369 Vol. 13 No. 2: 369-377 Oktober 2020 Peer-Reviewed URL:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/ DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.369-377
Jenis Tumbuhan yang Berpotensi Sebagai Sumber Pangan
Pada Masyarakat di Pesisir Galela
(
Potential Types of Plants as Food Sources
In Galela Coastal Community
)
Ariance Yeane Kastanja1, Zeth Patty1, Zakarias Dilago2
1 Agroteknologi, Fakultas Sains Teknologi dan Kesehatan, Universitas Hein Namotemo, Kota Tobelo.
2 Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura, Politeknik Perdamaian Halmahera, Kota Tobelo
E-mail : yeane1401@gmail.com; zethpatty4@gmail.com; zakariasdilago@gmail.com Info Artikel: Diterima : 11 Nov. 2020 Disetujui : 16 Nov. 2020 Dipublikasi : 18 Nov. 2020 Artikel Penelitian Keyword:
Jenis tumbuhan, sumber pangan, masyarakat pesisir, Galela
Korespondensi: Ariance Yeane Kastanja Universitas Hein Namotemo Tobelo, Indonesia
Email: yeane1401@gmail.com
Copyright© Oktober 2020 AGRIKAN
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah 1). Mengetahui jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai sumber pangan 2) Mengetahui bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan 3) Mengetahui cara pengolahan jenis tumbuhan sebagai sumber pangan pada masyarakat di pesisir Galela, sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah teridentifikasinya jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai sumber pangan masyarakat di daerah galela. Metode digunakan adalah metode survey dengan memberi pertanyaan terstruktur. Data primer adalah data hasil wawancara dengan responden dan pengamatan langsung di lapangan, yang meliputi; data pengamatan jenis tumbuhan, bagian tumbuhan yang digunakan serta cara pengolahan bahan pangan tersebut. Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tangga di daerah pesisir wilayah Galela dengan jumlah responden sebanyak 65 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 35 jenis tumbuhan dan 20 famili yang dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber pangan, baik yang dibudidayakan maupun yang terdapat di alam. Bagian tumbuhan yang dikonsumsi oleh masyarakat bervariasi, mulai dari daun, batang, bunga, buah, umbi, rimpang, hingga bagian kuncup daun. Bagian daun, bunga, batang muda kebanyakan dikonsumsi sebagai sayuran. 3).Jenis pisang dan ubi-ubian yang dikonsumsi sebagai pangan pokok biasanya diolah dengan cara direbus biasa, disantan, maupun digoreng.
Abstract.The objectives of this study are 1). Knowing the types of plants that have the potential as a food source 2) Knowing which parts of plants are used as foodstuffs 3) Knowing how to process plant species as a source of food for the people on the coast of Galela, while the benefit of this research is the identification of plant types that have the potential to be a source of food for the community galela area. The method used is a survey method by giving structured questions. Primary data is data from interviews with respondents and direct observation in the field, which includes; observation data on plant species, (2) parts of the plant used (3) how to process the food material. Respondents in this study were housewives in the coastal area of Galela with a total of 65 respondents. The results showed that 1) there were 35 types of plants and 20 families that were used by the community as food sources, both cultivated and found in nature. The parts of plants consumed by the community vary, ranging from leaves, stems, flowers, fruit, tubers, rhizomes, to leaf buds. The leaves, flowers, young stems are mostly consumed as vegetables. 3) The types of bananas and yams consumed as staple food are usually processed by boiling, coconut milk, or frying them.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Bahan pangan memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat dan termasuk dalam kebutuhan pokok, karena itu kebutuhan pangan menjadi kebutuhan yang
paling utama bagi manusia. Manusia
membutuhkan bahan pangan sebagai sumber energi untuk menunjang berbagai aktivitas yang dilakukan. Hal ini menyebabkan kebutuahn
pangan akan terus meningkat seiring
pertumbuahn jumlah manusia (Nurchayati and Ardiyansyah, 2019).
Berbagai jenis bahan pangan yang
dikonsumsi tersebut, mempengaruhi jumlah
kalori yang diterima oleh tubuh manusia, jika jenis makanan tersebut berkualitas, maka jumlah energi yang dihasilkan akan memberi hasil yang maksimal bagi tubuh manusia, namun jika jenis pangan yang dikonsumsi kurang berkualitas maka jumlah dan kualitas energi semakin rendah. (Lestari, Martianto and Tanziha, 2018) menyatakan bahwa untuk kelangsungan hidup, manusia membutuhkan makanan yang bergizi, sehingga setiap masyarakat mempunyai aspek gizi dan aspek sosial.
Sejak zaman dahulu untuk memenuhi
kebutuhan hidup, manusia melakukan
pengumpulan, perburuan berbagai jenis pangan di
370
pangan tersebut bersumber dari
tumbuh-tumbuhan yang berada di sekitarnya. Berbagai
jenis tumbuhan memiliki manfaat karena
mengandung berbagai kandungan yang
dibutuhkan oleh manusia. Dalam penelitiannya
Oramahi and Sisillia, (2020), menyatakan bahwa berbagai jenis tumbuhan hutan memiliki berbagai kandungan diantaranya mengandung karbohidrat.
Lebih lanjut Silalahi, Nisyawati and Ria, (2018),
menjelaskan bahwa bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan tersebut antara lain, akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
Ketersediaan pangan dengan jumlah yang cukup sangatlah penting, karena jika terjadi kekurangan pangan, maka dapat menyebabkan terjadinya kelaparan. Selain itu pertambahan jumlah penduduk mengakibatkan peningkatan terhadap kebutuhan pangan. Menurut Oramahi and Sisillia, (2020), peningkatan jumlah penduduk dapat diatasi dengan memanfaatkan berbagai potensi sumberdaya alam. Hal ini sejalan dengan pendapat Margareta and Purwidiani, (2014), yang menjelaskan bahwa ketersediaan bahan pangan di suatu daerah berpengaruh pada pola konsumsi makan masyarakat setempat. Kebiasaan suatu daerah untuk menggunakan hasil alamnya dalam mencukupi semua kebutuhan masyarakatnya, menyebabkan kebutuhan pangan masyarakat di suatu daerah dengan daerah lain berbeda. Konsumsi bahan pangan yang dilakukan secara terus menerus sebagai kebiasaan suatu daerah atau masyarakat membentuk suatu pola makan.
Terkait dengan hal tersebut diatas, maka dirasa perlu melakukan suatu penelitian untuk mengetahui berbagai jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan pangan sehari-hari
masyarakat di pesisir Galela, Kabupaten
Halmahera Utara, yang bergantung pada
sumberdaya alam yang ada disekitarnya. 1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penelitian ini adalah; 1). Mengetahui jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai sumber pangan; 2) Mengetahui bagian tumbuhan yang
dimanfaatkan sebagai bahan pangan, 3);
Mengetahui cara pengolahan jenis tumbuhan sebagai sumber pangan pada masyarakat di pesisir Galela, sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah teridentifikasinya jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai sumber pangan masyarakat di daerah Galela.
II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober sampai bulan Nopember 2019 di Kecamatan Galela dan Kecamatan Galela Utara, Kabupaten Halmahera Utara, yang meliputi 7 desa masing-masing di Desa Mamuya, Barataku, Soasio, Towara, Toweka, Simau dan Limau. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (porposive) berdasarkan kriteria tertentu.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Galela dan Galela Utara
2.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yakni kuesioner atau daftar pertanyaan yang digunakan untuk mempermudah pengumpulan data melalui wawancara, sedangkan alat antara lain kamera, dan alat tulis.
2.3. Prosedur Penelitian
a) Persiapan penelitian meliputi pengumpulan
data awal dari kantor kecamatan di 2 kecamatan yang ada di Galela, serta penyusunan daftar pertanyaan.
371
b) Pengumpulan data, dilakukan menggunakan
metode survey dengan memberi pertanyaan terstruktur serta pengamatan langsung di lapangan, yang meliputi; data pengamatan jenis tumbuhan, bagian tumbuhan yang digunakan serta cara pengolahan bahan pangan tersebut. Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tangga di daerah pesisir Galela dengan jumlah responden sebanyak 65 orang
2.4. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif
kualitatif, dimana data hasil survey dan
pengamatan jenis tumbuhan sumber pangan, ditampilkan dalam bentuk tabel maupun grafik. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Galela dan Galela Utara, yang merupakan bagian dari wilayah Galela, yang berada di wilayah pesisir dengan posisi saling berdampingan (Patty and Dilago, 2018). Secara astronomis, daerah penelitian yang berada di wilayah Kecamatan
Galela dan Galela Utara terletak antara 1850 00
Lintang Utara – 2450 00 Lintang Utara dan 3650 00
Bujur Timur – 3970 00 Bujur Timur, dan secara
geografis batas wilayah yakni Sebelah Utara dengan Samudera Pasifik dan Kabupaten P. Morotai, sebelah Selatan dengan Kecamatan Tobelo Utara, sebelah Barat dengan Kecamatan Galela Barat, Galela Selatan dan Loloda Utara dan sebelah Timur dengan Laut Galela
Kecamatan Galela secara administratif
memiliki luas 138,7 km2 yang terdiri dari 7 desa
(BPS Halmahera Utara, 2019), sedangkan Galela
Utara dengan luas 255,3 km2 memiliki 12 desa.
Luas wilayah pemukiman secara keseluruhan
adalah 43,65 Km2 yang dibagi atas 27 Rukun warga
dan 50 Rukun tetangga. Umumnya, desa-desa di lokasi penelitian diklasifikasikan ke dalam kategori desa swadaya, kecuali Desa Simau di Kecamatan Galela termasuk dalam desa swakarya. (BPS Halmahera Utara, 2019). Secara umum wilayah penelitian didominasi oleh lahan dengan topografi datar sampai berombak, sedangkan ketinggian tempat lebih didominasi oleh elevasi dengan interval (0-100 m) (Anonymous, 2013).
Jumlah penduduk di Kecamatan Galela yaitu 9.385 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 4.781 jiwa dan perempuan 4.604 jiwa (BPS Halmahera Utara, 2019), sedangkan di Kecamatan Galela Utara, jumlah penduduk yaitu 9.214 jiwa, yang
terdiri dari laki-laki 4815 jiwa dan perempuan 4399 jiwa (BPS Halmahera Utara, 2018)
Penduduk di Kecamatan Galela dan Galela Utara, sebagian besar memiliki mata pencaharian dari bidang pertanian, kecuali di Desa Pune Kecamatan Galela, sebagian besar penduduknya menggantungkan sumber penghasilannya pada hasil penambangan batu.
Potensi sumberdaya alam yang banyak dikembangkan oleh masyarakat adalah jenis tanaman pangan dan tanaman perkebunan,
Tanaman pangan yang dikembangkan di
Kecamatan Galela dan Galela Utara umumnya sama, yakni: jagung ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang kedelai, namun bervariasi menurut luas panen dan produksi. Jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kecamatan Galela dan Galela Utara antara lain kelapa, kopi, cengkeh, pala dan kakao, namun bervariasi menurut luas panen dan produksi. Dari semua jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan, panen terluas adalah kelapa yakni 3.252 Ha dengan produksi 5.337 ton di Kecamatan Galela Utara, sedangkan di Kecamatan Galela, panen terluas pada kelapa yakni seluas 2.815 Ha dengan produksi 4.478,8 ton. (BPS Halmahera Utara, 2019), (BPS Halmahera Utara, 2018).
3.2. Jenis-Jenis Tumbuhan Sebagai Sumber Pangan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, terdapat 35 jenis tumbuhan dan 20 famili yang dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber pangan, baik yang dibudidayakan maupun yang terdapat di alam. Jenis tumbuhan terbanyak yang dimanfaatkan oleh masyarakat berasal dari famili Musaceae, Poaceae dan Solanaceae.
Makanan pokok masyarakat Galela adalah padi dan beberapa jenis pisang, dimana padi atau beras diperoleh dengan membeli dari pedagang yang berjualan di kios-kios sekitar maupun diperoleh dengan membeli di pusat kota kabupaten. Selain itu padi juga diperoleh dari
hasil panen padi ladang atau “beras baru” yang
ditanam oleh masyarakat. Selain padi, jenis tanaman penghasil karbohidrat dan protein yang dikonsumsi oleh masyarakat adalah singkong
(Manihot esculenta), talas (Colacasia esculenta),
ubi jalar (Ipomea batatas), sukun (Artocarpus
altilis), pisang yang diolah (Musa acuminata), dan
kacang tanah (Arachis hipogea).
Tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
sayuran antara lain bayam (Amaranthus spp),
Kangkung (Ipomea aquatica), Kacang panjang
372
melongena), Daun Pakis/ Paku paku (Diplazium
esculentum), Melinjo/Ganemu (Gnetum gnemon
Linn), bunga pepaya (Carica papaya), bunga
pisang kepok/spatu (Musa acuminata). Jenis
tumbuhan rempah atau bumbu sebagai penambah citarasa makanan yang ditanam antara lain cabe
rawat (Capsimum annuum “bird’s eye”), cabe
keriting (Capsicum annuum L.), tomat (Solanum
lycopersicum), kunyit (Curcuma longa), sereh
(Cymbopogon citratus), jahe (Zingiber officinale),
kemangi (Ocimun basilicum), jeruk nipis (Citrus
aurantifolia), jeruk ikan (Citrus microcarpa)
Jenis tumbuhan buah yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber vitamin dan
mineral adalah kelapa muda (cocos nucifera),
pisang jarum (Musa acuminata), pepaya (Carica
papaya), mangga (Mangifera indica), mangga
(Mangifera indica), durian (Durio zibethinus),
langsat/duku (Lansium domesticum), salak (Salacca
zalacca), nanas (Ananas comosus).
Tabel 1. Jenis Tumbuhan Yang Dimanfaatkan Sebagai Bahan Pangan No Nama Indonesia /
Nama Daerah
Nama Latin Famili Bagian yang
Digunakan
Manfaat
1 Bayam Amaranthus spp Amaranthaceae Daun, batang Sayuran
2 Kangkung Ipomea aquatica Convolvulaceae Daun, batang Sayuran
3 Kacang panjang Vigna sinensis L. Leguminoceae Buah Sayuran
4 Terung/ Fofoki Solanum melongena Solanaceae Buah Sayuran
5 Daun Pakis / Paku paku
Diplazium esculentum
Athyriaceae Daun Sayuran
6 Melinjo/ Ganemu Gnetum gnemon Linn Gnetaceae Daun, buah,
biji
Sayuran
7 Cabe/ Rica Capsimum annuum
“bird’s eye”
Solanaceae Buah Bumbu Sayuran
8 Cabe keriting/Rica keriting
Capsicum annuum L Solanaceae Buah Bumbu Sayuran
9 Tomat Solanum
lycopersicum
Solanaceae Buah Bumbu Sayuran
10 Kunyit / kuning Curcuma longa Zingiberaceae Rimpang, daun Rempah
11 Sereh/ garamakusu Cymbopogon citratus Poaceae Batang Rempah
12 Jahe / goraka Zingiber officinale Zingiberaceae Rimpang Rempah
13 Kemangi / balakama Ocimun basilicum Lamiaceae Daun Bumbu Sayuran
14 Singkong / kasbi Manihot esculenta Euphorbiaceae Umbi, daun Makanan pokok,
sayuran
15 Ubi jalar / batatas Ipomea batatas Convolvulaceae Umbi Makanan pokok
16 Talas / bete Colacasia esculenta Araceae Umbi Makanan pokok
17 Sukun / amo Artocarpus altilis Moraceae Buah Makanan pokok
18 Padi Oriza sativa Poaceae Buah Makanan pokok
19 Jagung Zea mays L. Poaceae Buah Makanan
Tambahan
20 Kacang tanah Arachis hipogea L. Leguminoceae Buah Makanan
Tambahan
21 Bayam Amaranthus spp Amaranthaceae Daun, batang Sayuran
22 Pisang Jarum Musa acuminata Musaceae Buah Buah segar
23 Pisang Kepok/Spatu Musa acuminata Musaceae Buah, bunga Makanan pokok,
sayuran 24 Pisang Bebek/ Mulu
Bebe
Musa acuminata Musaceae Buah Makanan pokok
25 Pisang Goroho Musa acuminata Musaceae Buah Makanan pokok
26 Pisang Raja Musa acuminata Musaceae Buah Makanan
Tambahan
27 Pisang Tanduk Musa acuminata Musaceae Buah Makanan
Tambahan
28 Jeruk Nipis Citrus aurantifolia Rutaceae Buah Bumbu
29 Jeruk calamansi / lemon ikan
Citrus microcarpa Rutaceae Buah Bumbu
30 Pepaya Carica papaya Caricaceae Buah, bunga,
daun,
Buah segar, sayuran
373
batang muda
31 Mangga Mangifera indica Anacardiaceae Buah Buah segar
32 Durian Durio zibethinus Malvaceae Buah Buah segar
33 Langsat/duku Lansium domesticum Meliaceae Buah Buah segar
34 Salak Salacca zalacca Arecaceae Buah Buah segar
35 Nanas Ananas comosus Bromeliaceae Buah Buah segar
Sumber: data primer, diolah (2020)
Berdasarkan hasil wawancara,
bagian-bagian tumbuhan yang dikonsumsi oleh
masyarakat bervariasi, mulai dari daun, batang, bunga, buah, umbi, rimpang, hingga bagian kuncup daun. Bagian daun, bunga, batang muda kebanyakan dikonsumsi sebagai sayuran. Sebagai
contoh bunga pepaya dan bunga pisang kepok (jantung pisang) dimanfaatkan masyarakat sebagai sayuran. Secara rinci data mengenai distribusi responden yang memanfaatkan berbagai bagian tumbuhan untuk dikonsumsi ditampilkan pada gambar 2.
Gambar 2. Distribusi Responden Menurut Bagian Tumbuhan yang dikonsumsi
Berdasarkan hasil penelitian, salah satu kelompok tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di lokasi adalah Kelompok famili Musaceae atau kelompok tanaman pisang. Menurut jenisnya tanaman pisang dikelompokkan menjadi 3 kelompok yakni Musa balbasiana, Musa
acuminatae dan hasil persilangan Musa
acuminatae dan Musa balbisiana (Purba, 2016). Lebih lanjut Suyanti and Supriyadi, (2010) menjelaskan bahwa, pisang dibagi dalam 4 golongan, yakni pisang yang langsung dimakan setelah masak, pisang yang dimakan setelah diolah, pisang yang dapat dimakan tanpa diolah maupun setelah diolah, dan pisang yang dimakan sewaktu masih mentah.
3.3. Cara Pengolahan Pangan
Beberapa jenis pisang yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sebagai sumber pangan antara lain pisang kepok, pisang raja, pisang bebek, pisang goroho, dan pisang tanduk. Jenis
pisang yang diolah menjadi makan pokok pengganti nasi antara lain pisang kepok, pisang bebek dan pisang raja, dimana biasaya diolah dengan berbagai teknik pengolahan. Secara detail
penjelasan tentang pengolahan pisang
ditampilkan pada tabel berikut.
Menurut Putri et al., (2015) pisang yang
dikonsumsi mentah maupun yang diolah, baik yang berwarna hijau, setengah matang, atau buah yang matang merupakan salah satu sumber kalori yang paling signifikan untuk diet, selain itu pisang juga merupakan sumber kalium yang paling baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
masyarakat Galela umumnya mengkonsumsi pisang setengah matang sebagai makanan pokok pengganti nasi. Pisang setengah matang biasanya diolah dengan cara direbus dengan air, direbus dengan santan atau digoreng, dan dimakan bersama dengan berbagai jenis sayur dan sumber protein lainnya. Pisang yang memiliki warna
374
daging buah kuning dan orange kaya provitamin
A dan karotenoid (Putri et al., 2015). Hasil
penelitian, menunjukan bahwa hanya jenis pisang
jarum (Musa acuminata) yang sering dikonsumsi
dalam bentuk buah meja oleh masyarakat Galela.
Selain pisang, beberapa jenis ubi-ubian juga sering dikonsumsi oleh masyarakat Galela sebagai bahan pangan pengganti nasi. Jenis ubia-ubian ini antara lain Ubi Jalar, Talas dan Singkong.
Penjelasan tentang pengolahan ubi-ubian
ditampilkan pada tabel 3.
Tabel 2. Jenis Pisang dan Cara Pengolahannya
Jenis Pisang Nama Lokal Nama Latin Cara Pengolahan
Pisang Kepok Pisang Sepatu Musa acuminata Direbus biasa
Disantan Digoreng
Pisang Raja Pisang Raja Musa acuminata Direbus
Disantan Digoreng
Pisang Bebek Pisang Mulu
Bebe Musa acuminata Colla Direbus Disantan Digoreng
Pisang Tanduk Pisang Tanduk Musa acuminata Direbus
Disantan Digoreng
Pisang Goroho Pisang Goroho Musa acuminata Direbus
Disantan Digoreng
Sumber: data primer, diolah (2020)
Gambar 3. Beberapa Jenis Pisang di lokasi Penelitian
Tabel 3. Jenis Ubi-ubian dan Cara Pengolahannya
Jenis Ubi Ubian Nama Lokal Warna Daging Umbi Cara Pengolahan
Ubi jalar Batatas Ungu,
Orange, krem, Kuning Rebus Goreng disantan
Talas Bete Putih,
putih kekuningan
Rebus Goreng disantan
Singkong Kasbi Kuning,
Putih
Rebus Goreng disantan
Sumber: data primer, diolah (2020)
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 3 jenis ubi-ubian yang dikonsumsi yakni ubi jalar, singkong dan talas. Ketiga jenis ubi-ubian tersebut memiliki warna daging buah bervariasi. Daging
ubi jalar berwarna ungu, orange, krem dan kuning, dengan warna kulit krem hingga keunguan. (Purbasari and Sumadji, 2018) menyatakan warna daging dan kulit ubi jalar
Pisang Sepatu / Kepok
375
bervariasi mulai dari warna putih, krem, kuning, orange hingga ungu. Setiap warna yang berbeda menunjukan perbedaan kandungannya. Selain itu ditemukan juga 2 jenis talas yang dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sumber karbohidrat dengan warna daging putih dan putih kekuningan. Andarini and Risliawati, (2018) menyatakan bahwa talas telah dimanfaatkan sebagai sumber pangan sejak zaman dahulu dan dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Jenis ubi-ubian lain yang juga
ditemukan pada lokasi penelitian adalah
singkong. Singkong yang dikonsumsi memiliki warna daging kuning dan putih. Singkong dengan warna daging kuning sangat disukai oleh masyarakat karena teksturnya lebih kenyal dan legit. Selain itu singkong merupakan tanaman umbian yang mimiliki kandungan nutrisi yang ringgi dengan jumlah kalori sebesar 160 Kcal, karbohidrat 38,06 g, protein 1,36 g, total lemak 0,28
g, dan serat 1,8 g, (Utama and Rukismono, 2018).
Gambar 4. Berbagai Bentuk Olahan Sumber Karbohidrat
Masyarakat Galela terbiasa mengkonsumsi sayuran sebagai pelengkap nasi. Tanaman sayuran yang sering dikonsumsi antara lain bayam, kangkung, kacang panjang, terung, daun singkong, daun pakis, daun melinjo serta daun dan bunga pepaya. Pengolahan berbagai jenis
sayuran tersebut beraneka macam, diantaranya dengan mencampur dua atau beberapa jenis sayur dan dimasak dengan ditumis bersama dengan bumbu lainnya. Gambar 5 menunjukkan beberapa jenis sayuran yang diolah oleh masyarakat.
Gambar 5. Berbagai Olahan Sayuran Campuran
Selain tanaman pisang dan ubi-ubian, tanaman buah juga dikonsumsi oleh masyarakat Galela. Tanaman buah yang banyak dikonsumsi masyakat di pesisir Galela adalah tanaman buah lokal yang ditanam sendiri atau yang dijual di sekitar desa. Beberapa jenis tanaman buah yang banyak dikonsumsi antara lain pepaya, mangga, durian, langsat / duku dan nanas. Jenis yang dikonsumsi di daerah Galela sangat sedikit jika dibandingkan dengan jenis buah yang beredar dan dikonsumsi di daerah Kota Tobelo. Hasil
penelitian Kastanja and Patty, (2018) menunjukkan
bahwa terdapat 16 jenis buah yang
diperjualbelikan dan dikonsumsi masyarakat di Tobelo. Berbedanya jenis buah yang ada di daerah Galela karena jenis buah yang beredar di Kota Tobelo juga berasal dari daerah lain di luar Kota Tobelo, termasuk buah-buah impor.
Kebiasaan mengkonsumsi sayuran maupun buah-buahan pada masyarakat Galela sangat baik. Menurut Wijaya, (2012), sayuran dan buah menempati posisi kedua setelah karbohidrat dan
Singkong disantan Ubi jalar rebus Pisang disantan
Buah Pepaya Muda Ditumis Daun Melinjo dan Bunga Pepaya Kangkung dan Bunga Pepaya
376
lemak, dimana sayuran dan buah ini sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga fungsi-fungsi tubuh agar berjalan normal. Selain itu sayuran dan buah mengandung banyak vitamin, mineral, gula sederhana dan pectin yang diperlukan bagi tubuh.
IV. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dapat
dismpulkan bahwa terdapat 35 jenis tumbuhan
dan 20 famili yang dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber pangan, baik yang dibudidayakan maupun yang terdapat di alam. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa bagian tumbuhan yang dikonsumsi oleh masyarakat bervariasi, mulai dari daun, batang, bunga, buah, umbi, rimpang, hingga bagian kuncup daun. Bagian daun, bunga, batang muda kebanyakan dikonsumsi sebagai sayuran, sedangkan jenis pisang dan ubi-ubian yang dikonsumsi sebagai pangan pokok masyarakat Galela biasanya diolah dengan cara direbus biasa, disantan, maupun digoreng.
REFERENSI
Andarini, Y. and Risliawati, A. (2018) ‘Variabilitas karakter morfologi plasma nutfah talas (Colocasia esculenta) lokal Pulau Jawa’, Buletin Plasma Nutfah, 24(1), pp. 63–76.
Anonymous (2013) Buku putih sanitasi Halmahera Utara. Tobelo.
BPS Halmahera Utara (2018) Galela Utara Dalam Angka. 82050.1812. Tobelo.
BPS Halmahera Utara (2019) Galela Dalam Angka, Kota Kediri Dalam Angka. 82050.1916. Tobelo.
Kastanja, A. Y. and Patty, Z. (2018) ‘Jenis - Jenis Buah Yang Beredar Di Kota Tobelo Kabupaten
Halmahera Utara’, in Prosiding Seminar Nasional Pertanian Peternakan Terpadu 2. Purworejo, pp.
172–184.
Lestari, A. P. ., Martianto, D. and Tanziha, I. (2018) ‘Pengenbangan Indeks ketahanan Pangan dan Gizi
Tingkat Kabupaten Di kabupaten bandung Barat’, Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 3(1),
pp. 62–67.
Margareta, D. and Purwidiani, N. (2014) ‘Kajian Tentang Pola Konsumsi Makanan Utama Masyarakat
Desa Sereng’, e-journal Boga, 03(3), pp. 86–95.
Nurchayati, N. and Ardiyansyah, F. (2019) ‘Pengetahuan Lokal Tanaman Pangan dan Pemanfaatannya pada Masyarakat Suku Using Kabupaten Banyuwangi’, 07(1), pp. 11–20.
Nurmala, T. et al. (2012) Pengantar Ilmu Pertanian. Edisi I. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Oramahi, H. A. and Sisillia, L. (2020) ‘Jenis Tumbuhan Yang Dimanfaatkan Sebagai Sumber Pangan Oleh Masyarakat Desa Jawai Laut Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas’, Jurnal Hutan Lestari,
8(2), pp. 315–324.
Patty, Z. and Dilago, Z. (2018) ‘Pendapatan Pengumpul Telur Burung Mamoa ( Eulipoa Wallacei ) Sumber Protein Hewani Alternatif’, in Seminar Nasional Pertanian Peternakan Terpadu 2. Purworejo, pp.
185–198.
Purba, Y. S. dkk (2016) Katalog Pisang. Jakarta: LIPI Press.
377
Morfologi di Kabupaten Ngawi’, Florea : Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, 5(2), p. 78. doi: 10.25273/florea.v5i2.3359.
Putri, T. K. et al.(2015) ‘Pemanfaatan jenis-jenis pisang (banana dan plantain) lokal Jawa Barat berbasis
produk sale dan tepung’, Kultivasi, 14(2), pp. 63–70. doi: 10.24198/kultivasi.v14i2.12074.
Silalahi, M., Nisyawati and Ria, A. (2018) ‘Studi Etnobotani Tumbuhan Pangan Yang Tidak
Dibudidayakan Oleh Masyarakat Lokal Sub-Etnis Batak Toba, Di Desa Peadungdung Sumatera
Utara, Indonesia’, Journal of Natural Resources and Environmental Management, 8(2), pp. 241–250. doi: 10.29244/jpsl.8.2.241-250.
Suyanti and Supriyadi, A. (2010) Pisang, Budidaya, Pengolahan, dan Prosepek Pasar. Cetakan Ke. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Utama, Y. A. K. and Rukismono, M. (2018) Singkong-Man. Mimika: Penerbit Aseni.
Wijaya, K. A. (2012) Pengantar Agronomi Sayuran. Cetakan I. Jakarta: Prestasi Pustaka.