• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KABUPATEN BANGLI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KABUPATEN BANGLI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI

KABUPATEN BANGLI

I Putu Lanang Eka Sudiarta, I Ketut Kirya, I Wayan Cipta

Jurusan Manajemen

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: lanangmanajemen@yahoo.com, ketutkirya@yahoo.co.id,

cipta1959@yahoo.co.id@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, dan (2) faktor dominan yang mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bangli menggunakan desain eksploratif. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Subjek penelitian adalah pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Bangli, dan objeknya adalah faktor kinerja UMKM. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data faktor pemasaran, akses permodalan, kemampuan berwirausaha, SDM, pengetahuan keuangan, rencana bisnis, jaringan sosial, legalitas, dukungan pemerintah, pembinaan, teknologi, dan akses kepada informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli, yaitu: (1) faktor internal, dan (2) faktor eksternal. Faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli adalah faktor internal, yang meliputi: pemasaran, akses permodalan, kemampuan berwirausaha, SDM, pengetahuan keuangan dan rencana bisnis.

Kata Kunci: faktor kinerja UMKM.

Abstract

This study aimed to determine (1) the factors that influence the performance of MSME in Bangli Regency, and (2) the dominant factors influencing the performance of MSME in Bangli Regency. This research was implemented in Bangli Regency uses exploratory design. Data used in this study is qualitative data. Subjects in this study were principals of MSME Bangli, and the object is performance factors of MSME. Data required in this research is a marketing factor data, access to capital, entrepreneurship, human resource, knowledge of finance, business plan, social networking, legality, Government support, construction, technology, and access to information. The results showed that there are two factors that influence the performance of MSME in Bangli, (1) internal factors, and (2) external factors. The most dominant factor influencing the performance of MSME in Bangli Regency are internal factors, which include: access to capital, marketing, entrepreneurship, human resource, knowledge of finance and business plan.

(2)

PENDAHULUAN

Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan bagian terbesar dalam perekonomian nasional, merupakan indikator tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai sektor kegiatan ekonomi. UMKM selama ini terbukti dapat diandalkan sebagai katup pengaman dimasa krisis, melalui mekanisme penciptaan kesempatan kerja dan nilai tambah. Peran dan fungsi strategis ini sesungguhnya dapat ditingkatkan dengan memerankan UMKM sebagai salah satu pelaku usaha komplementer bagi pengembangan perekonomian nasional, dan bukan subordinari dari pelaku usaha lainnya. Keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan UMKM berarti memperkokoh bisnis perekonomian masyarakat. Hal ini akan membantu mempercepat proses pemulihan perekonomian nasional, dan sekaligus sumber dukungan nyata terhadap pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi pemerintahan (Budi: 2006).

UMKM merupakan potensi bisnis yang sangat digalakkan oleh pemerintah; karena semakin banyak masyarakat berwirausaha maka semakin baik dan kokohnya perekonomian suatu daerah karena sumber daya lokal, pekerja lokal, dan pembiayaan lokal dapat terserap dan bermanfaat secara optimal. Meskipun UMKM memiliki sejumlah kelebihan yang memungkinkan UMKM dapat berkembang dan bertahan dalam krisis, tetapi sejumlah fakta juga menunjukkan bahwa tidak semua usaha kecil dapat bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Banyak UMKM mengalami kesulitan untuk mengembalikan pinjaman akibat melonjaknya suku bunga lokal, selain itu adanya kesulitan dalam proses produksi akibat melonjaknya harga bahan baku yang berasal dari impor. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi perusahaan kecil diantaranya adalah pengaruh faktor internal dan eksternal (Wang dan Wong, 2004). Keberhasilan tergantung dari kemampuan dalam mengelola kedua faktor ini melalui analisis faktor lingkungan serta pembentukan dan pelaksanaan strategi usaha.

Pengembangan UMKM di Indonesia merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini selain karena usaha tersebut merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antar golongan, pendapatan dan antar pelaku usaha, ataupun pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja. Lebih dari itu, pengembangannya mampu memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan konstribusi yang signifikan dalam mempercepat perubahan struktural, yaitu meningkatnya perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi nasional.

Pengembangan UMKM merupakan bagian yang terintegrasi dalam program pengembangan UMKM di Bangli. Kegiatan pengembangannya ditujukan sebagai salah satu pilar ekonomi kerakyatan yang dapat menjadi penggerak utama perekonomian daerah. Oleh karena itu, perhatian Pemerintah Bangli terhadap sektor ini sangat besar. Hal ini dibuktikan dengan adanya strategi, program dan rencana aksi (action plan) untuk membangun UMKM. Beberapa program yang telah dilakukan misalnya program pelatihan dan pendampingan, akses permodalan, dan bantuan akses pasar bagi usaha tersebut. Namun demikan berdasarkan fakta di lapangan dan hasil wawancara sementara

dengan sejumlah pelaku UMKM

menunjukkan bahwa belum semua program berjalan secara efektif, sehingga dapat berdampak pada potensi penurunan kinerja UMKM di Bangli.

Kinerja UMKM dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu: (1) nilai tambah, (2) unit usaha, tenaga kerja dan produktivitas, dan (3) nilai ekspor. Perbandingan jumlah unit, tenaga kerja yang diserap, jumlah nilai produksi yang diciptakan serta nilai investasi UMKM di Kabupaten Bangli digambarkan dalam Tabel 1

(3)

Tabel 1 Jumlah unit, tenaga kerja yang diserap, jumlah nilai produksi yang diciptakan serta nilai investasi UMKM di Kabupaten Bangli 2013 (dalam persen)

(Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM) Data yang ada pada Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah industri UMKM mendominasi dalam perekonomian di Kabupaten Bangli. Peran UMKM dalam penyerapan tenaga kerja cukup besar. Peran UMKM dalam penyerapan investasi dan penciptaan nilai produksi sejak tahun

2009 sampai sampai 2013 selalu mengalami penurunan.

Demikian juga dengan pelaku UMKM di Kabupaten Bangli pada tahun 2013 mengalami penurunan seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jumlah pelaku UMKM di Kabupaten Bangli Tahun 2009-2013

(Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM) Hal ini juga didukung oleh pernyataan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Bangli, melalui wawancara, yang mengatakan masih ada kendala bagi UMKM di Kabupaten Bangli dalam meningkatkan kinerjanya yaitu faktor akses permodalan, teknologi, pemasaran dan kemampuan berwirausaha. Meskipun berbagai dukungan telah diberikan oleh pemerintah terkait, tapi faktanya UMKM di Kabupaten Bangli masih mengalami kendala-kendala dalam menjalankan usahanya (Kepala Dinas Koperasi dan UMKM: 2013).

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, dan (2) Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli Tahun 2013.

Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan usaha perorangan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00. Menurut Zulkarnaen (2006) usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil, bersifat tradisional dan informal, dalam arti belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum.

Tohar (2001: 1) mendefinisikan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang. Menurut Adi (2007: 12) usaha kecil sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan bersih

Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 1. Unit Usaha - UMKM 2. Tenaga Kerja - UMKM 3. Nilai Produksi - UMKM 4. Nilai Investasi - UMKM 99,85 92,94 22,92 9.08 99,70 92,09 22,71 8,64 99,65 91,40 22,60 8,51 99,60 91,10 22,40 6,95 98,85 91,00 21,01 5,00

TAHUN JUMLAH PELAKU UMKM PERTUMBUHAN

2009 2.950 -

2010 2.931 - 0,64 %

2011 2.850 - 2,76 %

2012 2.835 - 0,53 %

(4)

paling banyak Rp 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- dan milik Warga Negara Indonesia.

Tohar (2000: 1) mendefinisikan usaha menengah adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih, penjualan lebih besar dari kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan usaha kecil, meliputi usaha nasional (milik negara atau swasta), usaha patungan, warga negara asing/ hukum asing yang melakukan kegiatan ekonomi di negara Indonesia. Suhardjono (2003: 33) mendefinisikan usaha menengah adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan bersih tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha lebih besar dari Rp. 200.000.000,-

sampai paling banyak Rp

10.000.000.000,00.

Kinerja merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauh mana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi (Ranto, 2007: 19). Menurut Srimindarti (2006) kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi kinerja adalah prestasi yang dicapai suatu organisasi atau entitas dalam periode akuntansi tertentu yang diukur berdasarkan perbandingan dengan berbagai standar.

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi perusahaan kecil diantaranya adalah pengaruh faktor internal dan eksternal (Wang dan Wong, 2004). Keberhasilan tergantung dari kemampuan dalam mengelola kedua faktor ini melalui analisis faktor lingkungan serta pembentukan dan pelaksanaan strategi usaha. Menurut Haeruman (2000) tantangan internal bagi UMKM terutama dalam pengembangannya mencakup aspek yang luas yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia, kemampuan manajemen, organisasi dan teknologi, kompetensi kewirausahaan, akses yang lebih luas terhadap permodalan, informasi

pasar yang transparan, faktor input produksi lainnya, dan iklim usaha yang sehat yang mendukung inovasi, kewirausahaan, dan praktek bisnis serta persaingan yang sehat.

Said (2004) menjelaskan dengan adanya peningkatan nilai kewirausahaan, kemampuan pemasaran, teknologi dan pengelolaan keuangan maka tentunya prestasi usaha kecil akan meningkat. Faktor eksternal meliputi jaringan sosial, legalitas, dukungan pemerintah, pembinaan, teknologi, dan akses kepada informasi (Jauch dan Glueck, 2000). Keberhasilan akan tercapai jika adanya kesesuaian antara faktor internal dengan faktor eksternal melalui penerapan cara yang tepat.

METODE

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksploratif. Subjek dalam penelitian ini adalah pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Bangli, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah faktor-faktor kinerja UMKM yang meliputi: (1) pemasaran, (2) akses permodalan, (3) kemampuan berwirausaha, (4) SDM, (5) pengetahuan keuangan, (6) rencana bisnis, (7) jaringan sosial, (8) legalitas, (9) dukungan pemerintah, (10) pembinaan, (11) teknologi, dan (12) akses kepada informasi. Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner, kemudian di analisis dengan analisis faktor.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Nilai Total Variance Explained digunakan untuk mengetahui banyaknya faktor-faktor yang terbentuk, dengan memilih faktor atau komponen utama yang memiliki parameter akar karakteristik terkecil (total eigenvalue) > 1, Faktor-faktor ini menentukan faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli. Faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli nampak pada Tabel 3

(5)

Tabel 3 Total Variance Explained

Berdasarkan hasil analisis faktor, melalui program komputer SPSS 16.0 dapat diketahui faktor yang memiliki total eigenvalue > 1. Berdasarkan Tabel 3, ada dua faktor yang memiliki total eigenvalue > 1 yang terdiri dari faktor 1 yang memiliki total eigenvalue sebesar 6,028 dengan nilai varian sebesar 50,232 %, dan faktor 2 yang memiliki total eigenvalue sebesar 1,636 dengan nilai varian sebesar 13,630 %. Total percentage of variance kedua faktor

tersebut sebesar 63,862 %. Dengan demikian 63,862 % dari seluruh variabel yang ada dapat dijelaskan oleh kedua faktor yang terbentuk, dengan kata lain dua faktor tersebut mampu menjelaskan pengaruhnya sebesar 63,862 % terhadap faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli.

Hasil analisis faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli dapat dilihat dalam Tabel 4

Tabel 4 Rotated Component Matrix

Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % 1 6,028 50,232 50,232 6,028 50,232 50,232 2 1,636 13,630 63,862 1,636 13,630 63,862 3 ,901 7,511 71,373 4 ,752 6,268 77,642 5 ,691 5,761 83,403 6 ,623 5,192 88,595 7 ,436 3,630 92,225 8 ,301 2,509 94,734 9 ,258 2,147 96,881 10 ,177 1,472 98,353 11 ,122 1,014 99,367 12 ,076 ,633 100,000

Faktor Eigenvalue Variabel Factor Loading

Faktor 1 Faktor Internal 6,028 Akses permodalan 0,879 Kemampuan berwirausaha 0,872 SDM 0,809 Pemasaran 0,760 Rencana bisnis 0,730 Pengetahuan keuangan 0,716 Faktor 2 Faktor Eksternal 1,636 Dukungan pemerintah 0,781 Legalitas 0,768 Jaringan sosial 0,750 Akses kepada informasi 0,733 Teknologi 0,603 Pembinaan 0,589

(6)

Menentukan nama faktor yang telah terbentuk dalam analisis faktor, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: (1) memberikan nama faktor yang dapat mewakili nama-nama variabel yang membentuk faktor tersebut, (2) memberikan nama faktor berdasarkan variabel yang memiliki nilai factor loading tertinggi. Berdasarkan cara pertama, faktor 1 terbentuk dari variabel pemasaran, akses permodalan, kemampuan berwirausaha, SDM, pengetahuan keuangan dan rencana bisnis maka faktor 1 disebut faktor internal, faktor 2 terbentuk dari variabel jaringan sosial, legalitas, dukungan pemerintah, pembinaan, teknologi, dan akses kepada informasi maka faktor 2 disebut faktor eksternal.Berdasarkan cara kedua, faktor 1 terbentuk dari variabel pemasaran, akses permodalan, kemampuan berwirausaha, SDM, pengetahuan keuangan dan rencana bisnis karena variabel akses permodalan memiliki faktor loading tertinggi yaitu sebesar 0,879, maka faktor 1 dapat diberi nama faktor akses permodalan. Faktor 2

terbentuk dari variabel jaringan sosial, legalitas, dukungan pemerintah, pembinaan, teknologi, dan akses kepada informasi, karena variabel dukungan pemerintah memiliki nilai faktor loading tertinggi sebesar 0,781, sehingga faktor 2 dapat diberi nama faktor dukungan pemerintah. Dalam penelitian ini digunakan penamaan faktor yang pertama yaitu nama faktor yang dapat mewakili nama-nama variabel yang membentuk faktor tersebut.

Berdasarkan pengujian hipotesis konseptual, untuk menentukan dimensi atau faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM yang paling dominan maka digunakan parameter koefisien varimax rotation dari dimensi atau faktor kinerja yang paling mendekati +1 atau mendekati -1. Nilai yang mendekati 1 diawali oleh nilai 0,5 sedangkan nilai yang mendekati -1 diawali oleh -0,5. Secara lebih rinci hasil ringkasan rotasi dari matriks faktor yang memuat nilai varimax rotation, dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 5 Matrix Rotasi Hasil Analisis Faktor Dimensi/faktor yang mempengaruhi kinerja

UMKM Varimax Rotation (%)

Faktor Internal 50,232 -

Faktor Eksternal - 13,630

Menurut Suliyanto (2005) untuk mementukan faktor yang paling dominan dalam analisis faktor dapat dilihat dari besaran varimax rotation, faktor yang mempunyai nilai varimax rotation paling besar maka faktor itu dikatakan faktor yang

paling dominan mempengaruhi.

Berdasarkan Tabel 5, maka faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli yaitu faktor internal dengan nilai varimax rotation 50,232 %. Artinya kejelasan asosiasi dari dimensi kinerja, maka faktor internal mendominasi kinerja sebesar 50,232 %. Faktor internal lebih menekankan pada akses permodalan yang dimiliki oleh pelaku UMKM. Faktor eksternal mempengaruhi kinerja sebesar 13,630 %. Faktor eksternal lebih menekankan pada dukungan yang diberikan oleh pemerintah.

Pembahasan

Berdasarkan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM, yaitu (1) faktor internal, dan (2) faktor eksternal.

Kedua faktor tersebut mempunyai total percentage of variance sebesar 63,862 % artinya kedua faktor tersebut mampu menjelaskan pengaruhnya sebesar 63,862 % terhadap kinerja UMKM di Kabupaten Bangli dan sisanya 36,138 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar model seperti faktor gender (Mulyanto, 2006) dan strategi (Suryana, 2006)

Faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli yaitu faktor internal dengan nilai varimax rotation sebesar 50,232 % yang

(7)

meliputi akses permodalan dengan nilai sebesar 0,879.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang relevan yaitu yang dilakukan oleh Pillay, Tri Handayani dan Munizu, yang menyatakan faktor internal dan eksternal mempengaruhi kinerja UMKM.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Wang dan Wong (2004), Said (2004), serta Jauch dan Glueck (2000), yang menyatakan bahwa faktor internal dan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja. Faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja pada UMKM di Kabupaten Bangli juga sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang relevan, hanya saja pada penelitian sekarang terdapat penambahan dimensi kinerja seperti akses kepada informasi, jaringan sosial, legalitas, dan rencana bisnis yang tidak dibahas pada penelitian sebelumnya.

Meskipun hasil penelitian yang diperoleh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu faktor internal dan faktor eksternal, tetapi dalam hal menentukan faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja terdapat perbedaan. Hal ini disebabkan karena lokasi penelitian yang berbeda sehingga situasi dan karakter pelaku UMKM juga berbeda. Metode analisis data yang berbeda dari penelitian sebelumnya juga dapat menjadi penyebab perbedaan hasil penelitian dalam menentukan faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja pada UMKM di Kabupaten Bangli baik dari faktor internal maupun faktor eksternal.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengujian statistik dan hipotesis serta pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

(1) Faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli adalah (1) faktor internal dan (2) faktor eksternal. (2) Faktor yang paling dominan

mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli adalah faktor internal.

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan maka dapat diajukan saran sebagai berikut.

(1) Untuk meningkatkan kinerja UMKM, pihak pemerintah perlu memberikan dukungan kepada UMKM terutama

untuk mempermudah akses

permodalan. Akses ke sumber-sumber permodalan UMKM masih terbatas, terutama ke lembaga keuangan formal seperti bank. Masalah ini muncul pada pihak UMKM karena keterbatasan pengetahuan atau kemampuan dalam

mencukupi kebutuhan

prosedur/persyaratan perbankan. Praktek pelepas uang (rentenir) sekalipun memiliki bunga tinggi masih tetap mendapat tempat bagi UMKM karena aspek layanan yang mudah, cepat dan tepat waktu sesuai kebutuhan.

(2) Bagi pengusaha UMKM agar lebih memperhatikan pentingnya pembukuan

atau pencatatan keuangan.

Penyusunan laporan keuangan bukan hanya untuk kemudahan memperoleh kredit dari kreditur, tetapi untuk pengendalian aset, kewajiban dan modal serta perencanaan pendapatan dan efisiensi biaya-biaya. Pembukuan yang baik juga dapat digunakan sebagai alat untuk pengambilan keputusan perusahaan. UMKM yang terkendala masalah sumber daya manusia yang minim pengetahuannya tentang penggunaan teknologi informasi, perlu memperbaiki kualitas sumber daya manusianya (SDM) agar dapat menggunakan teknologi informasi. Selain itu, UMKM hendaknya berupaya memperluas pengetahuannya tentang teknologi informasi untuk hal-hal yang mempunyai nilai strategis dan nilai ekonomi yang lebih tinggi bagi usaha.

DAFTAR RUJUKAN

Adi, M. Kwartono. 2007. Analisis Usaha Kecil dan Menengah. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

(8)

Budi, Sri. 2006. Manajemen Sumber Daya

Manusia. Malang: Universitas

Muhamadyah.

Haeruman, H. 2000. Peningkatan Daya

Saing UMKM untuk Mendukung

Program PEL. Makalah Seminar Peningkatan Daya Saing, Graha Sucofindo, Jakarta.

Jauch, Laurence R. dan Glueck, William F. 2000. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Mulyanto, Dede. 2006. Usaha Kecil dan Persoalannya di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Ranto, Basuki. 2007. Analisis Hubungan

Antara Motivasi, pengetahuan

kewirausahaan, dan kemandirian

usaha terhadap kinerja pengusaha pada kawasan industri kecil di daerah pulogadung. Jurnal Usahawan No.10 TH XXXVI Oktober 2007.

Said, Zainal Abidin. 2004. Kebijakan Publik. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah. Suharjono. 2003. Managemen Perkreditan

Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Suryana. 2006. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat Dan Proses Menuju

Sukses. Edisi Revisi. Jakarta:

Salemba Empat.

Srimindarti, Ceacilia. 2006. Balanced Scorecard sebagai Alternatif untuk Mengukur Kinerja. Jakarta: Adi Cipta Tohar, M. 2000. Membuka Usaha Kecil.

Cetakan Pertama. Yogyakarta: Kanisius.

Wang, Clement K. and Wong, Poh-Kam. 2004. Entrepreneurial Interest of University Students in Singapore. Zulkarnain. 2006. Kewirausahaan Strategi

Pemberdayaan Usaha Kecil

Menengah dan Penduduk Miskin. Jakarta: Adi Cita.

Gambar

Tabel 1 Jumlah unit, tenaga kerja yang diserap, jumlah nilai produksi yang diciptakan  serta nilai investasi UMKM di Kabupaten Bangli 2013 (dalam  persen)
Tabel 4 Rotated Component Matrix

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian kuantitatif dengan metode survei terhadap pengelola keuangan yang dianalisis menggunakan analisis faktor eksploratori menemukan delapan faktor yang

Penyebab rendahnya tingkat konsumsi ikan adalah terkait dengan masalah mitos dan budaya, sehingga sangat penting dilakukan studi mengenai analisis faktor- faktor yang

Analisis data dilakukan menggunakan analisi faktor untuk mengetahui faktor-faktor apa saja dan faktor dominan apa yang mempengaruhi kinerja karyawan pada PT.. Dari

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MENENGAH.

19 Perbedaan dengan penelitian Panjaitan (2007) dan Andika (2008) berada pada alat analisis yang digunakan dalam mengukur tingkat loyalitas konsumen dimana

Penelitian ini Berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Dalam Mengambil Keputusan Investasi Di Surabaya,yang Dimoderasi Oleh

Penelitian ini bertujuan untuk mendapat informasi dan mengetahui apakah faktor latar belakang pendidikan, ukuran usaha, informasi dan sosialisasi menjadi faktor

Pengetahuan Kelayakan Finansial Pengetahuan kelayakan finansial adalah seberapa jauh pemahaman yang dimiliki oleh UMKM dalam menentukan layak atau tidaknya sebuah bisnis yang akan