• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Pembangunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Pembangunan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional merupakan serangkaian upaya pembangunan meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka melaksanakan tujuan nasional yang termasuk dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu melindungi segenap bangsa, seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Telekomunikasi berasal dari dua arti kata yang berbeda, yaitu “tele” dan “komunikasi”. Tele yang berarti jauh, sedangkan komunikasi yang berarti proses penyampaian sebuah pesan atau informasi dari satu individu ke individu lain atau dari satu tempat ke tempat lain. Dengn demikian, telekomunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian sebuah pesan atau informasi dari satu individu ke individu lain yang dapat dilakukan dalam jarak-jarak jauh.1

1

Perkembangan Infrastruktur Telekomunikasi, http:/id.scribd.com/doc/3322937/(diakses tanggal 29 Maret 2017).

(2)

Perkembangan teknologi informasi memberikan keuntungan yang besar bagi negara-negara di seluruh dunia, baik pemanfaatan dalam bidang usaha ataupun pemanfaatan dalam kebutuhan hidup manusia. Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung demikian cepat. Teknologi informasi saat ini menjadi pedang bermata dua, karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum2

Perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia sangat pesat hal ini ditandai dengan para operator telekomunikasi yang bertugas sebagai penyelenggra telekomunikasi saling berkompetisi dalam memberikan suatu pelayanan yang terbaik demi merebut perhatian masyarakat Indonesia yang memerlukan kebutuhan telekomunikasi. Penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia mengalami perubahan yang sangat signifikan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi.

.

3

Mengingat meningkatnya kemampuan sektor swasta dalam penyelenggaraan penguasaan teknologi telekomunikasi, dan keunggulan

Menara Telekomunikasi (BTS) sangat diperlukan oleh operator telepon seluler. Pada sistem komunikasi dengan sistem terrestrial yang menggunakan gelombang mikro (micro wave) membutuhkan antena khusus penangkapan gelombang mikro.

2

Ahmad M. Ramli, Cyber Law Dan Haki, (Bandung: Refika Aditama, 2004), hlm.1 3

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1996 tentang Telekomunikasi, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881

(3)

kompetitif dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat serta pertumbuhan menara telekomunikasi oleh penyelenggara telekomunikasi seluler, yang semakin gencar dalam bersaing memperluas jaringan wilayah layanannya. Maka perlu diimbangi dengan adanya penertiban, pengawasan dan pengendalian melalui mekanisme perizinan pembangunan BTS, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.

Banyak fakta yang muncul di berbagai daerah yang menyatakan bahwa keberadaan menara telekomunikasi (tower) memiliki resistensi/daya tolak dari masyarakat, yang disebabkan isu kesehatan (radiasi, anemiall), isu keselamatan, hingga isu pemerataan sosial. Spektrum gelombang elektromagnetik yang diketahui mencakup rentang frekuensi yang lebar. Gelombang radio, sinyal televisi, sinar radar, cahaya tak terlihat, sinar-x dan sinar gamma merupakan contoh-contoh gelombang elektromagnetik. Dalam ruang hampa, gelombang ini semuanya merambat dengan kecepatan yang sama, 3 x 108 m/s. Sumber elektromagnetik ada dimana-mana, matahari, bintang, lampu, dan tornado merupakan sumber alamiah dari gelombang elektromagnetik. Ada juga sumber elektromagnetik buatan seperti ledakan nuklir, rangkaian listrik dengan tube vakum atau transistor, diode microwave, laser antena radio dan banyak lagi.Penolakan warga terhadap pembangunan menara telekomunikasi di beberapa lokasi/site pada umumnya didasari alasan-alasan yang sebenarnya tidak kuat. Tetapi terkadang yang terjadi ada pihak-pihak yang melakukan provokasi untuk kepentingan-kepentingan tertentu, selain itu ada juga yang didasari kecemburuan

(4)

sosial, biasanya ada oknum tetangga dari pemilik lahan (atau genung) yang disewa provider tower yang merasa iri hati karena tetangganya mendapatkan dana yang cukup besar dari sewa-menyewa lahan/gedung, sehingga oknum tersebut berupaya menggagalkan.4

Alasan klasik yang dipaparkan oleh warga terkait penolakan terhadap pembangunan tower telekomunikasi biasanya seputar bahaya radiasi dari perangkat, kemungkinan gangguan frekuensi terhadap alat elektronik serta kemungkinan rubuhnya menara. Alasan pertama, persoalan radiasi perangkat, institusi resmi yakni Fakultas Tehnik Universitas Gajah Mada, melalui

ower telekomunikasi baik untuk pemancar Gelombang Micro Digital ( GMD ) maupun untuk BTS ( Base Transceiver System) pemancar HP, Untuk GMD biasanya memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi 4 sampai 7 Ghz, dimana antara antenna pemancar dengan antenna penerima berjarak sekitar maksimum 60 Km dan harus LOS ( Line Of Side ) tidak ada obstacle (penghalang) yang menghalangi antara keduanya., biasanya dengan ketinggian diatas 40 meter dari permukaan tanah. Gelombang yang dipancarkan adalah gelombang ruang, merambat lurus diudara.

program studi Magister Rekayasa Keselamatan Industri pernah me-release sertifikat, yang didasarkan atas penelitian di BTS Widuran-Solo Jawa Tengah milik PT. Telekomunikasi Selular

4

yang isinya sebagai berikut terbukti tidak terjadi radiasi

http://gojavaraya.com/index.php/site-acquisition/penolakan-warga-terhadap-towe-telekomunikasi/681, diakses tanggal 21 Maret 2017.

(5)

pengion akibat perangkat BTS tersebut. Radiasi pengion adalah gejala yang secara alamiah dinyatakan sebagai penyebab menggangu kesehatan manusia. Hasil pengukuran dengan menggunakan peralatan yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan, telah diperoleh hasil pengukuran radiasi elektromagnetik sebesar 0,00120 mW/cm persegi dan hasil dari perhitungan secara teoritis sebesar 0,00180 mW/cm persegi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil tersebut jauh dibawah batas ketentuan internasional yakni antara 0,5 mW/cm persegi sampai 1,0 mW/cm persegi. Kedua, mengenai kemungkinan frekuensi seluler yang dipancarkan dari antena menara telekomunikasi / BTS mengganggu frekuensi radio dan televisi. Kekhawatiran dan alasan tersebut tidaklah tepat sebab jaringan selular mengunakan frekuensi pada 900/1800 mHz, yang tentunya berbeda dengan frekuensi radio dan televisi, sehingga tidak dimungkingkan adanya gangguan terhadap perangkat elektronik. Alasan ketiga, kemungkinan rubuhnya menara telekomunikasi. Jika kekhawatiran warga didasarkan pada rasa takut, tentu hal tersebut sangat relatif, karena setiap orang memiliki persepsinya sendiri, yang terkadang berbeda dengan yang sebenarnya (fakta). Akan tetapi jika ditinjau secara teknis, pembangunan menara telekomunikasi telah melalui proses dan perhitungan struktur yang teliti yang dilakukan oleh lembaga resmi yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga secara teknis tidak akan rubuh.5

Salah satu fungsi hukum adalah untuk melindungi para pihak yang terkait dalam hubungan hukum, agar ketentuan-ketentuan yang dibuat benar-benar dapat

5

(6)

melindungi para pihak, sehingga terbentuk keadilan hukum. Keadilan hukum tentunya selalu bersisi dua, adil bagi seseorang akan tidak adil bagi orang lain, sehingga perlu diambil ukuran lain yang bagi para pihak terdapat keadilan yang seimbang. Seringkali pihak-pihak yang terkait akan mengmabil ukuran adil yang tentunya menguntungkan bagi didinya, sehingga terdapat banyak pendapat bagi artinya adil, yang paling memadai adalah apa yang dikemukakan oleh John Rawls, bahwa apa keadilan sebagai kepantasan: Justice as fainess.

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas penulis memilih judul Perlindungangan hukum terhadap masyarakat akibat radiasi gelombang elektromagnetik dari menara operator telekomunikasi menurut Undang-Undang No. 36 tahun 1999.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah pengaturan hukum pembangunan menara tower operator telekomunikasi menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 1999?

2. Bagaimanakah bentuk gangguan yang dalam masyarakat akibat gelombang elektromagnetik menara tower telekomunikasi?

(7)

3. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap masyarakat akibat gangguan gelombang elektromagnetik dari menara telekomunikasi menurut undang-undang?

(8)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Pengaturan hukum pembangunan menara tower operator telekomunikasi menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 1999.

2. Bentuk gangguan yang dalam masyarakat akibat gelombang elektromagnetik menara tower telekomunikasi.

3. Perlindungan hukum terhadap masyarakat akibat gangguan gelombang elektromagnetik dari menara telekomunikasi menurut undang-undang

Adapun manfaat penelitian yang diperoleh

1. Secara teoritis

Kiranya penulisan skripsi ini dapat mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan hukum perdata sekaligus dapat menambah literatur khususnya mengenai perlindungangan hukum terhadap masyarakat akibat radiasi gelombang elektromagnetik dari menara operator telekomunikasi menurut Undang-Undang no. 36 tahun 1999.

2. Secara praktis

Secara praktis penulisan skripsi ini dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang perlindungangan hukum terhadap masyarakat akibat radiasi gelombang elektromagnetik dari menara operator telekomunikasi menurut Undang-Undang no. 36 tahun 1999.

(9)
(10)

D. Keaslian Penulisan

Berdasarkan penelusuran pada perpustakaan Universitas Sumatera Utara khususnya Fakultas Hukum, tidak dapati bahwa perlindungan hukum terhadap masyarakat akibat radiasi gelombang elektromagnetik dari menara operator telekomunikasi menurut Undang-Undang No. 36 tahun 1999. Penelitian ini dilakukan oleh penulis dengan mempelajari dan mengkaji buku-buku, peraturan perundang-undangan dan literatur-literatur yang sesuai dengan kajian permasalahan dalam penulisan skripsi ini, sehingga hasil kajian dalam skripsi ini dapat dikatakan aktual serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan akademik.

E. Tinjauan Pustaka

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang menyatakan bahwa :“…untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan sekuruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD 1945 yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berdaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada …”

(11)

Pembukaan alinea ini menjelaskan tentang Pancasila yang terdiri dari lima sila yang menyangkut keseimbangan, kepentingan, baik individu, masyarakat dan penguasa6

Hal ini berarti bahwa Negara Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (machstaat), segala sesuatu yang terjadi atau dilakukan di wilayah Indonesia harus berdasarkan hukum bukan berdasarkan kekuasaan belaka. Negara kesejahteraan atau Welfare

state merupakan suatu konsep negara hukum material. Berdasarkan konsep ini,

pemerintah bisa bertindak secara lebih luas dalam urusan dan kepentingan publik jauh melebihi batas-batas yang pernah diatur dalam konsep negara hukum formal. Pemerintah memiliki keleluasaan untuk turut campur tangan dalam urusan warga negaranya dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat. Sebagian ciri negara hukum khususnya dalam konsep negara hukum material, dalam penerapannya di berbagai negara demokrasi modern hampir semua dilaksanakan, hanya saja seringkali law in the book seringkali berbeda dengan law in action, atau das sollen berbeda dengan das sein. Penyimpangan antara aturan hukum yang telah dibuat dan seharusnya berkedudukan di atas segalanya dengan kenyataan bahwa intervensi kekuasaan

.

Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan:

“Indonesia adalah Negara Hukum”

6

Otje Salman Soemadiningrat, Teori Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2004, hlm. 158.

(12)

mempengaruhi pelaksanaan hukum menjadikan hukum dipengaruhi oleh anasir-anasir non hukum yang seharusnya tidak boleh terjadi dalam proses penegakan hukum7

Telekomunikasi merupakan salah satu sektor penting yang mempengaruhi pembangunan sektor-sektor lain diantaranya adalah sektor ekonomi, sektor sosial, sektor pendidikan dan lain sebagainya. Telekomunikasi diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan kesejateraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata, mendukung kegiatan ekonomi dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata, mendukung kegiatan ekonomi dan kegiatan pemerintah, serta meningkatkan hubungan antar bangsa. Di dalam pengembangan penyelenggaraan komunikasi juga memerlukan fasilitas infrastruktur yang baik agar penyelenggaraan komunikasi dapat berjalan dengan

. Hal ini menciptakan hukum yang seadil-adilnya bagi masyarakat maka perlu adanya sikap perlakuan yang sama untuk masyarakat, sehingga hukum dapat memberikan kebahagiaan kepada masyarakat.

Aliran filsafat yang mendasarinya adalah aliran Utilitarianism, tokohnya

Jhon Lock dengan konsep bahwa hukum memberikan kebahagiaan yang

sebesar-besarnya kepada orang sebanyak-banyaknya (The Greatest Happiness for The

Greatest Numbers). Kebahagiaan yang dimaksud Jhon Lock ini adalah

kesejahteraan ekonomi. Aliran ini menghendaki adanya kebahagiaan yang dapat dirasakan oleh seluruh rakyat. Sektor ekonomi merupakan faktor yang berperan penting dalam menciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam masyarakat.

7

(13)

baik. Tetapi tidak setiap daerah dapat memenuhi kebutuhan infrastruktur yang memadai apabila ditanggung oleh pemerintah daerah sendiri tanpa adanya dukungan dan partisipasi dari pihak lain, dalam hal ini yang dimaksud adalah pihak swasta maupun investor.

Indonesia dengan wilayahnya yang cukup luas dan jumlah penduduknya yang banyak serta dengan tingkat heterogenitas yang begitu kompleks, tentu tidak mumgkin pemerintah pusat dapt secara efektif menjalankan fungsi–fungsi pemerintahan tanpa melibatkan perangkat daerah dan menyerahkan beberapa kewenangannya kepada daerah otonom. Untuk melaksanakan fungsi–fungsi pemerintahan dimaksud, salah satunya diperlukan desentralisasi.8

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan, yaitu hukum normatif, di mana penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan dipandang dari sisi normatifnya.9

2. Sifat penelitian

8

Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan antara DPRD dan Kepala Daerah, (Bandung: Alumni, 2008), hal 22

9

Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Surabaya: Bayu Media Publishing, 2005), hlm. 46.

(14)

Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang hanya menggambarkan fakta-fakta tentang objek penelitian baik dalam kerangka sistematisasi maupun sinkronisasi berdasarkan aspek yurisidis, dengan tujuan menjawab permasalahan yang menjadi objek penelitian.10

3. Sumber data

Pengumpulan data mempunyai hubungan erat dengan sumber data, karena dengan pengumpulan data akan diperoleh data yang diperlukan untuk selanjutnya dianalisis sesuai kehendak yang diharapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kepustakaan (library

research).11

a. Bahan hukum primer yakni bahan hukum yang terdiri dari Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881.

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui data sekunder yaitu data yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari:

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 02/Per/M.Kominfo/03/2008 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi.

10

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm 116-117.

11

Ibid, hlm 10-11.

Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi Dan Informatika Dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 18 Tahun 2009 Nomor: 07/Prt/M/2009 Nomor: 19/Per/M.Kominfo/03/2009 Nomor: 3/P/2009

(15)

Tentang Pedoman Pembangunan Dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi.

b. Bahan hukum sekunder adalah hasil penelitian para ahli yang termuat dalam jurnal, artikel, makalah, karya ilmiah, media cetak maupun media elektronik mengenai perjanjian yang berhubungan dengan penelitian ini.

c. Bahan hukum tersier yakni bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus umum, kamus hokum dan ensiklopedia yang berhubungan dengan materi penelitian.

4. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan (library research), artinya data yang diperoleh melalui penelurusan kepustakaan berupa data sekunder ditabulasi yang kemudian disistematisasikan dengan memilih perangkat-perangkat hukum yang relevan dengan objek penelitian.

5. Analisis data

Analisa data kualitatif ini adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan menemukan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.12

12

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung. PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.248

Bahan hukum yang telah diinventarisasi dan diidentifikasi kemudian dianalisa secara kualitatif dengan menggunakan tahapan berfikir sistematis guna

(16)

menemukan jawaban atas permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Analisis dilakukan dengan mendasarkan pada teori-teori hukum yang pada akhirnya akan memberikan hasil yang signifikan dan bermakna kedalam bentuk sebuah paparan yang nyata.

G. Sistematika Penulisan

Guna memudahkan pembahasan skripsi ini, dibuat sistematika secara teratur dalam bagian-bagian yang semuanya saling berhubungan satu sama lainnya. Adapun sistematika tersebut dibagi kedalam lima bab yang masing-masing terdiri sub bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penelitian, tinjauan pustaka dan metode penelitian serta sistematika penulisan

BAB II PENGATURAN HUKUM PEMBANGUNAN MENARA TOWER OPERATOR TELEKOMUNIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN 1999

Bab ini berisikan penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia, fungsi dan tujuan pembangunan menara tower telekomunikasi di Indonesia dan ketentuan pembangunan menara tower telekomunikasi menurut Undang-Undang No 3 Tahun 1999

(17)

BAB III BENTUK GANGGUAN YANG DALAM MASYARAKAT AKIBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK MENARA TOWER TELEKOMUNIKASI

Bab ini berisikan bentuk gangguan yang dialami masyarakat akibat adanya tower telekomunikasi, hubungan hukum antara pihak telekomunikasi dengan masyarakat dan permasalahan yang terjadi di masyarakat akibat gelombong elektromagnetik

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MASYARAKAT AKIBAT GANGGUAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DARI MENARA TELEKOMUNIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG Bab ini berisikan akibat hukum terhadap gangguan yang dialami masyarakat akibat adanya gelomgbang elektromagnetik dan bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Masyarakat yang Terkena Gangguan Tower Telekomunikasi Menurut Undang-Undang No.36 Tahun 1999 serta Pertanggungjawaban Operator Telekomunikasi Akibat Gangguan Tower Telekomunikasi terhadap Masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. Selain kesimpulan, berisi juga saran-saran dari penulis yang berhubungan dengan proses dalam melakukan penelitian yang telah dilakukan

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Karena itu dengan penuh ketulusan dan kesadaran, penulis memohon “maaf” bila dalam karya ini masih terdapat banyak kekurangan dengan harapan agar pada satu masa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan keimanan kepada Allah SWT melalui sedekah studi pada jama‟ah majelis doa mawar Allah. Fokus masalah yang akan dikaji adalah;

Media is tool that used to make effective communication and interaction between teacher and student in teaching and learning process at school. Media is

pertanggungjawaban pidana di maksudkan untuk menentukan apakah seseorang dapat mempertanggungjawabkan perbuatan pidana atau tidak terhadap tindakan yang di lakukanya itu,

Pasal 42 dan 43 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf tersebut me wajibkan naz}i>r untuk mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi

[r]

Kegiatan penelitian tindakan kelas inni dilakukan dalam pembelajaan bahasa Indonesia di kelas IV SDN 10 Poasia pada semester ganjil. Subjek dalam penellitian ini adalah

Komposisi bahan baku yang digunakan juga akan mempengaruhi kualitas asap cair yang dihasilkan, seperti dapat dilihat dari kadar senyawa fenol dan asam yang ada dalam asap