• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK PENGUMPULAN DATA PTK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNIK PENGUMPULAN DATA PTK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Tim Redaksi

Pusat Studi Kependidikan (PSKp) FITK UNSIQ Jawa Tengah adalah lembaga studi yang bergerak dalam bidang penelitian, pengkajian, pelatihan, dan pendampingan

pendidikan yang dinafasi oleh nilai-nilai dasar ajaran Islam.

Pendahuluan

Sebagai suatu kerja penelitian selamanya akan berhubungan dengan instrumen penelitian atau pengumpul data. Melalui instrumen penelitian yang tepat kita dapat memperoleh informasi berbagai kelemahan yang perlu kita sempurnakan dalam pengelolaan proses pembelajaran serta dapat memperoleh infoprmasi tentnag keberhasilan yang telah kita peroleh.

Pada bagian ini, dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyusunan instrumen penelitian yang biasa di gunakan dalam PTK. Setelah selesai mempelajari bagian ini diharapkan peserta pelatihan dapat; (1) menjelaskan pengertian instrumen penelitian; (2) menjelaskan karakteristik observasi, wawancara, angket dan tes sebagai instrumen penelitian; dan (3) menyusun berbagai instrumen penelitian yang relevan dengan masalah penelitian.

Untuk mencapai tujuan tersebut berturut-turut diuraikan tentang pengertian instrumen, jenis-jenis instrumen yang dapat digunakan seperti observasi, wawancara, angket, dan tes baik pengertian, alat-alat yang dapat digunakan, kelemahan dan kelebihanya maupun cara menyusunya.

Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau instrumen ini mencerminkan juga pelaksanaanya, maka sering disebut teknik penelitian.

Penelitian sebagai suatu cara ilmiah dalam memecahkan masalah termasuk PTK, selamanya berhubungan dengan instrumen pengumpul data. Tanpa instrumen yang tepat penelitian tidak akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Mengapa demikian? Karena penelitian memerlukan data-data empiris, dan data-data tersebut hanya mungkin diperoleh kalau menggunakan instrumen atau teknik penelitian yang tepat.

Dalam PTK, banyak instrumen yang dapat digunakan untuk pengumpulan data, namun penggunaanya sangat tergantung kepada jenis permasalahan yang akan diteliti. oleh karena itu, belum tentu suatu instrumen yang cocok mengumpulkan data tertentu, cocok juga untuk mengumpulkan data lain. Misalkan, apabila kita ingin mendapatkan data tentnag kemampuan seseorang atau kelompok orang dalam hal tertentu, tidak mungkin kita menggunakan angket sebagai instrumen penelitian. Mungkin instrumen yang cocok untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan seseorang adalah dengan mengngunakan tes. Sebaliknya, apabila kita ingin

(2)

Penelitian Tindakan Kelas mengetahui pendapat sekelompok orang tentang sesuatu, tidak mungkin kita menggunakan tes sebagai instrumen penelitian, namun lebih cocok adalah angket atau wawancara. Itulah sebabnya sebelumny kita menentukan suatu teknik atau instrumen penelitian sebaiknya kita memahami terlebih dahulu jenis data yang akan dikumpulkan. Apakah data itu bersifat kuantitatif atau kualitatif? Data nominal, ordinal, interval atau data rasio? Kejelasan data yang diharapkan akan menuntun peneliti untuk menetapkan instrumen yang diangngap cocok.

Data kuantitatif adalah data yang bisa diolah dengan perhitungan-perhitungan statistik. Daa yang demikian biasanya disimbolkan dengan jumlah secara kuantitas yang berupa angka-angka. Data kualitatif adalah data yang berhubungan dengan kualitas tertentu seperti baik, sedang, dan kurang. Data nominal adalah data yang bebrsifat katagorisasi, yakni klasifikasi dan penggolongan. Data ordinal data yang penggolonganya berdasarkan kriteria tertentu, misalnya rangking atau urutan. Data interval adalah data yang memiliki sifat penggolongan, urutan dan harga atau nilai, misalnya data mengenai prestasi belajar.

Jenis Instrumen Penelitian

Untuk kepentingan penelitian tindakan kelas, banyak instrumen yang dapat digunakan seperti observasi, wawancara, tes dan catatan harian

A. Observasi

1. Pengertian observasi

Observasi meruoakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. observasi sebagai alat pemanatu merupakan bagian tak terpisahkan dari tindakan setiap siklus. Dalam PTK observasi dapat dilakukan untuk memantau guru dan untuk memantau siswa. Sebagai alat pemanatau guru observasi digunakan untuk mencatat setiap tindakan yang dilakukan guru sesuai masalah dalam PTK yang diangkat. Misalnya mengamati dan mencatat setiap tindakan guru dalam setiap siklus atau tindakan pembelaajran sesuai dengan fokus masalah. Dari hasil pengamatan itu dapat ditemukan berbagai kelemahan sehingga dapat ditindaklanjuti untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Berhubungan dengan kegiatan siswa, observasi dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang perilaku siswa sebagai pengaruh tindakan yang dilakukan guru. Misalnya mencatat perilaku siswa dalam kegiatan diskusi, atau mencatat perilaku siswa dalam mengikuti suatu proses pembelajaran. Di samping itu, observasi juga dapat digunakan untuk mendapatkan informasi atau data tentang keadaan atau kondisi tertentu, kondisi ruang kelas, kantor, sekolah, dan lain sebagainya, maka menggunakan observasi merupakan teknik yang tepat, sebab peneliti dapat melihat secara langsung objek yang ingin diteliti tanpa melalui

(3)

sebenarnya.

Dalam PTK, observasi menjadi instrumen utama yang digunakan untuk mengumpulkan data. Hal ini disebabkan observasi sebagai proses pengamatan langsung, merupakan instrumen yang cocok untuk memantau kegiatan pembelajaran baik perilaku guru maupun perilaku siswa. Agar observasi dapat mengumpulkan informasi yang akurat, guru atau observer (peneliti) perlu mewaspadai dalam penggunaannya, karena terdapat beberapa hal kelemahan, yakni:

a. Banyak hal atau tingkah laku yang tidak memungkinkan dapat diungkap dengan observasi, terutama hal-hal yang bersifat pribadi dan bersifat rahasia.

b. Bagi observant (yang diobservasi) yang mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi (diamati) mungkin sekali melakukan kegiatan yang dibuat-buat atau tidak sewajarnya.

c. Apabila yang diamati mengenai gejala-gejala tingkah laku, maka sangat sulit bagi observant untuk bertindak secara objektif. Disamping itu ditinjau dari sudut observer itu sendiri, observasi juga memiliki kelemahan diantaranya:

a. Bila terjadi observer terpengaruh oleh kesan-kesan umum yang tampak dari perilaku yang diobservasi sehingga hasil observasi tidak objektif lagi. Kelemahan ini dinamakan gejala hallo effek. Misalkan observer menganggap si “A” memeiliki intelegensi yang tinggi hanya karena ia sering bicara, sehingga observer memberikan nilai kemampuan tinggi, padahal belum tentu siswa yang suka bicara mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi pula

b. Kemungkinan observer merasa ragu untuk memberikan penilaian. Misalnya observer merasa menilai yang diberikan pada siswa terlalu tinggi yang dapat menguntungkan siswa bersangkutan atau mungkin merasa terlalu rendah yang akan merugikan siswa yang diobservasi. Kelemahan ini memeng sulit dihindari. Salah satu cara mengatsi adalah terlebih dahulu observer menentukan kriteria yang jelas dalam setiap katagori penilaian.

c. Kemungkinan terjadi kesalahan persepsi dari observer. Artinya, observer tidak bisa membedakan fenomena yang satu dengan lainya. Misalnya observer menganggap sisiwa serong mengemukakan pendapat dianggap memiliki penguasaan materi pelajaran, padahal belum tentu.

Mengatasi kelemahan di atasi, ada beberapa prinsip penggunaan observasi sebagai alat pemantauan dalam PTK, seperti yang dikemukakan Hopkins (1995), yakni;

(4)

Penelitian Tindakan Kelas a. Direncanakan bersama

Berbeda dengan penelitian formal, dlaam PTK, observasi direncanakan bersama antara observer (pengamat), yakni guru, teman sejawat atau mitra dari LPTK dengan orang yang diobservasi yakni guru sebagai subjek penelitian. Hal ini disebabkan dalam PTK, observasi digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai tindakan yang dilakukan guru sebagai bahan masukan dalam kegiatan refleksi. Dalam pelaksanaannya, guru (yang diobservasi) denganmitra atau teman sejawat (yang mengobservasi) perlu menetapkan kesepakatan khusus tentang berbagai kriteria yang diperlukan. Kesepakatan ini diperlukan untuk menghindari berbagai kelemahan.

b. Difokuskan pada hal yang spesifik

Apa yang harus diamatai oleh observer difokuskan pada hal-hal tertentu secara spesifik sesuai kebutuhan tindakan proses perbaikan. Dengan demikian, observer dan observant perlu merencanakan instrumen observasi yang dianggap cocok atau sesuai dengan masalah yang diamati. Permasalahan yang difokuskan akan mengurangi berbagai kelemahan.

c. Membuat kriteria yang jelas.

Misalnya guru dan observer sepakat, bahwa guru akan mengaktifkan 20 orang dari 25 orang siswa dalam melakukan diskusi kelompok. Sesuai kesepakatan mengenai kriteria, observer hanya mengamati jumlah siswa sesuai dengan kesepakatan tersebut.

d. Ketrampilan observasi

Observer perlu memiliki ketrampilan mengobservasi di antaranya; (1) harus menahan diri tidak terlalu cepat memutuskan dan menginterpretasikan satu peristiwa. Kemampuan ini diperlukan sebab kadang-kadang observer terpengaruh oleh hanya satu tindakan yang dilakukan guru atau siswa. Misalnya observer menginterpretasikan si ‘A” bagus dalam mengembangkan ide atau gagasan hanya karena dia satu-satunya siswa yang bicara ketika diskusi berlangsung. (2) dapat menciptakan iklim sejuk yang tidak menegangkan agar meminimalkan perilaku yang tidak wajar pada observant. (3) menguasai berbagai teknik menggunakan instrumen observasi, misalnya chek list dan skala penilaian, agar hasil akurat observer perlu memahami insntrumen tersebut.

(5)

Agar hasil observasi bermanfaat sebagai balikan untuk memperbaiki proses pembelajaran, maka sebaiknya dilakukan:

1. Hasil observasi didiskusikan segera setelah kegiatan pembelajaran jangan terpending kelamaan.

2. Balikan diberikan berdasarkan data faktual yang direkam atau dicatat dengan cermat melalui instrumen.

3. Data diintrepretasi sesuai kriteria yang telah disusun dan disepakati bersama.

4. Guru sebagai pelaku tindakan dan observasi diberi kesempatan pertama menafsirkan data.

5. Diskusi mengacu kepada perbaikan strategi pembelajaran sesuai dengan apa yang telah dipelajari. Hindari diskusi mencari kelemahan guru semata.

2. Jenis-jenis observasi

Observasi bisa bersifat sistematis atau insidental. Dalam observasi yang sistemats, sebelum pelaksanaan dipersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan baik mengenai aspek yng diamati, waktu observasi, maupun alat yang digunakan. Observasi insidental dilakukan kapan saja tanpa perencanaan sistematis.

Dilihat dari observer dan observant dapat dibedakan observasi partisipatif dan nonpartisipatif. Observasi partisipatif adalah observasi yang dilakukan apabila observer ikut serta dalam kegiatan atau situasi yang dilakukan oleh observant. Mislanya apabila peneliti ingin mengetahui bagaimana sktivitas mahasiswa dalam mengikuti diskusi, maka peneliti (observer) ikut serta dalam diskusi. Artinya sambil diskusi observer melakukan observasi. Nonpartisipatif bila tidak melibatkan observer dalam kegiatan yang sedang diobservasi. Observer murni berperan sebagai pengamat. Kelemahan observant yang merasa sedang diamati menjadi berperilaku kurang wajar. Untuk mengurangi kelemahan itu diperlukan (1) dijaga iklim psikologis agar untuk tetap berperilaku dalam kewajaran, (2) observasi dinaytakan sebagai penelitian yang tidak memberikan pengaruh nama baik observant. a. Instrumen observasiinstrumen observasi pada PTK merupakan

pedoman bagi observer untuk mengamati hal-hal yang diamati. Macam instrument observasi antara lain: chekc list, anecdotal record, dan rating scale.

1) Check list atau daftar cek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observer tinggal memberikan tanda ada atau tidak adanya dengan tanda cek (√) tentang aspek yang diobservasi. Ini merupakan alat yang praktis sebab semua aspek yang akan

(6)

Penelitian Tindakan Kelas diteliti sudah ditentukan terlebih dahulu. Ada dua macam check list bentuk individual yang diguankan mencatat kegiatan individual dan kelompok untuk mencatat kegiatan individu dalam kelompok.

2) Adecdotal record adalah alat observasi untuk mencatat kejadian yang bersifat luar biasa sehingga dianggap penting. Dalam PTK catatan anekdotal diperlukan untuk mencatat kejadian selama proses yang dianggap tidak biasanya.

3) Rating scale atau skala penilaian pada dasarnya mirip daftar cek, hanya aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk skala atau kriteria tertentu. Sehingga data yang diperoleh lebih halus sebab tidak hanya mencatat ada atau tidak ada. Skala dapat dibuat dalam 3 bentuk yaitu katagori, numerik, dan grafis. (1) katagori skala dibuat dalam bentuk kualitatif seperti selalu, kadang-kadang, tidak pernah. Observer tinggal pilih. Skala Numerik dalam bentuk angka seperti 2 (selalu) , 1( kadang-kadang) , 0 (tidak pernah). Skala dalam grafis dapat dibuat dalam bentuk grafis vertikal atau horisontal.

B. Wawancara

1. Pengertian wawancara

Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu. Beberapa keuntungan wawancara (1) dapat digunakan untuk cek kebenaran data/informasi yang diperoleh dengan cara lain. (2) memungkinkan data yang diperoleh lebih luas, bahkan bisa memunculkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya. (3) memungkinkan pewawancara menjelaskan pertanyaan yang kurang dipahami siswa yang diwawancarai. Namun ada beberapa kelamahan antara lain munculnya suasana yang tidak kondusif yang mempengaruhi data yang ingin diungkap. Untuk menghindari hal itu pewawancara agar menciptakan suasana menyenangkan, bebas, terbuka dan suapaya tidak terlalu menyimpang diperlukan pedoman wawancara agar lebih fokus. Selain itu juga dapat dibantu dengan tape recorder agar dapat diputar kembali dan menghindari salah persepsi dalam pencatatan.

2. Jenis wawancara

Wawancara dapat insidental atau sewaktu-waktu dan dilakukan jika diangap perlu, wawancara ini lebih bersifat informal. Wawancara juga bisa terencana mengenai waktu, topik, tempat dan sebagainya. Ditinjau dari bentuk pertanyaanya bisa beripa pertanyaan dengan jawaban yang sudah tersedia (wawancara tertutup atau close question) seperti jawaban ya atau tidak, tetapi juga bisa terbuka.

(7)

Catatan harian merupakan instrumen untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru atau siswa. Catatan harian berguna untuk melihat perkembangan tindakan serta perkembangan siswa dalam melakukan proses pembelajaran.

Ada dua jenis yaitu catatan yang dilakukan guru dan catatan yang dilakukan siswa. Misalnya catatan tentang jenis tindakan yang diberikan guru pada siklus tertentu, catatan berbagai respon siswa terhadap perlakuan yang diberikan, kekeliruan guru dalam melaksanakan tindakan, dan sebagianya. Catatan harian siswa berisi tentang tanggapan siswa terhadap tindakan yang dilakukan guru. Catatn siswa penting untuk umpan balik bagi bagi guru. Beberapa hal perlu diperhatikan:

1. Catatan harian ditulis dengan segera setelah suatu proses tindakan berlangsung, untuk menjaga objektifitas fakta yang ditemukan

2. Hal-hal yang ditulis adalah yang bersentuhan langsung dengan fokus masalah

3. Catatan harian ditulis dengan kata-kata singkat dan padat sesuai fokus dan sasaran penelitian

D. Tes:

Instrumen tes sebagaimana instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa meliputi aspek kognitif, afektif atau psikomotor dengan bentuk bervariasi dapat pilihan ganda atau benar salah dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Sa’dun Akbar (2010). Penelitian tindakan kelas, Yogyakarta: Cipta Media Aksara Suharsimi Arikunto (2010). Penelitian tindakan, Yogyakarta: Aditya Media Sukarno (2009). Penelitian tindakan kelas, Surakarta:Media Perkasa Wina Sanjaya (2012). Peneliitian tindakan kelas, Jakarta: Prenada Media

Referensi

Dokumen terkait

Dalam keadaan tertentu, pemikir dan sosiolog kontemporer, Jean Baudrillard memperkenalkan keadaan masyarakat modern saat ini dengan masyarakat simulakrum ( simulacra

Menimbang, bahwa Pembanding telah mengajukan memori banding tanggal 16 April 2008 yang diterima oleh Pengadilan Agama Kabupaten Limapuluh Kota tanggal 16 April 2008

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual (persial) yakni dengan melihat pengaruh dari

Sedangkan Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Strategi Peningkatan Kualitas Hafalan Al-Qur‟an bagi Mahasiswa di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Putri Nurul Furqon Klojen Malang

Tujuan penelitian ini adalah mengimplementasikan metode runtun waktu fuzzi dalam aplikasi yang dapat memprediksi banjir secara waktu nyata dan membangun aplikasi

Hidroxyapatite bovine (HAb) dari tulang sapi memiliki ukuran butir 40-50 µm dengan bentuk kotak tidak teratur, bagaimana hasil pengujian SEM diperlihatkan pada

Dengan keluarnya Surat Edaran Dirjen Bimas Islam Nomor: DJ.II/542 tahun 2013 membuat gerak langkah kursus Pra Nikah semakin jelas, ditambah dengan Surat Edaran

Metodologi meliputi survey lapangan, uji kualitas air sumur, di daerah Jakarta Utara dan daerah Jembatan Lima, Jakarta Barat, sebagai informasi tentang kualitas air