• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN MEMBUAT GAMBAR MOZAIK BAGI GURU TAMAN KANAK KANAK DI KECAMATAN KUBUTAMBAHAN, BULELENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN MEMBUAT GAMBAR MOZAIK BAGI GURU TAMAN KANAK KANAK DI KECAMATAN KUBUTAMBAHAN, BULELENG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1766

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN MEMBUAT GAMBAR

MOZAIK BAGI GURU TAMAN KANAK KANAK DI KECAMATAN

KUBUTAMBAHAN, BULELENG

Dr. Drs. I Ketut Supir, M.Hum1, Drs. I Gusti Nyoman Widnyana,M.Erg.2

1,2 Prodi Desain Komunikasi Visual FBS UNDIKSHA

ABSTRACT

The objectives of this community service are 1) providing knowledge and training to kindergarten teachers in the Kubutambahan sub-district how to make mosaic pictures, 2) providing training to kindergarten teachers in Kubutambahan sub-district, Buleleng Regency, on how to assess mosaic images. The methods used in this training are lectures, demonstrations, and question and answer methods. The results of this training indicate that the participants have the overall good category of mosaic drawing skills with an average score of 80 and assess the overall good category of mosaic drawings with an average score of 85.Thus, this training can improve the knowledge, skills, and abilities of Kindergarten teachers to make and assess mosaic pictures.

Keywords: Kindergarten, Kubutambahan, Mosaic Pictures, Collage, Montage.

ABSTRAK

Tujuan dari pengabdian pada masyarakat ini adalah 1) memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada guru-guru Taman Kanak-kanak di kecamatan Kubutambahan dalam membuat gambar mozaik, 2) memberikan pelatihan kepada guru-guru Taman Kanak-kanak di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, tentang cara menilai gambar mozaik. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini, yaitu metode ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab. Hasil pelatihan ini menunjukkan bahwa peserta memiliki keterampilan menggambar mozaik secara keseluruhan terkategori baik dengan rata-rata skor 80 dan menilai gambar mozaik secara keseluruhan terkategori baik dengan skor rata-rata 85. Dengan demikian, pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan guru-guru Taman Kanak-kanak dalam membuat gambar mozaik dan menilai gambar mozaik.

Kata Kunci: Taman Kanak- kanak, Kecamatan Kubutambahan, Gambar Mozaik, Kolase, Montase

PENDAHULUAN

Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Bab 1, pasal 1, butir 14, menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu usaha pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Dapat dipastikan bahwa bermain sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan keseharian anak anak. Bermain seolah sudah menjadi kebutuhan anak anak, sehingga dalam pembelajaran di Taman Kanak Kanak (TK) kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan kegiatan bermain. Sehingga ada ungkapan bahwa kegiatan belajar di TK adalah kegiatan belajar sambil bermain atau sebaliknya bermain sambil belajar. Mutiah dalam Muthmainnah (2016: 685) menyatakan

bahwa pada dasarnya anak-anak belajar melalui permainan. Melalui bermain, anak usia dini tumbuh dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang ada pada dirinya baik fisik, intelektual, bahasa dan perilakunya. Bermain juga dapat berfungsi sebagai terapi dalam kehidupan anak karena dengan bermain

anak mengekspresikan hal-hal yang

berhubungan dengan ranah afektif, perasaan, emosi, pikiran maupun konatif. Dunia anak adalah bermain.

Dalam buku Didaktik/Metodik Umum di Taman Kanak Kanak (1997), dinyatakan bahwa hal itu hanya akan bisa dicapai dengan baik apabila guru memiliki sikap dan kemampuan untuk mengelola proses belajar mengajar. Dalam hal ini seorang guru TK dituntut harus mempelajari dan memahami benar benar isi Program Kegiatan Belajar (PKB) TK, perangkat pedoman dan petunjuk pelaksanaan sehingga tidak keliru dalam melaksanakan.

Guru TK adalah guru kelas dan bukannya guru bidang pengembangan, oleh karena itulah seorang guru TK dituntut menguasai semua

(2)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1767 materi/bahan pengembangan atau kemampuan

kemampuan yang akan dikembangkan. Untuk itu guru TK harus memiliki pengetahuan yang luas ( Suyadi: 2010 ). Pendidikan di TK dilaksanakan dengan prinsip bermain sambil belajar sesuai dengan perkembangan anak didik. Oleh karena itu maka pelaksanaan pendidikan itu harus terencana, terprogram,

dan tetap memperhatikan tingkat

perkembangan anak.

Atas dasar itulah maka seorang guru TK dituntut harus memiliki tingkat pemahaman yang memadai tentang perkembangan anak, agar dapat memahami ciri khas yang dimiliki anak dan kemampuan yang dicapainya, serta dapat memilih bahan, sumber belajar, dan metode yang tepat, sehingga guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan bermakna dalam kegiatan sehari hari (Departemen P dan K: 1996 )

Anak anak di TK tertarik mengikuti kegiatan belajar sesungguhnya tidak terlepas dari peran guru yang mengajar. Menurut Oho Garha (1979), ada dua syarat yang mesti dipenuhi oleh seorang guru untuk mencapai pengajaran dengan baik. Yang pertama adalah guru harus menguasai bahan pengajaran, dan yang kedua adalah guru harus dapat memilih cara menyampaikan bahan itu sebaik baiknya. Di Kecamatan Kubutambahan banyak guru TK yang belum memahami secara jelas tentang materi ajar gambar mozaik. Mereka sering bingung saat memberikan materi ini pada anak anak TK, sehingga materi yang diberikan menjadi tidak sesuai dengan tuntutan materi yang seharusnya. Ada beberapa materi ajar yang memiliki karakteristik yang mirip dengan materi ajar mozaik, seperti materi ajar montase dan kolase. Pada umumnya, mereka kurang memhami perbedaan ketiga materi ajar tersebut. Hal ini menyebabkan guru-guru bingung saat mengajarkannya di depan kelas. Selama ini mengajarkan menggambar mozaik kepada anak didiknya apa yang pernah dilihat di TK lain. Atau ada juga yang menerapkan itu berdasarkan pengetahuan yang diperolehnya di media sosial. Guru-guru memiliki pengetahuan tentang materi ajar gambar mozaik dan teknik membuatnya sangat terbatas. Demikian pula

pengetahuan tentang bahan-bahan yang

digunakan dalam gambar mozaik terbatas pula adanya. Bahan-bahan yang biasa digunakannya adalah bahan yang sama secara berulang-ulang. Hal ini menyebabkan karya anak-anak sangat

monoto. dan kurang membumi. Persoalan tersebut menjadi kendala bagi guru dalam mengajar gambar mozaik kepada anak-anak TK di Kecamatan Kubutambahan.

Dalam beberapa kesempatan bertemu dan berbincang dengan guru TK, dapat dismpulkan bahwa; 1) sebagian besar guru-guru TK di Kecamatan Kubutambahan belum memahami secara benar tentang gambar mozaik, 2) guru-guru TK Di Kecamatan Kubutambahan belum menguasai teknik menggambar mozaik dengan benar, dan 3) guru-guru TK Di Kecamatan Kubutambahan belum mampu menilai gambar

mozaik secara benar dan bisa

dipertanggungjawabkan. Selama ini mereka menilai gambar mozaik lebih menekankan pada aspek subjektif. Artinya menilai dengan melihat anak ini siapa. Para guru berharap ada pelatihan tentang materi seni rupa, khususnya materi ajar gambar mozaik. Mereka berharap dari sana akan mendapat ilmu tentang materi ajar gambar mozaik dan cara menilainya. Kesalahan-kesalahan yang selama ini dialami dapat segera diperbaiki agar kesalahan tersebut tidak terus berlanjut. Karena alasan tersebut, maka “pelatihan dan pendampingan membuat gambar mozaik bagi guru guru TK di

Kecamatan Kubutambahan, Buleleng,

dilaksanakan. Melalui kegiatan P2M Undiksha ini diharapkan ke depan guru-guru TK di

Kecamatan Kubutambahan memiliki

pemahaman yang lebih baik tentang gambar Mozaik dan mampu mengajarkannya di depan kelas.

METODE

Pengabdian pada masyarakat ini berupaya memecahkan rmasalah yang dihadapi guru-guru TK di Kubutambahan tentang membuat gambar mozaik dan cara menilai gambar mozaik. Karena itu metode yang dipilih dalam kegiatan P2M ini adalah metode pelatihan dan pendampingan melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab dengan tahapan sebagai berikut.

1) Ceramah digunakan untuk menyampaikan

pengetahuan secara umum tentang gambar mozaik dan perbedaannya dengan gamabr montase dan kolase.

2) Demonstrasi digunakan untuk

memberikan keterampilan langsung

(3)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1768

bahan yang digunakan dalam

menggambar mozaik.

3) Tanya jawab digunakan melengkapi hal-hal yang belum terakomodasi oleh kedua metode di atas.

4) Pelatihan membuat gambar mozaik yang dilakukan oleh semua peserta.

5) Evaluasi hasil karya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan program pengabdian kepada

masyarakat yang di laksanakan di kantor unit

Pelaksana Pendidikan, Kecamatan

kubutambahan, Kabupaten Buleleng berjalan lancar. Kegiatan ini mendapat respon positif dari kepala Unit Pelaksana Pendidikan Kecamatan Kubutambahan, khususnya ibu Dra. Made Puriadi yang menangani bidang TK

dan para guru-guru TK se_Kecamatan

Kubutambahan. Mengingat situasi dan kondisi pandemic Covid-19 yang harus memperhatikan sosial distancing, maka masing-masing sekolah TK mengirimkan dua orang guru sehingga jumlah peserta 20 orang.

Pelatihan diawali dengan penjelaskan tentang gambar mozaik dan perbedaannya dengan gambar montase dan kolase. Gambar mozaik, montase, dan kolase, merupakan kelompok menggambar dengan teknik tempel. Sementara ini banyak para guru sering kurang jelas membedakan ciri-ciri dan tujuan dari ketiga jenis gambar dengan teknik tempel tersebut.

Karena itu, mereka cenderung hanya

memberikan satu jenis saja dan mengabaikan yang lain karena dikira sama. Padahal masing-masing jenis gambar teknik tempel memiliki karakter dan proses yang berbeda-beda. Palatihan ini hanya terfokus pada materi gambar mozaik dan cara-cara menilainya. Penilai gambar mozaik berbeda dengan gambar bebas yang mengutamakan ekspresi. Dalam

gambar mozaik memperhatikan kriteria

kerapian, keserasian warna, ketekunan, di samping gagasan yang menarik. Hal ini juga sering dilupakan para guru ketika menilai gambar mozaik.

Gambar1.

Narasumber memaparkan tentang mozaik dan teknik pembuatnnya

Gambar 2.

Peserta menyimak penjelasan dari narasumber Setelah penyampaian materi dan tanya jawab,

peserta berlatih menggambar mozaik

menggunakan gambar kertas A4, berbagai jenis kacang-kacangan, pasir, payet, dan manik-manik (mute). Mereka bebas menggambar objek yang disukai. Dari 20 orang hanya satu perserta laki-laki. Dilihat dari gambar yang

dibuat, guru perempuan cenderung

menggambar objek bunga dan guru laki-laki menggambar objek selain bunga. Cara mereka memilih bahan yang akan ditempel pun beragam. Dalam pemilihan bhaan untuk

ditempel, sesungghunya perlu

mempertimbangkan bidang yang akan dihias. Cara peserta memilih bahan yang ditempel beragam. Ada yang memilih bahan-bahan yang ukurannya besar-besar, ada yang memilih bahan yang ukurannya kecil-kecil. Cara

mereka mengkombinasikan bahan yang

tersedia juga berbeda. Ada yang hanya menempal satu bahan saja dan ada yang menempel beragam bahan.

(4)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1769 Gambar 3.

Bahan-bahan yang digunakan menggambar mozaik

Gambar 4.

Mahasiswa membagikan bahan kepada peserta Setiap bahan memiliki karakter masing-masing. Bahan-bahan organis seperti jenis kacang-kacangan akan menampilkan karakter karya yang berbeda dibanding bahan-bahan anorganis, seperti plastik, karet dan sebagainya. Perpaduan antara bahan organis dan anorganis menghasilkan karakter karya yang berbeda pula. Peserta memilih dan menempelkan bahan dipermukaan kertas dengan caranya masing-masing. Ada yang menempel bahan satu persatu, ada yang menaburkan beberapa biji-bijian langsung ke

permukaan bidang. Kedua cara ini

menghasilkan karakter karya yang berbeda pula. Jika ditempel satu persatu, butiran kacang akan tertata rapi teratur. Karena itu ketekunan dan keuletan perlu menjadi perhatian.

Gambar 5.

Peserta menempelkan kacang-kacangan pada gambar

Gambar 6.

Peserta sedang menempelkan payet membentuk lingkaran sebagai sari bunga Pada akhir pelatihan dilakukan simulasi dalam menilai karya mozaik. Seorang peserta ke depan dan menunjukan karyanya kepada teman-temannya. Ia bercerita objek yang digambar, bahan yang digunakan, dan langkah kerjanya sampai mengahsilkan karya jadi. Peserta lainnya menilai karya tersebut dengan memberi alasan. Beragam nilai yang diberikan kepada karya temannya, tetapi kebanyakan tidak memberikan alasan yang jelas. Mereka hanya bilang karena suka. Penilaian seperti ini jamak terjadi di lapangan, mengingat guru kurang memiliki bekal dalam menilai karya mozaik.

Gambar 7.

(5)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1770 Gambar 8.

Gambat mozaik menggunakan kacang-kacangan

Pada kesempatan ini instruktur memberikan penjelasan bahwa dalam menilai karya anak ada dua hal penting yang harus diperhatikan. Pelaksanaan penilaian menggunakan penilaian otentik menyangkut penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara berkesinambungan. Penilaian tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh anak, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh anak (Syamsudin, 2015: 31).

Pertama, proses berkarya sangat penting dinilai karena berkaitan dengan sikap dan perilaku anak. Anak yang senang mengerjakan tugasnya akan tampak dari gesture tubuhnya, tekun, dan menikmati. Sangat berbeda dengan anak yang ogah bekerja, biasanya suka menggagu temannya, gelisah, cepat-cepat menyelesaikan tugasnya. Dalam menilai proses harus memperhatikan sikap dan tingkah laku anak. Kedua, penilaian hasil bengan menilai karya yang dihasilkan. Dalam penilaian karya harus dibedakan antara menilai karya ekspresif dan karya yang kalkulatif. Karya ekspresif, seperti melukis, misalnya, yang dinilai adalah gagasan, tarikan garis dan perminan warna yang bobotnya tinggi. Karya kalkulatif yang dinilai adalah aspek perhitungan atau kalkulasi yang cermat, maka aspek kerapian, keteraturan diberi bobot yang tinggi. Gambar mozaik peserta dikumpulkan untuk dievaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa peserta memiliki keterampilan menggambar mozaik secara keseluruhan terkatagori baik dengan skor rata-rata 80, dan cara memberi penilaian gambar

mozaik secara keseluruhan terkategori baik dengan skor rata-rata 85.

SIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan P2M ini, antara lain:

1) Kegiatan Pelatihan dan pendampingan membuat gambar mozaik bagi

guru-guru Taman Kanak-kanak di

Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, berjalan lancar dan hasil evaluasi menggambar mozaik menunjukkan kategori baik dengan rata-rata skor 80. Hasil evaluasi dalam menilai gambar mozaik secara keseluruhan termasuk baik dengan rata-rata skor 85.

2) Kegiatan pelatihan dan pendampingan membuat gambar mozaik bagi guru Taman Kanak-kanak di kecamatan Kubutambahan dapat meningkatkan

keterampilan berkarya, dan

kemampuan guru-guru TK dalam menilai gambar mozaik.

DAFTAR RUJUKAN

Ahmad,1997. Metodik Khusus Pengembangan Keterampilan di Taman Kanak Kanak. Garha, Oho. 1979.Pendidikan Kesenian Seni

Rupa II. Bandung: Rosda.

Garha, Oho. 1989.Pendidikan seni Rupa. Bandung: Angkasa.

Muthmainnah, dkk.,2016. “Pengembangan Panduan Permainan untuk Engoptimalkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini” dalam Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016. Yogyakarta; FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

Suyadi, 2010. Psikologi Belajar

PAUD.Yogyakarta:Pedagogia

Syamsudin, Erman. 2015. Petunjuk Teknis

Penyelenggaraan Kelompok Bermain.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Tim Penyusun. 1996.Didaktik/Metodik Umum

Di Taman Kanak Kanak. Jakarta:

Gambar

gambar  mozaik  memperhatikan  kriteria

Referensi

Dokumen terkait

“ Boerhavia diffusa (Punarnava) Root Extract as green Corrosion Inhibitor for Mild Steel in Hydrochloric Acid Solution: Theoritical and Electrochemical Studies.”

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) asal-usul Penamaan kampung di Kenagarian Kapalo Hilalang Kecamatan 2X11 Kayu Tanam

[r]

Koefisien aliran merupakan metode yang digunakan untuk melihat nilai aliran permukaan dengan menggunakan karakteristik fisik DAS seperti kemiringan lereng, infiltrasi

Pelaksanaan Pengadaan ini dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi pada Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) .dengan alamat

Dalam Rapat Penjelasan ( Aanwijzin g) ini Panitia memberikan penjelasan mengenai perubahan Dokumen Pengadaan, namun Panitia juga memberikan kesempatan kepada

Oleh karena hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa ketiga variable tidak ada yang pengaruh satu sama lain, ini berarti selama periode penelitian tidak

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (Gangguan Pola Berkemih) Et Causa POST OP PROSTATECTOMI DI RUANG DAHLIA..