PENGARUH LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
NAGORI DAN TIM PENGGERAK PEMBERDAYAAN
KESEJAHTERAAN KELUARGA TERHADAP PEMBANGUNAN
NON FISIK DI KECAMATAN RAYA
Isyak Irwanto1, Ummu Harmain1, Sarintan E. Damanik1, Pinondang Nainggolan1 1Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Sekolah Pascasarjana Universitas Simalungun
ABSTRAK: Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagori (LPMN) dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TPPKK) dapat menjadi pendukung dan penguatan kemandirian desa dan kecamatan yang erat hubungannya dengan efektifitas pencapaian visi dan misi daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan, kegiatan kemasyarakatan dan pembangunan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja dan pengaruh LPMN dan TPPKK terhadap pembangunan non fisik di Kecamatan Raya. Kesimpulan yang diperoleh LPMN dan TPPKK berpengaruh signifikan terhadap Pembangunan Non Fisik di Kecamatan Raya. LPMN dan TPPKK mampu menjelaskan 88,9% pembangunan non fisik sedangkan sisanya sebesar 11,1 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
KATA KUNCI: Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagori, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga dan Pembangunan Non Fisik.
PENDAHULUAN
Kemajuan dan kemakmuran
sebuah daerah bukanlah merupakan
tanggung jawab pemerintah daerah saja namun melibatkan semua piha baik dari
pemerintah pusat, masyarakat serta
unsur lain yang merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan. Salah satu
indikasi kemakmuran adalah tercapainya
kemakmuran dan kesejahteraan di
bidang pembangunan fisik maupun non
fisik. Effendi (2002) menyebutkan
pembangunan yang ada seharusnya
berimbang antara pembangunan fisik maupun non fisiknya.
Pembangunan non fisik dapat
dijalankan dengan beberapa cara,
diantaranya membimbing (guiding), cara persuasi melalui telinga dan mata (audio visual), dan dapat dengan cara memberi stimulasi. Ketiga cara tersebut dilakukan agar masyarakat dapat tergugah untuk menimbulkan daya gerak serta dapat
memberikan contoh konkrit
pembangunan yang sebenarnya,
sehingga pembangunan dapat berjalan dengan baik. Kondisi non fisik terdiri dari atas aspek-aspek sosial, budaya, politik, dan religi. Adapun yang menjadi bagian dari pembangunan sosial yaitu pembangunan sumber daya manusia
(SDM), ekonomi, kesehatan dan pendidikan.
Menurut Danim (1996) sumber daya manusia yang diharapkan pada masa yang akan datang adalah yang memenuhi kualitas fisik dan kesehatan, intelektual dan spiritual. Kualitas fisik dan kesehatan meliputi kesehatan dan
kesegaran jasmani serta tingkat
kehidupan yang layak dan manusiawi.
Kualitas intelektual meliputi
kemampuan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, ragam dan kualitas
pendidikan serta keterampilan yang
relevan, penguasaan bahasa, dan
pengetahuan dan keterampilan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Sukirno (2013)
pembangunan ekonomi adalah upaya
meningkatkan pendapatan perkapita
dengan jalan mengolah kekuatan
ekonomi potensial menjadi ekonomi riil dengan melakukan penanaman modal,
penggunaan teknologi, penambahan
pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi, dan manajemen.
Pembangunan kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan berdasarkan
pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat.
Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Secara garis besar, pendidikan bisa dijalani melalui (1) pendidikan
formal, didapat dengan mengikuti
kegiatan atau program pendidikan yang terstruktur serta terencana oleh badan pemerintahan misalnya melalui sekolah ataupun universitas, (2) pendidikan non
formal, diperoleh melalui aktivitas
kehidupan sehari-hari yang tak terikat oleh lembaga bentukan pemerintahan, misalnya belajar sendiri melalui buku bacaan atau belajar melalui pengalaman diri sendiri dan orang lain.
Salah satu bentuk lembaga
yang terdapat di seluruh kelurahan
(nagori) di Kecamatan Raya adalah
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
(LPM) yang berperan serta dalam
meningkatkan pembangunan yang ada
kepengurusan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, dan membantu
Pangulu/ Kepala Nagori/ kelurahan
untuk memberdayakan masyarakatnya
terutama dalam pembangunan fisik
maupun non fisik. Pengurus LPM ini dipilih secara musyawarah dan mufakat
dari anggota masayarakat yang
mempunyai kemauan, kemampuan dan
kepedulian dalam pemberdayaan
masyarakat. Dan juga susunan dari jumlah pengurusnya disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan.
Adapun bidang–bidang dalam
LPMN Kecamatan Raya yaitu (1)
bidang pemberdayaan keluarga dan
keswadayaan masyarakat, (2) bidang
pemberdayaan usaha ekonomi
masyarakat, (3) bidang pendidikan dan ketermapilan masyarakat, dan (4) bidang
kesehatan dan ketahanan pangan
masyarakat.
Selain LPM, lembaga lain di tingkat kelurahan (nagori) di Kecamatan
Raya yang mendukung program
pembangunan non fisik, yaitu Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (TPPKK). TPPKK adalah
organisasi kemasyarakatan yang
memberdayakan wanita untuk turut
berpartisipasi dalam pembangunan
indonesia. Di Kecamatan Raya
Kabupaten Simalungun TPPKK ini
memiliki beberapa program, seperti
pelajaran dan pelatihan kerajinan atau olahan makanan, pelatihan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan yang nantinya berdampak pada meningkatkan kualitas dan kesejahteraan keluarganya dan menopang pembangunan non fisik di Kecamatan Raya secara khusus dan Kabupaten Simalungun secara umum.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan adalah
penelitian deskriptif kuantitatif dengan jumlah responden sebanyak 70 orang
yang dipilih secara purposive.
Responden terdiri dari masyarakat,
tokoh masyarakat dan pengurus LPMN
dan TPPKK di Kecamatan Raya.
Variabel dan indikator yang diukur dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel Indikator Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagori (LPMN)
− Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat;
− Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat
− Pelayanan pemerintah kepada masyarakat;
− Penyusunan rencana, pelaksana, dan pengelola pembangunan secara partisipatif;
masyarakat;
− Pengembangan potensi sds dan lingkungan hidup;
− Pengembangan kreatifitas, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba);
− Kesejahteraan keluarga;
− Pemberdayaan dan perlindungan hak politik masyarakat; dan − Media komunikasi, informasi, sosialisasi antara pemerintah dan
masyarakat Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP. PKK)
− Pembangunan SDM dan ekonomi masyarakat − Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, − Gotong Royong
− Pangan − Sandang
− Perumahan dan Tatalaksana Rumah Tangga − Pendidikan dan Keterampilan
− Kesehatan
− Pengembangan Kehidupan Berkoperasi − Kelestarian Lingkungan Hidup
− Perencanaan Sehat Pembangunan
non fisik
- Fasilitasi dan pelatihan bidang Sumber Daya Manusia (SDM) - Fasilitasi dan pelatihan bidang ekonomi
- Fasilitasi dan pelatihan bidang pendidikan - Fasilitasi dan pelatihan bidang kesehatan
Variabel diukur dengan
menggunakan skala likert dengan
pernyataan sangat setuju - sangat tidak setuju (nilai 5 - 1). Nilai skala tersebut dianalisis menggunakan analisis regresi
linier berganda, dengan model
persamaan sebagai berikut:
Keterangan :
Y = Pembangunan non fisik;
a = Konstanta ; b1 = Koefisien Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagori X1 = Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagori
b2 = Koefisien Tim Penggerak
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Nagori
X2 = Tim Penggerak Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga
Nagori
e = Standar error.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Validitas
Validitas data diartikan bahwa data yang diperoleh akurat dan valid
oelh instrumjen penelitian. Dalam
penelitian dapat dikatakan valid jika alat
ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid. Bila skala pengukuran tidak valid maka skala itu
tidak ada manfaatnya karena tidak mengukur apapun. Pengyjian validitas
dilakukan untuk mengetahui tingkat
validitasnya dan alat ukur tersebut
semakin menunjukkan mengenai
sasarannya.
Nilai rtabeluntuk populasi dalam penelitian ini sebanyak 70 responden
dengan tingkat kepercayaan 95% atau tingkat signifikasi sebesar 5% adalah 0,220. Jadi apabila rhitung lebih kecil dari
0,220, maka pernyataan tersebut
dianggap tidak valid. Pengujian validitas
ini dilakukan dengan menggunakan
SPSS for Windows versi 21 dan
diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 2. Hasil pengujian Validitas Variabel LPMN
Butir Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
X1.1 0,312 0.220 Valid X1.2 0,357 0.220 Valid X1.3 0,348 0.220 Valid X1.4 0,472 0.220 Valid X1.5 0,645 0.220 Valid X1.6 0,285 0.220 Valid X1.7 0,490 0.220 Valid X1.8 0,422 0.220 Valid X1.9 0,367 0.220 Valid X1.10 0,252 0.220 Valid X1.11 0,279 0.220 Valid X1.12 0,312 0.220 Valid X1.13 0,326 0.220 Valid X1.14 0,345 0.220 Valid X1.15 0,472 0.220 Valid X1.16 0,633 0.220 Valid X1.17 0,285 0.220 Valid X1.18 0,490 0.220 Valid X1.19 0,422 0.220 Valid X1.20 0,367 0.220 Valid
Sumber : Data olahan SPSS
Berdasarkan hasil pengujian
validitas dengan menggunakan program SPSS, yang dapat dilihat pada tabel diatas dengan 20 butir pertanyaan dari variabel (X1) Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Nagori (LPMN), dapat
disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan dapat digunakan dalam penelitian ini dan dinyatakan valid, hal ini ditunjukkan
dengan hasil uji validitas yang
Tabel 3. Hasil pengujian Validitas Variabel TP. PKK
Butir Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
X2.1 0,389 0.220 Valid X2.2 0,322 0.220 Valid X2.3 0,398 0.220 Valid X2.4 0,245 0.220 Valid X2.5 0,289 0.220 Valid X2.6 0,397 0.220 Valid X2.7 0,410 0.220 Valid X2.8 0,429 0.220 Valid X2.9 0,525 0.220 Valid X2.10 0,595 0.220 Valid X2.11 0,398 0.220 Valid X2.12 0,397 0.220 Valid X2.13 0,410 0.220 Valid X2.14 0,429 0.220 Valid X2.15 0,525 0.220 Valid
Sumber : data olahan SPSS
Berdasarkan hasil pengujian
validitas yang dapat dilihat pada tabel diatas dengan 15 butir pertanyaan dari
variabel Tp. PKK (X2), dapat
disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan
dapat digunakan dalam penelitian ini dan dinyatakan valid, hal ini ditunjukkan
dengan hasil uji validitas yang
menunjukan rhitunglebih besar dari rtabel.
Tabel 4. Hasil pengujian Validitas Pembangunan Non Fisik di Kecamatan Raya
Butir Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
Y.1 0,529 0.220 Valid Y.2 0,436 0.220 Valid Y.3 0,305 0.220 Valid Y.4 0,406 0.220 Valid Y.5 0,602 0.220 Valid Y.6 0,220 0.220 Valid Y.7 0,466 0.220 Valid Y.8 0,396 0.220 Valid Y.9 0,270 0.220 Valid Y.10 0,263 0.220 Valid Y.11 0,466 0.220 Valid Y.12 0,436 0.220 Valid
Sumber : data olahan SPSS
Berdasarkan hasil pengujian
validitas yang dapat dilihat pada tabel diatas dengan 12 butir pertanyaan dari variabel Pembangunan Non Fisik d
Kecamatan Raya (X3), dapat
disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan dapat digunakan dalam penelitian ini dan dinyatakan valid, hal ini ditunjukkan
dengan hasil uji validitas yang menunjukan rhitunglebih besar dari rtabel.
2. Uji Reliabilitas
Hasil pengujian reilabilitas
untuk variabel LPMN (X1),TP. PKK (X2) dan Pembangunan Non Fisik di Kecamatan Raya (Y) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5. Hasil Uji Realiabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha rtabel Keterangan
X1 0,688 0,6 Reliabel
X2 0,613 0,6 Reliabel
Y 0,604 0,6 Reliabel
Berdasarkan hasil pengujian
reliabilitas, nilai cronbach's alpha dari masing-masing variabel lebih besar dari rtabel (product moment) oleh karena itu, seluruh pemyataan dari masing-masing
variabel dinyatakan reliabel.
Berdasarkan hasil pengujian validitas dan realibilitas, maka dapat dipastikan
semua pertanyaan lolos dalam uji
validitas dan realibilitas.
3. Uji Regresi
Koefisien Determinasi (R2)
yang bermakna sebagai sumbangan
pengaruh yang diberikan variabel bebas atau variabel independen (X) terhadap variabel terikat atau variabel dependen
(Y), atau dengan kata lain, nilai
koefisien determinasi atau R Square ini berguna untuk memprediksi dan melihat
seberapa besar kontribusi pengaruh
variabel X secara simultan
(bersama-sama) terhadap variabel Y. Hasil output analisis regresi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Pengaruh LPMN dan TPPKK terhadap Pembangunan Non Fisik di Kecamatan Raya
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig B Std. Error Beta (Constant) 6,030 1,888 3,193 ,002 LPMN ,297 ,052 ,532 5,668 ,000 TPPKK ,311 ,067 ,435 4,632 ,000 R ,943 Adj R Square ,889 F 9,296 F Sig ,000
Dari tabel di atas dapat diketahui
persamaan regresi sebagai berikut: Y = 6,03 + 0,297 LPMN + 0,311
TPPKK
Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Nagori dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga mampu menjelaskan pembangunan non
fisik di Kecamatan Raya sebesar 88,9%
sementara 11,1% lainnya dijelaskan
oleh variabel lainnya yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
LPMN dan TP. PKK merupakan
bahagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nagori/ kelurahan dan kecamatan karena masukan, gagasan, ide dan dukungan dari setiap progeam
kerja lembaga tersebut merupakan
sumbangsih yang cukup besar bagi pemerintah setempat dengan menggali potensi dan sumber daya yang ada. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat nagori
dan kelurahan dalam memberikan
dukungan, peran serta, ide dan gagasan
dalam menjalankan program kerja
LPMN dan TP PKK yang telah disusun
dan diprogramkan oleh lembaga
tersebut.
Dari tabel 6 di atas tersebut juga dapat disimpulkan bahwa secara
simultan maupun parsial Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Nagori dan
Tim Penggerak Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga berpengaruh
nyata terhadap pembangunan non fisik di Kecamatan Raya. Secara parsial
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Nagori berpengaruh nyata dan positif
terhadap pembangunan non fisik di
Kecamatan Raya dengan nilai koefisien sebesar 0,297; artinya apabila Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Nagori
bertambah sebesar satu unit maka akan berpengaruh terhadap pembangunan non fisik di Kecamatan Raya sebesar 0,297
unit. Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Nagori (LPMN) merupakan faktor penting yang harus mendapatkan
dukungan dari masyarakat dan
pemerintah secara lebih baik sehingga peningkatan pembangunan non fisik yang mencakup Sumber Daya Manusia
(SDM), peningkatan kesejahteraan
ekonomi, peningkatan kualitas
pendidikan dan kesehatan dapat tercapai di setiap Nagori/ Kelurahan dan secara umum di Kecamatan Raya. Sementara itu apabila terjadi penambahan aktivitas
Tim Penggerak Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga sebesar satu unit maka akan berpengaruh terhadap pembangunan non fisik di Kecamatan Raya sebesar 0,311.dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga mampu menjelaskan pembangunan non
fisik di Kecamatan Raya. Tim
Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga merupakan lembaga yang
dapat diandalkan dan sangat strategis
dalam upaya pembangunan SDM,
peningkatan kesejahteraan ekonomi
keluarga, peningkatan kualitas
pendidikan dan kesehatan keluarga dan masyarakat di Kecamatan Raya.
Pelaku utama dalam pembangunan non fisik di Kecmatan
Raya adalah pemerintah dibantu
masyarakat yang ada di seluruh nagori dan kelurahan yang dapat dikordinir oleh LPMN dan TP. PKK Nagori dan
kelurahan. Sehingga pelaksana
pembangunan bukan hanya
dibebankan oleh pemerintah saja,
namun masyarakat di berbagai daerah juga ikut berperan aktif dalam mengisi
dan melaksanakan pembangunan.
Adapun peran pemerintah dalam
pembangunan adalah sebagai pengawas
ataupun sebagai perencana dan
pelaksana, sedangkan peran masyarakat
adalah turut serta aktif dalam
melaksanakan pembangunan. Sehingga kedua komponen tersebut saling bekerja sama agar pembangunan dapat berjalan
lancar. Adapun bahan yang dapat
disumbangkan dalam pembangunan,
selain sumber daya alam, sumber
daya manusiapun dapat juga ikut
menyumbangkan dalam kegiatan
pembangunan.
Sumber daya manusia disini dalam arti masyarakat ikut andil dalam kegiatan pembangunan, baik pikiran maupun tenaga. Manusia dibekali oleh Tuhan dengan berbagai daya cipta, rasa, dan karsa. Oleh sebab itu peran serta
manusia dalam pembangunan
memberikan sumbangsih yang terbesar dalam melaksanakan pembangunan.
Keberhasilan suatu
pembangunan tergantung pada peran
serta masyarakat yang dibantu dan
diarahkan oleh lembaga atau organisasi seperti LPMN dan TP. PKK, dalam arti
mengisi pembangunan semaksimal
mungkin bersama – sama dengan
pemerintah. serta memperhatikan
aspek – aspek yang berkaitan dengan pembangunan. Hal ini dilakukan agar pembangunan yang direncanakan dapat
terealisasi sehingga terciptalah
kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat yang adil dan makmur.
Pembangunan non fisik d i
K e c a m a t a n R a y a berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia itu sendiri. Dengan adanya pembangunan
non fisik menjadi dasar untuk
melakukan pembangunan fisik. Jangan sampai pembangunan hanya bertumpu
pada salah satu aspek saja, yaitu
pembangunan fisik saja atau
pembangunan non fisik saja, tetapi kedua pembangunan tersebut haruslah bersinergi satu sama lain. Pembangunan non fisik dilakukan guna meningkatkan taraf dan kesejahteraan masyarakat pada
umumnya, baik peningkatan dan
kesejahteraan masyarakat dalam bidang
pendidikan, kesejahteraan bdang
bidang lainnya. Oleh karena itu peran manusia dalam pembangunan nonfisik jangan dipandang sebelah mata, namun
peran manusia dalam pembangunan
nonfisik perlu diperhatikan.
Untuk merealisasikan
pembangunan nonfisik di nagori dan kelurahan yang ada di Kecamatan Raya perlu adanya beberapa cara. Salah satu cara untuk merealisasikannya adalah
perlu adanya penyuluh dalam
memberikan penyuluhan ataupun
memberikan bimbingan kepada
masyarakat di setiap nagori dan
kelurahan. Sehingga diharapkan
dengan adanya bimbingan dari
penyuluh, masyarakat mampu
melaksanakan pembangunan nonfisik
secara baik yang didukung oleh program dan kegiatan LPMN dan TP. PKK masing – masing nagori dan kelurahan yang ada di Kecamatan Raya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dapat
disimpulkan bahwa Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Nagori dan
Tim Penggerak Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga mampu
menjelaskan pembangunan non fisik di
Kecamatan Raya sebesar 88,6%.
Selanjutnya Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Nagori dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
berpengaruh nyata terhadap
pembangunan non fisik di Kecamatan Raya.
DAFTAR PUSTAKA
Anshar Muhammad, 2017, Tesis :Peran
Dan Dampak Program
Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Warga Kelurahan Sei Kera Hilir II Kota Medan
Danim, 1996. Transformasi Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Fitria Nadhifa, 2017, Tesis : Peranan
Lembaga Kemasyarakatan Dalam Pembangunan Di Kelurahan Toro Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone
Effendi, Bachtiar. 2002. Pembangunan
Otonomi Derah Berkeadilan.
Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta. Kartasasmita, Ginandjar, Pemberdayaan
Masyarakat : Sebuah Tinjauan
Administrasi : Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Administrasi pada Fakultas Ilmu
Administrasi Pemangunan
Universitas Brawijaya : Malang, 27 Mei 1995.
Muhammad Galuh KP, 2015 Tesis : Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagori/ kelurahan (LPMD) dalam meningkatkan kesejahteraan Sosial di Nagori/
kelurahan Krambilsawit
Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunung Kidul.
Sarah Nuramalia Putri, 2017, Tesis : Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Nagori/ kelurahan (Studi Kasus Nagori/ kelurahan
Balesari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung).
Sukirno,Sadono. 2013. Pengantar Teori Makroekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.