• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN PRAKTEK KONSUMSI SUSU ANAK SEKOLAH TAMAN KANAK KANAK IBRAHIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN PRAKTEK KONSUMSI SUSU ANAK SEKOLAH TAMAN KANAK KANAK IBRAHIM"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN PRAKTEK

KONSUMSI SUSU ANAK SEKOLAH TAMAN KANAK

KANAK

IBRAHIM

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudulPengetahuan dan Sikap Gizi dengan Praktek Konsumsi Susu Anak Sekolah TK adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2013

Ibrahim

NIM I14114007

__________________________

*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait

(4)

ABSTRAK

IBRAHIM. Pengetahuan dan Sikap Gizi dengan Praktek Konsumsi Susu Anak Sekolah Taman Kanak Kanak. Dibimbing oleh HARDINSYAH.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara pengetahuan dan sikap gizi ibu dengan praktek konsumsi susu pada anak prasekolah. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain cross sectional study pada 136 anak sekolah dari dua TK favorit di kota Bogor yaitu TK Aliya dan Mexindo. Kuesioner diisi oleh ibu anak meliputi gambaran karakteristik sosial-demografis, praktek konsumsi susu pada anak dan pengetahuan serta sikap gizi ibu. Konsumsi susu diperoleh dari data konsumsi pangan yang dikumpulkan dengan menerapkan metode FFQ semi kuantitatif selama sebulan terakhir yang diisi oleh ibu anak. Hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar ibu memiliki pengetahuan dan sikap gizi yang baik . Lebih dari 90% ibu setuju bahwa minum susu merupakan kebiasaan yang baik. Mayoritas semua anak memiliki kebiasaan minum susu yang baik setiap hari. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara sikap gizi ibu dengan kebiasaan minum susu pada anak (r = 0.31). Tidak ditemukan hubungan antara pengetahuan dengan sikap gizi dan praktek konsumsi susu.

Kata kunci: Pengetahuan gizi, sikap gizi, konsumsi susu, anak prasekolah. ABSTRACT

IBRAHIM. Mother’s Nutritional Knowledge and Attitude with Pre-school

Children Milk Consumption. Supervised by HARDINSYAH.

Thisstudy is aimed to analyze correlation between mother’s nutritional knowledge and attitude and milk consumption of pre-school children’s (PSC). A cross sectional study design was applied among 136 PSC aged 4-5 yrs old in the two favorite kindergartens of Bogor City - Aliya and Mexindo. The mothers f the PSC filled in a questionnaire consist of sociodemographic characteristics, children’s milk consumption, and a nutritional knowledge-and-attitude. Milk consumsption of PSC was measured by applying a 30 days semi-FFQ method . The results show that most of mother had good nutritional knowledge and attitiude. More than 90% of them agree that drinking milk is a good habit for children. The mother’s nutritional attitudes showed significant positive correlation with children’s milk drinking habit (r = 0.31). No relation was found between nutritional knowledge with attitude and milk consumption.

Keywords:nutritional knowledge, nutritional attitude, milk consumption, pre-school children.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi

pada

Departemen GiziMasyarakat

PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN PRAKTEK

KONSUMSI SUSU ANAK SEKOLAH TK

IBRAHIM

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

(6)

Judul : Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu dengan Praktek Konsumsi Susu Anak Sekolah TK Nama : Ibrahim NIM : I14114010 Disetujui oleh Prof Dr Ir Hardinsyah, MS Pembimbing Diketahui oleh DrRimbawan Ketua Departemen Tanggal Lulus:

(7)

NIM 114114010

Disetujui oleh

o

4

fEB 2G\4

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan keseluruhan rangkaian studi untuk mendapatkan gelar sarjana. Terima kasih disampaikan kepada pembimbing Bapak Prof Dr Ir Hardinsyah, MS yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan dan bimbingannya. Tidak lupa juga ungkapan sebesar-besarnya ditujukan kepada rekan-rekan Alih Jenis Gizi angkatan 5 dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Teruntuk Bapak dan Ibu, penulis mengucapkan terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan dan semangat yang selalu diberikan. Akhir kata, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perbaikan gizi di Indonesia.

Bogor, Januari 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 2 Tujuan 2 Manfaat Penelitian 2 Kerangka Pemikiran 3 METODE PENELITIAN 4

Desain, Waktu dan Tempat 4

Jumlah dan Cara Penarikan contoh 4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 5 Pengolahan dan Analisis Data 6

Definisi Operasional 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Gambaran Umum Sekolah 7

Karakteristik Anak dan Ibu 8 Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu 9 Praktek Konsumsi Susu Anak 11 Hubungan Karakteristik Ibu, Pengetahuan dan Sikap Gizi, dengan Praktek

Konsumsi Susu pada Anak 15

SIMPULAN DAN SARAN 16

DAFTAR PUSTAKA 17

LAMPIRAN 18

(10)

DAFTAR TABEL

1 Jenis dan cara pengumpulan data 7 2 Sebaran anak berdasarkan karakteristik anak 11 3 Sebaran anak berdasarkan karakteristik ibu 13 4 Sebaran anak berdasarkan pengetahuan dan sikap gizi ibu 14 5 Sebaran anak berdasarkan jawaban benar pengetahuan gizi ibu 14 6 Sebaran anak berdasarkan pernyatan sikap gizi ibu 14 7 Sebaran anak berdasarkan jumlah dan frekuensi minum susu 15 8 Sebaran anak berdasarkan jenis susu 15 9 Sebaran anak berdasarkan merek susu dan harga susu 16 10 Sebaran anak berdasarkan pertimbangan dan tempat membeli susu 17 11 Hubungan karakteristik ibu, pengetahuan dan sikap gizi, praktek

konsumsi susu 20

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran Pengetahuan dan sikap gizi ibu dengan praktek konsumsi susu anak sekolah TK 4

2 Cara penarikan contoh 6

DAFTAR LAMPIRAN

1 Frekuensi minum susu anak perminggu 25

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Anak prasekolah merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan (Sutomo 2010).

Namun, perkembangan dan pertumbuhan pada anak banyak mengalami gangguan. Gangguan gizi pada anak merupakan dampak kumulatif dari berbagai faktor baik yang berpengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap gizi anak. Salah satu pengaruh langsung status gizi anak adalah asupan. Kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi dapat memengaruhi status gizi dan status kesehatannya. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, prevalensi stunting rata-rata nasional sebesar 35.6 persen (Kemenkes 2010).Stunting menjadi salah satu masalah gizi di Indonesia yang perlu dicermati dengan baik.

Terdapat kecenderungan dimana semakin tinggi umur anak, khususnya umur 6 bulan ke atas, penyimpangan status gizi anak terhadap baku status gizi WHO-NCHS semakin melebar ke kiri (status gizi memburuk) yang mengindikasikan buruknya kualitas makanan sapihan dan masalah kesehatan (penyakit/infeksi) pada anak berumur diatas 6 bulan (Riyadi 2011).

Pemenuhan kebutuhan gizi dalam rangka menopang tumbuh kembang fisik dan biologis balita belum diberikan secara tepat dan berimbang menjadi penyebab masalah gizi. Tepat berarti makanan yang diberikan mengandung zat-zat gizi yang sesuai kebutuhan. Berimbang berarti komposisi zat-zat-zat-zat gizinya menunjang proses tumbuh kembang sesuai usianya. Dengan terpenuhinya kebutuhan gizi secara baik, perkembangan dan pertumbuhan akan berlangsung optimal (Soekirman 2006).

Kebutuhan zat gizi anak diharapkan dapat terpenuhi secara lengkap melalui konsumsi susu, termasuk zat-zat gizi yang tidak diperolehnya dari makanan (Muchtadi 2002). Susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat baik bagi tubuh manusia. Susu disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena kandungan zat gizinya yang lengkap. Susu mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan D dalam jumlah memadai. Susu juga memiliki berbagai manfaat, antara lain menunjang pertumbuhan, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah osteoporosis (Greer 2007).

Anak yang mengonsumsi susu memiliki status gizi yang lebih baik (Hartoyo et al. 2007). Konsumsi susu dan frekuensi minum susu memiliki hubungan dengan tinggi badan dan densitas tulang (Hardinsyah et al. (2008). Hoppe et al. (2006) menyatakan bahwa susu memiliki efek merangsang pertumbuhan. Zat gizi pada susu menjadi bagian penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak(Anwar 2009).

Saat ini konsumsi susu masyarakat Indonesia ternyata masih rendah, kecenderungan konsumsi susu dari tahun ke tahun tampaknya memang ada

(12)

2

kemajuan, namun kemajuannya relatif lambat. Kebiasaan minum susu masyarakat Indonesia terendah di Asia Tenggara. Berdasarkan data Tetra Pak Indonesia tahun 2010, konsumsi susu di Indonesia hanya 11,9 liter/kapita/tahun.Artinya, rata-rata konsumsi susu orang Indonesia tiap satu orang hanya satu gelas setiap minggu. Jauh dari anjuran normal konsumsi susu satu sampai dua gelas per hari. Sebagai pembanding, konsumsi susu di India mencapai 42.8 liter, Malaysia dan Filipina 22,1 liter, Thailand 31,7 liter, sementara Vietnam 12.1 liter. Rendahnya pola mengkonsumsi susu di Indonesia diduga dipengaruhi oleh pola pikir dan pola hidup serta pemahaman masyarakat mengenai susu yang masih minim.

Melihat fakta diatas, peneliti menyadari konsumsi susu memiliki peran dalam membantu mencukupi kebutuhan energi dan zat gizi pada anak. Pengetahuan dan sikap ibu yang baik diharapkan dapat menentukan kebiasaan pola konsumsi yang baik pada seorang anak. Oleh karena itu, peneliti bertujuan mengkaji pengetahuan, sikap gizi dan praktek konsumsi susu pada anak

Tujuan Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap gizi ibu dengan praktek konsumsi susu anak sekolah TK

Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:

1. Mempelajari pengetahuan dan sikap gizi ibu tentang susu bagi anak. 2. Mempelajari praktek konsumsi susu (jenis susu, bentuk, frekuensi

konsumsi susu, tempat pembelian, alasan mengkonsumsi produk).

3. Menganalisis hubungan antara karakteristik anak dan ibu, pengetahuan dan sikap gizi ibu serta praktek konsumsi susu dengan status gizi anak.

Kegunaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi tentang pengetahuan, sikap, dan praktek konsumsi susu pada anak sehingga dapat memperkaya ilmu pengetahuan khususnya bidang gizi dan kesehatan. Selain itu, informasi dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat guna mewujudkan kesejahteraan keluarga dan pengembangan kualitas tumbuh kembang pada anak.

Kerangka Pemikiran

Gangguan gizi pada anak merupakan dampak kumulatif dari berbagai faktor baik yang berpengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap gizi anak. Salah satu pengaruh langsung status gizi anak adalah asupan. Kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi dapat memengaruhi status gizi dan status kesehatannya. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, prevalensi stunting rata-rata nasional sebesar 36 persen. Praktek konsumsi susu merupakan bagian dari penerapan kebiasaan makan anak.

(13)

Pengetahuan gizi adalah segala bentuk informasi yang berkaitan dengan pangan dan gizi. Pengetahuan termasuk didalamnya pengetahuan gizi dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun pendidikan informal. Khomsan (2009) menyatakan seseorang dapat memperoleh pengetahuan gizi melalui berbagai sumber seperti buku-buku pustaka, media massa maupun orang lain.

Sikap dapat dipelajari, baik dalam keluarga maupun lingkungan masyarakat. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap diantaranya adalah pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting serta media massa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap gizi seseorang dapat dipengaruhi oleh karakteristik individu maupun keluarganya serta sumber informasi yang tersedia di lingkungannya.

Pengetahuan dan sikap gizi dapat mempengaruhi kebiasaan makan seseorang. Pengetahuan gizi berpengaruh terhadap sikap dan kemudian berpengaruh terhadap perilaku pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi yang bersangkutan. Khomsan et al. (2012) menyatakan bahwa perpaduan antara pengetahuan dan sikap gizi mempunyai korelasi positif dengan perkembangan status gizi anak

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengetahuan dan sikap gizi ibu, praktek konsumsi susu serta hubungannnya dengan status gizi anak balita. Skema kerangka penelitian ini disajikan pada Gambar 1

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti : Hubungan yang dianalisis : Hubungan yang tidak dianalisis

Karakteristik ibu: Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

Pengetahuan dan sikap gizi ibu

Karakteristik anak: Jenis kelamin

Praktek konsumsi susu: Jenis dan bentuk

Frekuensi dan jumlah konsumsi susu

Kemasan susu yang biasa dikonsumsi Tempat pembelian Pertimbangan memilih produk Status gizi: TB/U

(14)

4

Gambar 1 Pengetahuan dan sikap gizi ibu dengan praktek konsumsi susu anak sekolah TK

METODE

Desain, Waktu, dan Tempat

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di dua taman kanak-kanan yaitu TK Aliya dan TK Mexindo, Bogor. Kedua lokasi dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan dimana kedua TK tersebut merupakan TK favorit dan untuk kalangan menengah ke atas.Hal ini dimaksudkan agar mudah diperoleh contoh yang mengonsumsi susu.Waktu dilaksanakan penelitian ini adalah bulan mei hingga juli 2013.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa TK Aliya dan TK Mexindo Bogor.Contoh yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa, laki-laki maupun perempuan yang memenuhi kriteria inklusi.Penarikan contoh dilakukan secara purposive.Adapun yang merupakan kriteria inklusi adalah siswa yang memiliki status aktif sebagai siswa di TK Aliya dan TK Mexindo Bogor, bersedia menjadi contoh dalam penelitian dan bersedia diukur, orangtua bersedia memberikan informasi. Berikut cara penarikan contoh yang dilakukan (Gambar 2).

Mengembalikan kuisioner

Missing

Gambar 2 Cara penarikan contoh

Jumlah contoh yang diperkirakan berpartisipasi dalam penelitian adalah 250 anak. Jumlah ini merupakan total dari siswa TK Mexindo dan Aliya

TK Mexindo TK Aliya

Memenuhi kriteria dan bersedia mengikuti penelitian

77 orang

100 orang 150 orang

59 orang 77 orang 94 orang

(15)

berdasarkan keterangan dari pihak sekolah yang masuk dalam kriteria inklusi. Semua siswa tersebut diberikan kuisioner untuk dibawa pulang dan diisi oleh orangtuanya.Jumlah contoh berkurang dikarenakanterdapat beberapa contoh yang tidak hadir di sekolah dan tidak mengembalikan kuisioner.Terdapat beberapa data kuisioner yang tidak diisi lengkap oleh orangtua contoh sehingga beberapa data

missing dan tidak dapat dimasukkan sebagai contoh penelitian. Jumlah contoh

yang diambil yaitu 59 contoh dari TK Mexindo dan 77 contoh dari TK Aliya.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik keluarga, karakteristik contoh, pengetahuan dan sikap gizi ibu, data antropometri, dan praktek konsumsi susu. Data sekunder yaitu data mengenai gambaran umum lokasi penelitian, yang meliputi profil taman kanak-kanak, dan jumlah siswa.

Pengambilan data karakteristik contoh, karakteristik ibu contoh, pengetahuan dan sikap gizi diambil dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh ibu. Pertanyaan dan pernyataan untuk mengukur pengetahuan dan sikap gizi disusun oleh penulis untuk memperoleh gambaran mengenai pengetahuan dan sikap gizi ibu mengenai gizi secara umum, susu dan kesehatan serta tumbuh kembang anak. Data praktek konsumsi susu diambil dengan cara memberikan kuesioner untuk diisi oleh ibu. Data sekunder didapatkan dari arsip taman kanank-kanak yang terkait. Berikut adalah rangkuman jenis dan cara pengumpulan data (Tabel 1).

Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data

No Variabel Alat Cara pengumpulan

data 1. Karakteristik anak:

Jenis kelamin

Kuisioner Pengisian kuisioner oleh ibu 2. Karakteristik ibu: Pekerjaan Pendidikan Pendapatan keluarga Kuisioner Kuisioner Kuisioner Pengisian kuisioner oleh ibu

3. Pengetahuan gizi ibu Kuisioner Pengisian kuisioner oleh ibu

4. Sikap gizi ibu Kuisioner Pengisian kuisioner

oleh ibu 5. Praktek konsumsi susu

Jenis dan bentuk Kemasan yang biasa dikonsumsi Frekuensi konsumsi susu Jumlah konsumsi susu Pertimbangan memilih susu Tempat pembelian susu Kuisioner Kuisioner FFQ Semi-kuantitatif FFQ Semi –kuantitatif Kuisioner Kuisioner Pengisian kuisioner oleh ibu

(16)

6

6. Profil sekolah TK Sekolah TK Aliya dan Mexindo oleh enumerator

Pengolahan dan Analisis Data

Data karakteristik ibu meliputi usia ibu, pekerjaan, pendidikan ibu, dan pendapatan ibu. Data pekerjaan ibu dikategorikan ke dalam enam kelompok, yaitu ibu rumah tangga, PNS, swasta, wiraswasta, buruh, dan lainnya (jika ada). Data pendidikan terakhir ibu dikategorikan dalam lima kelompok, yaitu tidak sekolah, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi. Data pendapatan dikategorikan dala tiga kelompok yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

Pengetahuan ibu tentang gizi diukur dengan menggunakan pertanyaan yang kemudian diberi nilai. Pengetahuan gizi, terdiri atas 20 pertanyaan pilihan beganda (best answer multiple choice test). Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1, jawaban yang salah diberi nilai 0, dan jawaban tidak tahu diberi nilai 0.

Sikap gizi diukur dari 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju dan tidak tahu. Sikap positif sangat setuju dan setuju diberi skor 1, kemudian untuk sikap tidak setuju dan tidak tahu diberi skor 0. Pernyataan negatif sangat setuju dan setuju serta tidak tahu diberikan skor 0 sedangkan tidak setuju diberi skor 1. Selanjutnya, pengetahuan dan sikap ibu masing-masing dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu kurang (persentase jawaban benar <60%), sedang (persentase jawaban benar 60-80%), dan baik (persentase jawaban benar >80%) (Khomsan 2000).

Data praktek konsumsi susu meliputi data jenis dan bentuk susu, jumlah dan frekuensi susu yang dikonsumsi, pertimbangan dalam memilih susu serta tempat pembelian susu. Data jenis susu dikelompokkan menjadi susu bubuk, susu kental manis (SKM), dan susu cair. Data jumlah susu yang dikonsumsi dideskripsikan sedangkan frekuensi minum susu dideskripsikan menjadi terbiasa atau tidak mengkonsumsi susu setiap hari. Data bentuk kemasan susu yang biasa dibeli dan dikonsumsi dideskripsikan. Data tempat pembelian dan pertimbangan dalam membeli susu dideskripsikan.

Data yang dikumpulkan akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 17.0 for windows, dan WHO AnthroPlus 1.0.4. Proses pengolahan data meliputi coding, editing,

cleaning, analisis deskriptif dan inferensia untuk menganalisis hubungan antar

variabel.

Uji korelasi pearson digunakan untuk menganalisis hubungan karakteristik ibu dengan pengetahuan dan sikap gizi ibu (kec. Jenis kelamin & Pekerjaan). karakteristik ibu dengan praktek konsumsi susu anak (kecuali jenis kelamins, pekerjaan, ukuran dan tempat membeli susu)

(17)

Contoh adalah siswa taman kanak-kanak Aliya dan Mexindo yang berusia 2.5-5 tahun dan bersedia mengikuti setiap tahap penelitian.

Karakteristik contoh adalah keadaan contoh yang meliputi jenis kelamin dan usia contoh

Karakteristik ibu adalah keadaan ibu contoh yang meliputi pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan keluarga ibu

Jenis pekerjaan ibu adalah pekerjaan atau mata pencaharian ibu contoh yang dikelompokkan menjadi PNS, swasta, wiraswasta, buruh, TNI/Polri, dan ibu rumah tangga (hanya ibu).

Pendapatan keluarga adalah besarnya penghasilan keluarga yang diperoleh baik dari ayah, ibu maupun anggota keluarga lain yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.Data pendapatan rumah tangga dikelompokkan dalam empatkategori yaitu < Rp 2,000,000; Rp 2,000,000-3,000,000; Rp 3,000,000-5,000,000 dan > Rp 5,000,000. Pengkategorian berdasarakan upah minimun (UMR).

Tingkat pendidikan ibu adalah Jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh ibu contoh.Data pendidikan terakhir ibu dikategorikan dalam lima kelompok, yaitu tidak sekolah, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi.

Pengetahuan gizi adalah pemahaman ibu mengenai gizi secara umum dan susu diperoleh dengan menilai jawaban ibu contoh terhadap 20 pertanyaan. Pengetahuan gizi ibu kemudian dikelompokkan menjadi baik apabila skor > 80%; sedang apabila skor 60-80%; dan kurang apabila skor <60% (Khomsan 2000)

Sikap gizi adalahpendapat ibu (setuju/tidak setuju) mengenai gizi dan konsumsi susu diperoleh dengan menilai jawaban ibu terhadap 10 pernyataan mengenai gizi secara umum dan susu. Sikap ibu contoh dikelompokkan menjadi tiga yaitu baik apabila skor > 80%; sedang apabila skor 60-80%; dan kurang apabila skor <60% (Hardinsyah 2008).

Praktek konsumsi susu adalah jumlah, jenis, bentuk dan frekuensi konsumsi susu yang dikonsumsi anak serta keterangan mengenai tempat pembelian dan pertimbangan ibu memilih produk susu.

Frekuensi konsumsi susu adalah frekuensi susu yang dikonsumsi contoh selama seminggu yang diukur dengan FFQ semi kuantitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Taman Kanak-kanak

Taman kanak-kanak yang menjadi tempat penelitian ini adalah TK Mexindo yang terletak di Jalan Malabar No 4, Kelurahan Tegal Mangga, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat. TK Mexindo yang berdiri pada tahun 1965 dan juga beroperasi pada tahun yang sama ini merupakan satu-satunya TK yang berstatus negeri di kota Bogor. Posisi TK Mexindo ini cukup strategis, karena sebelah utara berbatasan dengan Rumah sakit PMI Bogor,

(18)

8

sebelah selatan dan barat berbatasan dengan perkampungan penduduk, dan sebelah timur berbatasan dengan Kampus Pascasarjana IPB.

Jumlah murid yang terdaftar di TK ini yaitu 250 orang, yang terdiri atas kelompok A sebanyak 75 orang, dan kelompok B sebanyak 125 orang. TK ini dikepalai oleh Siti Sofiah.Jumlah tenaga kependidikan di TK Mexindo adalah sebanyak 9 orang guru PNS, 2 orang guru honor, dan 4 orang tenaga non guru.TK Mexindo memiliki fasilitas yang cukup lengkap, antara lain 8 ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, UKS, aula, area berkebun, arena bermain, kolam renang, dan toilet.

Taman Kanak-kanak yang menjadi tempat penilitian berikutnya adalah TK Aliya yang terletak di Jalan Gardu Raya RT 03 RW 11 Bubulak, Bogor Barat.TK Aliya merupakan bagian unit pendidikan Sekolah Islam Terpadu (SIT) Aliya dari Yayasan Aliya yang didirikan pada akhir tahun 2001. Bagian unit pendidikan yayasan Aliya ini selain TKIT Aliya, juga terdapat PGIT Aliya dan SDIT Aliya yang terletak dalam satu lokasi dengan luas bangunan 1.205,75 m2dan luas tanah 10.000 m2. Sebagian besar murid berasal dari keluarga dengan strata ekonomi menengah ke atas.

Adapun visi dari TK Aliya adalah mencetak generasi Qur’ani yang cerdas dan beriman sehingga mampu menjadi aset unggulan bangsa di bidang pendidikan islam. Taman kanak-kanak islam terpadu yang dikepalai oleh Ir. Ani Anggraeni M.Pd ini memiliki lingkungan pembelajaran yang baik dan mencetak banyak prestasi, antara lain juara 1 Gugus TK tingkat Provinsi Jawa Barat dan 10 besar Gugus TK tingkat nasional. Jumlah keseluruhan murid di sekolah ini yaitu 150 orang dan jumlah guru yang dimiliki yaitu 17 guru termasuk guru PGIT.

Fasilitas sekolah ini cukup lengkap, antara lain memiliki ruang kelas dengan luas 7m x 8 m, ruang perpustakaan, ruang role play, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang Tata Usaha, Kamar mandi/WC, pos satpam, area bermain, area olahraga, area berkebun dan beternak (kandang dan kolam ikan), area parkir, dan kantin.

Karakteristik Anak dan Ibu

Adapun yang merupakan komponen dari karakteristik anak adalah jenis kelamin dan umur anak.Sebesar 47.8% anak berjenis kelamin perempuan, dan sebesar 52.2% anak berjenis kelamin laki-laki.Sebagian besar (65.4%) anak berusia 5 sampai 6 tahun dan hanya 15% anak berusia 4 sampai 5 tahun (Tabel 2).

Tabel 2 Sebaran anak berdasarkan jenis kelamin dan usiaanak

n % Jenis Kelamin Laki-laki 71 52.2 Perempuan 65 47.8 Total 136 100.0 Usia 4-5 tahun 21 15.4 5-6 tahun 89 65.4 > 6 tahun 26 19.1 Total 136 100.0

(19)

Tingkat pendidikan sebagian besar ibu adalah perguruan tinggi dengan persentase sebesar 75.0%. Sebagian besar (48.5%)ibu adalah ibu rumah tangga dengan 56.6% ibu memiliki kategori besar pendapatan keluarga yaitu> Rp 5.000.000,- . Sebagian besar keluarga (73.5%) memiliki jumlah keluarga kurang dari sama dengan 4 orang (tabel 3).

Tabel 3 Sebaran anak berdasarkan karakteristik keluarga

Variabel n % Pendidikan Ibu Tidak sekolah 0 0.0 SD/Sederajat 0 0.0 SMP/Sederajat 3 2.2 SMA/Sederajat 31 22.8 Perguruan Tinggi 102 75.0 Total 136 100.0 Pekerjaan Ibu PNS 23 16.9 Wiraswasta 8 5.9 IRT 66 48.5 Pegawai swasta 30 22.1 Buruh 0 0 Lainnya 9 6.6 Total 136 100.0 Pendapatan <Rp 2.000.000 1 0.7 Rp 2.000.000- Rp 3.000.000 18 13.2 Rp 3.000.000- Rp 5.000.000 40 29.4 > Rp 5.000.000 77 56.6 Total 136 100.0 Besar Keluarga <4 100 73.5 5-6 33 24.3 >7 3 2.2 Total 136 100.0

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor penting yang ikut menentukan keadaan gizi anak.Hasil penelitian Adnan et al. (2012) tentang pendidikan ibu dan praktek pemberian makan pada anak di Malaysia menjelaskan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi praktek pemberian makan anak sehingga akan menentukan status gizi pada anak. Tingkat pendidikan ibu yang tinggi ini diharapkan dapat mempermudah ibu memperoleh akses informasi lebih baik.

Menurut Simamora (2008) konsumen yang mempunyai pengetahuan dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung akan memilih pangan yang lebih baik kualitasnya daripada yang berpendidikan rendah. Selain melihat dari sisi kualitas pangan yang dikonsumsinya, konsumen dengan pendidikan yang lebih tinggi juga akan melihat lebih jauh terhadap keburukan dan resiko dalam mengkonsumsi pangan, serta cenderung berperilaku lebih kritis dalam pembelian dan pemilihan suatu produk.

(20)

10

Simamora (2008) menyatakan bahwa pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerjaan sehari-hari ibu rumah tangga tentu juga mempengaruhi pola konsumsinya termasuk dalam perilaku mengkonsumsi produk susu.

Sumarwan (2003) menyatakan pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah dalam bentuk uang. Pendapatan yangdiukur dari seorang konsumen biasanya bukan hanya pendapatan yang diterima olehseorang individu, tetapi diukur semua pendapatan yang diterima oleh semua anggota keluarga dimana konsumen berada (Sumarwan 2003). Daya beli sebuah rumah tangga bukan hanyaditentukan oleh pendapatan dari satu orang, tetapi dari seluruh anggota rumah tangga yang bekerja (Sumarwan 2003). Pendapatan rumah tangga merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas konsumsi pangan (Martianto dan Ariani 2004).

Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu

Pengetahuan gizi ibu pada penelitian ini meliputi pengetahuan tentang fungsi zat gizi, sumber zat gizi, manfaat konsumsi susu dan masalah gizi pada anak di Indonesia. Terdapat lebih dari 75% ibu mampu menjawab 13 dari 20 pertanyaan dengan benar. Pertanyaan tersebut meliputi fungsi zat gizi, sumber zat gizi, manfaat susu dan kandungan gizi pada susu.

Tabel 4 Sebaran anak berdasarkan pengetahuan dan sikap gizi ibu

n %

Pengetahuan gizi ibu

Baik 88 64,7

Sedang 36 26,5

Kurang 12 8,8

Jumlah 136 100

Sikap gizi ibu

Baik 4 2,9

Sedang 115 84,6

Kurang 17 12,5

Jumlah 136 100

Sebagian besar (64.7%) ibu memiliki pengetahuan gizi dalam kategori baik dan hanya sedikit (8.8%) ibu yang memiliki pengetahuan gizi kurang. Hal ini dimungkinkan karena tingkat pendidikan ibu yang tiga perempatnya (75%) merupakan lulusan perguruan tinggi (Tabel 4).

Ibu merupakan orang tua yang paling dekat dengan anak yang juga merupakan pengasuh anak di dalam suatu rumah tangga. Pengetahuan gizi ibu merupakan hal penting yang mempengaruhi konsumsi seorang anak. Pengetahuan gizi ibu yang baik diharapkan dapat membentuk sikap dan prilaku yang dapat membentuk kebiasaan pola makan yang baik dan sehat pada anak (Khomsan 2012).

Pengetahuan gizi menjadi landasan penting untuk menentukan konsumsi pangan keluarga. Ibu yang berpengetahuan gizi baik akan berupaya menerapkan

(21)

pengetahuannya dalam pemilihan dan pengolahan pangan (Khomsan 2012).. Hal ini menunjukkan bahwa ibu memiliki pemahaman yang cukup mengenai masalah gizi di Indonesia.

Tabel 5 Sebaran anak berdasarkan jawaban benar pengetahuan gizi ibu No Pertanyaan Pengetahuan Gizi Ibu n %

1 Zat gizi adalah zat yang terdapat dalam makanan dan diperlukan oleh tubuh

136 100,0

2 Makanan yang harus dikonsumsi adalah makanan yang beraneka ragam

135 99,3

3 Zat gizi sumber tenaga atau energi disebut karbohidrat 123 90,4 4 Zat gizi sumber pembangun untuk tubuh disebut

protein

102 75,0

5 Zat gizi untuk mendukung pertumbuhan anak adalah protein

35 25,7

6 Zat pengatur fungsi dan kerja organ tubuh agar berjalan dengan baik disebut mineral

97 71,3

7 Nasi, mie, dan roti adalah sumber pangan yang mengandung karbohidrat

132 97,1

8 Yang termasuk masalah kekurangan gizi adalah kependekan

49 36,0

9 Kita harus minum air putih ±8 gelas dalam sehari 126 92,6 10 Ibu tahu bahwa sepertiga anak di Indonesia pendek

(ya/tidak)

59 43,4

11 Anak seharusnya minum susu 1-2 gelas dalam sehari 87 64,0 12 Susu merupakan sumber utama mineral kalsium 131 96,3 13 Fungsi kalsium membantu pertumbuhan tulang dan

gigi

131 96,3

14 Minum susu saja tidak cukup untuk membuat tubuh sehat (ya/tidak)

125 91,9

15 Susu bermanfaat untuk pertumbuhan tinggi badan anak (ya/tidak)

125 91,9

16 Susu dapat meningkatkan kecerdasan anak (ya/tidak) 122 89,7 17 Gejala alergi susu sapi adalah diare dan sakit perut 90 66,2 18 Zat gizi selain kalsium yang berperan dalam

pembentukan tulang dan gigi adalah fosfor dan vit D

112 82,4

19 Makanan sumber vitamin D adalah daging dan telur 108 79,4 20 Makanan sumber fosfor adalah susu dan daging 94 69,1

Lebih dari 90% ibu setuju bahwa susu merupakan makanan bergizi, minum susu merupakan kebiasaan yang baik dan anak perlu minum susu untuk menyokong pertumbuhannya (Tabel 6). Namun, berturut-turut terdapat 72.8% dan 96.3% ibu yang setuju pada pernyataan susu merupakan makanan penganti asupan makan utama dan kalau sudah minum susu tidak perlu makan makanan lain. Hal ini merupakan sikap yang tidak sesuai. Respon sikap ini akan mendorong ibu untuk membiasakan anak minum susu setiap hari. Setelah dikategorikan, sebanyak 84% ibu memiliki sikap gizi dengan kategori sedang dan terdapat ibudengan sikap gizi kurang (12.5%) (tabel 4).

(22)

12

Sikap terbentuk dari pengetahuan dan pengalaman. Ibu yang memiliki pengetahuan gizi yang baik umumnya memiliki sikap yang sesuai (Khomsan 2012). Sikap gizi ibu pada penelitian ini adalah kecenderungan untuk bersikap dan bertindak setuju atau tidak terhadap pernyataan-pernyataan yang terdiri dari kebiasaan minum susu, manfaat konsumsi susu, masalah gizi dan pemantauan status gizi pada anak.

Tabel 6 Sebaran anak berdasarkan pernyataan sikap setuju ibu

No Pernyataan sikap n %

1 Susu merupakan makanan bergizi 130,0 95,6 2 Minum susu merupakan kebiasaan yang baik 135,0 99,3 3 Anak perlu minum susu untuk menunjang

pertumbuhannya 135,0 99,3 4 Saya yakin dengan pemberian susu pada anak

akan mencegah kependekan anak saya 99,0 72,8 5 Minum susu sebaiknya minimal 1 kali sehari 103,0 75,7 6 Susu merupakan makanan penganti asupan

makan utama 99,0 72,8

7 Kalau sudah minum susu tidak perlu makan

makanan yang lain 131,0 96,3 8 Saya yakin dengan pemberian susu pada anak

akan meningkatkan kecerdasan anak saya 114,0 83,8 9 Saya yakin anak yang bertubuh kurus lebih

sering sakit-sakitan 19,0 14,0 10 Ibu perlu memantau perkembangan tinggi dan

berat badan anak 136,0 100,0

Praktek Konsumsi Susu Anak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua (83.1%) anak terbiasa minum susu dan terdapat16.9% anak yang tidak terbiasa minum susu setiap hari.Rata-rata frekuensi minum susu anak sebesar 18.74 kali/minggu. Rata-rata jumlah konsumsi susu anak sebesar 497.31±340.65 ml/hari. Jumlah susu yang dikonsumsi paling banyak adalah 1400 ml dalam sehari dan paling sedikit sebanyak 4.17 ml/hr (Tabel 7).

Tabel 7 Sebaran anak berdasarkan jumlah dan frekuensi minum susu

Frekuensi minum susu (kali/minggu) n %

< 1 6 4.4 1-7 27 19.9 8-14 36 26.5 15-21 29 21.3 > 21 38 27.9 Total 136 100.0

Rata-rata frekuensi minum susu ± SD 18.74 ± 12.35 kali/minggu Jumlah rata-rata konsumsi susu 497.31±340.65 ml/hari

Maks 1400 ml/hr

(23)

Susu memiliki hampir semua zat gizi dasar yang dibutuhkan oleh anakseperti lemak, karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Meskipun, sebagian besar zat gizi dalam susu dapat diperoleh dengan mudah dari sumber lain, seperti sayuran, kacang-kacangan, dan makanan laut, susu memiliki semua zat gizi tersebut dalam satu paket. Susu menjadi sumber pangan kaya zat gizi paling praktis untuk dikonsumsi oleh anak-anak (Sears 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Briawan et al. (2011) menyimpulkan bahwa selain air putih, sebagian besar anak sekolah dasar terbiasa minum susu dan teh (>70%). Anak yang sering mengonsumsi susu memiliki status gizi yang lebih baik (Hartoyo et al. 2007). Penelitian mengenai konsumsi susu dan kalsium pada tinggi badan anak remaja oleh Hardinsya et al. (2008) terdapat hubungan konsumsi susu dan frekuensi minum susu dengan tinggi badan dan densitas tulang (Hardinsyah et al. (2008). Hoppe et al. (2006) menyatakan bahwa susu memiliki efek merangsang pertumbuhan. Zat gizi pada susu menjadi bagian penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak(Anwar 2009).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Semba (2012) konsumsi susu berdampak nyata terhadap tinggi badan pada anak pra-sekolah di Indonesia. Kebiasaan minum susu pada anak sekolah TK di Aliya dan Mexindo yang baik diharapkan mampu mendukung pertumbuhan anak.

Tabel 8 Sebaran anak berdasarkan jenis dan bentuk susu

n %

Jenis dan bentuk susu

Bubuk 66 48.5

Susu Kental Manis (SKM) 7 5.1

Cair 23 16.9 Bubuk+SKM 1 0.7 Bubuk+Cair 32 23.5 Bubuk+SKM+cair 6 4.4 SKM+Cair 1 0.7 Jumlah 136 100 Kemasan susu Kotak 112 82,4% Kaleng 13 9,6% Sachet 3 2,2% Kotak+kaleng 5 3,7% Kotak+sachet 3 2,2% Jumlah 136 100,0%

Berdasarkan jenis menurut bentuk fisiknya, susu terdiri dari susu segar, susu kental manis, dan susu bubuk. Sebagian anak (48.5%) mengonsumsi susu bubuk dan hanya 5.1% anak mengkonsumsi susu kental manis (SKM). Sebagian besar ibu memilih produk susu dengan kemasan kotak.(Tabel 8 ).

Hasil penelitian menunjukkan sepertiga ibu memilih susu merek Dancow dan dua pertiganya memilih produk susu lain. Pada tabel 9 kandungan protein ditemukan lebih tinggi pada jenis susu premium. Merk susu yang dicantumkan

(24)

14

adalah beberapa merek susu di pasaran yang dikonsumsi oleh anak dalam penelitian ini.

Susu jenis premium memiliki harga yang lebih tinggi untuk setiap gram nya daripada susu biasa. Kandungan energi dan protein dalam susu jenis premium memiliki rata-rata harga yang lebih tinggi dibandingkan susu biasa (tabel 9). Dapat dikatakan bahwa, untuk zat gizi yang sama susu jenis premium lebih mahal dibandingkan susu biasa.

Merek adalah nama penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek adalah simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Merek-merek produk yang sudah lama dikenal konsumen telah menjadi sebuah citra bahkan simbol status bagi produk tersebut (Sumarwan 2002).

Tabel 9 Sebaran anak berdasarkan merk susu yang dipilih, kandungan energi, protein, kemasan dan harga susu

Merk susu n % Energi (Kkal)/taka ran saji Protein (gr)/takar an saji

Kemasan Harga susu ( Rp) /gram a Bebelac 3+ 3 2.2 190 5.1 Kotak 131.1 b Dancow 3+ 40 29.4 140 6.0 Kotak 78.8 a Enfakid A 3+ 2 1.5 170 7.2 Kaleng 136.3 b

Frisian Flag 26 19.1 150 7.1 Kotak 66.1

b Indomilk 13 9.6 130 4.0 Kotak 65 b Milo 6 4.4 150 4.3 Kotak 72.3 a Morinaga 6 4.7 200 7.4 Kaleng 213.4 a Nutrilon R 2 1.5 140 6.3 Kaleng 176.7 a Pediasure 3 2.2 235 7.1 Kaleng 224.1 a S26 Promise 2 1.5 240 8.0 Kaleng 187.7 b SGM 4 2.9 160 5.2 Kotak 89.6 b

Sustagen Kid 3 2.2 160 6.3 Kotak 63.1

b

Ultramilk 16 11.8 150 8.4 Kotak 120

b

Zee 10 7.4 180 6.0 Kotak 90

Jumlah 136 100

aRata-rata harga susu premium Rp. 152.8±48.4/gr

bRata-rata harga susu biasa Rp. 81.2±20.2/gr

aRata-rata protein susu premium 6.6±0.9gr

b

Rata-rata protein susu biasa 5.7±1.5gr

Susu dengan merek-merek premium memiliki harga per gram yang jauh lebih mahal dari pada merek susu biasa.Merek susu premium mempunyai kelas tersendiri di masyarakat. Susu kelas premium adalah susu formula yang memiliki kandungan komposisi yang lengkap dan berkualitas yang tidak terdapat pada susu (biasa) lower class, seperti AA, DHA, nukleotida, beta karoten alamiah, lutein dan lainnya (Rakhmawati 2006). Adapun merek susu premium yang terdapat pada tabel 9 adalah Bebelac, Childschool, Enfakid, Morinaga, Nutrilon, Pediasure dan S26 Promise Gold.

Penelitian ini juga menunjukkan sebanyak72.1%ibu lebih memperhatikan kandungan gizi susu saat memilih produk susu hanya 2.2% ibu mempertimbangkan harga.Tempat pembelian pada penelitian ini adalah tempat

(25)

konsumen membeli produk susu, diantaranya seperti supermarket, pasar, apotek, toko/ warung terdekat dan tempat lainnya. Hasil menunjukkan hampir semua ibu (97%) membeli susu di supermarket dan hanya 1.5% ibu yang membeli susu di tempat lain.

Penelitian Sunarti (2006) yang membahas tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Susu Formula Anak Pada Keluarga Berpendapatan Rendah (Kasus di Kelurahan Tegallega dan Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, KotaBogor)”,menyimpulkan bahwa kandungan gizi dan harga merupakan faktor penting jadi atau tidaknya membeli susu. Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar tingkat pendapatan keluarga yang cukup tinggi yaitu diatas lima juta per bulan.

Tabel 10Sebaran anak berdasarkan pertimbangan dan tempat membeli susu.

n %

Pertimbangan memilih susu

Kandungan gizi 98 72.1 Jenis 11 8.1 Harga 3 2.2 Rasa 14 10.3 Lainnya 10 7.4 Jumlah 136 100

Tempat membeli susu

Supermarket 132 97.1 Pasar 0 0.0 Apotek 0 0.0 Toko 2 1.5 Lainnya 2 1.5 Jumlah 136 100

Hubungan Karakteristik Ibu, Pengetahuan dan Sikap Gizi, dengan Praktek Konsumsi Susu pada Anak

Uji korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara pendidikan terakhir ibu dengan pengetahuan gizi ibu (r=0.132). Hasil juga menunjukkan tidak terdapat hubungan pendidikan terakhir ibu dengan sikap gizi ibu (r= - 0.012).Hasil uji juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang siginifikan antara pendapatan dengan sikap gizi ibu dan jumlah susu yang dikonsumsi setiap hari.

Pada penelitian ini pengetahuan gizi meliputi pengetahuan gizi secara umum, manfaat susu pada anak dan masalah gizi pada anak di Indonesia. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa tidak ditemukan hubungan antara pengetahuan gizi dengan sikap gizi ibu, jumlah konsumsi, kebiasaan minum susu dan pertimbangan ibu memilih susu (Tabel 11).

Uji korelasimenunjukkan adanya hubungan positif (r = 0.31) yang signifikan antara sikap gizi ibu dengan kebiasaan minum susu setiap hari (Tabel 11). Artinya, semakin baik sikap gizi ibu maka semakin baik ibu membiasakan anak minum susu setiap hari.

(26)

16

Uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan nyata positif antara kebiasaan minum susu dengan jumlah susu yang dikonsumsi setiap hari (Tabel 11).Dapat dikatakan bahwa ibu yang memiliki sikap gizi yang baik memiliki anak yang terbiasa minum susu setiap hari namun dari hasil uji tidak ditemukan hubungan antara sikap dengan jumlah konsumsi dan pertimbangan ibu dalam memilih susu (Tabel 11).

Al-Shookri (2011) menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan responden yang rendah dengan pengetahuan gizinya. Pengetahuan mengenai gizi tidak hanya didapatkan dari pendidikan formal namun bisa melalui pengalaman dan mudahnya akses terhadap informasi.

Pada penelitian Destriana (2005) mengenai perilaku konsumsi susu pada konsumen keluarga di Babakan Raya Bogor menyatakan bahwa tingginya pendapatan yang diperoleh responden memiliki hubungan yang nyata dengan perilaku konsumsi susu. Hal ini senada dengan Martianto dan Ariani (2004) yang menyatakan tingkat pendapatan seseorang akan berpengaruh terhadap jenis dan jumlah bahan pangan yang dikonsumsinya.

Pengetahuan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi sikap. Azwar (2007) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu.

Penelitian Al-Shookri (2011)di Oman mengenai pengetahuan dan sikap gizi ibu terhadap intik makanan pada anak menyebutkan bahwaasupan makanan tertinggi ditemukan pada anak-anak dari ibu dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan ibu yang memiliki nilai sikap yang positif. Vereecken (2012) menyatakan bahwa pengetahuan, sikap gizi ibu, tingkat pendidikan dan pekerjaan memiliki pengaruh yang nyata terhadap kebiasaan makan pada anak.

Tabel 11 Hubungan antara karakteristik ibu, pengetahuan dan sikap gizi, praktek konsumsi susu Pendi dikan Pendap RT Pengeta huan Sikap gizi Jml Kons Kebiasaan minum Frekuensi minum Pertimbang an memilih Pendidikan 1.00 0.47* 0.13 -0.01 0.09 -0.02 -0.10 0.08 Pendapatan RT 1.00 0.02 0.23* 0.21* 0.09 0.07 0.05 Pengetahuan 1.00 -0.02 0.09 -0.03 -0.00 0.13 Sikap 1.00 0.17 0.31* 0.14 -0.02 Jml susu 1.00 0.49* 0.56* 0.06 Kebiasaan minum susu 1.00 0.56* -0.08 frekuensi konsumsi susu 1.00 -0.11 pertimbangan memilih susu 1.00 *p < 0.05

(27)

Kesimpulan

Sebagian besar ibu memiliki pengetahuan gizi yang baik dan lebih dari 75% ibu mampu menjawab pertanyaan dengan benar. Hampir semua ibu memiliki sikap gizi yang sesuai dalam kategori sedang dengan lebih dari 90% ibu setuju bahwa minum susu merupakan kebiasaan yang baik.

Hampir semua anak memiliki kebiasaan minum yang baik setiap hari dengan rata-rata jumlah konsumsi susu 497 ml/hari dan frekuensi minum susu anak sebesar 18.74 kali/minggu. Sebanyak 48.5% ibumemilih produk susu bubuk dan terdapat 13.6% ibu memilih produk susu premium. Kandungan gizi menjadi perhatian utama ibu dalam memilih susu dan hampir semua ibu membeli susu di supermarket.

Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan dengan jumlah dan kebiasaan minum susu setiap harinamun hasil menunjukkan sikap gizi ibu dengan kebiasaan minum susu memiliki hubungan positif yang signifikan. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kebiasaan minum susu setiap hari dengan jumlah susu yang dikonsumsi setiap hari.Semakin baik sikap gizi ibu maka semakin baik frekuensi minum susu pada anak.

Saran

Perlunya penyuluhan kepada guru dan orang tua mengenai konsumsi susu pada anak karena hasil penelitian menunjukkan ada anak yang mengkonsumsi susu lebih dari 1000 ml perhari dan ada pula anak yang hanya mengkonsumsi susu kurang dari 1 kali perminggu. Anak sebaiknya mengkonsumsi susu 1-2 gelas setiap hari sebagai pelengkap makanan. Disarankan kepada ibu untuk jeli dalam memilih merek produk susu yang dibutuhkan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Norshahida, Muniandy, Naleena, Devi. 2012. The Relationship between Mothers' Educational Level and Feeding Practices among Children in Selected Kindergartens in Selangor, Malaysia: A Cross-sectional Study.Asian Journal of Clinical Nutrition. 4(2): 39-52.

Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Al-Shookri A,Al-Shukaily, Layla, Hassan, Fouad, Al-Sheraji, Sadeqet al. 2011. Effect of Mothers Nutritional Knowledge and Attitudes on Omani Children's Dietary Intake.Oman Medical Journal. 26 (4): 253-257

Anwar F, Khomsan A. 2009. Makan Tepat, Badan Sehat. Jakarta (ID): Hikmah, 2009.

Anwar S. 2003. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta (ID): Pustaka Pelajar.

Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta (ID): Penerbit Buku Kedokteran EGC.

(28)

18

Briawan B, Rachma F, Annisa K. 2011. Kebiasaan Konsumsi Minuman dan Asupan Cairan pada Anak Usia Sekolah di Perkotaan. Jurnal Gizi dan

Pangan 6(3): 186-191.

Detik health.2012.Konsumsi Susu Orang Indonesia Lebih Rendah dari Malaysia

dan Filipina[Internet]. [diacu 7 Maret 2013]. Tersedia pada:

http://finance.detik.com/read/2012/05/28/165325/1926614/4

Destriana A. 2008. Perilaku Konsumsi Susu pada Konsumen Keluarga di Wilayah

Babakan Raya Kecamatan Dramaga [Skripsi]. IPB

Sutomo B, Anggraini D. 2010. Menu Sehat Alami Untuk Batita dan Balita. Jakarta (ID): Demedia.

Gibson, R. 2005. Principles of Nutrition Assessment. New York (US) : Oxford University Press.

Greer, Frank R. 2007. Proposed New FDA Health Claim Recognizes Role of Key

Nutrients in Dairy in Reducing The Risk of Osteoporosis [Internet]. [diacu

2 Agustus 2013].Tersedia pada:www.midwestdairy.com

Hardinsyah, Damayanthi E, Zulianti W. 2008. Hubungan konsumsi susu dan kalsium dengan densitas tulang dan tinggi badan remaja. Jurnal Gizi dan

pangan. 3 (1): 43-48.

Hartoyo, Sulaeman A, Syarief, dan Yulianti LN. 2007. Dampak konsumsi susu dan pengasuhan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak 2-5 tahun di kota bogor. Media gizi dan keluarga.

Irianto DP. 2007. Panduan gizi lengkap keluarga dan olahragawan. Yogyakarta (ID): penerbit andi.

Kusharisupeni. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan dalam Gizi dan Kesehatan

Masyarakat. Jakarta (ID): Rajawali Pers.

Khomsan dkk. 2012. Tumbuh Kembang dan Pola Asuh Anak. Bogor (ID): IPB Press

[Kemenkes] Kementrian Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta (ID): Kemenkes

Martianto D, Ariani M. 2004. Analisis Perubahan Konsumsi &Pola Konsumsi Pangan Masyarakat dalam Dekade Terakhir. Di dalam Soekirman dkk, editor. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII; 2004 Mei 17-19; Jakarta (ID): LIPI

Onis M, Bloosner M, Borqhi E. 2012. Prevalence and trends of stunting among pre-school children, 1990-2020. Public Health Nutr. 15(1):142-148

Rakhmawati E. 2006. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Susu Formula

Merek Procal Gold PT. Wyeth Indonesia [Skripsi]. IPB

Rachmadewi A. 2009. Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Pemberian ASI serta

Status Gizi Bayi Usia 4-12 bulan di Perdesaan dan Perkotaan [Skripsi].

IPB

Riyadi H, Martianto D, Hastuti D, Damayanthi E, Murtilaksono K. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Anak Balita di Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Gizi dan Pangan 6(1): 66-73

Sears,William. 2006.Milk [Internet]. [diacu 2 Agustus 2013]. Tersedia pada:

www.AskDrSears.com

Semba RD, Moench-Pfanner R, Sun K,de Pee S, Akhter N, Rah JH, Campbell AA,et al. 2012. Consumption of micronutrient-fortified milk and noodles

(29)

is associated with lower risk of stunting in preschool-aged children in Indonesia.Food And Nutrition Bulletin. 32(4): 347-53.

Simamora B. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta (ID): Gramedia Sumarwan U. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam

Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia Indonesia

Sunarti. 2006.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Susu Formula Anak

Pada Keluarga Berpendapatan Rendah (Kasus di Kelurahan Tegallega

dan Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota

Bogor)[Skripsi]. IPB

Soekirman. 2006. Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia. Jakarta (ID): Primamedia Pustaka.

Soehardi, Soenarso. 2004. Memelihara kesehatan jasmani melalui makanan. Bandung (ID): Penerbit ITB.

Tetrapak.2010. Tetra Pak Dairy Index I [internet]. [diacu 2013 Maret 7]. Tersedia www.tetrapak.com/Document%20Bank/Food_categories/Dairyindex_201 0.pdf.

Vereecken C. 2012. Young children's dietary habits and associations with the mothers' nutritional knowledge and attitudes.Appetite. 54(1): 44-51.

(30)

20

(31)

Lampiran 1 Frekuensi minum susu anak per minggu No Frekuensi (kali/minggu) No Frekuensi (kali/minggu) No Frekuensi (kali/minggu) No Frekuensi (kali/minggu) 1 21 41 21 81 28 121 21 2 28 42 21 82 2 122 28 3 28 43 28 83 14 123 4 4 21 44 14 84 21 124 2 5 1 45 21 85 21 125 2 6 14 46 2 86 42 126 7 7 14 47 14 87 28 127 14 8 21 48 14 88 35 128 14 9 35 49 35 89 14 129 14 10 1 50 14 90 21 130 1 11 14 51 14 91 28 131 21 12 0.5 52 7 92 4 132 7 13 14 53 28 93 35 133 21 14 35 54 21 94 28 134 0.5 15 14 55 21 95 1 135 35 16 14 56 49 96 7 136 7 17 2 57 21 97 3 18 21 58 28 98 28 19 14 59 14 99 21 20 21 60 21 100 35 21 28 61 21 101 7 22 21 62 14 102 21 23 35 63 35 103 14 24 7 64 21 104 21 25 14 65 14 105 21 26 5 66 14 106 42 27 42 67 7 107 14 28 14 68 35 108 14 29 35 69 5 109 5 30 28 70 14 110 28 31 7 71 7 111 14 32 0.5 72 14 112 49 33 14 73 21 113 28 34 14 74 2 114 14 35 7 75 35 115 28 36 21 76 21 116 35 37 5 77 35 117 14 38 28 78 5 118 35 39 7 79 3 119 35 40 21 80 14 120 14

(32)

22

Lampiran 2 Hasil uji korelasi

pddkn_ib kat_penda kat_peng kat_sikap jmlsusu freq_mnm biasa_mnm_hr kat frekkons

pddkn_ibu Correlation 1,00 0,47 0,13 -0,02 0,10 -0,11 -0,03 -0,11 Sig. (2-tailed) . 0,00 0,12 0,83 0,26 0,20 0,75 0,22 N 136 136 136 136 136 136,00 136,00 136,00 kat_pendapt Correlation 0,47 1,00 0,02 0,24 0,21 0,09 0,10 0,08 Sig. (2-tailed) 0,00 . 0,78 0,01 0,01 0,32 0,26 0,37 N 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 kat_peng Correlation 0,13 0,02 1,00 -0,02 0,10 -0,02 -0,04 0,00 Sig. (2-tailed) 0,12 0,78 . 0,80 0,26 0,86 0,68 0,97 N 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 kat_sikap Correlation -0,02 0,24 -0,02 1,00 0,18 0,17 0,31 0,14 Sig. (2-tailed) 0,83 0,01 0,80 . 0,04 0,05 0,00 0,09 N 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 jmlsusu Correlation 0,10 0,21 0,10 0,18 1,00 0,58 0,49 0,56 Sig. (2-tailed) 0,26 0,01 0,26 0,04 . 0,00 0,00 0,00 N 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 freq_mnm_ss Correlation -0,11 0,09 -0,02 0,17 0,58 1,00 0,60 0,99 Sig. (2-tailed) 0,20 0,32 0,86 0,05 0,00 . 0,00 0,00 N 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 biasa_mnm Correlation -0,03 0,10 -0,04 0,31 0,49 0,60 1,00 0,56 Sig. (2-tailed) 0,75 0,26 0,68 0,00 0,00 0,00 . 0,00 N 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 katfrekkons Correlation -0,11 0,08 0,00 0,14 0,56 0,99 0,56 1,00 Sig. (2-tailed) 0,22 0,37 0,97 0,09 0,00 0,00 0,00 .

(33)

pddkn_ib kat_penda kat_peng kat_sikap jmlsusu freq_mnm biasa_mnm_hr kat frekkons

N 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00 136,00

pertimbangan Correlation 0,09 0,06 0,14 -0,03 0,07 -0,12 -0,09 -0,11

Sig. (2-tailed) 0,31 0,51 0,11 0,77 0,42 0,16 0,31 0,19

(34)

24

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

KUESIONER

PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN PRAKTEK

KONSUMSI SUSU ANAK SEKOLAH TAMAN KANAK

KANAK

NAMA LENGKAP MURID :

UMUR :

JENIS KELAMIN :

KELAS :

TK :

TANGGAL :

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

(35)

Yth. Bapak/Ibu Orangtua Murid

Dengan hormat disampaikan bahwa saya, Ibrahim mahasiswa Ilmu Gizi mohon bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner penelitian kami yang berjudul “PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN PRAKTEK KONSUMSI SUSU ANAK SEKOLAH TAMAN KANAK KANAK”.Penelitian ini telah mendapat ijin dari pihak sekolah dan putra/puteri bapak terpilih sebagai salah satu responden penelitian. Data yang dikumpulkan hanya digunakan untuk penelitian tanpa menyebutkan namadan tidak akan dipublikasikan ke media massa. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

A. Identitas Ibu

Isilah/lingkarilah jawaban sesuai pilihan ibu dilembar yang telah disediakan No Identitas Keterangan

1 Nama ………. 2 Kondisi fisiologis 1. Hamil

2. Tidak hamil 3. Menyusui 4. Tidak menyusui 3 Jumlah anggota keluarga ……… orang

4 Pekerjaan Ayah 1. PNS 2. Wiraswasta 3. TNI/Polri 4. Pegawai swasta 5. Buruh 6. Lainnya

sebutkan ……… Pekerjaan Ibu 1. PNS 2. Wiraswasta 3. Ibu Rumah

Tangga 4. Pegawai swasta 5. Buruh 6. Lainnya

sebutkan ……… 5 Pendidikan Ayah 1. Tidak tamat SD 2. SD 3. SMP

4. SMA 5. Perguruan tinggi Pendidikan Ibu 1. Tidak tamat SD 2. SD 3. SMP

4. SMA 5. Perguruan tinggi 6 Pendapatan per bulan

keluarga

1. < 2.000.000 2. 2.000.000 – 3.000.000 3. 3.000.000-5.000.000 4. ≥ 5.000.000

A. Kebiasaan Minum Susu

Isilah/lingkarilah jawaban sesuai pilihan ibu dilembar yang telah disediakan No Kebiasaan minum susu Keterangan

1 Apakah anak ibu minum susu? 1. Ya 2. Tidak, langsung kepertanyaan nomor 16

2 Sejak kapan anak ibu diperkenalkan dengan susu?

1. Baru-baru ini (6 bulan terakhir) 2. 1 tahun terakhir

3. 2 tahun terakhir/lebih dari 2 tahun terakhir

(36)

26

No Kebiasaan minum susu Keterangan 3 Apakah anak ibu minum susu setiap

hari?

1. Ya 2. Tidak

4 Jika “Ya”, berapa kali dalam sehari? …………..kali/hari 5 Jika “Tidak” berapa kali dalam

seminggu?

…………..kali/minggu 6 Dimana ibu biasanya membeli susu? 1. Supermarket

2. Pasar 3. Apotek 4. Toko

5. Lainnya, sebutkan………. 7 Jenis susu apa yang biasanya ibu

beli?

1. Sapi 2. Kedelai

8 Bentuk susu apa yang biasanya ibu beli?

1. Bubuk 3. Cair 2. Kental manis

9 Jika bentuk susu cair yang dibeli, susu cair yang mana yang biasanya ibu beli?

1. Susu cair yang tahan 2-3 hari 2. Susu cair yang tahan

berbulan-bulan

10 Merk susu apa yang biasa ibu beli? ………. 11 Berapa kali ibu membeli susu dalam

sebulan?

………kali/bulan 12 Berapa banyak setiap kali ibu

membeli?

... kotak/kaleng/dus/sachet

13 Dalam bentuk kemasan apa susu yang biasa ibu beli?

1. Kaleng 3. Sachet 2. Dus/kotak

14 Ukuran susu yang mana yang biasanya ibu beli?

(Pilih salah satu jenis dan ukuran gambar di bawah sesuai susu yang ibu beli) a. Kental manis

1). sachet 2). sachet 3). Kaleng

(37)

No Kebiasaan minum susu Keterangan 1). 200 gr 2). 400 gr 3). 800 gr c. Kotak, cair 1).125ml 2).200ml 3).250ml 4).1000ml d. Kaleng, bubuk 1). 400 gr 2). 800 gr 3). 1000 gr 15 Apa hal utama yang paling

ibu perhatikan saat memilih produk susu? 1. Jenis 2. Kandungan gizi 3. Harga 4. Rasa 5. Lainnya,sebutkan…………

16 Menurut saya, susu akan menyebabkan kegemukan….

1. Ya 2. Tidak

17 Menurut saya, susu yang menyebabkan kegemukan adalah…..

1. Susu fat/lemak 2. Susu low fat (rendah lemak)

(38)

28

B. Pengetahuan Gizi

Pilihlah jawaban dengan cara melingkari jawaban yang menurut ibu benar No Pertanyaan No Pertanyaan

1 Zat gizi adalah…..

1. Zat yang terdapat dalam makanan dan diperlukan oleh tubuh

2. Zat yang terdapat dalam makanan tetapi tidak diperlukan oleh tubuh

3. Zat yang membuat tubuh menjadi sakit dan membuat badan cepat loyo

11 Berapa banyak anak seharusnya minum susu dalam sehari?

1. Kurang dari 1 gelas 2. 1-2 gelas

3. 3-4 gelas

2 Makanan yang harus dikonsumsi adalah makanan yang…..

1. Mahal

2. Beraneka ragam

3. Mengandung banyak lemak

12 Susu merupakan sumber utama mineral...

1. Seng 3. Kalsium 2. Besi

3 Zat gizi sumber tenaga atau energi disebut...

1. Karbohidrat 2. Mineral 3. Protein

13 Kalsium berguna untuk... 1. Pembentukan tulang dan gigi 2. Pembentukan darah dan otot 3. Mencerdaskan otak

4 Zat gizi sumber pembangun untuk tubuh disebut...

1. Karbohidrat 2. Mineral 3. Protein

14 Menurut ibu, apakah minum susu saja sudah cukup untuk membuat tubuh sehat?

1.Ya 2. Tidak

5 Zat gizi untuk mendukung pertumbuhan anak adalah.... 1. Protein

2. Vitamin 3. Karbohidrat

15 Menurut ibu, apakah susu bermanfaat untuk pertumbuhan tinggi badan anak?

1. Ya 2. Tidak

6 Zat pengatur fungsi dan kerja organ tubuh agar berjalan dengan baik disebut...

1. Karbohidrat 2. Mineral 3. Protein

16 Menurut ibu, apakah susu dapat meningkatkan kecerdasan anak? 1.Ya 2. Tidak

7 Nasi, mie, dan roti adalah sumber pangan...

1. Karbohidrat 2. Mineral 3. Protein

17 Apa gejala alergi susu sapi.... 1. Sakit perut dan diare 2. Gatal gatal dan ruam pada

kulit

3. Batuk dan pilek 8 Yang termasuk masalah

kekurangan gizi adalah….

18 Selain kalsium zat gizi apa yang berperan dalam pembentukan

(39)

No Pertanyaan No Pertanyaan 1. Kependekan

2. Cacingan 3. Tipes

tulang dan gigi.... 1. Vitamin B dan A 2. Fosfor dan Vitamin D 3. Vitamin C dan Selenium 9 Berapa gelas kita harus minum air

putih dalam sehari... 1. 8 gelas (±1,5 liter) 2. 6 gelas (±1,2 liter) 3. 6 gelas (±1,0 liter)

19 Makanan sumber vitamin D adalah....

1. Daging dan telur 2. Buah strawberry 3. Roti

10 Apakah ibu tahu bahwa sepertiga anak di Indonesia pendek? 1.Ya 2. Tidak

20 Makanan sumber fosfor adalah…. 1. Daun katuk

2. Susu dan daging 3. Buah jeruk

21 Bentuk tubuh dibedakan atas…. 1. Gemuk, normal, kurus 2. Cantik, jelek

3. Bola (apel), gitar (pir)

C. Sikap Gizi

Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kecenderungan sikap ibu terhadap pernyataan itu

No Pernyataan Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu 1 Susu merupakan makanan bergizi

2 Minum susu merupakan kebiasaan yang baik

3 Anak perlu minum susu untuk menunjang pertumbuhannya 4 Saya yakin dengan pemberian

susu pada anak akan mencegah kependekan anak saya

5 Minum susu sebaiknya minimal 1 kali sehari

6 Susu merupakan makanan penganti asupan makan utama 7 Kalau sudah minum susu tidak

perlu makan makanan yang lain 8 Saya yakin dengan pemberian

susu pada anak akan

meningkatkan kecerdasan anak saya

9 Saya yakin anak yang bertubuh kurus lebih sering sakit-sakitan 10 Ibu perlu memantau

perkembangan tinggi dan berat badan anak

(40)

30

RIWAYAT PENULIS

Penulis dilahirkan di Pontianak pada tanggal 3September 1990.Penulis mengawali pendidikan formal di MI Negeri Teladan Pontianak pada tahun 1996-2002. Pada tahun 2002-2005 penulis meneruskan pendidikan menengah pertama di MTs N 1 Pontianak kemudian melanjutkan pendidikan di SMA N 1 Pontianak dan lulus pada tahun 2008.

Pada tahun yang samapenulis diterima di Diploma III Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Pontianak. Selama menjadi mahasiswa di diploma III, penulis aktif di HIMAZI (Himpunan Mahasiswa Gizi Poltekkes), Racana Pramuka Dr Soedarso Pontianak dan BEM Poltekkes.Penulis pernah melaksanakan magang di RSUP Dr. Soetomo Surabaya dan UPTD Puskesmas Kampong Bali Pontianak. Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Penyelenggaraan Khusus Mayor Ilmu Gizi, Dept Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor melalui jalur tes Alih Jenis. Selama menjadi mahasiswa S1 penulis aktif sebagai anggota dan pengurus di KPMKB Bogor (Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat) sejak tahun 2011 hingga sekarang. Penulis pernah menjadi asisten mata praktikum analisis zat gizi mikro dan fisiologi manusia pada tahun akademik 2013/2014.

Penghargaan yang pernah diraih adalah terpilih sebagai juara III desain dapur umum di Kemah Kesehatan Nasional 2010 di Cibubur,peserta Pelatihan Pemuda Siaga Bencana(DASIPENA) BPSDMKes 2009, peserta dan moderator pada Pelatihan Indonesia Young Food and Nutrition Leadership (DoYouLead) Bogor 2013.

Gambar

Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data
Tabel 2 Sebaran anak berdasarkan jenis kelamin dan usiaanak
Tabel 3 Sebaran anak berdasarkan karakteristik keluarga
Tabel 5 Sebaran anak berdasarkan jawaban benar pengetahuan gizi ibu
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tidak menutup kemungkinan seorang pelaku akan melakukan beberapa tindak pidana, tidak hanya satu, dua atau bahkan lebih dan, seperti halnya kasus yang terdapat

Oleh karena itu, untuk menilai atau menguji konstitusionalitas suatu undang- undang, kita dapat menggunakan beberapa alat pengukur atau penilai, yaitu (i)

Makanan awetan dari bahan hewani adalah makanan yang dibuat dari SDA hewani, yang sudah melalui proses pengolahan yang tepat sesuai dan dikemas dengan baik, baik menggunakan

Berdasarkan nilai yang digaris bawahi diatas seharusnya orang rimba atau Suku Anak Dalam di Taman Nasional Bukit Duabelas, Provinsi Jambi berhak untuk memperoleh

SDMELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING METODE JIGSAW A.. PembelajaranMembaca

Sebelum kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan, mahasiswa terlebih dahulu menempuh kegiatan yaitu pra PPL melalui pembelajaran mikro dan kegiatan

Sherlyta Mutia Hutabarat, selaku Kepala Puskesmas Silinda yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam rangka menyelesaikan pendidikan

Transformasi Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L. BL) Dengan Gen SoSUT1 Menggunakan Agrobacterium tumefaciens strain GV3101 dan Eksplan Kalus; Anisa Indah