• Tidak ada hasil yang ditemukan

Patofisiologi, Diagnosis Dan Penatalaksanaan Disfungsi Ereksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Patofisiologi, Diagnosis Dan Penatalaksanaan Disfungsi Ereksi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Referat Kedokteran: Patofisiologi, Diagnosis dan Penatalaksanaan Disfungsi Ereksi Referat Kedokteran: Patofisiologi, Diagnosis dan Penatalaksanaan Disfungsi Ereksi

Pada bagian sebelumnya sudah dibahas tentang Etiologi dan Klasifikasi Disfungsi Ereksi, dan Pada bagian sebelumnya sudah dibahas tentang Etiologi dan Klasifikasi Disfungsi Ereksi, dan  pada

 pada bagian bagian ini ini akan akan dibahas dibahas seputar seputar Referat Referat Kedokteran: Kedokteran: Patofisiologi, Patofisiologi, Diagnosis Diagnosis dandan Penatalaksanaan Disfungsi Ereksi.

Penatalaksanaan Disfungsi Ereksi.

Patofisiologi Diagnosis Disfungsi Patofisiologi Diagnosis Disfungsi

Mekanisme terjadinya disfungsi ereksi menurut Hilsted dan o! "#$$%& merupakan kombinasi Mekanisme terjadinya disfungsi ereksi menurut Hilsted dan o! "#$$%& merupakan kombinasi neuropati otonom dan keterlibatan arteriosklerosis arteri pudenda interna.

neuropati otonom dan keterlibatan arteriosklerosis arteri pudenda interna.

Men

Menuruurut t MorMorelaeland nd "se"sebagbagaimaimana ana dikdikutiutip p oleoleh h ''ibibo!oo!o, , ())*())*& & ada ada dua dua pandpandangaangan n utamutamaa  patofisiologi kasus disfungsi ereksi, pada

 patofisiologi kasus disfungsi ereksi, pada hipotesis pertama perubahan hipotesis pertama perubahan yang dipengaruhi yang dipengaruhi tekanantekanan oksigen pada penis selama ereksi ditujukan untuk mempengaruhi struktur korpus ka+ernosum oksigen pada penis selama ereksi ditujukan untuk mempengaruhi struktur korpus ka+ernosum dengan ara menginduksi sitokin yang bermaam-maam.

dengan ara menginduksi sitokin yang bermaam-maam.

aktor +asoaktif dan faktor pertumbuhan pada kondisi tekanan oksigen yang berbeda akan aktor +asoaktif dan faktor pertumbuhan pada kondisi tekanan oksigen yang berbeda akan menguba

mengubah h metabometabolismlisme e otot polos otot polos dan dan sintsintesis jaringan ikat. Penurunan rasio esis jaringan ikat. Penurunan rasio antara otot polosantara otot polos dengan jaringan ikat pada korpus ka+ernosum dihubungkan dengan meningkatnya +ena difus dengan jaringan ikat pada korpus ka+ernosum dihubungkan dengan meningkatnya +ena difus dan kegagalan mekanisme penyumbatan +ena.

dan kegagalan mekanisme penyumbatan +ena.

Hipot

Hipotesis tersebuesis tersebut t menyermenyertakan bukti adanya takan bukti adanya perubahperubahan an pada fase pada fase ereksi penis malam hari ereksi penis malam hari dandan  perubahan

 perubahan sirkadian sirkadian hubungannya hubungannya dengan dengan oksigenasi oksigenasi yang yang penting penting dalam dalam pengaturan pengaturan ereksiereksi ssehehatat. . HiHipopotetessis is yyanang g llaiain n memenynyatatakakan an babah!h!a a didissfufungngsi si ererekekssi i adadalalah ah hahasisil l dadariri ket

ketidaidaksekseimbimbangaangan n metmetabolabolik ik antantara ara proproses ses konkontratraksi ksi dan dan relrelaksaksasi asi di di daldalam am otootot t polpolosos trabekula, misalnya dominasi proses kontraksi. Kedua hipotesis ini dikaitkan dengan strategi trabekula, misalnya dominasi proses kontraksi. Kedua hipotesis ini dikaitkan dengan strategi  penanganan DE.

 penanganan DE.

Menurut /arton dan 0ouber "()))&, pada kasus-kasus dengan penyebab biologis jelas "misal Menurut /arton dan 0ouber "()))&, pada kasus-kasus dengan penyebab biologis jelas "misal neuropati diabetika&, pengobatan dan akibat dalam jangka panjang kelainan seksual sekunder  neuropati diabetika&, pengobatan dan akibat dalam jangka panjang kelainan seksual sekunder  tersebut akan terpengaruh juga oleh faktor psikoseksual.

tersebut akan terpengaruh juga oleh faktor psikoseksual.

Penyebab organik DE termasuk +askuler, neurologik "saraf&, hormonal, penyakit, atau obat-  Penyebab organik DE termasuk +askuler, neurologik "saraf&, hormonal, penyakit, atau obat-  obatan tertent

obatan tertentu u dan sejumlah orang dan sejumlah orang mempumempunyai faktor penyebab nyai faktor penyebab ganda. Pada ganda. Pada faktofaktor r neurolneurologik ogik  dapat berupa: stroke, penyakit demielinasi, kelainan dengan bangkitan atau kejang, tumor atau dapat berupa: stroke, penyakit demielinasi, kelainan dengan bangkitan atau kejang, tumor atau trauma sumsum belakang dan kerusakan

(2)

Dua pertiga kasus DE adalah organik dan kondisi komorbid sebaiknya die+aluasi seara aktif. Penyakit +askular dan jantung " terutama yang berhubungan dengan hiperlipidemia, diabetes, dan hipertensi & berkaitan erat dengan disfungsi ereksi. Kombinasi kandisi1kondisi ini dan  penuaan meningkatkan resiko DE pada usia lanjut. Permasalahan hormonal dan metabolik 

lainnya, termasuk hipogonadisme primer dan sekunder, hipotiroidisme, gagal ginjal kronis, dan gagal hati juga berdampak buruk pada DE "2ary, ())*&.

Penyalahgunaan 3at seperti intake alkohol atau penggunaan obat1obatan seara berlebihan merupakan kontributor utama pada DE. Merokok merupakan salah satu penyebab arterio oklusi+e disease. Psikogenik disorder termasuk depresi, disforia dan kondisi keemasan juga  berhubungan dengan peningkatan kejadian disfungsi seksual multipel termasuk kesulitan ereksi. 4edera tulang belakang, tindakan bedah pel+is dan prostat dan trauma pel+is merupakan  penyebab DE yang kurang umum "'ibo!o, ())*&.

DE iatrogenik dapat disebabkan oleh gangguan saraf pel+is atau pembedahan prostat, kekurangan glisemik, tekanan darah, kontrol lipid dan banyak medikasi yang umum, digunakan dalam pelayanan primer. 5bat anti hipertensi khususnya diuretik dan entral ating agents dapat menyebabkan DE. /egitu pula digoksin psikofarmakologi agents termasuk beberapa antidepresan dan anti testosteron hormon. Kadar testosteron memang sedikit menurun dengan  bertambahnya usia namun yang berkaitan dengan DE adalah minoritas pria yang benar1benar 

hipogonadisme yang memiliki kadar testosteron yang rendah "2ary,())*&.

Komorbiditas Disfungsi Ereksi

/eberapa penyakit6kondisi dengan pre+alensi DE yang tinggi, antara lain: gagal ginjal, i+er  disease, multiple slerosis, spinal ord injuries, anomaly atau penyakit penis "seperti: Peyronie7s Disease&, pembedahan pel+is, trauma pel+is, pengobatan kanker prostat, dan hypogonadism "8he 9lberta Medial 9ssoiation, ())&.

Diagnosis Disfungsi Ereksi

Diagnosis DE dapat ditegakkan melalui pemeriksaan berikut ini:

9namnesis

Dalam anamnesis perlu ditanyakan tentang penyakit1penyakit seperti diabetes melitus, hiperkolesterlemia, hiperlipidemia, penyakit jantung, merokok, alkohol, obat1obatan, operasi yang pernah dilakukan, penyakit tulang punggung, dan penyakit neurologik dan psikiatrik  "/a3iad, ())%&

(3)

Pada diagnosis pasien disfngsi ereksi harus digali ri!ayat seksual, penyakit yang pernah diderita dan psikoseksual. Pada pria yang mengalami DE ditanyakan hal - hal di ba!ah ini :

; <angguan ereksi dan gangguan dorongan seksual ; Ejakulasi, orgasme dan nyeri kelamin

; ungsi seksual pasangan

; aktor gaya hidup : merokok, alkohol yang berlebihan dan penyalahgunaan narkotika ; Penyakit kronis

; 8rauma dan operasi daerah pel+is 6 perineum 6 penis ; Radioterapi daerah penis

; Penggunaan obat - obatan ; Penyakit saraf dan hormonal

; Penyakit psikiatrik dan status psikologik 

Disfungsi ereksi dapat dibedakan dengan jelas dari masalah seksual lainnya seperti ejakulasi, libido dan orgasme. Pada penelusuran ri!ayat penyakit harus ditanya tentang hipertensi, hiperlipidemia, depresi, penyakit neurologis, diabetes melitus, gagal ginjal, penyakit adrenal dan tiroid. Ri!ayat trauma panggul pembedahan pemmbuluh darah tepi juga harus ditanyakan karena hal tersebut merupakan faktor resiko impotensi.

Penatatan daftar obat yang dikonsumsi juga harus diperhatikan , karena sekitar (= dari semua kasus disfungsi seksual terkait dengan obat - obatan. Pengguanaan alkohol yang berlebihan dan  pemakaian narkotik juga ditanyakan karena terkait dengan peningkatan resiko disfungsi seksual .

Pasien juga ditanya adakah ri!ayat depresi karena merupakan faktor resiko disfungsi ereksi.

>ntuk mengetahui apakah seseorang telah mengalami disfungsi ereksi diperlukan suatu e+aluasi fungsi seksual pria. E+aluasi tersebut disusun dalam bentuk beberapa pernyataan yang dikenal sebagai ??E1 "?nternatonal ?nde@ of Eretile untion&.

Pada setiap pertanyaan telah disediakan pilihan ja!aban. 5rang yang sedang die+aluasi diminta memilih yang paling sesuai dengan kondisi orang tersebut A bulan terakhir. Pilihan hanya satu  ja!aban untuk setiap pertanyaan.

(4)

#& /agaimanakah tingkat keyakinan anda bah!a anda dapat ereksi dan bertahan terus selama hubungan intim B # C angat rendah ( C Rendah % C 4ukup  C 8inggi  C angat tinggi

(& Pada saat anda ereksi setelah mengalami perangsangan seksual, seberapa sering penis anda ukup keras untuk dapat mamsuk ke +agina pasangan andaB

#C 8idak pernah 6 hampir tidak pernah (C esekali "F$=&

%C Kadang - kadang "G)=& C eringkali )=

C elalu 6 hampir selalu

%& etelah penis masuk ke +agina pasangan anda, seberapa sering anda mampu mempertahankan  penis tetap kerasB

#C 8idak pernah 6 hampir tidak pernah (C esekali "F)=&

%C Kadang - kadang "G)=& C eringkali )=

C elalu 6 hampir selalu

& Ketika melakukan hubungan intim,seberapa sulitkah mempertahankan ereksi sampai selesai melakukan hubungan intimB

(5)

(C angat sulit %C ulit

C ulit sekali C 8idak sulit

& Ketika anda melakukan hubungan intim, seberapa sering anda merasa puasB

#C 8idak pernah 6 hampir tidak pernah (C esekali "F)=&

%C Kadang - kadang "G)=& C eringkali )=

C elalu 6 hampir selalu

kor : IIIIIIII 

Kemudian lima pertanyaan tersebut dijumlah skornya.

0ika skor tersebut kurang atau sama dengan (#, maka orang tersebut menunjukkan adanya gejala  - gejala disfungsi ereksi."2ary, ())*&.

Pemeriksaan isik 

Pada pemeriksaan fisik, tanda1tanda hipogonadisme "termasuk testis keil, ginekomasti dan  berkurangnya pertumbuhan rambut tubuh dan janggut& memerlukan perhatian khusus "/hasin,

())A&. Pemeriksaan penis dan testis dikerjakan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan ba!aaan atau induratio penis. /ila perlu dilakukan palpasi transrektal dan >< transrektal. 8idak jarang DE disebabkan oleh penyakit prostat jinak ataupun prostat ganas atau prostatitis "/a3iad, ())%&.

Pemeriksaan rektum dengan jari "digital retal e@amination&, penilaian tonus sfingter ani, dan  bulbo a+ernosus reflek "kontraksi muskulus bulboka+ernous pada perineum setelah penekanan

glands penis& untuk menlai keutuhan dari saral neural outflo!. Jadi perifer dipalpasi untuk  melihat adanya tanda1tanda penyakit +askuler "Montague, ())&. Dan untuk melihat komplikasi  penyakit diabetes " termasuk tekanan darah, ankle braial inde@, dan nadi perifer & " eldman,

(6)

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang dapat menunjang diagnosis DE antara lain: kadar serum testosterone pagi hari "perlu diketahui, kadar ini sangat dipengaruhi oleh kadar luteini3ing hormone&. Pengukuran kadar glukosa dan lipid, hitung darah lengkap "omplete blood ount&, dan tes fungsi ginjal.

edangkan pengukuran +askuler berdasarkan injeksi prostaglandin E# pada orpora penis, duple@ ultrasonography, biothesiometry, atau noturnal penile tumesene tidak  direkomendasikan pada praktek rutin6sehari1hari namun dapat sangat bermanfaat bila informasi tentang +asular supply diperlukan, misalnya, untuk menentukan tindakan bedah yang tepat "implantation of a prosthesis +s. penile reonstrution& "<uay, ())%&.

Penatalaksanaan Disfungsi Ereksi

/eberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen disfungsi ereksi menyangkut terapi  psikologi, terapi medis dan terapi hormonal yaitu "eldman, #$$& :

 8erapi psikologi yaitu terapi seks atau konsultasi psikiatrik, perobaan terapi " edukasi, medikamentosa oral 6 intrauretral, +aum ontrisi de+ie&.

 8erapi medis yaitu terapi yang disesuaikan dengan indikasi medisnya

 8erapi hormonal yaitu jika tes laboratoriumnya abnormal seperti kadar testoteron rendah , kadar  H dan H tinggi maka diterapi dengan pengganti testoteron. 0ika Prolaktin tinggi, maka perlu dipertimbangkan pemeriksaan pituitary imaging dan dikonsulkan.

Manajemen disfungsi ereksi ada ( maam, yaitu manajemen umum dam manajemen khusus "'ibo!o, ())*&.

9. Manajemen >mum

Pengendalian kadar gula ketat merupakan usaha paling baik. ubyek dengan neuropati diabetik, setelah pemberian tolrestat atau aldose redutase inhibitor "9R?& jangka panjang, hanya didapatkan kerusakan saraf ringan serta didapatkan regenerasi serabut saraf, normalisasi hubungan akson - glial dan demielinasi segmental "'ard, #$$*&.

(7)

>saha lain yang dapat dilakukan ialah upaya meningkatkan proses regenerasi dengan pemberian ner+e gro!th fator "J<&, brain deri+ed neurotrophi fator "/DJ&.

 J< merupakan faktor neurotropik penting yang mendorong kehidupan neuron sensoris erabut keil dan neuron simpatis sistem saraf perifer. /DJ mendorong hidupnya serabut saraf sensoris ukuran sedang yang menjadi perantara sensasi tekanan dan saraf motoris "9pfel, #$$$&.

8erapi nutrisi akhir - akhir ini banyak dikembangkan meskipun belum ada uji klinis memadai. 5leh /ers+endsen "#$$$& diajukan beberapa alternatif pengobatan neuropati diabetik seara umum yakni :

#& gamma linolei aid

(& anti oksidan "termasuk alpha linolei aid A)) - L)) mg, thiothi aid A)) mg, +itamin E #()) iu atau selenium #)) mg&

%& +itamin E

& aetyl  arnitine "94& & kromium

A& biotin " $ mg per hari & *& niain

L& ?nositol dan taurin $& magnesium

/. Manajemen Khusus

Pada manajemen khusus meliputi terapi nonbedah dan terapi bedah 6 operatif yaitu : 8erapi non bedah 6 medis :

 armakoterapi oral, misalnya yohimbin, sildenafil itrate, +ardenafil, alprostadil, papa+erin H4, pheno@yben3amine H4, 9ueous testosterone injetion, transdermal testosteron,  bromoriptiine mesylate, apomorfin, fentolamin, ganglioid, linoleat - gamma, aminoguanidine,

methylobalamine.  ?njeksi intraka+ernosa

 Pengobatan kerusakan +ena  Pengobatan hormonal

(8)

 8erapi intraurethral pellet "M>E&  8erapi e@ternal +auum

8erapi /edah

#. Prostesis penis

8ermasuk terapi yang sangat sukses !alaupun pasien dapat memilih atau

mempertimbangkan terapi yang lain. Pembedahan penis kemudian dilanjutkan dengan  pemasangan implant 6 protesa ini sangat rendah tingkat morbiditas dan mortalitasnya.

#.#. emirigid or malleable implant rod implants

Kelebihannya:

#. 8eknik bedah sederhana (. Komplikasi relatif sedikit

%. 8idak ada bagian yang dipindah . ?mplant yang sedikit atau tidak mahal . 8ingkat keberhasilannya *)1L)= A. Efekti+itasnya tinggi

Kekurangannya:

#. Ereksi terus sepanjang !aktu

(. 8idak meningkatkan lebar "ukuran& penis %. Risiko infeksi

. Dapat melukai atau merubah eretion bodies . Dapat menyebabkan nyeri6meng1erosi kulit

A. 0ika tidak sukses, dapat memengaruhi terapi lainn ya.

(9)

Kelebihannya:

#. Rigiditas1flaksiditasnya menyerupai proses alamiah (. Pasien dapat mengontrol keadaan ereksi

%. 8ampak alamiah

. Dapat meningkatkan lebar "ukuran& penis saat digunakan . 8ingkat keberhasilannya *)1L)=

A. Efekti+itasnya tinggi

Kekurangannya: #. Risiko infeksi

(. ?mplant yang paling mahal

%. 0ika tidak sukses, dapat memengaruhi terapi lainn ya.

#.%. elf1ontained inflatable unitary implants

Kelebihannya:

#. Rigiditas1flaksiditasnya menyerupai proses alamiah (. Pasien dapat mengontrol keadaan ereksi

%. 8ampak alamiah

. 8eknik bedahnya lebih mudah daripada prostesis NinflatableO

Kekurangannya:

#. 8erkadang sulit mengaktifkan peralatan NinflatableO (. Risiko infeksi

%. Dapat melukai atau merubah eretion bodies . Relatif mahal

(. 2asular reonstruti+e surgery

(10)

#. 8ampak alamiah

(. Rata1rata tingkat kesuksesannya )1)=

%. 0ika tidak berhasil tidak memengaruhi terapi lainnya . 8idak perlu implant

. Efekti+itasnya sedang

Kekurangannya:

#. 8eknik pembedahannya paling sulit seara teknis (. Perlu tes yang e@tensi+e

%. Dapat menyebabkan pemendekan penis . Hasil jangka panjang tidak tersedia . angat mahal

A. Risiko infeksi, pembentukan jaringan parut "sar&, dengan distortion penis dan nyeri saat ereksi.

Prognosa Disfungsi Ereksi

tudi elektrofisiologi dan patologi menunjukkan bah!a degenerasi dan regenerasi saraf terjadi  bersama-sama pada penderita neuropati diabetika. Dengan perkembangan penyakit, keseimbangan bergeser ke arah dominasi degenerasi sementara proses regenerasi berkurang. Perbaikan dalam pengendalian kadar gula dapat menyebabkan pergeseran ke arah dominasi regenerasi dan akibatnya terjadi perbaikan dalam gejala neuropati "9pfel, #$$$&.

Romeo et al "()))& menge+aluasi kaitan antara pengendalian kadar gula dengan disfungsi ereksi  pada pria penderita DM tipe ( dan disimpulkan bah!a disfungsi ereksi berhubungan dengan

kadar gula darah. Jeuropati perifer dan H/9# merupakan prediktor bebas disfungsi ereksi.

edele et al " #$$L & dapat menunjukkan kaitan antara merokok dengan disfungsi ereksi yakni sebagai berikut :

#. Kemungkinan menderita disfungsi ereksi perokok ialah sebesar #, kali lipat dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok 

(11)

(. Dibandingkan orang yang merokok F #( batang sehari, orang yang merokok %) batang sehari mempunyai kemungkinan menderita disfungsi ereksi #, kali.

0eremy dan Mikhailidis " #$$L & juga mengemukakan kaitan antara merokok dengan disfungsi ereksi. Dengan demikian, berhenti merokok dapat meningkatkan fungsi ereksi.

REEREJ?:

#. 9nderson K e et al. Physiology of penil eretion. Physiologal Re+ie! +ol *. no #, 0anuary #$$.

(. 9pfel, .#$$$. ner+e regeneration in diabeti neuropathy. 0. Diabetes obesity and metabolism. "#&: %1##.

%. /arton, D.  0oubert, ())). Psyhosoial aspes of se@ual disorders. 0 9ust.am.Phsysiian. ($"A&: **1%#.

. /a3iad 9. Menopause dan 9ndropause. Qayasan /ina Pustaka ar!ono Pra!irohardjo. ())%. 0akata. Hlm. (#*1((#.

. /ers+endsen, Q. #$$$. 9 multidiiplinary approah diabeti neuropathy treatment.

A. /hasin , 4unningham <R, Hayes 0, et al. 8estosterone therapy in adult men !ith androgen defiieny syndromes: 9n Endorine oiety linial pratie guideline. 0 4lin Endorinol Metab ())A$#: #$$1()#). SErratum, 0 4lin Endorinol Metab ( ))A$#:(ALL.T.

*. /rosman, 9. Eretile Dysfuntion. Emediine, ast >pdated: 0an #, ())L. 4ited from: http:66!!!.emediine.om6med6topi%)(%.htm.

L. edele, D., 4oselli, 4. #$$L. eretile Dysfuntion in diabeti subjuts in italy. 0.Diabeti.4are.(#"##&:#$*%1*.

$. eldman H9, <oldstein ?, Hat3ihristou D<, Krane R0, MKinlay 0/. ?mpotene and its medial and psyhosoial orrelates: results of the Massahusetts Male 9ging tudy. 0 >rol #$$##:1A#.

(12)

#). <uay 98, park R, /ansal , et al. 9merian 9ssoiation of 4linial Endorinologists medial guidelines for linial pratie for the e+aluation and treatment of male se@ual dysfuntion: a ouple7s problem U ())% update. Endor Prat ())%$:**1$.

##. <uyton, 9.4  Hall 0.E ())A te@t /ook of Medial Physiology Ele+enth Editionel. Else+ier  aunder Phyladelphya Pensyl+ania.

#(. 0eremy, 0Q  Mikhailidis, DP. #$$L. 4igarette smoking and eretile dysfuntion. 0R o.Health. ##L"%&: ##1.

#%. M2ary K8. Eretile dysfuntion and lo!er urinary trat symptoms seondary to /PH. Eur  >rol ())*:L%L1.

#. M2ary K8. Eretile Dysfuntion. J Engl 0 Med ())*%*:(*(1L#.

#. Montague DK, 0aro! 0P, /roderik <9, et al. 4hapter #: the management of eretile dysfuntion: an 9>9 update. 0 >rol ())#*:(%)1$.

#A. J?H 4onsensus De+elopment Panel on ?mpotene. J?H 4onsensus 4onferene:impotene. 09M9 #$$% (*):L%1$).

#*. Romeo, 0H., eftel, 9D. ())). e@ualfuntion in men !ith diabetes type1(: assoiation !ith gliemi ontrol. 0.>rol. #A%"%&: *LL1$#.

#L. 8he 9lberta Medial 9ssoiation. <uideline for 8he ?n+estigation and Management of  Eretile Dysfuntion. ()).

#$. 'ard, 0D. #$$*. Diabeti Pheripheral Jeuropathy. ?n K<MM.Elberti. ?nternational 8e@tboo@ of Diabetes Mellitus. 2ol ( pp #*L1$A 0ohn 'iley ons, Je! Qork.

(). 'ibo!o , <ofir 9. Disfungsi Ereksi. Pustaka 4endekia Press. ())*. Qogyakarta. Hlm. %1 %$, #1%, *1$, L%1L*.

Referensi

Dokumen terkait

Apakah mendapat penjelasan tentang rawat gabung. UNITGAWAT DARURAT KEBIDANAN / KAMAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya sehingga hanya dengan bimbingan, pertolongan dan kasih

Pembuatan Decision Support System untuk prakualifikasi kontraktor yang dalam pembuatan model base-nya dilakukan dengan mengidentifikasi variabel-variabel pembeda terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian ekstrak etanolik buah kacang panjang terhadap proliferasi sel epitelial payudara (in vitro) dan perkembangan

Secara khususnya, objektif kajian ini adalah untuk i memahami latar belakang komuniti peniaga bazar larut malam dan latar belakang perniagaan mereka; ii menentukan tahap modal

Melalui penambahan tepung jahe merah dalam ransum diharapkan akan meningkatkan penyerapan nutrisi dari ransum dengan kandungan nutrien yang seimbang dan

yang tidak ternotifikasi dan 31 memiliki nomor notifikasi yang telah dibatalkan (BPOM RI, 2014). Pemilihan responden siswi-siswi SMK Negeri 4 Yogyakarta dilakukan

MA Sigi sigitp Abs Mana digun demi semu diimp SQL Kata Pen MS. DBM terse Serve SQL mana ANAJE it Purnom purnomo76 strak ajemen ba nakan itu s i menjaga k ua DBMS plementasik L