34
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HAYATI AGROBOST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)
Lusmaniar1)*), Oksilia1) dan Sasmita Dewi2)
1)Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Palembang
2) Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Palembang *)Penulis untuk korespondensi: lusmaniarrahamat@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi pemupukan melalui daun terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu pemberian variasi konsentrasi pupuk cair agrobost melalui daun yang terdiri dari 3 taraf konsentrasi. Faktor yang diteliti meliputi konsentrasi pupuk cair. Faktor perlakuan K1 dengan
konsentrasi pupuk cair 2 cc per liter air, K2 dengan konsentrasi pupuk cair 4 cc per liter air, dan K3
dengan konsentrasi pupuk cair 6 cc per liter air per petak dan K0 kontrol negatif. Setiap perlakuan
diulang sebanyak 6 kali sehingga jumlah seluruh petak tanaman sebanyak 24 petak.
Perlakuan variasi konsentrasi pupuk cair melalui daun memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah cabang, serta tidak berbeda nyata terhadap jumlah daun dan umur berbunga. Perlakuan K3 dengan konsentrasi pupuk cair (6 cc per liter air) memberikan pengaruh
terbaik terhadap tinggi tanaman dan jumlah cabang per tanaman pada tanaman kacang hijau. Kata kunci: kacang hijau, pupuk cair, konsentrasi
ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of variations in the concentration of fertilization through the leaves on the growth and production of green bean plants (Vigna radiata L.). The design used in this study was a Randomized Block Design (RCBD) with one factor, namely the variation of the concentration of agrobost liquid fertilizer through the leaves which consist of 3 levels of concentration. Factors studied include the dose of liquid fertilizer. The treatment factor was K1 with a liquid fertilizer dose of 2 cc per liter of water, K2 with a liquid fertilizer dose of 4 cc per liter of water, and K3 with a liquid fertilizer dose of 6 cc per liter of water per plot and K0 was negative control. Each treatment was repeated 6 times so that the total number of plant plots was 24 plots. The treatment of variations in the concentration of liquid fertilizer doses through leaves gives a significant effect on plant height and number of branches, and not significantly different on the number of leaves and flowering age. K3 treatment with a dose of liquid fertilizer (6 cc per liter of water) gives the best effect on plant height and number of branches per plant on green bean plants.
Keyword: green bean, liquid fertilizer, concentration PENDAHULUAN
Peranan Kacang Hijau (Vigna radiataL.) dalam permintaan kebutuhan masyarakat menduduki tempat ketiga dari tanaman
kacang-kacangan di Indonesia, setelah kedelai dan kacang tanah. Tanaman ini dikenal sebagai salah satu tanaman leguminoceae yang cukup penting, tetapi sampai saat ini perhatian masyarakat terhadap budidaya tanaman kacang
35 hijau masih kurang. Kurangnya perhatian ini diantaranya disebabkan oleh karena panen kacang hijau harus dilakukan beberapa kali sehingga petani beranggapan menanam kacang hijau dianggap kurang efektif (Soeprapto, 2000).
Kacang hijau merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dalam bentuk seperti bubur kacang hijau, isi onde-onde dan lain-lain. Kecambahnya dikenal sebagai tauge (sayuran). Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain amylum, protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E). Manfaat lain dari tanaman ini adalah dapat melancarkan buang air besar. Selain itu juga dapat digunakan untuk pengobatan hepatitis, terkilir, beri-beri, demam nifas, kepala pusing/vertigo, memulihkan kesehatan, kencing kurang lancar, kurang darah, jantung mengipas dan kepala pusing (Achyad dan Rasyidah, 2006).Kandungan gizi kacang hijau per 100 gr bahan adalah Kalori (kal) 323 kal, Protein 22 g, Lemak 1,5 g, Karbohidrat 56,8 g, Kalsium 223 mg, Zat Besi7,5 mg, Fosfor 319 mg, Vitamin A 157 SI, Vitamin BI 0,46 mg, Vitamin CI 10 mg dan Air 15,5 g (Rukmana,2004). Dibandingkan dengan tanaman kacang-kacanganyang lain, kacang hijau memiliki kelebihan yang ditinjau dari segi agronomi maupun ekonomis, seperti lebih tahan kekeringan, serangan hama penyakit lebih sedikit, dapat dipanen pada umur 55-60 hari, dapat ditanam pada tanah yang kurang subur dan cara budidayanya yang mudah. Dengan demikian kacang hijau mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan (Sunantara, 2000).
Masalah yang dihadapi dalam pengembangan kacang hijau adalah masih rendahnya produksi yang dicapai petani. Rendahnya hasil disebabkan oleh budidaya yang kurang baik (tanpa pemupukan dan penyiangan), persediaan air tidak cukup, adanya
serangan penyakit terutama seperti bercak daun Cercospora, karat daun, embun tepung, kudis (scab) dan virus (Rukmana, 1997).
Pertumbuhan adalah suatu kenaikan volume yang bersifat irreversible (tidak dapat dikembalikan ke bentuk semula) karena adanya penambahan substansi dan pertambahan banyak jumlah sel, selain laju pertumbuhan tanaman, pertumbuhan dapat diukur dengan berbagai cara salah satunya adalah pengukuran tinggi tanaman serta jumlah daun yang biasanya sering dilakukan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam teknik budidaya dan pertumbuhan tanaman yaitu ketersediaan hara yang cukup sebagai bahan makanan bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Ketersediaan hara ini berkaitan dengan mineral-mineral yang disediakan oleh media tanam, namun tidak semua media tanam memiliki tingkat kesuburan yang sama. Oleh sebab itu, dibutuhkan penambahan unsur-unsur hara dari luar, contohnya dengan cara pemberian pupuk (Roidah, 2013).
Penyebab rendahnya produksi kacang hijau adalah masih sedikitnya petani yang menggunakan pupuk anorganik dan seringkali petani menanam kacang hijau tanpa pengolahan tanah dan menabur benih secara acak.Usaha untuk meningkatkan produksi kacang hijau dapat ditempuh melalui perbaikan tehnik budidaya diantaranya melalui pengaturan jarak tanam dan pemupukan kalium. Seperti tanaman kacang-kacangan lain, tanaman kacang hijau dapat mengikat N dari udara sehingga kebutuhan akan hara nitrogen bagi tanaman dapat dipenuhi (Anonim, 1983).
Penggunaan pupuk buatan yang salah dapat menyebabkan efisiensi pada proses produksi. Pemakaian jenis dan jumlah pupuk yang tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan kondisi tanah atau pemilihan pupuk tertentu dengan harga tinggi, padahal ada produk lain yang komposisi kandungan haranya
36 sama tetapi memiliki harga yang lebih murah. Akibatnya biaya produksi meningkat tapi hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan (Novizan, 2002).
Pupuk hayati merupakan mikroba yang dipakai untuk memperbaiki kesuburan tanah, misalnya rhizobium, mikroba pelarut fosfat, cendawan mikoriza dan lain – lain. Penambahan mikroba pelarut fosfat dan bakteri perangsang pertumbuhan tanaman, mampu meningkatkan ketersediaan hara fosfor (P) didalam tanah, merangsang pertumbuhan akar tanaman sehingga penyerapan hara nitrogen (N) dan fosfor (P) meningkat (Hasibuan, 2006). Pemberian pupuk hayati diberikan melalui daun.
Salah satu pupuk hayati yang dikenal adalah pupuk SMS Agrobost. Keistimewaan Agrobost dapat mengurangi pupuk sampai 50% atau sekaligus dapat meningkatkan produktivitas. Dalam Agrobost terdapat beberapa mikroba seperti mikroba pelarut P Lactobacillus dan mikroba Redegenerasi selulolitik, hormon tumbuh Indoleacetic Acid dan enzim Selulosa, serta terjadi penghematan pupuk kimia (Herawati, 2009).
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diadakan penelitian mengenai Pengaruh Variasi Konsentrasi Pemupukan Melalui Daun Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiate L.).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi pemupukan melalui daun terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Palembang, Lorong Tamansiswa, Sumatera Selatan.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang, arit, ember, meteran,
penggaris, alat tulis, paranet, kertas label, sprayer. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman kacang hijau, pupuk kandang sapi, agrobost.
Rancangan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu pemberian variasi konsentrasi pupuk cair agrobost melalui daun yang terdiri dari 3 taraf konsentrasi sebagai berikut: perlakuan K1 dengan
konsentrasi pupuk cair 2 cc per liter air, K2
dengan konsentrasi pupuk cair 4 cc per liter air, dan K3 dengan konsentrasi pupuk cair 6 cc per
liter air per petak dan K0 kontrol negatif. Setiap
perlakuan diulang sebanyak 6 kali sehingga jumlah seluruh petak tanaman sebanyak 24 petak. Uji lanjut menggunakan uji BNJ.
Prosedur kerja
1. Persiapan lahan
Persiapan lahan meliputi pembersihan lahan seperti Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman sebelumnya, kemudian dicangkul dan tanah digemburkan.
2. Pembuatan Petakan
Luas petakan 1 m x 1 m, tinggi petakan 30 cm dan jarak atar bedengan atau petakan yaitu 1 meter, tanah dicangkul ulang dan digemburkan lagi, kemudian dilakukan pemasangan paranet yang berfungsi untuk melindungi tanaman kacang hijau dari serangan hama dan penyakit.
3. Pemberian Pupuk Dasar
Pupuk kandang yang sudah matang diberikan pada setiap bedengan setelah dilakukan pengolahan tanah. Masing-masing bedengan diberikan 1 karung pupuk kandang dan dibiarkan 1 minggu sebelum tanam, pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang sapi.
37 4. Penanaman
Benih kacang hijau direndam terlebih dahulu kurang lebih 10 menit sebelum ditanam. Penanaman benih kacang hijau dilakukan pada satu minggu setelah petakan diberi pupuk kandang yaitu ditanam pada tanggal 7 desember 2018. Pada praktikum ini perlakuan jarak tanam yaitu 25 cm x 25 cm. Penanaman dengan kedalaman lobang tanam 3 cm dengan jumlah empat – lima benih/ lubang tanam. Penjarangan tanaman dilakukan satu minggu setelah tanam.
5. Perawatan
Perawatan tanaman kacang hijau meliputi penyiraman, pembersihan gulma, penggemburan tanah dan pembasmian hama.
6. Perlakuan
Perlakuan dengan pupuk cair agrobost diberikan setelah tanaman kacang hijau berumur 1 minggu. Pemberian pupuk dilakukan setiap 1 minggu sekali yaitu pada waktu pagi hari selama 6 minggu pada permukaan daun. Tujuan dilakukan pemupukan pada pagi hari dipermukaan daun adalah stomata pada daun akan membuka pada pagi hari agar mengoptimalkan penyerapan pupuk cair pada daun tanaman kacang hijau. Volume
konsentrasi pupuk cair agrobost yang digunakan adalah 0 cc/liter, 2 cc/liter, 4 cc/liter, 6 cc/liter
7. Panen
Panen dilakukan dengan cara dipangkas pada pangkal batang menggunakan pisau yang tajam. Adapun kriteria panennya adalah polong mengalami perubahan warna hijau menjadi kecoklatan atau jika 95% polong berubah warna serta batang, daun terlihat kering.
8. Pengamatan dan pengambilan data Pada tahap ini, pengamatan dan pengambilan data dari pertumbuhan tanaman kacang hijau dilakukan sesudah diberi perlakuan. Pengambilan data dimulai sejak tanaman berumur 1 minggu setelah penanaman, pengamatan dan pengambilan data meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah cabang (buah), jumlah daun (helai) dan umur berbunga (hari).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Data yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi tanaman (cm), jumlah cabang (buah), jumlah daun (helai), umur berbunga (hari). Berdasarkan hasil uji analisis sidik ragam terhadap semua peubah yang diamati disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil analisis keragaman terhadap parameter yang diamati.
Peubah F-Hitung KK
1. Tinggi Tanaman (cm) 5,68 ** 8,07 %
2. Jumlah Cabang (buah) 11,67 ** 7,16 %
3. Jumlah Daun (helai) 2,57 tn 9,23 %
4. Umur Berbunga (hari) 0,66 tn 4,51 %
F-Tabel 0,05 % 3,67
F-Tabel 0,01 % 4,83
Keterangan : (tn) = berpengaruh tidak nyata
(KK) = Koefisien keragaman (**) = berpengaruh sangat nyata
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa perlakuan variasi konsentrasi pupuk Agrobost berbeda sangat nyata terhadap
peubah tinggi tanaman (cm), dan jumlah cabang (buah) dan tidak berbeda nyata terhadap jumlah daun (buah) dan umur berbunga (hari).
38 1. Tinggi Tanaman (cm)
Data hasil pengamatan memperlihatkan bahwa perlakuan K3 dengan konsentrasi pupuk
cair 6 cc per liter air merupakan tanaman tertinggi mencapai 74,83 cm.
Data pengaruh variasi konsentrasi pupuk Agrobost terhadap tinggi tanaman kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengaruh Variasi Konsentrasi Pupuk Agrobost Terhadap Tinggi Tanaman Kacang Hijau Konsentrasi Pupuk Cair Rerata Tinggi Tanaman BNJ 5% = 9,05
K3 (6 cc per liter air) 74,83 cm A
K1 (2 cc per liter air) 66,83 cm Ab
K2 (4 cc per liter air) 64,67 cm B
K0 (tanpa pupuk cair) 62,83 cm B
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf 5%.
Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa perlakuan K3 dengan konsentrasi pupuk cair 6
cc per liter air berbeda sangat nyata dengan perlakuan K2 dengan konsentrasi pupuk cair 4 cc
per liter air dan perlakuan K0 tanpa pupuk, serta
tidak berbeda nyata terhadap perlakuan K1
dengan konsentrasi pupuk cair 2 cc per liter air cair.
2. Jumlah Cabang (buah)
Hasil pengukuran, rerata dan analisis
keragaman jumlah cabang per tanaman dapat dilihat pada tabel 4. Data hasil pengamatan memperlihatkan bahwa perlakuan K3 dengan
konsentrasi pupuk cair 6 cc per liter air merupakan tanaman yang memiliki Jumlah cabang pertanaman mencapai 5,00 buah dan tanaman yang memiliki jumlah cabang per tanaman terendah dicapai oleh perlakuan K0
tanpa pupuk cair dengan jumlah 4,00 buah per tanaman.
Tabel 4. Pengaruh Variasi Konsentrasi Pupuk Agrobost Terhadap Jumlah Cabang Tanaman Kacang Hijau
Konsentrasi Pupuk Cair Rerata Jumlah Cabang per
Tanaman (buah) BNJ 5% = 0,53
K3 (6 cc per liter air) 5,00 a
K2 (4 cc per liter air) 4,50 ab
K1 (2 cc per liter air) 4,17 b
K0 (tanpa pupuk cair) 4,00 b
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf 5%
Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa perlakuan K3 dengan konsentrasi pupuk cair 6 cc
per liter air berpengaruh tidak nyata terhadap perlakuan K2 dengan konsentrasi pupuk cair 4 cc
per liter air serta berpengaruh sangat nyata dengan perlakuan K1 dengan konsentrasi pupuk
cair 2 cc per liter air dan perlakuan K0 tanpa
pupuk cair.
3. Jumlah Daun (helai)
Perlakuan variasi konsentrasi pupuk cair melalui daun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman kacang hijau. Jumlah
39 daun kacang hijau berkisar antara 17 helai – 21 helai per tanaman.
4. Umur Berbunga (hari)
Perlakuan variasi konsentrasi pupuk cair melalui daun tidak berpengaruh nyata terhadap umur berbunga tanaman kacang hijau. Umur berbunga tanaman kacang hijau berkisar antara 35 hari – 40 hari setelah tanam.
Pembahasan 1. Tinggi tanaman
Hasil analisis sidik ragam menunjukan pertumbuhan tinggi tanaman Kacang Hijau pada 6 MST (minggu setelah tanam) berpengaruh sangat nyata, yaitu rata-rata tertinggi pada perlakuan K3 dengan konsentrasi
pupuk cair agrobost 6 cc per liter air, sedangkan rata-rata pertumbuhan kacang hijau terendah terdapat pada perlakuan K0 atau kontrol (tanpa
perlakuan). Hal ini mengindikasikan bahwa perlakuan pupuk agrobost sangat baik digunakan untuk menambah unsur hara tanah dalam membantu pertumbuhan tinggi tanaman.
Berdasarkan penelitian Perwita (2010) menunjukkan bahwa multi isolat Rhizobium toleran masam yang dikemas dalam formula pupuk mempunyai pengaruh berbeda terhadap tinggi 240 tanaman pada umur 57 hari. Hal ini ditunjukkan oleh uji F bahwa Fhit lebih besar dari F tabel, tinggi tanaman tampak berbeda nyata, ada pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kedelai. Sedangkan pada umur 27 dan 37 hari, Fhit lebih kecil dari Ftabel sehingga Kombinasi multi isolat Rhizobium dan formula pupuk hayati tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman.
Menurut Hakim et al., dengan Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat-sifat tanah seperti sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Bahan organik merupakan perekat butiran lepas, sumber hara tanaman dan sumber energi dari sebagian besar organisme tanah. Selanjutnya
Soepardi, (Hutauruk, 2002). Bahan organik yang ditambah ke dalam tanah dapat memberi pengaruh positif terhadap tanaman melalui berbagai pengaruhnya terhadap perubahan sifat-sifat tanah secara keseluruhan. Penambahan bahan organik akan menyumbangkan berbagai unsur hara terutama unsur hara N, P, dan S, hormon pertumbuhan tinggi tanaman, meningkatkan kapasitas menahan air, dan meningkatkan aktivitas organisme tanah pada semua jenis tanah. 2. Jumlah cabang
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa perlakuan K3 dengan
konsentrasi pupuk agrobost 6 cc per liter air berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah cabang tanaman Kacang hijau. Pengaruh pupuk agrobost pada pertumbuhan jumlah cabang nampak pada setiap tingakatan perlakuan konsentrasi pupuk agrobost yang diberikan. Hasil ini menjelaskan bahwa perlakuan pupuk agrobost pada umur 6 MST berpengaruh sangat nyata dengan konsentrasi 6 cc per liter air dapat menghasilkan pertumbuhan jumlah cabang 5 – 6 helai cabang per tanaman.
3. Jumlah daun
Berdasarkan hasil pengamatan perlakuan variasi konsentrasi pupuk cair melalui daun tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan Jumlah Daun tanaman Kacang hijau pada setiap pengamatam pada taraf 5%. Pengaruh pupuk agrobost pada pertumbuhan jumlah daun tidak nampak pada setiap tingakatan perlakuan konsentrasi pupuk agrobost yang diberikan. Hasil ini menjelaskan bahwa perlakuan pupuk agrobost tidak berpengaruh nyata.
Berdasarkan hasil penelitian dari (Yadi Slamet, et al., 2011). Hasil pengukuran pengaruh pemangkasan dan pemberian pupuk organik terhadap jumlah daun tanaman mentimun pada umur 15 dan 30 HST dari hasil
40 sidik ragam menunjukkan bahwa pemangkasan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap jumlah tanaman pada umur 15 dan 30 HST dan sedangkan pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman umur 30 HST sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun tanaman umur 15 dan 30 HST.
Kuswandi (Nerty Soverda et al., 2010). Dengan meningkatnya jumlah klorofil dan jumlah daun yang terbentuk maka proses fotosintesis berjalan dengan baik dan fotosintat yang dihasilkan akan lebih tinggi maka pertumbuhan pun semakin baik. Dengan demikian peningkatan laju pertumbuhan tanaman akan cenderung menghasilkan bobot kering pupus tanaman yang lebih banyak.
Selanjutnya Gardneret al., (Nerty Soverda et al., 2010) menyatakan bahwa untuk memperoleh laju pertumbuhan tanaman yang maksimal harus terdapat cukup banyak daun dalam tajuk untuk menyerap sebagian besar radiasi matahari jatuh keatas tajuk tanaman yang digunakan untuk proses fotosintesis. 4. Umur berbunga
Berdasarkan hasil pengamatan, variasi konsentrasi pupuk cair melalui daun tidak berpengaruh nyata terhadap umur berbunga tanaman Kacang hijau pada setiap pengamatam pada taraf 5% . Pengaruh pupuk agrobost pada pertumbuhan Umur berbunga tidak nampak pada setiap tingkatan perlakuan konsentrasi pupuk agrobost yang diberikan. Hasil ini menjelaskan bahwa perlakuan pupuk agrobost dengan berbagai variasi konsentrasi pupuk cair menghasilkan rata-rata waktu Umur berbunga sebesar 35 – 40 hari.
Berdasarkan hasil penelitian dari Nerty Soverda et al., (2010). Berdasarkan hasil analisis sidik ragam dan uji Lanjut BNT pada taraf 5 % menunjukkan bahwa pemberian
perlakuan pupuk hayati tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap umur berbunga. Namun, dari hasil pengamatan sebagian besar tanaman kedelai mulai berbunga ada umur 32 HST.
Menurut Gardneret al., (1991) bahwa tanaman kedelai termasuk peka terhadap perbedaan panjang hari, khususnya pada saat pembentukan bunga. Proses pembentukan bunga dikendalikan oleh faktor lingkungan, terutama fotoperiode dan temperatur, maupun oleh faktor genetik atau internal, terutama pengatur pertumbuhan, hasil fotosintesis, dan pasokan nutrisi dan mineral (misalnya, nitrogen). Pada suhu tinggi dan kelembaban rendah, jumlah sinar matahari yang jatuh pada tangkai ketiak daun lebih banyak. Hal ini akan merangsang pembentukan bunga (Adisarwanto, 2006).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Perlakuan variasi konsentrasi pupuk cair melalui daun memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah cabang, serta tidak berbeda nyata terhadap jumlah daun dan umur berbunga. Perlakuan K3 dengan
konsentrasi pupuk cair (6 cc per liter air) memberikan pengaruh terbaik terhadap tinggi tanaman dan jumlah cabang per tanaman pada tanaman kacang hijau.
Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan variasi konsentrasi pupuk cair melalui daun yang lebih tinggi serta ditambah dengan perlakuan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Achyad, D.E. dan R. Rasyidah. 2006. [di unduh kamis, 14 Desember 2006].
41
Tersedia pada
http://www.asiamaya.com/jamu/isi/kacan g hijau_phaseolus
radiatus.htm. Kamis, 14 Desember 2006.
Anonim.1988. Kalium dan Tanaman Pangan Problem dan Prospek.Lembaga Pusat Penelitian Bogor. Hal. 1 –3.
Andrianto, T. T. dan N. Indarto. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani Kedelai, Kacang Hijau, Kacang Panjang. Absolut. Yogyakarta.133 hlm.
Alghozali, A., 1998, SMSAgrobost. PT SMS Indroputra, Tanggerang.
Bambang. 2007. Kacang Hijau. Semarang: Aneka ilmu.
Dewanto F.G, J.J.M.R.Londok, R.A.V. Tuturoo, dan W. B. Kaunang, Januari 2013 : 6. “pengaruh pemupukan organik dan anorganik terhadap produksi tanaman jagung sebagai isu sumber pakan”. JURNAL : Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115. Jurnal Zootek (“Zootek”Journal), Vol.32, No. 5 2013.
Fachruddin, L. 2000. Budidaya Kacang Kacangan. Kanisius. Yogyakarta.120 hlm.
Fitriani, A. 2014. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Limbah Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.). Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan. Universitas Bengkulu. Hanafiah, K. A. 2012. Rancangan Percobaan
Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hasibuan, B.E., 2006. Pupuk dan Pemupukan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal: 175. Hasibuan, B.E., 2005. Dasar Ilmu Tanah, FP
USU, Medan.
Herawati, T. 2009. Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glicyne max L. Merrill) Terhadap Fungsi Mikoriza Arbuskula dan Perbandingan Pupuk An-Organik dan Organik. Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra Utara.
Hikmawati, M. 2014. Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Terhadap Produksi Kacang Hijau (Vigna Radiata L.). Jurnal. Fakultas Pertanian. Universitas Soerjo Ngawi. Media Soerjo. Vol 15.
Husna. 2016. Respons Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus L.) Terhadap Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskular dan Dosis Bahan Organik yang Berbeda Pada Tanah Ultisol. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung Bandar Lampung.
Hutauruk Sixtus dan Benedicta L, juni – november 2002 : 156. “pertumbuhan dan produksi tanaman bunga matahari (Heliantus annuus L) pada topsoil beberapa jenis tanah yang diberi dua taraf perlakuan bahan organik”. Fakultas Pertanian, Universitas Katolik St Thomas SU, di Desa Tanjungsari, Kecamatan Tuntungan.
Mahdin, D., Bahua, M.I., Jamin, F. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Melalui Pemberian Pupuk Organik Hayati. Jurnal.
Manehat, S.J., Roberto, I.C.O., Taolin., Lelang, M.A. 2015. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna Radiata
42 L.). Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering. 1 (1) 24-30.
Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Cetakan 1 Agro Media Pustaka, Jakarta.
Perwita. S. 2010 : 54-55. “Efektivitas beberapa formula pupuk hayati Rhizobium toleran masam pada tanaman kedelai ditanah masam ultisol.” SKRIPSI : Dipublikasikan Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang 2010.
Purwono., Hartono, R. 2005. Kacang Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta. 59 hlm. Roidah, IS., 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk
Organik untuk Kesuburan Tanah. Agroforestri. Fakultas Pertanian Universitas Tulungagung Bonorowo. 1 (1). Rositawaty, S. 2009. Sehat Dengan Kacang
Hijau. Bandung: Citra praya
Rukmana, R. 1997. Kacang Hijau, Budidaya Dan Pasca Panen. Kanisius, Yogyakarta. 68 hal.
Rukmana, R., 2004. Kacang Hijau,Budidaya dan Pascapanen. Kanisius, Yogyakarta.
Samekto. R. 2006. Pupuk Kandang. Citra Aji Parama. Yogyakarta.
Soeprapto. 2000. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya. Anggota IKAPI. 33P. Soverda, N. dan Tiur Hermawati 2010 : 10.
“respon tanaman kedelai (Glycine max (L) merill terhadap pemberian berbagai konsentrasi pupuk hayati”. JURNAL : Dipublikasikan, Jurusan Budidaya Pertanian FakultasPertanian Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat – Jambi, 36361.
Sunantara, I.M.M. 2000.Teknik produksi benih kacang hijau. No. Agdex: 142/35. No. Seri: 03/Tanaman/2000/September 2000. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian, Denpasar Bali.
Yadi S, La karimuna, dan Laodesa baruddin 2011 : 111. “Pengaruh pemangkasan dan pemberian pupuk organik terhadap Produksi tanaman mentimun (Cucumissativusl.) JURNAL : Dipublikasikan Alumni Program Studi Agronomi Pasca Sarjana Unhalu, Dosen Program Studi Agronomi Program Pasca Sarjana Unhalu 2011.