• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KECELAKAAN DIRI UNTUK

KEPENTINGAN PIHAK KETIGA ANTARA PT. JASA RAHARJA PUTERA

CABANG PADANG DENGAN DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA

(DISPORA) SEBAGAI PENGELOLA KOLAM RENANG TERATAI PADANG

ARTIKEL

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh:

NELI GUSMAIZA

1010012111177

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG

2015

Reg. No. 99/Pdt-02/II-2015

(2)
(3)

Pelaksanaan Perjanjian Asuransi Kecelakaan Diri Untuk Kepentingan Pihak Ketiga Antara PT. Jasa Raharja Putera Cabang Padang Dengan Dinas Pemuda Dan Olah

Raga (DISPORA)Sebagai Pengelola Kolam Renang Teratai Padang

Neli Gusmaiza1, Yansalzisatri1, Yofiza Media 2

1)

Progam Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta

E-mail: neli.gusmaiza91@gmail.com

ABSTRAK

Insurance is a form of risk transfer. In addition to the bond itself, the insurance may also be made to third parties, as was done by the diaspora Padang which insure visitors as a third party insurance company PT. Prog Son Branch Padang. The formulation of the problem are: 1) How is the implementation of the insurance agreement between the diaspora with PT. Prog Son Branch Padang? 2) How is the implementation of an accident insurance claim filing visitors? 3) What constraints faced in the implementation of the agreement ?. This type of research is juridical sociological research using primary data and secondary data in the form of interviews and document study and data analysis technique is qualitative descriptive analysis technique. From the results it can be concluded (1) insurance agreements held since 2014, as long as there is agreement 4 (four) cases of accidents visitors who get compensation by PT. Prog Son. (2) For filing a claim, the manager who submitted to the insurance company. (3) Constraints encountered is the manager forgot to pay a premium, so the insurer late pay claims

Keywords: Agreement, Accident Insurance, Third Party

Latar Belakang

Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu dihadapkan pada kemungkinan-kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak dapat diprediksikan atau diperkirakan sebelumnya, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Dengan perkataan lain, manusia selalu menghadapi risiko yang dapat menimbulkan kerugian baik terhadap dirinya sendiri maupun harta benda yang dimilikinya.

Risiko itu ada yang dapat ditanggulangi sendiri namun ada juga yang terpaksa dialihkan kepada pihak lain. Sebagai imbalan dari pengalihan risiko ini

maka di setiap asuransi, pembayaran premi adalah menjadi suatu keharusan. Premi tersebut merupakan suatu kewajiban bagi tertanggung dan menjadi hak bagi penanggung.

Perjanjian merupakan hal terpenting dilakukan oleh para pihak untuk mengikatkan diri dalam asuransi baik asuransi jiwa maupun asuransi kerugian.

Dalam perjanjian asuransi pada umumnya, seorang tertanggung mempertanggungkan benda dan dirinya sendiri, namun perjanjian asuransi juga dapat dilaksanakan untuk kepentingan pihak

(4)

bertanggungjawab atas diri orang lain, baik berdasarkan perintah maupun kuasa dari pihak ketiga itu sendiri atau tanpa kuasanya.

Menurut ketentuan Pasal 264 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (untuk selanjutnya disingkat (KUHD), “Pertanggungan dapat diadakan tidak hanya atas beban sendiri tetapi juga atas beban pihak ketiga, baik berdasarkan amanat umum atau khusus, maupun di luar pengetahuan yang berkepentingan sekalipun. Pasal 265 KUHD menyatakan: “Pada pertanggungan untuk pihak ketiga, harus dengan tegas dinyatakan dalam polisnya “adakah hal itu terjadi berdasarkan pemberian amanat, ataukah di luar pengetahuan yang berkepentingan”.

Salah satu bentuk perjanjian asuransi untuk kepentingan pihak ketiga ini telah dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Padang (selanjutnya disingkat DISPORA), sebagai pengelola Kolam Renang Teratai Padang, dimana yang menjadi pihak ketiga adalah pengunjung kolam renang. Untuk dapat menikmati fasilitas kolam renang maka antara pengunjung dan pengelola terikat dalam suatu perjanjian, pengunjung berjanji akan membayar tiket masuk area kolam renang dan pengelola berjanji akan menyediakan tempat yang layak dan aman bagi pengunjung.

Tanggung jawab pengelola tidak hanya sebatas memberikan rasa aman dan

nyaman. Namun pengelola juga bertanggung jawab memberi ganti kerugian kepada pengunjung, apabila terjadi suatu peristiwa kecelakaan yang menyebabkan pengunjung luka, cacat atau bahkan meninggal dunia, baik kecelakaan yang terjadi akibat kelalaian dari diri pengunjung sendiri, maupun kecelakaan yang disebabkan karena sarana kolam renang yang tidak memadai. Akan tetapi pada praktiknya, pihak pengelola tidak sanggup memikul beban kerugian yang terjadi sendiri, sehingga pihak pengelola mengalihkan risiko kerugian tersebut kepada perusahaan asuransi.

Perjanjian asuransi untuk kepentingan pihak ketiga dilakukan oleh DISPORA Kota Padang dengan perusahaan asuransi PT. Jasa Raharja Putera cabang Padang. Dimana PT. Jasa Raharja Putera mengikatkan diri untuk melakukan pertanggungan risiko terhadap pihak ketiga sebagai pengunjung Kolam Renang Teratai Padang dan DISPORA akan membayarkan premi kepada perusahaan asuransi PT. Jasa Raharja Putera sesuai dengan jumlah yang telah disepakati.Pada sarana kolam renang, risiko kecelakaan itu pernah terjadi pada pengunjung. Selama tahun 2014, peristiwa kecelakaan di Kolam Renang Teratai Padang telah terjadi pada 5 (lima) orang pengunjung, 4 (empat) diantaranya mendapatkan santunan dari perusahaan asuransi, sementara yang 1 (satu) tidak mendapatkan santunan, karena luka yang diderita

(5)

pengunjung tidak terlalu parah dan tidak mengalami kerugian yang cukup banyak, maka pengunjung tidak meminta ganti kerugian.

Dalam pelaksanaan perjanjian untuk kepentingan pihak ketiga ini, pihak yang mengadakan perjanjian adalah DISPORA Kota Padang dengan PT. Jasa Raharja Putera, dimana kedua belah pihak ini yang disebut sebagai penanggung dan tertanggung, sedangkan yang diasuransikan adalah pihak lain (pihak ketiga) sebagai penikmat asuransi.

1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian asuransi antara PT. Jasa Raharja Putera dengan Dinas Pemuda dan Olah Raga sebagai pengelola Kolam Renang Teratai Padang? 2. Bagaimanakah proses pengajuan

klaim asuransi untuk kepentingan pihak ketiga antara PT. Jasa Raharja Putera dengan Dinas Pemuda dan Olah Raga sebagai pengelola Kolam Renang Teratai Padang ?

3. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam melaksanakan perjanjian asuransi antara PT. Jasa Raharja Putera dengan Dinas Pemuda dan Olah Raga sebagai pengelola Kolam Renang Teratai ?

Metode Penelitian

Penelitian adalah suatu upaya manusia untuk mencari jawaban masalah

yang dialami, sehingga kesulitan yang dihadapi manusia tersebut dapat diatasi.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yuridis sosiologis(social legal research). Penelitian secara yuridis sosiologis yaitu penelitian yang melakukan pendekatan masalah dengan melihat norma hukum yang berlaku dan menghubungkannya dengan fakta yang ada dalam masyarakat. Di samping itu penelitian kepustakaan juga dilakukan untuk mendapatkan data sekunder.

2. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua (2) sumber data yaitu:

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui penelitian langsung di lapangan, guna mendapatkan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Adapun informan dalam penelitian ini adalah :

1. Kepala seksi Sarana dan Parasarana Keolahragaan Dinas Pemuda dan Olah Raga

(6)

Kota Padang, Bapak Firdaus Bhaktiar S.Sos, M.M

2. Kepala seksi Pemasaran PT. Jasa Raharja Putera cabang Padang, Ibu Mira Alida S.E. 3. Agen asuransi PT. Jasa

Raharja Putera Cabang Padang, Bapak Sandi

4. Pengunjung yang

mendapatkan ganti kerugian akibat kecelakaan di Kolam Renang Teratai Padang, Bapak Wendra.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah diolah dan didokumentasikan, sehingga sering juga disebut data kepustakaan. Data sekunder terdiri dari:

1) Bahan hukum primer

Bahan hukum primer adalah peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti:

a) Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata

(KUHPerdata)

b) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) c) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian d) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian 2) Bahan hukum sekunder

Bahan hukum

sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti, buku-buku literatur yang berhubungan dengan pelaksanaan perjanjian asuransi.

3. Teknik dan alat pengumpulan data Dalam pengumpulan data digunakan dua (2) macam teknik, yaitu:

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada informan. Dalam melakukan wawancara ini penulis menggunakan sistem wawancara terbuka, yaitu wawancara dengan memberikan kesempatan kepada informan untuk menjawab pertanyaan secara bebas, tidak menyediakan pilihan jawaban, alat yang digunakan dalam wawancara berupa daftar

(7)

pertanyaan yang berbentuk semi terstruktur.

b. Studi dokumen

Studi dokumen merupakan alat pengumpulan data yang penulis lakukan terhadap bahan-bahan kepustakaan hukum. Adapun caranya adalah dengan membaca, mencatat, meresume, dan mengutip peraturan, buku-buku, serta dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

4. Teknik pengolahan dan analisis data a. Teknik pengolahan

Data yang diperoleh setelah penelitian akan mengalami proses editing. Editing merupakan suatu upaya meneliti kembali catatan atau data-data yang diperoleh apakah data tersebut sudah cukup

lengkap serta dapat

dipertanggungjawabkan. Pada editing,terjadi pemisahan antara data yang diperlukan dengan data yang tidak diperlukan sesuai dengan permasalahannya.

b. Analisis data

Setelah semua data dirasa lengkap, maka data dianalisis secara kualitatif, yaitu data yang diperoleh dikelompokkan sesuai permasalahan yang diteliti

kemudian diambil suatu kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Perjanjian Asuransi antara Dispora Kota Padang sebagai Pengelola Kolam Renang Teratai dengan PT. Jasa Raharja Putera Cabang Padang .

Perjanjian asuransi yang dilakukan antara Dispora Kota Padang dengan perusahaan asuransi PT.Jasa Raharja Putera cabang Padang adalah perjanjian kerjasama (MOU) yang disebut juga dengan “Naskah Kerjasama Asuransi Kecelakaan Diri Pengunjung Kolam Renang Teratai antara Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Padang dengan PT. Jasa Raharja Putera Cabang Padang”. Perjanjian asuransi ini dimulai pada tanggal 3 bulan Maret Tahun 2014 dan berlaku selama1 (satu) tahun ke depan.

Naskah perjanjian kerjasama asuransi kecelakaan diri pengunjung tersebut, memuat beberapa ketentuan sebagai berikut:

1. Tujuan diadakan perjanjian kerjasama.

2. Objek pertanggungan.

3. Ruang lingkup pertanggungan. 4. Nilai pertanggungan/santunan dan

premi.

5. Tata cara penetapan santunan. 6. Prosedur pengajuan klaim. 7. Daluwarsa.

8. Penerima santunan. 9. Pengecualian.

(8)

10. Ketentuan dan syarat lainnya. 11. Pemantauan dan evaluasi. 12. Perselisihan.

13. Jangka waktu perjanjian. 14. Ketentuan peralihan. 15. Penutup.

Tujuan diadakan perjanjian asuransi ini adalah untuk memberikan perlindungan dalam bentuk jaminan asuransi terhadap pengunjung Kolam Renang Teratai agar merasa nyaman serta mengurangirasa khawatir, apabila terjadi suatu peristiwa kecelakaan yang menyebabkan kerugian bagi pengunjung di lokasi kolam renang dibawah pengelolaan pihak pertama. Pihak pertama dalam perjanjian ini adalah DISPORA Kota Padang selaku pengelola Kolam Renang Teratai Padang dan pihak kedua adalah perusahaan asuransi PT. Jasa Raharja Putera Cabang Padang, sedangkan pihak ketiga adalah pengunjung Kolam Renang Teratai Padang.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Firdaus Bhaktiar selaku Kepala seksi Sarana dan Prasarana Kolam Renang Teratai Padang, pada hari Rabu tanggal 3 Desember Tahun 2014, bahwa kecelakaan pengunjung yang terjadi di Kolam Renang Teratai, pada dasarnya disebabkan oleh kelalaian pengunjung itu sendiri, tidak ada kecelakaan yang terjadi akibat keadaan kolam pemandian yang tidak baik, seperti lantai kolam yang retak atau sebagainya, karena sejauh ini keadaan kolam Renang Teratai

selalu diperhatikan oleh pihak pengelola, jika ada kolam yang sudah tidak layak untuk digunakan maka pihak pengelola segera memperbaiki.

Perjanjian yang dilaksanakan oleh DISPORA Kota Padang dengan PT. Jasa Raharja Putera Cabang Padang melahirkan kewajiban bagi kedua belah pihak. DISPORA Kota Padang sebagai tertanggung dalam perjanjian ini, berkewajiban membayar premi kepada perusahaan asuransi adalah sebesar Rp. 1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah) tiap bulan, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, sedangkan pihak asuransi berkewajiban untuk membayar klim ganti kerugian terhadap pengunjung kolam renang yang mengalami kecelakaan.

Jumlah ganti kerugian yang akan dibayarkan terhadap pengujung yang mengalami kecelakaan ditetapkan oleh pihak asuransi, oleh sebab itu nilai ganti kerugaian yang akan diberikan kepada setiap orang yang mengalami kerugian akibat kecelakaan tersebut adalah:

1) Meninggal dunia (kecelakaan) : Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) 2) Cacat tetap (maksimum) :

Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) 3) Biaya perawatan (maksimum) :

Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) Apabila pengunjung yang menderita cacat tetap dalam jangka waktu 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari, setelah kejadian

(9)

atau peristiwa kecelakaan tersebut menyebabkan kematian, maka kematian akan dianggap sebagai suatu penyebab tunggal dan untuk itu akan dibayarkan santunan sebesar selisih kekurangan terhadap yang belum dibayarkan pada saat pengunjung tersebut mengalami cacat tetap. Dengan demikian, klaim akan dibayar oleh perusahaan asuransi apabila telah memenuhi syarat yang di atur dalam polis. Apabila perusahaan asuransi mengetahui bahwa keterangan yang diberikan oleh pihak korban kecelakaan tidak benar maka klaim tidak akan dibayarkan. Dalam praktiknya, mengenai kecurangan pengajuan klaim untuk ganti kerugian belum pernah terjadi sampai saat ini.

Menurut Bapak Firdaus Bhaktiar, selama Tahun 2014 kasus kecelakaan terhadap pengunjung kolam renang terjadi pada 5 (lima) orang, 4 (empat) diantaranya mendapatkan ganti kerugian dari perusahaan asuransi sedangkan yang 1 (satu) tidak mendapatkan ganti kerugian karena luka yang dialaminya tidak terlalu parah, sehingga pertolongan diberikan oleh pihak pengelola saja di lokasi kolam renang. Dalam praktiknya, pembayaran klaim ganti kerugian kecelakaan pengunjung belum ada yang mencapai jumlah maksimum dari nilai pertanggungan yang disepakati dalam polis, karena kecelakaan yang terjadi tidak ada yang terlalu parah. Pada umumnya kerugian yang diberikan oleh perusahaan asuransi

terhadap pengunjung adalah untuk biaya perawatan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Sandi (agen asuransi di PT. Jasa Raharja Putera) mengatakan bahwa, pengajuan klaim yang diterima oleh PT. Jasa Raharja Putera selama tahun 2014 ada 4 (empat) kali, klaim yang diajukan tersebut adalah klaim biaya perawatan. Sebagai mana dapat dilihat dalam tabel berikut :

(10)

Tabel 1

Data Pengajuan Klaim Ganti Kerugian Terhadap Korban Kecelakaan Pengunjung Kolam Kolam Renang Teratai Tahun 2014

No. Risiko kecelakaan Tanggal kecelakaan

Jenis kecelakaan Jumlah ganti kerugian 1. Luka robek di kepala 5/5/2014 Luka ringan Rp. 309.200,00 2. Luka robek di kepala 27/9/2014 Luka ringan Rp. 194.500,00 3. Luka robek di dagu 23/11/2014 Luka ringan Rp. 293.060,00 4. Luka robek di kepala 9/11/2014 Luka ringan Rp. 273.097,00

Sumber: data primer pada PT. Jasa Raharja Putera cabang PadangTahun 2014.

Selama perjanjian asuransi dengan Dispora berjalan, PT. Jasa Raharja Putera belum ada menerima pengajuan klaim dan memberi ganti kerugian terhadap peristiwa kecelakaan yang menyebabkan pengunjung meninggal dunia dan cacat tetap.

Berdasarkandata di atas penulis juga telah melakukan wawancara dengan bapak Wendra (salah satu pengunjung kolam renang teratai yang mendapatkan ganti kerugian akibat kecelakaan), bapak Wendra menjelasakan bahwa pada hari minggu, tanggal 9 November 2014 dia berenang dikolam renang teratai, namun bapak wendra keluar dari dalam kolam dan berjalan di pinggir kolam satu, sehingga dia terjatuh dan mengalami luka robek di bagian kepala, bapak Wendra segera dibawa kerumah sakit Yos Sudarso untuk mendapatkan perawatan.

Pihak pengelola segera mengurus biaya perawatan terhadap bapak wendra, setelah dihitung biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.273.097.00,- (dua ratus tujuh

puluh tiga ribu sembilan puluh tujuh rupiah). Kemudian pihak pengelola segera mengurus pengajuan klaim ganti kerugian kepada perusahaan asuransi.

Apabila terjadi kecelakaan yang mengancam keselamatan diri pengunjug kolam renang teratai, maka pihak pengelola segera melakukan pertolongan sebagai berikut:

1) Pihak pengelola segera memberikan pertolongan pertama pada saat terjadinya peristiwa kecelakaan. Pertolongan pertama tersebut dapat berupa, membersihkan luka yang diderita pengunjung.

2) Setelah memberikan pertolongan, pihak pengelola segera membawa pengunjung kerumah sakit untuk mendapatkan perawata yang lebih lanjut.

3) Pihak pengelola segera mengurus dan membayar biaya pengobatan kepada Rumah Sakit.

(11)

4) Apabila pengunjung tersebut masih membutuhkan perawatan dan pengobatan pada hari berikutnya, maka biaya pengobatan ditanggung oleh pengunjung sendiri karena pihak pengelola hanya bertanggungjawab untuk biaya satu kali pengobatan pertama.

5) Setelah pengobatan selesai, pihak pengelola segera mengajukan klaim kecelakaan pengunjung kepada perusahaan asuransi dengan melengkapi dokumen yang diperlukan.

6) Klaim kecelakaan tersebut diberikan oleh perusahaan asuransi kepada pihak pengelola, karena yang menanggulangi biaya pengobatan saat terjadinya kecelakaan adalah pihak pengelola maka dari itu yang berurusan dengan pihak asuransi dalam penggantian kerugian adalah pengelola kolamrenang.

Adapun dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengajuan klaim adalah sebagai berikut:

1) Polis asli.

Polis asli adalah polis atau akta yang dikeliuarkan oleh perusahaan asuransi pada awal dilakukannya perjanjian asuransi.

2) Mengisi formulir LK-1 (Lembaran Kecelakaan) secara lengkap, yang telah disediakan oleh pihak

asuransi, formulir ini di isi oleh pihak pengelola.

3) Formulir tersebut dilengkapi dengan: (a) Perawatan: Kwitansi asli dari dokter atau rumah sakit, apotik, fotocopy resep.

(b) Cacat tetap: surat keterangan atau pernyataan cacat tetap dari dokter.

(c) Meninggal dunia: surat keterangan kematian dari rumah sakit atau pihak yang berwenang, identitas ahli waris korban (Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk).

(d) Tanda bukti pengunjung: sobekan tiket atau karcis.

Persyaratan yang terdapat dalam angka 3 (tiga) huruf d di atas, jika tidak dapat dipenuhi maka pihak asuransi akan tetap memproses semua pengajuan klaim pengunjung yang diajukan pengelola kolam renang, karena karcis atau tiket masuk area kolam renang teratai tidak merupakan persyaratan wajib klaim.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sandi, satu-satunya kendala yang terjadi dalam melaksanakan perjanjian ini adalah pihak pengelola kolam renang telat membayar premi. Selama perjanjian asuransi dilaksanakan pihak pengelola sering membayar premi tidak tepat pada tanggal yang telah ditetapkan dalam perjanjian, bahkan premi belum di bayar

(12)

pada saat kecelakaan terjadi di kolam renang. Akibat premi telat dibayarkan maka pihak asuransi tidak dapat memproses pengajuan klaim ganti kerugian karena menurut ketetapannya klaim tidak dapat dibayarkan selama premi belum dibayar oleh pihak pengelola.

Dari kendala yang terjadi, maka upaya yang dilakukan agar kesalahan tersebut tidak terulang pada waktu pembayaran berikutnya maka perusahaan asuransi melakukan suatu kebijakan terhadap perjanjian yang dilakukan dengan pengelola kolam renang, jika sudah masuk waktu tempo pembayaran klaim pihak pengelola akan diberitahu oleh pihak asuransi, tujuannya yaitu agar tidak terjadi kendala dalam pelaksanaan pengajuan klaim dan klaim yg di ajukan cepat diproses oleh perusahaan asuransi.

Simpulan

1. Perjanjian asuransi untuk kepentingan pihak ketiga yang dilakukan antara DISPORA Kota Padang dengan PT. jasa Raharja Putera dimulai sejak tanggal tiga bulan Maret Tahun 2014. Selama perjanjian berlangsung telah terjadi 5 (lima) kasus kecelakaan terhadap pengunjung, 4 (empat) diantaranya mendapat ganti kerugian, 1 (satu) tidak, karena luka yang diderita tidak terlalu parah, ganti kerugian yang

diberikan sesuai berapa jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan pengunjung.

2. Pengajuan klaim asuransi kecelakaan pengunjung dilakukan langsung oleh pihak pengelola, dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengajuan klaim, seperti: polis asli, formulir LK-1 yang telah di isi lengkap, kwitansi biaya perawatan, tanda bukti selaku pengunjung (sobekan tiket atau karcis), namun jika tanda bukti selaku pengunjung tersebut tidak ada pihak asuransi akan tetap memproses pengajuan klaim, karena tiket atau karcis tidak merupakan persyaratan wajib klaim.

3. Kendala yang dihadapi dalam perjanjian yaitu:

Pihak pengelola lupa dan telat bayar premi kepada perusahaan asuransi, hal ini disebabkan karena kelalaian dari pihak pengelola sendiri sehingga pihak asuransi tidak dapat memproses pengajuan klaim.

A. Saran

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, maka saran yang dapat penulis berikan adalah untuk menghindari terjadinya kendala dalam pelaksanaan perjanjian asuransi, seharusnya para pihak harus bertanggung jawab dalam

(13)

menjalankan hak dan kewajibannya masing-masing dan melaksanakan perjanjian sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati, sehingga terhindar dari permasalahan di kemudian hari.

Ucapan Terima Kasih

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang sudah membantu penulis selama menyelesaikan skripsi. Pihak-pihak yang dengan sabar membimbing dan selalu memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Pihak tersebut adalah: (1) Ibu Yansalzisatry, S.H., M.H, selaku Pembimbing I (2) Ibu Yoviza Media, S.H., M.H, selaku Pembimbing II. Ketua Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum, (3) Bapak Adri, S.H., M.H, dan selaku Penguji III (4) Bapak Suamperi S.H., M.H, selaku Penguji II, (5) Ibu As Suaiti Arief, S.H., M.H, selaku Penguji I, (6) Keluarga tercinta yang selalu memberi dukungan moril maupun materi. (7) serta teman-teman seperjuangan.

Daftar Pustaka A. Buku-buku

A.Abbas Salim, 1993, Dasar-dasar

Asuransi, PT. RajaGrafindo

Persada, Jakarta.

Abdul Kadir Muhammad, 1992, Hukum

Perdata, PT. Citra Aditya

Bhakti, Bandung.

Djoko Prakoso, 1991, Hukum Asuransi Indonesia, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Emmy Pangaribuan Simanjuntak, 1980,

Hukum Pertanggungan,

Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta.

H.M.N Purwosujipto, 1983,Pengertian

Pokok Hukum Dagang

Indonesia Bagian Enam,

Djambatan, Jakarta.

Hotman Pardomuan Sibuea, Dan Herrybertus Sukartono, 2009,

Metode Penelitian Hukum,

Krakatau Book, Jakarta.

J.Satrio, 1999, Hukum Perikatan yang Lahir Karena Perjanjian, PT. Citra Aditya Bhakti, Bandung.

Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, 2006,Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

R. Setiawan, 1987, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung.

Salim H.S, 2003, Hukum Kontrak Teori

dan Teknik Penyusunan

Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta. Subekti, 1979, Hukum Perjanjian, PT.

Intermasa, Jakarta.

B. Peraturan Perundang-undangan. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(KUHPerdata).

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Perasuransian.

(14)

Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian.

C. Sumber Lain

Anonim, 2012, Pengertian Hukum Asuransi,

http://www.angindra.com/2012/

03/pengertian-asuransi-umum.html.

Wibowo Turnady, 2012, Asas-asas Perjanjian,

http://www.jurnalhukum.com./a sas-asas-perjanjian/.

Roestaman, 2012, Asuransi Kecelakaan

Diri, http://www.kumpulan

Referensi

Dokumen terkait

Hadi Mukharom,

Sementara itu menurut Purwanto/ penguji tes urine dari RS Gresia/ menjelaskan bahwa sebelumnya/ siswa diharuskan mengikuti wawancara dengan psikiater dari Gresia/ yang

“ Keefektifan Teknik Role-Play Untuk Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Remaja (Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Rembang Tahun

Analisis Scientific Reasoning Dalam Penerapan Pendekatan Levels Of Inquirypada Pokok Bahasan Optik.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KEPADA PENGENDARA MOBIL YANG HANYA INGIN MELALUI KOTA JOGJA DIHIMBAU TIDAK MASUK KE DALAM KOTA// SEBAIKNYA MELALUI JALAN. LIGKAR ATAU JALUR

yang kasar dapat menyebabkan perubahan warna dari bahan basis gigi tiruan, menjadi.. sumber ketidaknyamanan kepada pasien dan juga dapat

‛‛ Verba Gerakan Bukan Agentif Bahasa Jawa: Tinjauan Metabahasa Semantik Alami”.. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.Yogyakarta: Duta Wacana

MFLOPS, merupakan sebuah pengujian dengan melibatkan operasi matematis (integer dan real) dengan operator penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian yang dapat dikerjakan