• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan bisnis dewasa ini yang tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien artinya dapat dengan mudah berubah atau menyesuaikan diri dan dapat mengakomodasikan setiap perubahan baik yang sedang dan telah terjadi dengan cepat, tepat, dan terarah serta murah. Masing-masing organisasi haruslah dapat bertindak profesional dalam mengelola fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan agar dapat mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan.

Dalam suatu organisasi sumber daya manusia adalah salah satu aset potensial yang memiliki kemampuan seperti berpikir, berkomunikasi, bertindak dan bermoral untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis maupun manajerial. Kemampuan yang dimiliki tersebut akan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku manusia dalam mencapai tujuan hidup baik individu itu sendiri maupun perusahaan.

Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya ditentukan dari keberhasilan dalam mengelola keuangan semata, tetapi juga ditentukan dari keberhasilannya mengelola sumber daya manusia. Pengelolaan sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah bahwa perusahaan harus mampu untuk menyatukan persepsi atau cara pandang karyawan dan pimpinan perusahaan

(2)

2

dalam rangka mencapai tujuan perusahaan antara lain melalui pembentukan mental bekerja yang baik dengan dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya, memberikan motivasi kerja, bimbingan, pengarahan dan koordinasi yang baik dalam bekerja baik antar sesama karyawan maupun dengan atasan.

Keterkaitan sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan adalah sangat dominan, sehingga perhatian yang serius terhadap pengelolaan sumber daya manusia mutlak diperlukan. Pandangan terhadap sumber daya manusia tidak dapat dilihat secara individu saja, namun juga harus dilihat secara kelompok dalam lingkungan perusahaan karena sikap, nilai, dan perilaku manusia mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda dengan segala keberadaannya memerlukan perhatian dan penanganan yang memadai sehingga dapat mendorong atau merangsang karyawan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan baik yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Robbins (2009:99) menyatakan, bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut. Pernyataan ini menunjukkan setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi pula kepuasannya terhadap kegiatan. Dengan demikian

(3)

3

kepuasan kerja merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.

Menurut Robbins (Yulinda, dkk 2009 : 26) dampak kepuasan kerja cenderung terpusat pada kinerja karyawan, tingkat kehadiran, dan tingkat kemangkiran (turnover). Organisasi dengan karyawan yang lebih puas cenderung memiliki kinerja dan tingkat kehadiran yang lebih tinggi serta turnover yang lebih rendah dibandingkan dengan organisasi yang memiliki karyawan yang kurang puas.

Kepuasan kerja yang rendah dapat menimbulkan berbagai dampak negatif seperti mangkir kerja, mogok kerja, kerja lamban, pindah kerja, kerusakan yang disengaja dan sebagainya. Sebaliknya kepuasan kerja yang tinggi sangat mempengaruhi kondisi kerja serta kinerja sehingga mampu memberikan keuntungan aktual bagi organisasi dan tenaga kerja itu sendiri. Kepuasan kerja akan berpengaruh sekali terhadap aktualisasi diri karyawan dengan tindakan penunjukan kemampuan dan keterampilan terhadap penyelesaian kerja. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja, mereka juga tidak akan memperoleh kematangan psikologis dan pada gilirannya akan mengalami frustasi. Karyawan ini akan banyak melamun, mempunyai semangat kerja yang rendah, cepat lelah dan bosan, emosi tidak stabil, sering absen dalam tugas, dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaannya yang dilakukan, sedangkan karyawan yang mendapat kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran dan perputaran yang baik, mungkin akan berprestasi kerja lebih baik daripada yang tidak mendapat kepuasan kerja.

(4)

4

Tingkat kepuasan kerja karyawan merupakan salah satu dimensi yang penting dan berpengaruh dalam operasional perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepuasan kerja karyawannya, dimana kurangnya kepuasan kerja diidentifikasi dengan tingkat absensi yang tinggi, turnover tinggi, kelambatan dalam bekerja maupun pelayanan yang tidak ramah. Karyawan yang tingkat kepuasannya tinggi akan dapat mengatasi hal tersebut, karena memiliki tanggung jawab dan komitmen memajukan perusahaan. Penelitian terhadap kepuasan kerja menjadi kian penting dalam perusahaan karena diyakini bahwa kepuasan kerja yang tinggi akan mendorong peningkatan kinerja individu dan kelompok yang nantinya akan meningkatkan efektifitas organisasi secara total. Menurut Luthans dalam Ardana (2009:23), ada enam aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu pembayaran, work it-self, promosi, supervisi, kelompok kerja, dan kondisi kerja.

Agar karyawan dapat mempunyai prestasi kerja yang baik, organisasi sangat perlu memperhatikan kompensasi yang diberikan kepada karyawan. Rivai (2009:741) menyatakan, kompensasi diartikan sebagai sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka kepada perusahaan. Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan fungsi manajemen sumber daya manusia yang berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas keorganisasian. Secara umum tujuan manajemen kompensasi adalah untuk membantu perusahaan mencapai tujuan keberhasilan strategi perusahaan dan menjamin terciptanya keadilan internal dan eksternal, karena selain gaji pokok,

(5)

5

kompensasi juga mencakup insentif, bonus, dan tunjangan yang mana hal tersebut didapatkan di luar gaji pokok.

Pemberian kompensasi kepada para karyawan perlu mendapat perhatian agar karyawan tetap melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan sesuai dengan kecakapan yang dimiliki. Dalam suatu organisasi pengaturan kompensasi merupakan faktor yang penting untuk dapat menarik, memelihara, maupun mempertahankan tenaga kerja bagi kepentingan organisasi yang bersangkutan. Pemberian kompensasi akan dapat meningkatkan atau menurunkan disiplin kerja, prestasi kerja, kepuasan kerja, maupun motivasi karyawan.

Selain kompensasi, pekerjaan itu sendiri juga mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Ukuran kepuasan kerja karyawan adalah mereka dapat menikmati terhadap pekerjaan yang mereka hadapi. Untuk bisa menyelesaikan tugas/kewajiban dengan baik dan tepat waktu. Ganjaran utama mereka dalam bekerja adalah kerja mereka sendiri. Dengan dapat merasakan itu, mereka akan berusaha untuk mengedepankan kinerja mereka di atas kompensasi yang mereka terima. Dengan membuat puas terhadap apa yang mereka kerjakan adalah suatu kepentingan yang harus dijalankan, mereka akan berusaha melaksanakan tugas mereka dengan hati ikhlas, dan tugas yang diberikan bukanlah merupakan beban yang harus ditanggung, tetapi merupakan kewajiban yang harus diselesaikan. Para karyawan yang sangat puas dengan pekerjaan itu sendiri karena mereka menemukan bahwa tugas mereka adalah menarik, menantang, dan menyenangkan dan memiliki otoritas yang cukup dan kebebasan untuk melakukan pekerjaan mereka.

(6)

6

Telah disadari bahwa setiap usaha memajukan pegawai adalah usaha untuk menambah keahlian bawahan secara efisien atau untuk menempatkannya pada jabatan yang cocok. Menurut Manullang (2008:133), promosi yakni memberi kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada bawahan daripada kekuasaan dan tanggung jawab sebelumnya adalah salah satu usaha untuk memajukan pegawai. Setiap bawahan yang menunjukkan kecakapan pada tabel penilaian kecakapan haruslah dimajukan terus oleh atasannya dengan jalan mempromosikannya sebab tanpa itu ada kecenderungan di pihak bawahan untuk tidak menunjukkan prestasi besar. Promosi adalah salah satu motivasi bagi para pegawai untuk menunjukkan prestasi-prestasinya yang besar. Tanpa kemungkinan tindakan promosi kepada pegawai yang cakap akan menurunkan prestasi dan tidak mewujudkan orang yang tepat pada jabatan yang tepat.

Kemampuan supervisi untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab para bawahan merupakan satu faktor penting bagi kepuasan karyawan (Khairul, 2001:23). Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figure ayah dan sekaligus atasan. Supervisi yang buruk berakibat absensi dan turn over. Sebagian besar kayawan mengharapkan sikap pimpinan sebagai teman dan bersahabat, memberikan penghargaan atas pekerjaan, bijaksana dalam bertindak, mendorong bawahan untuk maju, mendengar pendapat bawahan dan memberi perhatian secara pribadi kepada karyawan. Kepuasan kerja akan meningkat apabila atasan dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

(7)

7

Kelompok kerja adalah kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan membuat berbagai keputusan untuk membantu setiap anggota bekerja di dalam area tanggung jawabnya (Robbins, 2009:406). Pada dasarnya, kelompok kerja akan berpengaruh pada kepuasan kerja. Rekan kerja yang ramah dan kooperatif merupakan sumber kepuasan kerja bagi karyawan, saling ketergantungan antara anggota kelompok dalam menyelesaikan pekerjaan, kelompok yang baik dan efektif membuat pekerjaan menjadi menyenangkan.

Kondisi kerja dalam suatu organisasi sangat penting untuk diperhatikan. Pencapaian visi dan misi organisasi tidak dapat dilaksanakan secara efektif bilamana tidak didukung dengan kondisi yang menyenangkan. Kondisi kerja adalah keadaan lingkungan atau tempat seseorang karyawan dalam bekerja yang dapat mempengaruhi dalam semangat kerja, yang meliputi kondisi fisik dan kondisi non fisik (Nitisemito, 2000:183). Menurut Tohardi (2002) terciptanya kondisi kerja yang harmonis dapat meningkatkan semangat kerja, gairah kerja, dan kepuasan kerja yang akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja.

Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang ada di wilayah Kuta Selatan dan berlokasi di Jl.Labuansait, Uluwatu, Pecatu, Kuta Selatan, Bali. Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali, selain menyediakan fasilitas akomodasi berbentuk villa, juga menawarkan fasilitas berupa spa. Untuk menghadapi tantangan globalisasi, Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali harus mampu dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi dan meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki. Terlebih lagi dalam era persaingan saat ini yang mendorong tiap instansi

(8)

8

atau perusahaan memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen. Salah satu cara yang dapat diwujudkan Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali adalah dengan memberdayakan dan mengembangkan SDM yang ada yaitu dengan meningkatkan mutu tenaga kerja yang dimiliki agar dapat meningkatkan produktivitas sumber daya manusia dan produktivitas perusahaan itu sendiri dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen. Adapun data mengenai jumlah karyawan Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Jumlah Karyawan Menurut Bagian/Departemen pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali Tahun 2010

No Bagian/Departemen Jumlah

(Orang) 1 A & G (Accounting and General Executive) 11

2 Sales & Marketing 6

3 Food & Beverage Service 29

4 Food & Beverage Kitchen 26

5 Housekeeping 25

6 Guest Service / Front Office 13

7 Engineering 8

8 Human Resource 21

9 Spa 8

Total 147

Sumber: Blue Point Bay Villas and Spa Uluwatu Bali, Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah karyawan pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali pada tahun 2010 adalah sebanyak 147 orang yang dibagi menjadi 9 departemen dengan karyawan terbanyak terdapat pada Food & Beverage Service.

(9)

9

Adapun indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan kerja karyawan pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali adalah jumlah complaint tamu. Berikut akan disajikan data tingkat complaint tamu pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali tahun 2010 pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Tingkat Complaint Tamu pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali Tahun 2010

No. Bulan Jumlah Complaint Tamu

(orang) 1. Januari 18 2. Februari 23 3. Maret 26 4. April 28 5. Mei 31 6. Juni 26 7. Juli 31 8. Agustus 38 9. September 37 10. Oktober 39 11. November 40 12. Desember 41 Total 378

Sumber : Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali, Tahun 2010

Berdasarkan data pada Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa total complaint tamu Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali pada tahun 2010 adalah sebanyak 378 complaint. Penyebab complaint ini bermacam-macam antara lain karyawan pada front office sangat lambat dalam memberikan pelayanan dimana pihak manajemen villa menjanjikan standar check-in 15 menit, padahal kenyataan yang terjadi waktu check-in lebih dari 30 menit, pada departemen housekeeping keluhan tamu disebabkan karena kamar yang ditempati tamu masih dalam keadaan kotor, serta complaint pada departemen Food & Beverage Service yaitu waiter atau waitrees yang kurang ramah kepada tamu dan keterlambatan dalam

(10)

10

mengantarkan makanan dan minuman. Keluhan-keluhan tamu ini disebabkan karena karyawan yang tidak melakukan pekerjaan sesuai standar kerja dan pelayanan yang ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini menjadi indikasi rendahnya kepuasan kerja karyawan pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali.

Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali juga memperhatikan tingkat kesejahteraan karyawan. Untuk lebih jelasnya besarnya kompensasi yang diterima oleh karyawan Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali selama satu tahun yaitu tahun 2010 akan disajikan dalam Tabel 1.3.

Tabel 1.3 Kompensasi yang Diterima Karyawan pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali Tahun 2010

Sumber : Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali, Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa gaji pokok yang diberikan Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali kepada karyawannya cenderung berfluktuasi, rata-rata gaji pokok per bulan yang diberikan kepada karyawan yaitu

Bulan Jumlah Karyawan (orang) Jumlah Gaji Pokok (Rp) Service Charge (Rp) Tunjangan Hari Raya (Rp) Januari 142 178.253.500 125.028.728 Februari 142 178.640.560 134.298.204 Maret 141 176.188.000 140.412.030 227.038.235 April 140 175.399.705 133.106.400 Mei 140 175.899.705 117.436.200 Juni 139 174.332.505 138.359.210 Juli 139 174.624.505 134.121.100 Agustus 139 174.699.000 150.881.442 September 142 177.624.000 138.818.490 Oktober 147 183.174.000 139.245.750 November 147 183.174.000 143.113.614 Desember 147 183.174.000 161.050.995 Jumlah 2.135.183.480 1.655.872.163 227.038.235 Rata-rata 177.931.957 137.989.347 18.919.853

(11)

11

sebesar Rp. 1.210.422,-. Karyawan pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali merasa tidak puas dengan gaji pokok yang diberikan oleh perusahaan bila dibandingkan dengan gaji pokok perusahaan-perusahaan jasa akomodasi sejenis yang ada disana seperti Alila Villas Uluwatu dan Anantara Bali Uluwatu Resort & Spa yang rata-rata memberikan gaji pokok per bulan sebesar Rp. 1.400.000,-. Karyawan pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali tidak mendapatkan uang makan karena sudah disediakan oleh pihak perusahaan, namun karyawan pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali merasa tidak puas dengan menu makanan yang disediakan karena dirasa kurang memenuhi nilai gizi yang cukup.

Selain kompensasi, pekerjaan itu sendiri juga mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Para karyawan yang sangat puas dengan pekerjaan itu sendiri karena mereka menemukan bahwa tugas mereka adalah menarik, menantang, dan menyenangkan dan memiliki otoritas yang cukup dan kebebasan untuk melakukan pekerjaan mereka.

Promosi jabatan yang sudah diterapkan pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali yaitu pihak perusahaan sudah berusaha memberikan kesempatan yang sama bagi setiap karyawan untuk berprestasi dan mendapatkan promosi jabatan sesuai dengan kinerja karyawan. Namun terdapat karyawan yang merasa tidak puas karena tidak dipromosikan jabatannya walaupun karyawan tersebut telah lama bekerja.

Adapun masalah supervisi yang ditemukan pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali yaitu atasan jarang melakukan pengawasan kepada karyawan pada saat bekerja, kurangnya kepedulian atasan terhadap keluhan-keluhan

(12)

12

karyawan dan atasan jarang membimbing karyawan apabila menghadapi kesulitan dalam bekerja sehingga menyebabkan karyawan merasa kurang puas dalam bekerja.

Kelompok kerja yang terdapat pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali sudah dirasa menyenangkan dan memberikan suasana kekeluargaan yang mendukung karyawan menjadi rileks dalam bekerja. Mereka bekerjasama dengan baik dan saling mendukung serta tidak bertengkar dan berkelahi di tempat kerja.

Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali telah berupaya memberikan kondisi kerja yang kondusif bagi karyawannya. Hal ini bisa dilihat dari kondisi tempat kerja yang cukup bersih dan dirasa nyaman bagi karyawan serta suasana yang tidak terlalu bising. Namun karyawan masih sering mengeluhkan AC di ruang kerja yang cepat rusak sehingga membuat suhu ruangan di tempat kerja menjadi panas sehingga membuat karyawan menjadi kurang nyaman dalam bekerja, loker untuk karyawan kurang memadai, parkir kurang memadai, dan peralatan kerja yang saat ini masih belum sepenuhnya lengkap namun tidak sampai menghambat kelancaran dalam bekerja.

Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap karyawan Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali, terdapat beberapa indikasi yang menunjukkan kurangnya kepuasan kerja karyawan. Indikasi tersebut antara lain: 1) Adanya 378 complaint tamu, penyebab complaint ini bermacam-macam antara lain karyawan pada front office sangat lamban dalam memberikan pelayanan dimana pihak manajemen villa menjanjikan standar check-in 15 menit, padahal kenyataan yang terjadi waktu check-in lebih dari 30 menit, pada departemen housekeeping

(13)

13

keluhan tamu disebabkan karena kamar yang ditempati tamu masih dalam keadaan kotor, serta complaint pada departemen Food & Beverage Service yaitu waiter atau waitrees yang kurang ramah kepada tamu dan keterlambatan dalam mengantarkan makanan dan minuman, 2) Karyawan sering melakukan kegiatan tidak efektif pada jam kerja seperti karyawan pada departemen housekeeping yang sering tidur-tiduran pada jam kerja di kamar tamu dan bercanda dengan rekan kerja sehingga pekerjaan menjadi tertunda, 3) Rasa memiliki dari karyawan terhadap barang atau peralatan kerja milik perusahaan sangat rendah, tercermin dari sikap karyawan terhadap barang atau peralatan kerja dibiarkan berdebu atau karatan serta adanya barang milik perusahaan yang dibawa pulang oleh karyawan seperti perlengkapan mandi, alat tulis, dan lain-lain, merupakan bentuk lain ekspresi kurang pedulinya karyawan terhadap barang-barang milik perusahaan dan masih adanya karyawan yang mengeluh terhadap pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Kejadian-kejadian di atas mengindikasikan ada masalah dalam hal kepuasan kerja karyawan pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali. Bila masalah-masalah tersebut tidak diperhatikan oleh pimpinan, akan memberi dampak negatif terhadap kinerja karyawan. Untuk itu, hal ini menarik untuk diteliti lebih jauh, terkait dengan kepuasan kerja serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut.

1) Faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali?

(14)

14

2) Manakah diantara faktor-faktor tersebut yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan kerja karyawan pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah. 1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

karyawan pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali.

2) Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan kerja karyawan pada Blue Point Bay Villas & Spa Uluwatu Bali.

1.3 Kegunaan Penelitian 1.3.1 Kegunaan teoritis

Kegunaan teoritis yang dapat dihasilkan dari penelitian ini antara lain. 1) Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu sumber informasi

dalam bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya dalam aspek kepuasan kerja karyawan.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang melakukan penelitian dengan objek yang sama.

1.3.2 Kegunaan praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Dapat menjadi referensi bagi perusahaan dalam mengidentifikasikan variabel yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan khususnya.

(15)

15

2) Dapat menjadi referensi bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kompensasi, work it-self, promosi, supervisi, kelompok kerja, dan kondisi kerja agar dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

1.4 Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II : Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan teori-teori atau konsep-konsep yang relevan sebagai acuan dan landasan dalam memecahkan permasalahan yang ada serta pembahasan hasil penelitian sebelumnya

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang lokasi dan objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data.

Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan terdiri dari sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi dan deskripsi jabatan. Selanjutnya diuraikan karakteristik

(16)

16

responden, deskripsi variabel, dan pembahasan. Pada pembahasan dilakukan pengujian terhadap analisis faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

Bab V : Simpulan dan Saran

Bab ini menguraikan tentang simpulan dari permasalahan yang dibahas serta saran-saran yang dipandang perlu atas simpulan yang dicapai.

Gambar

Tabel  1.1  Jumlah  Karyawan  Menurut  Bagian/Departemen  pada  Blue  Point  Bay Villas & Spa Uluwatu Bali Tahun 2010
Tabel 1.2  Tingkat  Complaint  Tamu  pada  Blue  Point  Bay  Villas  &  Spa  Uluwatu Bali Tahun 2010
Tabel  1.3  Kompensasi  yang  Diterima  Karyawan  pada  Blue  Point  Bay  Villas

Referensi

Dokumen terkait

Tim Pusat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Dalam pelaksanaan kegiatan Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten Terpilih Tahun 2016, Tim Pusat Direktorat Jenderal

Pendidikan bukan hanya mengajarkan memahami materi, melainkan juga pembentukan sikap dan media dalam melestarikan kebudayaan daerah. Penanaman kearifan lokal penting

Sedangkan sebagiannya lagi tidak ada respons terhadap sentuhan (telah mati). Selain itu, bentuk tubuh larva caplak anjing juga berubah. Tubuh larva caplak anjing pada kontrol

Hati membuat kolesterol, sangat banyak, sekitar ¾ gram sehari, dari berbagai sumber, termasuk asetat, suatu garam organik yang terbentuk pada metabolisme normal, kolesterol diet dan

Penelitian Hasil Penelitian Azlim Darwanis (2012) Pengaruh Penerapan Good Governance dan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Informasi Keuangan SKPD Di

Masukkan sebagian tanah top soil bekas galian ke dasar lubang dengan perkiraan bibit yang akan ditanam nantinya tidak terlalu dalam terpendam dan sedapat mungkin

Salah satu perkhidmatan yang telah ditawarkan oleh perpustakaan pempakejan maklumat atau lebih dikenali sebagai Penyebaran Maklumat secara Terpilih (SDI).. SDI ialah perkhidmatan

Reaksi pembukaan cincin epoksida dengan menggunakan alkohol dapat menghasilkan senyawa beta hidroksi eter dan keton (Rios 2003). Hasil transformasi gugus epoksida menjadi