• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA DI BAGIAN PENGECATAN MOBIL DI CV. KOMBOS MANADO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA DI BAGIAN PENGECATAN MOBIL DI CV. KOMBOS MANADO"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA DI BAGIAN PENGECATAN MOBIL DI CV. KOMBOS

MANADO

RELATIONSHIPBETWEENPERIOD OFWORKINGWITHVITAL LUNG CAPACITY OFWORKERSIN THECARPAINTINGIN CV. KOMBOS MANADO

Marianti L. Tamuntuan, Ricky C. Sondakh , Jimmy Rumampuk Bidang Minat Kesehatan Kerja,

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRACT

Lungs are the most important point of entry from the materials on air at the workplace. One area of work that needs attention is the occupational disease to the worker that works as painter. Hazardous chemicals contained in paints, among others, are cadmium, chromium, lead, mercury. These materials are toxic and a carcinogenic material. If entry into the respiratory tract can result in fibrosis of the lungs which can further degrade lung vital capacity and in the long term can cause cancer. This study is to examine the relationship between years of service at the company with lung vital capacity from the workers at the painting department on CV. Kombos Manado. Research methods: This research uses a survey method using cross sectional analytic study. The numbers of sample in this study were as many as 30 workers were taken from the total population. Data was collected through interviews to determine the respondents' characteristics and measurements of lung capacity with a spirometer. Data were analyzed by chi-square test and use SPSS version 20. Results of statistical tests between the independent variables with the dependent variable for the degree of restriction categories (FVC) obtained p value = 1.000> 0.05, and for the degree of obstruction FEV 1% p value = 0.958> 0.05. Conclusion, there was no significant association between duration of exposure to workers lung capacity.

Keywords: Work Period, Vital Lung Capacity. RINGKASAN

Paru-paru merupakan jalur masuk terpenting dari bahan-bahan lewat udara pada paparan di tempat kerja. Salah satu bidang pekerjaan yang perlu mendapat perhatian adalah penyakit akibat kerja pada pekerja pengecatan mobil.Bahan kimia berbahaya yang terdapat dalam cat antara lain ialah cadmium, chromium, timbal, merkuri.Bahan-bahan tersebut bersifat toksik dan merupakan bahan karsinogenik.Apabila masuk ke dalam saluran pernafasan dapat mengakibatkan terjadinya fibrosis pada paru yang selanjutnya dapat menurunkan kapasitas vital paru dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker.Penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara masa kerja dengan kapasitas vital paru pada pekerja di bagian pengecatan di CV. Kombos Manado. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 pekerja yang diambil dari total populasi.Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara untuk mengetahui karakteristik responden dan pengukuran kapasitas paru pekerja dengan alat spirometer. Analisis data dilakukan dengan chi-square test dan menggunakan bantuan SPSS versi 20.Hasil uji statistik antara variabel bebas dengan variabel terikat untuk kategori derajat restriksi (FVC) diperoleh p value = 1,000 > 0,05, dan untuk derajat obstruksi FEV 1% p value = 0,958 > 0,05. Kesimpulan,tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama paparan dengan kapasitas paru pekerja.

(2)

2 PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan faktor sangat penting dalam menunjang peningkatan produktivitas tenaga kerja dimana kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih produktivitas kerja yang baik pula.Pekerjaan yang menuntut produktivitas kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan prima, sebaliknya tenaga kerja yang mengalami gangguan kesehatan menyebabkan tenaga kerja kurang atau tidak produktif dalam melakukan pekerjaannya. Tenaga kerja yang sakit atau mengalami gangguan kesehatan menurunkan kemampuan bekerja fisik, berfikir, dalam melaksanakan pekerjaan sosial-kemasyarakatan sehingga hasil kerjanya berkurang (Tarwaka, 2004).Salah satu bidang pekerjaan yang perlu mendapat perhatian adalah penyakit akibat kerja pada pekerja pengecatan mobil.Kelompok pekerja ini perlu mendapat perhatian karena jumlahnya yang terus berkembang, sementara itu risiko penyakit akibat kerjanya cukup besar.Gangguan kesehatan dapat

disebabkan oleh beberapa faktor yang

berasal dari lingkungan tempat kerja,

dimana debu merupakan salah satu sumber

gangguan yang tidak dapat diabaikan.

Lingkungan kerja yang sering

dipenuhi oleh debu, uap, gas dapat

mengganggu

produktivitas

serta

mengganggu kesehatan tenaga kerja.Hal ini

sering menyebabkan gangguan pernapasan

atau pun dapat mengganggu fungsi paru

(Suma’mur, 2009).Beberapa bukti dari hasil

penelitian oleh American Lung Association yang dikutip oleh Boediono (2007) menyimpulkan bahwa kontaminasiudara oleh partikel-partikel pada lingkungan kerja merupakan faktor risiko bagikesehatan pernafasan pekerja, dan penurunan paparan dapat menurunkan risiko tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Fahmii (2012) menyatakan terdapat hubungan antara masa kerja dengan kapasitas paru dengan nilai p = 0,01 pada pekerja tekstil di Pekalongan.Penelitian oleh Destriani (2013) mengatakan bahwa terdapat hubungan antara paparan debu gamping terhadap kapasitas paru pada pekerja UD. Sido Mulyo dengan nilai p value 0,022 < α 0,05. Penggunaan Alat Pelindung Diri juga berpengaruh terhadap penurunan kapasitas vital paru hal

ini sejalan denganpenelitian yang dilakukan oleh Kandung (2013) menyatakan bahwa ada hubungan antara penggunaan masker dengan kapasitas paru dengan nilai p = 0,019 pada pekerja pengamplasan Wonogiri.

Dari hasil pengamatan, pada waktu bekerja ada pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri khususnya masker.Hasil wawancara dengan pekerja di CV. Kombos diketahui bahwa pekerja mengeluhkan adanya batuk-batuk yang dialami pekerja.Kondisi lingkungan kerja seperti itu dapat mempengaruhi kesehatan terutama penurunan fungsi paru. Apakah ada hubungan antara masa kerja dengan kapasitas vital paru pada pekerja di CV. Kombos Manado?.Untuk mengetahui adanya hubungan antara masa kerja dengan kapasitas vital paru pada pekerja di bagian pengecatan di CV. Kombos Manado.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini yaitu penelitian survei analitik dengan menggunakan pendekatan “cross sectional”. Penelitian ini dilakukan di CV. Kombos Manado dan waktu pelaksanaan pada bulan Januari 2013 - April 2013.Populasi pada penelitian ini yaitu semua pekerja yang bekerja di bagian pengecatan mobil di CV. Kombos Manado berjumlah 30 orang.Sampel dalam penelitian ini yaitu total populasi pekerja yang bekerja di bagian pengecatan yaitu 30 orang.

Definisi Operasional :

1. Masa Kerjaadalah semua perhitungan jumlah tahun masa kerja dalam periode kerja, semakin lama masa kerja seseorang kemungkinan besar orang tersebut mempunyai resiko yang besar terkena penyakit paru. Kategori masa kerja menurut Suma’mur (1993) yang dikutip oleh Kandung (2013) dibagi menjadi 2 yaitu <5 tahun dan >5 tahun kerja. Skala pengukuran nominal. 2. Kapasitas Paru adalah jumlah volume

maksimal udara udara yang dapat diekspirasi individu. Pengukuran ini dapat dinilai melalui FEV 1 % atau volume ekspirasi pada detik pertama dan FVC atau kapasitas vital ekspirasi paksa. Kategori Pengukuran dibagi menjadi 2 yaitu, ada gangguan dan tidak ada gangguan (normal). Skala pengukuran nominal.

(3)

3 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Kuesioner

2. Alat Spirometer yaitu Spiro Analizer 120 Merk Sibelmed

3. Timbangan berat badan merek SECA 4. Microtoise merek SECA

5. Mouth piece 6. Nose clip

PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data disesuaikan dengan jenis data sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara sebagai berikut : a. Observasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek atau responden. Dalam penelitian ini yang diamati adalah kondisi ruang pengecatan, dan penggunaan APD. b. Wawancara yaitu teknik

pengumpulan data yng dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung maupun tidak langsung. Data penunjang wawancara diperoleh dengan menggunakan kuesioner.

c. Pengukuran fungsi paru dengan menggunakan spirometri, mengukur tinggi badan, dan berat badan.

2. Data Sekunder

Data sekundr yaitu data yang dikumpulkan dari pihak lain dan tidak dilakukan oleh peneliti sendiri. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait guna melengkapi penelitian yang meliputi gambaran umum perusahaan, jumlah pekerja, jenis pekerjaan, lama kerja dan proses produksi dari perusahaan tersebut. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Hasil penelitian dilakukan secara deskriptif seperti tabel distribusi frekuensi 2. Analisis Bivariat

Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (masa kerja) dengan variabel terikat (kapasitas paru). Uji

statistik yang digunakan yaitu chi-square (X²) dengan tingkat kemaknaan α 0,05. Analisis data menggunakan bantuan SPSS versi 20.

HASIL

Perusahaan CV. Kombos merupakan perusahaan service station yang bergerak di bagian perbengkelan, dengan pekerja yang berjumlah 81 orang yang terbagi atas beberapa bagian yaitu bagian bengkel 20 orang, bagian pengecatan bodi 30 orang dan administrasi 31 orang.

1. Karakteristik Responden

Kelompok umur tertinggi terdapat pada kelompok umur 26-35 tahun dengan jumlah responden 12 orang atau 40,0 % dan kelompok umur terendah pada kelompok umur 36-45 tahun berjumlah 8 orang atau 46,7 %. Kebiasaan merokok menunjukkan bahwa responden yang merokok sebanyak 19 orang dengan persentase 63,3 % sedangkan yang tidak merokok berjumlah 11 orang dengan persentase 36,67 %. Jumlah responden yang menggunakan alat pelindung diri sebanyak 26 orang dengan persentase 86,7 % dan responden yang tidak menggunakan alat pelindung diri berjumlah 4 orang dengan persentase 13,3%. Frekuensi penggunaan APD pekerja bervariasi yaitu menggunakan APD atau 1-2 hari dalam bekerja selama 8 jam kerja perhari dalam 6 hari kerja sebanyak 6 orang dengan persentase 23 %, 3-4 hari menggunakan 10 orang dengan persentase 38,5 %, dan setiap kali bekerja menggunakan APD sebanyak 10 orang dengan 38,5 %. Masa kerja kurang dari 5 tahun berjumlah 10 orang dengan persentase 33,3% dan masa kerja lebih dari 5 tahun sebanyak 20 orang dengan persentase 66,7 %. Berdasarkan hasil spirometer diketahui untuk kategori derajat restriksi diketahui sebanyak 19 responden atau persentase 63,33% yang mengalami gangguan dan 11 responden atau dengan persentase 36,67% tidak mengalami gangguan atau normal, untuk derajat obstruksi diketahui sebanyak 4 responden atau persentase 13,33% yang mengalami gangguan dan 26 responden atau dengan persentase 86,67% tidak mengalami gangguan atau normal.

(4)

4 Distribusi karakteritik responden dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Responden

Karakteristik Responden n % Kelompok Umur 15-25 Tahun 10 33,3 26-35 Tahun 12 40,0 36-45 Tahun 8 26,7 Kebiasaan Merokok Ya 19 63,3 Tidak 11 36,7 Penggunaan APD Menggunakan APD 26 86,7

Tidak Menggunakan APD 4 13,3

Frekuensi Penggunaan APD

(1-2 hari) 6 23,0

(3-4 hari) 10 38,5

(setiap kali bekerja) 10 38,5

Masa Kerja

≥ 5 Tahun 20 66,7

< 5 Tahun 10 33,3

2. Hubungan Antara Masa Kerja dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja di Bagian Pengecatan Mobil di CV. Kombos Manado

Hasil tabulasi silang persentase antara masa kerja dengan kapasitas vital paru kategori derajat obstruksi diperoleh bahwa ada sebanyak 3 orang (30%) responden yang

masa kerja < 5 tahun mengalami gangguan. Untuk Responden yang masa kerja ≥ 5 tahun sebanyak 1 orang (5%), sedangkan derajat restriksi diperoleh sebanyak 6 orang (60%) responden yang masa kerja < 5 tahun mengalami gangguan, sedangkan responden yang masa kerja ≥ 5 tahun sebanyak 13 orang (65%).

Tabel 2. Hubungan Antara Masa Kerja dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja di Bagian Pengecatan Mobil di CV. Kombos Manado

Masa kerja Kapasitas paru % p value Normal Ada gangguan Total n % n % Derajat Obstruksi < 5tahun 7 70% 3 30% 10 100 0,958 ≥ 5tahun 19 95% 1 5% 20 100 Derajat Restriksi < 5tahun 4 40% 6 60% 10 100 1,000 ≥ 5tahun 7 35% 13 65% 20 100

Berdasarkan hasil uji chi-square dengan p value > = 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

masa kerja dengan kapasitas paru. Hasil uji statistik antara variabel bebas dengan variabel terikat untuk kategori derajat

(5)

5 restriksi yaitu masa kerja dengan kapasitas vital paru diperoleh p value = 1,000 > 0,05, dan untuk derajat obstruksi p value = 0,958 > 0,05.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa reponden yang bekerja ≥ 5 tahun ada 20 responden sedangkan masa kerja < 5 tahun ada 10 responden persentase pekerja dengan kapasitas paru yang normal pada masa kerja ≥ 5 tahun sebanyak 19 responden (95%) dan untuk masa kerja <5 tahun sebanyak 7 responden (70%). Namun persentase pekerja dengan kapasitas paru yang tidak normal atau mengalami gangguan lebih banyak terdapat pada masa kerja < 5 tahun dengan jumlah 3 responden (30%) dibanding dengan masa kerja > 5 tahun hanya terdapat 1 responden (5%). Hal ini merupakan suatu kesenjangan, namun hasil ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yan lain seperti faktor pekerjaan, riwayat penyakit, dan faktor tempat kerja sebelumnya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kandung 2013 yang menyatakan tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kapasitas paru pada pekerja di Bagian Pengampelasan Di Industri Mebel “X” Wonogiri.

Berdasarkan hasil uji statistik

didapat tidak ada hubungan antara

kapasitas vital paru pekerja dengan masa

kerja.Masa kerja yang menggambarkan

lamanya paparan pada reponden tidak

menunjukkan

hasil

yang

signifikan

pengaruhnya terhadap nilai kapasitas

vital paru pekerja.

Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Kandung 2013 yang menyatakan tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kapasitas paru pada pekerja di Bagian Pengampelasan Di Industri Mebel “X” Wonogiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Meita (2012) menyatakan bahwa kadar debu terhirup tidak mempunyai hubungan yang kuat terhadap kapasitas vital paru, serupa dengan penelitian itu juga yaitu hasil penelitian yang dilakukan oleh Halim (2011) tidak terdapat korelasi yang bermakna antara variabel lama bekerja dengan variabel nilai KV paru. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

ada bukti yang signifikan antara masa kerja dengan kapasitas vital paru. Jumlah total suatu zat yang diabsorbsi paru-paru bukan hanya tergantung pada lamanya masa kerja saja, namun perlu di perhitungkan kadar partikel, dan debu di dalam serta sifat fisik dan kimia partikel.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian “Hubungan antara Masa Kerja Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja di Bagian Pengecatan Mobil di CV. Kombos Manado” dapat disimpulkan bahwa: a) Masa kerja pekerja di bagian pengecatan

mobil di CV. Kombos Manado terdapat 20 pekerja yang bekerja ≥ 5 tahun dan terdapat 1 pekerja yang mengalami gangguan obstruksi dan < 5 tahun ada 10 orang pekerja dan terdapat 3 pekerja yang mengalami gangguan. Untuk derajat restriksi ≥ 5 tahun kerja terdapat 13 pekerja yang mengalami gangguan dan< 5 tahun kerja ada 6 pekerja yang mengalami gangguan.

b) Tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan kapasitas vital paru pada pekerja di bagian pengecatan mobil di CV. Kombos Manado.

SARAN

a) Bagi pekerja

Selalu menggunakan APD pada saat bekerja karena penggunaan APD pada saat bekerja sangatlah penting untuk kesehatan pekerja dan produktivitas kerja, karena kesehatan adalah modal utama dalam melakukan kerja dan aktivitas lainnya.

b) Bagi peneliti

Diharapkan bagi peneliti dimasa yang akan datang agar dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja khususnya dibagian pengecatan mobil.

c) Bagi perusahaan

Dapat mengawasi dan menindaklanjuti pekerja yang tidak menggunakan APD pada saat bekerja karena merupakan keuntungan perusahaan apabila pekerjanya sehat dan produktif.

(6)

6 DAFTAR PUSTAKA

Budiono, 2007.Faktor Risiko Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pengecatan Mobil (Studi pada Bengkel Pengecatan Mobil di Kota Semarang). Tesis

Program pasca sarjana UNDIP Semarang. Destriani, 2013.Perngaruh Paparan Debu

Gamping Terhadap Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Tobong Gamping UD.Sido Mulyo. Jurnal Kesehatan

Masyarakat, Volume 3, nomor 2, tahun 2013.

Fahmi, 2012.Hubungan Masa Kerja dan Penggunaan APD Dengan Kapasitas Fungsi Paru Pada Pekerja Tekstil Bagian ring frame spinning i di pt.x kabupaten pekalongan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, volume 1, nomor 2, tahun 2012, halaman 828 – 835.

Haliim, 2011.Korelasi lama bekerja dengan nilai kapasitas vital paru

Pada operator stasiun pengisian bahan bakar umum (spbu) Sokaraja

Purwokerto.Mandala of Health. Volume 5, Nomor 3, September 2011

Kandung, 2013.Hubungan Antara

Karakteristik Pekerja Dan Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan (Masker) Dengan Kapasitas Fungsi ParuPada Pekerja Wanita Bagian Pengampelasan Di Industri Mebel “X” Wonogiri.Jurnal Kesehatan Masyarakat 2013, volume 2, nomor 1, tahun 2013.

Meita, 2012.Hubungan Paparan Debu dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Penyapu Pasar Johar Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, volume 1, nomor 2, tahun 2012, halaman 654 – 662.

Suma’mur, 2009.Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Penerbit Sagung Seto

Tarwaka, 2004.Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas.Surakarta : Penerbit Sagung Seto

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Responden

Referensi

Dokumen terkait

Website sebagai bagian dari teknologi internet berperan penting dalam penyebaran informasi, berbagai kegiatan yang bersifat online, serta berbagai aktivitas lain yang

Pada bagian tertentu yang dapat dijadikan cluster ekonomi di kawasan perkotaan, pemerintah kota perlu mengadakan kegiatan revitalisasi kawasan sebagai bagian

Dalam dunia usaha pada saat ini, dimana terjadi persaingan yang sangat ketat untuk supaya tetap bisa bertahan dan eksis dalam usaha yang telah berjalan maka para pelaku

During that same year, his wife Karina Jett who is also a professional Poker player, made the same final table as did Chip at the Old Billings Gate Market Open Event in London.. Born

DAMPAK PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN BADAN 2008 TERHADAP KEPUTUSAN FINANCIAL LEVERAGEi. ( Impact of Changes in Income Tax Rates 2008 Decision on the Financial

[r]

(10) Berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (8) Kuasa Bendahara Umum Daerah Kabupaten Kebumen memerintahkan Bank Persepsi dalam

maka Pokja Pengadaan Barang, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya Pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Anggaran 2014 mengumumkan peringkat teknis