• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetensi Pedagogik Guru Geografi di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandar Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kompetensi Pedagogik Guru Geografi di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Bandar Lampung"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU GEOGRAFI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA BANDAR LAMPUNG1)

Sunardi2), Sudjarwo3),Sumadi4)

The goal of the research was to discover the pedagogic competence of geography teachers. The method that used was phenomenological qualitative descriptive. The result of the research showed that the geography teachers comprehension on the educational insight and foundation at SMAN 1, 2 and 3 were in good criteria, on students understanding at SMAN 1, 2 and 3 were in good criteria, on learning plan at SMAN 1, 2 and 3 were in good criteria, on educated and dialogic learning implementation at SMAN 1, 2 and 3 were in passable criteria, on learning technology utilization at SMAN 1, 2 were in passable criteria, while at SMAN 3 were in deficient criteria, on studying result evaluation at SMAN 1 and 2 were in passable criteria, while at SMAN 3 were in deficient criteria, on students improvement toactualize their potencies at SMAN 1, 2 and 3 were in good criteria.

Tujuan penelitian untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru geografi. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif fenomenologis. Hasil penelitian menunjukkan guru geografi pada pemahaman wawasan dan landasan kependidikan di SMAN 1, 2 dan 3 kriteria baik, pada pemahaman terhadap peserta didik di SMAN 1, 2 dan 3 kriteria baik, pada perancangan pembelajaran di SMAN 1, 2 dan 3 kriteria baik, pada pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis di SMAN 1, 2 dan 3 kriteria cukup baik, pada pemanfaatan teknologi pembelajaran di SMAN 1 dan 2 kriteria cukup baik, sedangkan di SMAN 3 kriteria kurang baik, pada evaluasi hasil belajar di SMAN 1 dan 2 kriteria cukup baik sedangkan di SMAN 3 kriteria kurang baik, pada pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya di SMAN 1, 2 dan 3 kriteria baik.

Kata kunci: guru geografi, kompetensi pedagogik, kota bandar lampung

1) Tesis Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Tahun 2015

2) Sunardi. Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Email: sunardidi31@yahoo.co.idHP 081369068412

3) Sudjarwo. Dosen Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Jalan. Soemantri Brodjonegoro No.1 Gedungmeneng Bandar Lampung 35145 Tlp. (0721)704624 Fax (0721) 704624.

4) Sumadi. Dosen Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Jalan. Soemantri Brodjonegoro No.1 Gedungmeneng Bandar Lampung 35145 Tlp. (0721)704624 Fax (0721) 704624.

(2)

PENDAHULUAN

Guru mata pelajaran geografi di sekolah menengah atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung memiliki peran penting dalam proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada tiga sekolah tersebut merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pembelajaran dan hasil belajar peserta didik sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola kelas sehingga peserta didik mampu mencapai hasil belajar yang maksimal. Tujuan pembelajaran yang dicapai peserta didik merupakan salah satu tolok ukur dari kompetensi guru.

SMA Negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung telah berkembang sangat cepat dan mengesankan, meraih berbagai prestasi baik bidang akademik maupun non akademik yang membanggakan sehingga menjadi sekolah favorit bagi masyarakat di Provinsi Lampung. Lulusan SMA Negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung banyak yang melanjutkan studi pada berbagai Perguruan Tinggi Favorit di Indonesia, bahkan banyak diantara mereka yang melanjutkan kejenjang Pendidikan Tinggi di Luar Negeri. Saat ini banyak alumni lulusan SMA Negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung yang menjadi pejabat di lingkungan pemerintahan daerah dan nasional.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru mata pelajaran geografi di Sekolah Menengah Atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung adalah kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik meliputi: 1) pemahaman terhadap peserta didik, 2) perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, 3) evaluasi hasil belajar dan 4) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, (Standar Nasional Pendidikan penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a).

Kompetensi pedagogik guru geografi di sekolah menengah atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya. Penguasaan kompetensi pedagogik guru akan menentukan

(3)

tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa prajabatan (pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan yang didukung oleh bakat, minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan.

Kompetensi pedagogik pada dasarnya merupakan kualitas kemampuan guru dalam mengelola proses kegiatan belajar mengajar, artinya kompetensi pedagogik guru sangat menentukan keberhasilan suatu pembelajaran yang akan berpengaruh pada kualitas hasil pendidikan, hal ini dikarenakan guru merupakan pihak yang berinteraksi langsung dengan peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah, begitu juga dengan guru geografi di sekolah menengah atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung. Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu diadakan penelitian tentang Kompetensi Pedagogik Guru Geografi di Sekolah Menengah Atas Negeri 1, 2, dan 3 Kota Bandar Lampung.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a).

(Asrori, 2007:1) menyatakan bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sebagai pendidik adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik mengandung makna bahwa guru atau pendidik sebagai agen pembelajaran tidak hanya memiliki tugas dan tanggungjawab mentransfer pengetahuan kepada subjek didiknya melainkan mampu mendidik untuk mengembangkan keseluruhan potensi yang dimiliki subjek didik sehingga menjadi peserta didik yang cerdas dan berbudi pekerti luhur.

Adapun menutut (Rusman, 2013:54) bahwa kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik. Sedangkan. (E. Mulyasa, 2008:77) mengutarakan sekurang-kurangnya dalam kompetensi

(4)

pedagogik terdapat delapan kemampuan yang harus dimiliki seorang guru, sebagai berikut :

a) Pemahaman Wawasan dan Landasan Kependidikan. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan berarti kemampuan seorang guru dalam memahami materi pembelajaran yang akan diajarkan. Seorang guru juga dituntut agar mengajar meteri pembelajaran yang sesuai dengan latar belakang keilmuan sehingga guru memiliki keahlian secara akedemik dan intelektual. Seorang guru pun harus memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mengajar agar materi pembelajaran yang diajarkan tidak salah tujuan.

b) Pemahan terhadap peserta didik. Seorang guru tidak terlepas dengan peserta didik, karena tujuan dari hasil pembelajaran adalah keberhasilan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Seorang guru dituntut agar memiliki pemahaman terhadap psikologi perkembangan peserta didik, dan mengetahui latar belakang kepribadian dalam diri peserta didiknya. agar dapat melakukan pendekatan dan pemahaman yang benar.Pemahaman terhadap peserta didik berarti kemampuan seorang guru dalam memahami peserta didik.

c) Pengembangan Kurikulum dan Silabus. Pengembangan kurikulum dan silabus adalah kemampuan seorang guru dalam mengembangkan kedua hal tersebut. Ketika seorang guru dapat mengembangan kurikulum dan silabusnya maka proses pembelajaran dapat berjalan dan berkembang pula kearah yang lebih baik. Kemampuan ini menuntut seorang guru agar kreatif dan memiliki tujuan yang berorientasi jauh kedepan. Apabila kurikulum dan silabus dapat berkembang dengan baik maka hasilnya pun akan lebih baik.

d) Perancangan Pembelajaran. Sebelum melakukan pembelajaran hendaknya seorang guru merancang pembelajaran yang akan dilakukan secara startegis dan matang, karena perancangan adalah setengah jalan menuju kesuksesan. Perancangan pembelajaran berarti kemampuan seorang guru dalam merancang kegiatan pembelajaran yang akan dikerjakan. Perancangan yang baik akan memperoleh hasil yang lebih baik pula.

(5)

f) Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis. Pelaksanaan pembelajaran berangkat dari proses dialogis antara sesama subjek pembelajaran sehingga dapat menghasilkan pemikiran baru dan komunikasi. Pelaksanaan pembelajaran ini diharapkan akan merangsang kesadaran masyarakat dalam menghadapi gejolak dalam kehidupan. Dalam hal ini guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan menyenangkan. Serta guru memberikan ruang agar anak dapat melaksanakan potensi dan kemampuan sehingga dapat dilatih dan dikembangkan.

g) Pemanfaatann Teknologi Pembelajaran. Dengan semakin majunya perkembangan zaman, menimbulkan teknologi baru yang bertujuan membantu dan memudahkan seseorang dalam menjalani kehidupannya. Begitu pula dengan teknologi pembelajaran, semakin mudahnya seseorang dalalm mendapatkan materi pembelajaran. Hal tersebut menuntut agar seseorang dapat memanfaatkan teknologi-teknologi tersebut. Begitu pula dengan seorang guru, guru dituntut agar dapat memanfaatkan teknologi tersebut agar memudahkan dan mengefektifkan kegiatan pembelajaran.

h) Evaluasi hasil Belajar. Evaluasi hasil belajar berarti kemampuan seorang guru dalam mengevalusi hasil belajar peserta didik. Evaluasi hasil belajar ini meliputi kepada perancangan, respon peserta didik, hasil belajar peserta didik, metode dan pendekatan belajar. Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan dengan penilaian tes, tes kemampuan dan penilaian akhir. Guru dapat melaksanakan evaluasi hasil belajar setelah merencanakan penilaian yang tepat, pengukuran yang benar dan membuat kesimpulan dan solusi secara tepat.

i) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, berarti kemampuan seorang guru dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Berkemampuan untuk membimbing peserta didik, menjadi wadah bagi peserta didik untuk mengenali potensi yang ia miliki serta melatih dan mengembangkan potensi tersebut agar dapat diaktualisasikan dalam kehidupan. Seorang guru dapat mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik dengan cara mengadakan kegiatan Ekstra Kurikuler (EKSKUL), pengayaan, pemantapan, remedial serta bimbingan dan konseling.

(6)

Dari beberapa pendapat tersebut dan sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan seorang guru dalam memahami pesarta didik secara mendalam dan menjalankan tugasnya secara mendidik. Kompetensi pedagogik guru yang menjadi sub fokus dalam penelitian ini terdiri dari tujuh kemampuan yaitu: 1. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan, 2. Pemahaman terhadap peserta didik, 3. Perancangan pembelajaran, 4. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, 5. Pemanfaatan teknologi pembelajaran, 6. Evaluasi hasil belajar, 7. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriftif kualitatif Pendekatan deskriptif kualitatif dipilih karena yang menjadi obyek dalam penelitian ini berupa proses kegiatan belajar mengajar atau tindakan yaitu, kompetensi pedagogik guru mata pelajaran geografi di Sekolah Menengah Atas Negeri 1, 2, 3 Kota Bandar Lampung. Untuk mengungkapkan substansi jenis penelitian (natural setting) data yang diungkap bukan angka-angka tetapi berupa kata-kata, kalimat, paragraf dan dokumen.

(Bogdan dan Taylor, 1975) mengemukakan bahwa pendekatan kualitatif secara langsung menunjukkan setting dan individu-individu dalam suatu setting secara keseluruhan, serta tidak dipersempit menjadi variabel yang terpisah atau menjadi hipotesis, tetapi merupakan suatu bagian secara keseluruhan.

(Mantja, 2005), metode penelitian kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berbentuk tulisan tentang orang atau kata-kata orang dan perilakunya yang nampak.

Menurut (Moleong, 2012) dalam pandangan fenomenologis peneliti berusaha untuk memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Penggunaan metode fenomenologis dimaksudkan untuk dapat mendeskripsikan gejala atau fenomena yang nampak sebagaimana adanya dari obyek penelitian.

(7)

Informan 7 orang guru geografi, alat pengumpulan data teknik wawancara, observasi dan pengkajian dokumentasi, teknik analisis reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, (Miles,M,B., & Huberman, A.M, 1992).

Pengecekan keabsahan data penelitian menurut (Moleong, 2012), dapat dilakukuan melalui empat cara yaitu: 1) derajat kepercayaan (credibility), 2) keteralihan (transferability), 3) kebergantungan (dependability), dan 4) kepastian (confirmability) data penelitian.

Tahapan dalam penelitian ini terdiri atas: tahap persiapan dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut: mencari issue yang unik, menarik dan layak untuk dijadiakan topik penelitian, mengkaji beberapa literatur yang berkaitan dengan topik penelitian, menyusun rencana (proposal) penelitian, melaksanakan konsultasi dengan para pembimbing, melaksanakan seminar rencana penelitian . Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan dengan : melaksanakan pengumpulan data secara mendalam di lapangan, sekaligus melakukan analisis data selama pengumpulan data penelitian maupun setelah data penelitian terkumpul, data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dan dipaparkan dalam bentuk tulisan deskriptif naratif dilengkapi dengan gambar (foto), melakukan pengecekkan hasil penelitian melalui teman sejawat atau seprofesi, kemudian pengecekkan oleh pembimbing sebagai auditor.

Tahap terakhir adalah menyusun laporan hasil penelitian berupa draf laporan hasil penelitian untuk dikonsultasikan dengan para pembimbinga dan selanjutnya dipersiapkan ketahap penilaian kelayakan naskah tesis dan ujian tesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemaparan data merupakan penyusunan data secara sistematis, penulisan data dalam teks deskriptif naratif, dan penyajian temuan. Penyusunan data secara sistematis dimulai dengan hasil analisis data kedalam matriks cek data, kemudian dilanjutkan dengan menyajikan data lengkap dalam bentuk kalimat yang dibuat berdasarkan pernyataan informan dan disusun sesuai dengan sub-fokus penelitian. Matriks ceklis data dipergunakan untuk memudahkan dalam penentuan tingkat

(8)

kejenuhan data pada setiap sub-fokus peneitian selanjutnya ditentukan proses pengumpulan data, apakah perlu dilanjutkan atau tidak, (Moch Alip, 2003:74). Dalam penelitian ini data dipaparkan menjadi tujuh kelompok sesuai dengan sub fokus penelitian yaitu: 1) Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan, 2) Pemahaman terhadap peserta didik, 3) Perancangan pembelajaran, 4) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, 5) Pemanfaatan teknologi pembelajaran, 6) Evaluasi hasil belajar dan 7) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Adapun paparan data penelitian ini sebagai berikut:

Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan

Guru sekolah menengah atas negeri 1 dan 2 Kota Bandar Lampung dalam upaya meningkatkan wawasan dan landasan pendidikan dilakukan dengan mengikuti berbagai kegiatan ilmiah bidang pendidikan, melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi yaitu program pasca sarjana disalah satu perguruan tinggi, sedangkan di sekolah menengah atas negeri 3 Kota Bandar Lampung guru tidak melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi karena sudah padat dengan kegiatan di sekolah, faktor biaya, sudah mendekati masa pensiun.

Latar belakang pendidikan di SMA negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan mata pelajaran yang diampu, pendidikan guru dari sarjana pendidikan geografi dibuktikan dengan ijazah dan akta mengajar serta memiliki sertifikat pendidik. Dalam memotivasi belajar peserta didik guru di SMA negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar lampung selalu menggunakan berbagai cara yang bervariasi.

Pemahaman terhadap peserta didik

Guru mata pelajaran geografi di sekolah menengah atas negeri 1 dan 2 Kota Bandar Lampung dalam memahami peserta didik dilakukan dengan mengidentifikasi peserta didik, menggunakan informasi tentang perilaku, karakteristik peserta didik, guru berkoordinasi dan menginput data peserta didik dari guru Bimbingan Konseling yang ada di sekolah serta melakukan komunikasi dengan wali kelas, sedang di sekolah menengah atas negeri 3 Kota Bandar Lampung menggunakan informasi perilaku dan karakteristik peserta didik dengan

(9)

membagikan daftar isian diisi peserta didik tentang identitas: nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, agama, alamat, asal sekolah dan pekerjaan orang tua.

Aspek yang mendapat perhatian dari guru geografi di sekolah menegah atas negeri 1, 2 dan 3Kota Bandar Lampung adalah aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya. Guru selalu memperhatikan semua peserta didik berhak untuk mendapatkan kesempatan sama dalam berpartisipasi secara aktif dengan memberikan berbagai keleluasaan untuk berekspresi di dalam kelas.

Perancangan pembelajaran

Guru mata pelajaran geografi di sekolah menengah atas negeri 1 dan 2 Kota Bandar Lampung dalam menyusun rancangan pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan urutan materi pembelajaran, berdiskusi antar sesama melalui musyawarah guru mata pelajaran difasilitasi oleh sekolah dengan mengundang nara sumber yang kompeten dalam bidang rancangan pembelajaran seperti pengawas senior dari Dinas Pendidikan Provinsi, di sekolah menegah atas negeri 3 Kota Bandar Lampung rancangan pembelajaran disusun sendiri-sendiri oleh guru baik di rumah maupun di sekolah alasannya waktu lebih efektif dan efisien. Komponen rancangan pembelajaran yang disusun oleh guru mata pelajaran geografi sekolah menengah atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar lampung dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dilengkapi dengan: Identitas, Satuan Pendidikan, Mata Pelajaran, Kelas/Semester, Materi Pokok, Alokasi Waktu, Kompetensi Inti (KI) dan Kompetnsi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Media, Skenario pembelajaran, dan Penilaian.

Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Guru mata pelajaran geografi di sekolah menengah atas negeri 1dan 2 Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis berusaha menciptakan situasi pelaksanaan pembelajaran bagi peserta didik yang kreatif, aktif dan menyenangkan serta tidak mendominasi kelas. Memberikan

(10)

ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengeksplor potensi dan kemampuannya, tanpa guru dikelas siatuasi belajar dapat berjalan, sedangkan di sekolah menengah atas negeri 3 Kota Bandar Lampung situasi proses pembelajaran sangat tergantung dengan guru dikelas.

Upaya guru dalam pembelajaran di sekolah menengah atas negeri 1dan 3 Kota Bandar Lampung dilakukan dengan mengkomunikasikan informasi baru, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik, sedangkan di sekolah menengah atas negeri 2 Kota Bandar Lampung terbatas dalam upaya mengkomunikasikan informasi baru dalam proses belajar, karena dengan diberitahu guru peserta didik sudah dapat mencari bahan sendiri. Kedudukan peserta didik dalam proses belajar di sekolah menengah atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung guru mendudukkan peserta didik secara nyaman, meningkatkan partisipasi setiap individu peserta didik, semua peserta didik dihadapan guru dianggap sama dan mempunyai hak yang sama.

Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Guru mata pelajaran geografi di sekolah menengah atas negeri 1 dan 2 Kota Bandar Lampung selalu menggunakan dan memanfaatkan alat bantu mengajar sebagai media audio-visual termasuk didalamnya teknologi informasi komunikasi. Guru selalu mendokumentasikan berbagai bahan ajar dan mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi informasi. Sedangkan di sekolah menengah atas negeri 3 Kota Bandar Lampung guru tidak selalu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar dikelas, karena terdapat kendala dan keterbatasan fasilitas di sekolah serta kondisi sumber daya manusia guru.

Berbagai fasilitas TIK yang ada di sekolah menengah atas negeri 1 dan 2 Kota Bandar Lampung antara lain terdapat Pusat Sumber Belajar, disetiap kelas terdapat LCD, Layar display, dilingkungan sekolah terdapat jaringan internet yang dapat diakses setiap saat, sedangkan di sekolah menengah atas negeri 3 Kota Bandar Lampung LCD dan layar display tidak terdapat disetiap kelas, terdapat jaringan internet dilingkungan sekolah akan tetapi sering mengalami ganggunan koneksi.

(11)

Guru mata pelajaran geografi di sekolah menengah atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung memahami target penggunaan TIK disekolah bahwa semua fasilitas yang ada disekolah mencakup pusat sumber belajar, jaringan internet, sarana dan prasarana yang ada diupayakan pada peningkatan kualitas belajar sejalan dengan perkembangan teknologi pendidikan dewasa ini untuk membantu memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran memudahkan penyajian data, informasi, materi pembelajaran, dan variasi budaya.

Evaluasi hasil belajar

Guru mata pelajaran geografi disekolah menengah atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung memahami dan selalu melaksanakan evaluasi hasil belajar. Dalam mengarsipkan evaluasi hasil belajar dilakukan dengan mengumpulkan lembaran perkelas menjadi satu file serta meletakan pada loker guru, mengarsipkan dengan mengentri data nilai pada komputer sekolah, mendokumentasikan pada fasilitas teknologi informasi (Laptop) pribadi manfaatnya lebih efektif, cepat, praktis dan bila diperlukan mudah mencarinya, mengarsipkan dengan mengumpulkan berbagai lembaran perkelas dalam satu file dan menyerahkan pada wakil kepala sekolah bidang kurikulum.

Prosedur evaluasi hasil belajar dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun alat penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran seperti tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Jenis evaluasi hasil belajar dilakukan dalam ranah sikap, keterampilan maupun pengetahuan. Dalam melakukan evaluasi hasil belajar guru menggunakan model penilaian berbasis kelas seperti model test berupa uraian, pilihan ganda, diskusi, penilaian melalui keaktifan peserta didik dan berbagai tugas dengan cara mengerjakan soal latihan yang telah tersedia dalam latihan kerja siswa atau LKS.Dalam melakukan tindak lanjut evaluasi hasil belajar guru di sekolah menengah atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung selalu memanfaatkan hasil evaluasi sebagai bahan analisis penilaian untuk menyusun rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya serta program remedial dan pengayaan.

(12)

Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

Guru mata pelajaran geografi disekolah menengah atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung dalam mengembangkan potensi peserta didik dilakukan dengan selalu aktif dan membantu peserta didik untuk melaksanakan proses pembelajaran, mendorong peserta didik belajar sesuai dengan kecakapan masing-masing. Guru selalu memberikan perhatian terhadap peserta didik pada berbagai aspek antara lain: memberikan kesempatan terhadap peserta didik untuk melaksanakan proses belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya, memusatkan perhatian dengan melakukan interaksi dengan peserta didik serta mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan yang dialami peserta didik.

Guru mata pelajaran geografi disekolah menengah atas negeri 1dan 2 Kota Bandar Lampung memberikan respon terhadap peserta didik yaitu menyarankan supaya peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki dengan bergabung pada kegiatan ekstrakurikuler, mengirimkan peserta didik untuk mengikuti berbagai lomba bidang keagamaan, olah raga, seni dan teknologi, sedangkan di sekolah menengah atas negeri 3 kota Bandar Lampung guru menyarankan supaya peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki dengan bergabung pada kegiatan ekstrakurikuler, mengikuti kegiatan dengan prioritas yang lebih utama dan terkait dengan potensi peserta didik serta menyesuaikan keadaan keuangan sekolah.

SIMPULAN DAN SARAN

Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan. Guru geografi di sekolah menengah atas negeri 1 dan 2 Kota Bandar Lampung meningkatkan wawasan dan landasan pendidikan dilakukan dengan mengikuti berbagai kegiatan ilmiah bidang pendidikan, melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan di sekolah menengah atas negeri 3 Kota Bandar Lampung guru tidak melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi karena sudah padat dengan kegiatan di sekolah, faktor biaya, dan sudah mendekati masa pensiun. Latar belakang pendidikan di SMA negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung memiliki kesesuaian

(13)

antara latar belakang keilmuan dengan mata pelajaran yang diampu, pendidikan guru dari sarjana pendidikan geografi dibuktikan dengan ijazah dan akta mengajar serta memiliki sertifikat pendidik. Dalam memotivasi belajar peserta didik guru di SMA negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar lampung selalu menggunakan berbagai cara yang bervariasi untuk memotiviasi kemauan belajar peserta didik.

Pemahaman terhadap peserta didik.Guru geografi di sekolah menengah atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung mengetahui pemahaman terhadap peserta didik, mencatat dan menggunakan informasi tentang perilaku, karakteristik peserta didik. Memperhatikan bahwa semua peserta didik berhak mendapatkan kesempatan sama untuk berpartisipasi secara aktif. Aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya juga mendapat perhatian dari guru sehingga peserta didik tidak termarginalkan atau tersisihkan.

Perancangan pembelajaran. Guru geografi di sekolah menengah atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung mengetahui, memahami dan membuat rancangan pembelajaran, rancangan tersebut dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dilengkapi dengan: Identitas, Satuan Pendidikan, Mata Pelajaran, Kelas/Semester, Materi Pokok, Alokasi Waktu, Kompetensi Inti (KI) dan Kompetnsi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Media, Skenario pembelajaran, dan Penilaian. Memilih materi sesuai dengan tujuan pembelajaran, dapat dilaksanakan di kelas dan cocok dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.

Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Guru geografi di sekolah menengah atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung melaksanakan proses kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, mengkomunikasikan informasi baru, membangun interaksi dengan peserta didik dan bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik. Semua peserta didik dihadapan guru mempunyai hak dan kedudukan yang sama. Dalam menyusun dan menggunakan materi, sumber belajar, serta mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara

(14)

sistematis, bervariasi, selalu mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh setiap individu peserta didik, menciptakan suasana kelas yang menyenangangkan.

Pemanfaatan teknologi pembelajaran. Guru geografi di sekolah menengah atas negeri 1 dan 2 Kota Bandar Lampung sudah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses kegiatan belajar mengajar, menggunakan berbagai alat bantu mengajar sebagai media audio-visual termasuk TIK untuk memotivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Guru berusaha mendokumentasikan berbagai bahan ajar dan mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi informasi. Membiasakan peserta didik berinteraksi dengan teknologi . Sedangkan guru geografi di sekolah menengah atas negeri 3 Kota Bandar Lampung guru berusaha memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar dikelas meskipun terdapat keterbatasan fasilitas disekolah dan kondisi sumber daya manusia guru.

Evaluasi hasil belajar. Guru geografi di sekolah menengah atas negeri 1 ,2 dan 3 Kota Bandar Lampung selalu melaksanakan evaluasi hasil belajar. Dalam melakukan evaluasi hasil belajar terlebih dahulu menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran seperti yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Evaluasi hasil belajar dilakukan dalam ranah sikap, keterampilan maupun pengetahuan, analisis hasil penilaian dilakukan untuk merancang program remedial dan pengayaan bagi setiap peserta didik. Dalam melakukan evaluasi hasil belajar guru menggunakan model penilaian berbasis kelas seperti model test berupa uraian, pilihan ganda, diskusi, penilaian melalui keaktifan peserta didik dan berbagai tugas dengan cara mengerjakan soal latihan yang telah tersedia dalam latihan kerja siswa atau LKS.

Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Guru geografi di sekolah menengah atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung merancang dan melaksanakan pembelajaran untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis, menganalisis

(15)

pembelajaran yang mendukung dalam mengaktualisasikan berbagai potensi akademik dan kepribadian.Melaksanakan pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan masing-masing, secara aktif memberikan perhatian, mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan yang dialami peserta didik.

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini, maka penulis mensyarankan sebagai berikut: Hendaknya guru geografi di sekolah menengah atas negeri 1, 2 dan 3 Kota Bandar Lampung diharapkan dapat meningkatkaan kompetensi pedagogik pada aspek pemahaman wawasan dan landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

TINJAUAN PUSTAKA

Asrori, M. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.

Bogdan, R.C., & Taylor. 1975. Qualitative Research. Allyn and Bocan, Needham Height, MA.

Depdiknas. 2008. Permendikans No.16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas.

Mantja, W. 2005. Etnografi, Disain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan. Malang: Wineka Media.

Miles,M,B., & Huberman,A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Alih Bahasa Rohidi.Tj.R. Jakarta: UI Press.

Alip, Moch. 2003. Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Tenaga Keguruan Untuk Sekolah Menengah Kejuruan: Studi Multi Kasus Pada Universitas Merapi, Sindoro dan Merbabu. Disertasi. Malang: Universitas Negeri Malang. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Refisi.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset.

(16)

Rusman. 2013. Seri Manajemnen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sumadi. 2005. Implementasi Manajemen Sistem Informasi Administrasi Akademik Online : Studi Kasus di Universitas Lampung. Proposal Disertasi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang sama juga terjadi pada papan dengan ukuran sekam 1 hingga 2 mm, dimana terjadi kenaikan nilai konduktivitas panas papan untuk setiap kenaikan kadar resin yang

bahwa untuk lebih memberikan kesempatan kepada kabupaten/kota dalam optimalisasi pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan dalam

 /kustik akti* stik akti* merupakan men merupakan mengukur jarak dan ara gukur jarak dan arah dari objek yang d h dari objek yang dideteksi dan ideteksi dan relati*nya

Konsep yang sering dikenal di dunia penerjemahan klasik yang memiliki kerangka pemikiran yang kurang lebih sama dengan Jääskeläinen (1993) adalah konsep yang

Pada Tabel 3 ditunjukkan SNR dan kapasitas kanal dari sistem dengan masing-masing kombinasi channel coding , teknik modulasi, dan skema MIMO saat pengguna bergerak dengan

Dengan kerjasama tim pengabdian yang baik dan peran serta aktif dari penyuluh/narasumber dalam kegiatan pengabdian ini maka semuanya telah berjalan sesuai yang

Selain itu, adanya Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) tentu memiliki hasil atau dampak yang diperoleh dari mengikuti kegiatan FKDT di Kecamatan Bae,