• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DATA. Dibawah ini merupakan data-data yang bersifat kuantitatif yang diperoleh sebagai berikut ; Profil Universitas Mercubuana Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DATA. Dibawah ini merupakan data-data yang bersifat kuantitatif yang diperoleh sebagai berikut ; Profil Universitas Mercubuana Jakarta"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III DATA 3.1. Data

Dibawah ini merupakan data-data yang bersifat kuantitatif yang diperoleh sebagai berikut ;

3.1.1. Profil Universitas Mercubuana Jakarta

Gambar 3.1. Logo Universitas Mercu Buana

Dilatar belakangi dengan pengalamannya sebagai guru di Perguruan Taman Siswa, Pematang Siantar, Sumatera Utara. H. Probosutedjo mendirikan Akademi Wiraswasta Dewantara (AWD) pada tanggal 10 Nopember 1981. Peresmian AWD dilakukan oleh almarhum Bapak H. Adam Malik, Wakil Presiden RI saat itu. Dewantara diambil dari nama tokoh Pendidikan Nasional, yaitu Ki Hajar Dewantara.

Keberhasilan yang dicapai dalam pengembangan penyelenggaraan pendidikan semakin mendorong semangat segenap sivitas akademika untuk terus mengupayakan penyempurnaan pada setiap bidang kegiatan dengan melakukan koreksi, intropeksi dan mencari umpan balik guna lebih mengokohkan sistem penyelenggaraan pendidikan. Seiring berkembangnya institusi hingga sekarang ini tidak terlepas dari beragam aktivitas kegiatan mahasiswa yang diorganisir dari dalam kampus.

(2)

3.1.2. Profil Akademik / Jurusan

Jurusan yang dimiliki Universitas Mercu Buana Jakarta ada 16 jurusan yang merupakan bagian dari 6 (enam) fakultas yang antara lain;

1. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan • Teknik Sipil

• Teknik Arsitektur • Desain Interior

• Desain Grafis & Multimedia 2. Fakultas Teknologi Industri

• Teknik Mesin • Teknik Elektro • Teknik Industri 3. Fakultas Ekonomi • Manajemen • Akutansi

4. Fakultas Ilmu Komunikasi • Public Relations

• Marketing Communication & Advertising • Visual Communication

• Broadcasting 5. Fakultas Psikologi

• Psikologi

6. Fakultas Ilmu Komputer • Teknik Informatika • Sistem Informasi

(3)

3.1.3. Karakteristik Mahasiswa

Jika dikaitkan dengan tema yang diangkat, perancang membuat kesimpulan analisa dari tabel survei (data terlampir) tentang karakteristik pakaian dari seluruh mahasiswa di Universitas Mercu Buana Jakarta sesuai dengan tingkatan kelas (reguler dan karyawan) serta fakultas dan jurusan.

3.1.4. Kelas Reguler

Secara umum karakter berpakaian lebih terlihat santai dan casual dengan T-shirt sebagai pakaian paling dominan. dari sisi usia mereka berada dikisaran usia 21-23 tahun, dimana masa-masa tersebut sebagai pencarian karakter dan jati diri sehingga gaya dan perilaku sering berubah-ubah dan selalu mencari hal yang baru dan ini berpengaruh pada cara berpakaian mereka hal ini juga di dasari oleh faktor sosial budaya serta musik yang menjadi cikal bakal munculnya fenomena distro di tanah air.

3.1.5. Kelas Karyawan

Faktor utama adalah pengaruh usia dimana rata-rata berusia 25-35 tahun. dan pengalaman hidup dan bekerja yang dimiliki mahasiswa kelas karyawan secara umum lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa kelas reguler, pada kelas ini misalnya, ada beberapa mahasiswanya yang sudah memiliki keluarga dan bekerja diperusahaan yang selalu menuntut berpakaian yang sopan dan rapi hingga pada akhirnya menjadi suatu kebiasaan sehingga sulit untuk merubah cara mereka seperti yang dilakukan oleh mahasiswa kelas reguler. namun tidak sedikit pula kesan santai masih banyak dijumpai dari mahasiswa kelas karyawan seperti halnya T-shirt berkerah yang sering kita sebut dengan Polo Shirt.

Dan dari tabel terlampir bisa dilihat bahwa memang ada perbedaan jelas yang disebabkan oleh faktor utama yaitu berbedanya kelompok kelas (Reguler dan Karyawan) yang disebabkan oleh usia, pengalaman dan pergaulan.

(4)

3.1.6. Karakteristik Warna

Warna yang digunakan secara resmi untuk lembaga di Universitas Mercu Buana Jakarta pun berbeda-beda mulai dari fakultas hingga ke unit kegiatan mahasiswanya. Adapun warna yang digunakan menurut buku panduan Graphic Standard Manual Universitas Mercu Buana Jakarta adalah sebagai berikut:

Warna Ciri Warna Kode Warna

Primer 1 100C 80M / P287C Primer 2 80C / P299C Primer 3 50C 100Y / P375C Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan

100C / Blue Process

(5)

Fakultas Teknik Industri 100C 100M / Dark Blue P280C Fakultas Psikologi 60C 80M / P2583C Fakultas Ilmu Komunikasi 100M 80Y / Process Warm Red Fakultas Ekonomi 30M 100Y / P287C

Gambar 3.2. Tabel Karakteristik Warna

3.1.7. Profil Unit Kegiatan Mahasiswa

Pada umumnya unit kegiatan mahasiswa yang ada di sebuah institusi pendidikan adalah sebagai wadah aktivitas untuk mengembangkan minat dan bakat bagi para mahasiswanya. Dan biasanya peminatan dari unit kegiatan mahasiswa terdiri dari ; unit kegiatan kesenian, olahraga, kerohanian dan kegiatan khusus seperti pers mahasiswa, koperasi serta resimen mahasiswa. Adapun unit kegiatan yang ada di Universitas Mercu Buana Jakarta adalah ;

(6)

1. UKM Beladiri

(Pencak Silat, Merpati Putih, Karate dan Taekwondo)

UKM Bela Diri Berdiri pada tahun 1989. UKM Beladiri adalah Unit Kegiatan Mahasiswa yang di dalamnya mencakup seluruh cabang olah raga beladiri domestik dan manca negara. Pada tahun 1989 UKM Beladiri terdiri dari 5 bidang, yaitu : Karate, Taekwondo, Betako Merpati Putih, Perisai diri dan Bunga Karang. Karena adanya pengembangan UKM, maka tahun 2002 UKM Beladiri hanya terdiri dari 3 bidang/perguruan, yaitu karate, Perisai Diri dan Bunga Karang.

2. UKM Olah Raga (Sepakbola & Bola Basket)

UKM Basket berdiri pada tahun 1985. Sebelum menjadi UKM tersendiri UKM Basket tergabung dalam UKM Olah Raga bersama UKM Volley dan Sepakbola. UKM Sepakbola berdiri pada tahun 1985. Sebelum menjadi UKM tersendiri UKM Sepakbola tergabung dalam UKM Olah Raga bersama UKM Volley dan Basket.

3. UKM Pencinta Alam (Swatala)

UKM Swatala Berdiri pada tanggal 12 Desember 1985. Swatala (Mahasiswa Pencinta Alam) UMB merupakan suatu wadah yang menampung aspirasi mahasiswa UMB yang senang berorganisasi dan gemar akan kehidupan alam bebas dan petualang.

4. UKM Kesenian (Teater AMOEBA)

UKM Teater Amoeba didirikan pada tanggal 26 November 1996. AMOEBA (Anak Mercu Buana) merupakan suatu wadah yang dapat menampung aspirasi mahasiswa UMB yang senang berorganisasi dalam bidang kesenian . Teater Amoeba adalah sebuah Unit Kegiatan dari UKM Kesenian yang berubah nama menjadi UKM Teater Amoeba pada tanggal 11 Juni 2007.

(7)

5. Resimen Mahasiswa (Menwa)

UKM Resimen Mahasiswa Berdiri pada tahun 1985. UKM MENWA adalah UKM yang mengkhususkan diri dalam kegiatan bela negara. Sejarah MENWA berdiri sejak tahun 1969, awalnya adalah tentara pelajar dengan nama MAHAKARTA. MENWA disahkan dan dikukuhkan dengan surat keputusan bersama (SKB), Menteri Pertahanan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan Nasional. Anggota MENWA di bawah binaan Resimen Induk Militer Jayakarta.

6. UKM Radio Mercu Buana Jakarta

UKM Radio Mercu Buana merupakan radio komunitas yang dikelola oleh mahasiwa/i Universitas Mercu Buana dari berbagai jurusan. Radio Mercu Buana (RMB FM) berdiri pada tahun 1991 dan diresmikan pada 23 Oktover 1993. Pada mulanya radio ini mrupakan projek akhir mahasiswa Teknik Elektro yang dikemudian dikembagkan menjadi radio mahasiwa sebagai media informasi di lingkungan civitas Universitas Mercu Buana. Dalam perkembangannya selama 17 tahun, RMB FM sempat mengalami perubahan frekuensi mulai dari 97.6 FM, 107.7 FM, 108 FM hingga menjadi 107.1 FM sampai sekarang. Saat ini RMB FM berada di Gedung A Lantai 4 Universitas Mercu Buana.

7. UKM Paduan Suara

UKM Paduan Suara adalah kegiatan mahasiswa dalam seni tarik suara ini didirikan pada tahun 1989. Anggotanya terbagi dalam 4 jenis suara (sopran, alto, tenor dan bass) merupakan anggota yang telah ditarik dan diakui keabsahannya oleh UKM Paduan Suara.

8. UKM Mercu Buana English Club (MBEC);

UKM MBEC adalah suatu wadah beranggotakan mahasiswa UMB yang mempunyai minat dan keinginan mengembangkan kemampuan dalam penguasaan bahasa Inggris, baik lisan maupun tulisan. UKM MBEC berdiri pada tanggal 20 Agustus 1999 berdasarkan hasil musyawarah besar Keluarga Mahasiswa Gajah Merah. UKM MBEC bertujuan untuk menciptakan mahasiswa yang

(8)

berkualitas, berdaya saing tinggi, berwawasan luas, serta aktif dalam penggunaan bahasa Inggris.

Dari data tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ini merupakan wadah bagi mahasiswa dalam mengembangkan kreatifitas diluar perkuliahan. perancang melihat adanya keterkaitan antara media t-shirt dengan kegiatan mahasiswa yang akan dijadikan sebagai konsep perancangan, yaitu sebagai bentuk identitas penanda dari sebuah kegiatan mahasiswa itu sendiri.

Dan dari UKM yang disebutkan diatas, perancang mengambil 5 (lima) UKM yang akan diangkat ke media t-shirt dengan eksplorasi melalui ide dan konsep perancangan sesuai dengan tema yang sudah ditetapkan. Adapun UKM tersebut adalah :

a. Teater Amoeba

(9)

c. Paduan Suara UMB

d. SWATALA

e. Karate Club UMB

3.1.8. Landasan Teori

1. Semiotika

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. Keberadaannya mampu menggantikan sesuatu yang lain, dapat dipikirkan, atau dibayangkan. Cabang ilmu ini semula berkembang

(10)

dalam bidang bahasa, kemudian berkembang pula dalam bidang desain dan seni rupa 3.

Hubungan semiotika dan desain komunikasi visual (DKV) sejatinya bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan lainnya. Mengapa demikian? Karena menurut fitrahnya, semiotika adalah ilmu tanda yang berfungsi menjaring makna atas segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan manusia sehari-hari.

2. Teori Dekonstruksi

Pendekatan dari teori seorang filosof asal Perancis yaitu Jacques Derrida ini adalah sebuah tindakan untuk mengubah pemahaman dari suatu konstruksi benda, teks dan tanda kedalam bentuk sebuah pemahaman dan makna baru. Teori ini juga membongkar pandangan dari sesuatu yang sudah pasti seperti halnya yang terjadi di zaman modern, menurut derrida pandangan dan penilaian dari zaman modern tersebut seolah-olah mutlak harus diterima dengan sempurna dan tak terbantahkan, Padahal jika dikaji dan dipelajari dalam sebuah benda, teks dan konsep ada tersimpan keragaman makna. Hal positif yang dapat diambil dari teori ini adalah adanya kemandirian berfikir dalam mengkaji dan menilai suatu pandangan sesuai dengan persepsi kita. Sedangkan pendekatan teori dekonstruksi tersebut dikaitkan dengan tujuan dari perancang yaitu memberikan makna baru dari suatu tanda dan teks yang divisualisasikan pada media t-shirt.

3. Fenomena Distro

Ternyata kaum muda identik sebagai pendobrak jaman dan kemapanan juga terbukti di dunia bisnis. Kali ini adalah dengan munculnya fenomena Distribution Outlet (Distro). Inilah bisnisnya anak muda yang dilandasi oleh youth culture. Berbeda dengan lazimnya bisnis yang melayani atau mengikuti selera pasar, Distro muncul justru menciptakan pasar.

3

(11)

Gambar 3.3. Salah Satu Contoh Outlet Distro

Ekslusifitas inilah yang menciptakan pasar tersebut. Semula untuk kelompok komunitas kelompok anak muda. Uniknya, pasar produk Distro ini begitu cepat menyebar. Lagi-lagi membentuk pasar baru yaitu kelompok anak muda lainnya di berbagai kota. Meski menyebar lebih luas, produk Distro ternyata masih juga diproduksi secara terbatas. Upaya untuk menjaga tampil beda bagi konsumennya. Kendati demikian produk Distro bukan berarti jago kandang. Pasalnya, saat dibantu mediasi oleh Departemen Perindustrian untuk mengikuti pameran di Singapura, produk anak gaul ini mendapat antusias pengunjung. "Ini membuktikan bahwa desain lokal bisa bersaing dengan desain dari Negara yang telah mapan," papar Yusran. Rupanya dunia bisnis tidak mengenal eksklusifitas yang diusung oleh Distro. Buktinya dalam perkembangannya Distro malah mewabah layaknya fenomena Factory Outlet (FO). Distro yang semula bermunculan di Bandung dan Jakarta, kini bermunculan di kota-kota besar lainnya. Perkembangan ini telah membawa persaingan yang ketat. Penjiplakan berlangsung pula di bisnis Distro yang sebenarnya justru menjual eksklusifitas. Tampaknya dunia desain yang menjadi tulang punggung produk Distro memang mudah di tiru. "Ini menjadi isu sentral yakni pelanggaran hak cipta," ujarnya. Kondisi ini memang perlu mendapat perhatikan yang serius agar bisnis yang sebenarnya mampu menciptakan pasar ini tidak mundur. Saat ini memang mulai bertebaran berbagai distro baik di Bandung sebagai cikal bakal di Indonesia maupun di berbagai kota besar lainnya. Hanya saja selain ada yang benar-benar berideologi Distro ada pula yang hanya berorientasi bisnis. Kelompok terakhir inilah yang tampaknya mencederai kemurnian bisnis yang mampu menciptakan pasar.

(12)

Guna menghadapi berbagai tantangan dan menjalin kebersamaan itulah, bisnis yang menyisir pasar anak muda ini membentuk komunitas yang dinamakan Kreatif Independen Clohting Komuniti (KICK). Seakan kebetulan KICK ini terdiri dari para pemilik Distro yang umumnya adalah anak-anak muda berusia 21-30 tahun yang tersebar di Bandung 4.

Dari data tersebut diatas, perancang menganggap fenomena munculnya distro ini merupakan peluang yang bisa menguntungkan tentunya bagi dunia desain grafis terutama dalam bidang media t-shirt bahkan bisa menjadi sebuah lahan bisnis yang dapat memberdayakan orang banyak.

3.1.9. Sejarah T-Shirt

Gambar 3.4. Penggunaan t-shirt dalam sebuah film

Adapun data tentang sejarah T-shirt ini perancang sudah melakukan ringkasan terhadap data yang didapatkan yang bertujuan adanya relasi antara data dan pembahasan tentang t-shirt ini. Mengenai sejarah t-shirt sendiri, data yang didapatkan dari berbagai sumber seperti;

4 http://bataviase.co.id/node/220933

(13)

Artikel Menjadi Modern dengan Kaos oleh ANTARIKSA yang ditulis oleh Nuraini Juliastuti dan menjadi makalah pengantar dalam diskusi “Art on T-Shirt”, Bentara Budaya Yogyakarta, 13 Januari 2001 dan untuk versi pendeknya pernah dimuat di harian KOMPAS 28 Januari 2001.5

Dalam makalah tersebut diceritakan bahwa t-shirt kemungkinan besar muncul pada akhir abad ke-19 hingga awal ke-20. Tentara Eropa biasanya memakai kaos katun sebagai pakaian dalam untuk istirahat di siang hari. Istilah T-Shirt baru muncul di Merriam-Webster’s Dictionary pada 1920 dan menjadi perlengkapan standar pakaian militer di Eropa dan Amerika Serikat (T-Shirt King) pada perang dunia ke II. T-shirt mulai terkenal di seluruh dunia lewat John Wayne, Marlon Brando dan James Dean yang memakai pakaian dalam untuk pakaian luar dalam film mereka. Pada masa musik Heavy Metal, t-shirt memiliki arti penolakan terhadap konvensi arus utama mode dunia atau high fashion, bahkan menyobek beberapa bagian dari t-shirt merupakan tanda gaya rebel dan subkultur punk.

3.1.10. T-Shirt Sebagai Fashion

Masih mengacu pada artikel “Menjadi Modern dengan Kaos oleh ANTARIKSA” diungkapkan bahwa meski sudah mendunia sejak tahun 50-an, t-shirt belum masuk dalam kategori fashion dan masih digolongkan dalam unfashion. Fashion kelas atas biasanya di desain dan di buat khusus untuk orang tertentu saja, lain halnya dengan fashion kelas bawah yang diproduksi secara massal.

Betsy Cullum-Swan dan P.K Manning (1990) membuat diferensiasi mengenai fashion ini yang digolongkan menjadi 3 (tiga) ;

1. High Fashion

Pakaian yang di desain khusus dan di jual di outlet khusus, biasanya cenderung tidak terlepas dari desainer professional

(14)

atau desainer Parisian.

2. Massa Fashion

Merupakan sebuah sistem mencipta, mendistribusikan dan menjual salinan dari pakaian karya para desainer.

3. Vulgar Fashion

Merupakan pakaian yang diciptakan secara massal dari mass fashion selang beberapa waktu setelah produk mass fashion beredar di pasaran.

3.1.11. T-Shirt Sebagai Komunikasi

Masih mengacu pada artikel “Menjadi Modern dengan Kaos oleh ANTARIKSA” diungkapkan bahwa meski sudah mendunia sejak tahun 50-an, t-shirt belum masuk dalam kategori fashion dan masih digolongkan dalam unfashion. Keberadaan t-shirt saat ini sudah mulai berekspansi dari arah t-shirt yang dahulunya hanya sebagai pakaian dengan zona ruang pribadi (private) menjadi pakaian dengan zona ruang publik. Apalagi berbagai bentuk gambar atau kata-kata didalamnya memiliki pesan akan pengalaman, perilaku, dan status sosial.

Sebagai contoh, t-shirt / kaos oblong Dagadu memiliki semboyan “Smart and Smile” yang secara tidak langsung mengajarkan kepada kita bagaimana kehidupan modern ini harus dijalani: berpenampilan cerdas, ringkas, tangkas, sekaligus santai. Hal tersebut berarti kehidupan modern harus dijalani dengan semangat mengisi waktu. Ini yang disebut penulis makalah sebagai estetika kehidupan sehari-hari yang mencirikan kehidupan modern, dari etis menjadi estetis, semangat kehidupan adalah semangat kaos oblong. Seorang pemakai t-shirt Dagadu tidak hanya ingin menyampaikan t-shirtnya berasal dari Yogyakarta, tapi ingin juga menyampaikan sebuah pengalaman tentang perjalanan dirinya di Yogyakarta. Pemakaian t-shirt sebagai identitas haruslah disertai

(15)

pemahaman tentang arti yang terdapat pada t-shirt. Maka dari itu alasan perancang mengambil ide desain pada t-shirt sebagai media ekspresi yang mengarah pada tujuan pencitraan universitas Mercu Buana Jakarta.

Dari makalah diatas tersebut, t-shirt sebagai media yang mengkomunikasikan berbagai lokasi atau identitas sosial dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu ;

1. Tempat atau lokasi, seperti Yogyakarta dan Bali. 2. Bisnis, seperti Coca-Cola, Yamaha, Suzuki. 3. Institusi, seperti UGM, UI atau ITB.

4. Komunitas atau kolektivitas seperti di seminar-seminar. 5. Tim, seperti tim olah raga AC Milan dan MU.

6. Konser atau acara kesenian, seperti JakJazz. 7. Komoditas yang dianggap bernilai, seperti

Harley Davidson, IMI.

8. Slogan, seperti Dagadu Djogja dan Joger Bali.

3.1.12. Grafis Pada T-Shirt

Gambar 3.5. Contoh desain visual t-shirt

Gambar merupakan salah satu wujud atau bahasa visual yang di dalamnya terkandung struktur rupa seperti garis, warna serta komposisi. Dan sebagai bahasa, desain komunikasi visual adalah ungkapan ide dan pesan dari perancang kepada publik yang dituju melalui simbol berwujud

(16)

gambar, garis dan tulisan lainnya. Dalam dunia distro sendiri, grafis pada t-shirt merupakan ciri pembeda utama dengan distro pakaian lainnya. Hal tersebut bergantung pada tema yang diangkat oleh si produsen kaos (clothing). Grafis t-shirt tersebut bisa berupa visualisasi kata-kata bijak, humor, plesetan, promosi dan kampanye, atau dalam bentuk abstrak yang hanya diketahui oleh si pembuat dan si pemakai. Adapun bila diklarifikasikan tema desain pada t-shirt bisa menjadi beberapa bagian seperti, Film, Televisi, Musik, Olah Raga, Komik dan Humor.

3.1.13. Jenis Media Cetak

Membahas media cetak pada t-shirt tidak luput dari pembahasan jenis bahan dan tehnik cetak yang digunakannya. Berikut penjelasan yang berkaitan dengan media serta jenis bahan dan cetak t-shirt. Mungkin belum banyak di antara kita yang belum mengetahui jenis kain atau jenis bahan t-shirt, meskipun hampir setiap hari kita memakainya. Bagi yang sudah mengetahui jenis-jenis bahan t-shirt pun, sering kali sulit membedakan bahan t-shirt antara satu dengan yang lainnya.

3.1.14. Jenis Bahan T-shirt

Berdasarkan bahan dasar pembuatnya, bahan t-shirt yang terdapat di pasaran ada beberapa macam. Jenis bahan t-shirt yang umum ditemukan adalah Cotton Combed, Cotton Carded, TC, PE, Woven dan Hyget 6. Bahan t-shirt katun (100% cotton) adalah bahan t-shirt yang 100 % terbuat dari serat kapas alam. Jenis bahan t-shirt katun ini memiliki karakteristik bahan yang relatif halus, dingin, nyaman dipakai, dan menyerap keringat, sehingga sangat cocok dipakai di wilayah beriklim tropis seperti Indonesia.

Selain serat benang lebih halus hasil rajutan dan penampilan bahan lebih halus dan rata. Berdasarkan jenis benang yang digunakan serta setting gramasi (gr/m2) di mesin rajutnya, bahan cotton combed

6

(17)

memiliki beberapa jenis: 20s, 24s, 30s, 40s. Semakin besar angkanya, semakin halus dan tipis bahannya, dan semakin mahal harganya. Untuk t-shirt distro umumnya memakai jenis 20 s dan 30s, sedangkan untuk jenis lainnya, biasanya dipakai juga untuk item dengan desain tertentu, seperti t-shirt khusus cewek atau pakaian dalam, menyesuaikan karakter bahannya. Sedangkan jenis bahan t-shirt yang digunakan oleh perancang sendiri nanti adalah jenis bahan cotton combed dengan jenis benang antara 20S sampai 30S.

3.1.15. Jenis Tinta Cetak 7

Sedangkan tinta untuk bahan t-shirt ada dua jenis, yaitu tinta yang berbasis air atau waterbase inks dan tinta yang berbasis minyak atau solvenbase. Tinta solvenbase sering disebut dengan istilah tinta plastisol. Namun disini perancang akan menjelaskan jenis yang dipilih sebagai bagian dari proses tersebut yaitu jenis tinta waterbase adapun jenisnya adalah:

a. Rubber

Tinta ini digunakan khusus untuk sablon diatas kain gelap. Sebab tinta ini bersifat pekat, dapat menutup permukaan warna kain dengan baik. Tinta rubber umumnya digunakan untuk underbase, underbase sendiri difungsingkan sebagai penutup warna kain sebelum penyablonan warna-warna diatasnya. Tinta rubber sendiri dibagi menjadi dua jenis untuk dua fungsi kegunaan. Jenis pertama adalah tinta rubber white yang digunakan untuk underbase/dasar, bisa juga digunakan untuk mendapatkan warna-warna pastel/muda. Jenis kedua adalah rubber color yang digunakan untuk pencampuran warna-warna tua. Untuk mendapatkan warna putih yang bersih dan cemerlang, campurkan tinta rubber white dengan sedikit pigmen/pewarna berwarna nila atau ungu.

b. Transparan

Umumnya disebut dengan coating, karena dapat difungsikan sebagai pelapisan hasil sablon, sehingga hasil sablon lebih cemerlang

7

(18)

atau mengkilap. Tinta ini memiliki bentuk seperti tinta extender yang transparan, tetapi memiliki kandungan yang lebih kuat atau lebih keras. Tinta ini baik sekali untuk teknik penyablonan separasi empat warna dengan terlebih dahulu memberikan rubber white pada permukaan bahannya.

c. Extender

Tinta ini bersifat transparan, hanya cocok untuk penggunaan diatas bahan putih atau bahan-bahan berwarna terang. Sifat dari cat ini adalah menyatu/menyerap pada bahan.

d. Super White

Tinta ini tidak hampir sama dengan tinta rubber, terdiri dari dua jenis yaitu white dan color. Tinta ini sifatnya lebih mendekati tinta extender yaitu menyatu dengan bahan dan transparan, serta dapat disablon diatas dasar bahan berwarna gelap. Kelemahan dari tinta jenis ini adalah tidak dapat menutup dengan rapat permukaan bahan walau telah dilakukan penyablonan berkali-kali.

3.1.16. Standar Ukuran Kaos / T-shirt 8

Skala pengukuran kaos pada umumnya adalah SML (Small, Medium, Large). Standar ukuran kaos untuk tiap negara, dan tiap produksi merek bisa berbeda. Tidak ada standar ukuran kaos yang baku dan berlaku umum. Selain skala SML, ada juga beberapa produsen kaos di negara di Eropa dan Amerika yang menggunakan angka (0-22). Menurut gambar dibawah ini dari www.kaosologi.com apapun skalanya, pada umumnya untuk mengukur kaos digunakan 2 patokan yaitu panjang & lebar.

8

(19)

1. Panjang = Ukuran dari titik bahu atas sampai ke ujung bawah kaos

2. Lebar = Ukuran dari ujung kiri sampai ujung kanan kaos

Selain panjang dan lebar, ada juga ukuran lingkar leher (round neck), lingkar lengan (round sleeve), dan panjang lengan (long sleeve). Ukuran tersebut berbeda untuk tiap model kaos. Misalkan model kaos pria, akan berbeda dengan model kaos wanita. Dikarenakan sifat bahan kaos yang bisa melar atau menyusut, maka ukuran kaos selalu plus minus 2 cm.

Berikut ini adalah tabel standar ukuran kaos yang pada umumnya berlaku di Indonesia:

Ukuran Indonesia (cm) – Wanita

Ukuran Indonesia (cm) - Anak

Ukuran Indonesia (cm) - Pria

Ukuran Panjang Lebar

S 55 33

M 58 35

L 60 38

XL 63 43

XXL 65 45

Ukuran Panjang Lebar Usia

XS 35 27 Bayi – 1 Tahun

S 41 30 1-2 Tahun

M 45 33 2-3 Tahun

L 50 37 4-6 Tahun

XL 55 40 Lebih dari 7 Tahun

XXL 60 46 Lebih dari 7 Tahun

Ukuran Panjang Lebar

S 65 40 M 68 45 L 70 50 XL 73 55 XXL 75 60 XXXL 78 65

(20)

3.1.17. Jenis Sablon Kaos / T-shirt

Saat ini industri cetak sablon pada t-shirt mulai mengalami perubahan dan semakin praktis dalam prosesnya hal ini yang disebut dengan istilah sablon digital. Nilai kepraktisannya dapat dilihat dari minimalisir ruang dan pemakaian alat serta cepatnya proses cetak, namun dengan sablon digital hasil cetaknya harus melalui perawatan yang serius untuk menjaga kualitas desain pada t-shirt tersebut. Sedangkan desain t-shirt dengan tehnik sablon manual lebih membutuhkan ruang dan alat yang cukup banyak. tetapi kedua tersebut adalah pilihan bagi setiap orang, kedua tehnik tersebut juga memiliki kekurangan serta kelebihan yang berbeda dan itu semua kembali lagi pada selera masing-masing pengguna. Namun perancang disini lebih memilih menggunakan proses cetak manual, karena pada umumnya tehnik cetak sablon manual masih digunakan oleh beberapa produsen clothing dan ketahanan hasil cetakannya juga tahan lama dibandingkan dengan jenis sablon digital.

3.1.18. Simbol Perawatan Pakaian

Pada dasarnya, ada lima proses tahapan dalam perawatan yang diberikan pada label pakaian, yaitu:

1. Washing (pencucian) 2. Bleaching (pemutihan)

3. Dry Cleaning (pengeringan kimiawi) 4. Drying (pengeringan)

5. Ironing (setrika)

Kita tentunya sering menemui tanda petunjuk pencucian pakaian yang terjahit pada bagian dalam pakaian kita. Tanda itu disebut Care Label. Banyaknya macam bahan dan variasi desain pakaian membuat para pembuat pakaian mencantumkannya sebagai petunjuk agar karya mereka tetap apik walaupun telah dicuci berkali-kali 9.

9

(21)

Washing Instruction :

Memberi petunjuk tentang mencuci. Dari instruksi suhu air, boleh dicuci mesin atau menggunakan tangan sampai ke jenis putaran mesin cuci.

Bleaching Instruction :

Memberikan instruksi apakah pakaian seharusnya diberi pemutih (bleach) atau tidak.

Drying Instruction :

Memberi petunjuk bagaimana cara mengeringkan pakaian dengan mesin pengering.

Ironing Instruction :

Memberi petunjuk bagaimana perlakuan setrika terhadap pakaian. Simbol mencuci ini dibuat karena bahan pakaian ini bermacam-macam, ada yang dari serat alami, serat buatan. Mencuci, mengeringkan, menyetrika harus dilakukan dengan cara yang benar, agar pakaian kamu tidak cepat “rusak”, atau warnanya berubah.

(22)

3.1.19. Ekspresi

Gambar 3.6. Ekspresi pada media t-shirt

Pengertian ekspresi disini merupakan ungkapan dari sebuah kondisi yang dialami seseorang dalam menyikapi suatu hal. Secara langsung biasanya ekspresi itu dikaitkan dengan wajah atau gerak-gerik tubuh atau fisik. Ekspresi juga merupakan wujud emosional yang nampak. Kemampuan mengekspresikan emosi pada manusia adalah kemampuan yang harus dipelajari, dan bertujuan agar dapat mengekspresikan emosi secara tepat semasa berhubungan dengan dunia sekitarnya 10.

Peran media terhadap ekspresi sangat erat hubungannya karena media merupakan alat penyampaian ekspresi bagi setiap orang pada umumnya. Salah satu media ekspresi yang terkait dengan pembahasan ini adalah media t-shirt yang perancang gunakan dengan memadukan unsur desain grafis serta pengaplikasiannya pada media t-shirt.

10

Gambar

Gambar 3.2. Tabel Karakteristik Warna
Gambar 3.3. Salah Satu Contoh Outlet Distro
Gambar 3.4. Penggunaan t-shirt dalam sebuah film
Gambar 3.5. Contoh desain visual t-shirt
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penghuni tingkat pendapatan yang paling tinggi justru memilih rusun sebagai tempat tinggal, hal ini dapat dikarenakan berbagai alasan yang melatarbelakanginya,

kanan: “Hal yang paling mempengaruhi pada dinas kelautan dan perikanan adalah ku- rangnya sumber daya. Hal ini menyebabkan kurangnya pengawasan langsung dilapangan. Baik itu

 Pemain yang ketahuan pertama adalah calon sebagai penjaga pada permainan selanjutnya, kalau dalam permainan tersebut tidak kebentengan (benteng atau pos jaga

Pola pergerakan kapal rawai tuna saat melakukan kegiatan alih muatan dapat diidenti- fikasi dari hasil tracking VMS dengan menandai hanya dua pola kecepatan kapal yang berbeda

Apabila terdapat bukti objektif (seperti memburuknya lingkungan bisnis di mana entitas penerbit menjalankan bisnisnya, kemungkinan ketidakmampuan di dalam membayar

Pada teks tersebut, bisa dilihat dengan gamblang bagaimana proses pergeseran struktur yang mengacu kepada bahasa sasaran. Faktor komunikasi yang efektif terhadap bahasa

bahwa dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler

Dalam hal ini, subtitusi bahasa antar etnis Melayu Sambas dengan etnis Jawa di Dusun Kedondong berbeda dan menyebabkan perubahan budaya yang terjadi saat