• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES BAKAUA ADAT DI NAGARI LALAN KECAMATAN LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSES BAKAUA ADAT DI NAGARI LALAN KECAMATAN LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN SIJUNJUNG

ARTIKEL

Oleh

RIAN YUNIARTI

NPM. 09070227

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

PROSES BAKAUA ADAT DI NAGARI LALAN

KECAMATAN LUBUK TAROK

KABUPATEN SIJUNJUNG

NAMA

: RIAN YUNIARTI

NPM

: 09070227

PROGRAM STUDI

: Pendidikan Sosiologi

INSTITUSI

: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN dan ILMU

PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

Padang, Maret 2015

Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Pembimbing II

(3)

PROSES BAKAUA ADAT DI NAGARI LALAN

KECAMATAN LUBUK TAROK

KABUPATEN SIJUNJUNG

1

Rian Yuniarti

2

Dr. Zainal Arifin, M.Hum

3

Firdaus, M.Si

Program Studi Pendidikan Sosiologi

STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Manusia adalah mahluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia tidak akan bisa hidup tanpa orang lain. Dalam adat-istiadat tersebut juga terdapat berbagai tradisi yang dijalankan oleh masyarakat. Tradisi merupakan gambaran sikap dan prilaku manusia yang telah berproses dalam waktu yang lama dan dilaksanakan secara turun-temurun dari nenek moyang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses bakaua adat di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung. Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. subjek penelitian ini melalui purposive Sampling data dikumpulkan melalui 1)wawancara 2)observasi. Informan dalam penelitian ini adalah tokoh masyarakat. masayarakat yang bertempat tinggal dinagari Lalan. Hasil penelitian menunjunkkan bahwa proses bakaua adat adalah (1).Penentuan hari untuk pelaksanaan bakaua adat, (a) mufakat yang pertama, (b) mufakat kedua, (c) mufakat ketiga (d) mufakat keempat, (2) Persiapan pelaksanaan bakaua adat, (a) membuat undangan, (b) gotong-royong, (c) malam jago-jago, (d) menyembelih kerbau, (e) acara memasak (3) Pelaksanaan bakaua adat, (4) Acara Hiburan, (5) Acara Penutup.

Kata Kunci : Proses bakaua ada

1

Student Education Program sosiologi STKIP PGRI West Sumatra Force 2009

2 Supervisor I and Lecturer STKIP PGRI West Sumatra 3 Supervisor II and Lecturer STKIP PGRI West Sumatra

(4)

2

THE PROSES OF BAKAUA TRADITION AT

LALAN VILLAGE, KEC.LUBUK TAROK,

KAB.SIJUNJUNG

1

Rian Yuniarti

2

Zainal Arifin

3

Firdaus

Sosisologi Education Program

STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

Human is social poeple who always communicate with other people to get their desire, people can not live without other people. There are kinds of tradition which is done by society. Tradition is figure of society’s attitude in long time who are done regulation from old grandmother. The purpose of this research is to know Bakaua tradition at Lalan village,Kec.Lubuk Tarok, Kab.Sijunjung. This research uses qualitative research, design. The research uses purposive sampling to collect the data by doing 1) interview and 2) observation. Informant in this research is the head of society who are at Lalan village. Result of this research explains that there are process of Bakaua tradition such as 1)Know the days to do Bakaua tradition, (a) First speaking, (b) second speaking, (c) Third speaking, (d) Fourth speaking. (2) prepare to do Bakaua tradition, (a) Make invitation letter, (b) Working together, (c) Night care, (d) Cut buffalo, (e) cook. (3) Do Bakaua tradition, (4) Party, (5) Last party.

Key word : Process of Bakaua Tradition

1

Student Education Program sosiologi STKIP PGRI West Sumatra Force 2009

2 Supervisor I and Lecturer STKIP PGRI West Sumatra 3 Supervisor II and Lecturer STKIP PGRI West Sumatra

(5)

PENDAHULUAN

Manusia adalah mahluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia tidak akan bisa hidup tanpa orang lain. Jadi dalam masyarakat terdapat interaksi timbal balik demi tercapainya tujuan yang mereka harapkan. Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang bertempat tinggal di daerah tertentu dalam waktu yang relatif lama, memiliki norma-norma yang mengatur kehidupannya menuju tujuan yang di cita-citakan bersama dan berregenerasi (beranak pinak).( Setiadi, 2011:37)

Kata masyarakat (sosial) maupun society di ambil dari bahasa latin yaitu “socius” yang berarti teman atau kawan arti tersebut menekankan pertemanan dan persahabatan yang kuat. Pada abad ke 19, pengertian mengenai masyarakat di kembangkan menjadi lebih cenderung ke sekelompok atau perkumpulan manusia dan komunitas yang menjadi wadah pengalaman manusia. (Plummer, 2011:24)

Lubuk Tarok merupakan daerah yang masih kuat dengan adat istiadat dan berbagai bentuk tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Lubuk Tarok seperti dalam acara perkawinan membuat makanan khas Lubuk Tarok, acara makan goreng ayam. Upacara bakaua adat dan malamang, upacara dalam masa peralihan manusia (turun mandi), upacara bagi orang yang telah meninggal (kematian) seperti acara manigo (3 hari), manujuah hari (7 hari), duo kali 7 hari 2(14 hari), maampek puluah hari (40 hari) dan manyaratui hari (100 hari), dan peringatan hari-hari besar lainnya seperti Maulid Nabi, hari Raya Qurban.

Tradisi adalah kebiasaan turun-temurun kelompok masyarakat berdasarkan nilai budaya bersangkutan, tradisi memperlihatkan bagaimana anggota masyarakat bertingkah laku, baik dalam kehidupan yang bersifat duniawi maupun hal-hal yang bersifat gaib dan keagamaan.(Esten, 1991:26). Fungsi tradisi adalah sebagai suatu organisme spritual yang memberikan kepada manusia petunjuk dan tuntunan terus menerus ke arah pengetahuan kembali yang selalu ingat kepada sang pencipta.

Tradisi (bahasa latin :traditio, “diteruskan”) atau kebiasaan dalam pengertian yang paling sederhana adalah suatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik secara tertulis maupun (sering kali) lisan karena tanpa adanya ini suatu tradisi dapat punah. Tradisi merupakan gambaran sikap dan prilaku manusia yang telah berproses dalam waktu lama dan dilaksanakan secara turun-temurun dari nenek moyang. Tradisi dipengaruhi oleh kecenderungan untuk berbuat sesuatu dan mengulang sesuatu sehingga menjadi suatu kebiasaan.

Tradisi adalah kebiasaan turun-temurun kelompok masyarakat berdasarkan nilai budaya masyarakat yang

bersangkutan. Tradisi memperlihatkan bagaimana anggota masyarakat bertingkah laku, baik dalam kehidupan yang bersifat duniawai maupun terhadap hal-hal yang bersifat goib atau keagamaan (Esten, 1992:14).

Jadi antara kebiasaan dengan tradisi merupakan hal-hal yang saling berkaitan karena suatu kebiasaan dapat dikatakan sebagai suatu tradisi apabila dilakukan berulang-ulang kali dan menjadi suatu kebiasaan dalam masyarakat yang tidak dapat ditinggalkan dan sudah menjadi peraturan yang harus dipatuhi dan ditaati serta dilindungi oleh masyarakat. Kebiasaan adalah tingkah laku dalam masyarakat yang kemudian dilakukan secara berulang-ulang mengenai peristiwa dan suatu hal yang sama yang diyakini bersama sebagai aturan hidup dan patut ditaati atau dipatuhi (Sebani,2012:33).

Acara bakaua adat ini berupa upacara syukuran ke pada Tuhan Yang Maha Esa dan meminta agar Tuhan memberikan rezeki yang lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya dalam hal hasil pertanian. Upacara bakaua adat selain bertujuan untuk meminta agar mendapatkan hasil panen yang lebih banyak, tujuan yang paling utama adalah untuk berterima kasih kepada nenek moyang yang telah menaruko tanah dan mendoakan beliau agar di beri pengampunan, di jauhkan dari siksa kubur dan siksa api neraka.

Tujuan lain dari upacara bakaua adat adalah meningkatkan tali silaturrahmi antar sesama, miningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena semua orang yang mengikuti upacara ini di anjurkan memakai pakaian muslim dan khusus bagi kaum perempuan diwajibkan memakai baju kurung yang merupakan baju kebesaran orang minangkabau. Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka penulis sangat tertarik untuk meneliti tentang proses bakaua adat di nagari Lalan. Proses bakaua adat ini penting untuk diteliti karena bakaua adat merupakan acara yang sangat penting dalam masyarakat dan memiliki arti dan makna tersendiri dan memiliki proses yang tersusun secara sistematis dan jika dalam pelaksanaan bakaua adat tidak mengikuti proses dan prosedur yang ada maka acara bakaua adat tidak akan bisa dilaksanakan.

TUJUAN

Disini penulis membatasi masalah penelitian, Dimana mengingat luasnya masalah yang tercakup dalam penulisan ini maka penulis membatasi penelitian ini tentang proses bakaua adat di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung.

Berdasarkan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana proses bakaua adat di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung”

(6)

5

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan proses Bakaua Adat di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kebupaten Sijunjung

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2014. Tempat penelitian ini, di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Informan penelitian adalah Tokoh Masyarakt Nagari Lalan. Informan yang diambil berdasarkan purposive sampling sehingga yang menjadi penelitian ini adalah sebanyak 11 orang Tokoh Masyarakat. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan obsevasi dan wawancara atau mencari data dilapangan dengan membuat catatan lapangan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti.

Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi, serta mengunakan analisis data dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data (display data) dan menarik kesimpulan. Lokasi penelitian dilaksanakan di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung. Adapun alasan pemilihan lokasi, karena daerah ini merupakan salah satu daerah yang masyarakatnya masih melaksanakan acara bakaua adat, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana proses bakaua adat di Nagari Lalan. Jadwal Penulisan skripsi dilaksanakan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2015.

HASIL PENELITIAN

Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Proses bakaua adat adat yaitu:

1. Penentuan Hari Pelaksanaan Bakaua Adat.

Dalam prosesi bakaua adat terdapat banyak rangkaian acara yang tersusun dan terlaksana secara sistematis, mulai dari acara penentuan hari pelaksanaan bakaua adat seperti acara rapat mencari kesepakatan untuk bakaua adat, acara persiapan pelaksanaan bakaua adat seperti membuat undangan untuk para tamu, acara gotong-royong, menyembelih kerbau, acara pelaksanaan bakaua adat atau acara puncak, acara hiburan sampai acara penutupan bakaua adat. Sebagaimana disampaikan oleh bapak Tamrin 46 tahun,penghulu suku malayu.

Acara bakaua adat ko acara nan pontiang dalam nagari, mako nyo dalam melaksanaan bakaua adat ko harus sasuai jo jalur dan aturan nan ado, adoan rapek lu, rapek tu dak putuih lo sakali duduak do 4 kali lo rapek nyo lu baru bisa dilaksanakan bakaua adat ko. kalau ndak mode tu dak ka salasai acara bakaua ko de.

Artinya:

Acara bakaua adat merupakan acara yang penting dalam nagari, makanya dalam melaksanakan bakaua adat harus sesuai dengan aturan dan jalur yang sudah ada seperti mengadakan rapat, rapat yang diadakan tidak cukup satu kali saja tapi 4 kali rapat baru acara bakaua adat bisa dilaksanakan.kalau tidak mengikuti jalur seperti itu maka acara bakaua adat tidak akan terlaksana dengan baik.

Senada dengan apa yang disampai oleh bapak Tamrin, bapak Nazwar 48 tahun, monti suku piliang juga menyatakan:

Proses bakaua adat ko banyak, dek karano banyak tu prosesnyo ado urang yang dak tau gai, jan kan urang lain urang awak se banyak yang dak tau, makonyo pelajarilah proses bakaua adat tu, karano bakaua adat tanpa proses dak akan lancar do, centang parenang.

Artinya:

Proses bakaua adat memiliki banyak rangkaia acara, oleh karena itu ada orang yang tidak mengetahui proses tersebut, jangankan orang lain masyarakat Lalan saja banyak yang tidak mengerti.makanya pelajarilah proses bakaua adat ini, karena bakaua adat tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya proses yang baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Tamrin dan bapak Nazwar acara bakaua adat memiliki rangkaian atau susunan acara yang tidak boleh ditinggalkan salah satu dari acara tersebut karena kalau hal itu terjadi akan berakibat fatal dalam masyarakat. Adapun rangkaian acara bakaua adat adalah sebagai berikut:

1. Rapat Pertama

Rapat pertama ini diadakan ketika masyarakat akan turun kesawah, sekitar sebulan sebelum acara bakaua adat dilaksanakan, rapat ini bertujuan mencari mufakat untuk mencari hari untuk bakaua adat. Mufakat atau rapat yang pertama ini diikuti oleh ampek jinih limo jo nan tuo maksudnya empat orang penghulu dan satu rajo bujang. Adapun empat penghulu disini adalah Penghulu dari masing-masing suku yang ada di Nagari Lalan yaitu suku Melayu, suku Piliang, suku Sumani dan suku Caniago. Sedangkan tempat yang digunakan untuk

(7)

melaksanakan rapat ini adalah di kantor wali Nagari Lalan. Sebagimana disampaikan oleh bapak Kaharudin 52 tahun, Penghulu suku Sumani

Mufakat ko diadoan di kantua wali nagari lalan, tujuan dari mufakat ko untuak

mancari kato sapakaik untuak

malaksanakan bakaua adaik sedangakan urang yang terlibat yang inyo-inyo se barunyo ma.

Artinya:

Mufakat ini diadakan dikantor wali Nagari Lalan, tujuan dari mufakat ini adalah untuk mencari kesepakatan untuk mengadakan acara bakaua adat sedangkan orang yang terlibat adalah orang-orang yang penting saja.

2. Rapat Kedua

Rapat yang kedua ini juga diadakan di kantor wali Nagari Lalan dan seminggu setelah rapat yang pertama. Pokok pembahasan dalam rapat yang kedua ini masih tentang mufakat penentuan hari untuk bakaua adat. Dalam rapat ini anggota rapatnya semakin bertambah banyak dalam artian selain diiukuti oleh ampek jinih dan rajo bujang juga dihadiri oleh kopak ambai. Adapun yang dimaksud dengan kopak ambai adalah orang yang berkedudukan dibawah Penghulu atau kedudukannya lebih rendah dari Penghulu, yang termasuk kopak ambai adalah monti, dubalang dan panito. Penghulu barasal dari kata pangka dan hulu pangka artinya keselamatan dan hulu kebenaran, pangkal dan hulu adalah sama-sama penting, maka keselamatan anak kemenakan terletak pada Penghulu dan begitu juga dengan keselamatan masyarakat banyak. Monti adalah hubungan urat antara Penghulu dengan rajo artinya orang yang menghubungkan antara Penghulu dengan rajo. Sedangkan Dubalang adalah pagar yang kokoh untuk memelihara cucu kemenakan didalam sukunya serta pemagar adat dan pusaka, sifatnya gagah dan berani menegakkan kebenaran. Pandito (malin) adalah pelita atau penderang didalam sukunya atau sering disebut palito yang akan menerangi pemakaian syarak yang disesuaikan dengan adat dan undang, pandito menjadi contoh teladan bagi anak cucu dan kemenakan dalam sukunya serta bagi masyarakat banyak. Untuk lebih jelasnya berikut tabel nama-nama Penghulu dan para kopak ambainya dari masing-masing suku.

3. Rapat Ketiga

Dalam rapat yang ketiga ini orang yang mengikuti rapat atau anggota rapatnya semakin banyak dari rapat yang pertama dan rapat yang kedua. Rapat ini dihadiri oleh ampat Penghulu

beserta kopak ambainya, rajo bujang, ninik mamak masing-masing suku yang ada di Nagari Lalan dan cucu kemenakan serta bundo kanduang dalam Nagari Lalan serta rapat ini diadakan seminggu setelah rapat kedua selesai. Mufakat ini diadakan dikantor wali Nagari Lalan, tujuan dari rapat ini adalah untuk membicarakan dana atau biaya yang diperlukan dalam acara bakaua adat seperti dana atau biaya untuk membeli kerbau, biaya untuk kesenian atau malam jago-jago serta biaya-biaya lain yang diperlukan dalam acara bakaua adat. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Sudirman 50 tahun, dubalang suku caniago

Dalam rapek ko nan manjadi inti rapek adolah tentang mancari piti untuak dana, karano dana yang dipagunoan banyak dana untuak bali kabau, untuak malam jago-jago dan biaya nan ketek-ketek lainnyo.

Artinya:

Dalam rapat ini yang menjadi inti pembahasan adalah tentang mencari dana karena dana yang dibutuhkan dalam acara bakaua adat banyak seperti dana untuk beli kerbau, dana untuk malam jago-jago dan dana-dan tidak terduga lainnya.

4. Rapat Keempat

Rapat atau mufakat yang keempat ini masih diadakan di kantor wali Nagari Lalan dan dilaksanakan tiga atau lima hari setelah rapat yang ketiga dilaksanakan, anggota rapatnya juga bertambah banyak selain Penghulu beserta kopak ambai, rajo bujang, ninik mamak, cucu kemenakan dan bundo kanduang juga dihadiri oleh tokoh

masyarakat. Dalam rapat ini ada acara memilih jonang dan tuo jonang, yang memilih jonang adalah ninik mamak dari masing-masing sukunya, sedangkan tuo jonang dipilih oleh seluruh anggota rapat, memilih suara terbanyak artinya tuo jonang ini dipilh melalui musyawarah dan kesepakatan bersama seluruh anggota rapat. Selain memilih jonang dan tuo jonang, dalam rapat ini juga ada acara gatok siriah atau makan sirih, acara ini bertujuan untuk menyerahkan keris kepada tuo jonang, keris ini diserahkan oleh Penghulu. Penyerahan keris dalam acara bakaua adat berarti menyerahkan mandad atau hak kuasa kepada tuo jonang, hak kuasa disini maksudnya tuo jonang yang berkuasa dalam acara bakaua adat. Selain memilih jonang dan tuo jonang dalam rapat ini juga bertujuan mencari mufakat untuk membeli kerbau, seperti siapa yang akan pergi membeli kerbau, anggaran dana untuk membeli kerbau, biasanya kerbau dibeli oleh dua orang perwakilan dari masing-masing suku, dua oarang dari suku Melayu, dua orang dari suku Piliang, dua dari suku Sumani dan dua orang dari

(8)

7

suku Caniago. Uang yang digunakan untuk membeli kerbau menggunakan uang khas ninik mamak. Pembelian kerbau paling lambat empat hari sebelum acara bakaua adat dilaksanakan.

2. Persiapan Pelaksanaan Bakaua Adat.

1. Membuat Undangan.

Setelah acara rapat dan mufakat selesai dilanjutkan dengan membuat undangan untuk para tamu seperti undangan untuk bupati, untuk camat dan untuk para tamu lainnya. Undangan dibuat atas nama ninik mamak dan karapatan adat nagari (KAN) dan yang membuat undangan adalah wali nagari, biasanya undangan dibuat tiga atau empat hari sebelum acara bakaua adat dilaksanakn. Setalah undangan selesai dibuat undangan tersebut diantarkan atau diberikan oleh sekretaris nagari atau langsung wali nagari yang memberikan lansung kepada orang yang bersangkutan. . Seperti yang di ungkapkan oleh bapak Nonda 45 tahun, pandito suku melayu

Undangan dibuek untuak pak bupati, pak camat dan tamu-tamu nan lain,undangan ko dibuek dek pak wali awak atau ketua KAN,siap tu diagian dek sekretaris nagari atau pak wali langsuang yang maantaan undangan tu.

Artinya:

Undangan dibuat untuk mengundang bapak bupati, bapak camat dan tamu-tamu yang lain, undangan ini

dibuat oleh bapak wali nagari atau ketua KAN, setelah undangan selesai langsung diantarkan oleh sekretaris nagari atau bapak wali nagari.

2. Gotong-royong

Sehari sebelum acara bakaua adat dilaksanakan tepatnya pada hari minggu diadakan acara gotong-royong bersama mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam acara bakaua adat, seperti membuat podok-pondok (tueg-tueg). tueg-tueg merupakan pondok-pondok yang dibuat menggunakan kayu dan atapnya terbuat dari daun kelapa. Pondok akan dibuat dalam empat segi. Dalam pembuatan pondok-pondok akan dibedakan pondok mana yang untuk para petinggi-petinggi adat seperti penghulu, ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai serta bundo kanduang, selanjutnya pondok-pondok untuk para petinggi nagari seperti wali nagari, sekretaris nagari, kepala jorong dan para staf nagari, terus akan dibuat pondok-pondok untuk para tamu dan undangan seperti bupati, camat wali nagari dan kepala jorong dari nagari lain dan terakir dibuat pondok-pondok untuk masyarakat biasa dan didepan masing-masing tempat duduk tadi ditancapkan papan namanya. Selain membuat pondok juga ada persiapan lain yang perlu

disiapkan seperti mempersiapkan acara panjat pinang, membersihkan tempat untuk bakaua dan hal-hal lain yang di anggap perlu, gotong-royong dilaksanakan diarena bakaua adat yaitu dilapangan sepak Bola Lalan sampai jam lima sore.

3. Malam Bajago-jago

Pada malam harinya sekitar jam delapan malam diadakan acara malam bajago-jago dalam acara ini akan di adakan kesenian anak nagari seperti randai, silat,rabab dan tari piring. Acara ini bertujuan untuk memeriahkan dan lebih mengingatkan dan menekankan kepada masyarakat banyak bahwa esok hari akan ada upacara yang sangat penting bagi masyarakat, selain itu juga mengingatkan kita pada kesenian yang ada didaerah kita agar tidak luntur dan hilang seiring berkembangnya waktu. Acara malam bagajo-jagoini rentan dengan keributan, oleh karena itu semua lapisan masyarakat wajib menjaga keamanan terutama kepada tokoh pemuda agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti berkelahi, minum-minuman keras dan kejadian yang tidak terpuji lainnya. Acara jago-jago ini dilaksanakan sampai subuh atau sekitar jam lima pagi. Selain itu acara malam jago-jago ini bertujuan menentukan siapa yang akan menyembelih kerbau, berapa harga daging dan bagaimana cara pembagiannya, biasanya dalam acara bakaua adat yang menyembelih kerbau adalah salah seorang dari panito atau ninik mamak dalam suku yang ada di Nagari Lalan, sedangkan harga yang dipatok sama dengan harga daging dipasar yaitu berkisar delapan puluh ribu rupiah sampai seratus ribu rupiah perkilonya.

4. Penyembelihan kerbau

Setelah melaksanakan shalat subuh sekitar jam lima tibalah saatnya untuk acara penyembelihan kerbau oleh panito atau salah seorang ninik mamak, penyembelihan ini dilaksanakan ditepi sungai dengan alasan supaya mudah membersihkan daging tersebut, setelah penyembelihan selesai maka daging dibagi-bagi dan dionggokkan untuk masing-masing suku, daging untuk suku Malayu diberikan kepada ninik mamak suku Melayu, daging untuk suku Piliang diberikan juga kepada ninik mamak suku Piliang dan begitu juga dengan suku Sumani dan suku Caniago. Selain daging yang dibagi-bagikan ada juga daging yang dilelang seperti bagian kaki, tangan, tulang rawan, hati, jantung dan sagalo pakaro dalam. Dalam leleng ini harga yang dipatok atau harga yang ditentukan paling rendah sekitar lima puluh ribu, dalam lelang ini ada yang terjual sampai tiga ratus ribu perbagiannya dan

(9)

uang hasil lelang tersebut menjadi hak milik ninik mamak atau masuk dalam khas ninik mamak.

Setelah acara lelang selesai maka sekarang ninik mamak yang menjalankan tugasnya yaitu membagikan daging kepada cucu kemenakannya masing-masing. Cara pembayaran daging ini dilakukan dengan cara menyicil atau diangsur kepada ninik mamak dalam waktu paling lama satu bulan, jika dalam waktu yang ditetapkan hutang belum juga lunas maka ninik mamak yang membayar kekurangannya terlebih dahulu, jika sudah punya uang cucu kemenakan nanti mengganti uang ninik mamaknya. Selain daging yang dilelang dan dibagikan kepada cucu kemenakan ada daging yang disediakan untuk dimasak oleh bundo kandung yang nantinya akan dimakan oleh orang-orang yang ikut dalam penyembelihan kerbau.

5. Masak Daging Kerbau

Setelah pembagian daging selesai maka sekarang saatnya bundo kandung menjalankan tugasnya yaitu memasak daging yang telah disiapkan, acara masak ini diadakan disalah satu surau yang ada di Nagari Lalan dan yang ikut memasak semua bundo kandung dari masing-masing suku. Setalah daging kerbau tadi selesai dimasak maka saatnya makan bersama disurau sekitar jam sepuluh atau jam sebelas siang dan yang ikut dalam acara makan bersama disini adalah para Penghulu beserta kopak ambainya, para jonang dan tuo jonang serta ninik mamak dari masing-masing suku.

3.Pelaksanaan Bakaua Adat.

Setelah shalat zuhur sekitar jam dua tibalah saatnya melaksanakan acara yang ditunggu-tunggu oleh semua masyarakat atau acara puncaknya yaitu acara bakaua adat, acara dilaksakan ditempat yang telah disediakan yaitu dilapangan bola kaki Lalan.

Setelah pemberian kata sambutan selesai sekang saatnya untuk melakukan doa bersama, dalam pembacaan doa ini bertujuan mengucap syukur, membaca talak bala, memasang kaua. Mamasang kaua atau bernazar adalah berjanji atau membuat nazar, dimana nazar tersebut berisikan jika hasil jika masyarakat aman tentram dan damai dalam artian alah sairing sajalan maka akan di adakan bakaua adat. Dalam bahasa adatnya Takalo aie ka dikaruah, takalo antiang ka dipatah, takalo batu ka dibaliak, pasang niek jo nazar. Artinya sebelum masyarakat mulai turun kesawah, maka masyarakat berniat dan berjanji kalau pintak lai buliah, kaua lai baambun kok padi lai manjadi sarato jo buah-buahan, cucuang kamanakan dalam nagari lai saiyo satido, sauku sakato kok ka bukik samo mandaki, kok ka lurah samo manurun kok mudiak sontak gala kok ka ilie sa angkua dayuang. Artinya jika dalam masyarakat tersebut semua yang di inginkan tercapai,tercipta hubungan yang harmonis

antar masyarakat, tidak ada kesalahpahaman lagi, artinya sudah bersama-sama dalam mengerjakan segala sesuatu yang ada dalam masyarakat tersebut, maka akan di sembelih seekor kerbau.

Acara di lanjutkan dengan makan bajamba atau dijamu. Dalam makan bajamba ini ada aturan dan adap nya, tidak boleh siapa yang sudah lapar bisa langsung makan, makanan tersebut akan dibagikan oleh jonang ke masing-masing orang tapi belum boleh di ganggu sebelum ada kesepakatan terlebih dahulu, jika sudah ada kesepakatan baru di mulai saling balas pasambahan makan di antara orang yang berhak seperti ninik mamak, setelah itu baru acara makan dimulai.

3. Acara Hiburan

Acara hiburan disini yaitu acara panjat pinang. Panjat pinang adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada perayaan seperti perayaan kemerdekaan, perkawinan dan acara bakaua adat pada masyarakat Lalan. Dalam acara panjat pinang sebuah pohon pinang yang tinggi dan batangnya dilumuri oleh pelumas atau oli disiapkan oleh panitia perlombaan. Di bagian atas pohon tersebut, disiapkan berbagai hadiah menarik. seperti sabun mandi, sabun cuci, sandal jepit, kaos, rokok, makanan-makanan ringan, lembaran uang bahkan ada yang hadiah besar seperti mejik com,lembaran uang seratus ribu dan lain-lain. Para peserta berlomba untuk mendapatkan hadiah-hadiah tersebut dengan cara memanjat batang pohon pinang.

Acara ini di ikuti oleh kaum laki-laki yaitu para remaja dan tokoh pemuda yang beranggotakan lima orang atau enam orang dari masing-masing kelompok, bagi siapa yang berhasil sampai ke puncak pinang dengan selamat, maka mereka berhak mendapatkan hadiah tersebut setelah itu di bagikan kepada semua angggota kelompoknya. Acara ini berlangsung sempai sere sekitar jam lima atau jam enam sore.

4. Acara Penutup.

Sekitar jam delapan malam saatnya acara penutupan yang diadakan disurau, semua orang yang terlibat dalam persiapan bakaua adat hadir dalam acara penutupan ini. Acara ini bertujuan untuk makan bersama setelah acara bakaua adat selesai dilaksanakan, sering disebut makan kapalo kabau atau kepala kerbau selain itu acara penutupan ini juga bertujuan untuk menyerahkan uang yang didapat oleh ninik mamak dari cucu kemenakannya dari hasil penjualan daging kerbau kepada penghulu.

Selain itu acara ini bertujuan untuk mengembalikan keris yang telah diserahkan kepada tuo jonang kepada penghulu serta bertujuan untuk berterimakasih dan bersyukur atau mengadakan doa selamat karena dalam melaksanakan acara bakaua

(10)

9

adat semua yang direncanakan berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan dan mengucap bersyukur kepada Allah SWT

.

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan penulis dan pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses bakaua adat di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis kerjakan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: proses bakaua adat dinagari lalan (1) Tahap persiapan (mufakat pertama, mufakat dua, mufakat ketiga dan mupakat keempat, membuat dan menyebarkan undangan, gotong royong, malam jago-jago dan penyembelihan kerbau serta acara masak-masak ) (2) Acara puncak, (3) Acara hiburan, (4) Acara penutup.

SARAN

Saran dari penulis berdasarkan data yang ditemukan dilapangan yaitu agar dalam melaksanakan bakaua adat lebih menggali lagi proses bakaua adat secara rinci dan menggali lagi makna dari memotong kerbau dalam acara bakaua adat, jangan hanya tau memakannya saja tapi juga tau makna kegiatan tersebut, selain itu agar masyarakat berpakaian sebagaimana layaknya seorang muslim yaitu pakaian yang sopan dan menutup aurat. Agar masyarakat lebih menghargai lagi jasa nenek moyang, bukan hanya pada saat acara bakaua adat tapi juga di hari lain dengan cara mengelolah dan menggarap lahan dengan baik dan benar. Selain itu agar dalam masyarakat tidak ada lagi perpecahan dan perselisihan tapi menegakkan persatuan dan kesatuan atau kedamaian dalam masyarakat. Agar kesenian yang digunakan dalam acara bakaua adat lebih ditingkatkan dan dikembangkan lagi agar tidak luntur dan semakin menyemarakkan nagari, selain itu saran penulis janganlah menilai seseorang dari luar atau penampilannya saja tapi nilailah seseorang dari hatinya dan yang terpenting adalah masyarakat lebih bersyukur lagi kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki kepada kita

.

PENUTUP

Jurnal ini diolah dari skripsi dengan judul “Proses Bakaua Adat dinagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung”

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua pembimbing serta penguji yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal ini.

DAFTAR PUSTAKA

Elly M. Setiadi &Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial, Teori, Aplikasi dan Pemecahannya.Jakarta:Prenada Media Group.

Mursal, Esten. 1999. Desentralisasi Kebudayaan. Bandung: Angkara.

Plummer, Ken. 2011. Sosisologi:the basic.Jakarta: Rajawali Perss.

Sebani, Beni Ahmad. 2012. Pendidikan Agama. CV Pustaka Setia: Bandung.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum diketahui, namun

[r]

terdapat berbagai tacit knowledge yang terdapat dalam delapan mesin untuk delapan kegiatan utama, yaitu persiapan perekaman, perekaman naskah, pengembangan

Sundawa pindah ke Gedung Baru maka Gedung VI ini kosong, dan sebelum dihapuskan Gedung ini menjadi tempat penampungan sementara untuk arsip Biro Kepegawaian dan Ortala,

1.3 Predpostavke in omejitve raziskave Predpostavke: • glede na trende pozitivnega razvoja gradbeništva menimo, da ima proučevano podjetje še veliko možnosti razvoja, saj se ukvarja

Peningkatan kadar kotoran pada penelitian ini dikarenakan penyemprotan dengan menggunakan larutan Natrium Benzoat dan Kalium Sorbat yang dilarutkan dalam air

Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti

Berdasarkan hasil yang dilakukan dari catatan lapangan, dilanjutkan dengan data wawancara serta dokumentasi, maka kegiatan belajar mengajar di SLB Pelita Hati