• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MINAT DAN RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TAPE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN MINAT DAN RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TAPE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MINAT DAN RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

TAPE

Rima Wahyunita

Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

e-mail: rimawahyunita@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan minat dan respon siswa dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran TAPE kelas VII F SMP Negeri 33 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017. Penellitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII F yang berjumlah 33 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Faktor yang diteliti berupa peningkatan minat belajar siswa dan respon siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode obeservasi, angket dan catatan lapangan. Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa meningkat dari 66% pada siklus I, menjadi 76% pada siklus II. Respon siswa juga meningkat yaitu dari 67% pada siklus I menjadi 76% pada siklus II. Jika dilihat dari hasil tersebut maka model pembelajaran TAPE dapat meningkatkan minat belajar dan respon siswa kelas VII F SMP Negeri 33 Purworejo.

Kata kunci: minat, respon, think pair share, talking stick

PENDAHULUAN

Matematika merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting dalam bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dengan jumlah jam pelajaran matematika di sekolah yang banyak. Matematika diberikan di semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Meskipun matematika sejak sekolah dasar mempunyai jam pelajaran yang paling banyak, kenyataan menunjukkan saat ini pelajaran matematika di sekolah masih dianggap sesuatu yang menakutkan bagi sebagian besar siswa, mereka beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang paling sulit, sehingga menyebabkan mereka takut dan malas untuk mempelajarinya. Anggapan ini diduga oleh kurangnya minat siswa dalam mempelajari matematika. Untuk itu perlu adanya usaha peningkatan minat siswa dalam pembelajaran matematika.

(2)

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di kelas VII F SMP Negeri 33 Purworejo, siswa yang merasa senang dan tertarik mengikuti pelajaran matematika masih sangat jarang. Ini berarti minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika masih perlu ditingkatkan. Kurangnya minat belajar siswa berakibat pada rendahnya respon siswa. Hal tersebut dapat diatasi dengan model pembelajaran TAPE sebagai alternatif untuk mengubah pembelajaran matematika yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan minat dan respon siswa kelas VII F SMP Negeri 33 Purworejo dengan model pembelajaran TAPE.

Menurut Slameto (2013: 180-181), “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh”. Minat tidak datang dengan sendirinya, harus ada sesuatu dari luar yang dapat membuat minat seseorang timbul. Biasanya minat datang karena ketertarikan pada suatu hal. Jika seseorang melakukan sesuatu dengan penuh minat, maka hasilnya akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika seseorang kurang berminat dalam melakukan suatu hal, maka jangan berharap bahwa hasilnya akan memuaskan. Indikator minat yang digunakan dalam penelitian ini adalah perasaan senang, ketertarikan, dan keterlibatan siswa.

Menurut M. Wahyudin Zarkasyi (2015 : 93) “respon adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan (pembelajaran)”. Hal ini bisa dilihat pada saat siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru jika ada beberapa penjelasan guru yang belum bisa diterima, siswa berani mengerjakan soal di depan tanpa harus ditunjuk terlebih dahulu, siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tepat waktu, dan siswa berani menyampaikan pendapat secara lisan. Indikator respon yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa mendengarkan penjelasan guru, siswa aktif mengerjakan tugas, siswa berani bertanya, siswa berani menyampaikan pendapat.

Model pembelajaran TAPE merupakan kombinasi dari model pembelajaran tipe

Think Pair Share (TPS) dan Talking Stick. Menurut Miftahul Huda (2013: 206) model pembelajaran Think Pair Share (TPS) memperkenalkan gagasan tentang waktu ‘tunggu dan berpikir’ (wait or think time) pada elemen interaksi pembelajaran kooperatif yang

(3)

saat ini menjadi salah satu faktor ampuh dalam meningkatkan respon siswa terhadap pertanyaan. Menurut Miftahul Huda (2013: 224-226) Talking Stick merupakan model pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya. Kegiatan ini diulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru.

Sebagai bahan pertimbangan, perlu dikemukakan beberapa hasil penelitian terdahulu yang serupa yaitu: Evi Susanti (2008) dengan judul Upaya peningkatan respon siswa pada pembelajaran matematika melalui pendekatan kooperatif tipe TPS (PTK pembelajaran matematika di kelas VII SMP Negeri 1 Polokarto Sukoharjo). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan respon siswa. Penelitian lain yang relevan adalah penelitian dari Hesty Nourmaningsih (2012) yang berjudul Penerapan metode kooperatif tipe Talking Stick

sebagai upaya peningkatan minat belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi pada siswa kelas XI ilmu pengetahuan sosial 2 SMA Negeri Karangpandan Tahun 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan minat belajar siswa.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan dengan cara peneliti bekerja sama dengan guru lain yang bersangkutan. Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 16) terdapat empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2016, dilakukan di SMP Negeri 33 Purworejo. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII F SMP Negeri 33 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 33 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, meetode angket, dan catatan lapangan. Instrumen pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang minat belajar dan respon siswa. Adapun pengembangan

(4)

instrumen ini adalah lembar observasi dan lembar angket. Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil angket, minat belajar siswa dengan model pembelajaran TAPE

pada siklus I sebesar 66% masuk kategori cukup. Sedangkan hasil lembar observasi respon siswa dengan model pembelajaran TAPE pada siklus I sebesar 67% masuk kategori cukup. Pembelajaran pada siklus I belum berjalan dengan baik, dikarenakan siswa kurang tertarik terhadap pelajaran matematika, siswa tidak berani bertanya, dan tidak terlibat aktif dalam pembelajaran matematika. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar dan respon siswa pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan, maka dilakukan tindakan untuk melanjutkan ke siklus II. Minat belajar siswa pada siklus II dari hasil angket mencapai 76% dengan kategori baik, sedangkan respon siswa pada siklus II dari hasil lembar observasi mencapai 76% dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar dan respon siswa pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan. Berikut tabel yang menunjukkan peningkatan minat belajar dan respon siswa.

Tabel 1. Minat belajar siswa

Keterangan Siklus I Siklus II

Angket minat belajar siswa 66% 76%

Observasi respon siswa 67% 76%

Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan minat belajar dan respon siswa dalam proses pembelajaran Matematika dengan model pembelajaran TAPE mengalami peningkatan. Pada siklus I berdasarkan hasil angket minat belajar siswa mencapai 66%, dari hasil tersebut perlu adanya perbaikan dalam rangka meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran Matematika. Langkah-langkah yang diambil untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I adalah peneliti memberikan pengarahan dan membantu siswa yang membutuhkan bantuan dalam proses pembelajaran. Minat belajar pada siklus II menunjukkan peningkatan yang baik, hal itu dapat ditunjukkan

(5)

menunjukkan bahwa model ppembelajaran TAPE sangat efektif sebagai salah satu model dalam proses pembelajaran matematika. Siswa lebih berminat dalam proses pembelajaran karena suasana yang menyenangkan. Sedangkan berdasarkan hasil observasi respon siswa mencapai 67% dari hasil tersebut perlu adanya perbaikan dalam rangka meningkatkan respon siswa terhadap pelajaran Matematika. Langkah-langkah yang diambil untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I adalah peneliti lebih intensif dalam memantau kegiatan proses pembelajaran. Respon siswa pada siklus II menunjukkan peningkatan yang baik, hal itu dapat ditunjukkan dari hasil rata-rata sebesar 67% menjadi 76%. Adanya peningkatan respon siswa menunjukkan bahwa model pembelajaran TAPE sangat efektif sebagai salah satu model dalam proses pembelajaran matematika. Siswa jadi lebih sering merespon jika guru bertanya. Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa berani bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum dipahami. Siswa tidak malu lagi ketika diminta untuk maju ke depan.

Dari tabel diatas terlihat bahwa siklus I dan siklus II mengalami peningkatan, sehingga sudah memenuhi indikator keberhasilan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. Persentase minat mencapai kriteria 75% atau lebih dengan kriteria baik. 2. Persentase respon mencapai kriteria 75% atau lebih dengan kriteria baik.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran TAPE dapat meningkatkan minat belajar dan respon siswa kelas VII F SMP Negeri 33 Purworejo. Pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran TAPE, minat belajar siswa dapat diukur dengan lembar angket pada siklus I hanya sebesar 66% dalam kategori cukup. Sedangkan respon siswa dapat diukur dengan lembar observasi pada siklus I hanya sebesar 67% dalam kategori cukup. Tetapi setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II persentase minat belajar siswa meningkat menjadi sebesar 76% dalam kategori baik. Sedangkan pada siklus II persentase respon siswa meningkat menjadi sebesar 76% dalam kategori baik.

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat mengajukan saran yaitu: (1) Bagi Guru, dalam proses pembelajaran matematika, sebaiknya guru dapat

(6)

mengembangkan keterampilan mengajarnya dengan menggunakan model-model pembelajaran yang baru sehingga proses pembelajaran akan lebih bervariasi dan tidak membosankan. (2) Bagi Siswa, hendaknya siswa lebih mudah beradaptasi dengan media pembelajaran yang digunakan, karena hal itu memudahkan bagi siswa untuk belajar.

DAFTAR PUSTAKA

M. Wahyudin Zrkasyi. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama

Miftahul Huda. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto. 2013. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Evi Susanti. 2008. Upaya Peningkatan Respon Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) (PTK Pembelajaran Matematika di kelas VII SMP Negeri 1 Polokarto Sukoharjo). Diakses dari: http://eprints.ums.ac.id/2153/ pada tanggal 19 Desember 2016.

Hesti Nourmaningsih. 2012. Penerapan Metode Kooperatif Tipe Talking Stick sebagai Upaya Peningkatan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ekonomi pada siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri Karangpandan Tahun

2011/2012. Diakses dari:

http://eprints.ums.ac.id/19107/24/NASKAH_PUBLIKASI.pdf pada tanggal 12 April 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan yang bergerak di bidang sablon seperti PT. Jaya Abadi Mulia tentunya lebih memerlukan adanya compa ny pr ofile dibandingkan perusahaan lain, karena

[r]

Pola penurunan konsentrasi residu glifosat dalam tanah tersebut terjadi secara cepat pada tiga hari pertama setelah aplikasi, sedangkan dari 3 hari setelah aplikasi hingga

Oleh karena itu, kegiatan ekstrakurikuler seni tari yang berbasis lomba maksudnya adalah kegiatan ekstrakurikuler tersebut dilakukan untuk mempersiapkan siswa dalam

Subjek penelitian, khususnya siswa-siswi SMK Sahid Surakarta penelitian ini dapat memberikan informasi tentang hubungan antara konformitas geng dengan kenakalan

[r]

Berdasarkan Penetapan Pemenang Penyedia Jasa Konstruksi Nomor : 049 /7/POKJA I KONSTRUKSI/2013 Tanggal 16 Mei 2013 terhadap Calon Penyedia Jasa Pemborongan Pekerjaan Pembangunan

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,