• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Setiadi (2003:182) menyatakan bahwa image atau citra adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Setiadi (2003:182) menyatakan bahwa image atau citra adalah"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Merek

2.1.1 Pengertian Citra Merek

Menurut Setiadi (2003:182) menyatakan bahwa image atau citra adalah realitas, oleh karena itu jika komunikasi pasar tidak cocok dengan realitas, secara normal realitas akan menang. Citra akhirnya akan menjadi baik, ketika konsumen mempunyai pengalaman yang cukup dengan realitas baru. Realitas baru yang dimaksud yaitu bahwa sebenarnya organisasi bekerja lebih efektif dan mempunyai kinerja yang baik.

Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang, penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing (Laksana, 2008:77). Merek mempunyai peranan yang penting dan merupakan aset prestisius bagi perusahaan.

Pemasaran dewasa ini bukan hanya pertempuran produk tetapi juga pertempuran persepsi konsumen mengenai merek. Saat ini konsumen tidak hanya melihat suatu produk berdasarkan kualitas maupun harga tetapi juga citra merek yang melekat pada produk yang dikonsumsi. Banyak perusahaan yang menyadari hal ini sehingga mereka berusaha untuk menciptakan citra (image) yang baik agar dipilih oleh kosumen.

(2)

xxi   

Citra merek umumnya didefinisikan segala hal yang terkait dengan merek yang ada dibenak ingatan konsumen. Citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang terbentuk karena informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek (Suryani, 2008: 113)

Citra merek (brand image) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada suatu merek, sama halnya ketika kita berfikir tentang orang lain. Asosiasi ini dapat dikonseptualisasi berdasarkan: jenis, dukungan, kekuatan, dan keunikan. (Shimp, 2003:12). Citra merek umumnya didefinisikan segala hal yang terkait dengan merek yang ada dibenak ingatan konsumen. Citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang terbentuk karena informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek (Suryani, 2008:113).

Berdasarkan pendapat di atas Hapsari (2010:22) mengambil beberapa kesimpulan tentang citra merek sebagai berikut:

1. Citra merek mempengaruhi pola pikir dan pandangan konsumen mengenai merek secara keseluruhan.

2. Citra merek bukan hanya merupakan sebuah pemberian nama yang baik melainkan bagaimana cara mengenalkan produk kepada konsumen agar menjadi memori bagi konsumen dalam membentuk suatu persepsi akan sebuah produk.

(3)

3. Citra merek memegang kepercayaan, pemahaman, dan persepsi konsumen

terhadap suatu merek.

4. Citra merek merupakan asosiasi yang muncul dalam benak konsumen dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu terhadap suatu merek.

5. Citra merek yang baik dapat meningkatkan penjualan produsen serta menghambat kegiatan pemasaran pesaing.

6. Citra merek merupakan faktor penting dalam keputusan pembelian konsumen hingga konsumen menjadi loyal terhadap merek tertentu.

2.1.2 Acuan Asosiasi Merek

Konsumen selalu memiliki kesan tersendiri terhadap suatu merek. Kesan tersebut bisa muncul setelah konsumen melihat, mendengar, membaca atau merasakan sendiri suatu produk. Semakin baik suatu merek berinteraksi dengan konsumen maka akan semakin banyak asosiasi produk yang terbentuk. Menurut Durianto (2001:69), Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul dibenak konsumen yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan merek tersebut dalam strategi komunikasinya, ditambah jika kaitan tersebut didukung oleh jaringan atau kaitan yang lain sebagai pendukung.

(4)

xxiii   

Suatu merek yang mapan akan memilki posisi yang menonjol dalam persaingan jika didukung oleh asosiasi yang tepat. Berbagai asosiasi yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut citra merek. Semakin banyak suatu asosiasi yang terbentuk akan semakin kuat citra merek yang dimilikinya. Menurut Aaker dalam Simamora (2003:31), terdapat sebelas sumber asosiasi merek, yaitu

1. Product Atributes (Atribut Produk)

Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi ini sangat efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek.

2. Intengibles Atribute (Atribut tak berwujud)

Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsikualitas, kemajuan teknologi, kesan nilai yag mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif.

3. Consumer’s Benefit (Manfaat bagi pelanggan)

Manfaat bagi pelanggan ini dapat berupa manfaat Rasional (Rational Benefit) Dan manfaat psikologi (Psychological Benefit). Manfaat rasional berkaitan erat dengan atribut dari produk yang dapat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rasional. Manfaat psikologis seringkali merupakan konsekuensi ekstrem dalam proses pembentukan sikap, berkaitan dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau menggunakan merek tersebut.

(5)

4. Relative Price (Harga Relatif)

Evaluasi terhadap merek disebagian kelas produk ini akan diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.

5. Aplication (Penggunaan).

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.

6. User/consumer (Pengguna/pelanggan)

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan kelas produk tersebut.

7. Celebrity/person (Orang terkenal/khalayak)

Mengaitkan orang terkenal/artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi yang kuat yang dimiliki oleh orang terkenal kedalam merek tersebut.

8. Life style (Gaya Hidup/ kepribadian)

Asosiasi merek dengan satu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.

9. Product Class (Kelas Produk)

Mengasosiasikan sebuah merek melalui kelas produknya 10. Competitors (Para pesaing)

(6)

xxv   

11. Country/Geographic Area (Negara/wilayah Geografis)

Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memilki hubungan yangerat dengan produk, bahan dan kemampuan

2.1.3 Elemen Citra Merek

Berdasarkan Handayani (2010:22), citra merek memiliki empat elemen, yaitu: 1. Ketahanan (Tenacity)

Berkaitan dengan kualitas dan citra merek produk itu sendiri. a. Kualitas produk

Produk yang dipasarkan dan dijual harus memiliki jaminan atau kualitas yang baik sesuai dengan citra merek yang dimiliki.

b. Bahan-bahan yang digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan produk harus merupakan bahan-bahan yang sesuai atau bermutu dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh sebuah perusahaan.

2. Kesesuaian (Congruence)

Berkaitan dengan kesesuaian antara karakteristik merek dengan citra merek itu sendiri yang ingin ditonjolkan dari sebuah produk.

a. Iklan

Pemasaran melalui iklan harus menonjolkan karakteristik dan menarik dari sebuah produk sehingga sebuah iklan dapat menjadi ciri pada persepsi konsumen dan membentuk citra merek terhadap sebuah produk yang dipasarkan serta menimbulkan minat beli pada konsumen.

(7)

b. Logo

Logo merupakan ciri atau simbol yang menunjukkan suatu karakteristik dari sebuah merek. Oleh karena itu, logo mampu menciptakan brand image tersendiri di benak konsumen.

3. Keseksamaan (Precision)

Sejauh mana brand image secara akurat dan konsisten ingin ditampilkan. a. Rasa

Rasa dari sebuah produk harus konsisten dan akurat. Hal ini akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian berulang. Ketika konsumen menemukan ada perbedaan cita rasa produk antara satu tempat dengan tempat yang lainnya, maka ada kemungkinan konsumen akan dikecewakan karena ekspektasi rasa yang didapatkan sebelumnya tidak terpenuhi di repeated-buying berikutnya. Hal ini dapat menimbulkan penghentian repeated-buying.

b. Harga

Harga merupakan faktor utama yang dilihat oleh konsumen. Harga yang ditawarkan di setiap tempat harus konsisten atau sama. Jika tidak sama, maka akan terdapat kesenjangan antara ekspektasi konsumen dengan harga yang diberikan.

(8)

xxvii   

4. Konotasi (Connotation)

Konotasi merupakan pendapat konsumen dari kepribadian produk yaitu dari semua karakteristik merek produk sejenis yang diterima, konsumen menemukan merek produk yang satu berbeda dari merek produk lainnya.

a. Variasi rasa

Rasa yang ditawarkan kepada konsumen tidak hanya satu melainkan memilki variasi atau beragam rasa dari berbagai produk yang ditawarkan. Hal ini berguna untuk menyesuaikan dengan selera konsumen sehingga konsumen dapat memilih sesuai dengan keinginannya.

b. Pelayanan

Pelayanan yang dihasilkan dari sebuah produk atau jasa sangat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap citra merek dari sebuah produk. Apakah pelayanan dari produk tersebut cepat atau lama, ramah atau tidak, menjawab kebutuhan atau tidak, dan lain-lain.

2.1.4 Pembentukan Citra Merek (Brand Image)

Menurut Handayani (2010:22), pembentukan citra merek dalam benak konsumen tidak terjadi secara cepat melainkan membutuhkan proses bertahun-tahun. Pembentukan citra merek dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Kualitas dari produk yang dihasilkan.

Semakin baik kualitas produk yang dijual kepada konsumen maka semakin besar minat konsumen untuk membeli kembali sehingga dapat meningkatkan penjualan produk tersebut.

(9)

2. Pelayanan yang disediakan.

Produsen tidak hanya menjual produk melainkan pelayanan. Kepuasan pelanggan tergantung pada pelayanan yang diberikan produsen kepada konsumen.

3. Kebijakan perusahaan.

Kebijakan-kebijakan perusahaan yang dibuat akan membentuk nilai dan persepsi untuk perusahaan tersebut di benak konsumen yang berdampak pada citra image perusahaan.

4. Reputasi perusahaan.

Setiap perusahaan memiliki reputasi masing-masing. Perusahaan yang telah memiliki reputasi yang baik harus dapat mempertahankannya dalam segala bidang. Semakin baik reputasi yng dimiliki perusahaan maka citra image perusahaan tersebut juga semakin baik dan kuat.

5. Kegiatan pemasaran perusahaan.

Apa, bagaimana, kapan, dimana, dan siapa yang akan menjadi target pemasaran dari perusahaan sangat penting karena hal tersebut dapat mempengaruhi kesuksesan sebuah perusahaan dalam membentuk citra image.

2.2 Bauran Promosi

2.2.1 Pengertian Bauran Promosi

Bauran Promosi merupakan salah satu strategi pemasaran yang efektif dari bauran pemasaran. Untuk memasarkan suatu produk seorang pemasar harus mengembangkan program komunikasi yang efektif yang ditujukan kepada konsumen untuk mengkomunikasikan informasi yang ada dan di rancang untuk menghasilkan

(10)

xxix   

tindakan konsumen yang mengarah kepada keuntungan perusahaan. Menurut Stanton

et al. (2004: 494) bauran promosi ialah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan perusahaan. Dan menurut Kotler dan Armstrong (2008: 264) bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya.

Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bauran promosi merupakan kombinasi dari periklanan, promosi penjualan, penjualan perseorangan, humas dan publikasi, dan pemasaran langsung yang semuanya direncanakan untuk membantu pencapaian tujuan program penjualan perusahaan.

2.2.2 Unsur-unsur Bauran Promosi

Unsur-unsur bauran promosi menurut Stanton et al. (2004:487), mengemukakan empat unsur bauran promosi, yaitu :

1. Penjualan tatap muka (Personal Selling)

Penjualan tatap muka adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan. 2. Periklanan (Advertising)

Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi yang dilakukan bukan secara pribadi mengenai gagasan , barang, atau jasa yang dibiayai oleh sponsor tertentu.

(11)

3. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan dibiayai oleh sponsor , yang bertujuan untuk meningkatkan periklanan dan penjualan tatap muka.Terkadang diberikan insentif kepada sales untuk meningkatkan penjualan.

4. Pemasaran hubungan masyarakat (Marketing Public Relation)

Pemasaran hubungan masyarakat merupakan salah satu alat promosi yang penting dan ditujukan untuk membangun opini masyarakat dalam rangka memelihara, meningkatkan dan melindungi citra perusahaan dan produknya. 2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Bauran Promosi

Menurut Alma (2009:179) ada beberapa faktor yang mempengaruhi bauran promosi yaitu:

1. Faktor Anggaran

Bisnis yang memiliki dana banyak tentu memiliki kemampuan besar dalam mengkombinasikan elemen-elemen promosi. Sebaliknya bisnis yang lemah keuangannya sedikit sekali menggunakan advertising dan promosinya kurang efektif.

2. Faktor Pasar

Keadaan pasar, ini menyangkut daerah geografis pasaran produk dan juga calon konsumen yang dituju.

(12)

xxxi   

3. Faktor Produk

Keadaan produk, ini menyangkut apakah produk ditujukan untuk konsumen akhir atau sebagai bahan industri, atau produk pertanian. Lain produk, lain pula teknik yang digunakan.

4. Faktor Tahap Siklus Hidup Produk

Pada tingkat mana siklus kehidupan produk sudah dicapai, akan mempengaruhi promosi yang digunakan.

2.2.4 Ciri-Ciri Iklan Yang Baik

Ciri ciri iklan yang baik harus memiliki kriteria di bawah ini :

1 Mempunyai sasaran yang jelas,dengan menentukan target konsumen ada target utama dan target kedua, ini juga untuk menentukan media pasang iklan dan penetapan target konsumen tergantung pada kualitas, harga, distribusi (jangkauan pemasaran)

2 Mempunyai fokus atas hal yang ingin di komunikasikan dari produk dan jasa yang di iklankan.

3 Mempunyai daya tarik tertentu hingga konsumen yang di sasarnya bisa berhenti untuk memperhatikan isi iklan, selain kata kata menarik, daya tarik iklan muncul dari desain layout yang menarik.

4 Sajikan iklan dengan menarik karena suatu iklan dengan isi pesan bagus jika tidak di sajikan bagus tak akan menarik.

(13)

5 Komunikasi iklan memiliki empat unsur utama yaitu :

a. Pengirim iklan adalah produsen atau dalam bisnis periklanan di wakili biro iklan.

b. Isi iklan dalam iklan ada headline kalimat singkat tidak lebih dari sepuluh kata dan di harapkan konsumen langsung dapat banyak informasi mengenai produk dan jasa body copy adalah informasi tambahan bila konsumen tertarik.

c. Media komunikasi tempat iklan di sajikan baik di media cetak, media elektronik atau media lainnya antara lain media internet yang penetrasinya di Indonesia masih kurang, billboard dan lain-lain.

d. Penerima iklan konsumen yang di sasar produk barang atau jasa kita

6. Pilihlah slogan dengan kata-kata padat dan berisi yang merupakan gambaran terhadap headline di mana konsumen dapat membaca lebih detail.

2.3 Minat Beli

2.3.1 Pengertian Minat Beli

Minat dianggap sebagai suatu “penangkap” atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku, minat juga mengindikasikan seberapa keras seseorang mempunyai kemauan untuk mencoba. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu dan minat berhubungan dengan perilaku. Minat konsumen tumbuh karena suatu motif berdasarkan atribut-atribut sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya dalam menggunakan suatu pelayanan jasa, berdasarkan hal tersebut maka analisa mengenai

(14)

xxxiii   

bagaimana proses minat dari dalam diri konsumen sangat penting dilakukan. Perilaku minat konsumen adalah hasil dari evaluasi terhadap merek atau jasa. Tahapan terakhir dari proses tersebut adalah pengambilan keputusan secara kompleks termasuk menggunakan merek atau jasa yang diinginkan, mengevaluasi merek atau jasa tersebut pada saat digunakan dan menyimpan informasi untuk digunakan pada masa yang akan datang.

Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar, maupun para ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksikan perilaku konsumen di masa yang akan datang. Minat beli konsumen adalah sebuah prilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih,menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk .(Kotler dan Keller, 2003:182).

Definisi minat beli menurut Simamora (2003:46) adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap. Individu yang berminat terhadap suatu objek akan memiliki kekuatan atau dorongan untuk mendapatkan objek tersebut. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001:57)

(15)

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas maka dapat dipahami bahwa

minat sangat penting artinya bagi seseorang untuk melaksanakan kegiatan termasuk dalam melakukan pembelian.

2.3.2 Indikator Minat Beli

Menurut Sutantio (2004:14), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut :

1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

2. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Jika ingin mempengaruhi seseorang, maka cara yang terbaik adalah mempelajari apa yang dipikirkannya, dengan demikian yang akan didapatkan tidak hanya sekedar informasi tentang orang itu tentu lebih bagaimana proses infromasi itu dapat berjalan dan bagaimana memanfaatkannya. Hal ini yang dinamakan “The Buying Process” (proses pembelian).

(16)

xxxv   

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Swastha (2009:89) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu:

1. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.

2. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.

3. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang menggunakan waktu senggangnya.

4. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.

5. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang.

Sedangkan menurut Kotler dan Keller, (2003:187) ada beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen yaitu :

1. Sikap orang lain, minat beli itu banyak dipengaruhi oleh teman, tetangga, atau siapa saja yang dipercayainya serta sejauh mana sikap orang lain mengurangi

(17)

alternatif yang disukai seseorang akan bergantung sifat negatif orang lain terhadap

alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

2. Faktor situasional yang tidak terduga yaitu faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak. Beberapa faktor ini terdiri dari: harga, pendapatan dan manfaat produk yang diharapkan.

2.3.4 Tahap-Tahap Minat Beli Konsumen

Menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:182), menyatakan konsep model AIDA merupakan rangkaian atau tahap pelanggan bisnis dalam menentukan minat beli atau menentukan dorongan konsumen dalam melakukan pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Tahap-tahap model AIDA diantaranya :

1. Attention

Merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau jasanya yang dibutuhkan calon pelanggan, dimana dlam tahap ini calon pelanggan nilai mempelajari produk/jasa yang ditawarkan.

2. Interest

Minat calon pelanggan timbul setelah mendapatkan informasi yang lebih terperinci mengamati produk/jasa.

(18)

xxxvii   

3. Desire

Calon pelanggan memikirkan serta berdiskusi yang menyebabkan keinginan dan hasrat untuk membeli produk/ jasa yang ditawarkan. Dalam tahapan ini calon pelanggan harus maju serta tingkat dari sekedar tertarik akan produk. Tahap ini ditandai dengan hasrat yang kuat dari calon pelanggan untuk membeli dan mencoba produk. 

4. Action

Melakukan pengambilan keputusan yang pasif atas penawaran. Pada tahap ini calon pelanggan yang telah mengunjungi perusahaan akan mempunyai tingkat kemantapan akan membeli atau menggunakan suatu produk yang ditawarkan

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas dalam hubungannya dengan hierarki tanggapan konsumen model AIDA, maka minat konsumen yang dimaksud adalah respon konsumen yang melewati tahap kognitif, tahap pengaruh (affective) dan tahap perilaku (behavioral), yaitu tahapan tanggapan respon perhatian konsumen (attention), ketertarikan konsumen (interest), kemudian membangkitkan keinginan (desire) konsumen untuk membeli produk sampai dengan kegiatan pembelian oleh konsumen (action).

(19)

2.4 Penelitian Terdahulu

Penulis/Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Heri Haerudin (2010) Pengaruh Citra Merek Sepeda Motor Honda Terhadap Minat Beli Konsumen o Citra Merek o Minat Beli Terdapat pengaruh yang signifikan antara Citra Merek (X) dengan Minat Beli Konsumen (Y). Zerlina Amelia (2012) Pengaruh Informasi Kualitas Produk Dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Konsumen Sepeda Motor Honda Mega Pro Surabaya o Informasi Kualitas Produk o Citra Merek o Minat Beli Informasi kualitas produk(X1) berpengaruh signifikan positif terhadap minat beli(Y). Citra merek(X2) berpengaruh tidak signifikan negatif terhadap minat beli(Y) Asmoro (2011) Pengaruh Variabel-Variabel Bauran Promosi Terhadap Minat Beli (Studi Kasus Pada Dealer Suzuki Sentral Motor Surabaya di Jl. Kedungdoro 80) o Bauran Promosi o Minat Beli Secara simultan promosi penjualan (X1), personal selling (X2), periklanan (X3) dan Publikasi (X4) berpengaruh signifikan terhadap minat beli (Y).

(20)

xxxix   

2.5 Kerangka Konseptual

Salah satu cara untuk meningkatkan minat beli konsumen dapat dilakukan dengan pemasaran. Dalam pemasaran modern, perusahaan tidak hanya mengembangkan produk yang bermutu, penetapan harga yang tepat dan penempatan produk yang terjangkau oleh konsumen tetapi perusahaan melakukan komunikasi dengan konsumen. Komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan promosi.

Fungsi utama dari suatu strategi promosi para pemasar adalah untuk meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang ditawarkan tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing, sehingga hal ini dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian. Promosi berhubungan erat dengan hasil dari perilaku konsumen, apakah membeli atau tidak membeli.

Kemampuan perusahaan dalam menangani masalah pemasaran, mencari dan menemukan peluang-peluang pasar akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan dalam persaingan. Salah satu cara yang dilakukan sehingga akan mempengaruhi konsumen dalam memilih produk otomotif adalah melakukan brand image. Manfaat lain dari citra produk yang positif, yaitu dengan mengembangkan suatu produk dan memanfaatkan citra positif yang telah terbentuk terhadap produk lama (Sutisna, 2003:83).

(21)

Semakin baik citra suatu merek, semakin tinggi minat beli konsumen terhadap

produk tersebut. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual 2.6 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Citra merek dan bauran promosi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli mobil merek mitsubishi.

2. Citra merek secara parsial berpengaruh positif dan signifkan terhadap minat beli mobil merek mitsubishi.

3. Bauran promosi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli mobil merek mitsubishi.

Citra Merek (X1)

Bauran Promosi (X2)

Gambar

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual  2.6 Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

listrik ini termasuk jenis flat, dimana beban listrik pada siang hari dan malam dari sistem surya fotovoltaik, turbin angin, diesel generator, Modul Surya Fotovoltaik: Berfungsi

Pihak emiten menginginkan harga saham perdana yang tinggi agar dana yang diperoleh untuk modal usaha besar sedangkan disisi lain underwriter mengharapkan harga saham

Kondisi kawasan tersebut terdiri dari hutan mangrove yang cukup lebat serta aneka fauna langka dan cantik seperti burung bangau hitam dan putih, belibis, biawak raksasa,

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dengan melalui surat ini Kami mohon kiranya Kepada Bapak Bupati Bandung Barat berdasarkan pertimbangan tersebut maka Kami

Dalam ketentuan UU kewarganegaraan ini, anak yang lahir dari perkawinan campuran bisa menjadi warganegara Indonesia dan bisa menjadi warganegara asing: menjadi

6.2 Pengurusan PTj tidak boleh menghukum (dalam apa jua bentuk) mana-mana ahli JKKP yang tidak dapat melaksanakan tugas hakiki semasa melaksanakan kewajipannya sebagai

Pelaksana Mekanikal (Pertambangan manufactur, instalasi thermal, bertekanan, minyak, gas, geothermal, konstruksi alat angkut dan alat angkat, kontruksi perpipaan minyak, ga,energi

Tahap ketiga merupakan pendidikan berbasis kompetensi untuk mencapai kemampuan profesi klinik dan kedokteran komunitas yang dilakukan minimal tiga semester (FKUI 4