• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, definisi yang akan dijelaskan secara lebih mendalam oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, definisi yang akan dijelaskan secara lebih mendalam oleh"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada penelitian ini, definisi yang akan dijelaskan secara lebih mendalam oleh peneliti berkaitan dengan 3 hal, yaitu intensitas komunikasi melalui fitur blackberry messenger, kepribadian ekstrovert dan introvert serta dewasa muda awal.

2.1 Intensitas Komunikasi Melalui Fitur Blackberry Messenger 2.1.1 Komunikasi

Menurut Devito (2009), komunikasi didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan satu orang atau lebih dalam hal mengirim dan menerima pesan yang terhalang oleh gangguan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Gangguan yang dapat terjadi pada saat berkomunikasi terdiri dari 3 hal, yaitu:

1. Gangguan secara fisik, yaitu suara-suara yang ada disekitar pengirim dan penerima pesan yang keras dan menggangu. Hal ini dapat membuat pesan yang ingin disampaikan komunikator (pihak yang mengirimkan pesan) kepada komunikan (pihak yang menerima pesan) menjadi terganggu.

2. Gangguan psikologis, yaitu prasangka dan bias yang terjadi pada penerima pesan serta adanya pikiran yang sempit.

3. Gangguan semantik, misalnya: pengirim pesan menggunakan bahasa yang tidak dipahami oleh penerima pesan. Keadaaan seperti ini, digolongkan mengalami gangguan secara semantik.

(2)

11 Selain itu, menurut Supratiknya (1995), komunikasi mempunyai dua definisi yaitu secara luas dan sempit. Komunikasi dalam arti luas adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik secara verbal maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain. Sementara itu, komunikasi dalam arti sempit diartikan sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima. Setiap terjadinya aktivitas komunikasi antar pribadi, pastilah kedua belah pihak saling mengirimkan lambang-lambang yang mempunyai makna tertentu. Lambang-lambang tersebut bisa dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan, gesture (bahasa tubuh), ekspresi dan ungkapan tertentu (Johnson dalam Supratiknya, 1995).

Disisi lain, perlu diketahui pula bahwa aktivitas komunikasi juga dapat memberikan dampak atau efek bagi pelakunya yang meliputi 3 aspek, yaitu dampak secara intelektual atau kognitif, contohnya: berkomunikasi dapat menambah pengetahuan tentang berbagai hal yang sebelumnya belum diketahui, dampak afektif yaitu berkomunikasi dapat mengetahui sikap-sikap yang tidak baik, menyatakan emosi dan perasaan yang dirasakan dan efek psikomotor yaitu dengan komunikasi dapat mengetahui gerakan-gerakan baru perihal cara melempar dan menendang bola yang baik (Devito,2009).

(3)

12 Menurut Devito, (2009) sifat komunikasi terbagi dalam 2 jenis yaitu:

1. Komunikasi secara langsung, artinya komunikasi yang dilakukan dengan saling bertatap muka antar pihak-pihak yang terlibat dalam suatu aktivitas komunikasi tanpa menggunakan perantara media.

2. Komunikasi secara tidak langsung, artinya komunikasi yang dilakukan dengan tidak bertemu secara langsung atau bertatap muka antar pihak-pihak yang terlibat dalam suatu aktivitas komunikasi, melainkan aktivitas komunikasi dilakukan dengan menggunakan perantara media komunikasi, seperti: handphone, email, yahoo messenger & blackberry messenger.

2.1.2 Intensitas Komunikasi

Intensitas komunikasi merupakan istilah atau terminology yang disarikan dari social penetration theory (Devito, 2009). Teori ini menjelaskan bahwa diri individu terdiri dari sejumlah lapisan seperti pengalaman, pengetahuan, ide, sikap, pemikiran dan tingkah laku. Sementara itu, definisi intensitas komunikasi yaitu tingkat kedalaman dan keluasan pesan yang muncul dalam aktivitas komunikasi yang dilakukan antar individu (Devito, 2009).

Menurut Devito (2009), untuk dapat mengukur intensitas komunikasi antar individu dapat ditinjau dari enam aspek, yaitu: 1. Frekuensi berkomunikasi.

Frekuensi berkomunikasi terkait dengan tingkat keseringan seseorang dalam melakukan aktivitas komunikasi.

(4)

13 2. Durasi yang digunakan untuk berkomunikasi.

Durasi yang digunakan untuk berkomunikasi merujuk pada lamanya waktu yang digunakan pada saat melakukan aktivitas komunikasi.

3. Perhatian yang diberikan saat berkomunikasi.

Perhatian yang diberikan saat berkomunikasi diartikan sebagai fokus yang dicurahkan oleh partisipan komunikasi pada saat berkomunikasi.

4. Keteraturan dalam berkomunikasi

Keteraturan dalam berkomunikasi menunjukkan kesamaan sejumlah aktivitas komunikasi yang dilakukan secara rutin dan teratur.

5. Tingkat keluasan pesan saat berkomunikasi & Jumlah orang yang diajak berkomunikasi

Tingkat keluasan pesan saat berkomunikasi mempunyai arti ragam topik maupun pesan yang dibicarakan pada saat berkomunikasi dan jumlah orang yang diajak berkomunikasi berkaitan dengan kuantitas atau banyaknya orang yang diajak untuk berkomunikasi pada saat melakukan aktivitas komunikasi. 6. Tingkat kedalaman pesan saat berkomunikasi

Tingkat kedalaman pesan saat berkomunikasi merujuk pada pertukaran pesan secara lebih detail yang ditandai dengan kejujuran, keterbukaan dan sikap saling percaya antar partisipan pada saat berkomunikasi.

(5)

14 Penjelasan perihal enam aspek untuk mengukur intensitas komunikasi sejalan dan diperkuat melalui penelitian sebelumnya yang dilansir oleh kesimpulan.com, (2009) perihal intensitas komunikasi atasan dan bawahan untuk menumbuhkan motivasi kerja. Dalam laporan penelitian akademis tersebut, dijelaskan bahwa untuk dapat mengukur intensitas komunikasi antar pribadi dapat terlihat dari enam aspek yang telah peneliti jelaskan sebelumnya.

Terkait dengan Intensitas komunikasi, Menurut Supratiknya (1995), suatu aktivitas dan proses komunikasi dapat dikatakan mempunyai intensitas yang mendalam apabila komunikasi tersebut berada pada taraf pertama yaitu hubungan puncak yang merupakan taraf tertinggi dari lima taraf komunikasi yang dilakukan antar pribadi. Berikut penjelasan perihal kelima taraf komunikasi:

1. Taraf kelima yaitu basa-basi, hal ini merupakan taraf komunikasi yang paling dangkal, biasanya terjadi pada dua orang yang hanya bertemu secara kebetulan. Jadi pada taraf ini tidak terjadi komunikasi yang sebenarnya, hal ini disebabkan karena setiap pihak yang terlibat dalam aktivitas komunikasi tidak membuka diri kepada yang lain. 2. Taraf keempat yaitu membicarakan orang lain, pada taraf ini sudah mulai saling memberikan tanggapan dalam suatu aktivitas komunikasi, tetapi tetap masih dalam taraf komunikasi yang dangkal, dikarenakan komunikasi yang berlangsung tidak membahas diri sendiri dan masih belum terbuka.

(6)

15 3. Taraf ketiga yaitu menyatakan pendapat dan gagasan, pada taraf ketiga ini terlihat sudah mulai membuka diri namun pengungkapan diri tersebut masih berada pada taraf pikiran.

4. Taraf kedua yaitu taraf hati atau mengungkapkan perasaan. Pada taraf ini aktivitas komunikasi yang berlangsung sudah memasuki tahap membuka diri dalam hal menceritakan kekurangan diri sendiri kepada orang lain, jujur terhadap diri sendiri maupun pada orang yang diajak berkomunikasi serta berani untuk mengekspresikan perasaan yang dirasakan. Maka pada taraf ini hubungan pertemanan maupun persahabatan antar sesama akan terasa lebih akrab dan dekat.

5. Taraf yang terakhir atau taraf pertama yaitu hubungan puncak. Pada taraf ini ditandai dengan sikap jujur, terbuka dan saling percaya antar sesama dalam hal ini antara komunikator (pihak yang mengirimkan pesan) maupun komunikan (pihak yang menerima pesan). Jadi tidak ada perasaan takut, khawatir dan merasa bahwa kepercayaan yang telah diberikan itu disia-siakan dengan begitu saja. Pada taraf kelima inilah atau yang disebut sebagai hubungan puncak, dapat dikatakan bahwa suatu komunikasi telah memasuki tahapan intensitas komunikasi yang mendalam (Supratiknya, 1995).

2.1.3 Fitur Blackberry Messenger

Fitur BBM (Blackberry Messenger) adalah aplikasi pesan cepat khusus untuk pemilik smartphone blackberry dengan tata letak gaya chatting dan karakter yang tidak terbatas, sehingga fitur BBM

(7)

16 memudahkan penggunanya untuk dapat berkomunikasi, bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya (Id.blackberry.com, 2010).

2.2 Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert,

2.2.1 Kepribadian

Kata kepribadian atau yang sering disebut sebagai personality dalam bahasa inggris, sesungguhnya kata tersebut berasal dari bahasa yunani kuno prosopon atau persona, yang memiliki arti topeng. Topeng ini sering digunakan dalam pertunjukkan teater untuk mewakili karakteristik kepribadian tertentu. Berdasarkan penjelasan tersebut, kepribadian dalam ranah ilmiah dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang bersifat internal, relatif permanen, menuntun, mengarahkan dan mengorganisir aktivitas manusia (Alwisol, 2008).

Secara umum, kepribadian juga mempunyai lima ciri secara definisi yang memiliki nilai persamaan, yaitu

1. Kepribadian bersifat umum artinya kepribadian dapat menunjukkan sifat umum dari seseorang dalam hal pikiran, kegiatan dan perasaan yang berpengaruh secara sistematik terhadap tingkah laku individu tersebut.

2. Kepribadian secara khas artinya kepribadian dapat menjelaskan sifat khas dari setiap individu dan hal tersebut yang membedakan dirinya dengan orang lain.

3. Kepribadian relatif permanen mempunyai arti bahwa kepribadian digunakan untuk dapat menjelaskan serta menggambarkan sifat

(8)

17 setiap individu yang relatif permanen atau menetap dan cenderung tidak mudah untuk berubah.

4. Kepribadian bersifat kesatuan memiliki arti kepribadian dipakai untuk memandang diri sebagai unit-unit yang membentuk satu kesatuan yang utuh

5. Kepribadian dapat berfungsi baik atau buruk, karena kepribadian adalah cara setiap individu memandang keberadaannya di dunia dan hal itu dapat terlihat dari bagaimana individu tersebut akan lebih cenderung untuk menampilkan diri sebagai pribadi yang baik, positif dan kuat atau sebaliknya, individu akan lebih memilih untuk menampilkan dirinya sebagai pribadi yang lemah dan tidak baik (Alwisol, 2008).

2.2.2 Stuktur Kepribadian

Menurut Jung (dalam Alwisol, 2008), kepribadian atau psyche adalah mencangkup keseluruhan pikiran, perasaan dan tingkah laku. Pada dasarnya kepribadian membimbing orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Selain itu, kepribadian atau psyche ialah totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari, sehingga jiwa manusia pada dasarnya terdiri dari 2 alam yaitu alam sadar (kesadaran) dan alam tidak sadar (ketidaksadaran). Alam sadar berfungsi sebagai penyesuian terhadap dunia luar, sedangkan alam tak sadar berfungsi sebagai penyesuaian terhadap dunia dalam. Struktur kesadaran terbagi dalam 2 jenis, yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa. fungsi jiwa menurut Jung (dalam Alwisol,

(9)

18 2008) terbagi dalam 4 dimensi, yaitu pikiran (thinking), perasaan (feeling), pengindraan (sensing) dan intuisi (intuition) serta sikap jiwa terbagi dalam 2 jenis, yaitu ekstrovert dan introvert.

Stuktur ketidaksadaran pada setiap manusia menurut Jung (dalam Suryabrata, 2002), terbagi dalam 2 jenis, yaitu ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran pribadi berisi hal-hal dan peristiwa yang dialami serta diperoleh individu selama hidupnya, seperti: ingatan, hal-hal yang tertekan dan emosi-emosi yang dirasakan, sedangkan aspek ketidaksadaran kolektif mengandung isi yang diperoleh selama pertumbuhan jiwa seluruhnya yaitu pertumbuhan jiwa melalui generasi terdahulu

2.2.3 Ekstrovert dan Introvert

Pembahasan perihal ekstrovert dan introvert dalam ranah psikologi kepribadian, dikaji secara mendalam oleh 2 orang tokoh psikologi yaitu Carl Gustav Jung dan Hans Eysenk. Menurut Jung dalam (Suryabrata, 2002) yang pertama kali mengembangkan konsep ekstrovert dan introvert, Jung melihat kedua hal ini sebagai perbedaan aspek sikap yang dimiliki oleh setiap manusia dalam kepribadiannya. Menurut Jung, Ekstrovert diartikan sebagai individu yang dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu segala sesuatu yang berasal dari luar dirinya dan introvert adalah individu yang dipengaruhi oleh dunia subjektif, yaitu segala sesuatu yang berasal dari dalam dirinya (Suryabrata, 2002).

(10)

19 Sementara itu, menurut Eysenk (dalam Alwisol, 2008), konsep ekstrovert dan introvert dijadikan dasar untuk dapat melihat perbedaan tipe kepribadian manusia atau dapat dikatakan secara konsep masih seiring sejalan dengan yang dikemukan oleh Carl Jung, namun yang menjadi perbedaannya adalah Eysenk melihat bahwa introvert dan ekstrovert merupakan bagian dari dimensi affective yang dimiliki oleh setiap individu (Suryabrata, 2002).

Berdasarkan penjelasan ekstrovert dan introvert dari kedua tokoh psikologi Carl Gustav Jung dan Hans Eysenk. Peneliti lebih cenderung untuk memilih dan menggunakan penjelasan serta kriteria ekstrovert dan introvert dari sisi Carl Gustav Jung, karena menurut peneliti, teori perihal ekstrovert dan introvert yang dikemukakan oleh Jung sangat sesuai dengan penelitian ini dan perlu diketahui juga bahwa dari kedua aspek sikap tersebut, pada dasarnya dimiliki oleh setiap individu, namun Jung juga menjelaskan bahwa salah satu dari kedua aspek sikap tersebut akan terlihat lebih dominan pada diri seseorang jika dibandingkan dengan aspek sikap lainnya (Alwisol, 2008).

2.2.4 Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert

Karakteristik kepribadian individu dengan aspek sikap ekstrovert adalah mempunyai sifat terbuka, mudah untuk bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain, sedangkan karakteristik individu yang introvert adalah lebih menyukai aktivitas individual, kurang pandai dalam bersosialisasi dan bergaul dengan orang lain serta

(11)

20 memiliki sifat tertutup (Hwu, 2007). Selain itu, menurut Hedges, (1993) yang mengembangkan teori tipologi Jung menyatakan bahwa terdapat perbedaan karakteristik yang lebih kompleks antara orang yang bertipe ekstrovert dengan introvert, yaitu:

Karakteristik orang dengan tipe kepribadian ekstrovert: 1. Perhatiannya tertuju pada dunia diluar dirinya. 2. Mendapatkan energi melalui orang lain.

3. Menyaring isi pikiran, perasaan dan ide dari orang lain. 4. Cenderung berkomunikasi secara lisan.

5. Minatnya menyebar.

6. Bicara terlebih dahulu baru berpikir.

7. Ekspresif dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru. 8. Terbuka dan suka berteman.

9. Tidak canggung dan ramah.

10. Suka bekerja sama dengan orang lain.

Karakteristik orang dengan tipe kepribadian introvert: 1. Perhatiannya tertuju pada dunia dalam dirinya. 2. Mendapatkan energi dari dalam dirinya.

3. Menyaring ide dan isi pikiran dari dalam diri. 4. Cenderung berkomunikasi secara tulisan. 5. Minatnya mendalam.

6. Berpikir terlebih dahulu baru berbicara.

7. Mengalami kesulitan perihal menjalin hubungan sosial dengan orang lain.

(12)

21 9. Pemalu dan sulit beradaptasi dengan lingkungan yang baru. 10. Lebih senang bekerja sendiri.

Dari penjelasan karakteristik ekstrovert maupun introvert yang telah dijelaskan sebelumnya, maka sesungguhnya dapat terlihat perbedaan yang cukup signifikan atau sangat bertolak belakang antar kedua aspek sikap tersebut.

Menurut Hedges (1993), dijelaskan pula perihal kekuatan dan kelemahan dari masing-masing tipe kepribadian baik ekstrovert maupun introvert, yaitu:

Kekuatan individu dengan tipe introvert: 1. Bekerja sendirian.

2. Berpikir sendirian. 3. Tidak impulsif dan rileks.

4. Mempunyai arah dan tujuan yang jelas. 5. Bekerja dengan ide-ide.

Kekuatan individu dengan tipe ekstrovert: 1. Berinteraksi dengan orang disekitarnya.

2. Menggunakan musyawarah kelompok dalam menyelesaikan masalah.

3. Menyertakan orang lain dalam membuat dan mengambil suatu keputusan.

4. Mengerti apa yang orang - orang disekitarnya inginkan. Kelemahan individu dengan tipe introvert:

1. Kurang pengetahuan tentang dunia diluar dirinya. 2. Kurang perhatian dengan keadaan disekitarnya.

(13)

22 3. Tidak menyumbangkan pendapatnya pada saat memutuskan

suatu keputusan.

Kelemahan individu dengan tipe ekstrovert:

1. Lebih menyukai mengerjakan tugas – tugas yang berkelompok dibandingkan tugas individu & perhatiannya tergantung pada dunia luar dirinya.

2. Tidak mempunyai arah dan tujuan yang sudah terencana diawal. 2.2.5 Gaya Komunikasi Kepribadian Ekstrovert dan Introvert

Gaya Komunikasi adalah suatu ciri khas yang dimiliki setiap individu dan hal inilah yang membedakan antara orang yang satu dengan yang lain (Soemirat, Ardianto, & Suminar dalam Aprillia, 2006). Perbedaan gaya komunikasi antar individu dapat terlihat dari ciri-ciri atau model dalam berkomunikasi, tata cara berkomunikasi, cara berekspresi dalam berkomunikasi dan tanggapan yang diberikan atau ditunjukkan pada saat berkomunikasi (Soemirat, Ardianto, & Suminar dalam Aprillia, 2006).

Ditinjau dari aspek kepribadian ekstrovert dan introvert, maka terdapat perbedaan dalam hal gaya komunikasinya. Orang yang ekstrovert cenderung menggunakan model komunikasi secara lisan, artinya individu yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih menyukai komunikasi melalui kata-kata yang langsung diucapkan pada saat bertemu langsung dengan lawan bicaranya dibandingkan komunikasi secara tertulis. Ditinjau dari tata cara dan ekspresi dalam berkomunikasi, para individu yang memiliki kepribadian ekstrovert

(14)

23 lebih terlihat ekspresif dan cenderung kurang memperhatikan susunan atau alur dalam berkomunikasi. Selain itu, dalam memberikan respon terhadap suatu komunikasi, orang yang mempunyai kepribadian ekstrovert cenderung lebih ramah menghindari NATO (Not Action Talk Only) yang dapat terlihat melalui perilaku tidak hanya berbicara tetapi dengan segera mengambil suatu tindakan (Liaw, 2005).

Perbedaan ditunjukkan orang-orang yang memiliki tipe kepribadian introvert, yaitu cenderung menggunakan model komunikasi secara secara tertulis, artinya para introvert tidak terlalu menyukai komunikasi melalui kata-kata yang diucapkan secara langsung pada saat bertemu lawan bicaranya dan lebih memilih untuk berkomunikasi secara tertulis. Selain itu, individu yang memiliki kepribadian introvert kurang terlihat ekspresif tetapi sangat memperhatikan susunan atau alur dalam berkomunikasi dan cenderung proses komunikasi terlihat berjalan sangat lambat pada saat memberikan respon terhadap suatu proses komunikasi karena orang dengan tipe kepribadian introvert lebih memilih untuk merenungkan dan menganalisis setiap informasi yang diterimanya (Liaw, 2005).

2.3 Perkembangan Dewasa Muda Awal

Menurut Santrock (2010), seorang yang memasuki status sebagai mahasiswa pada umumnya tergolong dalam masa perkembangan dewasa muda awal dengan rentan usia antara 18 tahun – 25 tahun. Setiap orang

(15)

24 dalam tahapan usianya, memiliki ciri-ciri perkembangan yang dapat secara nyata melalui tugas-tugas perkembangan. Dalam konteks tahapan perkembangan dewasa muda awal dalam hal ini mahasiswa, menurut Santrock (2010) seorang yang berada dalam tahapan dewasa muda awal memiliki tugas perkembangan meliputi 3 dimensi, yaitu: Perkembangan fisik, kognitif dan psikososial.

2.3.1 Perkembangan Fisik

1. Puncak dan penurunan secara fisik

Status fisik puncak dicapai antara rentang usia 18 – 30 tahun, terutama pada usia 19 – 26 tahun. Kesehatan dan kebugaran tubuh juga mengalami puncaknya pada usia tersebut. Tetapi disisi lain penurunan kualitas kondisi fisik juga terjadi pada tahapan perkembangan ini yaitu pada masa dewasa muda awal.

2. Nutrisi dan perilaku makan

Pada tahapan perkembangan dewasa muda awal rentan terhadap kelebihan berat badan yang disebabkan karena perilaku pola makan yang tidak teratur serta melibatkan faktor genetik, psikologis dan lingkungan. Akhirnya untuk mendapatkan berat badan yang ideal, para dewasa muda awal melakukan program untuk menurunkan berat badan atau yang biasa disebut dengan diet. Diet dipandang sebagai salah satu cara atau solusi yang dapat dilakukan untuk dapat memperoleh bentuk tubuh yang ideal. Tapi sering kali, proses diet yang dilakukan oleh para dewasa muda awal kurang sehat, karena tidak memperhatikan nutrisi dan asupan makanan yang

(16)

25 diperlukan tubuh. sehingga pola diet yang dilakukan pada umumnya yaitu dengan cara mengurangi pola makan.

3. Olahraga

Pada tahap perkembangan dewasa muda awal, salah satu hal yang dipandang penting untuk dilakukan secara rutin untuk menjaga kebugaran dan kesehatan badan adalah dengan melakukan berolahraga secara teratur, karena dengan berolahraga dapat mendatangkan efek positif bagi setiap individu yang melakukannya agar dapat terhindar dari resiko penyakit jantung dan penyakit lainnya.

4. Ketergantungan dan Pemulihan

Salah satu hal yang juga kerap kali dihadapi oleh para dewasa muda awal adalah resiko terhadap ketergantungan alkohol maupun obat-obatan. Hal ini harus dihindari dan cara yang dapat ditempuh untuk dapat pulih dari ketergantungan tersebut adalah dengan mendapatkan dukungan sosial baik dari keluarga, saudara, sahabat dan lingkungan. Melalui cara tersebut, diharapkan proses pemulihan dapat berlangsung dengan lebih cepat dan hasilnya menjadi lebih optimal

2.3.2 Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif pada dewasa muda awal juga mengalami perubahan yaitu pikiran dan penilaian moral semakin kompleks dan diperhadapkan dengan pilihan antara pekerjaan atau pendidikan. Selain itu, Menurut Piaget (dalam Santrock, 2010), pada

(17)

26 tahap early young adulthood ini berada dalam tahap kognitif postformal thought. Cara berpikir orang dewasa biasanya sudah fleksibel, terbuka, adaptif, dan individualistik. Hal ini dapat terlihat dan ditandai dengan kemampuan untuk menghadapi ketidakpastian, ketidakstabilan dan sesuatu yang bersifat kontradiktif.

2.3.3 Perkembangan Psikososial

Dimensi terakhir yang mengalami perkembangan seiring dengan perubahan pada dimensi fisik dan kognitif adalah psikososial. Pada dewasa muda awal, perkembangan psikososial dapat dijelaskan sebagai berikut diperhadapkan dengan keputusan tentang relasi/hubungan intim dan gaya hidup serta trait kepribadian relatif stabil, tetapi perubahan kepribadian dipengaruhi oleh periode kehidupan dan peristiwa. Menurut Erikson (dalam Alwisol, 2008) pada tahapan perkembangan dewasa muda diperhadapkan oleh dua pilihan, yaitu tahap intimacy vs isolation. Intimacy adalah kemapuan untuk dapat menyatukan identitas diri dengan identitas orang lain tanpa mengalami ketakutan kehilangan indentitas. Sementara itu, isolation adalah ketidakmampuan untuk dapat bekerja sama dengan orang lain melalui berbagai intimacy yang sebenarnya.

Pada tahapan perkembangan sosial yang terjadi pada dewasa muda awal juga rentan terhadap kesendirian, artinya para dewasa muda yang memilih untuk hidup sendiri dan tidak menikah dan membangun sebuah keluarga. Kesendirian telah menjadi gaya hidup sebagian dari dewasa muda. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor,

(18)

27 diantaranya aktivitas kerja yang sangat padat dan tipe orang yang sangat mencintai pekerjanya (worker holic) sehingga hal tersebut menyita waktu, tenaga dan perhatian dari para kaum dewasa muda awal. Issue lain yang sangat mendominasi dan kerap kali mengancam kehidupan para dewasa muda awal yang khususnya sudah berkeluarga adalah perceraian. Perceraian kerap kali dianggap sebagai suatu solusi yang terbaik ketika terjadi konflik atau masalah dalam suatu keluarga khususnya antara suami dan istri. Padahal jika dipikirkan lebih mendalam, bercerai dapat memberikan dampak yang negatif bagi orangtua maupun anak. Pada akhirnya anak menjadi pihak yang paling dirugikan dari perceraian orangtuanya.

2.4 Kerangka berpikir dan Hipotesis Penelitian

2.4.1 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini akan dijelaskan secara lengkap dan mendalam pada (lampiran 1).

2.4.2 Hipotesis Penelitian

Ha : Terdapat perbedaan intensitas komunikasi melalui fitur blackberry messenger antara tipe kepribadian ekstrovert dan introvert pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara.

Ho : Tidak terdapat perbedaan intensitas komunikasi melalui fitur blackberry messenger antara tipe kepribadian ekstrovert dan introvert pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara.

Referensi

Dokumen terkait

Plaxis output dapat dipanggil dengan mengklik toolbar Plaxis output, atau dari start menu yang bersesuaian dengan program plaxis. Toolbar Calculation pada

Event-driven Process Chain(2) Tindakan Medis Bed Alat Medis Obat- obatan X Pelayanan Bedah Pelayanan Lab PK Pelayanan Radiologi V Pelayanan Medis Selesai Dilakukan XOR Pasien

Rekomendasi pengembangan zona lindung diperuntukkan sebagai lokasi wisata, jenis wisata minat khusus, yaitu penelusuran lorong Gua Urang.. Ornamen gua pada daerah mulut

Dengan menggunakan metode framework SDLC yaitu analisa dan perencanaan untuk mengumpulkan informasi dan referensi dari website rumah sakit lain, perancangan untuk melakukan gambaran

8 248 2-Amino-4-hydroxy- ethylaminoanisole (INCI) CAS No 83763-47-7 dan garam sulphatenya 2-Amino-4-hydroxy- ethylaminoanisole sulphate (INCI) CAS No 83763-48-8

Bagi calon mahasiswa yang dinyatakan LULUS, berkas kelulusan dapat diambil di Sekretariat PMB Unswagati Tanggal 30 April 2018. Bagi calon mahasiswa yang dinyatakan Lulus * agar

Dapat memberikan penjelasan hubungan antara status gizi dengan usia Menarche pada remaja, sehingga dokter dapat mengkaitkan kejadian menstruasi yang berbeda-beda

[r]