POKOK - POKOK PERUBAHAN
UNDANG – UNDANG NOMOR 28
TAHUN 2009 TENTANG PAJAK
DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
(UU PDRD)
DALAM OMNIBUS LAW
UU NO. 11 TAHUN 2020 TENTANG
DASAR HUKUM
UU Cipta Kerja
BAB VI : Kemudahan Berusaha
Bagian Ketujuh : Perpajakan
Pokok - Pokok Perubahan
1.
2.
3.
Mengubah dan menghapus Jenis Retribusi
Perizinan Tertentu
Pasal 141 dan Pasal 144
Menambahkan pembahasan mengenai
Kebijakan Fiskal Nasional yang Berkaitan
Dengan Pajak dan Retribusi
BAB VIIA :
Pasal 156A, dan Pasal 156B
Mengubah dan menambah beberapa ketentuan
dalam BAB VIII Pengawasan dan Pembatalan
Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi
Pasal 157, Pasal 157 Ayat 5a, Pasal 158,
Pasal 159, dan Pasal 159A
Objek Retribusi Perizinan Tertentu (Pasal 140, UU No.
28 Tahun 2009)
Pelayanan perizinan tertentu oleh Pemda Kepada Orang Pribadi atau Badan
Untuk Pengaturan dan pengawasan atas kegiatan:
•
Pemanfaatan ruang,
•
Penggunaan SDA,
•
Barang,
•
Prasarana,
•
Sarana, atau
•
Fasilitas tertentu
1. JENIS RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
(
PASAL 141 DAN 144)
UU PDRD
UU Cipta Kerja
Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan
Retribusi Persetujuan Bangunan
Gedung
Retribusi Izin Tempat Penjualan
Minuman Beralkohol
Sama
Retribusi Izin Gangguan
Dihapus
Retribusi Izin Trayek
Sama
Retribusi Izin Usaha Perikanan
Sama
1. JENIS RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
(
PASAL 141 DAN 144)
Pasal 144 UU PDRD
Objek Retribusi Izin Gangguan
(1) Objek Retribusi Izin Gangguan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141
huruf c adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi
atau Badan yang dapat menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/atau
gangguan, termasuk pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha
secara terus-menerus untuk mencegah terjadinya gangguan ketertiban,
keselamatan, atau kesehatan umum, memelihara ketertiban lingkungan,
dan memenuhi norma keselamatan dan kesehatan kerja.
(2) Tidak termasuk objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah tempat usaha/ kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah atau
Pemerintah Daerah
Penghapusan
Izin
Gangguan
ini
sesuai
dengan
Permendagri No. 19 Tahun 2017 tentang
Pencabutan
Permendagri No. 27 Tahun 2009 sebagaimana telah
diubah dengan Permendagri No. 22 Tahun 2016
Tentang
Pedoman
Penetapan
Izin
Gangguan
di
Daerah, dan ditindaklanjuti dalam SE No. 503/6491/SJ
Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Perizinan dan
Non Perizinan di Daerah.
Hal ini juga sejalan dengan Pasal 62 PP No. 24/2018
tentang Online Single Submission (OSS) dimana
sekarang Izin Gangguan dilebur dalam penyusunan
dokumen Amdal dan Upaya Pengelolaan Lingkungan –
Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL – UPL).
BAB VIIA - KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL YANG
BERKAITAN DENGAN PAJAK DAN RETRIBUSI
(
PASAL 156A DAN PASAL 156B)
2.
A. Pasal 156A
Dalam rangka pelaksanaan kebijakan fiskal nasional untuk:
- mendukung kemudahan berinvestasi,
- mendorong pertumbuhan industri dan/atau usaha yang berdaya saing tinggi,
- memberikan perlindungan dan pengaturan yang berkeadilan, maka
pemerintah dapat melakukan penyesuaian terhadap kebijakan pajak dan retribusi
yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
Kebijakan yang disesuaikan
berupa
:
1) Mengubah tarif Pajak (Provinsi dan Kabupaten/Kota) yang diatur dalam Pasal 2
UU PDRD dan tarif Retribusi yang diatur dalam Pasal 108 UU PDRD yang
berlaku secara nasional.
2) Mengawasi dan mengevaluasi Perda mengenai Pajak dan Retribusi yang
menghambat ekosistem investasi dan kemudahan dalam berusaha.
B. Pasal 156B
• Dalam
rangka
mendukung
kebijakan
kemudahan
berinvestasi,
gubernur/bupati/wali kota dapat memberikan insentif fiskal berupa
pengurangan, keringanan, dan pembebasan, atau penghapusan pokok
pajak dan/atau sanksinya kepada
pelaku usaha
di daerahnya dengan
diberitahukan kepada DPRD.
• Pemberian insentif dapat diberikan atas permohonan Wajib Pajak atau
secara jabatan dengan pertimbangan yang rasional.
• Pemberian insentif ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah
.
BAB VIIA - KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL YANG
BERKAITAN DENGAN PAJAK DAN RETRIBUSI
(
PASAL 156A DAN PASAL 156B)
2
Catatan :
Sebelum adanya UU Cipta Kerja ini
,
kewenangan Pemerintah Daerah
untuk memberikan insentif diatur dalam Pasal 278 UU No. 23 tahun 2014
tentang
Pemerintahan
Daerah
yang
pelaksanaannya
diatur
dalam
BAB VIII – PENGAWASAN DAN PEMBATALAN
PERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK &
RETRIBUSI
(PASAL 157, PASAL 158, PASAL 159, dan PASAL 159A)
3.
A. Pasal 157 –
Tambahan Ayat 5a
• Mengatur mengenai Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang
Pajak dan Retribusi yang telah disetujui bersama oleh pimpinan daerah
dan DPRD, harus disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri dan
Menteri Keuangan untuk dilakukan evaluasi.
• Evaluasi
dilakukan
untuk
menguji
kesesuaian
Raperda
dengan
kepentingan umum dan ketentuan perundang-undangan yang lebih
tinggi.
• Menteri Dalam Negeri dalam mengevaluasi Raperda berkoordinasi
dengan Menteri Keuangan.
Pada UU Cipta Kerja disisipkan Pasal 157 Ayat 5a (di antara Pasal 157
Ayat 5 dan Ayat 6)
, dimana dalam pelaksanaan koordinasi, Menkeu
melakukan evaluasi dari sisi kebijakan fiskal nasional.
B. Pasal 158
– Perubahan
Peraturan Daerah (Perda) yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Daerah,
harus disampaikan pada Mendagri dan Menkeu paling lambat 7 hari kerja
setelah ditetapkan
untuk dievaluasi,
apakah Perda bertentangan
dengan kepentingan umum, Peraturan Perundangan di atasnya, ataupun
terhadap kebijakan fiskal nasional.
Atas Perda yang telah ditetapkan namun belum sesuai
,
tidak lagi
diajukan pembatalan ke Presiden
(UU 28/2009),
TAPI
diperintahkan
kepada Kepada Daerah
untuk melakukan perubahan
dalam waktu 15
hari kerja.
Tidak ada lagi hak
bagi Kepala Daerah untuk
mengajukan keberatan
ke MA atas usulan pembatalan Perda
(UU 28/2009).
Sekarang
,
jika
Kepala Daerah tidak melakukan perubahan Perda sesuai usulan,
maka diberikan sanksi.
BAB VIII – PENGAWASAN DAN PEMBATALAN
PERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK &
C. Pasal 159
- Perubahan
Dalam UU Cipta Kerja, sanksi pelanggaran terhadap :
Pasal 157 Ayat (1) dan (2) (mengenai jangka waktu penyampaian
Raperda ke Mendagri dan Menkeu), serta
Pasal 158 Ayat 5 (mengenai jangka waktu melakukan perubahan Perda
sesuai rekomendasi Menkeu)
dikenakan sanksi berupa penundaan
Dana Alokasi Umum (DAU)
dan/atau Dana Bagi Hasil (DBH).
Sebelumnya dalam UU PDRD, sanksi
yang dikenakan berupa penundaan/pemotongan DAU, DBH atau restitusi
(UU No. 28/2009).
Pemberian sanksi oleh Menkeu dilaksanakan sesuai peraturan
perundang-undangan
,
dahulu diatur dengan PMK.
BAB VIII – PENGAWASAN DAN PEMBATALAN
PERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK &
D. Pasal 159A
– disisipkan di antara Pasal 159 dan Pasal 160
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah, pengawasan pelaksanaan Peraturan Daerah, dan pemberian
sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159, diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah
.
BAB VIII – PENGAWASAN DAN PEMBATALAN
PERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK &
No.
Keterangan
1 Pasal 141 Pasal 141
Jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah: Jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah:
a. a. b. c. d. b. e. c. d. 2 Pasal 144 Pasal 144 (1)
Retribusi Perizinan Berusaha terkait perikanan yang selanjutnya disebut Retribusi Izin Usaha Perikanan.
Objek Retribusi Izin Gangguan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141 huruf c adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau Badan yang dapat menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/atau gangguan, termasuk pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha secara terus-menerus untuk mencegah terjadinya gangguan ketertiban, keselamatan, atau kesehatan umum, memelihara ketertiban lingkungan, dan memenuhi norma keselamatan dan kesehatan Retribusi Izin Trayek; dan
Retribusi Izin Usaha Perikanan.
Retribusi Perizinan Berusaha terkait persetujuan bangunan gedung yang selanjutnya disebut Retribusi Persetujuan bangunan Gedung;
Retribusi Perizinan Berusaha terkait tempat penjualan minuman beralkohol yang selanjutnya disebut Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;
Retribusi Perizinan Berusaha terkait trayek yang selanjutnya disebut Retribusi Izin Trayek; dan
Menghapus Pasal 144
UU Cipta Kerja
UU PDRD
MATRIKS PERSANDINGAN KLASTER PERPAJAKAN
UNDANG-UNDANG PDRD & UU CIPTA KERJA
Perubahan : Penghapusan
Retribusi Izin Gangguan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol; Retribusi Izin Gangguan;
No.
UU PDRD
UU Cipta Kerja
Keterangan
3 Pasal 156A Pasal 156A
(1) (2) a. b. (3) (4)
Kebijakan fiskal nasional yang berkaitan dengan Pajak dan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
dapat mengubah tarif Pajak dan tarif Retribusi dengan penetapan tarif Pajak dan tarif Retribusi yang berlaku secara nasional; dan
pengawasan dan evaluasi terhadap Peraturan Daerah mengenai Pajak dan Retribusi yang menghambat ekosistem investasi dan kemudahan dalam berusaha.
Dalam rangka pelaksanaan kebijakan fiskal nasional dan untuk mendukung kebijakan kemudahan berinvestasi serta untuk mendorong pertumbuhan industri dan/atau usaha yang berdaya saing tinggi serta memberikan perlindungan dan pengaturan yang berkeadilan, Pemerintah sesuai dengan program prioritas nasional dapat melakukan penyesuaian terhadap kebijakan Pajak dan Retribusi yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
Sisipan di antara Bab VII
dan Bab VIII
BAB VII A KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL YANG BERKAITAN DENGAN PAJAK DAN RETRIBUSI
Sisipan / Pasal Tambahan
Penetapan tarif Pajak yang berlaku secara nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a mencakup tarif atas jenis Pajak Provinsi dan jenis Pajak Kabupaten/Kota yang diatur dalam Pasal 2.
Penetapan tarif Retribusi yang berlaku secara nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a mencakup objek
No.
UU PDRD
UU Cipta Kerja
Keterangan
(5) 4 Pasal 156B Pasal 156B (1) (2) (3) (4) (5) 4 Pasal 157 Pasal 157Dalam mendukung kebijakan kemudahan berinvestasi, gubernur/bupati/wali kota dapat memberikan insentif fiskal kepada pelaku usaha di daerahnya.
Insentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pengurangan, keringanan, dan pembebasan, atau penghapusan pokok pajak dan/atau sanksinya.
Insentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan atas permohonan wajib pajak atau diberikan secara jabatan oleh kepala daerah berdasarkan pertimbangan yang rasional.
Pemberian insentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberitahukan kepada DPRD dengan melampirkan pertimbangan kepala daerah dalam memberikan insentif fiskal tersebut.
Ketentuan mengenai tata cara penetapan tarif Pajak dan tarif Retribusi yang berlaku secara nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.
Sisipan / Pasal Tambahan
Pemberian insentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
No.
UU PDRD
UU Cipta Kerja
Keterangan
(2) (2) (3) (3) (4) (4) (5) (5) (5a) (6) (6)Gubernur melakukan evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk menguji kesesuaian Rancangan Peraturan Daerah dengan ketentuan Undang-Undang ini, kepentingan umum, dan/atau peraturan perundang-undangan lain yang lebih tinggi.
Menteri Dalam Negeri melakukan evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk menguji kesesuaian Rancangan Peraturan Daerah dengan ketentuan Undang-Undang ini, kepentingan umum, dan/atau peraturan perundang-undangan lain yang lebih tinggi.
Rancangan Peraturan Daerah kabupaten/kota tentang Pajak dan Retribusi yang telah disetujui bersama oleh bupati/wali kota dan DPRD kabupaten/kota sebelum ditetapkan disampaikan kepada gubernur, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Keuangan paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal persetujuan dimaksud.
Hasil evaluasi yang telah dikoordinasikan dengan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat berupa persetujuan atau penolakan.
Dalam pelaksanaan koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Menteri Keuangan melakukan evaluasi dari sisi kebijakan fiskal nasional.
Hasil evaluasi yang telah dikoordinasikan dengan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat berupa persetujuan atau penolakan.
Menteri Dalam Negeri dan gubernur dalam melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) berkoordinasi dengan Menteri Keuangan.
Menteri Dalam Negeri dan gubernur dalam melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) berkoordinasi dengan Menteri Keuangan.
Gubernur melakukan evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk menguji kesesuaian Rancangan Peraturan Daerah dengan ketentuan Undang-Undang ini, kepentingan umum, dan/atau peraturan perundang-undangan lain yang lebih tinggi.
Menteri Dalam Negeri melakukan evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk menguji kesesuaian Rancangan Peraturan Daerah dengan ketentuan Undang-Undang ini, kepentingan umum, dan/atau peraturan perundang-undangan lain yang lebih tinggi.
Rancangan Peraturan Daerah kabupaten/kota tentang Pajak dan Retribusi yang telah disetujui bersama oleh bupati/wali kota dan DPRD kabupaten/kota sebelum ditetapkan disampaikan kepada gubernur, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Keuangan paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal persetujuan dimaksud.
Sisipan / Penambahan
No.
UU PDRD
UU Cipta Kerja
Keterangan
(7) (7) (8) (8) (9) (9) (10) (10) 5 Pasal 158 Pasal 158 (1) (1)Dalam hal hasil evaluasi berupa penolakan sebagimana dimaksud pada ayat (6), Rancangan Peraturan Daerah dimaksud dapat diperbaiki oleh gubernur, bupati/wali kota bersama DPRD yang bersangkutan, untuk kemudian disampaikan kembali kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan untuk Rancangan Peraturan Daerah provinsi dan kepada gubernur dan Menteri Keuangan untuk Rancangan Peraturan Daerah kabupaten/kota.
Dalam hal hasil evaluasi berupa penolakan sebagimana dimaksud pada ayat (7), Rancangan Peraturan Daerah dimaksud dapat diperbaiki oleh gubernur, bupati/wali kota bersama DPRD yang bersangkutan, untuk kemudian disampaikan kembali kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan untuk Rancangan Peraturan Daerah provinsi dan kepada gubernur dan Menteri Keuangan untuk Rancangan Peraturan Daerah kabupaten/kota.
Hasil evaluasi berupa penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) disampaikan dengan disertai alasan penolakan.
Hasil evaluasi berupa penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disampaikan dengan disertai alasan penolakan.
Dalam hal hasil evaluasi berupa persetujuan sebagimana dimaksud pada ayat (6), Rancangan Peraturan Daerah dimaksud dapat langsung ditetapkan.
Dalam hal hasil evaluasi berupa persetujuan sebagimana dimaksud pada ayat (7), Rancangan Peraturan Daerah dimaksud dapat langsung ditetapkan.
Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) disampaikan oleh Menteri Dalam negeri kepada gubernur untuk Rancangan Peraturan Daerah provinsi dan oleh gubernur kepada bupati/wali kota untuk Rancangan Peraturan Daerah kabupaten/kota dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Daerah dimaksud dengan tembusan kepada Menteri Keuangan.
Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disampaikan oleh Menteri Dalam negeri kepada gubernur untuk Rancangan Peraturan Daerah provinsi dan oleh gubernur kepada bupati/wali kota untuk Rancangan Peraturan Daerah kabupaten/kota dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Daerah dimaksud dengan tembusan kepada Menteri keuangan.
Peraturan Daerah yang telah ditetapkan oleh
gubernur/bupati/walikota disampaikan kepada Menteri Dalam Penambahan
Peraturan Daerah yang telah ditetapkan oleh gubernur/bupati/wali kota disampaikan kepada Menteri Dalam
No.
UU PDRD
UU Cipta Kerja
Keterangan
(2) (2) (3) (3) (4) (4) (5) (5) (6) (6) Perubahan peraturan Perubahan bunyi kalimat Perubahan bunyi kalimatJika dalam waktu 15 (lima belas) hari kerja, gubernur/bupati/wali kota tidak melakukan perubahan atas Peraturan Daerah
tersebut, Menteri Dalam Negeri menyampaikan rekomendasi pemberian sanksi kepada Menteri Keuangan.
Paling lama 7 hari kerja setelah keputusan pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Kepala Daerah harus memberhentikan pelaksanaan Peraturan Daerah dan selanjutnya DPRD bersama Kepala Daerah mencabut Peraturan Daerah dimaksud.
Perubahan peraturan Keputusan pembatalan Peraturan Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lama 60 hari kerja sejak diterimanya Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Dalam hal Peraturan Daerah bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Menteri Keuangan merekomendasikan pembatalan Peraturan Daerah dimaksud kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri.
Penyampaian rekomendasipembatalanoleh Menteri Keuangan kepada Menteri Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan paling lambat 20 (dua puluh) hari sejak tanggal diterimanya Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Berdasarkan rekomendasi pembatalan yang disampaikan oleh Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri mengajukan permohonan pembatalan Peraturan Daerah dimaksud kepada Presiden.
Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan melakukan evaluasi Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota tentang Pajak & Retribusi yang telah berlaku untuk menguji kesesuaian antara Peraturan Daerah dimaksud dengan kepentingan umum serta antara ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan kebijakan fiskal nasional.
Penyampaian rekomendasi perubahan Peraturan Daerah oleh Menteri Keuangan kepada Menteri Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan paling lambat 20 hari kerja sejak tanggal diterimanya Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Berdasarkan rekomendasi perubahan Peraturan Daerah yang disampaikan oleh Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri memerintahkan gubernur/bupati/wali kota untuk melakukan perubahan Peraturan Daerah dalam waktu 15 hari kerja. Dalam hal berdasarkan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Peraturan Daerah bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, dan/atau kebijakan fiskal nasional, Menteri Keuangan merekomendasikan dilakukannya perubahan atas Peraturan Daerah dimaksud kepada Menteri Dalam Negeri.
Perubahan peraturan
No.
UU PDRD
UU Cipta Kerja
Keterangan
(7) (8) (9) 6 Pasal 159 Pasal 159 (1) (1) (2) (2) Perubahan peraturan Perubahan peraturan Jika provinsi/kabupaten/kota tidak dapat menerima keputusanpembatalan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dengan alasan-alasan yang dapat dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, Kepala Daerah dapat mengajukan keberatan kepada Mahkamah Agung.
Perubahan peraturan Jika keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dikabulkan
sebagian atau seluruhnya, putusan Mahkamah Agung tersebut menyatakan Peraturan Presiden menjadi batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum.
Jika Pemerintah tidak mengeluarkan Peraturan Presiden untuk membatalkan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Peraturan Daerah dimaksud dinyatakan berlaku.
Pelenggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157 ayat (1) dan ayat (2), serta Pasal 158 ayat (5) oleh Daerah dikenakan sanksi berupa penundaan atau pemotongan Dana Alokasi Umum dan/atau Dana Bagi Hasil.
Perubahan kalimat
Tata cara pelaksanaan penundangaan atau pemotongan Dana Alokasi Umum dan/atau Dana Bagi Hasil atau restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 158 ayat (1) dan ayat (6) oleh Daerah dikenakan sanksi berupa penundaan atau pemotongan Dana Alokasi Umum dan/atau Dana Bagi hasil atau restitusi.
Pemberian sanksi oleh Menteri Keuangan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Perubahan peraturan
No.
UU PDRD
UU Cipta Kerja
Keterangan
7 Pasal 159A Pasal 159A
a.
b.
c.
diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Sisipan / Pasal Tambahan Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara:
evaluasi Rancangan Peraturan Daerah mengenai Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157;
pengawasan pelaksanaan Peraturan Daerah mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan aturan pelaksanaannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158; dan