebut, sumber energi, dan sintesis protein (Asmadi, 2008).

2. Anatomi dan Fisiologi a. Mulut

Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua

bagian luar yang sempit, yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, pipi, dan

bagian dalam yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami

proses mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat

hancur sampai merata, di bantu oleh enzim amilase yang akan memecah

amilium yang terkandung dalam makanan menjadi maltosa (Hidayat, 2006).

Proses mengunyah ini merupakan kegiatan koordinasi antara lidah, gigi, dan

otot-otot mengunyah. Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang

menghasilkan saliva untuk pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang,

khusunya amilase, melicinkan bolus sehingga mudah di telan, menetralkan

serta mengencerkan bolus (Hidayat, 2006).

b. Faring dan Esofagus

Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang

hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar

di bagian atas hingga vetebra servikal keenam. Faring langsung

(2)

kurang lebih 20-25 cm dan terletak di belakang terakea, di depan tulang

punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang

berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung dengan

lambung (Hidayat, 2006).

c. Lambung

Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian

utama, dan bagian bawah berbentuk horizontal. Lambung berhubungan

langsung dengan esofagus melalui orifisium atau kardina dengan duodenum

melalui orifisium pilorik. Lambung terletak dibawah diafragma dan didepan

pankreas (Hidayat, 2006).

d. Usus Halus

Usus halus merupakan tabung terlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5

meter dalam keadaan hidup. kemudian, akan bertambah panjang menjadi

kurang lebih 6 meter pada orang yang telah meninggal, akibat adanya

relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus terletak di daerah

umbilikus dan di kelilingi oleh usus besar yang memanjang dari lambung

hingga katup ileo kolika (Hidayat, 2006).

e. Usus Besar

Usus besar merupakan sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup

ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Fungsi

utama usus besar adalah mengabsorbsi air, elektrolit, vitamin, dan sedikit

glukosa. kapasitas abrospsi air kurang lebih 5000 cc/hari. Flora yanng

terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B

serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan (Hidayat, 2006).

3. Masalah-masalah Kebutuhan Nutrisi

Berikut ini adalah beberapa Masalah Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan,

yaitu :

a. Kekurangan Nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam

(3)

ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme (Hidayat,

2006)

b. Kelebihan Nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang

mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan

metabolisme secara berlebih (Hidayat, 2006).

c. Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih

dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan

metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam

penggunaan kalori (Hidayat, 2006).

d. Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat

gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat

gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh (Hidayat, 2006)

e. Diabetes melitus

Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai

dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan

insulin atau penggunan karbohidrat secara brlebihan (Hidayat,2006).

f. Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga di sebabkan oleh

berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari

adanya obesitas, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan (Hidayat, 2006).

g. Penyakit Jantung Koroner

merupakan gangguan nutrisi yang sering di sebabkan oleh adanya

(4)

h. Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh

pengonsumsian lemak secara berlebihan (Hidayat, 2006).

i. Anoreksia Nervosa

Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan

berkepanjangan, ditandai dengan adanya konsatipasi, pembengkakan badan,

nyeri abdomen, kedinginan, dan kelebihan energi (Hidayat, 2006).

4. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi

Beberapa Faktor yang mempengaruhi Gangguan Kebutuhan Nutrisi menurut

(Hidayat, 2006) adalah sebagai berikut :

a. Pengetahun

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat

mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh

kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan.

b. Prasangka

Prasangka buuruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi

dapat mempengaruhi gizi seseorang.

c. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan

tertentu dapat mempengaruhi status gizi.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat

mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak

memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.

e. Ekonomi

Status ekomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan

makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, oleh karena

(5)

mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan

kondisi perekonomian rendah.

f. Usia

Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat

hal ini sehubungan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan yang

cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun

energy basal relative konstan.

g. Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar dibandingkan

dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada

wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.

h. Tinggi dan berat badan

Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh,

semakin luas permukaan panas sehingga kebutuhan metabolisme basal

tubuh juga menjadi lebih besar.

i. Status kesehatan

Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurang nafsu

makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.

j. Faktor Psikologi seperti stress dan ketegangan

Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi

individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai

nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang.(misalnya susu menyimbolkan

kelemahan dan daginng menyimbolkan kekuatan).

k. Alcohol dan obat

Penggunann alcohol dan obat yang berlebihan member kontribusi pada

defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelanjakan untuk alcohol daripada

makanan. Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ

(6)

5. Asuhan Keperawatan a. Pengkajian

Menurut (Tarwoto dan Wartonah, 2010) Pengkajian yang dilakukan pada

Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan adalah :

1) Riwayat Keperawatan

Pengkajian pada Riwayat Keperawatan merupakan pengkajian

anggaran makanan, makan kesukaan, waktu makan. apakah ada diet

yang dilakukan secara khusus dan adakah penurunan dan

peningkatan berat badan dan berapa lama periode waktunya.

Kemudiaan adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet

seperti luka dan demam.

2) Faktor yang mempengaruhi diet

Faktor-faktor yang mempengaruhi diet merupakan status kesehatan,

kultur dan kepercayaan, status sosial ekonomi, faktor psikologis, dan

informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.

3) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan fisik : apatis, lesu.

b) Berat badan : obesitas, kurus.

c) Otot : Lemah, tonus kurang, tidak mampu bekerja.

d) Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, refleks menurun.

e) Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare,

pembesaran liver.

f) Kardiovaskular : Denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama

abnormal, tekanan darah rendah atau tinggi.

g) Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis atau

patah-patah.

h) Kulit : kering, pucat, iritasi.

i) Bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, membran mukosa

lembab.

j) Gusi : pendarahan, peradangan.

(7)

l) Gigi : karies, nyeri, kotor.

m) Mata : konjungtiva pucat, kering, tanda-tanda infeksi.

n) Kuku : mudah patah.

o) pengkuran antropometri yaitu pengukuran berat badan ideal,

lingkar pergelangan tangan, lingkar lengan atas.

4) Laboratorium

a) Albumin (N:4-5,5 mg/100ml)

b) Transferin (N:170-25 mg/100ml)

c) Hb (N:12 mg%)

d) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki 0,6-1,3 mg/100

ml, wanita 0,5-1,0 mg/100 ml)

b. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

Diagnosa Keperawatan dan Intervensi yang dilakukan pada gangguan

Nutrisi kurang dari kebutahan menurut Tarwoto dan Wartonah (2010), yaitu

sebagai berikut:

1) Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Kemungkinan berhubungan dengan:

a) Efek dan pengobatan

b) Mual atau Muntah

c) Gangguan Intake makanan

d) Radiasi atau kemoterapi

e) penyakit kronis

Kemungkinan data yang di temukan:

a) Berat badan menurun

b) Kelemahan

c) Kesulitan Makan

d) Nafsu makan berkurang

e) hipotensi

(8)

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada

a) Anoreksia nervosa.

b) Kanker.

c) Anemia.

d) Deabetes melitus.

e) Marasmus.

Tujuan yang diharapkan

a) Terjadi Peningkatan berat badan sesuai batasan waktu.

b) Peningkatan status nutrisi.

Kriteria Hasil

a) Masalah Nutrisi Teratasi

b) Menunjukkan Peningkatan nafsu makan

Tabel 2.1 Intervensi/Rasional

INTERVENSI RASIONAL

1. Tingkatkan intake makanan melalui

: mengurangi gangguan dari

lingkungan seperti berisik.

2. Jaga kebersihan mulut pasien.

3. Bantu pasien makan jika tidak

mampu.

4. sajikan makanan yang mudah di

cerna, dalam keadaan hangat,

tertutup, dan berikan sedikit tetapi

sering.

5. Selingi makanan dan minuman.

6. Hindari makanan yang banyak

mengandung gas.

7. Ukur intake makanan dan timbang

berat badan.

8. Lakukan latihan pasif dan aktif.

1. Cara untuk meningkatkan nafsu

makan.

2. Mulut yang bersih meningkatkan

nafsu makan.

3. Membantu pasien makan.

4. Meningkatkan selera makan dan

intake makan.

5. Memudahkan makanan masuk.

6. Mengurangi rasa nyaman.

(9)

9. Kaji tanda vital, sensori, bisin usus.

10. Atur posisi semifowler saat

memberikan makanan

11. Cek kepatenan tube.

12. Cek temperatur makanan agar tidak

terlalu panas/dingin.

8. Menambah nafsu makan.

9. Membantu mengkaji keadaan pasien.

10. Mengurangi reguritasi.

11. Menghindari aspirasi

12. Mengurangi kram dan rasa terbakar

(10)

B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 1. Biodata

Seorang laki-laki Tn.M, berusia 55 tahun dan telah menikah, Tn.M menganut

agama Islam. Tn.M adalah seorang Wiraswasta dengan pendidikan terakhir

adalah SMP, tinggal di Jln dahlia raya No.1, Medan Helvetia. Pada tanggal 18

Juni 2013 dirawat di ruangan RA2, kamar III-4, dengan nomor rekam medik

00.56.32.95. dengan Diagnosa Medis Diabetes Melitus type II dengan ganggren

pada kaki kanan.

2. Keluhan Utama

Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh badan terasa sangat lemas.. Terdapat

Luka pada telapak kaki kanan pasien. hal ini dialami pasien sejak sebulan yang

lalu. awalnya luka timbul akibat digigit binatang. lukanya awalnya berukuran

kecil dan semakin lama semakin melebar, nanah (+).

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan nyeri pada kaki kanan dan akan semakin terasa saat klien

bergerak atau melakukan aktivitas. Klien juga mengatakan tidak selara makan

di karenakan nyeri yang dirasakan nya. untuk memperbaiki keadaan klien

biasanya beristirahat di tempat tidur. Yang dirasakan klien saat ini adalah nyeri

pada daerah luka seperti rasa terbakar disertai dengan gatal pada daerah

tersebut. kondisi klien terlihat menahan nyeri dan lemas. Lokasi luka yang

dirasakan klien di punggung kaki sebelah kanan, dan lukanya menyebar sampai

ke jari jari. Karena sakit yang diderita klien saat ini, sebagian besar aktivitas

pasien menjadi terganggu.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan menderita DM sejak 4 tahun yang lalu dan 2 tahun yang lalu

pernah mengalami luka pada kaki kiri, tetapi tidak di bawa kerumah sakit.

Pengobatan yang dilakukan pada Klien hanya di beri pengobatan Herbal dan

dioleskan pada kaki yang luka, kemudian dalam beberapa bulan lua sembuh.

Sebelumnya klien tidak pernah di rawat dirumah sakit, klien mengatakan ini

(11)

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Saat melakukan pengkajian Klien mengatakan ayah Klien mengalami penyakit

yang sama yaitu diabetes melitus. ayah Klien telah meninggal dunia karena

sakit yang di deritanya. Klien memiliki 1 kakak dan 3 adik, kakak klien juga

menderita sakit yang sama yaitu diabetes melitus. diabetes melitus merupakann

penyakit keturunan yang ada dalam keluarganya.

6. Riawayat Keadaan Psikossosial

klien mengetahui proses penyakitnya dan klien mengatakan lemas, nafsu

makan berkurang dan tidak nyaman dengan kondisinya saat ini karena Klien

tidak dapat melakukan aktivitasnya sendiri. Klien mengatakan ingin cepat

sembuh dan berkumpul dengan keluarganya kembali. Klien merasa sedih

dengan kondisi yang di alami sekarang, klien merasa sekarang tidak mampu

lagi melakukan peran sebagai seorang suami dan ayah bagi anaknya karena

tidak mampu bekerja lagi.

7. Pemeriksaan Fisik

Secara umum Klien sadar namun tampak lemas dan Klien mengatakan nafsu

makan berkurang dikarenakan nyeri yang masih bisa ditahankan pada daerah

kaki yang luka. Klien tidak dapat jalan sendiri, semua aktivitas yang dilakukan

klien di bantu oleh keluarga. Suhu tubuh 36,5 C, tekanan darah 130/90 mmHg,

nadi 100x/menit, pernafasan 20x/ menit, skala nyeri 5 (0-10), TB 160 cm dan

BB 56 Kg. Dalam melakukan pengkajian dilakukan juga pemeriksaan Head to

toe untuk memperoleh data pemeriksaan fisik lebih lengkap. Dalam

pemeriksaan kepala dan rambut didapati bentuk kepala simetris, tidak ada

benjolan pada ubun-ubun, kulit kepala besih. Rambut tumbuh merata, dengan

bau rambut yang tidak enak, dan rambut mulai berwarnah putih.

Pada pemeriksaan wajah warna kulit tampak Hitam dengan struktur wajah oval

dan simetris. Mata lengkap dan simetris, palpebra merah, lembab, konjungtiva

merah, sklera coklat muda, pupil merah dan coklat muda, kornea bulat merata,

(12)

Pada pemeriksaan hidung, tulang hidung tepat di tengah, posisi septum nasi

simetris, lubang hidung normal, bersih dan tidak ada sumbatan, tidak ada

pernafasa cuping hidung. Bentuk daun telingan normal, dan simetris, ukuran

telinga simetris kiri dan kanan, lubang telinga paten dan bersih, ketajaman

pendengaran baik.

Pada pemeriksaan mulut dan faring didapati bahwa bibir tidak kering, keadaan

gusi baik, gigi sehat, keadaan lidah bersih tidak ada jamur, pita suara baik.

Posisi trachea normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, suara normal.

Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada distensi vena jugularis, denyut

nadi karotis teraba.

Pada pemeriksaan integumen kebersihan integumen kurang terjaga dengan baik

karena pasien tidak bisa mandi seperti biasa. terlihat pucat, terdapat luka pada

kaki kanan (ganggren), kondisi luka setengah kering. Akral hangat, warna kulit

normal, tidak ada cianosis, turgor kurang, kelembaban kulit baik, kelainan pada

kulit merupakan luka ganggren pada kaki kanan klien.

Pada pemeriksaan thoraks/dada normal, simetris, pernafasan (frekuensi,irama)

20kali/ menit dan tidak ada tanda kesulitan saat bernafas. Saat palpasi

pemeriksaan paru gerak dada tampak normal,suara perkusi resonan dan saat

auskultasi suara nafas vesikuler.

Pada pemeriksaan jantung tidak didapati cianosis, ta pulsasi teraba, suara

dullnes saat perkusi, bunyi jantung 1 dan 2 normal, tidak ada bunyi tambahan.

Abdomen terlihat normal,simetris, tidak ditemukan benjolan, ada nyeri saat di

tekan.Pada pemeriksaan muskoloskeletal/ekstremitas(kesimetrisan, kekuatan

otot,edema), otot tampak simetris,tidak ada edema, namun Klien mengalami

(13)

8. Pola Kebersihan Sehari-hari

Klien biasa makan 3xsehari tetapi makanan klien tidak pernah habis karena

selera makan berkurang karena sakit yang di deritanya dan klien mengatakan

tidak suka dengan masakan rumah sakit. Tidak ada nyeri ulu hati, riwayat

alergi klien tidak ada. Waktu pemberian makan sesuai dengan rumah sakit dan

jenis makanan yang dimakan pasien lembek. biasanya pasien minum sehabis

makan dan setiap kali haus. Masalah makan dan minum Klien tidak nafsu

makan karena nyeri pada luka dikakinya.

9. Perawatan diri/personal hygiene

Tubuh klien bersih, klien di lap 2x seharidengan air hangat oleh keluarganya.

Mulut dn gigi bersih, kuku tangan tampak panjang dan jorok.

10.Pola Kegiatan/Aktivitas

selama dirawat klien hanya berbaring di tempat tidur karena klien merasa

sangat lemas dan terdapat luka pada kaki kanan.

11.Pola eliminasi

Klien BAB 1x sehari dan karakter feses lembek, tidak ada riwayat perdarahan

dan klien tidak mengalami diare. Klien BAK sering atau 6x sehari, karakter

urine jernih, tidak ada kesulitan BAK dan nyeri pada saat bergerak.

C. Masalah Keperawatan

Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan dan data-data yang diperoleh maka

diagnosa nya adalah sebagai berikut :

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan

2. Gangguan integritas kulit

3. Gangguan rasa nyaman nyeri

D. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan ketidak

(14)

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tekanan perubahan status

metabolik dan kerusakan sirkulasi di tandai dengan luka setengah kering dan

terdapat nekrosis jaringan.

3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kesulitan pasien tidur pada malam

hari ditandai dengan skla nyeri 5.

E. Perencanaan

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASSIONAL Tabel 2.2 Perencnaan

Hari /

tanggal

No. Dx Perencanaan Keperawatan

18 juni

2013

1. Tujuan dan Kriteria hasil:

- nutrisi terpenuhi

- pemasukan nutrisi adekuat

- nafsu makan bertambah

- nyeri teratasi

Rencana Tindakan

- tentukan program diet dan pola

makan pasien.

- Libatkan keluarga klien pada

perencanaan makan sesuai

dengan indikasi.

- observasi tanda-tanda

hipoglikemia, seperti

perubahan tingkat kesadaran,

kulit lembab/kering,lapar,

cemas, sakit kepala, pusing.

Rasional

- Mengidentifikasi

kekurangan dan

penyimpangan dari

kebutuhan terapeutik

- Memberikan informasi

pada keluarga untuk

memahami kebutuhan

nutrisi klien.

- metabolisme karbohidrat

mulai terjdi (gulah darah

akan berkurang) dan

smentara tetap diberikan

insulin maka

(15)

terjadi.

2. Tujuan dan Kriteria hasil:

- Meningkatkan rasa nyaman

nyeri

- Tanda tanda vital normal

- Memperbaiki keadaan luka

- Tidak ada kerusakan kulit lebih

lanjut pada beberapa lokasi.

Rencana Tindakan:

- Kaji area luka setiap kali

mengganti balutan.

- Pijat area sekitar sisi luka.

- Balut luka dengan kasa kering

steril dan gunakan plester

kertas.

- Pertahankan kulit tetap utuh

dan kering.

- Kaji tingkat kenyamanan

Rasional :

- Memberikan informasi

tenteng terapi dan

mengidentifikasi

kebutuhan-kebutuhan

tambahan.

- Merangsang sirkulasi

dan mengalirakan sel

darah putih dan nutrisi

yang di butuhkan untuk

penyembuhan dan

membuang debris yang

terfagositasi.

- Menjaga kebersihan

luka/meminimalkan

kontaminasi silang dan

plester adesif dapat

membuat abrasi

terhadap jaringan mudah

rusak.

- Kelembapan dapat

melunakkan kulit dan

menyebabkan gangguan

integritas kulit.

(16)

pasien menggunakan skala

nyeri 0-10.

toleransi pada prosedur

penggantian balutan jika

nyeri terkontrol.

3. Tujuan dan Kriteria hasil :

- Meningkatkan rasa nyaman.

- Memperbaiki keadaan pasien.

- Menghindari terjadinya nyeri

- Melakukan tindakan untuk

mengurangi nyeri secara aman.

Rencana dan Tindakan:

- Kaji karakteristik nyeri

berdasarkan deskripsi pasien.

- Anjurkan untuk menggunakan

pakaian yang longgar.

- Atur posisi yang nyaman.

Rasional:

- Menetapkan dasar untuk

mengkaji

perbaikan/perubahan-perubahan.

- Menghindari tekanan

langsung pada area luka

yang dapat

mengakibatkan

peningkatan nyeri.

- Menghindari terjadinya

nyeri

f. Implementasi

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai

setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Implementasi keperawatan adalah

serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari

(17)

menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter &

Perry, 1997).

Berdasarkan perencanaan keperawatan maka implementasi yang dapat dilakukan

pada pada setiap diagnosa di atas adalah:

1. Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan ketidak

cukupan insulin.

Implementasi yang diberikan merupakan: Menentukan program diet dan pola

makan klien, mengkaji Intake dan aoutput makanan dan Mengkaji tanda tanda

Vital pasien.

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tekanan perubahan status

metabolik dan kerusakan sirkulasi di tandai dengan luka setengah kering dan

terdapat nekrosis jaringan.

Imlementasi yang diberikan adalah Mengkaji area luka setiap kali mengganti

balutan, Melakukan pemijatan di sekitar area luka, Membalut luka dengan kassa

steril dan Mempertahankan kulit tetap utuh dan kering.

3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kesulitan pasien tidur pada malam

hari ditandai dengan skla nyeri 5.

Implementasi yang di berikan merupakan Mengkaji karakteristik nyeri,

Menganjurkan menggunakan pakaian yang longgar dan Mengatur posisi yang

Gambar

Tabel 2.1 Intervensi/Rasional
Tabel 2.2 Perencnaan

Referensi

Dokumen terkait

Dan dari hasil asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan masalah gangguan kebutuhan oksigenasi, ditemukan masalah prioritas dengan gangguan pertukaran gas

Nutrisi merupakan zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima

Intoleransi aktivitas b/d kelemahan sekunder akibat malnutrisi.. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan kekuatan otot menelan

dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. 5) Menentukan dan melakukan evaluasi keperawatan pada klien. dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari

masalah kebutuhan dasar manusia nutrisi dengan diagnosa gangguan

yang ditegakkan yaitu perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan. dengan intake tidak adekuat ditandai dengan berat badan 40 kg, tinggi badan

pada Tn.R dengan masalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Dapat mendeskripsikan evaluasi keperawatan dengan

Defenisi: Keadaan di masa intake nutrisi kurang dari kebutuhan metabolisme tubuh.. Tingkatkan intake makanan melalui:Mengurangi gangguan dari lingkunganseperti