• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono: yaitu fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi keluarga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono: yaitu fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi keluarga"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ELAMA kurun 15 tahun, sebagai sebuah Yayasan yang lahir, tumbuh, berkembang dan mengabdi untuk masyarakat, khususnya keluarga-keluarga Indonesia yang perlu ditingkatkan kualitasnya agar dapat mandiri, sehingga kelak dapat membantu memandirikan keluarga-keluarga lainnya, me-mang tidak mudah. Namun, Yayasan Damandiri mampu membuktikannya.

Yayasan yang lahir dari embrio pemikiran seorang warga bangsa bernama HM Soeharto, yang secara kebetulan saat itu mendapat amanah rakyat menjadi Presiden Republik Indonesia kedua. Bersama Prof Dr Haryono Suyono, yang saat itu selaku Kepala Badan Koordinasi Keluar-ga Berencana Nasional (BKKBN), memikirkan bagaimana membangun manusia Indonesia seutuhnya, yang tidak bisa dilakukan oleh pemerintah sendirian.

“Maka kemudian, karena program BKKBN itu program keluarga bahagia sejahtera, dita-warkanlah untuk menjadikan keluarga dijadikan semacam laboratorium untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya,” kata Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono, di kantornya di wilayah Kuningan, Jakarta Selatan.

Selanjutnya, lanjut Haryono, keluarga dijadikan semacam institusi sekolah. Karena yang namanya ke-luarga mempunyai de-lapan fungsi, mulai dari fungsi agama sampai fungsi lingkungan hidup. Maka fungsi keluarga itu harus diperkuat. Perkuat-an itu dimulai dari fungsi yang paling lemah, sehingga keluarga itu dapat mandiri,

yaitu fungsi ekonomi. Fungsi ekono-mi keluarga inilah dise-tujui Pendiri harus diper-kuat, di sam-ping fungsi reproduksi. Karena fungsi r e p r o d u k s i yang sudah ber-jalan dengan program ke-l u a r g a

Ketua Yayasan Damandiri

Prof Dr Haryono Suyono:

Posdaya

Mengembangkan

Modal

Sosial dan Budaya Bangsa

Lima belas tahun sudah Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) melaksanakan visi

dan misinya sejak 15 Januari 1996 silam. Selama itu pula telah membantu pemerintah dalam

pembangunan nasional, melalui peningkatan sumberdaya manusia agar tercapai manusia

seutuhnya. Walaupun usia Yayasan Damandiri masih tergolong muda jika diukur usia manusia,

karena ia masih remaja, namun perannya dalam peningkatan kesejahteraan keluarga-keluarga di

Indonesia sangat luar biasa.

S

Prof Dr Haryono Suyono

(2)

berencana (KB), tetapi fungsi ekonominya belum diperkuat. Cara memperkuatnya dengan me-nabung, dan kemudian diberikan kredit.

Ia mengungkapkan, karena keluarga yang sudah menjadi akseptor KB itu banyak, waktu itu sudah mendekati 60 persen, maka itu yang didahulukan agar ekonominya kuat. Oleh karenanya keluarga-keluarga tersebutlah yang diprioritaskan sebagai penabung dan memper-oleh kredit. Tujuannya agar setelah mereka agak kaya (mampu) bisa menghidupkan fungsi ke-luarga lainnya, seperti menyekolahkan anaknya, dan sebagainya.

Program-program terse-butlah, ujar Haryono, yang selanjutnya dilanjutkan Yayasan Damandiri. ”Pro-gram-program Damandiri satu sama lain saling terkait dan berkesinambungan, serta dikaitkan dengan program pemerintah. Karena memang program Damandiri itu bertu-juan untuk membantu pro-gram-program pemerintah,” ujarnya, seraya menambah-kan bahwa program Daman-diri tidak lain mengembang-kan dari pada people centred de-velopment (manusia sebagai central pembangunan).

”Dalam membangun ma-nusia seutuhnya tersebut setiap kali harus di-sempurnakan, dan kalau manusia harus menca-kup ke delapan sasaran target millennium develop-ment goals (MDGs) itu. Bedanya sarasan target MDGs dengan delapan fungsi itu adalah disa-saran fungsi target MDGs tidak ada agama, karena masyarakat internasional itu tidak mau campur dalam hal agama. Tetapi diganti dengan target ke delapan, yaitu kerja sama internasional,” jelasnya.

Visi Pendiri

Sejak era kemerdekaan, 17 Agustus 1945, bang-sa Indonesia mulai mengisi kemerdekaannya.

AYASAN Damandiri banyak membantu anak-anak keluarga kurang mampu secara ekono-mi hingga menjadi sarjana. Pada awalnya anak-anak keluarga miskin yang duduk di kelas tiga sekolah me-nengah atas maupun yang sederajat diberi bantuan untuk mendapatkan kesempatan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi yang diinginkannya. Dalam hal ini Damandiri membe-rikan bantuan uang untuk membeli formulir pendaftaran dan uang biaya hidup selama mengikuti seleksi. Setelah anak keluarga kurang mampu tersebut berhasil lulus seleksi dan masuk perguruan tinggi, Damandiri melanjutkan bantuannya dengan memberikan bantuan Sumbangan Pendidikan dan Pengajaran (SPP).

”Bantuan tersebut tidak berhenti sampai di situ saja, tetapi dilanjutkan

dengan pemberian bantuan bagi mahasiswa asal keluarga kurang mampu tersebut yang berhasil lulus sarjana dan meneruskan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,” ujar Haryono.

Ia menambahkan, untuk jenjang pascasarjana atau strata 2 (S2), Damandiri memberikan bantuan biaya penyusunan tesis. Sedangkan bagi mereka yang akan melanjutkan ke jenjang S3, Yayasan memberikan bantuan untuk penyususnan desertasi. Haryono mengungkapkan, hingga usia pengabdiannya ke 15 tahun, Damandiri telah memberikan bantuan pendidikan berupa SPP kepada ribuan mahasiswa S1 dan ratusan mahasiswa S2 maupun S3. Para penerima bantuan pendidikan tersebut setelah lulus sarjana baik S1, S2 maupun S3 mem-berikan ”kenang-kenangan” kepada

Damandiri berupa karya-karya skripsi, tesis maupun disertasinya. ”Semua karya-karya mereka itu didokumentasi-kan oleh Damandiri melalui perpusta-kaan, sehingga dapat dibaca dan ber-manfaat bagi anak-anak keluarga lain-nya, masyarakat serta untuk pemba-ngunan bangsa,” ujarnya bangga.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, setelah anak-anak keluarga miskin tersebut berhasil meraih S3 kemudian dikembalikan lagi kepada keluarga masing-masing. Tujuannya agar mereka ganti membantu keluarganya setelah berhasil meraih pendidikan yang tinggi. ”Damandiri tidak berharap apa-apa dari mereka. Yang penting telah dapat me-ngantar mereka, sehingga mereka kini dapat membantu keluarga-keluarga In-donesia lainnya, dan begitu seterusnya,” tutur peraih S1, S2 dan S3 hanya dalam 3 tahun di Universitas Chicago, AS.

Haryono menambahkan, bukan hanya anak sekolah dari keluarga kurang mampu saja yang mendapat bantuan

Bantu Keluarga

Kurang Mampu

Y

Perguruan tinggi menjadi mitra strategis dalam mendaratkan Program Posdaya.

(3)

Demikian pula dengan HM Soeharto yang juga tengah mengemban amanah selaku Presiden me-nyegarkan kembali upaya mengisi kemerdekaan tersebut. Seperti yang dilakukan melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun-an (Repelita).

Pada tahun 1980-an akhir pembangunan yang mengandalkan tetesan dari keberhasilan

pembangunan ekonomi dirasakan mandeg

(ber-henti). Akibatnya tetesannya menjadi melemah, sehingga tidak terlalu mencapai pada pemera-taan yang dikehendaki. Kemudian digagas dengan pendekatan langsung kepada keluarga, yaitu Instruksi Presiden (Inpres) Desa Tertinggal (IDT) dan Takesra, Kukesra.

Dalam perjalanan pelaksanaannya, karena Takesra dan Kukesra yang dijalankan BKKBN tidak dilanjutkan, maka program tersebut diteruskan Yayasan Damandiri dengan nama Program Pusaka Mandiri (Pundi).

”Program Pundi ini merupakan kelanjutan dari program pemberdayaan sumberdaya manusia yang dilakukan kepada anak-anak keluarga miskin untuk melanjutkan pendidikan-nya. Setelah anak-anaknya diberdayakan pendidikannya, Damandiri meneruskan dengan program Pundi. Melalui Pundi para orangtua yang anak-anaknya telah memperoleh bantuan pendidikan tersebut mendapatkan penguatan permodalan usaha produktif,” urai Haryono.

Hal ini, kata lelaki kelahiran Pacitan, 6 Mei 1938 silam ini, dimaksudkan melalui usaha yang dikelolanya tersebut para orangtua akan dapat

membiayai meneruskan pendidikan anak-anaknya hingga setinggi mungkin.

Menurutnya, upaya pemberdayaan kepada keluarga seperti itulah yang dilakukan sejak awal Yayasan Damandiri berdiri, sekaligus menjalan-kan komitmen membangun manusia seutuhnya, namun secara tidak langsung. Komitmen mem-bangun manusia seutuhnya tersebut dilakukan lewat keluarga. Pada keadaan rescue (darurat) pertama ada yang diberikan berupa bantuan pendidikan (semacam beasiswa) lewat Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) maupun melalui sekolah, dan sebagainya.

Pemberian bantuan pendidikan ini lebih dimaksudkan untuk mengingatkan semua pihak agar mau membantu keluarga-keluarga kurang mampu tersebut. Sehingga dengan kepedulian semua pihak, keluarga-keluarga yang tadinya kurang mampu setelah mandiri dapat menolong keluarga-keluarga lainnya menjadi sejahtera.

Melalui model pemberdayaan dengan ke-luarga-keluarga sebagai sasaran utamanya, Damandiri berharap ke depan akan semakin banyak keluarga-keluarga Indonesia memberi-kan partispasinya membantu keluarga-keluarga kurang mampu agar menjadi sejahtera dan man-diri. Dengan semakin bertambahnya keluarga-keluarga Indonesia sejahtera, maka akan ber-dampak besar terhadap peningkatan partisipasi bagi upaya membangun bangsa menuju kemak-muran yang adil dan merata serta terwujudnya manusia seutuhnya.

pendidikan, tetapi para bidan desa juga dibe-rikan dukungan untuk melanjutkan pendidik-annya ke jenjang di-ploma baik D1, D2 maupun D3. Hal ini dimaksudkan agar bidan desa yang tadinya hanya lulusan setingkat sekolah lanjutan atas dapat menempuh pendi-dikan ke jenjang berikut-nya. Sehingga dapat me-nambah tingkat

keilmu-an ykeilmu-ang bermkeilmu-anfaat untuk melengkapi pengalaman yang selama ini dimilikinya. Dengan pendidikan yang lebih tinggi juga akan membantu meningkatkan nilai kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat. Seiring meningkatnya pe-layanan berkualitas yang diberikannya tersebut, maka dengan sendirinya akan mengangkat pula pendapatan yang diperolehnya.

Daerah-daerah yang bidannya telah mendapat bantuan Damandiri adalah bidan di Provinsi Jawa Tengah, serta lainnya. Bahkan sudah ada kabupaten yang di setiap desanya sudah ada bidan yang siap memberikan pelayanan ke-sehatan terbaiknya bagi ibu dan anak keluarga-keluarga Indonesia di pedesa-an. Salah satunya, terdapat di Kabupen Sukabumi, Jawa Barat.

Dengan semakin meningkatnya kualitas pelayanan yang diberikan bidan yang kini telah meningkat kelasnya berkat bantuan Damandiri, anak-anak dan ibu bayi di desa-desa pun menjadi meningkat derajat ke-sehatan. Dengan demikian akan mem-bantu mengurangi angka kematian ibu dan bayi yang tercatat masih tinggi. HAR

Mencicipi hasil produk makanan kader Posdaya di Kulonprogo bersama Ketua TP PKK Kab Solok Hj Erlinda.

(4)

Pengembangan SDM

Dalam program pengembangan SDM, utamanya di universitas atau perguruan tinggi itu dimaksudkan untuk melatih agar universi-tas/perguruan tinggi itu mengalami bagaimana memproses pemberdayaan masyarakat.

Menurut Haryono, hal itu perlu dilakukan karena perguruan tinggi tidak punya pemberdayaan masyarakat sehingga waktu itu diperkenalkan program mahasiswa, lalu sekolah. Ini dimaksudkan agar sekolah menjadi agent of social changes (agen perubahan) dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Karena sekolah itu biasanya merupakan suatu institusi tertutup.

Pakar sosiologi dan kependudukan ini memberi contoh, seperti Program SPP untuk mahasiswa sebetulnya merupakan program pancingan, supaya mahasiswa bergaul dengan masyarakat. Kemudian setelah mendapat SPP

sudah menjadi barisan pendukung program Damandiri, sehingga mempermudah dalam pelaksanaan tugas-tugas pemberdayaan masyarakat yang digagas Damandiri.

”Jadi program SDM itu sebenarnya adalah program-program yang pada akhirnya merupakan program untuk menempatkan lembaga-lembaga perguruan tinggi, sekolah itu menjadi lebih terbuka,” ujarnya.

Menurutnya, tidak saja menjadi lembaga sekolah yang tertutup dengan dinding-dinding, tetapi lebih open (terbuka) kepada masyarakat. Karena kemudian yang diperkenalkan Damandiri adalah siswa maupun mahasiswa yang miskin. Sehingga di sekolah maupun perguruan tinggi mengenali siswa maupun mahasiswa miskin. Tapi miskinnya bukan miskin di sekolah tetapi di rumahnya.

Melalui program ini, Haryono menyebut,

me-ERSAMA mitra-mitranya, Ya-yasan Damandiri merespon upa-ya menyegarkan kembali modal sosial seperti yang tertuang dalam pe-tunjuk formal dari pemerintah berupa Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2010. Respon tersebut dilakukan melalui kegiatan KKN Tematik Posdaya.

Haryono mengatakan, program KKN Tematik Posdaya yang dimulai sebelum Instruksi Presiden itu diter-bitkan pada tanggal 21 April 2010 lalu, menempatkan upaya penanggulang-an kemiskinpenanggulang-an berbasis keluarga. Dpenanggulang-an seiring dengan Inpres itu, selama ta-hun 2010 para mahasiswa dari berba-gai perguruan tinggi, didampingi do-sen pembimbingnya, dengan kerja

sama pemerintah daerah dan Yayasan Damandiri, telah melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya.

KKN tersebut, ujar Kepala BKKBN era 1980-an-1990-an yang sukses dengan program keluarga berencana (KB) ini, merupakan upaya mengiringi Instruksi tersebut bukan dengan berpidato, tetapi kerja keras membantu keluarga di pede-saan menghidupkan kembali modal sosial melalui kerja gotong royong. Para mahasiswa menyegarkan budaya saling peduli dan tolong menolong mengen-taskan keluarga miskin atau keluarga termarginal lainnya melalui pemberda-yaan dan kerja keras.

Lebih lanjut ia memaparkan, upaya

KKN Tematik Posdaya itu ternyata membawa manfaat yang sangat besar kepada para mahasiswa maupun dosen pembimbing dalam memahami dinamika masyarakat di pedesaan. Oleh karenanya, ujar Kepala BKKBN era 1980-an hingga 1990-an yang sukses dengan program KB-nya, Menteri Pendidikan Nasional akhirnya memberikan pesan agar ke-giatan KKN Tematik Posdaya dijadi-kan modul Tri Dharma Perguruan Tinggi. Guna lebih memperkuat mahasiswa dan dosen pembimbing untuk memberikan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan.

Yang akhirnya, menurut Prof Haryono, bakti sosial pro rakyat sebagai upaya penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga, penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, usaha mikro dan kecil serta membantu rakyat menuntaskan sasaran MDGs.

”Upaya mengembangkan modal sosial dan budaya bangsa yang sekali-gus diantar dengan petunjuk formal be-rupa Inpres nomor 3 tahun 2010 itu, akan menjadi tema sentral dalam upaya pembangunan di tahun 2011,” terang Ketua Yayasan Damandiri yang kini mau berusia 73 tahun.

Sekali lagi, ia menegaskan, upaya ini sejalan dengan tema peringatan Hari Ulang Tahun Yayasan Damandiri yang

Merespon Inpres

Nomor 3 Tahun 2010

B

Prof Dr Haryono Suyono disaksikan Bupati Kulonprogo Drs H Toyo Santoso Dipo berdialog dengan ibu anak balita.

(5)

rupakan suatu perke-nalan agar sekolah-sekolah maupun per-guruan-perguruan tinggi membicarakan mengenai siswa maupun maha-siswa miskin yang akhir-nya peduli kepada ke-luarga-keluarga yang mempunyai masalah-masalah sosial atau miskin. Sehingga

kemu-dian muncul wareness

(kesadaran), perhatian,

dan kepedulian. Untuk itu Damandiri memper-kenalkan peduli sesama anak bangsa.

KKN Tematik

Setelah sekolah maupun perguruan tinggi/

universitas itu berpengalaman setahun hingga dua tahun baru dilanjutkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN itu artinya bahwa pengentasan melalui pemberdayaan tidak boleh menunggu tetapi harus menjemput bola. Jadi ke 15 yang dipusatkan pada upaya

men-dukung pengembangan 700.000 – 750.000 Posdaya di desa dan pedukuhan di seluruh Indonesia. Upaya ini akan dimulai dengan pelaksanaan Lokakarya yang akan diselenggarakan oleh Menteri Pendidikan Nasional untuk para Rektor, lembaga pemberdayaan dan penelitian di berbagai perguruan tinggi. Lokakarya ini merupakan upaya untuk meningkat-kan komitmen perguruan tinggi dalam KKN Tematik Posdaya serta memberi-kan dukungan operasional geramemberi-kan KKN selama tahun 2011.

Sejalan dengan itu, Haryono menye-butkan, telah berkembang kesepakatan antara Menteri Pertanian RI, Ketua Tim Penggerak PKK dan organisasi sosial ke-masyarakatan untuk terjun langsung di pedesaan dalam mengisi Posdaya de-ngan program-program yang peduli ter-hadap perempuan, kesehatan ibu hamil dan melahirkan serta peningkatan gizi untuk ibu hamil dan anak-anak balita.

”Kebun Bergizi akan dikembangkan sebagai sarana utama untuk membangun keluarga bergizi,” ujarnya. Kegiatan ini diharapkan mendorong diversifikasi pangan serta pemberian gizi yang diperlukan untuk menurunkan kematian ibu hamil serta membantu tumbuh kembangnya anak balita dengan baik.

Haryono menandaskan, dari ri-buan Posdaya yang telah berkembang diharapkan bisa dipilih ratusan Posdaya untuk dikembangkan sebagai pusat pelatihan bagi pendatang-pendatang baru yang membangun

Posdaya secara mandiri.

Lebih dari itu, berbagai perusahaan yang telah bersedia membantu melalui kegiatan Corporate Social Responsibilities

(CSR) akan mulai ikut membentuk, mengisi dan mengembangkan Posdaya sebagai forum keluarga memberi perha-tian serta memberdayakan keluarga tertinggal secara sungguh-sungguh dan mandiri.

Di samping itu, tambah suami Hj Hasinah Astuty ini, ribuan Posdaya telah siap pula membangun koperasi atau usaha bersama untuk meningkat-kan usaha mikro atau kecil dalam rang-ka meningrang-katrang-kan kemampuan ekonomi untuk membangun kemandirian dan kesejahteraan.

Program ini, kata Haryono, diharap-kan mendapat dukungan dari upaya fi-nancial inclusion yang dikembangkan berbagai bank dalam mendukung pe-nyediaan kredit untuk keluarga yang baru bangkit. Serta kelompok yang biasanya lepas dari perhatian.

Sementara itu, ia mengungkapkan, lembaga-lembaga koperasi yang biasa-nya bergerak dalam bidang ekonomi mulai mendukung pengembangan Pos-daya melalui pembangunan berkeadilan, mendukung upaya penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga, berbasis pemberdayaan masyarakat serta menun-taskan sasaran dan target-target MDGs. ”Damandiri sadar bahwa untuk menggerakan kepedulian sesama anak bangsa tidak cukup dengan mahasiswa, tetapi juga rakyat biasa harus

digerak-kan. Caranya menggerakan ternyata seperti dicontohkan anggota kelom-pok Posdaya yang melakukan kegiat-an Posdaya di daerah pengungsikegiat-an musibah Gunung Merapi di Yogya-karta. Di sinilah membuktikan bahwa modal sosial gotongroyong ternyata bisa hidup kembali,” urainya.

Ditambahkan, kegiatan pemberda-yaan melalui Posdaya ibarat menya-tukan lidi menjadi sapu. Dengan menyatukan kebersamaan keluarga-keluarga dapat mendorong sikap ber-gotong royong menjadi lebih kuat. Sehingga akan memudahkan kegiatan keluarga-keluarga di pedesaan mau-pun perkotaan dalam melaksanakan dan mengembangkan berbagai ke-giatan pemberdayaan untuk mening-katkan kualitas sumberdaya manusia serta meningkatkan derajat dan taraf hidup keluarga secara lebih adil dan merata. ”Yang pada akhirnya pula me-wujudkan harapan dari pembangun-an mpembangun-anusia seutuhnya,” katpembangun-anya.

Damandiri selama 15 tahun sudah membuktikan pula bahwa keluarga kurang mampu dan anaknya bisa diasah. Mereka merupakan mutiara-mutiara bangsa yang belum diasah. ”Melalui berbagai program pember-dayaan keluarga baik di bidnag pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan, Damandiri membuk-tikan bahwa mereka bisa menjadi mutiara-mutiara bangsa yang se-sungguhnya,” ujarnya pada akhir perbincangannya. HAR

Prof Dr Haryono Suyono bersama mahasiswa KKN Tematik Posdaya di lapangan.

Referensi

Dokumen terkait

Pile caps adalah komponen struktur yang digunakan untuk menghubungkan kolom dengan pondasi yang berfungsi untuk menyebarkan beban vertikal dan momen ke semua

Untuk menghadapi kekuatan Jepang dan Sekutu pemerintah Indonesia membentuk Badan Kemanan Rakyat ( BKR ) pada tanggal 22 Agustus 1945 yang berada di bawah wewenang KNIP.. Oleh

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif puncak utama

tahapan yang penulis lakukan dalam menerapkan ide ke dalam produk yang akan diciptakan, yakni dengan menggunakan bentuk daun monstera untuk diterapkan pada produk

ermainan akan menstimulasi daya piker, imajinasi, fantasinya untuk  men$iptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya. ada saat melakukan permainan, anak juga

Perubahan pembangunan tangki menjadi $ 30.000 menyebabkan perbedaan rute pengiriman.. perubahan Biaya Rendah dan Rata - Rata untuk Pembangunan Tangki. Pengiriman tetap dilakukan

Pada penelitian ini membahas bagaimana teknik datamining diimplementasikan pada perusahaan retail, yaitu UD Subur Baru yang bergerak dibidang perdagangan furniture

Solusi Kerusakan seperti ini dapat terjadi jika rangkaian horizontal pada IC utama tidak rusak (bekerja), tapi bagian gambar dan suara mengalami?. Kerusakan bukan pada