METODE COOPERATIVE, INTEGRETED, READING AND
COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS NARASI
COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION
(CIRC) METHOD TO IMPROVE NARRATIVE TEXT READING
COMPREHENSION
Indah Soraya
1, Didin Syahruddin
2, Edi Rohendi
3S1- Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pengetahuan, Universitas Pendidikan Indonesia
Email: isoraya47@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan peserta didik dalam membaca pemahaman dimana guru masih belum menemukan solusi yang tepat dalam proses pembelajaran membaca pemahaman. Hal ini dikarenakan kurangnya menggunakan metode dalam pembelajaran membaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman teks narasi pada kelas III SD dengan menerapkan metode CIRC. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas III SDN Cijati 02 Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung berjumlah 56 orang. Model penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan model PTK dengan desain Elliot. Pengumpulan data dilakukan dengan cara lembar observasi guru dan siswa, wawancara, catatan lapangan, LKP, hasil produk mini book. kemudian intstrumen tersebut diolah dengan dideskripsikan, dianalisiskan dan refleksikan guna mengetahui meningkatnya pemerolehan nilai proses dan hasil kemampuan membaca pemahaman teks narasi dengan menggunakan metode CIRC. Pemerolehan nilai rata-rata proses dalam memprediksi cerita di siklus I 37,94; pada siklus II mengalami peningkatan 45,90; dan siklus III 74,05. Sedangkan nilai rata-rata proses dalam menemukan kata sulit dan maknanya pada siklus I 57,14; siklus II 75,90; dan pada siklus III 91,03. Pemerolehan nilai rata-rata hasil kemampuan membaca pemahaman teks narasi dalam bentuk mini book pada siklus I adalah 49,70; sedangkan pada siklus II dan III nilai rata-rata mengalami peningkatan menjadi 60,90; dan 74,68. Berdasarkan data dan analisis, dapat disimpulkan bahwa metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman teks narasi. Oleh karena itu, para guru dianjurkan untuk menggunakan metode CIRC dalam pembelajaran membaca pemahaman teks narasi.
Kata Kunci: Membaca Pemahaman, Metode CIRC, Teks Narasi, Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, Penelitian Tindakan Kelas.
ABSTRACT
The present study is motivated by the lack of students’ ability in reading comprehension where the teachers has not yet come up with the ideal solution in learning process of reading comprehension. This is due to the lack of the use of method in reading comprehension learning process. The present study aims to discover learning process and to improve narrative text reading comprehension of the third-grader students at elementary school by applying CIRC method. The subjects of the present study were 56 third-grader students at SDN Cijati 02 Kecamatan CileunyiKabupaten Bandung. Research model employed in the present study was PTK model with Elliot design. The data was collected by using teacher and students observation sheet, interview, field note, LKP, and mini book product result. Those instruments were then described, analyzed, and reflected in order to discover the score improvement of the process and the result of the narrative text reading comprehension by employing CIRC method. The process’ average score of predicting the story at cycle I is 37.94, 45.90 at cycle II, and 74.05 at cycle III. The average scores in finding difficult words and their meaning at cycle I, II, and II are 57.14, 75.90, and 91.03 respectively. Meanwhile, the average scores of narrative text reading comprehension in mini book at cycle I is 49.70, however, there is an improvement in cycle II and III: cycle II is 60.90 and cycle III is 74.68. According to the data and analysis, it can be concluded that CIRC method could improve the narrative text reading comprehension. Teachers are, therefore, recommended employing CIRC method in teachingnarrative text reading comprehension.
Keywords: reading comprehension, CIRC method, narrative text, teaching Indonesian at elementary school, classroom action research
Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan kita dapat menambah pengetahuan yang belum kita ketahui,
serta menjadikan manusia yang
berkarakter dan berakhlak mulia. Pendidikan membuat kita sadar betul untuk berpikir, dengan pendidikan menjadikan kita sebagai manusia untuk menumbuhkan karakter yang baik pada diri sendiri, sehingga menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik.
Pada abad ke-21 ini kurikulum yang digunakan oleh pemerintah yaitu kurikulum 2013 yang berlandaskan pada pendidikan dan kurikulum 2013 bukan hanya pada pembentukan kognitif saja tetapi ditekankan juga pada aspek keterampilan, psikomotorik dan sikap. Dalam upaya untuk memenuhi tuntutan kurikulum 2013 ini, diperlukan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir salah satunya yaitu
pembelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia
mempunyai beberapa keterampilan berbahasa yang diantaranya adalah keterampilan membaca. Tarigan (2008) Membaca merupakan suatu proses, untuk memahami suatu pesan yang terkandung dalam bacaan. dalam membaca tidak hanya sekedar membaca saja, tetapi diperlukan adanya suatu pemahaman untuk memahami isi pesan yang ada pada teks tersebut, salah satunya dengan membaca pemahaman. Abidin (2012a) membaca pemahaman dapat diartikan sebagai proses seseorang membaca
dengan sungguh-sungguh untuk
mendapatkan informasi, pesan dan makna yang terkandung di dalam suatu bacaan.
Dalam membaca sendiri diperlukan sebuah teks, ketika membaca teks narasi,
pemahaman untuk membaca akan
menghasilkan lebih baik dibanding dengan teks lainnya, selain itu teks narasi akan lebih baik diatur dari tata bahasa,
Kintsch, dkk (dalam Dymock, 2007). Teks narasi merupakan jenis teks karangan yang menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian dalam satu waktu atau runtun sehingga pembaca dapat mengambil hikmah pada teks bacaan. Pembelajaran keterampilan membaca pemahaman di sekolah dasar memiliki peranan penting yakni untuk menambah pengetahuan yang belum mereka ketahui. Sardiman (2011) menyatakan bahwa bila adanya proses belajar, pada saat itu juga adanya proses mengajar, dan proses belajar akan diperoleh hasil belajar, ketika hasil belajar baik dalam proses pembelajaran pun harus dilakukan dengan baik agar materi yang diajarkan akan mudah dipahami oleh peserta didik. namun, pada kenyataannya harapan dari tujuan membaca pemahaman ini kurang memuaskan. Hal ini terlihat dari belum
optimalnya kemampuan membaca
pemahaman peserta didik di sekolah dasar.
Berdasarkan hasil observasi, faktor utama yang melatarbelakangi hal tersebut adalah karena guru jarang menggunakan metode yang menarik selama proses pembelajaran, hanya dilakukan secara instan. Gough dan Tunmer (dalam Clarke, dkk, 2010) yang menyatakan bahwa masih banyak anak yang belum dapat sepenuhnya mencapai tujuan
membaca pemahaman dalam
memecahkan kode teks secara akurat. Berkenaan dengan hal di atas, dibutuhkan perencanaan, pemilihan dan penerapan metode pembelajaran yang tepat bagi peserta didik, selain itu guru juga disarankan untuk menerapkan pemberian tugas dalam membaca berdasarkan kebutuhan dan kepentingan peserta didik. Penerapan metode Cooperative Integreted Reading And Composition (CIRC) dirasa mampu dijadikan sebagai solusi yang dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman.
Slavin (2015) CIRC merupakan salah satu metode dari pembelajaran kooperatif yang pada mulanya hanya pembelajaran terpadu antara membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi. Namun pada penelitian ini dilakukan pada kelas rendah, CIRC pada dasarnya merupakan hasil perkembangan dari model sebelumnya yaitu metode TAI (Team Accelerated Instruction). Slavin (dalam Abidin, 2012b) mengemukakan unsur-unsur utama dalam CIRC yaitu kelompok pembaca, kelompok membaca, aktivitas menceritakan kembali. Metode ini merupakan pembelajaran yang didalamnya secara kooperatif, dimana adanya kerja sama dalam satu kelompok, hal ini sejalan dengan Abidin (2014) Pembelajaran kooperatif merupakan
dimana dalam pembelajarannya
menekankan adanya kerja sama antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya secara terstruktur dan berkesinambungan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menerapkan metode CIRC dengan tujuan mengatasi permasalahan
rendahnya kemampuan membaca
pemahaman teks narasi pada peserta didik SD. Oleh karena itu, metode CIRC ini diterapkan di dalam suatu penelitian tindakan kelas yang berjudul “Metode Cooperative Integreted Reading And
Composition (CIRC) untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Narasi”.
METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan desain PTK model John Elliot yang terdiri dari 3 siklus dan 3 tindakan pada setiap siklusnya. Metode ini dipilih karena berdasarkan untuk mengatasi masalah yang ada di lapangan dengan cara memperbaiki pembelajaran yang ada baik dari proses pembelajaran maupun dari hasil pembelajaran. Hal ini
sejalan dengan PTK merupakan suatu kajian yang dilihat dari perbaikan yang menjadi lebih baik dari sebelumnya dan
menjadikan pembelajaran yang
berkualitas. (Elliot dalam Undang, 2008). Pada pelaksanaan tindakan ini dilakukan secara berulang sehingga tujuan untuk mendapatkan hasil yang baik akan terwujud. Salah satu kunci dalam menggunakan PTK yaitu adanya refleksi diri karena masalah yang akan diselesaikan sudah diamati oleh guru, sehingga kelemahan yang ditemukan dapat diperbaiki dan dirancang kembali dengan baik.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan PTK ini disesuaikan dengan desain model Elliot yang pertama adalah yaitu ide awal dimana peneliti menemukan metode dan objek yang akan diteliti, selanjutnya peneliti akan menganalisis masalah yang ada berdasarkan objek penelitian. Tahap selanjutnya adalah tahap perencanaan mengenai tindakan yang umum pertama, pada tahap ini peneliti akan membuat dan
menyusun perencanaan mengenai
tindakan yang nanti akan dilaksanakan pada siklus I. Tahap berikutnya peneliti melakukan pembelajaran siklus I, pembelajaran disesuaikan dengan masalah yang ada dan yang sudah
dirancang sebelumnya. Langkah
berikutnya, melakukan monitoring pada pelaksanaan siklus I dan mengamati efek yang ditimbulkan pada siklus I, peneliti harus bisa mengindentifikasi hal apa saja yang menjadi penghambat dalam proses pembelajaran sehingga nantinya dapat diketahui kegagalan dalam pelaksanaan siklus I. Kegagalan tersebut akan dijelaskan pada tahap penjelasan kegagalan implementasi yang nantinya akan dijadikan acuan untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
Pada tindakan 1 kegiatan
pembelajaran yang dilakukan peserta didik adalah membuat kelompok secara
heterogen, menyimak penjelasan guru dalam memperkenalkan teks dan serangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kelompok, membaca berpasangan, melakukan tanya jawab, memprediksi cerita bagaimana akhir dari cerita yang dibaca peserta didik, melanjutkan bacaan sampai akhir, dan melakukan pemeriksaan prediksi cerita. Pada tindakan 2 peserta didik melakukan membaca secara berpasangan secara utuh, peserta didik membaca cerita dalam hati lalu secara bergantian membaca keras cerita bersama pasangannya, ketika
temannya membaca, pasangannya
mengikuti dan membetulkan setiap kesalahan yang dibuat oleh pembaca, menemukan kata sulit dan maknanya pada teks, dan melakukan pemeriksaan menemukan kata sulit dan makna. Pada tindakan 3 membaca teks secara individu, membuat produk berupa mini book yang di dalamnya menceritakan kembali dengan menggunakan bahasa sendiri dan terdapat gambar pada setiap halaman, agar terlihat menarik.
Penelitian ini dilakukan di SDN Cijati 02 kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Partisipan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas III yang berjumlah 56 orang, 26 peserta didik perempuan dan 30 peserta didik laki-laki yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda.instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan penilaian proses dan hasil, catatan lapangan, lembar observasi guru dan siswa, lembar wawancara, dan
dokumentasi. Penelitian proses
menggunakan skoring rubrik dengan skor 4, 3, 2, 1. Indikator yang ditentukan
dalam penilaian proses adalah
memprediksi cerita dan menemukan kata sulit dan maknanya. Sedangkan indikator yang ditentukan dalam penilaian hasil adalah penilaian produk berupa mini book yaitu organisasi, isi, dan estetika.
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik kuantitaf, teknik kualitatif, dan teknik triangulasi. Data yang digunakan dalam angka-angka yaitu teknik kuantitatif, data yang digunakan dalam deskripsi yaitu teknik kualitatif, dan data penggabungan antara angka dan deskripsi adalah teknik triangulasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode CIRC
dalam pembelajaran membaca
pemahaman di kelas III SDN Cijati 02, peneliti menemukan beberapa temuan pada setiap siklusnya. Temuan yang didapatkan pada proses pembelajaran siklus I yaitu kelas belum bisa terkondisikan dengan baik, masih banyak peserta didik yang keluar kelas, masih banyak yang bertanya bagaimana cara memprediksi cerita, banyaknya peserta didik yang tidak membawa buku Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kesulitan dalam membuat produk mini book. Adapun perbaikan yang dilakukan peneliti yaitu dengan mengelola kelas salah satunya membuat peraturan ketika peserta didik ribut dan sudah diberikan peringatan 3x bintang prestasi peserta didik akan dicabut dan berkurang. Hal tersebut berguna dan efektif. Selaras dengan Halimah (2013) menyatakan bahwa tugas seorang guru harus membelajarkan peserta didik dengan optimal salah satunya dengan mengelola kelas secara baik dan kondusif yang berkaitan dengan peserta didik dan sarana yang mendukung.
Pada kegiatan kelompok di siklus I tidak berjalan dengan efektif, dikarenakan peserta didik banyak yang maju ke depan tidak setuju dalam pembagian yang dibuat oleh peneliti, maka peneliti akan membuat sebuah permainan kecil dalam kekompakkan dalam berkelompok dengan cara siapa
yang terlihat kompak dan bekerjasama akan mendapatkan hadiah (reward) yaitu bintang prestasi.
Kemudian dalam siswa menjawab pertanyaan dari peneliti secara serempak, peneliti melakukan ketika kegiatan apersepi dengan melakukan tanya jawab, peserta didik menjawa secara serempak. Dengan cara menghindari pertanyaan yang mengundang jawaban secara serempak. Halimah (2013) menyatakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki guru adalah keterampilan bertanya, karena keterampilan bertanya pada umumnya menduduki posisi yang penting, karena untuk menciptkan interaksi belajar yang baik salah satunya dengan keterampilan bertanya diawal dan diakhir pembelajaran. Lebih lanjut lagi Halimah (2013) salah satu komponen dalam keterampilan bertanya yaitu dengan cara penyebaran, dimana dimaksudkan untuk melibatkan peserta didik sebanyak-banyak selama proses
pembelajaran dalam menjawab
pertanyaan, contohnya dimana
pertanyaan yang berbeda akan disebarkan giliran, menjawabnya pun kepada peserta didik yang berbeda pula. Hal ini terbukti ketika peneliti memberikan pertanyaan, peserta didik dapat terkondisikan pada saat menjawab pertanyaan.
Pada tindakan 3 peserta didik mengalami kesulitan dalam membuat mini book masih banyak yang bertanya. Peneliti mengulang kembali dalam membuat produk mini book secara perlahan sampai pada akhirnya peserta didik bisa membuat mini book sendiri. Peserta didik yang maju ke depan kelas untuk menampilkan hasil produknya, guru selalu memberikan apresiasi dan penguatan atas penampilan peserta didik dengan memberikan pandu positif. Hal tersebut untuk memberikan rasa percaya diri pada peserta didik dalam tampil di depan kelas.
Berdasarkan pemaparan kendala yang sudah dijelaskan pada siklus I, pada siklus II peneliti mengalami kendala yang hampir sama, namun kendala tersebut berkurang dan teratasi dengan baik. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan sama dengan siklus I namun sesuai dengan kendala yang terjadi. Dalam materi pun dirancang dengan baik agar tidak mengalami kesalahan kembali pada siklus III.
Dalam proses pembelajaran
membaca pemahamn pada siklus III diperoleh data yang menunjukkan sebagian besar sudah mampu mengikuti proses pembelajaran dan mendapatkan hasil yang memuaskan di atas KKM, meskipun masih ada beberapa peserta didik yang belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Oleh sebab itu, peneliti membimbing dan memberikan motivasi agar selalu giat belajar terutama dalam membaca. Adapun hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan, dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini.
Tabel 1.1
Pemerolehan Nilai Proses dan Hasil Pemerolehan Nilai Siklus I Siklus II Siklus III Proses dalam memprediksi cerita 37,94 45,90 74,05 Proses dalam menemukan kata sulit dan makna
57,14 75,90 91,03 Hasil mini
book 49,70 60,90 74,68 Proses pembelajaran yang telah dilaksanakan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya yang diperoleh peserta didik. peningkatan rata-rata proses membaca pemahaman teks narasi dalam memprediksi cerita dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut.
Gambar 1.1
Diagram Pemorelahan Rata-rata Nilai Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman
Teks Narasi Dalam Memprediksi Cerita Pada Setiap Siklus
Berdasarkan gambar 1.1 telah diketahui bahwa pemerolehan rata-rata nilai proses pembelajaran membaca
pemahaman teks narasi dalam
memprediksi cerita mengalami
peningkatan secara berturut-turut. Dari masing-masing siklus yaitu siklus I 37,94, siklus II 45,9 dan siklus III 74,05. Hasil tersebut dapat terjadi karena skor dalam memprediksi cerita yang didapat
oleh peserta didik mengalami
peningkatan dalam setiap siklusnya. Dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut.
Gambar 1.2
Diagram Pemorelahan Skor Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Teks
Narasi Dalam Memprediksi Cerita Pada Setiap Siklus
Berdasarkan gambar 1.2 diketahui
bahwa pemerolehan skor proses
pembelajaran membaca pemahaman teks narasi dalam memprediksi cerita mengalami peningkatan dan perbaikan pada setiap siklus. Dapat dilihat dari gambar di atas pada siklus I menunjukkan 35 peserta didik perlu bimbingan, 13 peserta didik cukup baik, 8 peserta didik baik, dan 0 peserta didik tidak ada yang baik sekali. Pada siklus II menunjukkan bahwa 18 peserta didik perlu bimbingan, 28 peserta didik cukup baik, 9 peserta didik baik, dan 0 peserta didik tidak ada yang baik sekali. Pada siklus III menunjukkan bahwa 4 peserta didik perlu bimbingan, 8 peserta didik cukup baik, 27 peserta didik baik, dan 14 peserta didik baik sekali. Kenaikan proses pada setiap siklusnya disebabkan oleh peserta
siklus I siklus II Siklus III pemerolehan proses dalam memprediksi cerita 37.94 45.9 74.05 0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 5 10 15 20 25 30 35 40
siklus I siklus II siklus III (1) perlu bimbingan
(2) cukup baik (3) baik (4) baik sekali
didik sudah mulai terbiasa dalam kegiatan dan sudah mengerti dalam instruksi yang diberikan oleh peneliti. Pada siklus II terlihat adanya peningkatan yang sedikit dari siklus I, karena masih ada beberapa yang masih bertanya dengan kelanjutan cerita tersebut. Pada siklus III terjadi peningkatan yang baik sudah diatas KKM, hal ini dikarenakan peseta didik sudah paham dan materi yang diajarkan sudah dimengerti.
Selain adanya proses pembelajaran membaca pemahaman teks narasi dalam memprediksi cerita, adapun proses pembelajaran membaca pemahaman teks narasi dalam menemukan kata sulit dan maknanya dari siklus I sampai siklus III. Dapat dilihat pada gambar 1.3.
Gambar 1.3
Diagram Pemerolehan Rata-rata Nilai Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Teks Narasi Dalam Menemukan Kata Sulit dan Makna Pada
Setiap Siklus
Berdasarkan gambar 1.3 telah diketahui bahwa pemerolehan rata-rata nilai proses pembelajaran membaca
pemahaman teks narasi dalam
menemukan kata sulit dan makna
mengalami peningkatan secara
berturut-turut. Dari masing-masing siklus yaitu siklus I 57,14, siklus II 75,9 dan siklus III 91,03. Hasil tersebut dapat terjadi karena skor dalam menemukan kata sulit dan makna yang didapat oleh peserta didik mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya. Seperti pada gambar 1.4 berikut.
Gambar 1.4
Diagram Pemerolehan Skor Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman
Dalam Menemukan Kata Sulit dan Makna Pada Setiap Siklus
Berdasarkan gambar 1.4
diketahui bahwa pemerolehan skor
proses pembelajaran membaca
pemahaman dalam menemukan kata
sulit dan makna mengalami
peningkatan dan perbaikan pada setiap siklus. Dapat dilihat dari gambar di atas pada siklus I menunjukkan 12 peserta didik perlu bimbingan, 21 peserta didik cukup baik, 18 peserta didik baik, dan 5 peserta didik baik sekali. Pada siklus II menunjukkan bahwa tidak ada peserta didik yang perlu bimbingan, 13 peserta didik cukup baik, 27 peserta didik baik, dan 15 peserta didik yang baik sekali. Pada siklus III
siklus I siklus II siklus III penliaian proses menemukan kata sulit dan makna 57.14 75.9 91.03 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 5 10 15 20 25 30 35 40
siklus I siklus II siklus III (1) perlu bimbingan
(2) cukup (3) baik (4) baik sekali
menunjukkan bahwa tidak ada peserta didik yang perlu bimbingan, 2 peserta didik cukup baik, 15 peserta didik baik, dan 36 peserta didik baik sekali. Pemerolehan nilai proses yang didapatkan pada menemukan kata sulit
mengalami peningkatan yang
signifikan, karena peserta didik sudah terbiasa dengan menemukan kata sulit dan makna. Pada siklus II terlihat peningkatan yang cukup, hal ini dikarenakan peserta didik sudah membawa buku KKBI, dan siklus III hampir seluruh kelompok membawa
KBBI.Sedangkan untuk hasil
kemampuan membaca pemahaman teks narasi berupa produk dapat dilihat pada gambar 1.5 di bawah ini.
Gambar 1.5
Diagram Batang Pemerolehan Rata-rata Nilai Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Narasi Pada Setiap
Siklus
Berdasarkan gambar 1.5 telah diketahui bahwa rata-rata nilai produk
mini book mengalami peningkatan secara berturut-turut. Dari masing-masing siklus yaitu siklus I 49,7, siklus II 60,9 dan siklus III 74,68. Dapat disimpulkan
bahwa kemampuan membaca
pemahaman teks narasi dengan
menggunakan metode CIRC dikatakan meningkat.
Hasil tersebut dapat terjadi karena mengalami peningkatan skor yang ada disetiap aspek yang dinilai pada penilaian produk mini book. Aspek yang dinilai ada tiga yaitu organisasi, isi dan estetika. Pemerolehan rata-rata skor pada setiap aspek dalam penilaian produk mini book dapat digambarkan pada gambar 1.6 berikut.
Gambar 1.6
Rekapitulasi Skor Rata-rata Pada Setiap Aspek Penilaian Produk Mini Book Pada
Setiap Siklus
Berdasarkan gambar 1,6 ini, sudah diketahui bahwa tiga aspek yang digunakan dalam penilaian produk mini book mengalami peningkatan. Dalam aspek organisasi rata-rata skor pada
siklus I siklus II siklus III pemerolehan rata-rata nilai produk mini book 49.7 60.9 74.68 0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
siklus I siklus II siklus III organisasi isi estetika
siklus I yaitu 1,8; rata-rata skor pada siklus II yaitu 2,58; dan rata-rata skor pada siklus III yaitu 3,01. Dapat disimpulkan bahwa peserta didik dalam aspek organisasi mengalami peningkat dari siklus I sampai siklus II sebesar 0,78; sedangkan dari siklus II sampai siklus III mengalami peningkatan sebesar 0,43; jumlah peningkatan dari siklus I sampai siklus III sebesar 1,21.
Dalam aspek isi rata-rata skor pada siklus I yaitu 2,08; rata-rata skor pada siklus II yaitu 2,52; dan rata-rata skor pada siklus III yaitu 2,71. Dapat disimpulkan bahwa peserta didik dalam aspek isi mengalami peningkat dari siklus I sampai siklus II sebesar 0,44; sedangkan dari siklus II sampai siklus III mengalami peningkatan sebesar 0,19; jumlah peningkatan dari siklus I sampai siklus III sebesar 0,63.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, dapat dikatakan bahwa metode CIRC dapat
meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman teks narasi. Pembelajaran membaca pemahaman teks narasi dengan menggunakan metode CIRC banyak dampak positif bagi peserta didik, salah satunya menumbuhkan rasa tanggung
jawab terhadap kelompoknya.
Sebagaimana diungkapkan oleh Yakub, Power, dan Wan Inn (dalam Bashori, dkk, 2015) bahwa dalam pembelajaran kelompok akan adanya prinsip saling ketergantungan positif dimana akan mewakili perasaan yang ada diantara anggota kelompok akan terjadi pula pada diri kita.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam menerapkan metode CIRC pada pembelajaran membaca pemahaman teks narasi di kelas III SDN Cijati 02, peneliti dapat membuat kesimpulan yaitu sebagai berikut.
1. proses pembelajaran
membaca pemahaman teks narasi dengan menerapkan metode CIRC di kelas III SDN Cijati 02 mengalami peningkatan dalam tiap siklusnya. Pembelajaran ini terbagi menjadi 3 tindakan. Pada
Tindakan 1 prabaca peneliti
memperkenalkan cerita teks narasi yang nantinya teks tersebut dibaca oleh peserta didik, selanjutnya peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, lalu menjelaskan apa saja yang harus dilakukan dalam kelompok. Pada tindakan 2 membaca peserta didik membaca secara berpasangan, kemudian peserta didik memprediksi cerita bagaimana akhir dari cerita tersebut dan melanjutkan kembali bacaan sampai akhir, kemudian peserta didik membaca teks narasi secara utuh dan menemukan kata sulit dan maknanya. Pada tindakan 3 pascabaca peserta didik membuat sebuah produk yaitu mini book yang berisikan menceritakan kembali teks yang sudah dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri. Nilai proses pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus I 37,94; siklus II 45,90; siklus III 74,05. Sedangkan untuk menemukan kata sulit dan makna pada siklus I 57,14; siklus II 75,90; siklus III 91,03
2. Peningkatan kemampuan
membaca pemahaman teks narasi setelah menerapkan motode CIRC di kelas III SDN Cijati 02 mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada rata-rata hasil dari membuat produk berupa mini book yang meliputi tiga aspek yaitu organisasi, isi dan estetika. Pada pelaksanaan siklus I nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman teks narasi dalam bentuk mini book yaitu 49,70. Pada siklus II nilai
rata-rata kemampuan membaca
pemahaman teks narasi dalam bentuk mini book yaitu 60,90. Pada siklus III nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman teks narasi dalam bentuk mini book yaitu 74,68. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman teks narasi peserta didik kelas III SDN Cijati 02.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2012a). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Rafika Aditama.
Abidin, Y. (2012b). Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.
Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama.
Bashori, dkk. (2015). Pengembangan Kapasitas Guru. Jakarta: PT Pustaka Alvabet.
Clarke, P. J., dkk. (2010). Ameliorating Children’s Reading Comprehension Difficulties: A Randomized Controlled Trial. Psychological Science, 21 (8), hlm. 1106-1116.
Dymock, S. (2007). Comprehension Strategy Instruction: Teaching
Narrative Text Structure
Awareness. The Reading Teacher, 61 (2), hlm. 161-167.
Halimah, L. (2013). Sikap Profesional Guru. Bandung: RIZQI PRESS. Sardiman, A. M. (2011). Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Slavin, R.E. (2015). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Penerbit Nusa Media. Tarigan, H. G. (2008). Membaca Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: ANGKASA Bandung. Undang, G. (2008). Teknik Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: