• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Wilayatul Hisbah Dalam Mengurangi Seks Bebas Di Desa Kemili Kecamatan Bebesen Kota Takengon NAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Wilayatul Hisbah Dalam Mengurangi Seks Bebas Di Desa Kemili Kecamatan Bebesen Kota Takengon NAD"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peranan

Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. Usman mengemukakan peranan adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan

dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku (Eko, 2013).

Menurut Thoha (1998: 23) peranan adalah proses kognitif yang dialami penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Peranan merupakan penafsiran yang unik terhadap situasi. Yang dimaksud dengan kognitif diatas adalah proses atau kegiatan

mental yang dasar seperti berfikir, mengetahui, memahami, dan kegiatan konsepsi mental seperti sikap, kepercayaan dan pengharagaan yang kesemuanya merupakan faktor yang

menentukan perilaku.

Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut

telah melaksanakan suatu peranan. peranan dapat membimbing seseorang dalam berprilaku, karena fungsi peran itu sendiri adalah :

a. Memberi arah pada proses sosialisasi.

b. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan c. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat.

(2)

Horton dan Hunt mengemukakan bahwa peran adalah perilaku yang di harapkan dari seseorang yang mempunyai status. Bahkan dalam suatu status tunggal pun orang dihadapkan

dengan sekelompok peran yang disebut sebagai perangkat peran. Istilah seperangkat peran (role set) digunakan untuk menunjukkan bahwa satu status tidak hanya mempunyai satu

peran tunggal, akan tetapi sejumlah peran yang saling berhubungan dan cocok (http://id.shvoong.com).

Peranan mencakup 3 (tiga) hal, yaitu:

a. Peranan mengikuti dihubungkan dengan posisi dari tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang

membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan perilaku individu yang penting bagi struktur sosial. (Sunarto, 1996: 55).

2.2. Seks

2.2.1 Pengertian

Istilah ”seks” secara etimologis, berasal dari bahasa latin “sexus” kemudian diturunkan menjadi bahasa perancis kuno “sexe”. Istilah ini merupakan teks bahasa Inggris

pertengahan yang bias di lacak pada periode 1150-1500 M. “seks” secara leksikal bias berkedudukan sebagai kata benda (noun), kata sifat (adjective), maupun kata kerja transitif (verb of transitive). Secara terminologis seks adalah nafsu syahwat yaitu suatu kekuatan

pendorong hidup yang biasanya disebut dengan insting atau naluri yang dimiliki oleh setiap manusia, baik dimiliki laki-laki maupun perempuan yang mempertemukan mereka guna

(3)

Seks berarti jenis kelamin yang merupakan suatu sifat atau ciri yang membedakan laki-laki dan perempuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3, seks adalah

jenis kelamin, hal yang berhubungan dengan alat kelamin seperti senggama dan birahi. Seksual adalah sesuatu yang berkenaan dengan seks, dengan perkara persetubuhan antara

laki-laki dan perempuan. Seksualitas adalah ciri, sifat atau peranan seks, dorongan seks dan kehidupan seks.

Seks merupakan tindakan hubungan badan antara laki-laki dan perempuan. Kontak

badan antara yang berlawanan jenis bisa menimbulkan gairah seksual. Aktifitas seksual pada dasarnya adalah bagian dari naluri yang pemenuhannya sangat dipengaruhi stimulus dari luar tubuh manusia dan alam berfikirnya. ”Seksualitas seseorang atau individu dipengaruhi oleh

banyak aspek dalam kehidupan, termasuk di dalamnya prioritas, aspirasi, pilihan kontak sosial, hubungan interpersonal, self evaluation, ekspresi emosi, perasaan, karir dan

persahabatan. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis” (Wirawan, 2001).

Pengertian seks yang lebih luas lagi adalah yang di kemukakan oleh wirawan (1991: 10) yang mendefinisikan seks dalam dua segi yaitu:

1. Seks dalam arti sempit

Dalam arti yang sempit, seks bearti kelamin dan yang termasuk adalah kelamin: a. Alat kelamin itu sendiri

b. Anggota-anggota tubuh dan cirri-ciri badaniah lainnya yang membedakan antara lelaki dan wanita, minsalnya: perbedaan suara, pertumbuhan kumis, payudara dan lain-lain

c. Kelenjar dan hormon-hormon dan tubuh yang mempengaruhi bekerjanya alat kelamin

(4)

e. Proses perubahan, kehamilan dan kelahiran 2. Seks dalam arti luas

Dalam arti yang luas seks bearti segala hal yang terjadi sebagai akibat dari adanya perbedaan jenis kelamin, antara lain:

a. Perbedaan tingkah laku seperti lembut, kasar dan genit b. Perbedaan atribut seperti pakaian, nama dan lain-lain c. Perbedaan peran dan pekerjaan

d. Hubungan antara pria dan wanita seperti tata krama, pergaulan, percintaan, pacaran, perkawinan dan lain-lain

Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang di dorong oleh hasrat, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Ada beberapa tipe hubungan seksual yang dapat terjadi antara dua orang yang bersahabat yaitu:

1. Tipe hubungan seks yang dapat terjadi antara seseorang pria dengan pria lain (homo seksual)

2. Tipe hubungan seks yang dapat terjadi antara seorang wanita dengan wanita lain (lesbian)

3. Tipe hubungan seks seorang pria dengan seorang wanita

Menurut Nina (2000: 2), pengertian seks bisa di tinjau dari 5 aspek antara lain: 1. Seks ditinjau dari segi biologis

Bagaimana remaja tersebut memahami tentang seks itu sendiri yang mana karakteristik kelamin primer yang menunjukan pada organ tubuh yang langsung berhubungan dengan alat persetubuh dan proses reproduksi. Perbedaan organ

(5)

2. Seks di tinjau dari segi psikologis

Kematangan sangat nampak dalam bidang perilaku seksual. Hal ini disebabkan

karena penyesuaian diri sikap bermusuhan dengan lawan yang merupakan ciri dari akhir masa kanak-kanak dan masa puber, menjadi sikap menaruh minat dan

pengembangan kasih sayang kepada mereka merupakan penyesuian yang radikal. Remaja yang tidak berkencan karena meraka kurang menarik bagi lawan jenis atau karena mereka masih menuruskanperasaan tidak senang pada lawan jenis, dianggap

tidak matang oleh teman-teman sebaya, keadaan ini menyebabkan terputusnya hubungan sosial renaja dengan teman-teman yang sikap dan perilaku terhadap lawan

jenis sudah menjadi lebih matang.

Menolak peran seks yang diakui dan terus menerus memikirkan masalah seks, kehamilan sebelum menikah dan pernikahan sebelum remaja dapat mencari nafkah juga

di anggap sebagai tanda-tanda ketidakmatangan. Menolak peran seks yang diakui, terlebih bagi gadis-gadis, dianggap sebagai salah satu ketidakmatangan yang paling

berbahaya dibidang ini karena dapat merupakan sumber kesulitan dalam perkawinan. 3. Seks di tinjau dari segi agama

Dalam agaman Islam, pendidikaan seks tidak dapat dipisahkan dari agama dan

bahkan harus sepenuhnya dibangun diatas landasan agama. Agama mengajarkan pendidikan seks yang demikian diharapkan dapat terbentuk individu remaja yang

menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab baik pria maupun wanita, sehingga mereka mampu berperilaku sesuai dengan jenisnya dan bertanggung jawab atas kesesuaian dirinya serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya, strata

sosial ekonomi akan berpengaruh pada tingkat pendidikan dan hubungan sosial seseorang dengan orang lain, sehingga fungsi-fungsi pengenalan ingatan, khayalan dan

(6)

terknologi sangat besar perananya, sehingga jelas bahwa orang yang hidup di kota akan berbeda kebutuhannya dengan orang yang hidup di desa.

Dengan kata lain bahwa lingkungan mempengaruhi kebutuhan manusia baik materi maupun non materi. Perbuatan seseorang adalah cerminan dari pemenuhan

kebutuhan orang tersebut. Dengan demikian iman yang ada pada hati nurani dan perasaan takud pada tuhan mempunyai peranan yang penting terhadap kebutuhan manusia dan keseluruhannya sudah dibatasi dalam hukum agama.

4. Seks di tinjau dari sosial

Bernstein (dalam Hurlock, 1990: 129) menjelaskan bahwa seksisme (pemahaman

seks) di mulai dari kegiatan di taman kanak-kanak dimana gadis-gadis kecil diarahkan bermain dengan boneka dan di liar kegiatan rekreasi antara anak lelaki dan perempuan sangat di bedakan misalnya anak laki-laki di beri bola dan alat pemukulnya, sedangkan

anak perempuan bermain lompat tali, perantara penting yang mampu memberikan pendidikan atau peran seks diri anak adalah media masa, buku cerita, pertunjukan

televisi yang di lihat dan semua yang mengarahkan pada penggolongan peran seks. Pendidikan seks saat ini harus mengantisipasi kehudupan masyarakat, bangsa dan Negara pada satu atau dua dekade mendatang agar subjek atau peserta didik dapat

mengambil peran yang tepat dalam kehidupan. Pendidikan sebagai investasi kemanusiaan jangka panjang (long ramge Human investment) harus memberi

kemungkinan suksesnya kehidupan manusia pada masa yang akan datang. Berbagai kemajuan teknologi, penyebaran informasi melalui media cetak dan elektronik, termaksud di dalamnya terdapat informasi tentang seks, menantang para pendidik

dimanapun ia berada untuk berpartisipasi secara aktif dan benar menyiapkan anak bangsa membangun masa depan yang baik maupun menyangkal berbagai informasi

(7)

5. Seks di tinjau dari segi hukum

Kesopanan pada umumnya mengenai adat kebiasaan yang baik dalam hubungan

antara berbagai anggota masyarakat sedangkan kesusilaan mengenai juga adat kebiasaan yang baik itu, tetapi yang khusus ini dapat sedikit banyak mengenai kelamin

(seks) seorang manusia yang sudah tercantum dalam KHUP. Menurut Oemar Seno Adji dalam karangannya pada majalah “Hukum dalam Masyarakat” tahun 1965 nomor

3,4,5,6 dan tahun 1966 Nomor 1, 2 dan 3 menggunakan istilah delik susila.

Beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa seks adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang mempunyai peranan

masing-masing dalam kehidupannya.

Menurut Sarwono (2001) perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun sesama jenis. Objek seksual biasa

berupa orang lain, orang dalam khayalan, atau diri sendiri. Sedangkan menurut Hyde (1990) perilaku seksual adalah tingkah laku yang dapat menimbulkan kemungkinan untuk mencapai

orgasme. Padahal ada kalanya ketika seseorang melakukan senggama ia tidak mengalami orgasme, hal ini biasanya dialami oleh wanita. Untuk itu ditampilkan definisi lain, yaitu perilaku seksual adalah semua jenis aktifitas fisik yang melibatkan tubuh untuk

mengekspresikan perasaan erotis atau afeksi (Nevid, Rathus & Rathus, 1995).

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

(8)

2.2.2 Fungsi Seks

Menurut Reuben (Wirawan, 1991:13) seks mempunyai beberapa fungsi, seperti:

a. Seks untuk tujuan reproduksi, yaitu untuk memperoleh keturunan. Oleh karena itu sebagian orang beranggapan bahwa seks adalah suatu yang suci, suatu yang tabu dan

tidak patut di bicarakan secara terbuka

b. Seks untuk pernyataan cinta, yaitu seks yang dilakukan berlandaskan cinta dan di dukung oleh ikatan cinta

c. Seks untuk kesenangan yaitu hubungan seks dengan menghayati hubungan yang lama dan mampu mengalami kenikmatan tanpa merugikan salah satu pihak (Wirawan, 1899).

2.2.3 Jenis-Jenis Seks Dalam Arti Penyimpangan

Pada dasarnya semua aktivitas seks yang diperoleh dengan cara yang tidak wajar

termasuk ke dalam kelompok penyimpangan seksual. Ada beberapa jenis penyimpangan seks yang paling sering terjadi di era modern ini yaitu:

a. Homoseksual dan Lesbian

Homoseksual adalah aktivitas seks yang terjadi akibat perubahan orientasi pasangan seks dimana pelakunya disebut gay atau homo untuk pria dan lesbian untuk

penyuka sesama jenis wanita. Beberapa ahli tidak memasukkan homoseksualitas sebagai penyakit melainkan rasa ketertarikan atau romantisme biasa terhadap sesame

jenis

b. Sadomasokis

Sadomasokis adalah salah satu aktivitas penyimpangan seks yang berbahaya

sebab jika dilakukan secara ekstrim dapat menyebabkan kematian. Kepuasan seks diperoleh dengan cara menyiksa parner seks terlebih dahulu sebelum melakukan

(9)

terangsang. Sementara masokis adalah perilaku menyimpang dimana penderita merasa puas jika disiksa atau disakiti selama berhubungan intim

c. Ekshibisionisme

Ekshibisionisme adalah perilaku seks menyimpang dimana pelaku akan

memperoleh kenikmatan dengan cara memperlihatkan organ seksnya kepada orang lain. Objek yang kaget, malu, takut dan menjerit akan semakin membuat pelaku terangsang. Meski penyimpangan seks ini sebagian besar diidap kaum pria, banyak juga

wanita yang senang mempertontonkan anggota tubuh vitalnya kepada orang lain di depan publik atau melalui media sosial seperti facebook dan twitter.

d. Voyeurisme

Voyeurisme adalah perilaku seks menyimpang dimana perilaku akan memperoleh kepuasan seks dengan cara mengintip orang lain yang sedang telanjang atau mandi atau

bahkan saat berhubungan seks. Pelaku umumnya tidak akan melakukan kekerasan fisik kepada korban hanya mengintip dan melakukan masturbasi setelah atau selama

mengintip e. Fetishisme

Fetishisme disebut aneh karena pelaku hanya bisa menyalurkan hasrat seksnya

terhadap benda-benda tertentu seperti BH, celana dalam, kaos kaki atau benda lain. Pelaku akan melakukan masturbasi dengan memegang objek tersebut sambil

mengkhayalkan bersetubuh dengan pemilik objek tersebut f. Pedophilia

Pedhopilia bukan hanya penyimpangan seks tetapi juga pelanggaran hokum yang

sangat fatal. Pedhoplilia adalah ketertarikan melakukan aktivitas seks terhadap anak kecil dibawah umur. Pelaku sebagian besar adalah orang dekat korban seperti tetangga

(10)

g. Bestially

Bestially adalah perilaku seks menyimpang dimana penderita memiliki

ketertarikan melakukan hubungan seks dengan binatang seperti kuda, anjing, ular, ayam dan lain-lain

h. Incest

Incest adalah hubungan intim yang dilakukan terhadap sesama anggota keluarga seperti antara anak dengan ayah atau ibu, paman dengan kemenakan, antara sepupu

atau antara saudara dengan saudara. Hubungan rahasia ini biasanya tersembunyi sangat rapat dan sangat jarang diketahui atau terbongkar

i. Necrophilia atau Necrofil

Necrofil adalah jenis penyimpangan seks dimana pelaku melakukan hubunganh seks dengan mayat. Umumnya pelaku adalah pria yang mengalami gangguan perilaku

dan keterhambatan sosial dan menjadikan mayat yang tidak berdaya sebagai objek seks j. Frotteuris

Pelaku seks frotteuris mendapatkan kepuasan seks dengan cara menggosok-gosokkan alat kelaminnya ke tubuh wanita di tempat umum seperti di kereta, bis atau tempat keramaian lainnya (12 Jenis Penyimpangan Seks yang Perlu Anda

Ketahui.htm_, diakses tanggal 09 juni 2014 pukul 17.45 WIB)

2.3 Seks Bebas (free sex)

2.3.1 Pengertian

Kurangnya informasi tentang seks dapat menyebabkan anak mencari tahu mengenai

(11)

Seks bebas adalah gaya hidup yang berasal dari barat. Dalam hidup seks bebas ini, manusia diberi kebebasan untuk melampiaskan hasrat seksualnya tanpa harus terikat pada

norma, baik agama maupun lingkungan sosial. Menurut mereka tubuh dan seksualitas adalah murni urusan peribadi sehingga tidak seorangpun atau sesuatu pun yang berhak mengatur

apalagi mengekang kebebasan tersebut (Nawita, 2013:82-83)

Pengertian seks bebas menurut Kartono merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan

sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan menurut Desmita pengertian seks bebas adalah segala cara

mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki

pengalaman tentang seksual (Psycologymania, 2012).

Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, baik

suka sama suka atau dalam dunia prostitusi. Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah berumah tangga pun sering melakukannya dengan orang yang bukan pasangannya. Biasanya dilakukan dengan alasan mencari variasi seks ataupun sensasi

seks untuk mengatasi kejenuhan http://pessek.com/pengetian-seks-bebas-dan-dampak-seks-bebas.html, diakses tanggal 10 juni 2014 pukul 17.09 WIB).

Nevid mengungkapkan bahwa perilaku seks pranikah adalah hubungan seks antara pria dan wanita meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan secara fisik. Terdapat kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi manusia, salah satunya adalah kebutuhan

fisiologis mencakup kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu kebutuhan yang bersifat instinktif ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan atau ditahan oleh individu,

(12)

tanpa ikatan pada yang menyebabkan berganti-ganti pasangan. Berdasarkan penjabaran definisi di atas maka dapat disimpulkan pengertian seks bebas adalah segala tingkah laku

yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan pernikahan mulai dari necking, petting sampai intercourse dan bertentangan

dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum (Psycologymania, 2012).

Selain itu seks bebas adalah sebuah model berhubungan seks yang dilakukan secara

bebas tanpa dibatasi oleh aturan-aturan serta tujuan yang jelas. Seks bebas secara psikis dan genetis bukan termasuk penyimpangan seks, namun secara normatif seks bebas termasuk

kategori penyimpangan disebabkan perilaku tersebut cenderung lepas dari aturan baik hokum positif maupun agama. Seks bebas bisa dilakukan kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja yang ia kehendaki sekalipun dengan saudaranya sendiri (Himawan, 2007: 43).

2.3.2 Bentuk-Bentuk Perilaku Seks Bebas

Adapun bentuk-bentuk perilaku seks bebas adalah

a. Kissing yakni berciuman dengan bibir dan mulut terbuka serta termasuk menggunakan

lidah

b. Hickey yakni merasakan kenikmatan untuk menghisap atau menggigit dengan gemas pasangan mereka, kadang-kadang pada leher, buah dada atau paha yang menyebabkan

sebuah tanda memar merah, tanda ini juga dinamakan isapan, cupang dan lain-lain c. Necking yakni biasanya termasuk mencium wajah dan leher. Umumnya digunakan

untuk menggambarkan ciuman dan pelukan yang lebih mendalam, ciuman sambil

memegang buah dada

d. Petting yakni langkah yang lebih mendalam dari necking. Ini termasuk merasakan dan

(13)

kadang-kadang daerah kemaluan baik diluar atau didalam pakaian. Baik necking dan petting sama-sama membahayakan, sebab ketika dua orang begitu terangsang secara

seksual, mereka cenderung tidak mampu mencegah untuk tidak melakukan hubungan intim atau tidak menggunakan alat mencegah kehamilan.

e. Foreplay yakni meliputi merangsang secara seksual melalui berciuman, necking dan petting dalam persiapan untuk melakukan hubungan intim.

f. Hubungan intim yakni bersatunya dua orang secara seksual yang idealnya dilakukan

setelah pasangan pria dan wanita menikah. Dalam hubungan seksual manusia, penis laki-laki yang ereksi masuk ke dalam vagina perempuan (Masland, 2006:79-80).

2.3.3 Sebab-Sebab Terjadinya Seks Bebas

Beberapa penyebab umum saat ini banyak terjadi perilaku seks bebas, yaitu:

a. Pengaruh teman sebaya

Teman merupakan bagian dari komunitas sosial yang turut serta membentuk

perkembangan pribadi seseorang setelah komunitas keluarga. Proses pembentukan tersebut terjadi melalui proses yang sangat alamiah yaitu binteraksi antara individu dalam komunitas sosialnya yang didalamnya terdapat komunikasi. Dari proses interaksi

dan komunikasi itulah banyak informasi yang masuk dan berpengaruh dalam diri seseorang yang sebelumnya belum diperoleh. Dampak dari adanya saling komunikasi

dan saling mempengaruhi tersebut bergantung pada subjek atau objeknya. b. Krisis kasih sayang orang tua

Mengasuh, mendidik dan menanamkan kasih sayang pada anak bukanlah hal

(14)

dihadapkan pada perintah-perintah terlebih bersifat represif, anak akan merasa rendah diri dan kehilangan identitasnya sebagai manusia.

c. Kurangnya pedoman orang tua

Anak-anak bukanlah manusia yang dilahirkan untuk mengenal secara langsung

segala yang baik dan yang buruk dalam norma sosial. Mereka membutuhkan garis-garis petunjuk atau pedoman yang jelas tentang perilaku dan buruk. Yang berpengaruh paling besar terhadap mereka adalah sikap, keteladanan serta perilaku orang tua bukan

sekedar kata-kata. Para orang tua semestinya menetapkan standard-standar yang sama bagi diri mereka sendiri sebagimana mereka menetapkannya bagi anak-anak mereka.

d. Pengaruh media massa

Media massa baik cetak maupun elektronik juga berpengaruh pada berkembangnya perilaku seks bebas. Tayangan-tayangan acara baik yang dikemas

dalam bentuk sinetron atau film-film percintaan, iklan-iklan, acara-acara kriminal maupun musik-musik cadas dimana sebagian kalangan berpendapat bahwa musik cadas

atau rock terutama yang didalamnya terkandung pesan-pesan pornografi dapat memengaruhi kondisi seksual seseorang yaitu aktifnya hormon melatonin, suatu hormon yang berasal dari kelenjar pinel di otak dimana memengaruhi siklus reproduksi

dan kondisi seksual seseorang.

e. Cinta adalah seks = pacaran yang kebablasan

Pacaran merupakan salah satu media interaksi awal antar lawan jenis. Melalui media tersebut diharapakan terjadi proses adaptasi dan saling mengerti serta kesepahaman antara keduanya. Namun dalam perjalanannya pacaran sering ternodai

(15)

perlaku-pelaku pacaran pada perbuatan yang semestinya mereka lakukan pasca pacaran (nikah).

2.3.4 Dampak Yang Terjadi Akibat Seks Bebas

Adapun dampak buruk dan implikasi akibat seks bebas adalah a. Aborsi

Aborsi mengandung pengertian pengguguran kandungan (miscarriage) atau

abortus. Christopher J. Geraon menyebutnya sebagai pengakhiran sebuah kehamilan. Ada dua kategori aborsi yaitu aborsi spontan dan aborsi sengaja. Aborsi spontan

terjadia setelah seminggu masa kehamilan yaitu hilangnya janin secara alamiah tanpa adanya intervensi manusia secara sengaja. Sedangkan, aborsi sengaja adalah aborsi yang terjadi karena kesengajaan manusia. Aborsi jenis ini mempunyai beberapa jenis di

antaranya usaha-usaha nonprofessional oleh wanita yang hamil itu sendiri atau orang lain untuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan.

b. Putus sekolah

Salah satu akibat terjadinya seks pranikah adalah terputusnya kesempatan melanjutkan studi. Biasanya terputusnya studi akibat hamil pranikah banyak terjadi

dikalangan remaja usia sekolah menengah atas atau SMA. Tidak sedikit sekolah tingkat SMA yang kecolongan atas aib yang menimpa siswi-siswinya dan untuk menutup aib

serta memperbaiki citra sekolah tidak sedikit dari mereka yang terpaksa dikeluarkan. c. Meningkatnya kriminalitas

Meningkatnya angka kriminalitas misalnya pengguguran kandungan atau aborsi

yang dilakukan oleh seorang dokter atau dukun serta pembunuhan bayi ketika lahir. Media massa baik cetak maupun elektronik seringkali menayngkannya, pembuangan

(16)

malpraktek seorang dokter yang selalu melayani pengguguran kandungan dan sebagianya. Semua jenis tindakan kriminal merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang

diakibatkan oleh seks bebas. d. Penyebaran berbagai penyakit

Salah satu akibat dari merebaknya perilaku seks bebas adalah merebaknya berbagai macam penyakit. Salah satu penyakit tersebut adalah Sefilis, penyakit ini disebut penyakit raja singa yaitu penyakit kelamin yang disebabkan oleh Treponema

Pallidum yang berbahaya bagi penderita dan keturunannya yang biasanya ditularkan melalui kontak seksual dan ciuman (53-56).

Perilaku seks bebas pada remaja akan menimbulkan beberapa manifestasi khususnya di kalangan remaja itu sendiri. Dampak yang berkaitan dengan perilaku seks bebas ini menurut Badan Koordianator Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2008) meliputi:

a. Masalah penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS

Masalah penyakit menular seksual dapat menyebabkan masalah kesehatan

seumur hidup, termasuk kemandulan dan rasa sakit kronis, serta meningkatkan resiko penularan HIV. Kasus HIV/AIDS yang ditemukan dari tahun ke tahun kian meningkat. Menurut WHO (2007) jumlah penderita AIDS di dunia ada sebanyak 33.300.000 dan di

asia ada sebanyak 4.900.000 kasus. Di Indonesia sendiri menurut perkiraan Depkes RI pada tahun 2002 penderita HIV/AIDS ada sebanyak 110.000 dan pada 2006 naik

menjadi 193.000 dan pada tahun 2007-2008 jumlah kasus ini ditafsir menjadi 270.000 orang (Depkes RI, 2008).

AIDS merupakan penyakit yang menakutkan umat manusia oleh karena dapat

(17)

vaksin masih sulit karena HIV cepat bermutasi, tidak diekspresi pada semua sel yang terinfeksi dan tidak tersingkirkan secara sempurna.

AIDS adalah sekumpulan gejala (sindrom) dari berbagai keadaan yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini akan

menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dengan merusak sel-sel limfosit yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Ketika daya tahan tubuh melemah, berbagai mikroorganisme dan penyakit dapat secara beruntun menyerang

tubuh penderita AIDS sehingga dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian (Komisi Penanggulangan AIDS, 2007).

Media penularan HIV dapat melalui cairan sperma, cairan vagina dan darah. Yang termasuk golongan beresiko tinggi untuk terinfeksi HIV adalah orang yang menganut seks bebas (berganti-ganti pasangan), penderita penyakit yang sering

mendapat transfusi darah, bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita HIV/AIDS, dan pengunaan jarum suntik bersama atau bergantian. Cara penularan yang paling nyata

adalah melalui hubungan seksual (Zein, 2006). b. Kehamilan yang tidak diinginkan

Pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas masih sangat rendah. Hal

paling menonjol dari kegiatan seks bebas ini adalah meningkatnya angka kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja sering kali

berakhir dengan aborsi. Menurut BKKBN (2006), 21 % dari 63 % remaja yang pernah melakukan aborsi. Aborsi yang disengaja (induced abortion) seringkali beresiko lebih besar pada remaja putri dibandingkan pada wanita yang lebih tua. Remaja cenderung

menunggu lebih lama sebelum mencari bantuan karena tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan, atau bahkan mungkin mereka tidak sadar atau tahu bahwa mereka

(18)

c. Dampak sosial seperti putus sekolah d. Kanker

e. Infertilitas atau kemandulan

f. Masalah Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS

g. Dampak Psikologis

Dampak Psikologis yang seringkali terlupakan ketika melakukan free sex adalah akan selalu muncul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, kesepian, tidak punya

bantuan, binggung, stress, benci pada diri sendiri, benci pada orang yang terlibat, takut tidak jelas, insomnia (sulit tidur), kehilangan percaya diri, gangguan makan, kehilangan

konsentrasi, depresi, berduka, tidak bisa memaafkan diri sendiri, takut akan hukuman Tuhan, mimpi buruk, merasa hampa, halusinasi, sulit mempertahankan hubungan.

2.3.5 Bentuk-Bentuk Upaya Mengurangi Seks Bebas

Adapun upaya-upaya untuk mengurangi seks bebas antara lain:

a. Memberi pendidikan seks yang benar

Pendidikan seks adalah langkah yang tidak boleh dilupakan dan merpakan salah satu cara mencegah seks bebas paling penting. Ada banyak kasus dimana pergaulan

bebas terjadi karena ketidaktahuan seseorang terhadap berbagai resiko seks bebas, seperti kehamilan dan penyakit menular. Faktanya pembicaraan tentang seks antara

orang tua dan anak masih sering dianggap tabu. Namun seiring dengan berkembangnya zaman dimana informasi begitu melimpah dan mudah diakses

b. Beraktivitas positif

(19)

biasakan melakukan hal-hal yang positif dengan cara mengisi waktu luang melalui kursus belajar atau menciptakan berbagai karya

c. Mendekatkan diri kepada tuhan

Tidak ada agama apapun di dunia ini membolehkan perilaku hubungan badan

selain dengan suami istri. Perbanyak ibadah adalah salah satu untuk meminimalisir aktivitas seks bebas karena aktivitas tersebut bisa mendekatkan diri pada tuhan

d. Menikah

Ditinjau dari segi sosial dan biologis menikah adalah solusi yang sangat tepat untuk menghindari seks bebas.

e. Menjalin hubungan akrab antara orang tua dan anak

Salah satu faktor penting untuk mengurangi resiko seks bebas adalah dengan cara menjaga hubungan baik orang tua dan anak. Berdasarkan penelitian anak yang kurang

diperhatikan dan memiliki hubungan yang renggang dengan orang tuanya cenderung terjerumus ke perilaku free seks. Begitu juga anak yang berasal dari keluarga yang tidak

harmonis. Jika hubungan orang tua dan anak terjaga baik akan lebih mudah untuk mencegah dan memantau anak untuk melakukan perbuatan yang negatif.

f. Memantau pergaulan atau lingkungan

Lingkungan sangat berperan dalam membentuk karakter serta perilaku keseharian seseorang. Setelah faktor lingkungan, factor selanjutnya untuk mencegah seks bebas

adalah pergaulan. Ketika seseorang masuk ke dalam lingkungan yang rajin belajar, taat dan agamis kemungkinan akan terhindar dari pengaruh negatif kehidupan malam. g. Memberi batasan jam malam

Menurut penelitian sosiolog Universitas Cambridge, aktivitas seks bebas 80 % terjadi setelah jam 9 malam. Memang jika menilik kehidupan malam yang erat

(20)

pada waktu-waktu tersebut. Apalagi di malam hari suasana jauh lebih sejuk sehingga secara psikologis seseorang menjadi lebih berani untuk mencoba hal baru

h. Memahami dampak negatif seks bebas

Satu hal yang bisa membuat seseorang menjauhi seks bebas adalah dengan

memahami dampak negatifnya. Pahami seks bebas membawa konsekuensi yang sangat fatal bagi masa depan dan bahkan berujung kematian. Selain itu secara psikologis seks bebas juga membawa dampak buruk. Seolah-olah dihantui oleh perasaan berdosa dan

bersalah. Dalam jangka waktu panjang bisa mengakibatkan turunnya rasa percaya diri, stres bahkan depresi (http://www.10 Cara Mencegah Seks Bebas _ Top 10 Indo.htm,

diakses tanggal 06 juni 2014 pukul 02.15 WIB).

2.4 Perilaku Seksual

Perilaku seksual adalah segala bentuk tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini

bermacam-macam mulai dari perasaan tertarik sampai dengan tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama. Pada perilaku seksualnya bisa dengan orang lain, orang dalam khayalan, maupun diri sendiri. Sebagian dari perilaku seksual memang tidak berdampak

langsung pada pribadi seseorang akan tetapi berdampak serius jika mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), terjangkitnya penyakit menular dan akan merasa sangat

bersalaghh yang berlebihan hingga menimbulkan depresi berat (Sarwono, 2001).

Berikut ini adalah beberapa tahapan dari perilaku seksual yang diantaranya adalah bersentuhan (touching) yaitu mulai dari berpegangan tangan sampai dengan berpelukan,

(21)

pasangan dan mengarah pada perkembangan gairah seksual dan tahapan terakhir adalah berhubungan kelamin (sexual intercourse) (Nurfaizah, 2007).

Dalam perilaku remaja terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seperti yang dikemukakan oleh Sanderowitz dan Paxman tahun 1985 bahwa faktor yang mempengaruhi

perilaku seksual remaja menuju kepada masalah sosial ekonomi seperti rendahnya pendapatan dan taraf pendidikan, besarnya jumlah keluarga dan rendahnya nilai agama masyarakat yang bersangkutan. Adapun faktor-faktor lain yang sangat menentukan perilaku

seksual ini adalah antara orang tua dan anak, citra diri yang menyangkut keadaan tubuh (body images) dan kontrol diri (Sarwono).

2.5 Wilayatul Hisbah

2.5.1 Pengertian

Wilayatul Hisbah adalah Institusi yang bertugas mengawasi, membina dan melakukan advokasi terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang Syari‟at Islam dalam

rangka Amar Ma‟ruf Nahi Mungkar. Setiap petugas Wilayatul Hisbah disebut dengan Muhtasib (Perda, 2006: 179).

Untuk Aceh, hirarki struktural Wilayatul Hisbah berada di bawah Dinas Syari‟at

Islam. Posisinya sebagai "jantung" dalam dinas Syari‟at Islam sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan dinas ini menegakkan Syari‟at. Untuk itu landasan hukum

tersendiri yang jelas yang mengatur tugas dan wewenang institusi hisbah sangat diperlukan di samping tekad yang kuat dari petugas Wilayatul Hisbah menegakkan Syari‟at (http://www.acehinstitute.org, diakses tanggal 14 juni 2014 pukul 16.45 WIB).

Lembaga semacam ini memang memiliki akar yang kuat dalam sejarah islam. tugas lembaga ini adalah menegakkan amar ma‟ruf apabila jelas ditinggalkan dan mencegah

(22)

berkenaan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan sebagian tindak pidana ringan yang menhendaki penyelesaian segera. tujuan adanya lembaga ini adalah untuk menjaga ketertiban

umum serta memelihara keutamaan moral dan ada dalam masyarakat (Muhammad, 2003: 136).

2.5.2 Peran Wilayatul Hisbah Dalam Mengurangi Seks Bebas

Dalam Peranan Wilayatul Hisbah juga terdapat beberapa unsur penting dalam

pelaksanaan penegakan Syari‟at Islam di antaranya sebagai berikut: 1. Peran Umum

a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Syari‟at Islam

b. Melakukan pembinaan dan advokasi spritual terhadap setiap orang yang berdasarkan

bukti permulaan patut diduga telah melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Syari‟at Islam

c. Pada saat tugas pembinaan mulai dilakukan Muhtasib (sebutan petugas Wilayatul Hisbah) perlu memberitahukan hal itu kepada penyidik terdekat atau kepada keuchik atau Kepala Gampong dan keluarga pelaku

d. Melimpahkan perkara pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Syari‟at Islam kepada penyidik

2. Peran Wilayatul Hisbah yang terkait dengan mengawasi diantaranya:

a. Memberitahukan kepada masyarakat tentang adanya peraturan undang-undang di bidang Syari‟at Islam

(23)

3. Peran Wilayatul Hisbah yang berhubungan dengan pembinaan meliputi:

a. Menegur, memperingatkan dan menasehati seseorang yang patut di duga telah

melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Syari‟at Islam

b. Berupaya untuk menghentikan kegiatan atau perbuatan yang patut diduga telah

melanggar peraturan perundangan di bidang Syari‟at Islam

c. Menyelesaikan perkara pelanggaran tersebut melalui rapat Adat Gampong

d. Memberitahukan pihak terkait tentang adanya dugaan telah terjadi penyalah gunaan

izin penggunaan suatu tempat atau sarana.

2.5.3 Wewenang Wilayatul Hisbah

Sesuai dengan keputusan Gubernur Nomor 01 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata kerja Wilayatul Hisbah berwenang dalam penanganan setiap pelanggaran dan

pembinaan Syari‟at Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, wewenang tersebut tertuang dalam pasal 5 keputusan tersebut yaitu :

a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan dan perundang-undangan di bidang Syari‟at Islam

b. Menegur, menasehati, mencegah dan melarang setiap orang yang patut diduga telah

sedang atau akan melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Syari‟at Islam (Dinas Syari‟at Islam Kota Takengon).

2.5.4 Fungsi Wilayatul Hisbah

Wilayatul Hisbah melalui muhtasib mempunyai fungsi utama yaitu menyuruh kepada

(24)

a. Tugas yang berhubungan dengan Allah (Hablum Minallah). Kategori pertama yang menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran yang terkait dengan hak-hak

Allah meliputi kegiatan keagamaan, salah satunya perintah untuk Shalat berjamaah di Mesjid atau Musholah dan tidak menyendiri

b. Tugas yang berhubungan dengan manusia (Hablum minannas) dimana berhubungan dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seperti hubungan dalam bermuamalah atau transaksi jual beli

c. Tugas yang berhubungan dengan keduanya baik Allah dan Manusia (Hablum Minallah Wa Hablum Minanas) dimana terkait antara hak Allah dan hak-hak manusia (Dinas Syari‟at Islam kota Takengon).

2.5.5 Konsep Pemberian Sanksi Terhadap Pelanggaran Oleh Wilayatul Hisbah

Pelaksanaan dan pemberian sanksi terhadap pelaksanaan Syari‟at Islam melalui proses jalan panjang yang diawali dengan proses pengindentifikasian pelanggaran baik dari

laporan masyarakat, razia dan berbagai usaha lainnya, pemeriksaan jenis pelanggaran dan penyidikan guna pembuatan BAP untuk diserahkan kepada kejaksaan. Setelah sempurna, BAP diserahkan ke Mahkamah Syari‟at untuk diproses di pengadilan. Setelah itu penerapan

sanksi berdasarkan keputusan dari pengadilan.

Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) jenis pidana yang dikenal

adalah :

a. Pidana pokok, yang terdiri dari pidana mati, pidana penjara, kurungan dan denda

b. Pidana tambahan seperti pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang

tertentu, pengumuman putusan hakim.

Secara umum tujuan pemidanaan adalah memberikan efek jera bagi si pelaku dan

(25)

studi ini, terdapat tiga jenis uqubat (hukuman) yaitu Hukuman Cambuk, Kurungan dan Denda.

Dalam beberapa Qanun yang menjadi area studi ini, terdapat tiga jenis uqubat (hukuman) yaitu :

a. Hukuman cambuk, dengan angka yang variatif sesuai dengan jenis pidananya. b. Kurungan

c. Denda.

2.6 Kerangka Pemikiran

Pergaulan bebas pada saat ini telah menjadi suatu dilemma atau menjadi sebuah omongan dimana makin maraknya aktivitas-aktivitas pergaulan luar batas yang dilakukan remaja-remaja. Adapun jenis pergaulan bebas yang makin marak dikalangan remaja saat ini

yaitu penggunaan obat-obat terlarang, penggunaan jarum suntik dan hubungan seks pra nikah (free sex). Khususnya seks bebas di kalangan remaja di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

dimana merupakan satu-satunya provinsi yang sangat kental dengan tradisi Islam, justru pemuda-pemuda Aceh banyak terlibat kasus pergaulan seks bebas.

Khususnya di desa Kemili kecamatan Bebesen kabupaten Aceh Tengah terdapat sebuah

Dinas Wilayatul Hisbah yang sangat concern atau peduli dalam permasalahan-permasalahan yang melanggar aturan Islam khususnya seperti perbuatan Mesum atau zina atau seks bebas

yang berpedoman kepada syariat islam yang diikuti dengan Qanun-Qanun yang telah dibuat. adapun beberapa program inti yang dilakukan Wilayatul Hisbah dalam mengurangi seks bebas berupa pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelanggaran peraturan Qanun nomor 14

tahun 2003 tentang Khalwat (perbuatan mesum atau seks bebas), pembinaan dan advokasi spritual terhadap setiap orang yang berdasarkan bukti permulaan patut diduga telah

(26)

mesum atau seks bebas) yang selanjutnya dilakukan Muhtasib (sebutan petugas Wilayatul Hisbah) perlu memberitahukan hal itu kepada penyidik terdekat atau kepada keuchik atau

Kepala Gampong dan keluarga pelaku.

Setelah itu Wilayatul Hisbah melimpahkan perkara pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang Qanun nomor 14 tahun 2003 tentang Khalwat (perbuatan mesum atau seks bebas) kepada penyidik. Usaha pendekatan yang dilakukan Wilayatul Hisbah kepada pelaku seks bebas adalah menegur, memperingatkan dan menasehati patut di duga telah

melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Qanun nomor 14 tahun 2003 tentang Khalwat (perbuatan mesum atau seks bebas). Selain itu berupaya untuk menghentikan kegiatan atau

perbuatan yang patut diduga telah melanggar peraturan perundangan Qanun nomor 14 tahun 2003 tentang Khalwat (perbuatan mesum atau seks bebas), menyelesaikan perkara pelanggaran tersebut melalui rapat Adat Gampong, serta memberitahukan pihak terkait

tentang adanya dugaan telah terjadi penyalah gunaan izin penggunaan suatu tempat atau sarana terhadap Qanun nomor 14 tahun 2003 tentang Khalwat (perbuatan mesum atau seks

bebas) (Dinas Syari‟at Islam Kota Takengon).

Adapun pelaksanaan dan pemberian sanksi terhadap pelanggaran Qanun nomor 14 tahun 2003 tentang Khalwat (perbuatan mesum/seks bebas) melalui proses jalan panjang,

diawali dari proses pengindentifikasian pelanggaran baik dari laporan masyarakat, razia dan berbagai usaha lainnya, pemeriksaan jenis pelanggaran dan penyidikan guna pembuatan BAP

untuk diserahkan kepada kejaksaan.

Peranan Wilayatul Hisbah dalam mengurangi seks bebas adalah :

a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelanggaran peraturan Qanun nomor

(27)

b. Melakukan pembinaan dan advokasi spritual terhadap setiap orang yang berdasarkan bukti permulaan patut diduga telah melakukan pelanggaran terhadap Qanun nomor 14

tahun 2003 tentang Khalwat (perbuatan mesum atau seks bebas).

c. Pada saat tugas pembinaan mulai dilakukan Muhtasib (sebutan petugas Wilayatul

Hisbah) perlu memberitahukan hal itu kepada penyidik terdekat atau kepada keuchik atau Kepala Gampong dan keluarga pelaku

d. Melimpahkan perkara pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Qanun

nomor 14 tahun 2003 tentang Khalwat (perbuatan mesum/seks bebas) kepada penyidik (Sumber: Dinas Syari‟at Islam Kota Takengon)

Bagan Alir Pikir

Seks Bebas Willayatul Hisbah

Peranan Willayatul Hisbah dalam mengurangi seks bebas dikalangan remaja:

(28)

2.7 Definisi Konsep dan Definisi Operasional

2.7.1 Definisi Konsep

Konsep merupakan istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial

(Singarimbun, 1993: 33).

Perumusan definisi konsep dalam suatu penelitian ilmiah menunjukkan bahwa peneliti ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang diteliti. Peneliti berupaya

menggiring para pembaca hasil penelitian itu memaknai konsep itu sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksudkan oleh si peneliti. Jadi definisi konsep adalah pengertian yang

terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 136 & 138). Memahami pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut:

a. Peranan dalam penelitian ini adalah perilaku yang di harapkan dari seseorang yang mempunyai status

b. Seks dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, yaitu suatu sifat atau ciri yang membedakan laki-laki dan perempuan.

c. Seks bebas dalam penelitian ini adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan

dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak

sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki pengalaman tentang seksual

d. Perilaku seksual dalam penelitian ini adalah adalah segala bentuk tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis

e. Wilayatul Hisbah dalam penelitian ini adalah Institusi yang bertugas mengawasi, membina, dan melakukan advokasi terhadap pelaksanaan peraturan

(29)

2.7.2 Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah lanjutan dari perumusan defenisi konsep. Jika perumusan defenisi konsep ditunjukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep baik

berupa objek, peristiwa maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan operasional ditujukan dalam upaya mentransformasikan konsep kedunia nyata sehingga konsep penelitian dapat diobservasi (Siagian, 2011: 141).

Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini adalah

a. Pengawasan, adapun yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah bentuk-bentuk

pengawasan, siapa yang melakukan pengawasan dan dimana melakukan pengawasan b. Pembinaan dan advokasi spiritual yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah

siapa yang melakukan pembinaan dan advokasi, dimana dilakukan, siapa yang menjadi

sasaran pembinaan dan advokasi spiritual

c. Pelaporan dengan melimpahkan perkara ke peyidik

d. Menegur, memperingatkan dan menasehati

Referensi

Dokumen terkait

The purpose of this research is to examine Brand image and brand awareness positive significant effect on the motorcycle intention to buy brand Suzuki Satria F 150

transmission sub traders and exporters of 0.93, meaning if there is a change in the level of export prices of one per cent will affect the price at the merchant

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat peningkatan dari kemampuan awal ke kemampuan setelah intervensi, untuk itu kesimpulan dari penelitian ini yaitu pendekatan

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 46 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian

Atas partisipasiny'a dalam penyelenggaraan ujian Tulis penerimaan Mahasiswa Baru |alu r Seleksi Mandiri (SM) Universitas Negeri yogyakarta. Tahun

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 46 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 46 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian

Seleksi Mandiri Universitas Negeri Yogyakarta yang diselenggarakan pada tanggal 2Lluli20L3. Yogyakarta ,2L