• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PADA SEKTOR PENDIDIKAN DAN SEKTOR KESEHATAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI SULAWESI SELATAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PADA SEKTOR PENDIDIKAN DAN SEKTOR KESEHATAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI SULAWESI SELATAN SKRIPSI"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

FITRI REGUNA

NIM 105711116816

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

(2)

ii

HALAMAN JUDUL

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PADA

SEKTOR PENDIDIKAN DAN SEKTOR KESEHATAN

TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

PROVINSI SULAWESI SELATAN

Oleh

FITRI REGUNA

NIM 105711116816

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada Program Studi Strata 1 Ekonomi Pembangunan

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

(3)

PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah Fitri Reguna ini kupersembahkan untuk Kedua Orang

Tua, Saudari-Saudari terkasihku Yang senantiasa memberikan limpahan

Do’a, kasih sayang, dukungan dan Motivasi serta Penulis Mengucapkan

Terima kasih Kepada Dosen Pembimbing I Ibu Hj. Naidah dan Dosen

Pembimbing II Ibu Agusdiwana Suarni atas Bimbingan dan Arahannya

yang diberikan kepada Penulis, sehingga Penulis bisa menyelesaikan

Skripsi.

MOTTO HIDUP

Dua Kalimat Yang Ringan Diucapkan Lidah

Berat Dalam Timbangan,

“Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah yang

Maha Agung”.

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah merupakan satu kata yang pantas diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada Hamba-Nya. shalawat serta salam tak lupa penulis kirimkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada hentinya dan tak ternilai manakal penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan Dan Sektor Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 – 2018”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak Usman dan Ibu Hasmi yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, dukungan, kasih saying dan do’a tulus tanpah pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan do’a restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

(8)

viii

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si., Selaku Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si., Selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat di selesaikan.

5. Ibu Agusdiwana Suarni, SE., M.ACC., selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam proses penyusunan skripsi.

6. Bapak/ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah telah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti Kuliah.

7. Para Staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Terima kasih teruntuk Agus Rahmat S.Ak., Muh. Akram Pratama Amir, Mutmainnah, Dhea Meyindra Sari, dan Fitri S.

9. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

(9)

ix

10. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skirpsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, November 2020

(10)

x

ABSTRAK

FITRI REGUNA, 2020. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada sektor Pendidikan dan Sektor Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018, Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh pembimbing I Hj. Naidah, dan Pembimbing II Agusdiwana Suarni.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018. Jenis Penelitian adalah Kuantitatif. jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis data yang digunakan adalah data time series yaitu tahun 2014-2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS 22. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kontribusi pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan sektor kesehatan sebesar 86,0% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Secara parsial pengeluaran pemerintah untuk pendidikan tidak ada pengaruh yang signifikan, dan pada sektor kesehatan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap IPM Provinsi Sulawesi Selatan.

Kata Kunci: Pengeluaran Pemerintah pada sektor Pendidikan, kesehatan, Indeks Pembangunan Manusia.

(11)

xi

ABSTRACK

FITRI REGUNA, 2020. The effect of Government Expenditure In Education And Healt Sectors on The Human Devolopment Index of South Sulawesi Province 2014-2018. Thesis Faculty of Economics and Business Department of Development Economics Muhammadiyah University Makassar. Guided by mentor I Hj. Naidah, and Mentor II Agusdiwana Suarni.

This research purposes to determine the effect of Government Expenditure on the education ad health sectors on the Human development Index (HDI) of south Sulawesi Province in 2014-2018. This Analytical method used is Quantitative, with secondary data published by BPS, the Education and the Health Offices of South Sulawesi Province. The type of data used is time series in 2014-2018. The method used in this study is multiple linear regression analysis with the help of the SPSS 22 program.“The results of this study”showed that the contribution of government spending in the education and health sectors by 86,0% was influenced by other factors not included in the study.“Partially government Expenditure on the education has not significant effect, while the health has not significant to the human development index in South Sulawesi Province.

Keywords: Government Expenditure on Education, Health , Human Development Index (HDI).

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Tinjauan Teori ... 7

B. Tinjauan Empiris ... 14

(13)

xiii

D. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 21

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ... 22

D. Populasi dan Sampel ... 23

E. Teknik Pengumpulan Data ... 24

F. Teknik Analisis ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 28

B. Penyajian Data dan Pembahasan ... 35

1. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia provinsi Sulawesi Selatan ... 35

2. Pengeluaran pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan ... 37

3. Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan ... 38

4. Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan ... 39

C. Analisis Data ... 40

1. Uji Asumsi Klasik ... 40

2. Regresi Linear Berganda ... 45

3. Uji Hipotesis ... 47

(14)

xiv

1. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan di Provinsi Sulawesi Selatan

... 51

2. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan di Provinsi Sulawesi Selatan ... 53

3. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan dan sektor Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan di Provinsi Sulawesi Selatan ... 54

BAB V PENUTUP... 56 A. Kesimpulan ... 56 B. Penutup ... 57 DAFTAR PUSTAKA ... 58 LAMPIRAN ... 59 BIOGRAFI PENULIS ... 76

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Nomor

Tabel 1.1 Data Pertumbuhan Indeks Perkembangan Manusia 2014-2018... 2

Tabel 1.2 Pengeluaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan 2014-2018 ... 4

Tabel 2.1 Nilai Minimun dan Maximun IPM ... 8

Tabel 4.1 Jumlah penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan ... 31

Tabel 4.2 Daftar Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Beserta Periode Jabatanya ...32

Tabel 4.3 Jumlah Fasilitas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan ...33

Tabel 4.4 Jumlah Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan ... 34

Tabel 4.5 Total Pengeluaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan ... 37

Tabel 4.6 Total Realisasi Pengeluaran Pemerintah pada sektor pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan ...38

Tabel 4.7 Total Realisasi Pengeluaran pemerintah Pada Sektor Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan ... 39

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ... 41

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolerasi ... 43

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi ... 44

Tabel 4.11 Hasil Regresi Linear Berganda ... 46

Tabel 4.12 Hasil Uji t ... 48

Tabel 4.13 Hasil Uji F... 50

Tabel 4.14 Hasil Koefisien Determinasi ... 51

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Gambar 2.1 Kerangka konsep ... 19 Gambar 4.1 Peta Sulawesi Selatan ... 28 Gambar 4.2 Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi

Selatan ... 35 Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas ... 42 Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 45

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Peneliti Terdahulu ... 62 2. Data Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan ... 69 3. Data Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan Provinsi Sulawesi

Selatan ... 70 4. Data Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan Provinsi Sulawesi

Selatan ... 70 5. Hasil Uji Output SPSS 22 ... 71 6. Surat Bukti Penelitian ... 75

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesejahteraan warga merupakan tujuan pembangunan dalam negeri. Bercerita tentang kesejahteraan warga pada tingkat wilayah, sudah sepatutnya otonomi wilayah menunjukkan hal yang sama terhadap tingkat daerah. Terdapat banyak dimensi dari tingkatan kesejahteraan warga salah satunya merupakan IPM. IPM merupakan salah satu tolak ukur yang digunakan untuk mencapai keberhasilan suatu pembangunan.

Widodo dkk., 2011.” Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator bagi kemajuan suatu Negara, dikatakan maju bukan saja dihitung dari pendapatan domestik bruto saja tetapi juga mencakup aspek harapan hidup serta pendidikan masyarakatnya”. Hal ini sejalan dengan Paradigma pembangunan yang saat ini sedang mengalami peningkatan, dimana pertumbuhan ekonomi dilihat dari beberapa factor yaitu mulai dari tingkat kualitas hidup penduduk setiap negara, Hal ini dapat dilihat dari tingkat Indeks Pembangunan Manusianya yang diukur dari tingkat Pendidikan, tingkat Kesehatan dan daya beli masyarakat (Mirza, 2012 :1).

Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan adanya sarana publik yang dapat mendorong kedudukan manusia dalam meningkatkan pembangunan. Maka dari itu diharapkan dukungan dan bantuan dari pemerintah daerah untuk mendukung pembangunan manusia, adanya bantuan tersebut akan tercipta masyarakat yang berkarasteristik,

(19)

berpengetahuan serta berkualitas. Dengan terwujudnya hal realisasi tersebut maka dapat menggambarkan kebijakan pemerintah dalam membangun dan mendorong pembangunan masyarakatnya.

(widodo dkk., 2011) Kebijakan Pemerintah dalam pembangunan manusia untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya untuk mencapai hidup layak, maka hal yang perlu diamati adalah pada sektor pendidikan dan sektor kesehatan. Untuk mewujudkan hal itu, Pemerintah mesti memberikan realisasi anggaran yang lebih tinggi maka akan meningkatkan produktifitas masyarakatnya.

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah yang berada di Negara Indonesia dengan Anggaran belanja bagian Pendidikan dan Kesehatan setiap tahunya mengalami peningkatan secara signifikan, bukan hanya itu IPM di Provinsi Sulawesi Selatan juga selalu mengalami peningkatan. Hal ini dapta dilihat melalui table dibawah ini:

Tabel 1.1

Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2014-2018

Tahun Nilai IPM Status

2014 68,49 Sedang

2015 69,15 Sedang

2016 69,76 Sedang

2017 70,34 Tinggi

2018 70,90 Tinggi

Sumber data: Badan Pusat Statistik Sulawesi selatan (2020)

Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sulawesi Selatan terus bertumbuh. Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Pembangunan Manusia, Nilai Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2018 mencapai 70,90.

(20)

3

IPM di Sulawesi Selatan tahun 2018 berstatus tinggi yang telah mengalami perubahan dari status sedang menjadi status tinggi di tahun 2016. Berdasarkan data publikasi BPS, meskipun sejak 5 tahun terakhir dari tahun 2014 sampai 2018 IPM di Sulsel terus meningkat, Namun dilihat dari taraf nasional peningkatan ini belumlah signifikan yang menempatkan posisi IPM Sulawesi Selatan berada pada tingkat Indeks Pembangunan Manusia 14 diantara 33 Provinsi.

Tingkat IPM tersebut masih belum bisa mencapai RPJMD, dimana RPJMD mengharapkan Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018 masuk dalam daftar 10 besar dalam negeri. Rendahnya nilai IPM ditingkat nasional malah terjadi disaat Sulawesi Selatan menggapai perkembangan ekonomi yang lumayan besar di atas perkembangan ekonomi nasional.

Dalam melaksanakan pembangunan daerah dengan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, pemerintah daerah mengalokasikan Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) ke berbagai sektor untuk mendukung perkembangan indeks pembangunan manusia yang direalisasikan dengan belanja daerah salah satunya adalah pada sektor pendidikan dan sektor kesehatan. Dalam Hal ini pengeluaran pemerintah dari sektor pendidikan dan sektor Kesehatan dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 1.2

Total Realisasi Anggaran Pengeluaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan 2014-2018 (Juta Rupiah)

Tahun Total Pegeluaran Pemerintah 2014 5.600,386,775,837,72 2015 6.149,604,542,113,18 2016 6.930,978,668,388,43 2017 8.892,158,631,536,48 2018 9.322,152,987,944,74

(21)

Berdasarkan Tabel 1.2 diatas pegeluaran pemerintah di provinsi Sulawesi selatan pada Tahun 2014 sampai dengan 2018 setiap tahunnya megalami peningkatan. Dimana pengeluaran pemerintah pada Tahun 2014 sekitar Rp.5.600,386,775,837,72 pada tahun 2015 meningkat menjadi Rp. 6.149,604,542,113,18 dan pada Tahun 2016 pengeluaran pemerintah mengalami peningkatan menjadi Rp.6.930,978,668,388,43 Pada Tahun 2017 mencapai sebesar Rp. 8.892,158,631,536,48 dan pada tahun 2018 megalami peningkatan drastis sekitar Rp.9.322,152,987,944,74

Dari beberapa penjelasan dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik mengambil penelitian “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah di

Sektor Pendidikan dan Sektor Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan 2014-2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas maka adapun rumusan masalah yang dapat ditarik adalah:

1. Apakah Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan Berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 – 2018 ?

2. Apakah pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 – 2018 ?

3. Apakah pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan sektor kesehatan berpengaruh secara simultan terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014 – 2018 ?

(22)

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Latar Belakang diatas maka adapun tujuan penelitian yang dapat ditarik adalah:

1. Untuk mengetahui pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014-2018.

2. Untuk mengetahui pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014 – 2018.

3. Untuk mengetahui secara simultan pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan sektor kesehatan berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014 – 2018. D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan serta mengetahui secara praktis bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Selatan 2014 - 2018.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan gambaran serta sebagai referensi selanjutnya khususnya bagi mereka yang ingin memperdalam pengetahuan tentang Indeks Pembangunan Manusia.

(23)

Sebagai bahan masukan dan saran yang berguna bagi perusahaan tentang pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM). c. Bagi Universitas Muhammadiyah

Penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi sebuah karya yang melengkapi pengetahuan dan wawasan yang ada di perpustakaan Universitas Muhamamadiyah Makassar.

(24)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

(Mirza, 2012) “Paradigma pembangunan yang semakin meningkat saat ini adalah pertumbuhan ekonomi yang di ukur dengan pembangunan manusia yang dilihat dengan tingkat kualitas hidup manusia di tiap-tiap negara. Salah satu tolok ukur yang digunakan dalam melihat kualitas hidup manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang diukur melalui kualitas tingkat pendidikan, kesehatan dan ekonomi (daya beli). Melalui peningkatan ketiga indikator tersebut diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas hidup manusia”.

Dengan berlandaskan beberapa bagian Indeks pembangunan manusia digambarkan dengan empat bagian yaitu pada bidang pendidikan terdapat rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf, bidang kesehatan terdapat bagian angka harapan hidup, dan pendapatan perkapita diukur dengan daya beli masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada table 2.1

Tabel 2.1

Nilai Minimun dan Maximum IPM

Indikator Satuan Minimum Maksimum

UNDP BPS UNDP BPS Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 20 20 82 85 Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 0 0 18 18 Rat-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 0 0 15 15 Pengeluaran Per kapita disesuaikan 100 (US) 1.007.483 (Rp) 107.721 (PPP US) 26.572.35 2 (Rp)

(25)

Badan Pusat Statistik (BPS) “Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, bukan hanya alat dari pembangunan”.

Nilai Indeks Pembangunan Manusia suatu daerah menunjukkan seberapa besar daerah tersebut mampu mencapai persentase yang telah ditentukan dengan penentuan maksimum angka harapan hidup (AHH) selama 85 tahun, Harapan Lama Sekolah (HLS) selama 18 tahun, Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) selama umur 15 tahun atau 15 tahun keatas untuk menempuh pendidikan formal dan pengeluaran per kapita di sesuaikan.

Jika nilai IPM suatu daerah mendekati angka seratus persen, maka daerah tersebut tergolong dalam status IPM yang sangat tinggi dan mampu mencapai tujuan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu meningkatkan perekonomian di daerah tersebut.

Dalam meningkatkan perekonomian sumber daya manusia pemerintah mesti memberikan upah atau gaji yang sesuai dengan kemampuan atau keahlian masyarakat, standar pengupahan itu perlu diteliti secara objektif atas ketentuan yang berlaku dalam ekonomi islam agar supaya masyarakat mampu meningkatkan produktifitas kerjanya. Dengan meningkatkan produktifitas kerja masyarakat maka akan mampu mendorong untuk meningkatkan daya beli masyarakat sehingga kehidupan layak bagi masyarakat akan terpenuhi (Suarni, A. dan Suandi, E. 2020). 2. Pengeluaran pemerintah

Teori Pengeluaran Pemerintah menurut Sadono Sukirno (2000) “Pengeluaran Pemerintah (goverment expenditure) adalah bagian dari kebijakan fiskal yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk nasional dan

(26)

9

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah atau regional. Tujuan dari kebijakan fiskal ini dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output, maupun kesempatan kerja dan memacu atau mendorong pertumbuhan ekonomi”.

Belanja daerah pada sektor pendidikan merupakan belanja pemerintah yang paling umum dalam pembangunan masyarakat. Karena Pendidikan merupakan salah faktor yang begitu penting untuk mencapai kemampuan yang mendasar bagi kehidupan masyarakat. Pendidikan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mendorong kinerja suatu negara dalam menghadapi zaman yang semakin canggih terutama untuk negara berkembang yaitu Negara Indonesia.

Kontribusi dana pemerintah pada sektor kesehatan yang berbentuk alokasi anggaran untuk mendukung penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pada sektor kesehatan, pemerintah mendirikan fasilitas kesehatan guna untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapat akses pelayanan kesehatan. Adanya Kemudahan dalam mengakses Kesehatan akan memenuhi hak masyarakat sehingga kehidupan masyarakat dapat meningkat.

Dengan memaksimalkan belanja pemerintah dalam hal ini utamanya belanja pada sektor Pendidikan dan sektor kesehatan, maka akan menciptakan kualitas Pendidikan dan kesehatan yang berkembang sehingga akan mudah mencapai produktivitas yang baik, dalam mewujudkan hal tersebut pemerintah perlu adanya sistem yang mampu memprediksi keadaan yang akan mendatang yaitu dengan mengunakan sistem Akuntansi Manajerial.

Akuntansi Manajerial sering digunakan sebagai alat perencanaan. Dengan berdasar pada laporan keuangan ditambah dengan beberapa

(27)

asumsi dan informasi yang bisa digunakan untuk memprediksi keadaan yang akan datang maka laporan akuntansi manajerial dapat digunakan sebagai pemandu untuk merencanakan capaian di masa mendatang. Dalam mendukung berjalanya Akuntansi Manajerial dibutuhkan empat fungsi manajemen yang terdapata didalamnya yaitu POAC (Planning, Organizing, actuating, controlling) namun pada hakekatnya akuntansi manajerial sering digunakan pada saat perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan (Agusdiwana Suarni, dkk., 2017:11).

3. Pengeluaran Pemerintah pada sektor Pendidikan dan Sektor Kesehatan.

Wahid, (2012) “Investasi dalam hal pendidikan mutlak dibutuhkan maka pemerintah harus dapat membangun suatu sarana dan sistem pendidikan yang baik. Alokasi anggaran pengeluaran pemerintah terhadap pendidikan merupakan wujud nyata dari investasi untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. Pengeluaran pembangunan pada sektor pembangunan dapat dialokasikan untuk penyediaan infrastruktur pendidikan dan menyelenggarakan pelayanan pendidikan kepada seluruh penduduk Indonesia secara merata. Anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN merupakan wujud realisasi pemerintah untuk meningkatkan pendidikan”.

(Meier, dalam Winarti, 2014: 41) pada sektor pendidiikan belanja pemerintah sangat berdampak pada perkembangan pendidikan dimana dengan adanya perkembangan disektor pendidikan maka akan meningkat pula jumlah siswa-siswi yang mampu menyelesaikan pendidikannya hingga ke perguruan tinggi. Dalam hal ini, semakin tinggi ilmu pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh masyarakat, maka semakin mudah pula untuk setiap individu untuk mendapatkan tingkat kesejahteraan dalam hidup. Suatu bangsa harus meningkatkan investasi bidang pendidikan dan kesehatan untuk mencapai pembangunan.

(28)

11

Kuncoro (2013) “Pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan”.

Menurut Tjiptoherijanto, dalam Astri (2013) melihat kualitas manusia dari sisi kesehatan dimana kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sumber daya manusia, dengan kata lain aspek kesehatan turut mempengaruhi kualitas manusia. Kekurangan kalori, gizi, ataupun rendahnya derajat kesehatan bagi penduduk akan menghasilkan kualitas manusia yang rendah dengan tingkat mental yang terbelakang.

(Anurogo, D. dan Suarni, A. 2018) menyusun program yang bertajuk MELINESIA. MELINESIA merupakan program yang terdiri dari 4-s yaitu sehat jasmani, sehat ekonomi, dan sehat literasi. Program ini bertujuan untuk memberdayakan semua elemen masyarakat, menciptakan generasi yang berkemajuan, serta meningkatkan derajat kesehatan kesejahteraan masyarakat, menciptakan masyarakata yang mandiri, sehat dan unggul, baik dari aspek jasmani, ekonomi, maupun literasi.

Todaro & Smith, (2003) “bahwa pengeluaran pemerintah pada sektor anggaran kesehatan yang di keluarkan untuk memenuhi salah satu hak dasar untuk memperoleh pelayanan kesehatan berupa fasilitas dan pelayanan kesehatan merupakan prasyarat bagi peningkatan produktivitas masayrakat”.

Rumate (2015) Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan, Undang-undang di Indonesia yang mengatur mengenai anggaran kesehatan adalah UU No 36 tahun 2009 yang menyebutkan bahwa besar anggaran kesehatan pemerintah pusat dialokasikan minimal 5 persen dari APBN di luar gaji, sementara besar anggaran kesehatan pemerintah

(29)

daerah provinsi dan Kabupaten/Kota dialokasikan minimal 10 persen dari APBD di luar gaji.

Menurut Mahmudi (2007) pelayanan publik merupakan segala aktivitas pelayanan yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik untuk upaya pemenuhan kebutuhan publik dan aplikasi kententuan peraturan perundang-undangan.

4. Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan dan Sektor Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

a. Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan Terhadap IPM Menurut Hasibuan untuk meningkatkan suatu pencapaian, khususnya peningkatan pencapaian pada masyarakat maka dilakukan peningakatan investasi pada sektor pendidikan, sehingga tercipta kestabilan yang sesuai baik investasi bagi sumber daya manusia dan investasi untuk modl fisik.

Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan akan memberikan efek pada pertumbuhan pendidikan yaitu dengan meningkatnya jumlah murid yang dapat menyelesaikan sekolahnya hingga kejenjang yang tinggi. semakin besar taraf pengetahuan serta keahlian yang dimilki oleh masyarakaat, maka akan memudahkan untuk tiap orang bekerja, menguasai, mewujudkan serta memperoleh hasil pada tingkat kemajuaan teknologi yang mendukung perokonomian serta hidup bangsa. Sesuatu bangsa layak meningkatkan investasi untuk pembelajaran dan kesehatan supaya sanggup menggapai pembangunan yang baik.

(30)

13

Belanja pemerintah untuk Pendidikan diharapkan sanggup tingkatkan warga pada akses pembelajaran yang baik, dengan harapan sanggup mendorong mutu pembelajaran yang menjadi modal dalam kegiatan pembangunan ekonomi, sehingga lebih berwawasan, berpengalaman serta sanggup bersaing untuk mencapai tingkat ekonomi yang normal serta kokoh

b. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Kesehatan Terhadap IPM

Kesehatan Merupakan hal mendasar bagi kebutuhan masyarakat, oleh sebab itu, kesehatan adalah hak bagi setiap masyarakat sesuai dengan UUD 1945 pasal 28 ayat 1 dan UUD Nomor 23 tahun 1945 tentang hak setiap masyarakat untuk mendapatkan kesehatan yang layak.

Todaro dan Smith :110 “menyatakan Pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan yang dikeluarkan untuk memenuhi salah satu hak dasar untuk memperoleh pelayanan kesehatan berupa fasilitas dan pelayanan kesehatan merupakan persyaratan bagi peningkatan produktivitas masyarakat. Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan, yang diatur oleh UUD Nomor 36 Tahun 1945 tentang anggaran kesehatan yang berbunyi bahwa anggaran pemerintah sebesar 5% dialokasikan dari APBN diluar gaji, dan 10% dari tingkat daerah atau APBD diluar gaji”.

Pada pemaparan tersebut diatas khusunya pada sektor pendidikan dan sektor kesehatan sebaiknya pemerintah pusat dan daerah memusatkan sarana pendidikan dan kesehatan agar mendorong tercipta hidup masyarakat yang sejahtera. Pendidikan dan Kesehatan merupakan hal penting dalam pembangunan dan kemajuan negara ini.

(31)

B. Tinjauan Empiris

Beberapa penelitiaan terdahulu dijadikan pedoman atau landasan dalam penelitian ini. Pemilihan penelitian terdahulu didasari dengan kesamaan antara varibael terikat (dependen) dan variable bebas

(independen). hal yang menjadi acuan penelitian terdahulu ialah, tujuan penelitian, metode penelitian dan hasil penelitian.

T. Zulham, Muliza, Chenny Seftarita (2015) melakukan penelitian tentang indeks pembangunan manusia dengan menggunakan metode penelitian analisis regresi data panel, Adapun hasil penelitiannya variabel pendidikan (X1) dan kesehatan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. Sedangkan variabel kemiskinan (X3) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia, PDRB (X4) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia.

Bita Lailatul Yusnita, Moh. khusaini (2018) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Belanja Pendidikan, Kesehatan, Insfrastruktur serta Tingkat Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kalimantan Barat. Hasil Penelitiannya menunjukkan bahwa Belanja pendidikan, kesehatan berpengaruh positif dan signifikan sedangkan infrastruktur berpengaruh namun tidak signifikan selanjutnya kemiskinan berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel IPM.

Wensy Rompas, Masinambow Vecky, Laisina Chliff. (2015) Dengan Penelitian yang berjudul Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Sektor Kesehatan Terhadap Pdrb Melalui Indeks Pembangunan Manusia Di Sulawesi Utara Tahun 2002-2013. Dengan Hasil

(32)

15

Penelitian Pengeluaran pemerintah di Sektor pendidikan memiliki pengaruh terhadap indeks pembangunan manusia sedangkan di sektor kesehatan tidak memiliki pengaruh. Berdasarkan pengaruh pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan ke pertumbuhan ekonomi melalui indeks pembangunan manusia bersifat positif. Sedangkan di sektor kesehatan bersifat negatif.

Alison Jeacline Lawrence Heka, agnes Lapian dan Imelda Lajuck (2017. Memperoleh hasil penelitian bahwa secara parsial Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan dan Pendidikan, memilik pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sulawesi Utara. Namun, secara simultan tidak terdapat pengaruh.

Sal Diba Susen Pake, George M.V. Kawung dan Antonius Y. Luntungan (2018) menemukan hasil penelitian yaitu secara Simultan pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan bertanda positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Rahmita Handayani (2015) Analisis Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Riau, menunjukkan hasil bahwa pegeluaran pemerintah disektor pendidikan di Provinsi Riau bernilai positif tetapi tidak signifikan dan pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan tehadap indeks pembangunan manusia bernilai positif dan berpengaruh secara signifikan. sedangkan pegeluaran pemerintah Provinsi Riau di sektor kesehatan bernilai positif dan signifikan, sedangkan pengeluaran pemerintah di sektor kesehatan tehadap indeks pembangunan manusia bernilai negatif dan berpengaruh secara signifikan.

(33)

Septiana M.M. Sanggelorang, Vekie A. Rumate dan Hanly F.DJ. Siwu (2015) meyimpulkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan berpengaruh positif, Dan variabel pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan berpengaruh negatif dan secara statistik tidak berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di Sulawesi Utara.

Agus H Fahmi (2016) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Papua Tahun 2011-2015. Menggunakan Data Sekunder dan menyimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM adalah pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan PDRB, variabel rasio ketergantungan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap IPM. Sedangkan pengeluaran pemerintah untuk sektor kesehatan tidak berpengaruh terhadap IPM.

Rosnani Siregar, Hamni Fadilah Nasution dan Siti Fatimah Tanjung (2018) judul penelitian Pengaruh pegeluaran pemerintah disektor kesehatan dan pendidikan tehadap indeks pembangunan manusia di Sumatera Utara. metode yang digunakan adalah menggunakan rumus regresi linier berganda. dan memperoleh kesimpulan bahwa pengeluaran pemerintah disektor kesehatan berpengaruh secara parsial terhadap indeks pembangunan manusia, sedangkan pengeluaran pemerintah disektor pendidikan tidak berpengaruh secara parsial tehadap indeks pembangunan manusia di Sumatera Utara.

Sugiarto A. santoso, Abu Bakar Hamzah dan Mohd. Nur Syechalad (2013) megambil judul penelitian Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah

(34)

17

Kabupaten/Kota Sektor Kesehatan Dan Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Aceh. Metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan hasil yang diperoleh meunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah kabupaten/kota pada sektor kesehatan dan pendidikan di Provinsi Aceh berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia di masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Aceh. dan Pengaruh pengeluaran pemerintah disektor pendidikan dan sektor kesehatan berpangaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM)”. C. Kerangka Konsep

Pembangunan Manusia Merupakan model pembangunan yang menurut

United Nations Development Programme (UNDP) ditunjukkan untuk memperluas pilihan-pilihan yang dapat ditumbuhkan melalui upaya pemberdayaan penduduk. walaupun pada dasarnya, pilihan tersebut tidak terbatas dan terus berubah, melalui upaya yang menitikberatkan pada peningkatan kemampuan dasar manusia yaitu meningkatkan derajat kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan agar dapat digunakan untuk memepertinggi partisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif, social budaya, dan politik (BPS,2017).

Pengeluaran Pemerintah menurut Sadono Sukirno (2000) “Pengeluaran Pemerintah (goverment expenditure) adalah bagian dari kebijakan fiskal yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah atau regional. Tujuan dari kebijakan fiskal ini dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output, maupun kesempatan kerja dan memacu atau mendorong pertumbuhan ekonomi”.

Menurut Todaro & Smith, (2003) mengatakan pengeluaran pemerintah pada sektor anggaran kesehatan yang dialokasikan untuk memenuhi salah

(35)

satu hak dasar untuk memperoleh pelayanan kesehatan berupa fasilitas dan pelayanan kesehatan merupakan prasyarat bagi upaya dalam meningkatkan produktivitas masayrakat.

Berdasarkan teori dan penelitian empiris yang telah dikemukakan di atas, maka untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia, dapat dikemukakan pada kerangka berpikir yang dirumuskan seperti dalam gambar 2.1.

Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 2.1 Kerangka Konsep Pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan (𝑋1)  Rata-rata Lama Sekolah  Harapan Lama Sekolah Pengeluaran pemerintah pada Sektor Kesehatan (𝑋2)  Angka Harapan Hidup Indeks Pembangunan Manusia (Y)  Angka Harapan Hidup  Rata-rata Lama Sekolah  Harapan Lama Sekolah  Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan

(36)

19

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut maka hipotesis yang akan di duga adalah:

1. Diduga bahwa pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi” Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018.

2. Diduga bahwa pengeluaran pemerintah pada Sektor Kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi” Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018.

3. Diduga bahwa pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan sektor Kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi” Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018

(37)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

(Sugiyono,2008) Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif. Penelitian Kuantitatif adalah metode pendekatan ilmiah yang memandang suatu realitas itu dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati dan terukur, hubungan variabelnya bersifat sebab akibat dimana data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistic.

(Sugiyono, 2012) Penelitian kuantitatif juga merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat untuk mengetahui retribusi yang di timbulkan antara variabel realisasi untuk sektor Pendidikan dan realisasi untuk sektor Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, dengan pengambilan data dari halaman website Badan Pusat Statistik (bps), Sulawesi Selatan. yang sangat cukup lengkap di dapatkan datanya. Untuk

(38)

21

pengambilan data penelitian. Waktu penelitian dari bulan Juli sampai Agustus 2020.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Definisi Operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam definisi konsep) tersebut secara operasional, secara praktik, secara nyata dalam lingkup objek penelitian/objek yang diteliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. a. Variabel Bebas (Independent Variable)

1) Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan

Dalam perhitungan IPM, Dimensi Pendidikan merupakan agregasi dari Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dengan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka harapan lama sekolah menghitung pendidikan dari usia 7 tahun keatas, sedangkan rata-rata lama sekolah menghitung dari usia 25 tahun keatas.

2) Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan

Dimensi kesehatan diukur dari Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan indikator yang dapat mencerminkan kualitas hidup suatu wilayah, baik dari sarana dan prasarana, akses, hingga kualitas kesehatan.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian yaitu Indeks Pembangunan Manusia. Dimana Indeks Pembangunan Manusia merupakan ukuran capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Indeks Pembangunan Manusia dihitung dari 4 komponen dasar yaitu AHH (angka harapan hidup) untuk sektor kesehatan, angka melek huruf dan

(39)

rata-rata lama sekolah untuk pendidikan, daya beli masyarakat untuk pengeluaran perkapita.

c. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan oleh peneliti untuk menghitung dan mengetahui bagaimana pengaruh Pengeluaran Pemerintah di sektor Pendidikan dan Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis).

(Riduwan dan Kuncoro.2007.pp2-3) Path Analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh lansung maupun tidak lansung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel (endogen).

D. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2011) pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas subjek/objek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian pupolasi tersebut maka yang menjadi Populasi dalam penelitian ini adalah data pendidikan dan data kesehatan serta data indeks pembangunan manusia (IPM).

Menurut Sumarni (2013:51) Sampel merupakan suatu bagian dari populasi. Hal ini mencakup sejumlahh anggota yang dipilih dari populasi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil semua populasi yaitu data pendidikan, data kesehatan, dan data indeks pembangunan manusia (IPM) di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2014-2018 untuk dijadikan sampel. jadi sampel dalam penelitian ini selama lima tahun terakhir yaitu 2014-2018.

(40)

23

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, karena dapat digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara penulis mengakses website Badan Pusat Statistik Sulawesi selatan, setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan kemudian data tersebut akan diolah dan digunakan sebagai bahan analisis untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan.

Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara mengakses website Badan Pusat Statistik Sulawesi selatan yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengunduh dan mengambil beberapa hasil dari laporan-laporan Indeks Pembangunan Manusia, Data statistik Kesejahteraan, dan indikator pertumbuhan ekonomi di Sulawesi selatan, laporan data dari jenjang waktu periode tahun 2014 -2018.

F. Teknik Analisis

Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan Teknik penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis yaitu dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan menggunakan penelitian studi kasus yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, lalu menyajikan data observasi supaya pihak lain dapat dengan mudah memperoleh gambaran tentang objek dari penelitian tersebut.

1. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik merupakan alat yang dipakai untuk mengetahui apakah dalam penelitian terdapat masalah dalam data regresi. Analisis

(41)

regresi dapat dilakukan apabila data regresi lulus uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik terbagi empat yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji data variabel bebas maupun variabel terikat apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau tidaknya data. Adapun Metode yang digunakan adalah Kolmogrov-smirnov dengan tingkat signifikansi 0,05. Jika Signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi Normal dan Jika Signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolineritas

Uji Multikorelasi digunakan bertujuan untuk mengetahui apakah dalam penelitian terjadi masalah diantara variabel bebas dan variabel terikat dengan melihat nilai Tolerance dan nilai VIF (Variance inflation faktor). Dimana variabel dikatakan mempunyai masalah multikorelasi apabila nilai Tolerance < 0,01 atau nilai VIF > 10.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam penelitian regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode sebelumnya (t-1). Uji autokorelasi digunakan bagi penelitian yang menggunakan data time series denga metode uji run test.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dan residul. Hal ini dapat dilihat melalui penyebaran titik-titik sampel yang tidak

(42)

25

membentuk pola, titik-titik yang kadang keatas, kebawah, menyempit dan melebar yang tak berpola.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda digunakan untuk menguji lebih dari satu variabel penelitian. dalam penelitian menggunakan uji analisis regresi linear berganda karna penelitian lebih dari satu variabel. Adapun persamaan linear berganda yaitu:

Y = α + 1 1 + 2 2 + e Dimana:

Y = Indeks Pembangunan Manusia

1 2 = Koefisien Regresi

1 = Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan 2 = Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan

e = Standar Eror

3. Uji Hipotesis a. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel idependen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dari suatu persamaan regresi dengan menggunakan hipotesis statistik. Nilai f hitung dirumuskan sebagai berikut:

F = 1 1 Keterangan: 2 = Korelasi = Variabel independent = jumlah sampel

(43)

Dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari nilai peluang yang diperoleh dari outpot pengolahan.

1) Jika Probabilitas < 0,05 maka ”ditolak dan 1 diterima

(signifikan).

2) Jika probabilitas > 0,05 maka “diterima dan 1 ditolak (tidak signifikan).

Adapun syarat pengambilan kesimpulan pada uji F yaitu : 1) Jika > maka ditolak dan 1 diterima (signifikan) 2) Jika < maka diterima dan 1 ditolak (tidak

Signifikan) b. Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial digunakan bertujuan untuk mengetahui pengaruh setiap variabel. menguji antara variabel 1 yaitu pengeluaraan pemerintah pada sektor pendidikan terhadap variabel (Y) yaitu indeks pembangunan manusia, dan variabel 2 yaitu pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan terhadap variabel (Y) indeks pembangunan manusia.

Adapun pengambilan keputusan uji parsial (uji t) dengan syarat sebagai berikut :

1) Jika nilai sig. > 0,05, dan > maka Hipotesis ditolak atau tidak ada pengaruh signifikan.

2) Jika nilai sig. < 0,05, dan < maka Hipotesis diterima atau ada pengaruh signifikan.

(44)

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Selatan

Provinsi Sulawesi Selatan (disingkat Sulsel) Merupakan salah satu Provinsi dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia yang terletak dibagian selatan, Ibu kotanya adalah Makassar. Provinsi Sulsel yang beribu kota Makassar adalah daerah yang mudah dijangkau, karena Kota Makassar berada diantara kepulauan Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari keadaan ekonomi daerah yang mempunyai daya Tarik tersendiri, salah satunya ialah Selat Makassar merupakan sarana jalur perairan internasional dan Kota Makassar telah diresmikan menjadi Kawasan Timur Indonesia.

(45)

Secara geografis Letak Daerah Sulsel 0°12’ - 8’ Lintang Selatan dan 116°48’ - 122°36’ Bujur Timur. bagian utara Provinsi Sulsel berbatasan dengan Sulawesi Barat, bagian timur berbatasan dengan Sulawesi Tenggara, bagian Barat Selat Makassar dan bagian selatan Laut Flores.

Luas Daerah Sulawesi Selatan 46.717,48 2 dengan Jumlah

angka Penduduk Tahun 2019 -+ 8.771,970 Jiwa, Kepadatan Penduduk 191,68 Jiwa/ 2 yang menyebar di 24 Kab. / Kota yaitu 21 kabupaten serta 3 kotamadya, 304 kecamatan, dan 2.953 desa/kelurahan, yang terdiri dari 4 suku wilayah yaitu suku Bugis, Makassar, Mandar serta Toraja.

2. Topografi.

Provinsi Sulawesi Selatan memiliki topografi yang bermacam-macam, dari dataran, laut/pantai sampai wilayaah pegunungan dan perbukitan. Provinsi Sulawesi Selatan memiliki 67 aliran sungai, yang terletak di Kabupaten Luwu dengan 25 aliran sungai. Adapun sungai yang terpanjang di wilayah ini adalah sungai saddang dengan Panjang sekitar 150 2 dengan melewati 3 kabupaten yaitu kabupten Tanah Toraja, Enrekang serta Pinrang. Tidak hanya itu wilayah Sulawesi selatan juga memiliki Danau. Letak danau tersebut tersebut tersebar di 3 kabupaten.

Selain itu, Provinsi Sulawesi Selatan juga mempunyai daerah pegunungan yang terdiri dari 7 gunung, dimana gunung tertinggi berada di Gunung Rantemario dengan ketinggian 3.470 m di atas permukaan laut. Gunung ini terletak diantara perbatasan Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Luwu. Gunung Lomppobattang dengan ketinggian 2.871 mdpl

(46)

29

meliputi kabupaten Gowa, Bantaeng, Sinjai dan Bulukumba. Gunung Bukit Rantai Kombala dengan ketinggian 3.103 mdpl, Gunung kambuno dengan ketinggian 2.900 mdpl dan Gunung Balease dengan ketinggian 3.016 mdpl. Ketiga gunung tersebut terletak di kabupaten Luwu. Gunung Latimojong dengan Ketinggian 3.305 mdpl meliputi Kabupaten Enrekang, Sidrap dan Luwu. Gunung Bawakaraeng dengan ketinggian 2.839 mdpl merupakan gunung yang terakhir yang masuk kedalam 7 gunung tertinggi di Sulawesi Selatan Meliputi Kabupaten Gowa dan Sinjai.

(Zain, 2015) Pegunungan bagian Utara dan Selatan dipisahkan oleh depresi Tempe yang dahulunya adalah sebuah selat laut dan dipisahkan juga oleh datran rendah yang memajang dari arah Timur kea rah Barat Sulawesi Selatan dengan Ketinggian antara 0 sampai dengan 400 mdpl. Bagian Selatan terpisah menjadi 2 rangkaian pegunungan yaitu Barat (Westren Divide Range) dan Timur (Eastren Divide Range)

oleh lembah Walanea. 3. Penduduk

Jumlah penduduk Sulawesi Selatan tahun 2020 mencapai sekitar 8.928,0 ribu jiwa, sedangkan pada tahun 2019 mencapai sekitar 8,851,2 rubu jiwa, yang terdiri dari 4.524,8 ribu perempuan dan 4.326,4 ribu laki-laki.

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019

No. Kabupaten/Kota Jumlah Rasio

Kelamin

1 Kabupaten Selayar 135,6 93,2

2 Bulukumba 420,6 89,5

(47)

4 Jeneponto 363,8 93,3 5 Takalar 298,7 92,7 6 Gowa 772,7 97,0 7 Sinjai 244,1 93,9 8 Maros 353,5 95,8 9 Pangkep 335,5 94,1 10 Barru 174,3 92,7 11 Bone 758,6 91,8 12 Soppeng 227,0 89,1 13 Wajo 397,8 92,1 14 Sidrap 302,0 96,4 15 Pinrang 377,1 94,4 16 Enrekang 206,4 100,8 17 Luwu 362,0 96,1 18 Tana Toraja 234,0 101,9 19 Luwu Utara 312,9 100,6 20 Luwu Timur 299,7 105,7 21 Toraja Utara 231,2 100,2 22 Kota Makassar 1.526,7 98,1 23 Kota Pare-pare 145,2 96,8 24 Palopo 184,6 94,3 Sulawesi Selatan 8.851,2 95,6

sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan (2020)

4. Sarana dan Prasarana Provinsi Sulawesi Selatan a. Fasilitas Pendidikan

Dalam mengukur tingkat kemampuan sesorang sangat ditentukan dari kualitas SDM (sumber daya manusia) yang terampil, unggul serta terpercaya dan perilaku yang produktif. Berlandaskan pada data Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian Dan Pengembangan Daerah (Bappelitbanda) jumlah fasilitas pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan tahun terdapat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3

Jumlah Fasilitas Pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan

Kab/Kota TK SD SMP SMU SMK PT Total

(48)

31 Bulukumba 37 349 67 19 17 5 494 Bantaeng 11 140 31 5 10 0 197 Jeneponto 25 287 70 22 19 5 428 Takalar 26 236 44 21 11 2 340 Gowa 20 407 103 40 14 6 590 Sinjai 31 242 38 17 8 5 341 Maros 21 258 65 27 19 7 397 Pangkajene dan Kepulauan 11 296 79 24 11 4 425 Barru 12 197 38 9 6 4 266 Bone 60 675 117 35 21 10 918 Soppeng 7 256 38 12 12 7 332 Wajo 37 398 71 17 10 11 544 Sindereng Rappang 27 233 50 17 7 6 340 Pinrang 50 321 52 16 16 7 462 Enrekang 44 214 44 18 7 2 329 Luwu 37 260 92 22 25 2 438 Tana Toraja 6 219 82 22 28 7 364 Luwu Utara 23 246 69 19 8 1 366 Luwu Timur 10 152 39 20 4 2 227 Toraja Utara 0 186 69 14 22 5 296 Makassar 96 475 185 124 91 108 1.079 Parepare 14 90 24 9 14 6 157 Palopo 5 75 21 14 18 14 147 Sulawesi Selatan 631 6.350 1.537 551 405 226 1.820.887

sumber : Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan (2020)

b. Fasilitas Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan kesejahteraan, maka pemerintah provinsi Sulawesi selatan terus melakukan peningkatkan fasilitas serta peningkatan pelayanan dalam upaya melakukan pembangunan sarana dan prasarana diantaranya yaitu Rumah Sakit (RS), Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas Keliling, serta Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Tabel 4.4

Jumlah Fasilitas Kesehatan di Provinsi Sulawesi Selatan

Kab/Kota Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Posyandu Kepulauan Selayar 1 14 66 13 34

(49)

Bulukumba 2 20 59 19 136 Bantaeng 1 13 4 12 67 Jeneponto 1 18 55 18 113 Takalar 2 15 50 15 100 Gowa 2 25 115 25 159 Sinjai 1 16 62 16 80 Maros 2 14 26 14 79 Pangkep 3 23 60 12 85 Barru 1 12 33 6 55 Bone 4 38 75 38 374 Soppeng 1 17 44 17 68 Wajo 2 23 54 23 168 Sindereng Rappang 3 14 42 12 105 Pinrang 4 16 47 16 108 Enrekang 2 13 67 13 129 Luwu 3 21 108 22 227 Tana Toraja 3 21 31 16 159 Luwu Utara 2 14 62 12 165 Luwu Timur 1 15 60 20 127 Toraja Utara 2 25 28 14 117 Makassar 50 43 37 32 143 Parepare 5 6 19 6 22 Palopo 8 12 22 12 48 Sulawesi Selatan 106 448 1.226 403 2.868

Sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan (2020)

B. Penyajian Data

Peneltian ini melakukan analisis pengujian tentang Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan Dan Sektor Kesehatan Terhadap IPM Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam penelitian ini menggunakan data time-series dari tahun 2014-2018 dengan metode analisis regresi linear berganda. Adapun alat yang digunakan dalam pengelolan data adalah menggunakan bantuan dari program SPSS 22. oleh sebab itu perlu diketahui Perkembangan secara umum dari pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan sektor kesehatan terhadap IPM yang terjadi pada Provinsi Sulawesi Selatan dari 5 tahun terakhir yaitu tahun 2014-2018.

(50)

33

1. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sulawesi Selatan

Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sulawesi Selatan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 secara umum selalu mengalami peningkatan dengan jenjang waktu delapan tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.2

Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014 – 2018

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan (2020)

Pada Gambar 4.2 IPM di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami peningkatan mulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2018. Namun, angka tersebut masih berada dibawah Indeks Pembangunan Manusia Nasional. Meskipun demikian, IPM di Sulawesi Selatan telah mengalami proses perubahan status dari status sedang menjadi tinggi ditahun 2018.

(51)

2. Pengeluaran Pemerintah di Provinsi Sulawesi Selatan

Pengeluaran Pemerintah merupakan suatu kewenangan pemerintah dalam mengatur jalannya perekonomian dengan menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang tertuang dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk Nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah atau regional (sadono sukirno.2000).

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui peningkatan pelayanan publik. Provinsi Sulsel merupakan salah satu Provinsi yang cukup besar yang ada di Indonesia. Pengeluaran Pemerintah itu berupa Anggaran Belanja Daerah. Adapun total Pengeluaran Pemerintah di Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat dalam tabel 4.5

Tabel 4.5

Total Realisasi Pengeluaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 – 2018 (dalam Rupiah)

Tahun Total Pengeluaran Daerah 2014 5.600,386,775,837,72 2015 6.149,604,542,113,18 2016 6.930,978,668,388,43 2017 8.892,158,631,536,48 2018 9.322,152,987,944,74

sumber: Badan Pengelolah Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (2020)

Berdasarkan pada tabel diatas total realisasi pengeluaran pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Selatan dari tahun 2014-2018. Pengeluaran pemerintah di Provinsi Sulawesi Selatan selalu mengalami peningkatan yang signifikan, dimana di tahun 2014 sekitar

(52)

35

Rp.5.600.386.775.837,72, dan sampai pada tahun 2018 pengeluaran pemerintah selalu meningkat dengan total pengeluaran sekitar Rp.9.322.152.987.944,74.

3. Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan

Pemerintah Sulawesi Selatan telah menempatkan sektor pendidikan sebagai prioritas utama pembangunan daerah untuk memastikan bahwa semua anak yang berada pada usia sekolah benar-benar duduk dibangku sekolah, pemerintah Sulawesi selatan sejak periode 2008 telah mengimplementasikan kebijakan pendidikan gratis di seluruh kabupaten/kota.

Bersamaan dengan kebijakan itu, juga telah dikembangkan kebijakan lainnya seperti peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, promosi pendidikan, pemberantasan buta aksara dan pengembangan budaya baca.

Dalam mendukung kebijakan Pemerintah Sulawesi Selatan di sektor Pendidikan dalam meningkatkan keberhasilan pendidikan maka diperlukan alokasi belanja dari pemerintah daerah. Meningkatnya anggaran dan manajemen yang baik dan tujuan yang tepat maka realisasi belanja pendidikan pastinya akan mencapai hasil yang tinggi dan akan berpengaruh terhadap meningkatnya jenjang pendidikan masyarakat. Belanja pendidikan disesuaikan dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Adapun Total Realisasi Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 sampai dengan 2018 dapat dilihat dalam tabel 4.6:

(53)

Tabel 4.6

Total Realisasi Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 - 2018

Tahun Total pengeluaran sektor Pendidikan 2014 153914,640,610 2015 144.550,031,846 2016 151.149,964,583 2017 2.440,905,814,249 2018 2.512,759,946,877

Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan (2020)

4. Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan di Provinsi Sulawesi Selatan

Sektor Kesehatan merupakan Kebutuhan penting dan sekaligus merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya manusia agar mnereka dapat sehat dan hidup secara produktif. Sektor Kesehatan dan Sektor Pendidikan merupakan salah satu sektor prioritas utama pembangunan di Provinsi Sulawesi Selatan.

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah menurut fungsi Kesehatan akan memeliki efek yang baik dalam meningkatkan tingkat kesehtan masyarakat. Adapun Total Realisasi pengeluaran pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pada sektor kesehatan dari tahun 2014 sampai dengan 2018 terdapat pada Tabel 4.7

(54)

37

Tabel 4.7

Total Realisasi Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 - 2018

Tahun

Total pengeluaran sektor Kesehatan 2014 36.970,258,980 2015 44.725,159,192 2016 43.916,556,216 2017 52.213,057,900 2018 80.949,146,487

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan (2020).

C. Hasil Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh Variabel-variabel independent terhadap Variabel Dependen yaitu Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Sulawesi Selatan adalah Teknik Analisis Linear berganda dengan menggunakan bantuan Program SPSS 22. Sebelum melakukan Uji Analisis Linear berganda, maka Terlebih dahulu dilakukan Uji Asumsi Klasik.

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan Uji Analisis Linear Berganda pada Hipotesis penelitian, salah satu syaratnya adalah melakukan uji Asumsi Klasik yang terdiri dari Uji Normalitas, Uji Multikolerasi, Uji Autokolerasi, dan Uji Hetereskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi Normal atau tidak, maka digunakan uji statistik

(55)

1) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal.

2) Sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data penelitian tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual N 5 Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .00509808 Most Extreme Differences Absolute .220 Positive .220 Negative -.128 Test Statistic .220

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Data diolah SPSS 22

Berdasarkan tabel output SPSS tersebut, dengan uji kolmogrov-smirnov test menunjukkan bahwa nilai Asiymp.sig (2-tailed) sebesar 0.200 lebih besar dari 0,05 (0,200 > 0,05). maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas kolmogrov-smirnov

diatas, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, sehingga dapat dilakukan uji regresi linear berganda.

(56)

39

Gambar 4.3

Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 4.2 menunjukkan bahwa uji normalitas dalam penelitian ini berdistribusi normal karena titik-titik mengikuti garis dioganal.

b. Uji Multikolerasi

Uji Multikolerasi bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut terdapat gangguan korelasi antar variable dependen (Terikat) atau

variable independent (bebas). Untuk mengetahui adanya multikolerasi maka dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF (Variance inflation factor).

1) jika nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi Multikolerasi.

2) jika nilai Tolerance < 0,1 dan nilai VIF >10 maka terjadi masalah Multikolerasi.

(57)

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolerasi Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) PENDIDIKAN .333 3.004 KESEHATAN .333 3.004

a. Dependent Variable: INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Sumber: Data diolah SPSS 22

Berdasarkan table 4.9 Output pada Uji Multikolerasi menunjukkan bahwa nilai variable independent pada nilai Tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, yang artinya bahwa pada uji multikorelasi tidak terjadi gangguan multikorelasi.

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pada uji regresi linear berganda terdapat variabel penganggu atau terjadi masalah pada periode t-1 (sebelumya). Beberapa cara yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu penelitian yaitu uji Durbin Watson dan uji Run-test,

Namun Pada penelitian ini digunakan Uji dengan Run test pada data. Dasar dalam pengambilan keputusan dengan uji Run test yaitu: 1) jika nilai asymp. sig (2 tailed) < dari 0,05 maka terdapat gejala

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka konsep .......................................................................
Gambar 4.1 Peta Sulawesi Selatan
Tabel 4.9  Hasil Uji Multikolerasi                                            Coefficients a Model  Collinearity Statistics Tolerance  VIF  1  (Constant)  PENDIDIKAN  .333  3.004  KESEHATAN  .333  3.004
Tabel 4.10  Uji Autokorelasi
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, nikmat, serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan Kuliah

Kedua verba di atas dikatakan tidak total dan tidak komplet karena tidak dapat bertukar pada konteks kalimat seperti pada contoh, selain itu keduanya tidak memiliki makna

Tujuan dari artikel ini adalah untuk menyajikan hasil perawatan ortodontik dengan teknik Begg pada kasus maloklusi Angle klas III dengan hubungan skeletal klas III

Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Pengentasan Kemiskinan Melalui Peningkatan Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Alokasi dana BMT al-Amin terhadap pelaku usaha mikro di Kota Makassar

H 0 0, Artinya tidak terdapat hubungan antara penyampaian pesan keagamaan Tsani Liziah dengan dimensi ritual (the ritualistic dimension) Komunitas MCM (Muslimah Cerdas Multitalenta)

Dari hasil penelitian menunjukkan peran pengeluaran sektor kesehatan belum mampu meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Papua di karenakan anggaran