• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEPOSISI ASAM LEMAK OMEGA-3 PADA TELUR AYAM LOHMAN BROWN AKIBAT PEMBERIAN MINYAK IKAN LEMURU (Sardinella longiceps)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEPOSISI ASAM LEMAK OMEGA-3 PADA TELUR AYAM LOHMAN BROWN AKIBAT PEMBERIAN MINYAK IKAN LEMURU (Sardinella longiceps)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

DEPOSISI ASAM LEMAK OMEGA-3 PADA TELUR AYAM LOHMAN BROWN AKIBAT PEMBERIAN MINYAK IKAN LEMURU (Sardinella longiceps)

Oleh : Amiluddin Indi dan La Ode Arsad Sani 1) ABSTRACT

This research aim to identify the effect of lemuru cod feeding in ration, as an effort to increase the Omega-3 content, decrease cholesterol degree in eggs. Research conducted in Balebat farm, Sukorejo Village, Kendal Regency. The materials used are 120 horn chickens, with age of 22 weeks and average early weight of 1.745,2 + 8,26 g. The ration used is arranged based on isoprotein. The experiment using complete random program (rancangan acak lengkap/ RAL) with 5 treatments consists of R0: ration without lemuru cod adding; R1: 1,5% of

ration and lemuru cod; R2: 3% of ration and lemuru cod; R3: 4,5% of ration and lemuru cod; R4: 6% of ration and

lemuru cod. Every treatment has repeated 4 times, and every repetition has filled by 6 layer period chickens. Data has processed statistically by variety analysis. If there are any treatment effect, it will be continued with Duncan doubled distance test.

Key words: Omega-3, cholesterol, lemuru cod.

PENDAHULUAN

Target keberhasilan pembangunan pertanian di Indonesia, salah satunya adalah peningkatan konsumsi protein hewani asal ternak, disamping yang berasal dari sektor perikanan. Pemenuhan kebutuhan protein tersebut sampai sekarang masih terus dilakukan baik melalui peningkatan mutu genetik ternak, efisiensi pemeliharaan dan jumlah produksi hasil ternak baik berupa daging, susu maupun telur.

Adanya persepsi dan kekhawatiran masyarakat akan produk peternakan terhadap kandungan lemak dan kolesterol perlu menjadi perhatian dalam proses pemeliharaan ternak khususnya ayam untuk menghasilkan telur yang sesuai dengan keinginan dan kesehatan manusia. Telur merupakan salah satu produk peternakan yang mengandung kolesterol cukup tinggi yaitu ± 213 mg butir-1 telur ayam (Stadelman dan Cotterill, 1994). Kolesterol telur umumnya terdapat pada kuning telur yang diproduksi di hati dan di transpor lewat darah dalam bentuk lipoprotein dan di deposit dalam folikel yang sedang berkembang (Hammad et al., 1996). Kandungan kolesterol yang tinggi tersebut akan berakibat kurang baik pada kesehatan manusia yaitu dapat menimbulkan beberapa penyakit akibat konsumsi kolesterol melebihi kebutuhan seperti resiko terkena penyakit jantung koroner,

stroke dan hiperkolesterolemia. Bahan penyusun ransum ayam pada umumnya terdiri dari 75% sumber energi dan 25% sumber protein. Upaya untuk memenuhi kebutuhan energi pakan yang efektif dari berbagai macam bahan pakan sumber energi adalah dengan menggunakan minyak sebagai bahan penyusun ransum minyak selain mengandung energi yang tinggi dibanding bahan pakan lain, pada minyak tertentu juga mengandung asam-asam lemak esensial yang sangat diperlukan tubuh. Salah satu minyak mengandung asam lemak esensial yang dapat dijadikan sumber energi pada pakan ayam dan penggunaannya kurang berkompetisi dengan manusia adalah minyak lemuru. Minyak lemuru merupakan hasil samping dari industri pengalengan dan penepungan ikan lemuru dengan produksi yang cukup melimpah serta belum dimanfaatkan secara optimal. Minyak ikan lemuru mempunyai potensi sebagai sumber asam lemak Omega-3 (Estiasih, 1996). Lemak ransum dalam usus di hidrolisis menjadi monodigliserida dan asam lemak (Anggorodi, 1995). Lipida yang terbentuk didistribusikan ke jaringan tubuh untuk digunakan sebagai energi, disimpan dan dapat dikeluarkan kembali untuk kebutuhan tertentu (Anggorodi, 1985) maupun dibuang (Almatsier, 2001). Gliserol diangkut oleh darah ke hati dan digunakan tubuh seperti halnya glukosa (Anggorodi, 1995). Asam lemak

(2)

rantai pendek diserap secara langsung oleh mukosa usus halus dan diangkut melalui pembulu portal. Monodigliserida dan asam lemak rantai panjang diemulsi oleh garam empedu membentuk misel agar dapat diserap sel mukosa (Ensminger, 1992). Minyak ikan lemuru Sardinella longiceps merupakan limbah hasil pengelolaan ikan lemuru dari proses pengolahan dan proses pembuatan tepung ikan, dimana setiap 1 kg akan diperoleh 0,2 kg minyak ikan lemuru (Kompiang et al., 1981).

Telur yang sehat mengandung kolesterol yang rendah dan asam lemak tidak jenuh seperti Linoleat dan Arakhidonat dan asam lemak Linolenat yang tinggi. Asam lemak tak jenuh tersebut sangat diperlukan tubuh dan tidak menimbulkan gangguan penggumpalan pada saluran darah sehingga mengurangi resiko terkena serangan penyakit jantung koroner (Hargis dan Van Elswyk, 1993).

Kandungan dan komposisi asam lemak telur sangat tergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah kandungan asam lemak dari pakan yang dikonsumsi ternak. Asam lemak yang tergolong dalam asam lemak Omega-3 merupakan asam lemak yang esensial (Hargis dan Van Elswyk, 1993). Demikian pula halnya dengan kolesterol, konsumsi dan kandungan kolesterol pakan ayam petelur yang tinggi juga akan menghasilkan kuning telur dengan kandungan kolesterol yang tinggi (Sutton et al., 1984).

BAHAN DAN METODE

Penelitian tentang jumlah kadar kolesterol pada telur ayam strain Lohman Brown akibat pemberian minyak ikan lemuru (Sardinella Longiceps), dilaksanakan bulan Juni sampai Oktober 2005 dengan mengambil tempat pelaksanaan di Balebat Farm, Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.

Materi penelitian yang digunakan adalah ayam petelur strain Lohman Brown periode layer umur 22 minggu sebanyak 120 ekor dengan bobot badan awal rata-rata 1.745,2 ± 8,26 g yang dipelihara sampai umur 36 minggu. Bahan penyusun ransum terdiri dari bungkil kedele, jagung, dedak padi, kulit kerang, “meat bone

meal”, “poultry meat meal”, dan premix diperoleh dari PT Kappo Semarang, sedangkan untuk minyak ikan lemuru diperoleh dari PT Pacific Harverst, Muncar, Banyuwangi Jawa Timur. Ransum yang digunakan selama penelitian adalah iso protein dengan energi yang berbeda (protein kasar dengan kisaran 21,09% -21,40%) dan energi yang bervariasi dari 2.723 kkal/kg sampai 3.362 kkal/kg).

Ransum yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari R0 (Ransum dasar tanpa penambahan minyak ikan lemuru), R1 (Ransum dasar + minyak ikan lemuru 1,5%), R2 (Ransum dasar + minyak ikan lemuru 3%), R3 (Ransum dasar + minyak ikan lemuru 4,5%) dan R4 (Ransum dasar + minyak ikan lemuru 6%). Pemberian ransum maupun air minum dilakukan ad libitum. Penambahan pasir dalam komposisi ransum penelitian bertujuan sebagai bahan pengisi untuk melengkapi jumlah 100% pada masing-masing ransum perlakuan.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yang masing-masing 4 ulangan. Setiap unit percobaan terdiri dari 6 ekor ayam petelur periode layer. Sebagai perlakuan adalah taraf penggunaan minyak ikan lemuru yaitu 0%; 1,5%; 3%; 4,5%; 6% minyak ikan lemuru, masing-masing diberi notasi : R0, R1, R2, R3, R4.

Hipotesis statistik yang diuji adalah sebagai berikut :Ho = τ1= …= τ5= 0 (perlakuan pemberian minyak ikan lemuru dalam ransum tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati). H1 : τ1 ≠... ≠ τ5= 0 (paling sedikit ada

satu perlakuan dimana τ1 ≠ 0, artinya ada pengaruh pemberian minyak ikan lemuru dalam ransum terhadap respon yang diamati).

Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam dengan uji F pada taraf signifikansi 5 persen apabila terdapat pengaruh yang nyata, kemudian dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. (Steel dan Torrie, 1993). Data diolah menggunakan program komputer aplikasi SAS (Statistical Analysis System).

Kriteria pengujian berdasarkan prosedur analisis ragam uji F dengan taraf signifikansi 5 persen apabila Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima atau H1 ditolak, dan apabila Fhitung ≥ Ftabel maka H0ditolak atau H1diterima.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter pengamatan terhadap jumlah dan kadar kolesterol, EPA (Eicosapentaenic Acid) dan DHA (Docosahexaenoic Acid) dalam

telur ayam penelitian, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. Jumlah dan kadar kolesterol dalam telur selama penelitian mempunyai rata-rata R0, R1, R2,R3dan R4 yaitu sebesar 6,15; 6,86; 5,95; 4,09; 3,63%.

Tabel 1. Rerata kandungan kolesterol, EPA dan DHA dalam telur Ayam Lohman Brown

Parameter Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 Kolesterol (mg butir-1) 6,15a 6,86a 5,95a 4,09b 3,63b EPA (%) 0,28b 0,25b 0,39ab 0,62a 0,67a DHA (%) 0,81d 2,34c 3,54b 4,08ab 5,01a abc

Superskrip dengan huruf berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Penambahan minyak ikan lemuru dalam

ransum berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap jumlah kolesterol dalam telur. Minyak ikan lemuru mampu menurunkan jumlah kolesterol dalam telur. Nilai rataan jumlah kolesterol dalam telur pada perlakuan R0, R1, R2,R3dan R4 masing-masing sebesar 6,15; 6,86; 5,95; 4,09; 3,63%. Kolesterol pada telur ayam umumnya berkisar 200-250 mg/butir (Griffin, 1992), dimana pada perlakuan diperoleh nilai terendah terdapat pada perlakuan R4dengan pemberian 6% minyak ikan lemuru dalam ransum. Peningkatan pemberian

minyak ikan lemuru ternyata menurunkan jumlah kolesterol dalam telur, penurunan tersebut berkaitan dengan meningkatnya Omega-3 pada ransum yang mengandung minyak ikan lemuru dimana dapat menurunkan berat kuning telur sehingga jumlah kolesterolnya pun menjadi rendah pula. Kemudian diperjelas dengan Tabel 2 hasil analisis kandungan kolesterol Telur ayam lohman brown dimana R0, R1, R2, R3, dan R4 masing-masing sebesar 6.15805, 6.86547, 5.95685, 4.09338, 3.62902. Kolesterol terendah pada R3 kemudian disusul R4.

Tabel 2. Hasil analisis kandungan kolesterol pada telur Ayam Lohman Brown

Ulangan Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 1 5.56915 6.46145 5.67805 3.23330 3.56722 2 6.34000 6.90890 7.20350 4.94610 3.99504 3 6.75545 6.71400 4.07820 4.17195 3.24953 4 5.96760 7.37755 6.86765 4.02220 3.70432 Jumlah 24.63220 27.46190 23.82740 16.37355 14.51611 Rataan 6.15805 6.86547 5.95685 4.09338 3.62902

Asam lemak esensial terdeposisi dalam telur melalui jaringan periferal (Riis dan Madsen, 1983) sehingga dapat terbentuk telur yang mengandung asam lemak omega-3. Sintesis asam lemak berlangsung dalam sitoplasma menggunakan ”acyl carrier protein” (ACP) dan nikotinamide adenin dinukleotid fosfat

hidrogen/NADPH oleh bantuan enzim asam lemak sintase (Mathews dan van Holde, 1990). Unggas mendoposisikan lemak di bawah kulit, sekitar gizard, usus dan bagian tubuh lain sebagaimana dalam kuning telur yang diperoleh dari gula dan lemak ransum (Jull,1975).

(4)

Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi penambahan konsentrasi minyak ikan lemuru dalam ransum semakin baik, ini dapat dilihat pada Tabel 3. Sebagian EPA mengalami perubahan menjadi DHA setelah mengkonsumsi

EPA dalam jumlah besar. EPA mempunyai fungsi menurunkan kemampuan agregasi platelet serta menurunkan tingkat trigliserida dan kolesterol darah.

Tabel 3. Hasil analisis kandungan EPA pada telur Ayam Lohman Brown

Ulangan Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 1 0.1121 0.3154 0.4686 0.5867 0.4697 2 0.0579 0.3030 0.3941 0.6684 0.6584 3 0.1023 0.2511 0.3393 0.7745 0.8409 4 0.8792 0.1216 0.3666 0.4356 0.7158 Jumlah 1.1515 0.9911 1.5686 2.4652 2.6848 Rataan 0.2878 0.2478 0.3921 0.6163 0.6712

Pemberian minyak ikan lemuru tertinggi (6%) pada R4 kemudian diikuti oleh R3, R2, R1 dan R0 (Tabel 3) R4 berbeda nyata (P<0,05) dengan R0, R1tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan R2, R3. Hal ini kemungkinan disebabkan pada R2, R3 salah satunya mempunyai konsumsi ransum yang sangat rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Tingginya konsumsi ransum R4 menyebabkan persediaan kandungan asam-asam lemak untuk pembentukan EPA dalam sebutir telur semakin banyak tersedia. Hal ini sesuai dengan pendapat (Ikrawan, 2002) bahwa minyak ikan lemuru mampu meningkatkan Omega-3, ada dua macam asam lemak Omega-3

yang dominan terdapat dalam minyak ikan lemuru keduanya adalah EPA dan DHA, kedua jenis asam lemak inilah yang banyak berperan dalam kesehatan.

Peningkatan pemberian minyak ikan lemuru dalam ransum akan meningkatkan Omega-3, berpengaruh nyata (P<0,05) dan dapat meningkatkan DHA. Nilai rataan DHA pada telur ayam penelitian pada R4 sebesar 5,00 mg terendah diperoleh pada R0, R1, R2 dan R3 masing-masing sebesar 0,80; 2,33; 3,53; 4,08 mg. Nilai rataan DHA tertinggi terdapat pada perlakuan R4 dan R3 sebesar 5,00 : 4,08 mg sebagaimana terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil analisis kandungan DHA pada telur Ayam Lohman Brown

Ulangan R0 R1 PerlakuanR2 R3 R4 1 1.2680 2.2251 3.2936 3.5821 4.1484 2 0.5097 2.9056 3.9911 4.4909 4.4932 3 0.3235 1.7509 3.1849 5.0918 5.5429 4 1.1190 2.4610 3.6600 3.1745 5.8489 Jumlah 3.2202 9.3426 14.1296 16.3393 20.0334 Rataan 0.8051 2.3357 3.5324 4.0848 5.0084

Pemberian minyak ikan lemuru tertinggi (6%) pada R4 kemudian diikuti oleh R3, R2, R1 dan R0. Pada R4 berbeda nyata (P<0,05) dengan R0, R1tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan

R2, R3. Hal ini kemungkinan disebabkan pada R2, R3 salah satunya mempunyai konsumsi ransum yang sangat rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Tingginya konsumsi ransum

(5)

R4 menyebabkan persediaan kandungan asam-asam lemak untuk pembentukan DHA dalam sebutir telur semakin banyak tersedia.

Asam lemak Omega-3 terdiri dari asam lemak EPA (Eicosapentaenoic Acid) dan DHA (Docosahexaenoic Acid). Nilai rataan DHA Tabel 1, yang diperjelas dengan Tabel 4 Hasil analisis ragam. Dapat dilihat bahwa kandungan DHA mempunyai rata-rata R0, R1, R2, R3 dan R4 yaitu berturut-turut sebesar 0,80; 2,33; 3,53; 4,08 mg. Hal ini sesuai dengan pendapat Parks et al, (1989) yang disitasi oleh Griffin (1992) bahwa Omega-3 dapat menghambat terjadinya biosintesis kolesterol serta menurunkan VLDL-kolesterol dan trigliserida plasma. Trigliserida selanjutnya diserap dan langsung masuk dalam pembulu portal dalam fraksi ”very low density lipoprotein” (VLDL) (Noyan et al., 1964 yang disitasi oleh Annison, 1971). Pemberian minyak ikan lemuru 6% dalam ransum dapat meningkatkan kandungan EPA dan DHA. Hal ini sesuai dengan penelitian Marshall et al, (1994) yang disitasi oleh Leskanich dan Noble (1991) bahwa ransum menggunakan 1,5% minyak menhaden dapat meningkatkan Omega-3 dibanding ransum kontrol.

Ucapan terima kasih

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Kepala Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, ibu Ir.Hj.R. Erna, M.Si. atas fasilitas penelitian yang diberikan.

KESIMPULAN

Pemberian minyak ikan lemuru dalam ransum ayam petelur strain lohman brown pada periode layer umur 22 minggu, diberikan sampai dengan 6% dapat menurunkan kadar kolesterol telur ayam lohman brown, meningkatkan kandungan Omega-3 dalam telur.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anggorodi, R. 1985. Kemajuan mutakhir dalam ilmu makanan ternak unggas. Penerbit

Universitas Indonesia, Jakarta.

Anggorodi, R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT. Gramedia, Jakarta.

Annison, E. F. 1971. Lipid and acetate metabolisme. Dalam : Physiology and Biochemistry of the Domestic Fowl (D.J. Bell dan B.M. Freeman, editor). Academic Press, London, Vol. 1: 321-336.

Estiasih, T. 1996. Mikroenkapsulasi

konsentrat asam lemak Omega-3 dari limbaha cair pengalengan ikan lemuru (Sardinella longiceps).

Thesis Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta. Ensminger, M. E. 1992. Poultry Science. 3rd Ed. Interstate Publisher, Inc. denville, IIIionis.

Griffin, H.D., 1992. Manipulation of Egg Yolk Cholesterol : a Physiologist̉̉̉̉’s View. World”s Poultry Sci Journal 48: 102-112.

Hammad, S.M., H.S. Siegel and H.L. Marks, 1996. Dietary Cholesterol Effect on Plasma and Yolk Cholesterol Fractions in Selected Lines of Japanese Quail. Poultry Sci 75: 933-942.

Hargis, P.S. dan M. E. Van Elswyk. 1993. Manipulation the fatty acids composition of poultry meat and eggs for the health couscious consumer.

World’s Poultry Sci Journal. 49: 251-264.

Ikrawan, 2002. Minyak Ikan dan Omega-3.

Pikiran Rakyat Cyber Media, Edisi 2003-2004.

Jull, M. A.1975. Poultry Husbandry. 3rd Ed.

McGraw Hill Co. Ltd., New York.

Marshall, A.C., K.S. Kubena, K.R. Hinton, P.S. Hargis, and M.E.. Van Elswyk, 1994. n-3 Fatty Acids Enriched Table Eggs: A Survey of Consumer Acceptability. Poultry Sci 73: 1334-1340.

Mathews, C. K dan K. E. van Holde. 1990. Biochemistry. The Benjamin/Cummings Publishing Co. Inc., California.

Sutton, C. D., W. M. Muir and G.F. Mitchell, Jr. 1984. Cholesterol Metabolism in the Laying Hen as Influenced by Dietary Cholesterol, Caloric Intake and Genotype. Poultry Sci. 63: 972-980.

Stadelman, W.J. and O. Cotterill. 1994. Egg Science and Technology Fourst edition. Food products Press. An Imprint of The Howorth Press, Inc New York-London.

Gambar

Tabel 1. Rerata kandungan kolesterol, EPA dan DHA dalam telur Ayam Lohman Brown
Tabel 3. Hasil analisis kandungan EPA pada telur Ayam Lohman Brown

Referensi

Dokumen terkait

    Asmadi Alsa, Wahyu Widhiarso dan Yuli Fajar Susetyo   Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada      Abstrak  

tersendat-sendat, tetapi ada beberapa spesies yang tidak bisa berenang dan bergerak dengan merayap karena telah beradaptasi untuk hidup di lumut dan sampah daun-daun yang

Sementara pengambilan strategi akhir dengan metode QSPM dari beberapa dengan metode yang telah digunakan maka strategi yang baik digunakan oleh KUB Mitra Bahari dalam

 Agar rencana pemanfaatan ruang untuk transmigrasi di Kecamatan Trumon agar dapat memanfaatkan lahan yang sudah terbuka atau berbentuk semak belukar sebagai prioritas

Berdasarkan uraian dan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan antara komunikasi dengan stress dalam menyusun skripsi

- Irkçılık bu mu? Olabilir. Daha derin olmasından korkarım. Öteki görünmez, insan sadece kendine, kendisi gibi olan insana bakar. Ama ''bakış&#34; demek düşünce, zihin,

Dapatan kajian menunjukkan daya tahan dari aspek keyakinan diri melalui pelajar bandar dan luar bandar berada pada tahap yang tinggi dengan skor min 3.78 dan

Oleh karena itu, guru Bimbingan dan Konseling, diharapkan memberikan layanan Bimbingan dan Konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa agar siswa memiliki motivasi berprestasi