• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Kegiatan Bermain Pasir Kinetik untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 6 Mataram Tahun Ajaran 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Kegiatan Bermain Pasir Kinetik untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 6 Mataram Tahun Ajaran 2019"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

62

Pengembangan Kegiatan Bermain Pasir Kinetik untuk Meningkatkan

Kemampuan Motorik Halus pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Aisyiyah

Bustanul Athfal 6 Mataram Tahun Ajaran 2019

Ajeng Tungga Dewi*

1MahasiswaPendidikan Anak Usia Dini FKIP Universitas Mataram, Indonesia *ajengtunggadewi@gmail.com

Informasi Artikel: ABSTRAK Article history

Received: February 22th, 2020

Revised: March 20th, 2020

Accepted: May 18th, 2020

Keywords:

motorik halus, pasir kinetik

Latar belakang penelitian ini adalah kemampuan motorik halus anak yang belum berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan kegiatan bermain pasir kinetik yang tepat untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 6 Mataram tahun 2019/2020. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini menggunakan tiga tahap pengembangan, terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan analisis pengembangan. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun khususnya pada kelompok B yang berjumlah 11 orang diantaranya 3 laki-laki dan 8 perempuan. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Tehnik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan kemampuan motorik halus anak dengan langkah-langkah dalam proses kegiatan bermain pasir kinetik yaitu: memasukan pasir kinetik kedalam cetakan, kemudian menjumput, meremas dan memijit pasir kinetik kedalam cetakan, meratakan pasir menggunakan tangan dan stik es krim, melepaskan pasir kinetik dari cetakan dengan membalikan cetakan dan diangkat perlahan, dan terakhir pada bagian-bagian pasir yang kurang sempurna setelah di cetak maka direstorasi kembali menggunakan jari-jari tangan. Perolehan hasil tahap pengembangan I dengan persentase sebesar 39% kategori “Mulai Berkembang (MB)”, tahap pengembangan II sebesar 64% kategori “Berkembang Sesuai Harapan (BSH)”, dan tahap pengembangan III sebesar 82% kategori “Berkembang Sangat Baik (BSB)”. Berdasarkan hasil persentase pada tiga tahap pengembangan terjadi peningkatan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengembangan kegiatan bermain pasir kinetik dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 6 Mataram Tahun Ajaran 2019/2020

Kata Kunci: Motorik Halus, Pasir Kinetik

1.

PENDAHULUAN

Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan sebelum anak memasuki jenjang sekolah dasar yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pembinaan agar dapat memiliki pertumbuhan dan perkembangan anak untuk mencapai keberhasilan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Sujiono (2008:1) menyatakan bahwa, pada anak usia Taman Kanak-kanak (TK) perkembangan kemampuan anak mulai terlihat. Salah satunya yang berkembang pesat adalah kemampuan fisik atau motoriknya (Maulyda et al., 2020). Proses tumbuh kembang kemampuan motorik anak berhubungan dengan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak perkembangan

(2)

63

kemampuan motorik anak dapat dilihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan permainan yang mereka lakukan.

Pemberian rangsangan melalui Pendidikan Anak Usia Dini perlu diberikan secara komprehensip, dalam makna anak tidak hanya di cerdaskan otaknya akan tetapi cerdas juga dalam aspek lain, karena fakta dilapangan masih banyak individu yang bermasalah di perkembangan motorik halusnya seperti, belum mampu memegang pensil dengan benar, belum mampu memegang gunting, memegang crayon. Hal ini yang sering menimbulkan masalah dan sering menjadikan anak tersebut mendapat hambatan saat menyelesaikan tugasnya (Maulyda et al., 2019). Perkembangan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus yang dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 5-6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis, mewarnai maupun menggambar.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 6 Mataram diperoleh hasil bahwa ada sebagian anak yang perkembangan motorik halusnya belum berkembang. Hal ini terlihat pada saat anak menulis, membuat garis lurus, miring, gelombang, anak belum mampu melakukan dikarenakan kurangnya koordinasi antara mata dan tangan pada anak selain itu juga dapat dilihat dari hasil karya anak, seperti saat kegiatan mewarnai gambar, hasilnya kurang rapi dan keluar garis atau tidak penuh. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya stimulasi yang diberikan oleh guru terutama dalam mengembangkan aspek motorik halus. Upaya untuk mengembangkan kemampuan motorik halus dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui kegiatan bermain pasir kinetik.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Kegiatan Bermain Pasir Kinetik Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 6 Mataram Tahun Pejaran 2019/2020”. Sumantri (2005:143) menyatakan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan. Santrock (2007, 216) menyatakan bahwa keterampilan motorik halus melibatkan gerakan yang diatur secara halus, seperti menggenggam, mengancing baju, atau melakukan apapun yang memerlukan keterampilan tangan yang menunjukkan keterampilan motorik halus pada anak usia 5 tahun, koordinasi motorik halus akan semakin meningkat (Hidayati et al., 2020). Tangan, lengan dan jari semua bergerak bersama dibawah perintah mata, pada anak usia 6 tahun sudah bisa memalu, mengikat tali sepatu, mengelem.

Piaget dalam Mayesty (1990:42) mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri seseorang. Menurut Kurniawan (2017: 1) bahwa pasir kinetik atau pasir ajaib pabrikan adalah pasir kinetik buatan pabrik. Biasanya diimpor dari luar negeri. Pasir kinetik ini berbahan dasar pasir biasa dengan bahan tambahan berupa toxcsynthentic polimer atau polimer buatan. Pasir kinetik atau pasir ajaib adalah mainan yang terbuat dari pasir yang dilapisi dengan senyawa hidrofobik. Struktur pasir kinetik ini lembut, menempel dan lekat satu sama lain tetapi tidak menempel di tangan dan juga alat main atau cetakan seperti pasir pada umumnya. Montolalu (2012: 6.25) menyatakan bahwa, pasir memiliki tekstur yang lain dengan lumpur dan tanah. Pasir juga digemari anak hingga orang dewasa karena pasir sangat bernilai tinggi dalam pendidikan. Kegiatan penelitian pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak, khususnya anak kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfan 6 Mataram. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis yaitu, menjadi salah satu refrensi bagi penuli berikutnya. Secara praktis

(3)

64

bermanfaat bagi guru yaitu, sebagai masukan tentang variasi kegiatan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak, dan bagi pengelola diharapkan dapat dijadikan acuan oleh pengelola untuk disampaikan kepada guru dalam rangka mengembangkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan yang menyenangkan serta diharapkan dapat memperbanyak Alat Main Edukatif (APE) untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar.

2.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Sugiyono (2011:297) mengatakan bahwa penelitian pengembangan adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk menghasilkan produk tersebut dalam penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data

Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal 6 Mataram sebanyak 11 anak terdiri dari 3 laki-laki dan 8 perempuan. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfan 6 Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020. Dengan rincian waktu sebagai berikut : pengembangan I hari senin-selasa, 28-29 Oktober 2019, pengembangan II hari senin-selasa 4-5 November 2019 dan penegmbangan III hari senin-selasa 11-12 November 2019.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode observasi dan dokumentasi. Metode observasi ini digunakan untuk mengamati dan menganalisis dalam pelaksanaan kegiatan bermain pasir kinetik. Metode dokumentasi adalah tehnik pengumpulan data yang berisi tentang daftar dokumen yang akan diteliti. Dokumen berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis. Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah gambar-gambar foto selama kegiatan bermain pasir kinetik yang diambil peneliti (Suharsimi Arikunto, 2006:158).

Analisis data yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun yang dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Melalui analisis deskriptif ini akan dapat dilihat secara jelas pengembangan motorik halus sebagai subjek penelitian, baik pada pengembangan pertama maupun berikutnya. Setelah data-data dalam penelitian terkumpul selanjutnya akan dianalisis. Analisis data harus dilakukan oleh peneliti untuk memaparkan hasil penelitian.

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat peningkatan kemampuan motorik halus anak dari tahap pengembangan I,II,III sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun di TK

Aisyiyah Bustanul Athfal 6 Mataram

No.

Nama Anak

Tahap

Pengembangan I

Tahap

Pengembangan II

Tahap Pengembangan

III

1

AF

37%

67%

57%

2

AM

31%

72%

81%

3

AN

31%

55%

74%

4

BA

37%

67%

81%

(4)

65

5

AS

41%

66%

79%

6

SN

39%

70%

96%

7

SA

47%

71%

88%

8

HH

35%

50%

85%

9

NM

39%

64%

83%

10

NA

39%

64%

84%

11

AQ

46%

63%

85%

Total

39%

64%

82%

Selisih

Tahap Pengembangan I ke II

25%

Tahap Pengembangan II ke III

18%

Tahap Pengembangan Seluruhnya

43%

Berdasarkan tabel hasil peningkatan perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 6 Mataram di atas, dapat dilihat bahwa setiap anak mengalami peningkatan pada setiap tahap pengembangan yang telah dilakukan.Sedangkan secara Klasikal peningkatan kecerdasan kinestetik melalui gerak dan lagu anak usia 5-6 tahun ajaran 2019/2020 dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 1. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Aisyiyah

Bustanul Athfal 6 Mataram

Dari gambar 1 dapat dijelaskan peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan bermain pasir kinetik pada tahap pengembangan I dinyatakan bahwa kegiatan bermain pasir kinetik dapat digolongkan dalam kriteria Mulai Berkembang (MB), hal ini dapat dilihat dari persentase yang didapatkan dengan nilai sebesar 39% dikarenakan pada tahap pengembangan I terdapat 10 anak (91%) mulai berkembang menggunakan otot-otot tangan untuk meraup pasir kinetik menggunakan kedua telapak tangan, sedangkan 1 anak (9%) dapat melakukan sesuai harapan. Pada indikator menggunakan otot-otot pada pergelangan tangannya untuk meraup pasir kinetik dengan satu tangan, terdapat 10 anak (91%) mulai berkembang, sedangkan 1 anak (9%) dapat melakukan sesuai harapan. Pada indikator memasukan pasir kedalan cetakan menggunakan satu tangan terdapat 10 anak (91%) mulai berkembang, sedangkan 1 anak (9%) dapat melakukan sesuai harapan. Pada indikator membuat bentuk buah menggunakan cetakan terdapat 4 anak (36%) belum berkembang, sedangkan 7 anak (63%) mulai berkembang. Pada indikator membuat bentuk kotak menggunakan cetakan terdapat 1 anak (9%) belum berkembang, sedangkan 10 anak (91%)

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Tahap I Tahap II Tahap III

Tahap I Tahap II Tahap III

(5)

66

mulai berkembang. Pada indikator membuat bentuk binatang menggunakan cetakan terdapat 5 anak (45%) belum berkembang, sedangkan 6 anak (55%) mulai berkembang. Pada indikator membentuk gunung dari pasir kinetik menggunakan kedua telapak tangan terdapat 8 anak (73%) belum berkembang, sedangkan 3 anak (27%) mulai berkembang. Pada indikator memdatkan pasir kinetik menggunakan kedua telapak tangan terdapat 8 anak (73%) belum berkembang, sedangkan 3 anak (27%) mulai berkembang. Pada indikator memadatkan pasir kinetik menggunakan kedua telapak tangan terdapat 6 anak (55%) belum berkembang, sedangkan 5 anak (45%) mulai berkembang. Pada indikator memadatkan pasir menggunakan dua tangan terdapat 2 anak (18%) belum berkembang, sedangkan 9 anak (82%) mulai berkembang. Pada indikator memadatkan pasir menggunakan satu tangan terdapat 2 anak (18%) belum berkembang, sedangkan 9 anak (82%) mulai berkembang. Pada indikator meratakan pasir kinetik menggunakan jari tangan terdapat 5 anak (45%) belum berkembang, sedangkan 6 anak (55%) mulai berkembang. Pada indikator meratakan pasir menggunakan stik es krim terdapat 8 anak (73%) belum berkembang, sedangkan 3 anak (27%) mulai berkembang. Pada indikator melepaskan pasir dari cetakan terdapat 1 anak (9%) belum berkembang, sedangkan 10 anak (91%) mulai berkembang. Pada indikator merestorasi hasil cetakan pasir kinetik menggunakan lima jari terdapat 9 anak (82%) belum berkembang, sedangkan 2 anak (18%) mulai berkembang. Pada indikator merestorasi hasil cetakan pasir kinetik menggunakan empat jari terdapat 10 anak (91%) belum berkembang, sedangkan 1 anak (9%) mulai berkembang. Pada indikator merestorasi hasil cetakan pasir kinetik menggunakan tiga jari terdapat 10 anak (91%) belum berkembang, sedangkan 1 anak (9%) mulai berkembang. Pada indikator merestorasi hasil cetakan pasir kinetik menggunakan dua jari terdapat 9 anak (82%) belum berkembang, sedangkan 1 anak (9%) mulai berkembang dan 1 anak (9%) berkembang sesuai harapan. Pada indikator merestorasi hasil cetakan pasir kinetik menggunakan satu jari terdapat 8 anak (73%) belum berkembang, sedangkan 2 anak (18%) mulai berkembang dan 1 anak (9%) berkembang sesuai harapan.

Pada proses kegiatan yang dilakukan pada tahap pengmbangan I sudah berjalan cukup baik, meskipun masih terdapat beberapa anak yang belum mau melakukan kegiatan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Kemampuan motorik halus anak pada tahap I belum mencapai hasil yang diharapkan, sehingga di perlukan pengembangan selanjutnya.

Pada tahap pengembangan II mencapai hasil persentase sebesar 64% kategori “Berkembang Sesuai Harapan (BSH)”. Adapun penjelasan tiap-tiap indikator bahwa pada tahap pengembangan II terdapat 11 orang anak (100%) masuk dalam kategori berkembang sesuai harapan dalam menggunakan otot-otot tangan untuk meraup pasir kinetik menggunakan kedua telapak tangan. Pada indikator anak mampu menggunakan otot-otot pada pergelangan tangannya untuk meraup pasir kinetik dengan satu tangan terdapat 11 anak (100%) sudah berkembang sesuai harapan. Pada indikator anak memasukkan pasir kedalam cetakan menggunakan satu tangan terdapat 11 anak (100%) berkembang sesuai harapan. Pada indikator anak dapat membuat bentuk buah menggunakan cetakan dan indikator anak dapat membuat bentuk kotak menggunakan cetakan sama-sama terdapat 10 anak (91%) berkembang sesuai harapan, sedangkan 1 anak (9%) mulai berkembang. Pada indikator anak dapat membuat bentuk binatang menggunakan cetakan, terdapat 9 anak (82%) berkembang sesuai harapan, sedangkan 2 anak (18%) mulai berkembang. Pada indikator membentuk gunung dari pasir kinetik menggunakan kedua telapak tangan terdapat 9 anak (82%) mulai berkembang, sedangkan 2 anak (18%) berkembang sesuai harapan. Pada indikator anak dapat memadatkan pasir menggunakan kedua telapak tangan terdapat 5 anak (45%) mulai berkembang, sedangkan 6 anak (55%) berkembang sesuai harapan. Pada indikator memadatkan pasir menggunakan satu telapak tangan terdapat 4 anak (36%) mulai berkembang, sedangkan 7 anak (64%) berkembang sesuai harapan. Pada indikator

(6)

67

memadatkan pasir menggunakan dua tangan terdapat 2 anak (18%) mulai berkembang, sedangkan 9 anak (82%) berkembang sesuai harapan. Pada indikator memadatkan pasir menggunakan satu tangan terdapat 11 anak (100%) berkembang sesuai harapan. Pada indikator meratakan pasir kinetik menggunakan jari tangan, terdapat 3 anak (27%) mulai berkembang, sedangkan 8 anak (73%) berkembang sesuai harapan. Pada indikator meratakan pasir kinetik menggunakan stik es krim terdapat 1 anak (9%) belum berkembang, 2 anak (19%) mulai berkembang, sedangkan 8 anak (73%) berkembang sesuai harapan. Pada indikator anak dapat melepaskan pasir dari cetakan terdapat 1 anak (9%) mulai berkembang sedangkan 10 anak (91%) berkmbang sesuai harapan. Pada indikator anak dapat merestorasi hasil cetakan pasir kinetik menggunakan lima jari dan merestorasi hasil cetakan pasir kinetik menggunakan empat jari terdapat 1 anak (9%) belum berkembang, sedangkan 10 anak (91%) mulai berkembang. Pada indikator anak dapat merestorasi hasil cetakan pasir kinetik menggunakan tiga jari terdapat 10 anak (91%) mulai berkembang, sedangkan 1 anak (9%) berkembang sesuai harapan. Pada indikator anak dapat merestorasi hasil cetakan pasir kinetik menggunakan dua jari dan anak dapat merestorasi hasil cetakan pasir kinetik menggunakan satu jari terdapat 6 anak (55%) mulai berkembang, sedangkan 5 anak (45%) berkembang sesuai harapan.

Pada tahap pengmbangan III peningkatan kemampuan motorik halus anak sudah Berkembang Sangat Baik, hal ini disebabkan karena kekurangan-kekurangan pada tahap pengmbangan sebelumnya telah di perbaiki sehingga hasil yang diharapkan bisa diperoleh pada tahap pengmbangan III ini. Adapun kondisi yang mendukung pada kegiatan bermain pasir kinetik ini ialah dengan adanya tambahan alat cetak pasir kinetik dan alat-alat lainnya seperti stik es krim dan penggaris yang mendukung kegiatan anak pada saat bermain, selain itu pada saat melakukan kegiatan anak selalu diberikan semangatdan motivasi oleh guru maupun peneliti sehingga anak menjadi antusias dalam bermain pasir kinetik. hal ini yang menyebabkan pengembangan ini dapat berkembang sangat baik sesuai dengan persentase yang diperoleh tahap pengembanagan ini mencapai 82%.

Berdasarkan uraian di atas, pengembangan kegiatan bermain pasir kinetik dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Bustanul Athfal 6 Mataram tahun ajaran 2019. Hal ini dapat dilihat melalui perbandingan hasil rekapitulasi data capaian pengembangan tahap I yang memperoleh persentasi capaian indikator hanya 39%, dan meningkat pada pengembangan tahap II memperoleh hasil persentasi capaian indikator hingga 64%, sehingga mencapai hasil yang berkembang sangat baik pada pengembangan tahap III yakni 82%.

4.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa 1) Penerapan kegiatan bermain pasir kinetik dapat meningktakan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 6 Mataram. 2) Pengembangan kegiatan bermain pasi kinetik dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun, apabila dilakukan dengan langkah-langkah yang tepat. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, anak memasukan pasir kinetik kedalam cetakan, kemudian anak menjumput, meremas dan memijit pasir kinetik kedalam cetakan, anak meratakan pasir menggunakan tangan dan stik es krim, anak melepaskan pasir kinetik dari cetakan dengan membalikan cetakan dan diangkat perlahan, dan terakhir pada bagian-bagian pasir yang kurang sempurna setelah di cetak maka dapat di restorasi kembali menggunakan jari-jari tangan. 3) Kegiatan bermain pasir kinetik pada tiap-tiap pengembangan dilakukan selama dua hari, dimana pada tahap pengembangan I dilaksanakan pada hari Senin-Selasa, 28-29 Oktober dimana pada tahap pengembangan I

(7)

68

mencapai hasil persentasi sebesar 39% kategori “Mulai Berkembang (MB)”. Pada tahap pengembangan II dilaksanakan pada hari Senin-Selasa, 4-5 November 2019 dimana pada tahap pengembangan II mencapai hasil persentase sebesar 64% kategori “Berkembang Sesuai Harapan (BSH)”. Pada tahap pengembangan III dilaksanakan pada hari Senin-Selasa, 11-12 November 2019 dimana pada tahap pengembangan II mencapai hasil persentase sebesar 82% kategori “Berkembang Sangat Baik (BSB)”. 4) Dengan demikian, dapat dilihat bahwa pada setiap tahap pengembangan terjadi peningkatan persentase perkembangan kemampuan motorik halus yang diperoleh anak. Hal ini dikarenakan pada setiap tahap pengembangan selalu diadakan refleksi pada tahap pengembangan selanjutnya. Oleh karena itu perkembangan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 6 Mataram sudah berkembang sangat baik.

5.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan Tita. 2019. Enam Hal yang Perlu Diketahui Tentang Pasir Kinetik

http://titakurniawan.com/2007/03/07 6-hal-yang-perlu-diketahui-tentang-pasir-kinetik/amp. Diakses 14 Januari 2019

Hidayati, V. R., Wulandari, N. P., Maulyda, M. A., Erfan, M., & Rosyidah, A. N. K. (2020). Literasi Matematika Calon Guru Sekolah Dasar dalam Menyelesaikan Masalah PISA Konten Shape & Space. JPMI: Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif, 3(3), 1–10.

Maulyda, M. A., Hidayati, V. R., Rosyidah, A. N. K., & Nurmawanti, I. (2019). Problem-solving ability of primary school teachers based on Polya’s method in Mataram City. PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika, 14(2), 139–149. https://doi.org/https://doi.org/10.21831/pg.v14i2.28686

Maulyda, M. A., Sukoriyanto, S., Hidayati, V. R., Erfan, M., & Umar, U. (2020). Student Representation in Solving Story Problems Using Polya Steps. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 10(1), 25–34. https://doi.org/10.30998/formatif.v10i1.4629

Montolalu, B.E.F, dkk. 2012. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka

Santrock, Jhon W. 2007. Perkembangan Anak. Edisi XI. Jilid 2. Penerjemah: Rachmawati, M dan Anna Kusuwati. Jakarta: Erlangga.

Sujiono, Bambang, dkk. 2008. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sujionio, Nuraini Yuliani, Bambang Sujiono, 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT. Indeks 2010

Sumantri, 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Dikti.

Gambar

Tabel  1. Hasil Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun di TK  Aisyiyah Bustanul Athfal 6 Mataram
Gambar 1. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Aisyiyah  Bustanul Athfal 6 Mataram

Referensi

Dokumen terkait

Ruang lingkup pengujian sistem deteksi gas hidrogen di IEBE meliputi: pemeriksaan suhu di sekitar sensor dilakukan dengan cara mengukur suhu di dalam sungkup

Penelitian ini terdiri dari satu model kerangka pemikiran yang menjelaskan pengaruh antara variabel bebas yang terdiri dari persepsi harga, aksesibilitas, fasilitas

Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penelitian tentang perbedaan pengaruh ceramah dan pemberian leaflet mengenai pencegahan kanker serviks dan papsmear terhadap

Sehingga dapat disimpulkan bahwa masalah yang timbul di Desa Setia Mekar adalah belum tertibnya administrasi kependudukan yang mengakibatkan kurang efektif dan

250 Rehabilitasi/pemelihar aan jaringan irigasi Jasa Konsultansi Pengawasan 1 paket APBD

456 CIMANUK BATUBANTAR DENI SETIAWAN SE 002 L

[r]

Hal ini turut mendukung uraian sebelumnya yang mengatakan bahwa ketika individu memiliki kesadaran dan pemahaman yang baik terhadap persamaan dan perbedaan dirinya