• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Magister Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Magister Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

39 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS

KEUANGAN, DAN PENGAWASAN INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS

PENGELOLAAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA

LHOKSEUMAWE

Achmad Faisal Daulay1), Muhammad Arfan2), Hasan Basri 3) 1)Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2,3)Staf Pengajar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Abstract:. The purpose of this research is to examine the effect of budgetary goal clarity, financial accountability

and internal control on the effectivenness finance management local governments agencies (SKPD) in Lhokseumawe. The research methods used is cencus method, and the analysis method used is multiple linear regression. Respondents are chiefs of Lhokseumawe local governments agencies (SKPD) as budget user. The result show that: budgetary goal clarity, financial accountability and internal control has influences on effectivenness finance management local government agencies in partially and simultaneously.

Key word: Budgetary Goal Clarity, Financial Accountability, Internal Control, Local Finance Government

effectivenness

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kejelasan sasaran anggaran, akuntabiltas keuangan, dan pengawasan intern terhadap efektivitas pengelolaan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota Lhokseumawe. Metode yang digunakan adalah sensus, yaitu seluruh elemen populasi diselidiki satu persatu dalam pengumpulan data. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Responden penelitian Kepala SKPD sebagai Pengguna Anggaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan, dan pengawasan intern secara bersama-sama dan sendiri-sendiri berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah pada Kota Lhokseumawe.

Kata kunci: Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Keuangan, Pengawasan Intern, dan Efektivtas Pengelolaan Keuangan.

PENDAHULUAN

Efektivitas pengelolaan keuangan merupakan jembatan untuk mengantarkan pemerintah daerah mencapai good governance. Anggaran pemerintah daerah terbatas, sedangkan kebutuhan pemerintah daerah tidak terbatas, semua aspek dalam pengelolaan keuangan harus dilaksanakan secara efektif sehingga tujuan dari program dan kegiatan SKPD dapat tercapai.

Pemerintah Kota Lhokseumawe sebagai salah satu kota di Indonesia, dalam pengelolaan keuangannya masih belum efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari hal yang

diungkapkan Koordinator Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) banyak proyek yang sudah dikerjakan dengan menelan anggaran besar, tapi tidak bermanfaat bagi masyarakat. Sejumlah proyek mubazir senilai puluhan milyar itu, di bawah kendali Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan dan Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Lhokseumawe.

Terdapat beberapa faktor yang diduga mempengaruhi efektivitas pengeloaan keuangan SKPD, faktor pertama adalah kejelasan sasaran anggaran SKPD. Hasil penelitian Suhartono dan Solichin (2006) menyatakan bahwa adanya

(2)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 40 sasaran anggaran yang jelas, maka akan

mempermudah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Kenis (1979) kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran dinyatakan secara jelas dan rinci serta dimengerti oleh pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap pencapaiannya Adanya sasaran anggaran yang jelas pada SKPD, maka akan mempermudah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas SKPD dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Faktor kedua yang diduga mempengaruhi efektivitas pengelolaan keuangan adalah akuntabilitas keuangan. Salah satu dimensi akuntabilitas publik yang utama adalah akuntabilitas keuangan (Mardiasmo, 2006). Menurut Adisasmita (2011:81) “Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengungkapan dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan”. Sasaran pertanggungjawabannya adalah laporan keuangan yang mencakup penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran keuangan instansi pemerintah (LAN dan BPKP, 2001) dalam Adisasmita (2001 :82).

Faktor ketiga yang diduga mempengaruhi efektivitas pengelolaan keuangan adalah pengawasan intern.

Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Hasil penelitian Tuasikal (2006) menunjukkan bahwa pengawasan intern mempunyai pengaruh terhadap pengelolaan keuangan daerah, selanjutnya hasil penelitian Siregar (2011) menemukan bahwa pengawasan berpengaruh terhadap pengelolaan APBD Kota Pemerintah Kota Pematang Siantar.

Tujuan dari paper ini adalah untuk menguji pengaruh kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan, dan pengawasan intern terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD di Kota Lhokseumawe baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Pembahasan paper ini dimulai dengan kajian pustaka mengenai efektivitas pengelolaan keuangan SKPD, kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan, dan pengawasan intern dan hipotesis. Selanjutnya, metodologi yang digunakan dalam penelitian ini, kemudian pembahasan mengenai hasil penelitian. Terakhir, penelitian ini memberikan beberapa kesimpulan dan saran.

2. Kajian Pustaka

Efektivitas menurtut Intosai (2004:62) adalah “the extent to which objectives are

(3)

41 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015

intended impact and the actual impact of an

activity”. Menurut Bastian (2001:280)

efektivitas adalah “keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”. Mardiasmo (2002:132) dan Halim (2007) sependapat menyatakan bahwa efektivitas adalah “suatu ukuran keberhasilan atau kegagalan dari organisasi dalam mencapai tujuan”. Pengertian lain efektivitas menurut Munir et al. (2004:19) “ merupakan perbandingan antara outcome dengan output”, sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 efektif adalah “ pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil”.

Dalam konteks pengelolaan keuangan daerah, efektivitas menurut Devas, dkk. (1989:279-280) dalam Munir (2004:44) adalah “hasil guna kegiatan pemerintah dalam mengurus keuangan daerah haruslah sedemikian rupa, sehingga memungkinkan program dapat direncanakan untuk mencapai tujuan pemerintah dengan biaya serendah-rendahnya dan dalam waktu yang secepat-cepatnya”.

Anggaran sebagai sarana menerjemahkan seluruh kegiatan organisasi secara rinci harus direncanakan secara jelas sesuai dengan sasaran dan misi sasaran organiasi. Menurut Kenis (1979) kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran dinyatakan secara jelas dan rinci serta dimengerti oleh pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap pencapaiannya.

Sasaran anggaran (target) pada SKPD adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan (Permendagri No. 13 Tahun 2006). Adanya sasaran anggaran yang jelas pada SKPD, maka

akan mempermudah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas SKPD dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sasaran yang tidak jelas dapat mengakibatkan tujuan yang akan dicapai juga menjadi tidak jelas sehingga efektivitas pengelolaan keuangan pada SKPD tidak dapat dicapai.

Kejelasan sasaran anggaran pada SKPD dapat dilihat pada RKA-SKPD karena RKA-SKPD merupakan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Kota yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang bersangkutan dalam 1 (satu) tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya. Kemudian pelaksanaan anggaran SKPD dilaksanakan menurut DPA-SKPD sebagai dokumen yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran.

Akuntabilitas menurut Intosai (2004:58) adalah “The process whereby public

service bodies and the individuals within them are held responsible for their decisions and actions, including their stewardship of public

(4)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 42

funds and all aspects of performance”.

berdasarkan definisi tersebut akuntabilitas merupakan suatu proses dimana lembaga dan orang bertanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan pengelolaan dana publik dan kinerja mereka atas pengelolaan tersebut.

Dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh lembaga-lembaga publik tersebut antara lain (Hopwood dan Tomkins, 1984, Elwood, 1993 dalam Mahmudi, 2011,19) yaitu: Akuntabilitas hukum dan kejujuran, Akuntabilitas manajerial, Akuntabilitas program, Akuntabilitas kebijakan dan Akuntabilitas finansial. Jenis akuntabilitas menurut Gray and Jenkins (1985; 1993) dalam Steccolini (2002) yaitu, (1) Akuntabilitas keuangan (2) Akuntabilitas manajerial (3) Akuntabilitas profesional.

Munir, et al. (2004:18) akuntabilitas keuangan daerah adalah “kewajiban pemerintah daerah untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang terkait dengan penerimaan dan penggunaan uang publik kepada pihak yang memiliki hak dan

kewenangan untuk meminta

pertanggungjawaban tersebut. Mahmudi (2011:20) menyatakan bahwa akuntabilitas keuangan adalah pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik untuk menggunakan uang publik (public money) secara ekonomis, efisien dan efektif, tidak ada pemborosan dan kebocoran dana serta korupsi. Laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah

adalah salah satu bentuk akuntabilitas dalam mewujudkan good governance atau kepemerintahan yang baik (Solikin, 2006).

Menurut Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 Pengawasan intern adalah “seluruh proses kegiatan audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan lainnya berupa asistensi, sosialisasi dan konsultansi terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik”. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan yang berasal dari lingkungan internal organisasi pemerintah (Baswir, 1999:124).

Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas penyelenggaraan pemerintahan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good

governance dan clean government dan

mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi,

(5)

43 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015 dan nepotisme.

Berdasarkan kajian pustaka, hipotesis dapat dirumuskan, Kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan, dan pengawasan intern berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada SKPD Pemerintah Kota Lhokseumawe. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis (hypotheses

testing) dan bersifat Kausalitas dengan berusaha

melihat pengaruh dari kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan dan pengawasan intern terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD Kota Lhokseumawe. Tingkat intervensi dalam penelitian ini adalah intervensi minimal.

Waktu yang digunakan dalam pengumpulan data adalah one shoot yaitu dimana data yang dikumpulkan merupakan data dalam periode tertentu (Sekaran, 2006: 177). unit analisis penelitian organisasional, yaitu peneliti akan melihat data dari setiap SKPD dan memperlakukan responden sebagai populasi untuk sumber data.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SKPD pada Pemerintah Kota Lhokseumawe yang terdiri dari 31 SKPD sebagai elemen populasi, responden penelitian ini kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran tiap-tiap SKPD yang berjumlah 31 orang. Penelitian ini menggunakan metode sensus. Sensus yaitu meneliti seluruh elemen populasi

(Indriantoro dan Supomo, 1999:115-117). Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer.

Penelitian ini menggunakan seluruh populasi sehingga hanya dilakukan uji validitas

(validity) dan reliabilitas (reliability). Pengujian

dan analisis data dilakukan dengan menggunakan formulasi regresi linier berganda

(multiple linier regression) dalam bentuk

persamaan. Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas

(independent variable) terhadapvariabel terikat (dependent variable). Persamaan regresi liner

berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 +β3X3 + ε Keterangan : Y = Efektivitas pengelolaan keuangan SKPD α = Konstanta β1β2 β3 = Koefisien regresi

X1 = kejelasan sasaran anggaran

X2 = Akuntabilitas Keuangan

X3 = Pengawasan intern

ε = Error

Penelitian ini merupakan penelitian sensus, sehingga tidak dilakukan pengujian signifikansi. Dalam pengujian hipotesis penelitian yang tidak menggunakan sampel, tidak ada istilah signifikansi, karena signifikan artinya hipotesis yang telah terbukti pada sampel dapat diberlakukan ke populasi (Sugiyono, 2009). Selanjutnya rancangan pengujian hipotesis dilakukan dua tahap, yaitu rancangan pengujian hipotesis secara bersama-sama (simultan) dan rancangan pengujian hipotesis secara terpisah (parsial).

(6)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 44

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji dan menganalisis rumusan hipotesis berdasarkan struktur model serta kesesuaian dengan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel Unstandaradized Coefficients Std. Error Konstanta 0,331 0,483 Kejelasan Sasaran Anggaran 0,420 0,136 Akuntabilitas Keuangan 0,111 0,190 Pengawasan Intern 0,367 0,202 Koefisien Korelasi (R) : 0,839 Koefisien Determinasi (R²) : 0,704 F Hitung : 21,372 Sig. F : 0,000b

Sumber: Data Primer Diolah (2015)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat ditulis persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y= 0,331 +0,420X1+0,111X2+0,367X3+ε

Dari persamaan regresi di atas dapat konstanta sebesar 0,331 menunjukkan apabila variabel kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan, dan pengawasan intern dianggap konstan, maka besarnya nilai kinerja pengelolaan keuangan daerah adalah 0,331. Pengujian hipotesis kedua yaitu pengaruh

kejelasan sasaran anggaran terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD dengan melihat koefisien regresi (β1). Koefisien regresi (β1)

kejelasan sasaran anggaran (X1) sebesar 0,420,

artinya setiap kejelasan sasaran anggaran naik 1 satuan pada skala interval, maka efektivitas pengelolaan keuangan daerah akan meningkat 0,420 satuan pada skala interval. Pengujian hipotesis ketiga yaitu pengaruh akuntabilitas keuangan terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD dengan melihat koefisien regresi (β2). Koefisien regresi (β2) akuntabilitas

keuangan (X2) sebesar 0,111, artinya setiap

akuntabilitas keuangan naik 1 satuan pada skala interval, maka efektivitas pengelolaan keuangan daerah akan meningkat 0,111 satuan pada skala interval. Pengujian hipotesis keempat yaitu pengaruh pengawasan intern terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD dengan melihat koefisien regresi (β3). Koefisien regresi

(β3) pengawasan intern (X3) sebesar 0,367,

artinya setiap pengawasan intern naik 1 satuan pada skala interval, maka efektivitas pengelolaan keuangan daerah akan meningkat 0,367 satuan pada skala interval.

4.1 Pembahasan

4.1.1 Pengaruh Kejelasan Sasaran

Anggaran, Akuntabilitas Keuangan, dan Pengawasan Intern terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan nilai koefisien regresi i

(i=1,2,3) ≠ 0, artinya dapat dinyatakan bahwa Kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan, dan pengawasan intern berpengaruh secara bersama-sama terhadap efektivitas

(7)

45 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015 pengelolaan keuangan SKPD. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi (R) sebesar 0,839 menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 83,9%. Artinya kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan, dan pengawasan intern mempunyai hubungan terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD sebesar 83,9%.

Selanjutnya pengaruh secara bersama-sama ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,704, artinya bahwa

efektivitas pengelolaan keuangan SKPD dipengaruhi oleh kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan, dan pengawasan intern sebesar 70,4%, selebihnya sebesar 29,6% disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan dan pengawasan intern maka akan meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan SKPD pada Pemerintah Kota Lhokseumawe.

Kejelasan sasaran anggaran merupakan tahapan awal yang harus diterapkan dalam kegiatan pengelolaan anggaran SKPD, akuntabilitas keuangan bentuk dari pertanggungjawaban pengelolaan keuangan SKPD, dan pengawasan intern memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dalam mewujudkan pengelolaan keuangan yang baik yang berorientasi pada pencapaian hasil atau tujuan yang dapat dimanfaatkan demi

kepentingan umum.

4.1.2 Pengaruh Kejelasan Sasaran

Anggaran terhadap Efektivitas

Pengelolaan Keuangan SKPD

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa nilai koefisien β1 ≠ 0, Hal

ini menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD. Artinya bahwa semakin sasaran anggaran dinyatakan dengan jelas maka semakin tinggi pula tercapainya efektivitas pengelolaan keuangan SKPD di Pemerintah Kota Lhokseumawe. Hal ini disebabkan karena dengan adanya sasaran anggaran yang jelas maka akan mempermudah SKPD untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Efektivitas adalah sejauh mana tujuan tercapai dan hubungan antara dampak yang diinginkan dan dampak yang sebenarnya dari suatu kegiatan. Dalam mencapai tujuan pengelolaan keuangannya SKPD harus memiliki perencanaan yang jelas dan rinci terhadap tujuan yang ingin dicapai sehingga tidak melenceng dan memiliki arah yang tepat sehingga hasilnya tepat dan tidak sia-sia. Perencanaan merupakan pokok dari bagaimana pelaksanaan kegiatan dapat berjalan secara efektif dan berhasil guna. Sasaran anggaran pada SKPD adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan (Permendagri No. 13 Tahun

(8)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 46 2006). Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Suhartono dan Solichin (2006) yang menunjukkan bahwa adanya sasaran anggaran yang jelas, maka akan mempermudah mempertanggunjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

4.1.3 Pengaruh Akuntabilitas Keuangan

terhadap Efektivitas Pengelolaan

Keuangan SKPD

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa β2 ≠ 0, hal ini

menunjukkan bahwa akuntabilitas keuangan berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD. Artinya bahwa dengan adanya akuntabilitas keuangan yang baik maka semakin baik pula efektivitas pengelolaan keuangan SKPD. Hal ini disebabkan karena SKPD berkewajiban melaporkan pertanggungjawaban pengelolaan keuangannya sehingga dapat dilihat sejauh mana sumber daya digunakan untuk tercapainya tujuan dari program kegiatan SKPD. Laporan keuangan merupakan wujud dari akuntabilitas keuangan kegiatan pengelolaan keuangan. Laporan keuangan merupakan gambaran pencapaian pengelolaan keuangan serta sebagai alat untuk menilai kinerja dari pengelolaan keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Siregar (2011) dan Feronica (2011). Akan tetapi, hasil penelitian Suparno (2012) menunjukkan bahwa akuntabilitas keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengelolaan keuangan daerah.

4.1.4 Pengaruh Pengawasan Intern

Keuangan terhadap Efektivitas

Pengelolaan Keuangan SKPD

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa β3 ≠ 0, hal ini menunjukkan bahwa

pengawasan intern berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD. Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas penyelenggaraan pemerintahan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good

governance dan clean government dan

mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Tuasikal (2006) dan Suparno (2012) yang menunjukkan bahwa pengawasan berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD. Akan tetapi, berbeda dengan hasil penelitian Siregar (2011) yang menunjukkan bahwa pengawasan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengelolaan APBD.

(9)

47 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015

5. Kesimpulan dan Saran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuanagan, dan pengawasan intern secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD Kota Lhokseumawe.

Hasil penelitian tentang efektivitas tidak hanya sebatas tercapainya tujuan yang telah ditetapkan tetapi sampai bagaimana hasil dari capaian tersebut dapat bermanfaat, sehingga perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam tentang efektivitas pengelolaan keuangan. kemudian, penelitian selanjutnya dapat menambah variabel lain seperti komitmen organisasi, komitmen stakeholder, kompetensi sumber daya manusia, pengawasan melekat yang diduga berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan keuangan pada SKPD. Selain itu juga dapat melengkapi penelitian tentang efektivitas dengan menambah variabel efisiensi. Hasil penelitian ini juga diharapakan dapat menjadi masukan bagi SKPD untuk dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan SKPD, pemerintah daerah perlu meningkatkan kejelasan sasaran yang ingin dicapai, akuntabilitas keuangan dan pengawasan intern, serta melakukan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Admin (2015) Pasar Kuliner Bernilai Miliaran Rupiah Terbengkalai. Politikita.

http://politikita.com/2015/03/14/pasar

-kuliner-bernilai-miliaran-rupiah-terbengkalai/. Tanggal akses 14 Maret 2015.

Bastian, Indra (2006) Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Feronica: 2011. Pengaruh Profesionalisme dan

Akuntabilitas Keuangan Terhadap Kinerja Aparatur dan Dampaknya Terhadap Keefektifan Pengelolaan Keuangan Daerah. Tesis S2. Banda

Aceh. Universitas Syiah Kuala. Intosai (2004) Fundamental principles of public

sector auditing. INTOSAI General

Secretariat – Rechnungshof (Austrian Court of Audit) Dampfschiffstrasse 2A-1033 Vienna. Austria.

Kenis, Izzetin (1979) The Effect Of Budgetary Goal Characteristic On Managerial Attitudes and Performance. The Accounting Review. 54 (4), 707-721.

Kewo, Cecilia Lelly (2014) The Effect of Participative Budgeting, Budget Goal Clarity and Internal Control Implementation on Managerial Performance. Research Journal of

Finance and Accounting. 5 (12):81-87.

Mahmudi (2009) Reformasi Keuangan Negara

dan Daerah di Era Otonomi.

Yogyakarta: BPFE.

Munir, Dasril, Henry Arys Djuanda, Hessel Nogi S. Tangkilisan (2004) Kebijakan

dan Manajemen Keuangan Daerah.

Yogyakarta: YPAPI.

Rahardjo, Adisasmita (2011) Manajemen

Pemerintah Daerah. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Republik Indonesia. Peraturan Menteri

Pemberdayaan Aparatur Negara

Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008

tentang Standar Audit Aparat

Pengawas Intern Pemerintah.

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas

Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah.

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Solikin, Akhmad (2006) Penggabungan Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah:

(10)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 48 Perkembangan dan Permasalahan.

Jurnal Akuntansi Pemerintahah

2(2):1-15.

Steccolini, Ileana (2002) Local Government Annual report: an Accountability Medium?. ELASM Conference on

Accounting and Auditing in Public Sector Reforms. Dublin.

Sugiyono (2009) Metode Penelitian kuantitatif

kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhartono, Ehrmann dan Mochammad Solichin (2006) Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah dengan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi. Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 1-20.

Tuasikal, Askam. 2008. Pengaruh Pengawasan, Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan dan Pengelolaan Keuangan Terhadap Kinerja Unit Satuan Kerja Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi. 10 (1).

Wanda, M (2014) Fasilitas Umum di Lhokseumawe Terbengkalai. Harian

Andalas.

http://harianandalas.com/kanal- aceh/fasilitas-umum-di-lhokseumawe-terbengkalai. Tanggal akses 04 Desember 2014.

Widjaja, HAW (2002) Otonomi Daerah dan

Referensi

Dokumen terkait

Kepentingan pihak manajemen perusahaan terhadap laporan keuangan perusahaan yang mereka juga buat juga memiliki arti tertentu. Bagi pihak manajemen laporan.. keuangan yang dibuat

Ada beberapa hal yang sangat menarik dari dunia blog ini yang membuatnya dapat berkembang dengan sangat pesat, Cameron Barret mengatakan bahwa blog adalah "Big Idea"

Sementara itu, green perceived value yang tergolong tinggi ditunjukkan dengan adanya penilaian yang baik mengenai total keuntungan yang diperolehnya dari lemari es

Dengan menggunakan persamaan tersebut maka dapat diketahui nilai P trans yaitu sebesar 25.972 psia, karena tekanan yang diamati lebih besar daripada Ptrans maka tipe

Pada penelitian ini, ketiga kondisi tersebut seluruhnya terpenuhi, sehingga membuktikan bahwa variabel stress kerja memiliki peran mediasi pada pengaruh konflik

Dari gambar 8 terlihat, bahwa dengan memodifikasi supot dapat diperoleh [rekuensi natural pada mode 1, yaitu 15,2318 Hz, artinya bahwa NFl> 1,2 DVF dan system stabil selama

Dalam makalah ini akan ditunjukkan proses penambahan sistem otomatis pemantik untuk membakar gas LPG pada tungku reduksi ME-11 dengan cara reverse engineering, yaitu dengan me-

Dari API RBI 581 maka langkah mitigasi yang cocok digunakan untuk mengurangi besarnya konsekuensi kegagalan adalah inventory blowdown, sehingga besarnya