3. METODOLOGI PENELITAN
3.1. Kerangka Penelitian
Secara umum, kerangka penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Kerangka Penelitian START STUDI LITERATUR PEMBUATAN METODOLOGI PENELITIAN PENENTUAN SAMPEL PEMBUATAN KUESIONER
UJI COBA KUESIONER
PENGUJIAN DATA PENYEBARAN KUESIONER
ANALISA DATA
3.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kuantitatif dan kausal. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012).
Penelitian kausal artinya penelitian yang memiliki tujuan utama membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel independen. Sedangkan variabel yang terpengaruh oleh perubahan variabel independen disebut sebagai variabel dependen (Istijanto, 2005). Hal ini dikarenakan penelitian kuantitatif dan kausal menganalisa hubungan sebab dan akibat serta pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya, yaitu harga dan skema, biaya apartemen lainnya, motivasi, lifestyle, lingkungan dan relasi, lokasi, fasilitas, desain dan struktur bangunan, manajemen properti dan promosi sebagai variabel independen dan keputusan calon pembeli dalam melakukan pembelian apartemen mewah di Surabaya sebagai variabel dependen.
3.3. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Konsep dalam penelitian ini adalah tentang keputusan pembelian apartemen dari beberapa faktor-faktor yang telah ditentukan variabelnya dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Definisi operasional variabel adalah defnisi yang dibuat sesuai dengan kriteria pengujian atau pengukuran, sehingga pembaca memiliki pengertian yang sama sesuai dengan apa yang penulis maksudkan (Wijaya, Mulyanto, dan Remiasa, 2016).
3.3.1. Identifikasi Variabel
Variabel yang diamati dalam penelitian ini mengambil sumber dari beberapa jurnal dan website mengenai apartemen. Variabel penelitian dibedakan
menjadi 2, yaitu: variabel independen (variabel x) dan kemudian variabel lainnya yaitu variabel dependen (variabel y) dalam hal ini keputusan calon pembeli apartemen mewah di Surabaya. Berikut 10 variabel independen dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1. yaitu:
Tabel 3.1. Variabel Independen
No Indikator
I HARGA DAN SKEMA
1 Harga terjangkau
2 Uang muka rendah (10 persen) 3 Uang muka bisa dicicil
4 Ketersediaan pinjaman dari Bank (kredit kepemilikan apartemen) 5 Jangka waktu pinjaman Bank lama
6 Tingkat suku bunga kredit kepemilikan apartemen 7 Kemudahan pembayaran tunai bertahap ke developer
II BIAYA APARTEMEN LAINNYA
1 Biaya provisi, bea perolehan harga tanah dan bangunan, biaya akta jual beli, pertelaan dan bea balik nama yang wajar dan murah
2 Biaya pajak pertambahan nilai, pajak pertambahan nilai barang mewah, pajak bumi bangunan yang wajar dan murah
3
Simpanan jangka panjang untuk memastikan ada dana untuk menutupi pengeluaran yang terjadi di masa mendatang (sinking fund) yang wajar dan murah dan dapat dikembalikan ketika apartemen dijual
4 Biaya kebersihan, keamanan, perawatan gedung dan fasilitas lain serta biaya parkir (service charge) yang wajar dan murah
5
Biaya listrik, air, TV kabel, dan internet (biaya utilitas) yang wajar dan murah
III MOTIVASI
1 Sebagai tempat tinggal
2 Investasi (potensi untuk disewakandan kenaikan harga) 3 Privasi lebih terjaga
4 Rasa prestise
IV LIFESTYLE
1 Berbelanja dalam kondisi kebutuhan tidak mendesak tetapi yakin akan meningkatkan kehidupan yang lebih baik / lebih mudah (Utilitian purchases) 2 Mencoba menikmati sedikit kemewahan tanpa banyak menambah pengeluaran
(Indulgences)
3 Meningkatkan prestige, image, dan superior quality dari sebuah merek (Lifestlyle
luxuries)
Tabel 3.1. Variabel Independen (Sambungan)
V LINGKUNGAN DAN RELASI
1 Pengaruh pasangan hidup dalam membeli 2 Pengaruh anak dalam membeli
3 Pengaruh orang tua dalam membeli 4 Pengaruh teman dalam membeli
5 Rendahnya tingkat kebisingan di sekitar hunian 6 Kebersihan lingkungan
7 Kurangnya tingkat kemacetan lalu lintas di wilayah sekitar 8 Tingkat keamanan di wilayah sekitar hunian yang baik 9 Terdapat pemandangan (view) yang indah
VI LOKASI
1 Lokasi dekat tempat kerja 2 Lokasi berada di tengah kota
3 Lokasi dekat sarana kesehatan (rumah sakit, klinik, apotik) 4 Lokasi dekat sarana rekreasi keluarga / sarana perbelanjaan 5 Lokasi dekat tempat ibadah
6 Lokasi dekat sarana pendidikan (sekolah, universitas)
7 Ketersediaan sarana transportasi umum di wilayah sekitar hunian
VII FASILITAS
1 Jaringan internet 2 Jaringan telekomunikasi 3 Kolam renang
4 Fitness center
5 Tempat spa atau sauna 6 Jogging track
7 Taman bermain anak dan thematic garden
8 Access card khusus penghuni 9 Ketersediaan lahan parkir 10 Lounge / ruang serba guna 11 Fasilitas keamanan CCTV 24 jam
12 Fasilitas komersial yaitu minimarket, salon, restaurant, food court, dan kafe 13 Ketersediaan generator listrik ketika listrik padam
14 Ketersediaan private access seperti lift pribadi
15 Status kepemilikan sertifikat HGB Hak Milik /HGB Murni
VIII DESAIN DAN STRUKTUR BANGUNAN
1 Bangunan memiliki desain eksterior dan interior yang indah dan modern, pencahayaan yang tepat (estetika)
2 Bangunan tahan gempa
3 Bangunan baru / umur bangunan relatif baru 4 Menyukai bangunan tinggi / megah
5 Bangunan mix used development / terhubung ke mall, office tower, dan pusat hiburan
Tabel 3.1. Variabel Independen (Sambungan)
IX MANAJEMEN PROPERTI
1 Mengawasi kepentingan kepemilikan properti
2 Mengatur perawatan fisik, servis dan perbaikan secara berkala 3 Mengembangkan potensi properti di masa yang akan datang 4 Memenuhi kewajiban aspek hukum dan sosial dari pemiliknya
5 Memiliki opini positif, image eksklusif, reputasi pengembang, kontraktor, konsultan, dan manajemen properti yang bagus
X PROMOSI
1 Mendapat hadiah langsung (furniture, voucher belanja, barang elektronik) 2 Mendapat diskon langsung
3 Mendapat informasi dari media audio visual (website, media sosial, televisi. radio) 4 Mendapat informasi dari media cetak (koran, majalah, spanduk, brosur, baliho) 5 Mendapat penawaran dari tenaga penjualan / marketing
6 Mendapat informasi dari obrolan seseorang ke orang lain
3.3.2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah definisi yang dibuat spesifik sesuai dengan kriteria pengujian atau pengukuran, sehingga pembaca memiliki pengertian yang sama dengan peneliti dalam memahami variabel yang diukur dalam melakukan penelitian.
3.3.2.1. Variabel Independen
Variabel bebas atau independent (X) adalah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel tergantung dan mempunyai hubungan positif maupun negatif bagi variabel tergantung lainnya. Variabel independent terdiri atas:
1. Harga dan Skema
Harga adalah sesuatu yang orang tawarkan untuk mendapatkan produk yang mereka inginkan (Onggo, Setiawan, Vivien, dan Rizal, 2017). Menurut Kamal & Pramanik (2015), selain harga yang terjangkau, ketersediaan pinjaman dari bank dan cicilan yang terjangkau merupakan faktor dipertimbangkan dalam memilih apartemen.
2. Biaya Apartemen Lainnya
Menurut Ika, A (2017) ada 10 jenis biaya yang perlu diketahui bila berniat membeli dan tinggal di apartemen, biaya tersebut adalah biaya
provisi, biaya pajak pertambahan nilai, bea perolehan harga tanah dan bangunan (BPHTB), pajak pertambahan nilai barang mewah (PPnBM), biaya akta jual beli, pertelaan, dan bea balik nama (BBN), pajak bumi dan bangunan (PBB), biaya servis (service charge), biaya utilitas, biaya parkir, biaya renovasi.
3. Motivasi
Konsumen membeli apartemen di Surabaya karena kebutuhan tempat tinggal untuk mendapatkan privasi, praktis, telah memenuhi syarat untuk dihuni, serta interior yang berkualitas dan sesuai (Wijaya, Mulyanto, dan Remiasa, 2016).
4. Lifestyle
Menurut Sutrisna (2001) gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat). Berdasarkan penelitian Damasari & Wijayanto (2005) efek positif yang dihasilkan lifestyle memiliki arti penting mempertinggi customer value. Terdapat empat kategori motif dalam proses pembelian konsumen karena lifestyle. Pertama, utilitarian purchases - berbelanja dalam kondisi kebutuhan tidak sangat mendesak, tetapi yakin akan meningkatkan kehidupan yang lebih baik atau lebih mudah. Kedua, indulgences - mencoba menikmati sedikit kemewahan tanpa banyak menambah pengorbanan pengeluarannya. Ketiga, lifestyle luxuries - meningkatkan prestige, image, dan superior quality dari sebuah merek. Keempat, aspirational luxuries - seiring dengan indulgences,
aspirational luxuries akan memuaskan konsumen dari aspek kebutuhan
emosionalnya (Danziger, 2004). 5. Lingkungan dan Relasi
Menurut Dewri, Amin, Sen, dan Faridi (2012), faktor kualitas lingkungan juga dipertimbangkan oleh calon pembeli dalam memilih sebuah real estate. Kualitas lingkungan meliputi tingkat kebisingan di wilayah sekitar hunian, tingkat kemacetan lalu lintas di wilayah sekitar hunian dan tingkat
keamanan wilayah sekitar hunian. Terdapatnya pemandangan (view) yang indah menjadi faktor yang dipertimbangkan calon pembeli ketika ingin membeli sebuah apartemen (Manivannan & Somasundaram, 2014). Konsumen membeli apartemen di Surabaya karena keamanan yang handal, kenyamanan, lingkungan serta unit apartemen bersih dan terawat, serta kemudahan akses fasilitas umum apartemen yaitu lift dan tempat parkir (Wijaya, Mulyanto, dan Remiasa, 2016).
6. Lokasi
Menurut Mollah & Pasha (2009), lokasi yang strategis mampu menarik minat beli konsumen apartemen. Beberapa alasan terkait lokasi yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli apartemen adalah dekat dengan tempat kerja, dekat dengan fasilitas pendidikan, dan ketersediaan sarana transportasi.
7. Fasilitas
Menurut Kamal & Pramanik (2015), jelas dari analisis bahwa dimensi baru dalam industri real estate telah membawa pembeli apartemen selalu ingin mendapatkan fasilitas proyek. Fasilitas yang lengkap juga menjadi salah satu daya tarik yang ditawarkan apartemen. Fasilitas standar yang biasanya diberikan pengelola apartemen, di antaranya adalah kolam renang, pusat kebugaran, tempat spa atau sauna, tempat parkir kendaraan yang memadai, dan lain sebagainya (Prayogo, Kwanda, dan Rahardjo, 2017).
8. Desain dan Struktur Bangunan
Menurut Vitruvius dalam bangunan harus mempunyai prinsip - prinsip keindahan atau estetika (Venustas), kekuatan (Firmitas), dan kegunaan atau fungsi (Utilitas) serta sebagai tempat berlindung bagi penghuni atau user yang ada didalamnya (Dalam https://www.academia.edu). Berdasarkan SNI 1726 (2012), struktur bangunan gedung terdiri dari struktur atas dan bawah. Struktur atas adalah bagian dari struktur gedung yang berada di atas muka tanah. Struktur bawah adalah bagian dari struktur bangunan gedung yang terletak di bawah muka tanah, yang dapat terdiri dari struktur besmen, dan/atau struktur fondasinya. 2 hal diatas
tidak bisa dipisahkan dalam sebuah bangunan apartemen, dimana apartemen mewah harus memperhatikan segi estetika, kekuatan struktur dan konstruksi bangunan, dan fungsi dari desain dan bangunan tersebut. 9. Manajemen Properti
Menurut buku Manajemen Properti dalam https://www.scribd.com, manajemen properti merupakan suatu cabang usaha real estat yang meliputi penyewaan, pengawasan, penagihan sewa, perawatan dan pengelolaan real estat untuk pihak lain.
10. Promosi
Menurut Kamal & Pramanik (2015) faktor promosi mengacu pada perpaduan spesifik dari iklan, promosi penjualan, penjualan pribadi, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung, alat komunikasi dari mulut ke mulut yang digunakan pengembang pemasar real estate.
3.3.2.2. Variabel Dependen
Variabel tergantung atau dependen (Y) adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel Y dalam penelitian ini adalah keputusan calon pembeli dalam melakukan pembelian apartemen mewah di Surabaya.
3.4. Gambaran Populasi, Sampel, dan Objek Penelitian
Berikut akan dijelaskan mengenai alasan memilih sampel dan kriteria yang akan digunakan dalam pemilihan responden.
3.4.1. Populasi
Populasi adalah objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik terntentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010, p.61). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2009). Dalam penelitian populasi adalah seluruh calon pembeli apartemen mewah di Surabaya.
3.4.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, apa yang dipelajari dari sampel dapat mewakili populasi (Sugiyono, 2010, p.62). Metode dari pemilihan sampel untuk penelitian ini adalah purposive
sampling / judgement sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010, p.68). Sampel dalam penelitian ini adalah responden yang adalah calon pembeli dari apartemen mewah yang ada di Surabaya dengan harga minimal 25 juta rupiah per m2. Perhitungan jumlah sampel digunakan rumus pada persamaan 3.1: (Bhattacharyya Johnson, 1977, p. 274)
𝑛 ≤ 𝑝 ∗ (1 − 𝑝)[ Z α/2 𝑑 ] 2 (3.1. ) dimana : n = jumlah sampel, Z α/2 = critical value, d = toleransi kesalahan, (1 – α) = derajat kepercayaan p = probabilitas
Dengan menggunakan rumus perhitungan sampel di atas dengan asumsi derajat kepercayaan sebesar 90 % dan toleransi kesalahan sebesar ± 0.1. Diasumsikan jumlah responden yang dipengaruhi dan tidak dipengaruhi berbanding 50% : 50%. Didapatkan dari tabel 3.2. bahwa nilai Z α/2 sebesar 1.645 sehingga didapatkan nilai n sebesar :
𝑛 ≤1 4[ 1.645 0.1 ] 2 = 67.65 dibulatkan 68 sampel Tabel 3.2. Nilai Z α/2 Derajat Kepercayaan α Z α/2 90% 0.1 1.645 95% 0.05 1.96 98% 0.02 2.326 99% 0.01 2.576 99.80% 0.002 3.08 99.90% 0.001 3.27 Sumber : Miller, 1991, p.351-363
3.4.3. Ob je k Pe n eli tian Obje k pe ne li ti an ini a da lah apa rte men y ang aka n dit eli ti a da lah apa rte m en ya ng masuk ka tegor i mew ah ya ng ad a di S ura ba ya ya it u klasifika si apa rte m en ya ng dit inj au da ri se g i ti pe unit (a pa rte men 1, 2,3 ka mar /ap arte men k eluar ga , lof t , da n p enthous e ), jenis d an be sa r b anguna n ( high ris e apart me nt, mid -ris e ap artme nt da n ga rde n apa rtme nt ), tuj ua n pe mb ang una n (kome rsi al), da n h arga (Rp. 25 jut a - 38 jut a/m 2 ), pe ngh uni (ke luar g a da n pe bisn is/ ekspa tria t). Obje k pe n eli ti an ya it u Apa rt emen mew ah di S ur aba ya da pa t dil ihat pa da Ta be l 3.3. Da fta r A p arte men Me wa h di S ura b aya No A p a rt eme n T ip e U n it L u a sa n U n it ( m2 ) Ha rg a J u a l A p a rt eme n Ha rg a p er m 2 Fa si li ta s L o k a si L a n ta i U n it T o w er 1 La V iz ( S u mb er : B ri g h to n S u ra b ay a) Ti p e 0 3 65 Rp 2 ,4 7 9 ,0 0 0 ,0 0 0 Rp 3 8 ,1 3 8 ,4 6 2 S k y G ar d en , L u x u ry R es id en ce Lo u n g e, P ri v at e D ro p O ff P ri v at e P ar k in g , Pr iv at e Lo b b y , P ri v at e L if t, P ri v at e Li b ra ry , P ri v at e G y m, In fi n it y & W h ir l P o o l, C h il d re n P la y g ro u n d , B B Q A re a, 2 4 H o u rs S ec u ri ty W it h A cc ess C ar d . 3 m en it k e N at io n al S ch o o l, 4 m en it k e N at io n al H o sp it al , 1 1 men it k e T o l S at el it , d an 1 7 me n it k e In te rn at io n al Un iv er si ty . 3 0 la n ta i 9 u n it p er la n ta i 1 t o w er Ti p e 0 6 1 7 6 R p 7 ,0 9 5 ,0 0 0 ,0 0 0 R p 4 0 ,3 1 2 ,5 0 0 2 La R iz ( S u m b er : h tt p s: // ru m ah d ij u al .c o m/ su ra b ay a/ ap ar te m en -la -r iz ) 2 B R 39 R p 1 ,5 0 0 ,0 0 0 ,0 0 0 R p 3 8 ,4 6 1 ,5 3 8 P ri v at e d ro p o ff m en u ju g ra n d l o b b y y an g d il en g k ap i li b ra ry , lo u n g e sert a ak se s la n g su n g k e P ak u w o n M al l, l if t p ri b ad i, s k y g ar d en , g y m, p ar k ir p ri b ad i d an k ea m an an 2 4 ja m, f asi li ta s sp ar k li n g b lu e la g o o n D ek at d en g an N at io n al S ch o o l, N at io n al H o sp it al , 1 1 me n it k e To l S at el it , d an 1 7 me n it k e In te rn at io n al U n iv er si ty . 2 0 la n ta i 3 2 u n it 1 t o w er 3 B R 1 7 8 R p 6 ,2 5 0 ,0 0 0 ,0 0 0 R p 3 5 ,1 1 2 ,3 6 0 3 Th e R o se b ay (S u mb er : B ri g h to n S u rab ay a) 2 B R S ta n d ar d 88 R p 3 ,1 7 9 ,7 8 1 ,9 9 0 R p 3 6 ,1 3 3 ,8 8 6 S w imm in g P o o l, G y m, B B Q P it , T h emat ic G ar d en , C o n ci er g e, C h il d er n P la y g ro u n d , La u n d ry S er v ic e, 2 4 H o u rs S ec u ri ty , P er so n al A cc ess C ar d , Fir e Pr o tec ti o n , V o ice C o m S y st em, 1 0 0 % E le ct ri ci ty B ac k u p a n d P u b li c W iF i, D ed ic at ed P ar k in g . D ek at d en g an R u m ah S ak it N at io n al , S p az io O ff ic e B u il d in g , b er b ag ai rest o ran , d an p u sat p er b el an ja an 4 -8 la n ta i 5 -7 u n it p er la n ta i 7 t o w er 75 R p 2 ,8 9 6 ,8 3 5 ,2 8 8 R p 3 8 ,6 2 4 ,4 7 1 3 B R S ta n d ar d 1 1 1 R p 4 ,9 9 1 ,9 8 8 ,2 5 1 R p 4 4 ,9 7 2 ,8 6 7 4 G ra h a G o lf ( S u m b er : B ri g h to n S u ra b ay a) 2 B R 1 3 2 R p 5 ,5 5 0 ,1 3 0 ,0 0 0 R p 4 2 ,0 4 6 ,4 3 9 S w imm in g P o o l, K id s P o o l, G y m n asi u m, Y o g a R o o m, Le isu re D ec k , C h il d re n P la y g ro u n d , B B Q P it , T h emat ic G ar d en , F u n ct io n R o o m , W in e & C ig ar R o o m , S ec u ri ty S y st em, 2 P asse n g er s li ft s & 1 serv ic e li fg t, 1 0 0 % el ec tr ic ty b ac k u p , p u b li c W IF I, TV C ab le 3 0 me n it d ar i p u sa t k o ta d an 1 0 me n it d ar i p in tu t o l g er b an g sa te li t. 2 0 la n ta i 3 1 9 u n it 4 t o w er
Ta be l 3.3. D af ta r A p ar te me n Me w ah di Sur ab aya ( Sambu nga n) No A p a rt eme n T ip e U n it L u a sa n U n it ( m2 ) Ha rg a J u a l A p a rt eme n Ha rg a p er m 2 Fa si li ta s L o k a si L a n ta i U n it T o w er 5 C ap it al S q u ar e (S u mb er : B ri g h to n S u ra b ay a) 1 B R 5 7 .4 R p 1 ,9 7 8 ,6 0 6 ,3 0 0 R p 3 4 ,4 7 0 ,4 9 3 S k y Te rr ac e an d R es to , G y m, I n fi n it y P o o l, S p a an d S au n a, C h il d re n P la y g ro u n d , B B Q A re a, M u lt i F u n ct io n R o o m, H y p er m ar t, S w imm in g P o o l, Jo g in g Tr ac k d an sec u ri ty D ek at b er b ag ai f as il it as u mu m ek st er n al , an ta ra l ai n se k o la h , ru ma h sa k it , u n iv e rsi ta s, p u sa t p er b el an ja an , d an l ai n -l ai n . 32 -3 8 la n ta i 6 9 2 u n it 3 t o w er 2 B R 7 5 .8 5 R p 2 ,7 1 9 ,1 7 0 ,3 0 0 R p 3 5 ,8 4 9 ,3 1 2 6 G ran d Sh ama y a (S u mb er : h tt p :/ /a p ar te me n -g ra n d sh am ay a. b lo g sp o t. co m/ 2 0 1 7 /0 4 /p ri ce -li st .h tm l) 1 B R 4 7 .2 R p 1 ,5 4 9 ,7 5 4 ,8 9 8 R p 3 2 ,8 3 3 ,7 9 0 W at er fa ll p o d iu m, sk y b ri d g e, w ar m p o o l (j ac u zz i) , p ri v at e li ft , g y m, p o o l, E -d ec k , sk y j o g g in g t ra ck , o u td o o r lo u n g e, o u td o o r g y m . Lo k as i sa n g at st ra te g is d i seg it ig a em as p u sa t k o ta S u ra b ay a. W al k in g d ist an ce t o Tu n ju n g an P la za , R an ch M ar k et , H o k k y S u p er mark et , D el ta P la za ,G ra n d C it y , g ed u n g g ed u n g p er k an to ra n d i p u sa t k o ta 5 6 la n ta i 2 0 0 0 u n it 5 t o w er 2 B R 7 9 .4 2 R p 2 ,6 0 2 ,2 0 3 ,1 6 7 R p 3 2 ,7 6 5 ,0 8 6 3 B R 1 4 3 .1 3 R p 4 ,4 2 8 ,6 1 5 ,9 2 4 R p 3 0 ,9 4 1 ,2 1 4 7 G ra n d D ar ma h u sa d a La g o o n ( S u m b er : h tt p s: // ru m ah d ij u al .c o m/ su ra b ay a/ 3 5 4 4 1 2 6 -g ra n d -d h ar ma h u sa d a -la g o o n -a p ar te me n t-h u n ia n -di -s u ra b ay a -ti m u r. h tm l) 1 B R 2 4 .5 R p 6 4 6 ,9 3 5 ,9 1 3 R p 2 6 ,4 0 5 ,5 4 7 S w imm in g p o o l, c af e, c o mm er ci al a re a, g y m n asi u m, p ar k in g l o t, sec u ri ty , ch il d ca re , d ru g st o re , m u lt i fu n ct io n r o o m, d an re st au ra n t. D ek at d en g an O u te r Ea st R in g R o ad ( O ER R ) y an g s eg er a ak an d ib an g u n , lo k as i p re m iu m y an g me n g u n tu n g k an b ag i p el ak u b isn is, d ek at d en g an k am p u s Un iv er si ta s A ir la n g g a d an I TS, U W M , U W K , sek o lah A l-A zh ar , G al ax y M al l, Ea st C o st d an b er ad a d i te n g ah a k ses M ER R 40 -5 2 la n ta i 4 0 0 u n it 7 t o w er 2 B R 5 6 .0 4 R p 1 ,4 3 4 ,9 5 0 ,6 7 9 R p 2 5 ,6 0 5 ,8 2 9 3 B R 7 0 .4 4 R p 1 ,7 6 1 ,3 3 9 ,8 2 2 R p 2 5 ,0 0 4 ,8 2 4 8 Th e V o il a (S u m b er : h tt p s: // ru m ah .t ro v it .c o .i d /a p ar te m en -v o il a -su ra b ay a) 2 B R 1 1 2 R p 3 ,6 5 0 ,0 0 0 ,0 0 0 R p 3 2 ,5 8 9 ,2 8 6 Jac u zz i, S au n a, S w imm in g P o o l, C h il d re n 's Pl ay g ro u n d , B B Q A re a, G ames R o o m , L o u n g e, F it n ess A re a, Jo g g in g Tr ac k , G ar d en . B er lo k asi d i C B D M ay je n S u n g k o n o S u ra b ay a, d ek at d en g an p er k an to ra n , p u sa t p er b el an ja an d an p er d ag an g an 3 8 la n ta i 2 1 6 u n it 1 t o w er 4 B R 1 6 7 R p 6 ,7 0 0 ,0 0 0 ,0 0 0 R p 4 0 ,1 1 9 ,7 6 0 P en th o u se 5 0 0 R p 2 1 ,0 0 0 ,0 0 0 ,0 0 0 R p 4 2 ,0 0 0 ,0 0 0 9 V er tu ( S u m b er : h tt p s: // ru m ah d ij u al .c o m/ su ra b ay a/ 4 0 2 7 4 7 4 -la u n ch in g -a p ar te m en -ci p u tr a-w o rl d -v er tu -h ar g a -p er d an a. h tm l) S tu d io 2 6 .5 R p 7 4 0 ,5 4 2 ,4 8 7 R p 2 7 ,9 4 5 ,0 0 0 B al co n y i n E v er y U n it , L o u n g e, F it n ess C en tr e, S w imm in g P o o l, J o g g in g t ra ck , Th em at ic G ar d en B er lo k asi d i C B D M ay je n S u n g k o n o S u ra b ay a, d ek at d en g an p er k an to ra n , p u sa t p er b el an ja an d an p er d ag an g an 1 4 la n ta i 1 6 8 u n it 1 t o w er 1 B R 55 R p 1 ,5 4 3 ,0 2 4 ,9 7 3 R p 2 8 ,0 5 5 ,0 0 0 2 B R 8 2 .7 R p 2 ,3 1 1 ,0 5 1 ,4 5 9 R p 2 7 ,9 4 5 ,0 0 0 1 BR Lo ft (2 fl o o rs) 8 0 .0 9 Rp 2 ,5 1 7 ,1 0 0 ,0 0 0 Rp 3 1 ,4 2 8 ,3 9 3 1 4 7 .4 4 R p 4 ,6 5 6 ,7 0 0 ,0 0 0 R p 3 1 ,5 8 3 ,6 9 5
Ta be l 3.3. Da fta r A p arte men Me wa h di S ura b aya (Sa mbungan) No A p a rt eme n T ip e U n it L u a sa n U n it ( m2 ) Ha rg a J u a l A p a rt eme n Ha rg a p er m 2 Fa si li ta s L o k a si L a n ta i U n it T o w er 10 Tr an s Ic o n ( S u m b er : Brig h to n S u ra b ay a) S tu d io 2 4 .7 5 R p 6 2 5 ,2 0 0 ,0 0 0 R p 2 5 ,2 6 0 ,6 0 6 S w imm in g P o o l, G y m, d il en g k ap i d en g an : li fe st y le ma ll , Tr an smar t, Tr an sca p e Te rr ac e, C in em a & D in in g , Tr an s S tu d io M in i, Tr an s St u d io Sk i W o rl d , Tr an s Lu x u ry H o te l, O ff ic e T o w er M en ar a B an k M eg a S u ra b ay a Te rl et ak 1 5 me n it d ar i Ju an d a In te rn at io n al A ir p o rt , te rk o n ek si l an g su n g d en g an To l Tr an s J ak ar ta -S u ra b ay a d an T o l B an d ar a Ju an da - 1 0 0 0 u n it 2 t o w er 2 B R 6 1 .4 R p 1 ,5 8 2 ,5 0 0 ,0 0 0 R p 2 5 ,7 7 3 ,6 1 6 3 B R 8 2 .3 2 R p 2 ,0 7 9 ,3 0 0 ,0 0 0 R p 2 5 ,2 5 8 ,7 4 6 11 Th e P ea k R es id en ce (S u mb er : h tt p s: // ru m ah .t ro v it .c o .i d /t h e -p ea k -re si d en ce -s u ra b ay a) 1 B R 56 R p 2 ,2 0 0 ,0 0 0 ,0 0 0 R p 3 9 ,2 8 5 ,7 1 4 S k y l o b b y , in fi n it y p o o l, h o t w at er j ac u zz i, o u td o o r, i n d o o r ch il d re n p la y g ro u n d , g y m , p ri v at e li b ra ry , m u lt if u n ct io n r o o m, m in i b ar , mi n i p ar ty sk y g ar d en . B er lo k asi d i C B D B asu k i R ah ma t S u ra b ay a, d ek at d en g an p er k an to ra n , p u sa t p er b el an ja an d an p er d ag an g a n . D ik en al seb ag ai p u sa t k o m er si al S u ra b ay a 5 0 la n ta i 8 0 0 u n it 1 t o w er 2 B R 86 R p 2 ,8 0 0 ,0 0 0 ,0 0 0 R p 3 2 ,5 5 8 ,1 4 0 3 B R 1 6 4 R p 7 ,0 0 0 ,0 0 0 ,0 0 0 R p 4 2 ,6 8 2 ,9 2 7 12 O n e Ic o n R es id en ce (S u mb er : h tt p s: // ru m ah .t ro v it .c o .i d /o n e-ic o n -re si d en ce -s u ra b ay a) 1 B R 56 R p 2 ,7 0 0 ,0 0 0 ,0 0 0 R p 4 8 ,2 1 4 ,2 8 6 B as k et b al l C o u rt , B B Q A re a, B ro ad b an d In te rn et , C h il d re n P la y g ro u n d , C lu b H o u se , F o o d C o u rt , G y mn asi u m, Jo g g in g Tr ac k , M al l, M in i M ar t, P ar k in g Lo t, Re st au ran t, R o o ft o p G ar d en , S ec u ri ty , S w imm in g P o o l. B er lo k asi d i C B D B asu k i R ah ma t S u ra b ay a, d ek at d en g an p er k an to ra n , p u sa t p er b el an ja an d an p er d ag an g an . D ik en al seb ag ai p u sa t k o m er si al S u ra b ay a 5 2 la n ta i 2 8 0 u n it 1 t o w er 2 B R 87 R p 3 ,3 0 0 ,0 0 0 ,0 0 0 R p 3 7 ,9 3 1 ,0 3 4 3 B R 1 6 0 R p 5 ,5 0 0 ,0 0 0 ,0 0 0 R p 3 4 ,3 7 5 ,0 0 0 13 O n e Ea st R esi d en ce (S u mb er : R ay W h it e S u ra b ay a) 1 B R 7 7 .3 R p 2 ,6 1 7 ,8 4 1 ,8 0 0 R p 3 3 ,8 6 6 ,0 0 0 S k y p o o l y an g b er ad a d i la n ta i 3 0 , sk y b ar , re si d en ce l o u n g e, e x cl u si v e d in in g & re st au ra n t, p er p u st ak aa n , g y m serb a le n g k ap , p ri v at e ci n ema , k id s cl u b , ru an g mu lt i fu n g si , ch il d re n p la y g ro u n d , jo g g in g tr ac k , p ar k in g l o t, s ec u ri ty c af e, d an b ro ad b an d i n te rn et . D ek at d en g an G al ax y M al l S u ra b ay a, d an p u sa t p er d ag an g an d i d ae ra h t im u r S u ra b ay a 3 0 la n ta i 2 8 7 u n it 1 t o w er 2 B R 1 2 3 .8 R p 4 ,1 9 2 ,3 3 5 ,1 7 6 R p 3 3 ,8 6 3 ,7 7 4 3 B R 1 7 3 .7 R p 5 ,8 5 9 ,1 5 5 ,3 9 2 R p 3 3 ,7 3 1 ,4 6 5 14 S u ma te ra 3 6 ( S u mb er : h tt p s: // ru m ah .t ro v it .c o .i d /s u ma tr a -36 -su ra b ay a) 2 B R 1 5 5 R p 4 ,0 0 0 ,0 0 0 ,0 0 0 R p 2 5 ,8 0 6 ,4 5 2 B ro ad b an d I n te rn et , G y mn asi u m , Jo g g in g Tr ac k , L o u n g e, M u lt i-fu n ct io n R o o m, P ar k in g L o t, S ec u ri ty , S w imm in g P o o l D ek at d en g an st asi u n G u b en g , d an 1 0 m en it me n u ju p u sa t k o ta 1 2 la n ta i 6 3 u n it 1 t o w er 3 B R 2 1 0 R p 6 ,9 0 0 ,0 0 0 ,0 0 0 R p 3 2 ,8 5 7 ,1 4 3 15 O n e S ig n at u re (S u mb er : h tt p s: // w w w .9 9 .c o /j ak ar ta /p ro p er ty /s o h o -o n e-si g n at u re -g al le ry /) 1 B R 4 5 .0 5 R p 1 ,4 1 5 ,9 0 0 ,0 0 0 R p 3 1 ,4 2 9 ,5 2 3 24 -H o u r S ec u ri ty , A cc ess C ar d , A TM C en te r, C C TV , C h il d re n P la y g ro u n d , F it n ess C en te r, F o o d C o u rt , La u n d ry , Lo u n g e, M in i M ar k et , S h o p p in g A rc ad e, S k y G ar d en , S w im mi n g P o o l, W IF I H o ts p o t. D ek at d en g an st asi u n G u b en g , d an 1 0 m en it me n u ju p u sa t k o ta 25 -3 2 la n ta i 3 5 0 u n it 5 t o w er
3.5. Jenis dan Sumber Data
Data adalah informasi yang bermakna dan dapat berupa tulisan, gambar, suara, angka dan kombinasinya. Jenis data dibedakan menjadi dua, yaitu: data kualitatif dan data kuantitatif, sedangkan sumber data dibedakan menjadi dua, yaitu: data primer dan data sekunder (Sarwono, 2012, p.32). Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dimana data yang dicatat dengan menggunakan angka-angka dimana klasifikasi atau keterangan yang diperoleh berasal dari penyebaran kuisioner.
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau sumber pertama yang secara umum disebut dengan narasumber (Sarwono, 2012, p.37). Dalam penelitian ini data primer adalah data yang diperoleh dari hasil jawaban kuisioner yang disebarkan pada responden. Data sekunder adalah data yang sudah diproses oleh pihak tertentu sehingga data tersebut sudah tersedia saat kita memerlukan (Sarwono, 2012, p.32). Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan peneliti adalah data-data mengenai objek penelitian yaitu apartemen mewah yang didapat dari brosur penjualan, media internet dan informasi dari broker properti. Teori pendukung penelitian ini didapat dari beberapa sumber yaitu jurnal, buku dan media internet.
3.6. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu: 1. Kuesioner
Kuesioner dapat diartikan sebagai serangkaian pertanyaan yang ditujukan kepada responden untuk mendapatkan data atau informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian (Wirjokusumo, Ansori, 2009, p.23). Dalam kuesioner, responden diminta untuk memberikan tanda centang (√) pada alternatif jawaban sesuai dengan skala yang telah dicantumkan untuk masing-masing pertanyaan yang ada. Pada penelitian ini akan digunakan kuesioner tertulis dan dengan kuesioner online. Teknik pengukuran data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rentang skala Likert. Skala Likert adalah salah satu cara yang paling sering digunakan dalam
menentukan skor (Singarimbun, Effendi, 2008, p.111). Skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan untuk nantinya dapat dilihat pada tabel 3.4:
Tabel 3.4. Skala Likert
Keterangan Skor Sangat Tinggi 5 Tinggi 4 Netral 3 Rendah 2 Sangat Rendah 1
3.7. Teknik Analisa Data
Peneliti melakukan beberapa pengujian pada penelitian ini, diantaranya:
3.7.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas ini dapat dilakukan dengan cara menghitung korelasi item-item pertanyaan dengan total item pertanyaan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistic 22 for Windows. Faktor dinyatakan valid apabila nilai cronbach’s
alpha tiap indiktor variabel hasil dari perhitungan IBM SPSS 22 Statistics for
Windows berada di bawah nilai cronbach’s alpha variabel tersebut.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya (Singarimbun dan Effendi, 2008, p.140). Koefisien reliabilitas berkisar antara 0 – 1. Semakin mendekati angka 1, semakin terpercaya alat ukur tersebut.
Pada penelitian ini akan digunakan metode cronbach’s alpha dalam melalukan uji reliabilitas. Cronbach’s alpha digunakan untuk mengukur konsistensi internal yaitu keadaan dimana semua indikator dapat mengukur satu
hal yang sama. Aturan rule of thumb yang disepakati untuk menggambarkan konsistensi internal dapat dilihat pada tabel 3.5 (George dan Mallery, 2008, p.251) :
Tabel 3.5. Internal Consistency dari Cronbach’s Alpha Cronbach's alpha Internal
consistency α ≥ 0.9 Istimewa 0.9 > α ≥ 0.8 Baik 0.8 > α ≥ 0.7 Pantas 0.7 > α ≥ 0.6 Meragukan 0.6 > α ≥ 0.5 Buruk 0.5 > α Tidak Diterima Sumber : George dan Mallery (2008, p.251)
Dalam proses pembacaan hasil pengolahan SPSS dalam tabel “cronbach’s alpha if item deleted”, apabila dengan menghilangkan suatu indikator, nilai
cronbach’s alpha dapat meningkat sehingga internal consistency menjadi lebih
baik maka dapat dipertimbangkan keputusan untuk menghilangkan indikator tersebut (George dan Mallery, 2008, p.248 - 250). Faktor yang memiliki nilai
cronbach’s alpha di atas 0.5 dianggap layak untuk disertakan dalam proses
pengolahan data selanjutnya.
3.7.3. Analisis Deskriptif
Kuisioner setelah dinyatakan valid dan reliabel, maka layak disebarkan kepada sejumlah responden yang memenuhi kriteria. Jawaban responden kemudian ditabulasi sesuai dengan urutan nomornya, selanjutnya dilakukan analisis. Analisa deskriptif merupakan suatu bentuk analisa statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2010,p.29). Deskripsi dalam suatu analisis penelitian mempunyai arti penting, dan
justru melalui deskripsi para pembaca hasil penelitian memahami hal – hal mengenai temuan peneliti (Wirjokusumo & Ansori, 2009, p. 39-41).
Hal – hal yang harus dideskripsikan dalam riset kita adalah (Sarwono, 2012, p.110):
1. Data demografi responden (jika menggunakan kuesioner untuk mencari data primer).
2. Paparan tanggapan responden dalam menjawab setiap pertanyaan yang tertera dalam kuesioner yang kita bagikan kepada mereka.
3. Jika menggunakan data sekunder, maka deskripsikan data terlebih dahulu sebelum kita melakukan analisis pengujian hipotesis dengan menggunakan prosedur tertentu.
3.7.4. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisa regresi linier berganda untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independennya. Rumus yang digunakan pada persamaan 3.2:
Y = α + βharga & skema Xharga & skema + βbiaya apartemen Xbiaya apartemen + βmotivasi
Xmotivasi + βlifestyle Xlifestyle + …. + βpromosi Xpromosi + e (3.2.)
Dimana :
Y = keputusan pembelian apartemen mewah di Surabaya
α = konstanta regresi
βharga & skema = koefisien regresi variabel independen harga dan skema Xharga & skema = harga dan skema
βbiaya apartemen lainnya = koefisien regresi variabel independen biaya apartemen lainnya
Xbiaya apartemen lainnya = biaya apartemen lainnya
βmotivasi = koefisien regresi variabel independen motivasi Xmotivasi = motivasi
βlifestyle = koefisien regresi variabel independen lifestyle Xlifestyle = lifestyle
Βlingkungan & relasi = koefisien regresi variabel independen lingkungan dan relasi
Xlingkungan & relasi = lingkungan dan relasi
βlokasi = koefisien regresi variabel independen lokasi Xlokasi = lokasi
βfasilitas = koefisien regresi variabel independen fasilitas Xfasilitas = fasilitas
βdesain & struktur bangunan = koefisien regresi variabel independen desain dan struktur bangunan
Xdesain & struktur bangunan = desain dan struktur bangunan
βmanajemen properti = koefisien regresi variabel independen manajemen properti
Xmanajemen properti = manajemen properti
βpromosi = koefisien regresi variabel independen promosi
Xpromosi = promosi
3.7.5. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model regresi yang baik dan dinyatakan bebas dari penyimpangan asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang akan dilakukan adalah multikolinieritas, normalitas, dan heteroskedastisitas.
3.7.5.1. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Imam Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam regresi yaitu:
1. Nilai R square (R²) yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individu variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2. Menganalisis matrik korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 9,0) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.
3. Melihat nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Suatu model regresi bebas dari masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai VIF lebih dari 1,0.
3.7.5.2. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data penelitian. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametrik asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi dari data sesungguhnya dengan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Selain itu pengambilan kesimpulan dengan melihat tampilan grafik histogram, apabila histogram hampir menyerupai genta dan titik variance semuanya mengikuti arah garis diagonal menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas artinya layak pakai (Imam Ghozali, 2005).
3.7.5.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya gejala heteroskedastisitas dalam model persamaan regresi digunakan metode glejser. Metode ini melakukan regresi
antara nilai absolut dari tiap variabel independen. Apabila koefisien regresi tersebut signifikan maka dapat heteroskedasisitas di dalam data. (Gujarati Damodar N, 2003).
3.7.6. Pengujian Statistik dan Hipotesis
Setelah model bebas dari pengujian asumsi klasik dan hasilnya bagus, dilanjutkan dengan pengujian statistik dan hipotesis pada bab II Landasan Teori bagian 2.6. Hal ini diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t (Imam Ghozali, 2005).
3.7.6.1. Analisis Koefisien Determinasi (R²)
Untuk mengetahui apakah ada persamaan regresi tepat digunakan untuk memprediksi atau tidak perlu dilakukan analisa koefisien determinasi (R2 atau R square). Koefisien korelasi adalah ukuran relatif dari asosiasi diantara variabel, dependen dengan variabel independent. Nilai r = 0 menunjukkan kedua variabel tidak ada korelasi, nilai r >0 kedua variabel mempunyai korelasi positif sebaliknya bila r <0 kedua variabel mempunyai korelasi negatif, nilai r = 1 menunjukkan korelasi sempurna (perfect competition).
Nilai koefisien determinasi (R2 atau R square) dihitung dengan cara mengkuadratkan nilai koefisien korelasi dengan rumus pada persamaan 3.3:
𝑅2 = (𝑛 ∑ 𝑥𝑦− ∑ 𝑥 ∑ 𝑦)2
(𝑛 ∑ 𝑥2−( ∑ 𝑥)2)−(𝑛 ∑ 𝑦2−( ∑ 𝑦)2 (3.3.)
3.7.6.2. Uji F
Untuk menguji apakah seluruh variabel X diatas secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y, maka diadakan uji F sebagai berikut:
• Ho : β1= β2 = β3 = β4 = β5 = βk = β0
• Ha : β1≠ β2 ≠β3 ≠β4 ≠ β5 ≠ βk ≠ β0
• Level of signifikan (a) = 0,11 dengan derajat bebas [n-k], dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel
F hit = R2/(k−1)
(1−R2)/(n−k) (3.4.)
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
a. Jika -FHit < Ftab, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
b. Jika FHit ≥ Ftab, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh yang nyata antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
3.7.6.3. Uji t
Untuk menguji apakah variabel X diatas berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y maka diadakan uji t sebagai berikut :
• Ho : β1; β2 ; β3 ; βk = 0
• Ho : β1; β2 ;β3 ; β4 ; βk ≠ 0
Level of signifikan (a) = 0,11 dengan derajat bebas [n.-k], dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel
Dengan T hitung pada persamaan 3.5:
t hit = βj
Se (βj) (3.5.)
Dimana :
t hit = t hasil perhitungan Se = Standar error Βj = Koefisien regresi
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
a. Jika – Ttab < Thit < Ttab maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel X secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variabel Y.
b. Jika Thit < - Ttab dan T hit > T tab maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel X secara parsial mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variabel.