• Tidak ada hasil yang ditemukan

PotensidanPeluangInvestasiDaerah PotentialandLocalInvestmentOpportunities Tahun/Year2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PotensidanPeluangInvestasiDaerah PotentialandLocalInvestmentOpportunities Tahun/Year2015"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Direktorat Pengembangan Potensi Daerah Directorate Of Regional Potential Development

Potensi dan Peluang Investasi Daerah

Tahun/Year 2015

Potential and Local Investment Opportunities

KABUPATEN POLEWALI MANDAR

BADAN KOORDINASI

PENANAMAN MODAL ICOORDINDONESINATIA INVESTMENT NG BOARD

Invest in

(2)

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

1

RINGKASAN EKSEKUTIF

PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR: PENGEMBANGAN

PERKEBUNAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN KAKAO

EXECUTIVE SUMMARY INVESTMENT OPPORTUNITIES IN POLEWALI

MANDAR: THE DEVELOPMENT OF COCOA INDUSTRY

Kabupaten Polewali Mandar termasuk salah satu wilayah di Provinsi Sulawesi Barat terletak antara 3’4’7,83” – 3’32’3,79” Lintang Selatan dan 118’53’57,55” – 119’29’33,31” Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar sebesar 2.022,30 km², dan luas wilayah laut kurang lebih sekitar 460 km², serta panjang pantai sekitar 94,12 km². Kabupaten Polewali Mandar memiliki topografi berbukit dan bergunung, dengan kelas lereng dominan dengan ketinggian 12 m sampai 480 m di atas permukaan laut (dpl). Kabupaten Polewali Mandar terdapat 43 gunung. Gunung Tamaedi merupakan gunung tertinggi dengan ketinggian mencapai 1.145 meter di atas permukaan laut yang terletak di Desa Tubbi, Kecamatan Taramanu. Polewali Mandar terdapat dua buah DAS besar, yaitu DAS Base-Base dengan luas 9.069 ha dan DAS Mapilli dengan luas 198.443 ha.

Polewali Mandar is one of the regency in West Sulawesi Province. It is located in 3’4’7.83” – 3’32’3.79” South Latitude and 118’53’57.55” – 119’29’33.31” East Longitudes. The land area of Polewali Mandar is 2,022.30 km², the sea area is 460

km² and length beach is about 94.12 km² Polewali

Mandar has hilly and mountainous topography and dominantly slopes with a height of 12-18 meters above the sea level. Polewali Mandar has 43 mountains. Mount Tamedi is the highest mountain with the height of 1,145 meters above sea level which is located in Tubbi Village, Tamaru. Polewali Mandar has 2 (two) watersheds, which are Base-Base with the area of 9,069 ha and Mapilli with the area of 198,443 ha.

Kabupaten Polewali Mandar sama seperti daerah di Indonesia pada umunnya beriklim tropis, dengan curah hujan selama tahun 2013 di Kabupaten Polewali Mandar tercatat sebanyak 168 hari hujan dengan curah hujan sebesar 2.086,9 mm. Jumlah hari hujan dan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juli dengan jumlah hari hujan 20 hari dan curah hujan 258,1mm. Sebaliknya, jumlah hari hujan dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus dengan hari hujan 9 hari dan curah hujan 78,9 mm.

Polewali Mandar like others area in Indonesia has tropical climate. The rainfalls in Polewali Mandar in 2013 were 168 days with the rainfall of 2,086.9 mm. The highest rainfall was on July with the rainy day was 20 days and the rainfall of 258.1 mm. Otherwise, the lowest rainfall was on august with 9 days and the rainfall of 78.9 mm.

Peluang Investasi Pengembangan Perkebunan dan Industri Kakao di Kabupaten Polewali Mandar sangat besar. Kakao adalah tanaman perkebunan yang mempunyai hasil produksi sebesar 27.655,46 ton dengan luas area perkebunan 43.218,51 hektar. Kabupaten Polewali Mandar ini merupakan daerah penghasil Kakao di Sulawesi barat dan merupakan daerah yang memiliki peran penting sebagai pemasok biji Kakao di Indonesia.

The investment opportunities of plantation development and industry of cocoa in Polewali Mandar is huge. Cocoa plantations have annual production results about 27,655.46 ton from the area of 43,218.51 ha. Polewali Mandar has an important role as the supplier of cocoa seed in Indonesia because it produces the largest cocoa capacity in West Sulawesi.

(3)

2015

Ringkasan Eksekutif / Executive Summary

2

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board Oleh karena itu, peluang investasi yang ditawarkan di Kabupaten Polewali Mandar adalah Pengembangan Kawasan Perkebunan Kakao. Hal ini sejalan dengan kontribusi sektor pertanian yang mendominasi perekonomian di Kabupaten Polewali Mandar. Besarnya kontribusi sektor primer yang didominasi oleh sektor pertanian memberikan andil hingga mencapai 49,01% dari total PDRB Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan perekonomian Kabupaten Polewali Mandar sangatlah tergantung terhadap sektor primer khususnya sektor pertanian.

Therefore, the investment opportunity in Polewali Mandar is area plantation development of cocoa which is in line with the contribution of the agricultural sector which dominates the economy in Polewali Mandar. The contribution of primary sector is reach 49.01% of the total GDRP of Polewali Mandar in 2013. It is shows that the economy in Polewali Mandar is highly dependent of agricultural sector.

Kebutuhan dana investasi untuk mengembangkan perkebunan kakao di Kabupaten Polewali Mandar diperkirakan lebih dari Rp. 10 milyar, dengan nilai Internal Rate of

Return (IRR) sekitar 25,38% yang lebih besar dari

suku bunga 18% per-tahun, dan Payback Period selama sekitar 3 tahun (3,01 tahun)

The needs of the investment fund of the cocoa plantation development in Polewali Mandar is about Rp. 10 billion, with a value of Internal Rate of Return (IRR) approximately 25,38% greater than the interest rest of 18% per-year, and the Payback Period for about 5 years (3.01 years)

(4)

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

3

1. GAMBARAN WILAYAH 1. DESCRIPTION AREA

1.1. Aspek Geografi Dan Administrasi 1.1. The Aspect Of Geographic And

Administrative

Kabupaten Polewali Mandar adalah bagian dari wilayah Provinsi Sulawesi Barat yang terletak antara 3’4’7,83” – 3’32’3,79” Lintang Selatan dan 118’53’57,55” – 119’29’33,31” Bujur Timur. Secara Administratif kabupaten ini berbatasan dengan:

Polewali Mandar is part of West Sulawesi which is located in 3’4’7.83” – 3’32’3.79” South Latitude and 118’53’57.55” – 119’29’33.31” East Langitude. Administratively, the regency is bordered by:

 Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Mamasa

 Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pinrang

 Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Mandar dan Selat Makassar

 Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Majene

Mamasa Regency in North

Pinrang Regency in East

Mandar Bay and Makasar Strait in the South

Majene Regency in West

Kabupaten Polewali Mandar memiliki luas sebesar 2.022,30 km²,terdiri dari 16 (enam belas) Kecamatan, 144 (seratus empat puluh empat) desa, dan 23 (dua puluh tiga) kelurahan yang terbagi dalam 2 (Dua) Wilayah, meliputi wilayah daratan rendah dan wilayah daratan tinggi (Pegunungan) dan luas wilayah laut kurang lebih sekitar 460 km², serta panjang pantai sekitar 94,12 km². Adapun dari 16 kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Tinambung, Balanipa, Limboro, Tubbi Taramanu, Alu, Campalagian, Luyo, Wonomulyo, Mapili, Tapango, Matakali, Polewali, Binuang, Anreapi, Matangnga, dan Bulo. Dari 16 kecamatan tersebut, Kecamatan Tubbi Taramanu memiliki wilayah yang terluas yaitu 356,95 km² atau 17,65% dari luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar. Untuk kecamatan dengan luas wilayah terkecil yaitu Kecamatan Tinambung dengan luas 21,34 km² atau 1,06% dari luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar.

Polewali Mandar have total area of 2,022.30 km², which are consist of 16 (sixteen) Sub-districts, 144 (one hundred and forty-four) villages, and 23 (twenty three) Urban Villages that are divided in 2 (two) areas; lowland and plateau (Mountain). The sea area of Polewali Mandar is approximately of 460 km² with the beach length of 94.12 km². The Sub-districts are Tinambung, Balanipa, Limboro, Tubbi Tamanu, Alu, Campalagian, Luyo, Wonomulyo, Mapili, Tapango, Matakali, Polewali, binuang, Anreapi, Matangnga, and Bulo. Tubbi Taramanu is the largest area of 356.95 km² or 17.65% of the total area of Polewali Mandar. The smallest is Tinambung with 21.34 km² or 1.06% of the total area of Polewali Mandar.

Gambar 1.1 Luas Wilayah per Kecamatan Figure 1.1 Wide Area Per-Sub-district

(5)

2015

Ringkasan Eksekutif / Executive Summary

4

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

Gambar 1.2 Peta Georafis Kabupaten Polewali Mandar Figure 1.2 Geographical Map of Polewali Mandar

(6)

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

5

1.2. Topografi 1.2. Topography

Wilayah Kabupaten Polewali Mandar sebagian besar atau >41% dari luas Kabupaten Polewali Mandar memiliki topografi berbukit, >39% dari luas kabupaten memiliki topografi bergunung, dan sisanya sekitar 20% dari luas kabupaten memiliki topografi datar, dengan kelas lereng dominan antara 5-15% dan 15-40% (>70% dari luas kabupaten).

Polewali Mandar mostly hilly or about >41 % of the total area, mountainous is about >39% and the rest (20%) of the total area have flat topographic, with the slopes of 15% and 14-40% (>70% of the total area of the district).

Ketinggian dari permukaan laut di Kabupaten Polewali Mandar antara 12 m sampai dengan 480 m. Daerah terendah adalah Kecamatan Polewali yaitu 12 m, sedangkan daerah tertinggi adalah Kecamatan Bulo yaitu 480 m.

The hight of sea level in Polewali Mandar is about 12-480 meters. The lowest area is Polewali Sub-District with 12 meters, and the highest area is Bulo with 480 meters.

Tabel 1.1 Luas Penyebaran Kelas Topografi dan Kelas Lereng Kabupaten Polewali Mandar Table 1.1 Topographic and Slopes Spread in Polewali Mandar

Topografi / Topographi Kelas Lereng / Slopes (%) Luas/ Area (ha) Persen (%) Datar / Flat 0-2 35.248 17,43 Landai/ Sloping 2-5 9.897 4,89 Bergelombang/ Wavy 5-15 44.679 22,09 Berbukit/ Hilly 15-40 100.398 49,65 Bergunung/ Montane >40 12.008 5,94

Sumber: Hasil Perhitungan Peta Bappeda 2010 / Source: The Calculation Results Map of Bappeda 2010

Tabel 1.2 Luas Wilayah dan Ketinggian dari Permukaan Air Laut Menurut Kecamatan Table 1.2 Total Areas and Height Sea Level

Kecamatan/ Sub-District

Luas/ Area Ketinggian dari

Permukaan Laut/ Height from sea level

(m) Luas Area/ Total Area (km²) Presentase/ Percentage (%) Tinambung 21,34 1,06 20 Balanipa 37,42 1,85 26 Limboro 47,55 2,35 24 Tubbi Taramanu 356,95 17,65 123 Alu 228,30 11,29 47 Campalagian 87,84 4,34 22 Luyo 156,60 7,74 28 Wonomulyo 72,82 3,60 15 Mapilli 91,75 4,53 21 Tapango 125,81 6,22 46 Matakali 57,62 2,85 24 Polewali 26,27 1,30 12 Binuang 123,34 6,10 14 Anreapi 124,62 6,16 42 Matangnga 234,92 11,62 314 Bulo 229,15 11,33 480 Jumlah/ Total 2.022,30 100,00

(7)

2015

Ringkasan Eksekutif / Executive Summary

6

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

1.3. Kondisi Klimatologi 1.3. Climatological Condition

Kabupaten Polewali Mandar mempunyai iklim tropis seperti wilayah lain di Indonesia pada umumnya. Menurut klasifikasi iklim Schmidt Ferguson, iklim Kabupaten Polewali Mandar diklasifikasikan A atau B, yang merupakan indikasi iklim basah dengan curah hujan merata, dimana umumnya komoditas pertanian dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Selama tahun 2013 di Kabupaten Polewali Mandar tercatat sebanyak 168 hari hujan dengan curah hujan sebesar 2.086,9 mm. Jumlah hari hujan dan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juli dengan jumlah hari hujan 20 hari dan curah hujan 258,1 mm. Sebaliknya, jumlah hari hujan dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus dengan hari hujan 9 hari dan curah hujan 78,9 mm.

Polewali Mandar is having tropical climate like the other area in Indonesia. Based on climate classification by Schmidt Ferguson, Polewali Mandar can be classified in A or B, which indicates of wet climate with the prevalent rainfall where the agricultural commodities can grow well. During 2013, there were 168 days of rain with the rainfall of 2,086.9 mm. The highest rainfall was on July with the number of rainy days was 20 days and the rainfall of 258.1 mm. Otherwise, the lowest rainfall was on august with 9 days and the rainfall of 78.9 mm.

Gambar 1.3 Jumlah Hari Hujan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2013 Figure 1.3 The Number of Rainy Days in Polewali Mandar in 2013

Sumber: Kabupaten Polewali Mandar dalam Angka 2014 / Source: Polewali Mandar In Figures 2014

Gambar 1.4 Jumlah Curah Hujan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2013 Figure 1.4 The Numbers of Rainfall in Polewali Mandar in 2013

(8)

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

7

1.4. Kependudukan 1.4. Population

Jumlah Penduduk di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2013 yaitu 412.122 jiwa dimana 201.122 laki-laki dan 211.010 perempuan. Hasil proyeksi jumlah penduduk dari keseluruhan kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, penduduk terbesar berada pada Kecamatan Polewali dimana sebesar 57.569 jiwa, dan untuk jumlah penduduk terkecil terdapat pada Kecamatan Matangnga sebesar 5.303 jiwa. Seperti pada table 1.3 dibawah ini.

The population in Polewali Mandar in 2013 was 412,122 inhabitants; consist of 201,122 males and 211,010 females. From the projection of the total population in Polewali Mandar, the largest population is located in Polewali with 57,569 inhabitants, and the lowest is in Matangnga with the total of 5,303 inhabitants. As shown in the table 1.3.

Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Polewali Mandar Table 1.3 The Numbers of Populations Based On Gender in Polewali Mandar No Kecamatan/ District Laki-Laki/ Male Perempuan/ Female Jumlah/ Total

Kepadatan Penduduk/ Density (jiwa/km²) Rasio Jenis Kelamin/ Gender Ratio 1 Tinambung 11.107 12.207 23.314 1.093 91,0 2 Balanipa 11.757 12.897 24.654 659 91,2 3 Limboro 8.110 9.231 17.341 365 87,9 4 Tubbi Taramanu 9.490 9.741 19.231 54 97,4 5 Alu 5.883 6.505 12.388 54 90,4 6 Campalagian 25.910 28.215 54.125 616 91,8 7 Luyo 13.855 14.284 28.139 180 97,0 8 Wonomulyo 23.170 23.806 46.976 645 97,3 9 Mapilli 13.593 14.237 27.830 303 95,5 10 Tapango 11.323 11.263 22.586 180 100,5 11 Matakali 11.108 11.139 22.247 386 99,7 12 Polewali 28.087 29.482 57.569 2.191 95,3 13 Binuang 15.505 15.995 31.500 255 96,9 14 Anreapi 4.914 4.854 9.768 78 101,2 15 Matangnga 2.735 2.568 5.303 23 106,5 16 Bulo 4.565 4.586 9.151 40 99,5 Total (Tahun 2013) 201.112 211.010 412.122 204 95,3

Sumber: BPS Kabupaten Polewali Mandar Dalam Angka 2014 / Source: BPS, Polewali Mandar In Figures 2014

Dalam hal berdasarkan kepadatan penduduk di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2013 mencapai 204 penduduk per km². Untuk seluruh kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, Penduduk terpadat berada di Kecamatan Polewali sebesar 2.191 penduduk per km². Sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Matangnga sebesar 23 penduduk per km². Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Polewali Mandar di bawah 100, artinya jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Polewali Mandar lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki.

In 2013, the population density in Polewali Mandar reached 204 inhabitants/ km². The largest population is in Polewali with 2,191 inhabitants/

km². And the lowest density is in Matangnga with

23 inhabitants/ km². The gender ratio in Polewali Mandar is under 100, this shown that the female are more than the male.

(9)

2015

Ringkasan Eksekutif / Executive Summary

8

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board Sedangkan, menurut kelompok umur di Kabupaten Polewali Mandar sebagian besar termasuk dalam usia produktif termasuk dalam usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 263.736 jiwa dan selebihnya 127.094 jiwa berusia dibawah 15 tahun dan 21.292 jiwa berusia 65 tahun keatas yang dapat dilihat pada tabel 1.4 dan gambar 1.5 berikut ini.

Otherwise, based on the age, most population is in the productive age (15-64 years) with the total of 263,736 people and the rest is 127,094 on the age under 15 years, and 21,292 people of the age above 65 years. It shows in table 1.4 and picture 1.5.

Tabel 1.4 Penduduk Menurut Kelompok Umur Dirinci per Jenis Kelamin Table 1.4 Populations Based On Age Group of Gender in Polewali Mandar Kelompok Umur/ Age Group Laki-Laki/ Male Perempuan/ Female Jumlah/ Total 0 – 4 22.965 22.095 45.060 5 - 9 20.799 19.619 40.418 10 – 14 21.307 20.309 41.616 15 – 19 20.876 20.514 41.390 20 – 24 18.223 18.696 36.919 25 – 29 15.491 16.600 32.091 30 – 34 14.701 16.311 31.012 35 – 39 14.718 16.098 30.816 40 – 44 13.612 14.686 28.298 45 – 49 10.707 11.683 22.390 50 – 54 8.190 9.120 17.310 55 – 59 6.025 7.289 13.314 60 – 64 4.605 5.591 10.196 65 – 69 3.509 4.792 8.301 70 – 74 2.671 3.616 6.287 75 + 2.713 3.991 6.704 Jumlah/ Total 201.112 211.010 412.122

Sumber: BPS Kabupaten Polewali Mandar dalam Angka 2014

Source: BPS, Polewali Mandar In Figures 2014

Gambar 1.5 Piramida Penduduk Kabupaten Polewali Mandar Figure 1.5 Population Pyramid in Polewali Mandar

Sumber: Kabupaten Polewali Mandar dalam Angka 2014

(10)

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

9

1.5. Ketenagakerjaan 1.5. Employment

Hasil Survey Angkatan Kerja Nasional, Jumlah Penduduk berumur 15 tahun keatas yang Bekerja tahun 2013 yaitu sebesar 175.193 orang. Dari penduduk yang bekerja tersebut dimana berpendidikan SD Kebawah sebesar 102.002 orang, SLTP sebesar 19.011 orang, 54.180 orang, Dalam hal lapangan usaha dari penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja ada pada Pertanian (88.296 orang), Manufaktur (12.198 Orang), Perdagangan (29.434 Orang), Jasa-jasa (26.667 Orang), dan Lainnya (18.598 Orang).

The survey result of national labor force, the total of employment in age of 15 years above was 175.193 people. The total of the employment which educated from primary school below was 102,002, junior high school was 19.011 people, and 54.180 people from senior high school. The total of employment in 15 years above, 88.296 people work in agriculture field, manufacturing (12,198 people), trade (29,434 people), services (26.667 people), and other fields (18,598 people).

Tabel 1.5 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Polewali Mandar 2013

Table 1.5 The Population In Age of 15 years Above Based on Primary Activity and

Gender in Polewali Mandar 2013

Kegiatan Utama/ Primary Activity

Jumlah Penduduk/ Total Population (15 tahun keatas/15 years above)

Angkatan Kerja / force labor 181.047

- Bekerja/ employe 175.193

- Menganggur/ unemployed 5.854

Tingkat Pengangguran Terbuka/ the open unemployment rate 3,23 Persentase Bekerja Terhadap Angkatan Kerja /

The percentage of employe of labor force 96,77

Bukan Angkatan Kerja/ Not force labor 94.373

- Sekolah / School 12.863

- Mengurus Rumah Tangga/ Household 69.625

- Lainnya/ Others 11.885

Penduduk Usia Kerja/ Working-age population 275.420

Persentase Angkatan Kerja Terhadap Penduduk Usia Kerja/

The percentage of force labor of working-age population 65,73

Sumber: Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional

(11)

2015

Ringkasan Eksekutif / Executive Summary

10

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

1.6. Pendidikan 1.6. Education

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah tersedianya cukup Sumber Daya Manusia (SDM). Sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan tenaga pendidikan (guru) yang memadai menjadi penunjang keberhasilan pendidikan. Dalam tabel 1.6 memuat data tentang jumlah sekolah dari Taman Kanak Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri (SLTA), Madrasah Aliyah (MA), dan Sekolah menengah Kejuruan (SMK) baik Negeri Maupun Swasta. Untuk tabel 1.7 dimana memuat data jumlah murid dan guru dari tiap tingkatan sekolah di Kabupaten Polewali Mandar baik sekolah negeri maupun swasta.

The main factor of the successful development of a region is the availability of human resources. The good educational facilities, such as school and teachers, supporting educational success. In table 1.6 shows the numbers of school from Kindergarten, Elementary School, Islamic Elementary School, Junior High School, Islamic Junior High School, Senior High School, Islamic Senior High School and Vocational school. Table 1.7 contains the data of teachers and students from every grade in Polewali Mandar from both public and private school.

Tabel 1.6 Jumlah Sekolah di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2013 Table 1.6 Numbers of School in Polewali Mandar in 2013

Sekolah / School Negeri / Jumlah / Total

Public Swasta / Private

Taman Kanak - Kanak (TK)/ Kindergarden 32 76

Sekolah Dasar (SD)/ Elementary School 322 4

Madrasah Ibdtidaiyah (MI) / Islamic Elementary School 3 76

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) / Junior High School 78 5

Madrasah Tsanawiyah (Mts) / Islamic Junior High School 2 55

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri (SLTA)/ Senior High School 9 4

Madrasah Aliyah (MA)/ Islamic Senior High School 2 21

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Vocational School 13 10

Sumber: Kabupaten Polewali Mandar dalam Angka 2014 /

Source: Polewali Mandar in figure 2014

Tabel 1.7 Jumlah Murid dan Guru di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2013 Table 1.7 Number of Teachers and Students in Polewali Mandar in 2013

Sekolah/School

Murid/Student Guru/Teacher Negeri/

Public Swasta/ Private Negeri/ Public Swasta/ Private

Taman Kanak - Kanak (TK)/ Kindergarden 1.408 3.064 137 339

Sekolah Dasar (SD)/ Elementary School 52.296 239 3.598 31

Madrasah Ibdtidaiyah (MI) / Islamic Elementary School 452 8.181 61 899 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) /

Junior High School 15.958 772 1.289 111

Madrasah Tsanawiyah (Mts) / Islamic Junior High School 736 5.907 64 802 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri (SLTA)/

Senior High School 5.865 518 386 83

Madrasah Aliyah (MA)/ Islamic Senior High School 904 2.160 67 339 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Vocational School 5.564 3.002 392 285

Sumber: KabupatenPolewali Mandar dalam Angka 2014

(12)

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

11

1.7. KONDISI SARANA DAN PRASARANA 1.7. THE CONDITION OF FACILITIES AND

INFRASTRUCTURE

1.7.1. Transportasi 1.7.1. Transportation

Transportasi sebagaimana salah satu dari kebutuhan sarana dan prasarana untuk kelancaran aktivitas masyarakat yaitu Transportasi Darat, Transportasi Udara, dan Transportasi Laut. Kondisi Jalan di Kabupaten Polewali Mandar pada umunnya dalam kondisi baik. Panjang dan status jalan di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2013 dibawah wewenang Negara sepanjang 68,80 km, dibawah wewenang Provinsi sepanjang 161,17 km, dan dibawah wewenang Kabupaten sepanjang 835,35 km. Dari keseluruhan panjang jalan Kabupaten Polewali Mandar tahun 2013 baik dibawah wewenang Negara, Provinsi, dan Kabupaten mencapai 1.065,32 km. Berikut data jenis permukaan, kondisi jalan, dan kelas jalan di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2012-2013 dibawah wewenang Negara, provinsi, dan kabupaten.

As one of basic need to support society activity, transportation that consist of land, air and water, has an important role. Generally, the condition of the road in Polewali Mandar is good. The status and length of the road in 2013 under the authority of country is reached 68.80 km, the authority of province is 161.17 km, and the authority of regency is 835.35 km. The total road both under the authority country, province and district, in Polewali Mandar in 2013 is reached 1.065.32 km. Below the data about the type of surface, road condition and classification of road in Polewali Mandar in 2012-2013.

Gambar 1.6 Kondisi Jalan dan Jembatan di Kabupaten Polewali Mandar Figure 1.6 The Road and Bridge Condition in Polewali Mandar

Tabel 1.8 Panjang dan Status Jalan di Kabupaten Polewali Mandar Table 1.8 Length and Status of Road in Polewali Mandar

No Keadaan Jalan/ Road Condition Negara/ State Provinsi/ Province Kabupaten/ Regency 2012 2013 2012 2013 2012 2013

I Jenis Permukaan / SurfaceType

a. Aspal / Asphalt 68,80 68,80 90,64 90,64 203,58 206,52

b. Kerikil/ Gravel - - 8,35 8,35 331,72 315,81

c. Tanah / Dirt - - 12,35 12,35 216,05 222,55

d. Rabat Beton/ Concrete - - - 12,97

e. Tidak Dirinci/ Undetailed - - 49,83 49,83 77,50 77,50 Jumlah I/ Total I 68,80 68,80 161,17 161,17 828,85 835,35 II Kondisi Jalan/ Road Condition

a. Baik/ Good 68,80 68,80 132,16 132,16 405,26 421,17

b. Sedang/ Moderate - - 29,01 29,01 228,95 213,04

c. Rusak/Damaged - - - - 123,85 130,35

d. Rusak Berat/Highly Damaged - - - - 70,79 70,79

(13)

2015

Ringkasan Eksekutif / Executive Summary

12

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

No Keadaan Jalan/ Road Condition Negara/ State Provinsi/ Province Kabupaten/ Regency 2012 2013 2012 2013 2012 2013

III Kelas Jalan/ Road Classification

a. Kelas I/ Class I - - - -

b. Kelas II/ Class II 68,80 68,80 - - - -

c. Kelas III/ Class III - - 67,90 67,90 - -

d. Kelas III.A/ Class III.A - - 64,26 64,26 90,75 90,75

e. Kelas III.B/ Class III.B - - 29,01 29,01 242,34 242,34

f. Kelas III.C/ Class III.C - - - - 495,76 502,26

g. Tidak Dirinci/ Undetailed - - - -

Jumlah III/ Total III 68,80 68,80 161,17 161,17 828,85 835,35

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupten Polewali Mandar / Source: Public Work Service in Polewali Mandar

Jumlah kunjungan kapal di pelabuhan laut tahun 2013 mencapai 351 kunjungan, dimana 326 kunjungan pelayaran rakyat dan 25 kunjungan pelayaran nusantara. Tercatat pada tabel 14.27 barang yang dibongkar lebih besar dari pada barang yang dimuat. Barang yang dibongkar sebesar 1.560 ton, sedangkan barang yang dimuat mencapai 1.224 ton.

The numbers of ship in harbor in 2013 reached 351 visitors, where 326 ships was the public and 25 of it was the national. Shown in table, 1,427 unloaded goods more than the loaded goods. The total of unloaded goods was 1,560 tons, while the loaded goods were 1,224 tons.

Gambar 1.7 Aktivitas Pelabuhan di Kabupaten Polewali Mandar Figure 1.7 Harbour Activities in Polewali Mandar

Tabel 1.9 Jumlah Kunjungan Kapal Menurut Jenis Pelayaran di Kabupaten Polewali Mandar 2011-2013 Table 1.9 Numbers of Ship Visit Based on Shipping in Polewali Mandar 2011-2013

Jenis Pelayaran/

Shipping Type 2011 2012 2013

Pelayaran Samudera/ Ocean - -

-Pelayaran Nusantara/ National 17 24 25

Pelayaran Lokal/ Local - -

-Pelayaran Rakyat/ Public 333 418 326

Pelayaran Khusus/ Private - -

-Jumlah/ Total 350 442 351

Sumber: Unit Penyelenggara Pelabuhan Polewali /Source: Organizer Unit Harbour in Polewali

Tabel 1.10 Bongkar Barang dan Muat Barang di Kabupaten Polewali Mandar (ton) 2013 Table 1.10 Overhaul and Shipping in Polewali Mandar (ton) 2013

Jenis/Type Samudera/ Pelayaran/Shipping

Ocean Nusantara/ National Lokal/Local Rakyat/Public

Bongkar Barang/ Overhaul - - - 1.560

Muat Barang/ Shipping - - - 1.224

(14)

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

13

1.7.2. Sumber Energi Listrik 1.7.2. Electricity Source

Energi listrik sudah menjadi kebutuhan sesuai dengan roda perekonomian daerah. Pasokan energi listrik berasal dari PLN (Perusahaan Listrik Negara). Jumlah pelanggan listrik pada PT. PLN Royan Polewali dan Wonomulyo tahun 2013 sebanyak 56.741 pelanggan. Pada tabel 1.11 memberikan rincian pelanggan listrik pada PT. PLN Rayon Polewali dan Wonomulyo. Jumlah listrik terjual di PT. PLN Rayon Polewali dan Wonomulyo tahun 2013 sebanyak 68.353.827 KWH dengan nilai penjualan sebesar Rp. 49.862.687.943,-

Electricity has become the need that in line with the economical development of the region. The electricity supply comes from PLN (State Electricity Company). The numbers of electricity customer in 2013 was 56,741. Table 1.11 shows detailed of the electricity customer in PT. PLN area of Polewali and Wonomulyo. The amount of electricity sold in PT. PLN area of Polewali and Wonomulyo in 2013 was KWH with the total sold of Rp. 49,68,353,827.

Gambar 1.8 Aktivitas Pembangkit Listrik di Kabupaten Polewali Mandar Figure 1.8 Power Plants Activities in Polewali Mandar

Tabel 1.11 Banyaknya Pelanggan Listrik Pada PT. PLN Rayon Polewali dan Wonomulyo Table 1.11 Number of Electricity Customer in PT. PLN Area of Polewali and Wonomulyo

Jenis Tarif / Type Rate Pelanggan/ Customer

S-2 Badan-Badan Sosial Daya 450 VA s/d 200 KVA 899

S-3 Badan Sosial Besar Daya Di Aatas 200 KVA -

R-1 Rumah Tangga Daya 450 VA s/d 2.200 VA 52.304

R-2 Rumah Tangga Daya 2.201 VA s/d 6.600 VA 97

R-3 Rumah Tangga Daya Di atas 6.600 VA 7

B-1 Bisnis Daya 450 VA s/d 2.200 VA 2.420

B-2 Bisnis Daya 2.201 VA s/d 200 KVA 634

B-3 Bisnis Daya Di atas 200 KVA -

I-1 Industri Daya 450 VA s/d 14 KVA 3

I-2 Industri Daya 14 KVA s/d 200 KVA 12

I-3 Industri Daya Di atas 200 KVA -

P-1 Kantor Pemerintah Daya 450 s/d 200 KVA 310

P-2 Kantor Pemerintahan Daya Di atas 200 KVA -

P-3 Penerangan Jalan Umum 31

Sambungan Multiguna 24

Jumlah / Total 56.741

Sumber: PT. PLN Rayon Polewali dan Wonomulyo

(15)

2015

Ringkasan Eksekutif / Executive Summary

14

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH 2. THE REGIONAL DEVELOPMENT POLICY

2.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

2.1. The Medium - Term Regional Development Plan

Berdasarkan RPJMD Kabupaten Polewali Mandar dijelaskan bahwa visi :

“Terwujudnya Pembangunan Yang Merata dan berkeadilan Menuju Masyarakat Polewali

Mandar Yang Sejahtera.”

Based on RPJMD Polewali Mandar, the vision is:

“The Realization of Equitable and Justice Towards A Prosperous Society in Polewali

Mandar” Kabupaten Polewali Mandar merumuskan misi

pembangunan sebagai upaya mengemban pencapaian visi pembangunan selama tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut:

Polewali Mandar formulate the development mission as an effort to achieve the development vision during 2014-2019 like below:

1. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan berlandaskan pada nilai-nilai agama dan budaya.

2. Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

3. Meningkatkan infrstruktur guna mendorong daya saing daerah.

4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih serta menyediakan pelayanan publik yang berkualitas.

1. Realizing the quality of human resources with based on the values of religion and culture.

2. Developing the people economy based management of natural resources in a sustainable manner.

3. Improving the infrastructure to boost regional competitiveness.

4. Realizing good and clean governance and providing good quality of public services.

2.2. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

2.2. The Spatial Plans Area

Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten Polewali Mandar sesuai dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah terdiri atas:

Polewali Mandar spatial policy is according to Local Regulations No. 2 in 2013 about spatial planning, which consist of:

a. Peningkatan akses layanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki;

b. Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan jaringan prasarana utama dan jaringan prasarana lainnya secara terpadu dan merata di seluruh wilayah;

c. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup;

d. Pengembangan kegiatan budidaya secara berkelanjutan agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan; e. Pengembangan lahan pertanian dan sistem

agropolitan yang produktif dan ramah lingkungan;

a. Improve the access at urban services and the central economic development area that evenly and hierarchical;

b. Improve the quality and range of services of the major infrastructure networks and other infrastructure networks which integrated and evenly throughout the region;

c. Maintenance and preservation of the environment embodiment;

d. Development of aquaculture activities in a sustainable manner not exceed the carrying capacity and environmental capacity;

e. Development of agricultural land productive and environmentally friendly agropolitan system;

(16)

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

15

f. Pengembangan dan peningkatan kawasan

industri berbasis agro, yang ramah lingkungan serta bernilai ekonomis;

g. Peningkatan pengelolaan kawasan yang dapat memberi pengaruh positif terhadap kegiatan ekonomi, sosial, budaya, pelestarian lingkungan hidup dan pengembangan ilmu pengetahuan; dan

h. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

f. Development and improvement of agro-based industrial areas, environmentally friendly and economically viable;

g. Improve area management which lead to positive influence on economic activity, social, cultural, environmental protection and the development of science; and

h. Improve area function for national defense and security.

Kemudian beberapa stratetgi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan wilayah sesuai dengan tujuan penataan ruang wilayah antara lain adalah:

Then some of the strategies that will be implemented in accordance with the regional development spatial planning objectives include:

1) Strategi peningkatan akses layanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki:

a. Menjaga koneksitas antar kawasan perkotaan, antar kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan, serta antar kawasan perkotaan dengan wilayah sekitarnya;

b. Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang potensial dan belum terlayani oleh pusat pertumbuhan eksisting;

c. Mengembangkan infrastruktur permukiman yang dapat menunjang budidaya perdesaan dalam rangka menjaga luas lahan pertanian dan peningkatan produksi pertanian;

d. Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam mendorong pengembangan wilayah sekitarnya;

e. Mengembangkan permukiman perkotaan melalui pembangunan perumahan secara vertikal dalam rangka efisiensi penggunaan lahan di wilayah permukiman yang berkembang pesat; dan

f. Mendorong pengembangan kawasan perdesaan untuk dapat berswasembada.

1) Improvement strategy of the access at urban services and the central economic development area that evenly and hierarchical;:

a. Maintain connectivity between urban, inter-urban areas with rural areas, and between urban areas with the surrounding region; b. Develop new growth centers in areas unserved

by existing growth centers;

c. Develop settlement infrastructure that can support rural farming in order to preserve agricultural land and agricultural production; d. Encourages the competitiveness of urban areas

and growth centers and more effective in encouraging the development of the surrounding region;

e. Develop urban settlements through vertical housing development in the context of the efficiency of land use in residential areas are growing rapidly; and

f. Encourage the development of rural areas to be self-sufficient.

2) Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana utama dan prasarana lainnya secara terpadu dan merata di seluruh wilayah, terdiri atas:

a. Memberikan akses antar pusat-pusat kegiatan dan pusat-pusat pemasaran atau outlet; b. Meningkatkan kualitas dan jangkauan

pelayanan jaringan prasarana transportasi, terutama ke sentra-sentra produksi pertanian serta kawasan strategis;

2) Improvement strategy of the quality and range of services the major infrastructure networks and other infrastructure in an integrated and evenly throughout the region, consisting of: a. Provide access between activities center and

marketing centers or outlets;

b. Improve the quality and range of services transportation infrastructure network, particularly to agricultural production centers and strategic areas;

(17)

2015

Ringkasan Eksekutif / Executive Summary

16

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board c. Mendorong pengembangan jaringan prasarana telekomunikasi, terutama di kawasan terisolir;

d. Meningkatkan prasarana jaringan energi yang terbarukan dan tak terbarukan secara optimal; e. Meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan, serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan prasarana sumber daya air; dan f. Meningkatkan kualitas pengelolaan air limbah

dan sistem jaringan drainase di kawasan perkotaan.

c. Encourage the development of telecommunications infrastructure networks, especially in isolated areas;

d. Increase renewable energy network infrastructure and nonrenewable optimally;

e. Improve the quality and range of services, as well as to integrate the infrastructure network system of water resources; and

f. Improve the quality of wastewater management and drainage network system in urban areas.

3) Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup, terdiri atas:

a. Mewujudkan kawasan berfungsi lindung dalam wilayah kabupaten dengan luas paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kabupaten sesuai dengan kondisi ekosistemnya;

b. Mengembalikan serta meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat kegiatan budidaya dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah;

c. Melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan komponen lain yang dibuang ke dalamnya;

d. Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan;

e. Mengelola sumberdaya alam yang tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana serta sumberdaya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya;

f. Menyelesaikan kegiatan budidaya yang terdapat di dalam kawasan lindung melalui konversi atau rehabilitasi lahan, pembatasan kegiatan, serta pemindahan kegiatan permukiman penduduk atau kegiatan budidaya terbangun yang mengganggu, secara bertahap ke luar kawasan lindung;

g. Mengembangkan ruang terbuka hijau, dengan luas paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas kawasan perkotaan; dan

h. Menyediakan informasi yang bersifat terbuka kepada masyarakat mengenai batas-batas kawasan lindung, kawasan budidaya, serta syarat-syarat pelaksanaan kegiatan budidaya dalam kawasan lindung.

3) Maintenance strategy and the realization of environmental conservation, which consist of: a. Realize the function of protected areas at least

30 (thirty) percent of the area of the district in accordance with the conditions of the ecosystem;

b. Restore and improve the function of protected areas that has been declining due to farming activities in order to realize and maintain the ecological balance of the area;

c. Protect the environment's ability to absorb substances, energy, and other components are discharged into it;

d. Prevent actions that could directly or indirectly lead to changes in the physical properties of the environment;

e. Manage non-renewable natural resources to ensure the utilization and renewable natural resources to ensure their continued availability; f. Complete cultivation activities inside the

protected areas through conversion or rehabilitation of land, restrictions on activities, as well as the transfer of the activities of settlements or farming activities that disrupt waking, gradually out of the protected area; g. Develop a green open space, in area of at least

30 (thirty) percent of the urban areas; and h. Provide information to public openly regarding

the boundaries of the protected area, the area of cultivation, as well as the terms of the execution of aquaculture activities in the protected area.

(18)

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

17

4) Strategi pengembangan kegiatan budidaya

secara berkelanjutan agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan, terdiri atas:

a. Menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis kabupaten untuk memanfaatkan sumberdaya secara sinergis demi mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah;

b. Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan ekonomi kawasan, termasuk laut, pesisir dan pulau-pulau kecil; c. Mengembangkan kegiatan budidaya untuk

menunjang aspek politik, keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi; d. Mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan organik untuk mewujudkan ketahanan pangan kabupaten, sebagai daerah pendukung lahan pangan berkelanjutan;

e. Membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana;

f. Mengembangkan kegiatan budidaya laut secara lestari demi mempertahankan keberadaan ekosistem di wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil;

g. Mencegah terjadinya hak kepemilikan perorangan terhadap hutan lindung, hutan konservasi, dan hutan produksi terbatas; h. Menumbuh-kembangkan fisik pusat kota

dengan pemanfaatan ruang secara optimal, asri, dan lestari seperti kota taman; dan i. Mengembangkan kegiatan budidaya yang

mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan rawan bencana.

4) Development strategy of aquaculture activities in a sustainable so not to exceed the carrying capacity and environmental capacity, consisting of:

a. Set a cultivation area that have strategic value to the resources in order to realize the balance of spatial use;

b. Develop seed cultivation activities in synergistic and sustainable to promote the economic development of the region, including marine, coastal and small islands;

c. Develop aquaculture activities to support aspects of the political, security, social, cultural, and science and technology;

d. Develop and preserve the agricultural cultivation area of organic food to achieve food security district, as the area of land supporting sustainable food;

e. Restrict the development of awakened aquaculture activities in disaster-prone areas to minimize the potential for catastrophic events and the potential for catastrophic losses;

f. Develop sustainable mariculture activities in order to maintain the existence of ecosystems in marine areas, coastal areas and small islands; g. Prevent the occurrence of individual ownership

rights on protected forest , conserved forest , and limited production forest;

h. Develop physical downtown with optimal space utilization, beautiful, and sustainable as city parks; and

i. Develop farming activities which have adaptability of disaster in disaster-prone areas.

5) Strategi pengembangan lahan pertanian dan sistem agropolitan yang produktif dan ramah lingkungan, terdiri atas:

a. Mengembangkan sistem pemasaran hasil pertanian sesuai tingkat skala layanan sampai ekspor;

b. Mengembangkan lumbung desa modern; c. Memulihkan lahan yang rusak atau alih

komoditas menjadi perkebunan;

d. Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat;

5) Development strategy of agricultural land and productive environmentally friendly agropolitan systems, consist of:

a. Develop appropriate agricultural marketing system scale level of service to export;

b. Develop a modern village barns;

c. Restore degraded land or transfer the commodity to plantations;

(19)

2015

Ringkasan Eksekutif / Executive Summary

18

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board e. Mengembangkan pusat ekonomi agropolitan

dan pusat bisnis;

f. Mengembangkan sistem pemasaran hasil perkebunan sampai ekspor;

g. Mengembangkan prasarana dan sarana pengangkutan barang dari dan ke pusat pemasaran dan wilayah pelayanannya; h. Meningkatkan status fungsi sawah secara

bertahap;

i. Mempertahankan kualitas lingkungan hidup; j. Meningkatkan produktivitas, diversifikasi, dan

pengolahan hasil pertanian; dan

k. Mengendalikan secara ketat fungsi lahan yang ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan.

e. Develop agropolitan economic center and a business center;

f. Develop a marketing system of plantation to export;

g. Develop the infrastructure and facilities for the transport of goods to and from the center of marketing and service area;

h. Improve the status of ricefield function gradually;

i. Maintain the quality of the environment; j. Increase productivity, diversification, and

agro-processing; and

k. Strictly control the function of lands designated as sustainable food agricultural land.

6) Strategi pengembangan dan peningkatan kawasan industri berbasis agro, yang ramah lingkungan serta bernilai ekonomis, terdiri atas:

a. Mengembangkan dan memberdayakan industri kecil dan industri rumah tangga; b. Mengembangkan industri agribisnis yang

mendukung komoditas agribisnis unggulan dengan teknologi ramah lingkungan;

c. Mengembangkan pusat promosi dan pemasaran hasil industri kecil;

d. Mengembangkan kawasan industri menengah–besar pada lokasi khusus yang strategis dengan penggunaan teknologi yang efisien dan efektif;

e. Menangani dan mengelola limbah yang dihasilkan industri dengan penyediaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), secara individual maupun komunal;

f. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung pengelolaan kegiatan industri; g. Mengembangkan zona industri polutif

berjauhan dengan kawasan permukiman; h. Menyediakan jalur hijau sebagai zona

penyangga pada tepi luar kawasan industri; dan

i. Mengembangkan kawasan peruntukan industri yang saling bersinergi dan terpadu baik jenis maupun tingkat keterkaitannya.

6) Development and improvement strategy of agro-based industrial areas, environmentally friendly and economically viable, consist of:

a. Develop and empower small industries and home industries;

b. Develop the agribusiness industry that supports competitive agribusiness commodities with environmentally friendly technologies;

c. Develop promotional and marketing center of small industries;

d. Develop a medium-large industrial estate in a special strategic location that use of technology that is efficient and effective;

e. Handle and manage industrial waste generated by the provision of wastewater treatment plants (WWTP), individually and communally;

f. Provide facilities and infrastructure to support the management of industrial activities;

g. Develop polluting industrial zones far from settlement areas;

h. Provide green line as a buffer zone on the outer edge of the industrial area; and

i. Develop the industrial estates that synergy and integrated designation both the type and level of association.

7) Strategi peningkatan pengelolaan kawasan yang dapat memberi pengaruh positif terhadap kegiatan ekonomi, sosial, budaya, pelestarian lingkungan hidup, dan pengembangan ilmu pengetahuan, terdiri atas:

7) Strategy for improving area management that can provide a positive influence on economic activity, social, cultural, environmental conservation, and development of science, consist of:

(20)

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

19

a. Mencegah atau membatasi pemanfaatan ruang

di kawasan strategis yang berpotensi mengurangi daya lindung kawasan;

b. Mengendalikan pengembangan prasarana dan sarana, di dalam dan di sekitar kawasan strategis yang dapat memicu perkembangan kegiatan budidaya;

c. Mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budidaya terbangun;

d. Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis;

e. Mengendalikan pemanfaatan sumberdaya alam dan energi secara bijaksana untuk menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;

f. Mendorong kegiatan pengelolaan kawasan hutan yang dimanfaatkan untuk koleksi jenis tumbuhan dan satwa untuk pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan pariwisata;

g. Mengembangkan kegiatan agropolitan yang memadukan agroindustri, agribisnis, agroedukasi, agrowisata, serta model rumah kebun di klaster sentra-sentra produksi komoditas pertanian unggulan; dan

h. Menumbuh kembangkan kegiatan minapolitan sebagai sentra produksi, pengolahan, pelayanan jasa, serta pemasaran komoditas kelautan dan perikanan pada klaster yang memiliki komoditas unggulan.

a. Prevent or restrict the use of space in a strategic area that could potentially reduce the protected area;

b. Control infrastructure and facilities development, in and around the strategic areas that can trigger the development of farming activities;

c. Develop unawakened cultivation area activities around strategic areas that serve as a buffer zone that separates the protected area with a cultivation area awakened;

d. Rehabilitate the function of declined protected areas due to the impact of the growing utilization of space in and around the strategic areas;

e. Control the use of natural resources and energy wisely to ensure the interests of the present generation and future generations

f. Encourage forest management activities that can be used for the collection of plants and animals for the development of science, culture, and tourism;

g. Develop agropolitan activities that combine agro-industry, agribusiness, agro education, ecotourism, also models of home gardens in the cluster production centers of agricultural commodities; and

h. Develop minapolitan activity as centers of production, processing, services, and marketing of marine and fishery commodities in the cluster that has an eminent commodity.

8) Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, terdiri atas: a. Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya;

b. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan keamanan, sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan tersebut dengan kawasan budidaya terbangun; dan

c. Turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.

8) Improvement strategy of the function of the area for defense and security of the country, consist of:

a. Selectively develop aquaculture activities in and around the area of defense and security to maintain the function and purpose;

b. Develop protected areas and / or unawakened cultivation area around the area of security defense, as a buffer zone that separates the region with a awakened cultivation area ; and

c. Preserve and maintain the assets of defense and security

(21)

2015

Ringkasan Eksekutif / Executive Summary

20

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

3. PROFIL PEREKONOMIAN WILAYAH 3. PROFILE OF ECONOMIC REGION

3.1. Struktur Perekonomian 3.1. Economic Structure

Setiap sektor dalam dalam menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mempunyai kontribusi yang dapat menggambarkan peran sektor tersebut dalam kegiatan ekonomi suatu wilayah. Jika membandingkan kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kabupaten Polewali Mandar selama lima tahun terakhir (2009-2013) terlihat jelas bahwa sektor pertanian masih mendominasi perekonomian Kabupaten Polewali Mandar.

Each sector has a contribution of the Gross Domestic Regional Product (GDRP) that can describe the role of the sector in the economic activity of the region. Comparing to the contribution of each sector to the GDRP Polewali Mandar over the last five years (2009-2013), it is clear that the agricultural sector still dominates the economy of Polewali Mandar.

Tabel 3.1 PDRB Kabupaten Polewali Mandar 2009-2013 (Jutaan) Table 3.1 GDRP of Polewali Mandar 2009-2013 (Million)

No Sektor / Sector 2009 2010 2011 2012 2013 1 Pertanian / Agriculture 1,379,145.95 1,679,190.27 1,937,940.40 2,215,027.44 2,488,589.31 2 Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying 8,618.10 9,972.51 14,910.12 17,190.13 19,674.73 3 Industri Pengolahan / Processing Industry 63,597.05 71,126.35 83,682.87 90,085.07 103,179.51 4

Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas, Water Supply 16,231.87 20,966.71 27,890.09 32,710.83 37,176.37 5 Kontruksi / Construction 73,310.94 82,306.59 99,733.48 108,946.22 124,994.69 6 Perdagangan, Hotel & Restoran / Trade, Hotel, Restaurant 625,887.85 728,193.01 857,647.72 1,002,712.62 1,143,947.44 7 Transportasi & Komunikasi / Transportation & Communication 51,899.99 58,820.44 68,446.51 75,004.71 84,087.05 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial, Tenancy & Business Service 137,267.35 165,859.81 187,788.16 207,049.86 244,826.40 9 Jasa – jasa / Services 451,038.06 537,622.06 621,790.73 733,129.43 831,071.71 JUMLAH / TOTAL 2,806,997.16 3,354,057.75 3,899,830.08 4,481,856.31 5,077,547.21 Sumber: BPS, Kabupaten Polewali Mandar dalam Angka 2014

(22)

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

21

Tabel 3.2 Rata-rata Kontribusi dan Pertumbuhan Sektoral (2009-2013)

Table 3.2 The Average of Contribution and Growth Sector (2009-2013)

No Lapangan Usaha / Industrial Origin (Sektor / Sector)

Kabupaten Polewali Mandar Rata-Rata Kontribusi Sektoral / Average Sector Contributions (2009-2013) Rata-Rata Pertumbuhan Sektoral / Average Sector Growth (2009-2013) 1 Pertanian / Agriculture 49.01% 15.95%

2 Pertambangan dan Penggalian /

Mining and Quarrying 0.39% 23.74%

3 Industri Pengolahan / Processing Industry 2.03% 12.92%

4 Listrik, Gas & Air Bersih /

Electricity, Gas, Water Supply 0.73% 23.28%

5 Kontruksi / Construction 2.46% 14.35%

6 Perdagangan, Hotel & Restoran /

Trade, Hotel, Restaurant 22.53% 16.28%

7 Transportasi & Komunikasi / Transportation & Communication 1.66% 12.85% 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan /

Financial, Tenancy & Business Service 4.82% 15.64%

9 Jasa – jasa / Services 16.37% 16.53%

Sumber: Data BPS 2014, Hasil Olahan 2015

Source: BPS Data 2014, Processed Product, 2015

Rata-rata pertumbuhan pada sektor pertanian di Kabupaten Polewali Mandar dalam lima tahun terakhir sebesar 15,95%. Sedangkan, rata-rata pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar 23.74%, meskpun kontribusi yang diberikan pada pembentukkan PDRB Kabupaten Polewali Mandar tidak signifikan.

The growth average in the agricultural sector in Polewali Mandar in the last five years amounted to 15.95%. Meanwhile, the growth average rate is highest in the Mining and Quarrying sector amounting to 23.74%, despite all the contributions made to the formation of GDRP Polewali Mandar insignificant.

Perekonomian Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 8,03%. Terdapat tiga sektor/kegiatan ekonomi utama di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2013 yaitu:

1. Pertanian, dimana sebesar Rp. 2.488,59 Milyar (49%);

2. Perdagangan, Hotel dan Restoran, dimana sebesar Rp. 1.143,95 Milyar (23%);

3. Jasa – Jasa, dimana sebesar Rp. 831,07 Milyar (16%).

Kontribusi sektor pertanian sangatlah dominan hingga mencapai hampir setengahnya dari total nilai keseluruhan PDRB Kabupaten Polewali Mandar, yang dapat dilihat pada tabel 3.3 dan gambar 3.1 berikut.

The economy Polewali Mandar in 2013 grew by 8.03%. There are three sectors/main economic activity in Polewali Mandar in 2013, which are:

1. Agriculture, of which Rp. 2,488.59 billion (49%)

2. Trade, Hotel and Restaurant, of which Rp. 1,143.95 billion (23%)

3. Services, of which Rp. 831.07 billion (16%) The contribution of the agricultural sector is dominant to almost half of the total value of the overall GDRP Polewali Mandar, which can be seen in the followings table 3.3 and figure 3.1.

(23)

2015

Ringkasan Eksekutif / Executive Summary

22

Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah

The Mapping Potential and Local Investment Opportunities

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Indonesia Investment Coordinating Board

Tabel 3.3 Kegiatan Ekonomi Kabupaten Polewali Mandar (dalam jutaan) 2013 Table 3.3 Economic Activity of Polewali mandar (Million) 2013

No Lapangan Usaha / Industrial Origin (sektor/Sector) 2013

1 Pertanian / Agricultural 2.488.589,31

2 Pertambangan dan Penggalian / Minning and Quarrying 19.674,73

3 Industri Pengolahan / Processing Industry 103.179,51

4 Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas, and Clean Water 37.176,37

5 Kontruksi / Construction 124.994,69

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran / Trade, Hotel and Restaurant 1.143.947,44 7 Transportasi & Komunikasi / Transportation and Communication 84.087,05 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Finance, Tenancy and

Business Services 244.826,40

9 Jasa – Jasa / Services 831.071,71

Jumlah / Total 5.077.547,21

Sumber: Kabupaten Polewali Mandar dalam Angka 2014 / Source: Polewali Mandar in Figures 2014

Gambar 3.1 Struktur Perekonomian di Kabupaten Polewali Mandar Figure 3.1 The Economic Structure of Polewali Mandar

Hasil perhitungan PDRB dapat menjelaskan besarnya peran masing-masing sektor ekonomi di Kabupaten Polewali Mandar. Terlihat nilai PDRB atas Dasar Harga Berlaku menurut lapangan usaha memperlihatkan bahwa sektor Pertanian yang menghasilkan nilai PDRB terbesar yaitu Rp. 2.488,59 Milyar dari nilai PDRB pada tahun 2013.

GDRP calculation results can explain the magnitude of the role of each economic sector in Polewali Mandar. The value of GDRP at Current Prices based on industrial origin shows that the agriculture sector that produces the biggest contribution is Rp. 2,488.59 billion from the value of GDRP in 2013.

Penjelasan lebih rinci tentang struktur ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dapat dilihat dari PDRB Kabupaten Polewali Mandar atas dasar harga berlaku berikut :

Detailed explanation of economic structure in Polewali Mandar can be seen from the PDRB Polewali Mandar based on prices in the following:

a. Sektor Primer

Sektor primer terdiri dari sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan perekonomian Kabupaten

a. Primary sector

The primary sector is composed of agriculture, mining and quarrying, has an important role in economic development of Polewali Mandar. Contribution of the primary sector in GDRP

Gambar

Gambar 1.1 Luas Wilayah per Kecamatan  Figure 1.1 Wide Area Per-Sub-district
Gambar 1.2 Peta Georafis Kabupaten Polewali Mandar  Figure 1.2 Geographical Map of Polewali Mandar
Tabel 1.1 Luas Penyebaran Kelas Topografi dan Kelas Lereng Kabupaten Polewali Mandar  Table 1.1 Topographic and Slopes Spread in Polewali Mandar
Gambar 1.3 Jumlah Hari Hujan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2013  Figure 1.3 The Number of  Rainy Days in Polewali Mandar in 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadi tujuan dari proses pengkayaan (enrichment) bijih Fe ini adalah untuk mendapatkan konsentrat Fe dengan kadar kemurnian >60% dan ukuran tertentu yang

Jadi, dari berbagai bangsa dan kaum tersebut adalah banyak pendapat orang non Islam yang dengan angkuhnya menempatkan kaum perempuan dalam posisi yang tidak

Hasil studi menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dengan masalah keperawatan risiko penurunan

Skripsi yang berjudul Pengaruh Penambahan Serum dan atau DNase dalam Medium Disosiasi terhadap Jumlah dan Viabilitas Spermatogonia Ikan Gurame (Osphronemus gouramy

Hasil visualisasi Gambar 4.9 sama dengan Gambar 4.7 yaitu grafik kecepatan terhadap posisi yang terbentuk adalah lintasan elips dan tidak terjadi pengurangan

Untuk mengkaji permasalahan mengenai Dampak Napoleonic Wars Terhadap Pembentukan Konfederasi Jerman Tahun 1815, peneliti menggunakan beberapa metodologi

Dampak Kebijakan Ekonomi di Sektor Agroindustri terhadap Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan di Indonesia.. Disertasi Doktor

Selain itu ternyata persyaratan bahwa suatu kawasan harus dijadikan kawasan lindung karena memiliki kemiringan di atas 40% seluruhnya telah termasuk di dalam hasil overlay antara