• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN SERTIFIKASI QUALIFIED INTERNAL AUDITOR YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT UJIAN TINGKAT LANJUTAN I PERENCANAANA AUDIT TAHUNAN (PAT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN SERTIFIKASI QUALIFIED INTERNAL AUDITOR YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT UJIAN TINGKAT LANJUTAN I PERENCANAANA AUDIT TAHUNAN (PAT)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN SERTIFIKASI QUALIFIED INTERNAL AUDITOR

YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT UJIAN TINGKAT LANJUTAN I PERENCANAANA AUDIT TAHUNAN (PAT)

HARI/TANGGAL : SENIN / 8 APRIL 2013 WAKTU UJIAN: 60 MENIT

PETUNJUKSOAL;

a) Soal terdiri dari 80 soal pilihan ganda

b) Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan menghitamkan bulatan pada lembar jawaban yang telah tersedia (A, B, G, atau D).

c) Bila Anda ingin mengganti jawaban, hapuslah bulatan yang Anda ganti tersebut sampai bersih, lalu hitamkan bulatan jawaban/pilihan yang baru.

d) Tidak diperkenankan untuk menyalin/meng-copy soal ujian dalam bentuk apapun.

e) Setelah selcsai mengerjakan, berkas soal dan lembar jawaban dikembalikan kepada pengawas ujian.

_______________________________________________________________________

II. PERENCANAAN AUDIT TAHUNAN

41. Rencana Audit Tahunan memuat: a. Daftar Tentative Audit Universe b. Daftar Audit Universe Definitif.

c. Jadwal audit selama satu tahun

d. Jadwal audit selama tiga - lima tahun.

42. Untuk menyusun rencana audit tahunan dilakukan penyaringan terhadap audit universe. Upaya penyaringan tersebut disebut sebagai:

a. Indetifikasi auditable unit.

b. Verifikasi audit universe. c. Penentuan prioritas audit. d. Penjadwalan audit.

43. Ada beberapa pendekatan dalam rangka penyaringan auditable unit yang masuk dalam penjadwalan audit, antara lain:

a. Pendekatan struktural. b. Pendekatan

fungsional.

c. Pendekatan sistematis.

d. Pendekatan informatif

44. Penggunaan pendekatan pemilihan auditee dimaksudkan untuk:

a. Menentukan auditable unit yg masuk dalam daftar audit universe.

b. Menentukan prioritas audit. c. Mengalokasikan sumber daya. d. Menyusun jadwal audit.

45. Untuk menilai tingkat risiko pada masing-masing auditable unit, terlebih dahulu ditetapkan faktor risiko. Yang dimaksud dengan faktor risiko adalah:

a. Kriteria yang digunakan untuk menggambarkan kondisi risiko yang ada dalam suatu instansi.

b. Turunan (derivatif) dari risiko yang mungkin terjadi pada suatu unit. c. Ditetapkan berdasarkan tabel risiko yang telah disusun terlebih

dahulu.

d. Score yang ditetapkan untuk mengukur risiko. Biasanya ditetapkan dalam rentang 1-5. Score terendah menunjukkan risiko terkecil.

(2)

46. Salah satu diantara faktor risiko yang digunakan untuk menilai tingkat risiko pada masing-masing auditable unit adalah:

a. Jumlah dana yang dikelola audit unit, yaitu total aset dari unit yang bersangkutan.

b. Likuiditas harta yang dikelola, maksudnya adalah uang yang dikelola unit tersebut.

c. Kondisi pengendalian manajemen, yang dicerminkan oleh sikap maanjemen dan tingkat keterampilan karyawan.

d. Rentang waktu sejak audit yang lalu. Semakin dekat waktu audit sebelumnya, semakin kecil risiko yang ada.

47. Dari hasil identifikasi, faktor risiko (FR) ternyata jumlahnya cukup banyak. Untuk penyederhanaan dalam penilaian risiko auditable unit:

a. Dilakukan penyaringan, sehingga yang digunakan hanya FR relevan saja.

b. Dilakukan pengelompokan, sehingga jumlahnya menjadi lebih sedikit.

c. Dilakukan pengundian, sehingga jumlah FR yang dinilai tidak banyak. d. Dilakukan pengukuran dalam rangka menentukan ranking pemilihan

FR yang akan digunakan untuk penilaian.

48. Faktor_risiko yang digunakan untuk mengukur risiko masing-masing auditable unit bisa lebih dari satu. Dalam pengukuran risiko berlaku asumsi bahwa:

a. Pengaruh masing-masing FR terhadap auditable unit dianggap sama.

b. Masing-masing FR dapat memiliki pengaruh yang berbeda terhadap auditable unit.

c. Walaupun memiliki pengaruh yang berbeda, dalam pengukuran risiko tetap dianggap sama.

d. Walaupun memiliki pengaruh yang berbeda, dalam praktek dengan alasan pragmatis, perbedaan tersebut selalu diabaikan.

49. Setelah dilakukan scoring terhadap_FR. Maka daftar scoring tersebut digunakan untuk mengukur risiko pada masing-masing auditable unit.

a. Yang perlu diperhatikan pada masing-masing auditee adalah risiko yang besar-besar saja.

b. Dalam menentukan tingkat risiko auditee yang digunakan adalah angka akumulasinya (penjumlahan score seluruh FR)

c. Dalam menentukan ranking risiko, yang digunakan adalah jumlah score masing-masing FR.

d. Dalam menentukan tingkat risiko, digunakan angka gabungan penjumlahan score masing FR dan score risiko masing-masing auditee.

50. Hasil penilaian terhadap risiko pada masing-masing auditable unit:

a. Menunjukkan tingkat risiko pada setiap auditable unit tersebut.

b. Digunakan untuk menentukan ranking pemilihan risiko, yang menduduki ranking pertama adalah yang risikonya terendah.

c. Auditable unit yang memiliki risiko rendah diprioritaskan untuk diaudit lebih dahulu, baru kemudian yang risikonya lebih tinggi.

d. Auditable unit yang memiliki risiko tinggi diprioritaskan untuk diaudit, dan yang menduduki risiko terendah tidak perlu direncanakan untuk diaudit.

51.Daftar penilaian risiko digunakan untuk menentukan prioritas audit. Prioritas Audit untuk:

a. Menentukan urut-urutan jadwal rencana audit.

b. Memilih auditable unit mana yang boleh diaudit mana yang tidak. c. Menyusun tabel auditable unit berdasarkan ranking risiko yang

mungkin terjadi.

d. Mengetahui ranking faktor risiko yang dominan mempengaruhi audit unit.

(3)

52. Dalam merencanakan audit tahunan:

a. Selalu dipertimbangkan bahwa semua audit unit harus diperiksa, dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.

b. Jika kapasitas sumber daya terbatas, dapat dipertimbangkan untuk hanya mengaudit sebagian saja dari audit unit,

c. Walaupun sumber daya terbatas, diharapkan semua unit diaudit, jika diperlukan lakukan outsourcing.

d. Jika ditetapkan hanya sebagian dari audit unit yang diaudit, maka sisanya tidak perlu diaudit karena dianggap tidak memiliki risiko.

53. Untuk mengaudit suatu audit unit diperlukan jangka waktu audit yang ideal.

a. Jangka waktu ideal tersebut harus dipertahankan, sehingga jika kapasitas auditor internal tidak mencukupi, maka sumber daya harus ditambah.

b. Jangka waktu ideal dapat dipertahankan, sehingga jika kapasitas audit internal tidak cukup, maka dilakukan pemilihan auditee melalui skala prioritas.

c. Jangka waktu audit yang ideal dimaksud bukan merupakan variabel utama dalam memilih audit unit.

d. Jangka waktu audit yang ideal dimaksud, jika dipandang mengganggu perencanaan, dapat dikesampingkan.

54. Jika hanya sebagian dari audit unit yang ditetapkan diperiksa. Sisa audit unit yang tidak terpilih:

a. Dinyatakan tidak akan diperiksa selamanya.

b. Ditetapkan untuk diperiksa pada periode/tahun berikutnya.

c. Ditetapkan untuk dilebur saja dengan audit unit yang diperiksa.

d. Ditetapkan untuk diaudit bersamaan denga unit audit lain yang diprioritaskan.

55. Disamping rencana tahunan, audit internal juga perlu menyusun rencana audit jangka panjang (RJP).

a. RJP audit internal disusun bersamaan dengan penyusunan RJP Korporat.

b. RJP audit internal disusun setelah penyusunan RJP Korporat selesai. c. RJP audit internal tidak perlu memperhatikan RJP Korporat.

d. RJP audit internal tidak berhubungan dengan RJP Korporat.

56. Dalam RJP audit internal ditentukan unit audit yang akan diperiksa setiap tahun, sekali dua tahun dan sekali tiga tahun berdasarkan tingkat risikonya: Tinggi (H), sedang (M) dan Rcndah (L) dengan rumus:

a. H + M + L J

b. H + (M/2) + (L/3)

c. H x (M/2) x (L/3) d. II I (Mx2) I (Lx2)

57. Perencanaan audit jangka panjang (multi-years) dapat menggunakan pendekatan siklus (cycle approach), yaitu:

a. Memperhatikan siklus kegiatan usaha (business cycle) perusahaan. b. Memperhatikan siklus kas perusahaan.

c. Mempertimbangkan bahwa setiap auditee akan mendapat giliran setidaknya sekali dalam periode rencana multi years

d. Memperhatikan alokasi penggunaan sumber daya, yaitu penggiliran auditor dalam penugasan.

58. Perencanaan audit multi-years dapat pula menggunakan analisis risiko melalui identifikasi risiko meliputi:

a. Analisis kerentanan (exposure analysis), analisis lingkungan (environmental analysis), dan skenario ancaman (threat scenario)

(4)

b. Analisis kerentanan (inherent risk), risiko pengendalian (control risk), dan kemampuan auditor (detection risk)

c. Exposure analysis, Control Anlysis, dan Environmental Analysis. d. Inherent Risk, Contro Analysis, dan Environmental Analysis 59. Salah satu langkah dalam pengidentifikasian risiko adalah:

a. Pemahaman lingkungan organisasi.

b. Pemahaman visi, misi, dan tujuan organisasi.

c. Pemahaman terhadap pengaruh organisasi terhadap lingkungan. d. Pemahaman terhadap pengelolaan risiko dalam organisasi.

60. Penyusunan rencana audit tahunan.

a. Dilaksanakan bersamaan dengan penyusunan RKAP

b. Dilakukan setelah RKAP disusun.

c. Tidak ada hubungannya dengan RKAP.

d. Tidak perlu memperhatikan jadwal penyusunan RKAP. 61. Perencanaan Audit:

a. Merupakan bagian dari proses audit

b. Bukan merupakan bagian dari proses audit c. Bagian dari survey pendahuluan

d. Tidak terkait dengan proses audit 62. Tingkatan Perencanaan Audit meliputi:

a. Perencanaan tahunan dan perencanaan penugasan

b. Perencanaan tahunan, pengembangan audit program dan survey pendahuluan

c. Perencanaan penugasan, pengembangan audit program dan survey pendahuluan

d. Perencanaan tahunan, perencanaan penugasan, pengembangan audit program dan survey pendahuluan

63. Perencanaan tahunan mencakup:

a. Identifikasi audit universe, penetuan prioritas unit audit, staffing, waktu dan durasi audit. v

b. Identifikasi audit universe, penetuan prioritas unit audit, staffing, sampai penentuan prosedur audit, dan pengaturan pelaksanaan audit.

c. Analisis penugasan, penentuan ruang lingkup, tenaga auditor, prosedur audit yang akan digunakan, dan pengaturan pelaksanaan audit.

d. Penentuan audit universe, prioritas audit, ruang lingkup, tenaga auditor, prosedur audit yang akan digunakan, dan pengaturan pelaksanaan audit.

64. Perencanaan untuk setiap penugasan mencakup:

a Identifikasi audit universe, penetuan prioritas unit audit, staffing, waktu dan durasi audit.

b. Identifikasi audit universe, penetuan prioritas unit audit, staffing, sampai penentuan

prosedur audit, dan pengaturan pelaksanaan audit.

c. Analisis penugasan, penentuan ruang lingkup, tenaga auditor,

prosedur audit yang akan digunakan, dan pengaturan

pelaksanaan audit

d. Penentuan audit universe, prioritas audit, ruang lingkup, tenaga auditor, prosedur

audit yang akan digunakan, dan pengaturan pelaksanaan audit.

65. Tanggungjawab penyusunan Rencana Tahunan Audit Internal berada pada:

(5)

a. Top Management b. Kepala Unit Audit.

c. Kepala dan Staff Unit audit

d. Staff Audit

66. Penyusunan rencana audit harus bersifat partisipatif. Oleh karena itu, dalam proses penyusunannya perlu diperhatikan:

a. Penyusunan Audit universe, b. Penetapan Skala prioritas,

c. Pertimbangan dan concern dari stakeholders,

d. Anggaran audit.

67. Dalam pengembangan rencana audit:

a. Perlu diperhatikan saran-saran dari manajemen untuk menentukan penekanan-penekanan dalam audit.

b. Saran-saran dari manajemen tidak diperlukan, karena akan mengganggu independensi audit internal.

c. Saran-saran dari manajemen cukup ditampung saja dalam rangka menjaga hubungan baik dengan auditee.

d. Diperlukan saran-saran dari manajemen, namun tidak mencakup hal yang bersifat strategis, melainkan terbatas pada level operasional saja.

68. Rencana audit tahunan meliputi rencana kegiatan berikut:

a. Alokasi sumber daya dalam rangka pelaksanaan kegiatan audit saja. b. Alokasi sumber daya baik untuk kegatan audit rutin maupun

penelaahan khusus.

c. Disamping recana audit rutin dan penugasan khusus, mencakup pula fungsi administrasi.

d. Meliputi semua kegiatan audit, fungsi administrasi dan tugas khusus yang diminta eksekutif.

69. Jadwal audit dalam rencana audit tahunan;

a. Bersifat kasar, hanya menunjukkan triwulan pelaksanaan audit, b. Bersifat kasar, hanya meliputi rencana bulan mulai dan selesai audit,

c. Bersifat agak detil, tetapi tidak menunjukkan tanggal mulai dan berakhir audit,

d. Bersifat detil, meliputi tanggal mulai dan bcrakhirnya audit.

70. …….. pada Rencana Audit Tahunan :

a. Perlu dipertimbangkan jadwal kegiatan auditee, misalnya merencanakan pemeriksaan mendadak pada saat auditee sedang sibuk karena pada saat itu diperkirakan mengandung risiko tinggi.

b. Perlu dipertimbangkan Jadwal kegiatan auditee, sehingga auditor akan merancang aktivitas audit pada saat auditee sedang tidak sibuk, sehingga tidak terlalu mengganggu terhadap kegiatan operasional c. Tidak perlu mempertimbangkan jadwal kegiatan auditee, karena

akan menggangu independensi auditor

d. Tidak perlu mempertimbangkan jadwal kegiatan auditee, karena pemeriksaan mendadak dipandang metode yang efektif dalam pelaksanaan audit.

71. Rencana audit tahunan;

a. Tidak perlu dikomunikasikan kepada auditee, karena akan membuka peluang bagi auditee untuk melakukan/merekayasa pelanggaran.

(6)

b. Tidak perlu dikomunikasikan kepada auditee, karena hal itu akan mengganggu kualitas audit.

c. Perlu dikomunikasikan kepada auditee, hal itu merupakan bagian dari good corporate governance.

d. Perlu dikomunikasikan kepada auditee, agar mereka dapat mengalokasikan waktu untuk melayani auditor.

72. Dalam rencana audit tahunan disusun anggaran staff dan keuangan. a. Yang dimaksudkan anggaran staff adalah alokasi anggaran untk staff auditor.

b. Yang dimaksud dengan anggaran staff adalah alokasi staff pada setiap penugasan yang direncanakan.

c. Yang dimaksud anggaran keuangan adalah anggaran untuk bidang keuangan.

d. Yang dimaksud anggaran staff dan keuangan adalah anggaran

keuangan untuk para staff audit dalam rangka pelaksanan audit

73. Internal audit memberikan jasa assurance dan konsultansi pada organisasi dimana dia berada

a. Yang dimaksud dengan jasa assurance adalah memastikan efektivitas pengendalian

b. Yang' dimaksud dengan jasa assurance berarti internal audit dapat terlibat dalam

c. Dalam hal memberikan jasa konsultansi, auditor harus memperhatikan keinginan dari

d. Penyedia jasa konsultasi tidak boleh mempengaruhi

independensinya sebagai auditor internal.

74. Selain memberikan jasa assurance dan konsultansi, auditor internal juga memiliki peran lain, seperti:

a Melayani komite audit dan auditor eksternal.

b Berkoordinasi dengan komite audit dan auditor eksternal.

c Berkoordinasi dengan komite audit dan sebagai counterpart auditor eksternal.

d. Melakukan Koordinasi dengan komite audit dan menilai pelaksanaan audit oleh auditor eksternal.

75. Pengembangan Audit Universe menghasilkan daftar yang memuat auditable …………

a. Sumbangannya terhadap tujuan, program atau concern perusahaan

& stakeholders walaupun tidak cukup besar.

b. Sumbangan terhadap tujuan perusahaan, size dari unit bersangkutan, dan arti penting unit tersebut dipandang dari sisi pengendalian.

c. Omzet (pendapatan penjualan) dan nilai aset dari unit yang bersangkutan

d. Concern dari perusahaan dan stakeholder lainnya terhadap unit tersebut.

76.Dalam rangka perencanaan audit, data audit universe; a. Hanya dimaksudkan untuk perencanaan audit tahunan.

b. Dapat pula digunakan untuk penyusnan rencana audit jangka panjang. c. Tidak digunakan untuk rencana audit jangka panjang karena

diperkirakan bahwa setiap tahun selalu ada perubahan.

d. Hanya digunakan untuk penyusunan rencana audit tahunan dan perencanaan penugasan audit.

(7)

77.Pemilihan auditee dapat dilakukan dengan pendekatan sistematis, yaitu: a. Pemilihan auditee tanpa pola yang jelas.

b. Pemilihan auditee berdasarkan kriteria tertentu.

c. Pemilihan auditee yang dimulai denan mengidentifikasi semua sub-task, kemudian dikelompokkan ke dalam satu groups.

d. Pemilihan audite berdasarkan penilaian risiko.

78.Yang dimaksud pendekatan ad-hoc dalam pemilihan auditee adalah:

a. Pemilihan auditee tanpa pola yang jelas.

b. Pemilihan auditee berdasarkan kriteria tertentu.

c. Pemilihan auditee yang dimulai denan mengidentifikasi semua sub-task, kemudian dikelompokkan ke dalam satu groups.

d. Pemilihan audite berdasarkan penilaian risiko. 79.Pendekatan risk-based pada dasamya:

a. Bersifat buttom-up

b. Bersifat top-down

c. Gabungan buttom-up dan top-down. d. Sama dengan pendekatan sistematis.

80 Keunggulan pemilihan auditee melalui pendekatan risk-based adalah, KECUALI:

a. Alokasi sumber daya sejalan dengan besarnya risiko dan permasalahan pada masing-

masing auditee.

b. Auditee yang memiliki risiko dan permasalahan yang besar akan memiliki peluang

lebih besar untuk dipilih sebagai auditee.

c. Sejalan dengan risk-based audit pada berbagai standar yang

dikeluarkan institusi audit

internal maupun eksternal.

d. Kurang memperhatikan masalah paling kritis yang dihadapi perusahaan, karena terlalu sibuk dengan penelaahan risiko yang dihadapi.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Pada interaksi termal (melalui pertukaran kalor) di sini ada dua kemungkinan, kemungkinan pertama : temperatur sistem tetap, dalam hal ini supaya proses

Ibu yang memilih dukun sebagai penolong persalinan adalah dengan alasan yang bervariasi antara lain informan utama disuruh neneknya, takut dilakukan episiotomi dan bidan tidak

Keadaan ini disebabkan oleh spasme pembuluh darah koroner yang sudah aterosklerotik, tetapi juga dapat timbul karena spasme pembuluh darah koroner yang normal.. Angina

3. Guru ingatkan selalu di manakah center dalam perkataan yang diberikan. Bulatkan dua bulatan di hadapan center dan di belakang center berikut. Sila rujuk slaid berikut.

Setelah formulir pendaftaran dan seluruh persyaratan administrasi telah lengkap, calon mahasiswa akan mengikuti tes tahap pertama sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.. Bagian

Normalisasi adalah suatu teknik yang menstrukturkan data dalam cara-cara tertentu untuk mengurangi atau mencetak timbulnya masalah yang berhubungan dalam pengolahan data

Materi B-02-Sosialisasi MEKANISME SERTIFIKASI KOMPETENSI LISENSI BNSP LSP PUSAT ASESOR KOMPETENSI PANTEK LSP. CABANG PANTEK PANTEK TUK TUK TUK MASYARAKAT LDP PERUSAHAAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa (1) Pengelolaan modal kerja yang diukur dengan perputaran kas perputaran persediaan pada tahun 2016 2017