• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NAGORI DAN TIM PENGGERAK PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA TERHADAP PEMBANGUNAN NON FISIK DI KECAMATAN RAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NAGORI DAN TIM PENGGERAK PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA TERHADAP PEMBANGUNAN NON FISIK DI KECAMATAN RAYA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

NAGORI DAN TIM PENGGERAK PEMBERDAYAAN

KESEJAHTERAAN KELUARGA TERHADAP PEMBANGUNAN

NON FISIK DI KECAMATAN RAYA

Isyak Irwanto1, Ummu Harmain1, Sarintan E. Damanik1, Pinondang Nainggolan1 1Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun

ABSTRAK: Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagori (LPMN) dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TPPKK) dapat menjadi pendukung dan penguatan kemandirian desa dan kecamatan yang erat hubungannya dengan efektifitas pencapaian visi dan misi daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan, kegiatan kemasyarakatan dan pembangunan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja dan pengaruh LPMN dan TPPKK terhadap pembangunan non fisik di Kecamatan Raya. Kesimpulan yang diperoleh LPMN dan TPPKK berpengaruh signifikan terhadap Pembangunan Non Fisik di Kecamatan Raya. LPMN dan TPPKK mampu menjelaskan 88,9% pembangunan non fisik sedangkan sisanya sebesar 11,1 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

KATA KUNCI: Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagori, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga dan Pembangunan Non Fisik.

PENDAHULUAN

Kemajuan dan kemakmuran

sebuah daerah bukanlah merupakan

tanggung jawab pemerintah daerah saja namun melibatkan semua piha baik dari

pemerintah pusat, masyarakat serta

unsur lain yang merupakan bagian yang

tidak dapat dipisahkan. Salah satu

indikasi kemakmuran adalah tercapainya

kemakmuran dan kesejahteraan di

bidang pembangunan fisik maupun non

fisik. Effendi (2002) menyebutkan

pembangunan yang ada seharusnya

berimbang antara pembangunan fisik maupun non fisiknya.

Pembangunan non fisik dapat

dijalankan dengan beberapa cara,

diantaranya membimbing (guiding), cara persuasi melalui telinga dan mata (audio visual), dan dapat dengan cara memberi stimulasi. Ketiga cara tersebut dilakukan agar masyarakat dapat tergugah untuk menimbulkan daya gerak serta dapat

memberikan contoh konkrit

pembangunan yang sebenarnya,

sehingga pembangunan dapat berjalan dengan baik. Kondisi non fisik terdiri dari atas aspek-aspek sosial, budaya, politik, dan religi. Adapun yang menjadi bagian dari pembangunan sosial yaitu pembangunan sumber daya manusia

(2)

(SDM), ekonomi, kesehatan dan pendidikan.

Menurut Danim (1996) sumber daya manusia yang diharapkan pada masa yang akan datang adalah yang memenuhi kualitas fisik dan kesehatan, intelektual dan spiritual. Kualitas fisik dan kesehatan meliputi kesehatan dan

kesegaran jasmani serta tingkat

kehidupan yang layak dan manusiawi.

Kualitas intelektual meliputi

kemampuan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, ragam dan kualitas

pendidikan serta keterampilan yang

relevan, penguasaan bahasa, dan

pengetahuan dan keterampilan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Sukirno (2013)

pembangunan ekonomi adalah upaya

meningkatkan pendapatan perkapita

dengan jalan mengolah kekuatan

ekonomi potensial menjadi ekonomi riil dengan melakukan penanaman modal,

penggunaan teknologi, penambahan

pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi, dan manajemen.

Pembangunan kesehatan

diarahkan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

peningkatan derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya

dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

diselenggarakan dengan berdasarkan

pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat.

Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Secara garis besar, pendidikan bisa dijalani melalui (1) pendidikan

formal, didapat dengan mengikuti

kegiatan atau program pendidikan yang terstruktur serta terencana oleh badan pemerintahan misalnya melalui sekolah ataupun universitas, (2) pendidikan non

formal, diperoleh melalui aktivitas

kehidupan sehari-hari yang tak terikat oleh lembaga bentukan pemerintahan, misalnya belajar sendiri melalui buku bacaan atau belajar melalui pengalaman diri sendiri dan orang lain.

Salah satu bentuk lembaga

yang terdapat di seluruh kelurahan

(nagori) di Kecamatan Raya adalah

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

(LPM) yang berperan serta dalam

meningkatkan pembangunan yang ada

(3)

kepengurusan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, dan membantu

Pangulu/ Kepala Nagori/ kelurahan

untuk memberdayakan masyarakatnya

terutama dalam pembangunan fisik

maupun non fisik. Pengurus LPM ini dipilih secara musyawarah dan mufakat

dari anggota masayarakat yang

mempunyai kemauan, kemampuan dan

kepedulian dalam pemberdayaan

masyarakat. Dan juga susunan dari jumlah pengurusnya disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan.

Adapun bidang–bidang dalam

LPMN Kecamatan Raya yaitu (1)

bidang pemberdayaan keluarga dan

keswadayaan masyarakat, (2) bidang

pemberdayaan usaha ekonomi

masyarakat, (3) bidang pendidikan dan ketermapilan masyarakat, dan (4) bidang

kesehatan dan ketahanan pangan

masyarakat.

Selain LPM, lembaga lain di tingkat kelurahan (nagori) di Kecamatan

Raya yang mendukung program

pembangunan non fisik, yaitu Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan

Keluarga (TPPKK). TPPKK adalah

organisasi kemasyarakatan yang

memberdayakan wanita untuk turut

berpartisipasi dalam pembangunan

indonesia. Di Kecamatan Raya

Kabupaten Simalungun TPPKK ini

memiliki beberapa program, seperti

pelajaran dan pelatihan kerajinan atau olahan makanan, pelatihan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan yang nantinya berdampak pada meningkatkan kualitas dan kesejahteraan keluarganya dan menopang pembangunan non fisik di Kecamatan Raya secara khusus dan Kabupaten Simalungun secara umum.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan adalah

penelitian deskriptif kuantitatif dengan jumlah responden sebanyak 70 orang

yang dipilih secara purposive.

Responden terdiri dari masyarakat,

tokoh masyarakat dan pengurus LPMN

dan TPPKK di Kecamatan Raya.

Variabel dan indikator yang diukur dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel Indikator Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagori (LPMN)

− Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat;

− Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat

− Pelayanan pemerintah kepada masyarakat;

− Penyusunan rencana, pelaksana, dan pengelola pembangunan secara partisipatif;

(4)

masyarakat;

− Pengembangan potensi sds dan lingkungan hidup;

− Pengembangan kreatifitas, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba);

− Kesejahteraan keluarga;

− Pemberdayaan dan perlindungan hak politik masyarakat; dan − Media komunikasi, informasi, sosialisasi antara pemerintah dan

masyarakat Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP. PKK)

− Pembangunan SDM dan ekonomi masyarakat − Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, − Gotong Royong

− Pangan − Sandang

− Perumahan dan Tatalaksana Rumah Tangga − Pendidikan dan Keterampilan

− Kesehatan

− Pengembangan Kehidupan Berkoperasi − Kelestarian Lingkungan Hidup

− Perencanaan Sehat Pembangunan

non fisik

- Fasilitasi dan pelatihan bidang Sumber Daya Manusia (SDM) - Fasilitasi dan pelatihan bidang ekonomi

- Fasilitasi dan pelatihan bidang pendidikan - Fasilitasi dan pelatihan bidang kesehatan

Variabel diukur dengan

menggunakan skala likert dengan

pernyataan sangat setuju - sangat tidak setuju (nilai 5 - 1). Nilai skala tersebut dianalisis menggunakan analisis regresi

linier berganda, dengan model

persamaan sebagai berikut:

Keterangan :

Y = Pembangunan non fisik;

a = Konstanta ; b1 = Koefisien Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagori X1 = Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagori

b2 = Koefisien Tim Penggerak

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Nagori

X2 = Tim Penggerak Pemberdayaan

Kesejahteraan Keluarga

Nagori

e = Standar error.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Uji Validitas

Validitas data diartikan bahwa data yang diperoleh akurat dan valid

oelh instrumjen penelitian. Dalam

penelitian dapat dikatakan valid jika alat

ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data itu valid. Bila skala pengukuran tidak valid maka skala itu

(5)

tidak ada manfaatnya karena tidak mengukur apapun. Pengyjian validitas

dilakukan untuk mengetahui tingkat

validitasnya dan alat ukur tersebut

semakin menunjukkan mengenai

sasarannya.

Nilai rtabeluntuk populasi dalam penelitian ini sebanyak 70 responden

dengan tingkat kepercayaan 95% atau tingkat signifikasi sebesar 5% adalah 0,220. Jadi apabila rhitung lebih kecil dari

0,220, maka pernyataan tersebut

dianggap tidak valid. Pengujian validitas

ini dilakukan dengan menggunakan

SPSS for Windows versi 21 dan

diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 2. Hasil pengujian Validitas Variabel LPMN

Butir Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan

X1.1 0,312 0.220 Valid X1.2 0,357 0.220 Valid X1.3 0,348 0.220 Valid X1.4 0,472 0.220 Valid X1.5 0,645 0.220 Valid X1.6 0,285 0.220 Valid X1.7 0,490 0.220 Valid X1.8 0,422 0.220 Valid X1.9 0,367 0.220 Valid X1.10 0,252 0.220 Valid X1.11 0,279 0.220 Valid X1.12 0,312 0.220 Valid X1.13 0,326 0.220 Valid X1.14 0,345 0.220 Valid X1.15 0,472 0.220 Valid X1.16 0,633 0.220 Valid X1.17 0,285 0.220 Valid X1.18 0,490 0.220 Valid X1.19 0,422 0.220 Valid X1.20 0,367 0.220 Valid

Sumber : Data olahan SPSS

Berdasarkan hasil pengujian

validitas dengan menggunakan program SPSS, yang dapat dilihat pada tabel diatas dengan 20 butir pertanyaan dari variabel (X1) Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Nagori (LPMN), dapat

disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan dapat digunakan dalam penelitian ini dan dinyatakan valid, hal ini ditunjukkan

dengan hasil uji validitas yang

(6)

Tabel 3. Hasil pengujian Validitas Variabel TP. PKK

Butir Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan

X2.1 0,389 0.220 Valid X2.2 0,322 0.220 Valid X2.3 0,398 0.220 Valid X2.4 0,245 0.220 Valid X2.5 0,289 0.220 Valid X2.6 0,397 0.220 Valid X2.7 0,410 0.220 Valid X2.8 0,429 0.220 Valid X2.9 0,525 0.220 Valid X2.10 0,595 0.220 Valid X2.11 0,398 0.220 Valid X2.12 0,397 0.220 Valid X2.13 0,410 0.220 Valid X2.14 0,429 0.220 Valid X2.15 0,525 0.220 Valid

Sumber : data olahan SPSS

Berdasarkan hasil pengujian

validitas yang dapat dilihat pada tabel diatas dengan 15 butir pertanyaan dari

variabel Tp. PKK (X2), dapat

disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan

dapat digunakan dalam penelitian ini dan dinyatakan valid, hal ini ditunjukkan

dengan hasil uji validitas yang

menunjukan rhitunglebih besar dari rtabel.

Tabel 4. Hasil pengujian Validitas Pembangunan Non Fisik di Kecamatan Raya

Butir Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan

Y.1 0,529 0.220 Valid Y.2 0,436 0.220 Valid Y.3 0,305 0.220 Valid Y.4 0,406 0.220 Valid Y.5 0,602 0.220 Valid Y.6 0,220 0.220 Valid Y.7 0,466 0.220 Valid Y.8 0,396 0.220 Valid Y.9 0,270 0.220 Valid Y.10 0,263 0.220 Valid Y.11 0,466 0.220 Valid Y.12 0,436 0.220 Valid

Sumber : data olahan SPSS

Berdasarkan hasil pengujian

validitas yang dapat dilihat pada tabel diatas dengan 12 butir pertanyaan dari variabel Pembangunan Non Fisik d

Kecamatan Raya (X3), dapat

disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan dapat digunakan dalam penelitian ini dan dinyatakan valid, hal ini ditunjukkan

(7)

dengan hasil uji validitas yang menunjukan rhitunglebih besar dari rtabel.

2. Uji Reliabilitas

Hasil pengujian reilabilitas

untuk variabel LPMN (X1),TP. PKK (X2) dan Pembangunan Non Fisik di Kecamatan Raya (Y) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5. Hasil Uji Realiabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha rtabel Keterangan

X1 0,688 0,6 Reliabel

X2 0,613 0,6 Reliabel

Y 0,604 0,6 Reliabel

Berdasarkan hasil pengujian

reliabilitas, nilai cronbach's alpha dari masing-masing variabel lebih besar dari rtabel (product moment) oleh karena itu, seluruh pemyataan dari masing-masing

variabel dinyatakan reliabel.

Berdasarkan hasil pengujian validitas dan realibilitas, maka dapat dipastikan

semua pertanyaan lolos dalam uji

validitas dan realibilitas.

3. Uji Regresi

Koefisien Determinasi (R2)

yang bermakna sebagai sumbangan

pengaruh yang diberikan variabel bebas atau variabel independen (X) terhadap variabel terikat atau variabel dependen

(Y), atau dengan kata lain, nilai

koefisien determinasi atau R Square ini berguna untuk memprediksi dan melihat

seberapa besar kontribusi pengaruh

variabel X secara simultan

(bersama-sama) terhadap variabel Y. Hasil output analisis regresi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Pengaruh LPMN dan TPPKK terhadap Pembangunan Non Fisik di Kecamatan Raya

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig B Std. Error Beta (Constant) 6,030 1,888 3,193 ,002 LPMN ,297 ,052 ,532 5,668 ,000 TPPKK ,311 ,067 ,435 4,632 ,000 R ,943 Adj R Square ,889 F 9,296 F Sig ,000

Dari tabel di atas dapat diketahui

persamaan regresi sebagai berikut: Y = 6,03 + 0,297 LPMN + 0,311

TPPKK

Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Nagori dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga mampu menjelaskan pembangunan non

(8)

fisik di Kecamatan Raya sebesar 88,9%

sementara 11,1% lainnya dijelaskan

oleh variabel lainnya yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini.

LPMN dan TP. PKK merupakan

bahagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nagori/ kelurahan dan kecamatan karena masukan, gagasan, ide dan dukungan dari setiap progeam

kerja lembaga tersebut merupakan

sumbangsih yang cukup besar bagi pemerintah setempat dengan menggali potensi dan sumber daya yang ada. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat nagori

dan kelurahan dalam memberikan

dukungan, peran serta, ide dan gagasan

dalam menjalankan program kerja

LPMN dan TP PKK yang telah disusun

dan diprogramkan oleh lembaga

tersebut.

Dari tabel 6 di atas tersebut juga dapat disimpulkan bahwa secara

simultan maupun parsial Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat Nagori dan

Tim Penggerak Pemberdayaan

Kesejahteraan Keluarga berpengaruh

nyata terhadap pembangunan non fisik di Kecamatan Raya. Secara parsial

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

Nagori berpengaruh nyata dan positif

terhadap pembangunan non fisik di

Kecamatan Raya dengan nilai koefisien sebesar 0,297; artinya apabila Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat Nagori

bertambah sebesar satu unit maka akan berpengaruh terhadap pembangunan non fisik di Kecamatan Raya sebesar 0,297

unit. Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Nagori (LPMN) merupakan faktor penting yang harus mendapatkan

dukungan dari masyarakat dan

pemerintah secara lebih baik sehingga peningkatan pembangunan non fisik yang mencakup Sumber Daya Manusia

(SDM), peningkatan kesejahteraan

ekonomi, peningkatan kualitas

pendidikan dan kesehatan dapat tercapai di setiap Nagori/ Kelurahan dan secara umum di Kecamatan Raya. Sementara itu apabila terjadi penambahan aktivitas

Tim Penggerak Pemberdayaan

Kesejahteraan Keluarga sebesar satu unit maka akan berpengaruh terhadap pembangunan non fisik di Kecamatan Raya sebesar 0,311.dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga mampu menjelaskan pembangunan non

fisik di Kecamatan Raya. Tim

Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan

Keluarga merupakan lembaga yang

dapat diandalkan dan sangat strategis

dalam upaya pembangunan SDM,

peningkatan kesejahteraan ekonomi

keluarga, peningkatan kualitas

pendidikan dan kesehatan keluarga dan masyarakat di Kecamatan Raya.

(9)

Pelaku utama dalam pembangunan non fisik di Kecmatan

Raya adalah pemerintah dibantu

masyarakat yang ada di seluruh nagori dan kelurahan yang dapat dikordinir oleh LPMN dan TP. PKK Nagori dan

kelurahan. Sehingga pelaksana

pembangunan bukan hanya

dibebankan oleh pemerintah saja,

namun masyarakat di berbagai daerah juga ikut berperan aktif dalam mengisi

dan melaksanakan pembangunan.

Adapun peran pemerintah dalam

pembangunan adalah sebagai pengawas

ataupun sebagai perencana dan

pelaksana, sedangkan peran masyarakat

adalah turut serta aktif dalam

melaksanakan pembangunan. Sehingga kedua komponen tersebut saling bekerja sama agar pembangunan dapat berjalan

lancar. Adapun bahan yang dapat

disumbangkan dalam pembangunan,

selain sumber daya alam, sumber

daya manusiapun dapat juga ikut

menyumbangkan dalam kegiatan

pembangunan.

Sumber daya manusia disini dalam arti masyarakat ikut andil dalam kegiatan pembangunan, baik pikiran maupun tenaga. Manusia dibekali oleh Tuhan dengan berbagai daya cipta, rasa, dan karsa. Oleh sebab itu peran serta

manusia dalam pembangunan

memberikan sumbangsih yang terbesar dalam melaksanakan pembangunan.

Keberhasilan suatu

pembangunan tergantung pada peran

serta masyarakat yang dibantu dan

diarahkan oleh lembaga atau organisasi seperti LPMN dan TP. PKK, dalam arti

mengisi pembangunan semaksimal

mungkin bersama – sama dengan

pemerintah. serta memperhatikan

aspek – aspek yang berkaitan dengan pembangunan. Hal ini dilakukan agar pembangunan yang direncanakan dapat

terealisasi sehingga terciptalah

kesejahteraan dan kemakmuran

masyarakat yang adil dan makmur.

Pembangunan non fisik d i

K e c a m a t a n R a y a berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia itu sendiri. Dengan adanya pembangunan

non fisik menjadi dasar untuk

melakukan pembangunan fisik. Jangan sampai pembangunan hanya bertumpu

pada salah satu aspek saja, yaitu

pembangunan fisik saja atau

pembangunan non fisik saja, tetapi kedua pembangunan tersebut haruslah bersinergi satu sama lain. Pembangunan non fisik dilakukan guna meningkatkan taraf dan kesejahteraan masyarakat pada

umumnya, baik peningkatan dan

kesejahteraan masyarakat dalam bidang

pendidikan, kesejahteraan bdang

(10)

bidang lainnya. Oleh karena itu peran manusia dalam pembangunan nonfisik jangan dipandang sebelah mata, namun

peran manusia dalam pembangunan

nonfisik perlu diperhatikan.

Untuk merealisasikan

pembangunan nonfisik di nagori dan kelurahan yang ada di Kecamatan Raya perlu adanya beberapa cara. Salah satu cara untuk merealisasikannya adalah

perlu adanya penyuluh dalam

memberikan penyuluhan ataupun

memberikan bimbingan kepada

masyarakat di setiap nagori dan

kelurahan. Sehingga diharapkan

dengan adanya bimbingan dari

penyuluh, masyarakat mampu

melaksanakan pembangunan nonfisik

secara baik yang didukung oleh program dan kegiatan LPMN dan TP. PKK masing – masing nagori dan kelurahan yang ada di Kecamatan Raya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dapat

disimpulkan bahwa Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat Nagori dan

Tim Penggerak Pemberdayaan

Kesejahteraan Keluarga mampu

menjelaskan pembangunan non fisik di

Kecamatan Raya sebesar 88,6%.

Selanjutnya Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Nagori dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

berpengaruh nyata terhadap

pembangunan non fisik di Kecamatan Raya.

DAFTAR PUSTAKA

Anshar Muhammad, 2017, Tesis :Peran

Dan Dampak Program

Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Warga Kelurahan Sei Kera Hilir II Kota Medan

Danim, 1996. Transformasi Sumber

Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara.

Fitria Nadhifa, 2017, Tesis : Peranan

Lembaga Kemasyarakatan Dalam Pembangunan Di Kelurahan Toro Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone

Effendi, Bachtiar. 2002. Pembangunan

Otonomi Derah Berkeadilan.

Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta. Kartasasmita, Ginandjar, Pemberdayaan

Masyarakat : Sebuah Tinjauan

Administrasi : Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Administrasi pada Fakultas Ilmu

Administrasi Pemangunan

Universitas Brawijaya : Malang, 27 Mei 1995.

Muhammad Galuh KP, 2015 Tesis : Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagori/ kelurahan (LPMD) dalam meningkatkan kesejahteraan Sosial di Nagori/

kelurahan Krambilsawit

Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunung Kidul.

Sarah Nuramalia Putri, 2017, Tesis : Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Nagori/ kelurahan (Studi Kasus Nagori/ kelurahan

(11)

Balesari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung).

Sukirno,Sadono. 2013. Pengantar Teori Makroekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Gambar

Tabel 2. Hasil pengujian Validitas Variabel LPMN
Tabel 3. Hasil pengujian Validitas Variabel TP. PKK

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membantu para peneliti dalam menguji instrument penelitian maka hasil skripsi ini akan terciptanya suatu sistem pengujian validitas dan reliabilitas instrument penelitian

Tentunya masalah kesehatan selalu dihadapi setiap saat, tidak ada kondisi sempurna masyarakat bahwa dalam keadaan sehat secara keseluruhan tetapi kondisi dimana

Hasil penelitian secara keseluruhan dari Crepes A yang menggunakan tepung terigu memiliki hasil 4.523 dan Crepes B yang menggunakan tepung kacang merah memiliki nilai

Masih dalam rangka memberikan yang terbaik untuk konsumen, Hino juga melakukan penambahan HOP baru, yaitu brake lining khusus untuk bus. Keunggulan new brake lining baru ini

Urutan sektor-sektor dari pertumbuhan yang tertinggi adalah sektor pengangkutan-komunikasi 9,81 persen, sektor pertambangan-penggalian 7,95 persen, sektor konstruksi 5,47

(8) Maklumat berikut merujuk kepada peperangan yang berlaku di kalangan masyarakat Arab pada Zaman Jahiliah?. T4

Dengan mengamalkan semboyan ini, maka negara Indonesia dapat menjadi suatu negara yang kuat dan kokoh oleh persatuan dan kesatuan, serta tidak akan mudah terpecah belah oleh

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kombinasi xylazin dan medetomidin efektif untuk digunakan sebagai alternatif sediaan anestesi pada kucing