• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2021"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL YOUTUBE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDANDAN

(Studi Kuantitatif mengenai Pola Penggunaan Media, Karakteristik Pesan dan Kualitas Informasi pada Youtube Channel Tasya Farasya terhadap Peningkatan

Kemampuan Berdandan Mahasiswa Aktif S1 Reguler Ilmu Komunikasi UNS Semester genap Tahun Ajaran 2019/2020)

Disusun oleh : Candra Kusuma Dewi

D0216024

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL YOUTUBE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDANDAN

(Studi Kuantitatif mengenai Pola Penggunaan Media, Karakteristik Pesan dan Kualitas Informasi pada Youtube Channel Tasya Farasya terhadap Peningkatan

Kemampuan Berdandan Mahasiswa Aktif S1 Reguler Ilmu Komunikasi UNS Semester genap Tahun Ajaran 2019/2020)

Candra Kusuma Dewi Likha Sari Anggreni

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret

Abstract

This study aims to analyze the effect of media use patterns, message characteristics, and information quality on increasing the ability to dress up regular active undergraduate students of Communication Studies UNS even semester of the 2019/2020 academic year.

The population used in this study were 457 students of UNS regular communication science, and the sample in this study were students who used Youtube and watched Tasya Farasya's beauty vlog. The research sample was determined by simple random sampling, and the number of samples was 82 which was calculated using Slovin's formula.

The results of this study indicate that media usage patterns do not have a positive and significant effect on the ability to dress up, message characteristics have a significant effect on increasing the ability to dress up, and the quality of information has a significant effect on increasing the ability to dress up.

(3)

Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat pesat, hal tersebut mendorong lahirnya internet. Dengan adanya internet khalayak dapat dengan mudah mencari dan mendapatkan informasi dari belahan dunia manapun hanya dengan perangkat komputer atau smartphone. Kehadiran internet membawa pengaruh tersendiri terhadap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, perkembangannya juga telah mengubah cara pandang dan perilaku seseorang dalam hal komunikasi, serta diharapkan meningkatkan kualitas hidup seseorang dalam hal perilaku maupun pengetahuan atau informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Survey APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) mengungkapkan bahwa media social merupakan layanan yang paling banyak diakses menggunakan internet kedua (87,13%) setelah layanan pesan singkat (89,35%) (APJII, 2018). Dari beragam media social yang banyak diakses masyarakat Indonesia, menurut survey yang dilakukan oleh We Are Social Hootsuite menyebutkan bahwa Youtube menjadi media social paling banyak diakses yaitu 88% dari total pengguna media social pada tahun 2020 (Kemp, Simon. 2020).

Youtube memungkinkan penggunanya untuk saling berbagi dan menonton video, penggunanya juga dapat berinteraksi dengan pengguna lain melalui berbagai fitur yang disediakan Youtube seperti like dan comment. Terdapat juga fitur baru seperti stories yang memungkinkan penggunanya untuk berbagi cerita atau kegiatannya saat itu. Vlog (video blogging) merupakan salah satu bentuk video dominan yang ada di Youtube, dalam penelitiannya David, Mariam, & Stefi (2017) menyebutkan terdapat lebih dari 500 video di Youtube berjenis vlog. Jenis vlog ini dibedakan menjadi beberapa macam, seperti travel vlog, daily vlog, music vlog, dan beauty vlog. Pada tahun 2019 Youtube mengungkapkan terdapat dua jenis konten yang paling digemari oleh masyarakat indonesia, yaitu konten kuliner dan konten beauty (https://www.cnnindonesia.com).

(4)

Terdapat banyak creator di Youtube dengan konten kecantikan, untuk menyajikan video yang terbaik dan menarik minat penonton, video yang dibuat harus menujukkan kualitas informasi yang dapat diandalkan untuk bersaing dengan tujuan untuk menciptakan rasa kepercayaan khalayak terhadap konten kecantikan yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Kualitas informasi yang disajikan oleh creator adalah salah factor yang membuat penonton tertarik untuk mengikuti video yang diunggah. Kualitas informasi adalah informasi yang akurat, relevan, tepat waktu, lengkap, dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Krisdiantoro, Subekti, dan Prihatiningsih (2018) mengungkapkan bahwa semakin tingginya kualitas informasi yang dihasilan oleh sebuah system informasi maka semakin meningkat intensitas penggunaannya sehingga akan meningkatkan tingkat pembelajaran.

Setiap khalayak yang memanfaatkan Youtube membutuhkan frekuensi dan durasi yang berbeda – beda dan perilaku tersebut akan membentuk pola dalam penggunaan Youtube. Meyers, Nathan, dan Saxton (2006) dalam Pramiyanti, Putri & Nureni (2014) mengatakan pola kebiasaan terjadi bila seseorang di masa lalu mengakses sebuah sumber informasi dan dapat memenuhi kebutuhan informasinya, maka orang tersebut akan cenderung menggunakan kembali di waktu selanjutnya. Khalayak akan menggunakan sebagain waktunya untuk mengakses Youtube yang memungkinkan khalayak tersebut akan mengurangi waktunya untuk hal lain yang lebih penting, namun dengan pola penggunaan yang baik tentunya akan memberikan manfaat yang positif pula bagi khalayak.

Karakteristik pesan juga menjadi bagian yang penting dalam konten video di Youtube. Sehingga creator jug harus memperhatikan karakteristik pesan agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak. Pesan adalah ide, gagasan, informasi, dan opini yang dilontarkan komunikator kepada komunikan dengan tujuan untuk mempengaruhi komunikan kearah sikap yang diinginkan komunikator. Dari penjelasan tersebut berarti bahwa setiap pesan mempunyai tujuan. Karakteristik

(5)

pesan yang baik akan memberikan manfaat dari video yang diunggah secara lebih maksimal.

Tasya Farasya merupakan salah satu creator Youtube yang menyajikan konten kecantikan dalam channel Youtubenya, hingga saat ini channel Youtubenya telah disubscriber sebanyak 3,56 juta, dengan angka tersebut Tasya Farasya menjadi beauty vlogger dengan subscriber terbanyak. Hingga saat ini Tasya Farasya telah menggunggah sebanyak 266 video dan videonya telah ditonton sebanyak 258.966.923 kali terhitung sejak pertama kali videonya diunggah ke Youtube pada tanggal 29 Januari 2017 hingga saat ini tanggal 13 Juli 2020 (https://www.Youtube.com/channel/UCJCSL8IJfD4d5nunRrmrT1Q).

Kesuksesan Tasya dalam mempengaruhi dan menginspirasi orang lain sedikit banyak dipengaruhi oleh bagaimana cara ia menyampaikan pesan dan informasi. Komunikasi yang terjadi antara Tasya dan penontonnya tentu menimbulkan efek, dalam hal ini komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi massa. Menurut Liliweri, secara umum terdapat tiga efek yang akan timbul ketika terjadi komunikasi massa, yaitu efek kognitif, efek afektif, dan efek konatif. Efek kognitif menandakan bahwa pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuautu yang diperolehnya (Hajar, 2018), efek kognitif berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, kepercayaa, atau informasi. Bandura (1977) juga menyebutkan factor kognitif dalam teorinya yaitu teori belajar sosial (social learning theory), dalam teori tersebut Bandura mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan cara meniru diawali oleh perhatian atau ketertarikan terhadap sesuatu serta adanya motivasi belajar. Keberhasilan proses belajar dipengaruhi oleh factor internal dan factor eksternal, faktor kognitif menjadi faktor internal dan faktor lingkungan menjadi faktor eksternal (Tarsono, 2010).

Rumusan Masalah

1. Adakah pengaruh pola penggunaan media sosial Youtube terhadap peningkatan kemampuan berdandan mahasiswsa aktif S1 Reguler Ilmu Komunikasi UNS Semester genap Tahun Ajaran 2019/2020?

(6)

2. Adakah pengaruh karakteristik pesan pada Youtube channel Tasya Farasya terhadap peningkatan kemampuan berdandan mahasiswa aktif S1 Reguler Ilmu Komunikasi UNS Semester genap Tahun Ajaran 2019/2020?

3. Adakah pengaruh kualitas informasi pada Youtube channel Tasya Farasya terhadap peningkatan kemampuan berdandan mahasiswa aktif S1 Reguler Ilmu Komunikasi UNS Semester genap Tahun Ajaran 2019/2020?

4. Adakah pengaruh pola penggunaan media sosial Youtube, karakteristik isi pesan, dan kualitas informasi secara simultan terhadap kemampuan berdandan mahasiswa aktif S1 Reguler Ilmu Komunikasi UNS Semester genap Tahun Ajaran 2019/2020?

Kajian Teori A. Komunikasi

Komunikasi tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia, karena pada dasarnya komunikasi merupakan salah satu bagian dari system dan tatanan kehidupan manusia dan/atau masyarakat. Berelson & Stainer (dalam Vardiansyah, 2008) mengatakan komunikasi merupakan suatu proses informasi, gagasan, keahlian, emosi dan lain-lain, melalui symbol seperti gambar, kata, angka, dan lain-lain.

Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain, kata pakar sosiologi dan komunikasi dari Amerika Serikat, Carl I. Hovland. Lebih dari itu, perubahan perilaku merupakan tujuan tertinggi dari kegiatan komunikasi dalam perspektif individual, tujuan yang lebuh rendah tingkatannya adalah perubahan sikap dan perubahan pandangan (Sumadiria, 2014).

B. New Media

Hadirnya new media tentu menawarkan kemapuan-kemampuan baru yang belum ada sebelumnya, salah satu kemampuan yang ditawarkan new media adalah interactivity, kemampuan ini memungkinkan penggunanya untuk memilih informasi sesuai dengan keinginannya. Kemampuan ini merupakan konsep inti dari new media (Flew, 2007).

(7)

Istilah new media digunakan untuk menggambarkan karakteristik media yang berbeda dengan media sebelumnya, media yang tergolong dalam new media adalah internet. Internet termasuk dalam new media karena seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, internet memiliki karakteristik yang berbeda dengan televise, radio, koran dan sejenis media cetak lainnya. Dengan internet, pengguna dimungkinkan untuk berbagi dan berkontribusi dalam persebaran informasi kepada khalayak.

C. Media Sosial

Perkembangan internet menghadirkan teknologi baru yaitu media sosial, sejak awal kehadirannya media sosial menjadi fenomenal. Istilah media sosial

merupakan susunan dari dua kata yaitu “media” dan “sosial”. Laughey dan McQuail menyebutkan media dapat diartikan sebagai alat komunikasi.

Sedangkan “sosial” diartikan sebagai kenyataan sosial bahwa setiap individu selalu berkontribusi dalam melakukan aksi untuk masyarakat (Mulawarman & Nurfitri, 2017).

Dari pengertian tersebut diatas, maka istilah media sosial berarti alat yang digunakan untuk berkomunikasi guna memperlancar terjadinya proses sosial (Mulawarman & Nurfitri, 2017). Sedangkan menurut Powell (dalam Haryanto, 2015), media sosial merupakan sebuah komunitas yang terhubung dengan tujuan tertentu seperti pertemanan, nilai-nilai, pekerjaan, ide, dan hubungan. D. Youtube

Youtube merupakan salah satu media sosial yang menyediakan video dengan berbagai macam konten. Yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah, menonton, ataupun mengunduh video. Snelson (2011, dalam Ena) mengatakan bahwa Youtube merupakan salah satu media yang paling popular hingga saat ini. Sekitar 100.000 video ditonton setiap harinya, dan dalam 24 jam terdapat 65.000 video diunggah ke Youtube (Burke, Snyder, & Rager, 2009, dalam Ena).

Menurut Faiqah, Nadjib, & Amir (2016) manfaat Youtube sama seperti pada media sosial lainnya, yaitu memberikan layanan gratis, mendownload

(8)

video, mengakses dan berbagi informasi, mengakses video streaming, mengenalkan dan memasarkan produk.

E. Penggunaan Media

Perilaku penggunaan media oleh khalayak pada umumnya dilandasi oleh kebutuhan tertentu. Menurut Elihu, Kazt, dan Blumer (1974) kebutuhan tertentu individu meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, integrasi sosial, integrasi personal, dan sebagai pelarian (escapist).

Rosengreen (1971:277) mengatakan bahwa penggunaan media meliputi jumlah waktu yang digunakan khlayak dalam mengakses media, isi media yang dikonsumsi, dan hubungan antara khalayak dengan isi media yang dikonsumsi. Dalam penelitiannya yang berjudul Pola Pengguna Media Komunikasi dan diterbitkan pada tahun 2013, Hasyim Ali Imran juga mengungkapkan hal yang serupa, konsep penggunaan media komunikasi itu sendiri terdiri dari tiga konsep, yaitu penggunaan, media, dan komunikasi. Namun setelah berjalannya waktu, konsep tersebut diredusir untuk keperluan penelitian menjadi dua konsep, yaitu konsep penggunaan dan konsep media komunikasi (Imran, 2013:3).

F. Karakteristik Pesan

Karakteristik pesan yang dikemas sesuai dengan kepercayaan pada diri khalayak dapat berpengaruh terhadap perubahan sikap khalayak itu sendiri (Hasan Basri, 2016). Berikut ini merupakan beberapa karakteristik isi pesan, yaitu novelty (sesuatu yang baru), proximity (kedekatan/jarak), popularitas, pertentangan/konflik, komedi/humor, seks/keindahan, bencana dan criminal, nostalgia, human interest.

(9)

G. Kualitas Informasi

Kualitas informasi sangat penting bagi individu ataupun organisasi, sebab kualitas informasi menjadi salah satu penentu dalam pengambilan keputusan ataupun tindakan individu maupun organisasi (Stvilia, dkk., 2007). Naumann dan Rolker (2000) mengatakan rendahnya kualitas informasi dapat menjadi masalah paling serius bagi konsumen informasi.

Penelitian Bailey dan Pearson (dalam Angkoso, Andre, dan Yulius, 2017) menghasilnya empat indicator yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas informasi, yaitu keakuratan informasi (accuracy), ketepatan waktu (timeliness), kelengkapan informasi (completeness), dan penyajian informasi (format).

H. Berdandan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dandan adalah mengenakan pakaian dan hiasan atau mengenakan alat-alat rias (https://kbbi.web.id/dandan). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Elianti dan Pinasti (2013) berdandan memiliki makna yaitu keinginan untuk tampil lebih menarik serta dapat memberikan kepercayaan diri dan kepuasan diri secara pribadi. Istilah berdadan tidak jauh berbeda dengan istilah make up, dalam jurnalnya yang berjudul Makna Penggunaan Make Up Sebagai Identitas Diri, Elianti dan Pinasti (2013) mengatakan make up adalah seni merias wajah dengan bantuan alat atau kosmetik dengan mengubah bentuk asli yang bertujuan untuk memperindah atau mempercantik bentuk aslinya.

I. Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory)

Teori pembelajaran social (social learning theory) adalah teori yang menyatakan bahwa perilaku yang baru dapat dibentuk dengan cara mengamati dan meniru orang lain. Selain itu, teori ini juga menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses kognitif dalam konteks sosial dan dapat terjadi melalui pengamatan atau instruksi secara langsung. Meskipun manusia sudah

(10)

belajar melalui pengalaman langsung, namun mereka lebih banyak belajar melalui pengamatan terhadap aktivitas atau perilaku orang lain.

Teori pembelajaran social telah digunakan dalam berbagai bidang ilmu, salah satunya dalam komunikasi massa. Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura khusus membahas mengenai efek komunikasi massa pada perilaku khalayak. Bandura meyakini bahwa dengan mengamati orang lain, seseorang akan lebih mendapatkan ruang terbuka untuk belajar tanpa melakukan apapun. Dengan mengamati seseorang akan lebih focus untuk memperhatikan, menafsirkan gambar, menganalisis, mengingat, serta menerapkan ilmu yang telah didapat kedalam kehidupan sehari-hari.

Desain Penelitian

Kerangka pemikiran disusun berdasarkan telaah sementara, terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variable independen (X) dan variable dependen (Y).

Keterangan :

Secara parsial Pola Penggunaan Media (X1)

Kualitas Informasi (X3)

Karakteristik Isi Pesan (X2) Peningkatan Kemampuan Berdandan (Y) H1 H2 H3 H4

(11)

Secara simultan (bersama-sama)

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dan populasi dan menggunakan kuesioner sebagai instrument pengambilan datanya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif S1 program studi Ilmu Komunikasi regular UNS semester genap tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 457 mahasiswa. Dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan metode simple random sampling, serta penghitungan jumlah sampelnya dilakukan menggunakan rumus slovin, sehingga didapatkan sampel sebanyak 82 mahasiswa. Data primer didapatkan dari kuesioner yang disebarkan secara online, sedangkan data sekunder diambil melalui beberapa literature yang bersangkutan dengan masalah yang sedang diteliti, misalnya dengan mengutip jurnal, dokumen, arsip, buku, atau catatan relevan lainnya.

Dilakukan uji validitas data untuk mengetahui apakah suatu instrument penelitian tersebut valid dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode Pearson Product Moment, dengan dasar pengambilan keputusan nilai rhitung > rtabel maka item pertanyaan dari kuesioner tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid.

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat keajegan suatu instrumen penelitian. Ulber (2019:461) mengungkapkan bahwa reliabilitas atau keandalan pengukuran adalah seberapa jauh ukuran menghasilkan respon yang sama sepanjang waktu. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha.

Hasil Analisis Data A. Uji Instrumen

(12)

a. Uji Validitas data

Table 1

Hasil Uji Validitas Data Item-Total Statistic

Variabel Tolok Ukur (Indikator)

Item Pertanya

an

r hitung r table Keterangan

Penggunaan Media (X1) Perilaku penggunaan media X1.1 0.717 0.2172 Valid X1.2 0.792 0.2172 Valid X1.3 0.834 0.2172 Valid X1.4 0.844 0.2172 Valid Frekuensi X1.5 0.779 0.2172 Valid

Durasi XI.6 0.576 0.2172 Valid

Karakteristik Pesan (X2)

Bentuk Pesan X2.1 0.652 0.2172 Valid X2.2 0.738 0.2172 Valid X2.3 0.751 0.2172 Valid Isi Pesan X2.4 0.691 0.2172 Valid X2.5 0.569 0.2172 Valid Format Pesan X2.6 0.640 0.2172 Valid X2.7 0.654 0.2172 Valid X2.8 0.707 0.2172 Valid Sumber Pesan X2.9 0.669 0.2172 Valid X2.10 0.680 0.2172 Valid X2.11 0.742 0.2172 Valid Kualitas Informasi (X3) Kelengkapan X3.1 0.733 0.2172 Valid X3.2 0.809 0.2172 Valid Relevan X3.3 0.774 0.2172 Valid X3.4 0.889 0.2172 Valid Akurat X3.5 0.771 0.2172 Valid X3.6 0.733 0.2172 Valid Ketepatan Waktu X3.7 0.649 0.2172 Valid Sumber Belajar X3.8 0.738 0.2172 Valid X3.9 0.629 0.2172 Valid Kemampuan Berdandan (Y) Perilaku / Sikap Berdandan Y1 0.565 0.2172 Valid Y2 0.804 0.2172 Valid Y3 0.721 0.2172 Valid Y4 0.784 0.2172 Valid Y5 0.760 0.2172 Valid Pengetahuan Berdandan Y6 0.703 0.2172 Valid Y7 0.775 0.2172 Valid Y8 0.769 0.2172 Valid Y9 0.750 0.2172 Valid

(13)

Y10 0.673 0.2172 Valid Sumber : Data primer yang telah diolah, 2020

Dari data pada table 1 dapat disimpulkan bahwa dari 36 pernyataan yang disebarkan kepada responden adalah valid dan dapat diterima, karena rhitung lebih besar dari rtabel (0.2172).

b. Uji Reliabilitas

Table 2

Hasil Uji Reliabilitas Data Variable Cronbach’s

Alpha

N of Items Keterangan

Penggunaan Media 0.846 6 Reliabel

Karakteristik pesan 0.877 11 Reliabel Kualitas Informasi 0.900 9 Reliabel Kemampuan

Berdandan

0.903 10 Reliabel

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2020

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan SPSS, didapatkan hasil bahwa variabel X1, X2, X3, dan Y dinyatakan reliable karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6.

B. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Table 3 Hasil Uji Normalitas

(14)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 82

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.90101223

Most Extreme Differences Absolute .117

Positive .075

Negative -.117

Kolmogorov-Smirnov Z 1.059

Asymp. Sig. (2-tailed) .212

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2020

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa residual terdistibusi secara normal dibuktikan dengan perolehan nilai Asymp. Sig (2-taled) yang lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 yaitu sebesar 0,212.

b. Uji Multikolinearitas

Tabel 4

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8.217 3.413 2.407 .018

X1 .029 .120 .018 .237 .813 .990 1.010

X2 .418 .087 .506 4.785 .000 .524 1.910

X3 .314 .113 .292 2.769 .007 .527 1.899

a. Dependent Variable: Y

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2020

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai VIF dari setiap variabel memiliki nilai kurang dari 10, yang menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Serta

(15)

nilai tolerance dari masing-masing variabel memiliki nalai lebih dari 0,10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengalami gangguan mutikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 5

Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.242 2.299 .540 .591 X1 .037 .081 .051 .462 .645 X2 .106 .059 .275 1.799 .076 X3 -.119 .076 -.238 -1.561 .123

a. Dependent Variable: Abs_Res

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2020

Berdasrkan table 5 menunjukkan bahwa nilai sig. pada masing-masing variabel lebih dari 0,05. hal tersebut membuktikan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regres, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi Peningkatan kemampuan berdandan berdasarkan masukan variabel independen pola penggunaan media, karakteristik pesan, dan kualitas informasi.

C. Uji Hipotesisi

a. Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 6

(16)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8.217 3.413 2.407 .018 X1 .029 .120 .018 .237 .813 X2 .418 .087 .506 4.785 .000 X3 .314 .113 .292 2.769 .007 a. Dependent Variable: Y

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2020

Berdasarkan hasil pengujian pada table diatas, maka persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut:

𝑌 = 8,217 + 0,029𝑥1 + 0,418𝑥2+ 0,314𝑥3+ 𝑒

Persamaan hasil regresi linear berganda dijelaskan sebagai berikut: a) Konstanta (α)

Konstanta (α) sebesar 8,217, artinya adalah apabila semua variabel independen memiliki nilai nol (0) maka nilai variabel dependen sebesar 8,217.

b) Nilai koefisien X1 sebesar 0,029. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan X1 satu satuan maka variabel Y akan naik sebesar 0,029 satuan.

c) Nilai koefisien X2 sebesar 0,418. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan X2 satu satuan maka variabel Y akan naik sebesar 0,418satuan.

d) Nilai koefisien X3 sebesar 0,314. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan X3 satu satuan maka variabel Y akan naik sebesar 0,314 satuan.

b. Uji Parsial (Uji t)

Tabel 7 Hasil Uji Parsial

(17)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8.217 3.413 2.407 .018 X1 .029 .120 .018 .237 .813 X2 .418 .087 .506 4.785 .000 X3 .314 .113 .292 2.769 .007 a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat t hitung dari masing-masing variabel, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 82 responden, dengan 3 variabel independen dan 1 variabel dpenenden. Maka nilai df = n – k – 1, df = 82 – 3 – 1 = 78, sehingga dapat diketahui nilai t tabel adalah 1,991. a) Nilai t hitung variable X1 (Pola Penggunaan Media) adalah 0,237, dan

nilai probabilitas t variable X1 (Pola Penggunaan Media) adalah 0,813. Maka nilai t hitung 0,237 < 1,991 (t-tabel), serta nilai probabilitas t 0,813 > 0,05 (α). Hal ini menunjukkan bahwa variable pola penggunaan media secara individu tidak berpengaruh terhadap variable peningkatan kemampuan berdandan.

b) Nilai t hitung variable X2 (Karakteristik Pesan) adalah 4.785, dan nilai probabiltas t variable X2 (Karakteristik Pesan) adalah 0,000. Maka nilai t hitung 4,785 > 1,991 (t-tabel), serta nilai probabilitas t 0,000 < 0,05

(α). Hal ini menunjukkan variable karateristik pesan secara individu

berpengaruh terhadap variable peningkatan kemampuan berdandan. c) Nilai t hitung variable X3 (Kualitas Informasi) adalah 2.769, dan nilai

probabiltas t variable X3 (Kualitas Informasi) adalah 0,007. Maka nilai t hitung 2.769 > 1,991 (t-tabel), serta nilai probabilitas t 0,007 < 0,005 0,05 (α). Hal ini menunjukkan variable kualitas informasi secara individu berpengaruh terhadap variable peningkatan kemampuan berdandan.

(18)

c. Uji Simultan (Uji F)

Tabel 8 Hasil Uji Simultan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 810.705 3 270.235 30.921 .000a

Residual 681.686 78 8.740

Total 1492.390 81

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y

Berdasarkan table 8, maka F hitung 30,921 > 2,722 (F table), serta P value 0,000 < 0,05, maka dapat disumpulkan bahwa Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa variable independen (pola penggunaan media, karakteristik pesan, kualitas informasi) secara simultan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berdandan.

d. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 9

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .737a .543 .526 2.95627 a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2020

Dari table 9 ditunjukkan informasi nilai Adjusted R Square sebesar 0,526. Hal ini menjelaskan bahwa sebesar 52,6% variasi variable dependen (peningkatan kemampuan berdandan) dapat dijelaskan oleh variable

(19)

independen yang terdiri dari pola penggunaan media, karakteristik pesan, dan kualitas informasi. sedangkan 47,4% dijelaskan oleh variable lain diluar model.

Pembahasan

a. Pengaruh pola penggunaan media terhadap peningkatan kemampuan berdandan

Dari hasil uji statistic pada uji t untuk variable pola penggunaan media diperoleh nilai probabilitas t 0,813 > 0,05 (α), serta nilai koefisien regersi memiliki nilai positif yaitu 0,029. Hal tersebut berarti bahwa pola penggunaan media tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan kemampuan berdandan. Dengan demikin, maka Ha dalam penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pola penggunaan media terhadap peningkatan kemampuan berdandan ditolak, dan H0 dalam penelitian yang menyebutkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pola penggunaan media terhadap peningkatan kemampuan berdandan diterima.

b. Pengaruh karakteristik pesan terhadap peningkatan kemampuan berdandan

Berdasarkan hasil analisis peneliti menunjukkan bahwa terdapat pengaruh variable karakteristik pesan terhadap peningkatan kemampuan berdandan. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistic uji t untuk variable karakteristik pesan memiliki nilai probabilitas t 0,000 < 0,05 (α), serta nilai koefisien regersi memiliki nilai positif yaitu 0,418. Dengan demikin, maka Ha dalam penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara karakteristik pesan terhadap peningkatan kemampuan berdandan diterima, dan H0 dalam penelitian yang menyebutkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara karakteristik pesan terhadap peningkatan kemampuan berdandan ditolak.

c. Pengaruh kualitas informasi terhadap peningkatan kemampuan berdandan

(20)

Berdasarkan hasil analisis peneliti menunjukkan bahwa terdapat pengaruh variable kualitas informasi terhadap peningkatan kemampuan berdandan. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistic uji t untuk variable kualitas informasi memiliki nilai probabilitas t 0,007 < 0,05 (α), serta nilai koefisien regersi memiliki nilai positif yaitu 0,314. Dengan demikin, maka Ha dalam penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas informasi terhadap peningkatan kemampuan berdandan diterima, dan H0 dalam penelitian yang menyebutkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas informasi terhadap peningkatan kemampuan berdandan ditolak.

d. Pengaruh pola penggunaan media, karakteristik pesan, dan kualitas informasi terhadap peningkatan kemampuan berdandan

Berdasarkan hasil analisis peneliti menunjukkan terdapat pengaruh secara simultan antara variable pola penggunaan media, karakteristik pesan, dan kualitas informasi terhadap variable peningkatan kemampuan berdandan. Hal ini dibuktikan dengan uji F, dari hasil uji F menunjukkan bahwa nilai statistik F hitung 30,921 > 2,722 (F table), serta P value 0,000 < 0,005. Dengan demikin, maka Ha dalam penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pola penggunaan media, karakteristik pesan, dan kualitas informasi terhadap peningkatan kemampuan berdandan diterima, dan H0 dalam penelitian yang menyebutkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pola penggunaan media, karakteristik pesan, dan kualitas informasi terhadap peningkatan kemampuan berdandan ditolak.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable pola penggunaan media (X1) secara parsial tidak berpengaruh terhadap variable peningkatan kemampuan berdandan. Hal ini terbukti dengan hasil analisis uji t untuk variable pola

(21)

koefisien regresi memiliki nilai positif sebesar 0,029; yang artinya setiap kenaikan pola penggunaan media satu satuan maka variable peningkatan kemampuan berdandan akan naik sebesar 0,029.

2. Untuk variable karakteristik pesan (X2) menunjukkan bahwa secara parsial berpengaruh terhadap variable peningkatan kemampuan berdandan. Hasil terbukti berdasarkan uji t yang menghasilkan nilai probabilitas t sebesar 0,000

< 0,05 (α), dan nilai t hitung 4,785 > 1,991 (t-tabel). Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda variable karakteristik pesan mempunyai nilai koefisien regresi tertinggi jika dibandingkan dengan variable independen lainnya yaitu sebesar 0,418; yang membuktikan bahwa variable karakteristik pesan merupakan variable paling dominan yang berpengaruh terhadap variable peningkatan kemampuan berdandan.

3. Hasil analisis menunjukkan bahwa variable kualitas informasi (X3) berpengaruh secara parsial terhadap variable peningkatan kemampuan berdandan, hal ini dibuktikan dengan uji t yang menghasilkan nilai probabilitas

t sebesar 0,007 < 0,005 (α), serta menunjukkan bahwa koefisien regresi dari

kualitas informasi sebesar 0,314; yang mengandung arti bahwa setiap kenaikan kualitas informasi satu satuan maka variabel peningkatan kemampuan berdandan akan naik sebesar 0,314.

4. Hasil analisis menujukkan bahwa secara simultan ketiga variable independen yaitu pola penggunaan media, karakteristi pesan, dan kualitas informasi berpengaruh terhadap variable dependen yaitu peningkatan kemampuan berdadan, hal ini dibuktikan dengan hasil pengolahan uji F (uji simultan yang menunjukkan bahwa nilai F hitung 30,921 > 2,722 (F table), serta P value 0,000 < 0,005.

(22)

Daftar Pustaka

Angkoso, Sutanto P., Rahmanto, Andre N., & Slamet, Yulius. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Pelayanan Bidang Akademik Kepada mahasiswa. Jurnal Manajemen Komunikasi, vol 1, No.2, 234-264. Bandura, Albert. 1977. Social Learning Theory. New Jersey: Prentice Hall Basri, Hasan. 2016. Pengaruh Karakteristik Pesan Kampanye Kesehatan terhadap

Sikap Hidup Sehat Ibu Ibu Anggota posyandu Kota Bandar lampung. Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 02 No 01, 102-113.

David, Eribka Ruthellia., Mariam S., Stefi H. 2017. Pengaruh Konten Vlog dalam Youtube terhadap Pembentukan Sikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi. E-journal “Acta

Diurna”. Vol VI. No. 1.

Elianti, Lita Donna., & V. Indah Sri Pinasti. 2013. Makna penggunaan Make Up Sebagai Identitas Diri (Studi Mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta). Jurnal Pendidikan Sosiologi.

Ena, Ouda Teda. Menggunakan Youtube Sebagai Sumber Belajar Sosiolinguistik Bahasa Inggris.

Faiqah, Fatty., Nadjib., & Amir. 2016. Youtube sebagai Sarana Komunikasi bagi Komunitas Makassarvidgram. Jurnal Komunikasi KAREBA. Vol. 5 No.2. Hajar, Ibnu. 2018. Youtube sebagai Sarana Komunikasi Dakwah di Kota

Makassar. Jurnal Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Vol V, No. 2. 79 – 94.

Haryanto. 2015. Pemanfaatn Media Sosial sebagai Media Komunikasi Komunitas Pustakawan Homogen dalam Rangka Pemanfaatan Bersama Koleksi Antar Perguruan Negeri. Tahun 5, Vol. 5.

Imran, Hasyim Ali. 2013. Pola Penggunaan Media Komunikasi. Jurnal Studi Komunikasi dan Media, Vol 17 No 01, 1-25.

https://www.neliti.com/publications/132895/pola-penggunaan-media-komunikasi

Kemp, Simon. 2020, 18 Februari. Digital 2020: Indonesia. Diakses 13 Juli 2020. https://datareportal.com/reports/digital-2020-indonesia.

Krisdiantoro, Y., Subekti, I., & Prihatiningsih, Y. W. 2018. Pengaruh Kualitas Sistem dan Kualitas Informasi Terhadap Manfaat Bersih Dengan Intensitas Penggunaan Sebagai Variabel Mediasi. Jurnal Akuntansi Aktual, 5 (2), 149-167.

Mulawarman., Aldila Dyas Nurfitri. 2017. Perilaku Pengguna Media Sosial beserta Implikasinya Ditinjau dari Perspektif Psikologi Sosial Terapan. Vol. 25, No 1, 36-44.

Naumann, Felix., Claudia Rolker. 2000. Assessment Methods for Information Quality Criteria.

(23)

Pramiyanti, Alila., Idola Perdini Putri., Reni Nureni. 2014. Motif Remaja dalam Menggunakan Media Baru (Studi pada Remaja di Daerah Sub-Urban Kota Bandung. KomuniTi, Vol. VI, No. 2

Silalahi, U. 2019. Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung : PT Refika Aditama.

Stvilia, B., Gasser, L., Twidale, M. B., dan Smith L. C. 2007. “A Framework for Information Quality Assessment,” Journal of the American Society for

Information Science and Technology, Wiley Inter Science, h. 1720–1733. Sumadiria, A.S. Haris. 2014. Sosiologi Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media.

Tarsono. 2010. Implikasi Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) dari Albert Bandura dalam Bimbingan dan Konseling. Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol III, No. 1: 29-36.

Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi. Jakarta: Indeks. https://apjii.or.id/survei2018 (diakses 10 Juli 2020)

https://www.cnnindonesia.com (diakses 10 Juli 2020)

https://www.Youtube.com/channel/UCJCSL8IJfD4d5nunRrmrT1Q (diakses pada 13 Juli 2020)

Gambar

Tabel 7  Hasil Uji Parsial
Tabel 8  Hasil Uji Simultan

Referensi

Dokumen terkait

Kerusakan ini terjadi pada pertemuan tepi permukaan perkerasan dengan bahu jalan tanah (bahu tidak beraspal) atau juga pada tepi bahu jalan beraspal.. dengan

Berdasarkan latar belakang proyek dan permasalahan yang ditulis oleh penulis, yaitu diperlukan lokasi / tempat yang masih memiliki potensi kualitas udara yang

Diharapkan hakim dalam mengadili kasus kematian akibat minuman keras oplosan tidak hanya terpaku pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana saja, melainkan juga dapat

Contoh penggunaan teknik maserasi dan sokletasi dalam ekstraksi fitokimia telah dilakukan antara lain adalah penelitian yang dilakukan Asih (2009), Isolasi dan Identifikasi

(2008) research which studied about consumers’ confusion effect to their preference and purchase of local and foreign brands and also how brand knowledge took a role as mediator

Guna mendukung dan meningkatkan prestasi dalam kegiatan olahraga khususnya futsal harus diimbangi dengan tersedianya fasilitas pembinaan olahraga yang memadai sesuai

[r]

Pada jenjang Magister (S2), seorang mahasiswa harus menyelesaikan beban studi sekurang-kurangnya 36 (tiga puluh enam) SKS dan sebanyak-banyaknya 50 (lima puluh) SKS yang