• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan jumlah nasabah pembiayaan pada PT.BPRS Gebu Prima Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan jumlah nasabah pembiayaan pada PT.BPRS Gebu Prima Medan"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH PEMBIAYAAN PADA PT. BPRS GEBU PRIMA MEDAN

SKRIPSI Oleh: Mhd Azmi Syahputra NIM.53154093 Program Studi: PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)

STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH PEMBIAYAAN PADA PT. BPRS GEBU PRIMA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Oleh:

Mhd Azmi Syahputra NIM.53154093

Program Studi: PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(3)

PERSETUJUAN

SkripsiBerjudul :

STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH PEMBIAYAAN DI PT BPRS GEBU PRIMA MEDAN

Oleh :

Mhd Azmi Syahputra Nim. 53154093

DapatDisetujuiSebagai Salah SatuPersyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Pada Program StudiPerbankanSyariah.

Medan, 12 Desember 2019

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Marliyah, M.A Annio Indah Lestari, MM

NIP.197601262003122003 NIP. 197403092011012003

Mengetahui

Ketua Jurusan Perbankan Syariah

Zuhrinal M. Nawawi, M.ANIP. 197608182007101001

(4)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mhd Azmi Syahputra

NIM : 53154093

Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 11 Desember 1997

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Jl. Bromo Ujung No.73 CC Medan

menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul “STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH PEMBIAYAAN PADA PT. BPRS GEBU PRIMA MEDAN” benar karya asli

saya, kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya, sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Medan, 23 Januari 2020 Yang membuat pernyataaan

Mhd Azmi Syahputra NIM. 53154093

(5)

i

Mhd Azmi Syahputra, NIM 53154093, “Strategi Pemasaran Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah Pembiayaan di PT BPRS Gebu Prima Medan”. Dibawah pembimbing I Ibu Dr. Marliyah, M.A dan pembimbing II Ibu Annio Indah Lestari, M.M.

Produk pembiayaan merupakan produk unggulan PT. BPRS Gebu Prima Medan. Produk pembiayaan menggunakan akad mudharabah dan musyarakah yaitu memperoleh bagi hasil. Namun semakin berkembang sektor perbankan di Indonesia diperlukan adanya pemasaran untuk menghadapi persaingan khususnya pada produk pembiayaan. Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa.Penelitian ini mengangkat suatu rumusan masalah yaitu strategi pemasaran dalam meningkatkan jumlah nasabah pembiayaan di BPRS Gebu Prima Medan, kendala-kendala yang terkait dengan strategi pemasaran produk pembiayaan di BPRS Gebu Prima Medan dan Solusi dari Kendala-kendala yang terkait dengan strategi pemasaran produk pembiayaan di PT. BPRS Gebu Prima Medan. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan oleh penulis berupa wawancara dengan pihak BPRS Gebu Prima Medan serta dokumentasi yang berkaitan dalam penelitian ini dan analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan jumlah nasabah produk pembiayaan di BPRS Gebu Prima Medan sebagai berikut: menggunakan bauran pemasaran atau marketing mix yang tediri dari 4P, yaitu Product, Price, Place dan Promotion. Kendala yang dihadapi BPRS Gebu Prima Medan yaitu promosi yang dilakukan kurang maksimal dan adanya masyarakat yang kurang mengenal BPRS sehingga menyebabkan masyarakat kurang tertarik melakukan pembiayaan di BPRS Gebu Prima Medan. Solusi yang dilakukan adalah solusi-solusi dari kendala yang dihadapi BPRS Gebu Prima Medan adalah memperbanyak atau memfokuskan ke pembiayaan kolektif ke sekolah-sekolah, Pemasaran melalui personal selling dari marketer atau karyawan BPRS, memperbarui produk pembiayaan yang sudah ada menjadi produk pembiayaan yang unggul dari produk pembiayaan dibank/BPRS lainnya, promosi mengoptimalkan bantuan marketing menggunakan brosur/spanduk,meningkatkan pelayanan yaitu dengan proses yang cepat, administrasi yang mudah, dan menejemen yang lebih kreatif, memperkenalkan dan menjelaskan BPRS Gebu Prima Medan dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosial ke masyarakat luas, mengadakan training dan seminar seputar permasalahan nasabah yang kerap terjadi antar BPRS lainnya.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil‟alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa Sang Maha sutradara kehidupan yang telah mengatur skenario hidup hamba-Nya sesempurna mungkin. Begitu banyak pengalaman berharga yang Allah anugerahkan kedalam kehidupan penulis, khususnya dalam proses penyelesaian perkuliahan. Atas berkat kasih penulisng dan hidayah-Nya telah memberi pertolongan serta petunjuk kepada penulis untuk menyelesaikan sebuah penelitian ilmiah berbentuk skripsi, berjudul “Strategi Pemasaran Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah Pembiayaan Pada PT. BPRS Gebu Prima Medan”. Shalawat dan salam kerinduan penulis sanjung tinggikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu „Alaihi Wasalam sebagai suri tauladan yang baik serta pembawa risalah kebenaran menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN Sumatera Utara Tahun Ajaran 2019/2020.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang sangat berharga berupa motivasi, petunjuk, bimbingan, pengarahan dan saran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teristimewa, kepada kedua orang tua penulis tercinta, Ayahanda Erwin Piliang dan Ibunda Erma Hafni yang telah melahirkan, menyusui, merawat, mendidik dan menafkahi penulis, tanpa mereka penulis ini tidak ada apa-apanya. Terima kasih untuk kasih penulisng, dukungan dan doa yang selalu tercurahkan kepada penulis selama ini. Mungkin saat ini penulis hanya bisa membalas jasa kedua orang tua penulis lewat doa-doa kepada Allah Subhanallahu wata‟ala, insyaAllah dengan doa tulus dan pengorbanan mulia kedua orang tua penulis, suatu hari nanti akan mengantarkan penulis pada jenjang

(7)

iii

kesuksesan dimasa depan, hingga penulis bisa membahagiakan dan memuliakan kedua orang tua penulis didunia dan akhirat hingga mencapai surga_Nya.

Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Saidurrahman, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan (UINSU Medan).

2. Bapak Andri Soemitra, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (FEBI UINSU).

3. Bapak Zuhrinal M. Nawawi, MA selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

4. Ibu Tuti Anggraini, MA selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

5. Bapak Aliyuddin Abdul Rasyid, MA selaku Penasehat Akademik penulis banyak membantu serta memberikan pengarahan semasa perkuliahan. 6. Ibu Dr. Marliyah, MA selaku dosen Pembimbing Skripsi I dan Ibu Annio

Indah Lestari, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II, yang telah banyak membantu serta memberikan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

7. Keluargaku tercinta terima kasih penulis ucapkan kepada Kakak penulis Fika Abdillah Putri, SP.dI, Abang penulis Muhammad Rizki, SP.d, Abang Ipar penulis Ahmad Deni, Adikku Nurhaliza Hasibuan, dan Fauzan Hasibuan yang telah banyak memberi dukungan dan inspirasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Ucapan terima kasih yang tulus dari penulis kepada seluruh guru-guru penulis tercinta yang telah tulus dalam mendidik dan ikhlas dalam mengajarkan kebaikan kepada penulis, mulai dari guru SD Al-Ittihadiyyah Medan, guru SMP Negeri 4 Medan, guru SMA Negeri 10 Medan, dan dosen penulis di UIN Sumatera Utara yang telah penulis anggap sebagai

(8)

iv

orang tua, tanpa jasa guru-guru penulis mungkin penulis tidak akan sampai pada jenjang pendidikan saat ini.

9. Buat keluarga besar Komunitas Dakwah Kawan Hijrahkuu Medan yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Sahabatku Nazri Adalani Hasibuan, SE yang sangat banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Buat sahabat-sahabatku, Gilang Pratama SE, Haris Mansyah Siregar, SE, Mhd Rizki Nasution, SE, Kahfi Rahmadhandi, SE, Hanafi, SE, Alpiyannasri Rambe, SE, Ahmad Iqbal Tajhi, SE, Iham Perkasa Bako, Minta Ito Hasibuan, SE, Reka Cintia, SE, Nina Mardiana, SE, Shalihani Hudayana, SE, Shinta Masriah, SE yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

12.Sahabat-sahabat penulis tercinta di kelas PS-B UIN-SU yang sama-sama berjuang dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi (SE) serta seluruh sabahat-sahabat penulis lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Terima kasih segala kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah dan rahmat_Nya bagi kita semua. Akhir kata dengan kerendahan hati, penulis selaku peneliti dalam penelitian skrisi ini menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu diharapkan kritik yang membangun dan saran-saran yang bermanfaat. Semoga skripsi ini menjadi khazanah ilmu Ekonomi Islam bagi para pembacanya.

Medan, 19 Desember 2019 Penyusun Skripsi

Mhd Azmi Syahputra NIM. 53154093

(9)

v DAFTAR ISI PERSETUJUAN ABSRTAK ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C.Rumusan Masalah ... 3

D.Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II KAJIAN TEORITIS A.Teori Bauran Pemasaran ... 5

1. Pendekatan Pemasaran ... 5

2. Karakteristik Pemasaran Syariah ... 9

3. Etika Pemasaran Syariah ... 10

4. Orientasi Pasar ... 13

5. Pentingnya Kepuasan Konsumen ... 14

B. Pembiayaan ... 16

1. Unsur-unsur Pembiayaan ... 17

2. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan ... 19

3. Jenis-jenis Pembiayaan ... 20

4. Produk-produk Pembiayaan ... 25

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nasabah Menggunakan Produk Pembiayaan ... 29

C.Penelitian Terdahulu ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Pendekatan Penelitian ... 38

(10)

vi

C.Subjek dan Informan Penelitian ... 38

D.Jenis dan Sumber Data ... 39

E. Metode Pengumpulan Data ... 39

F. Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 42

1. Sejarah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Gebu Prima ... 42

2. Data Perusahaan ... 43

3. Makna Logo Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Gebu Prima Medan ... 44

4. Visi dan Misi Perusahaan ... 46

5. Tujuan Pendirian BPRS Gebu Prima Medan ... 46

6. Ruang Lingkup Bidang usaha ... 47

7. Produk-produk PT. BPSR Gebu Prima ... 47

8. Syarat-syarat Mengajukan Pembiayaan Pada PT. BPRS Gebu Prima Medan ... 50

9. Struktur Organisasi ... 51

B. Hasil Penelitian Dan Pembahasan ... 55

1. Strategi Pemasaran di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Gebu Prima Medan ... 56

2. Kendala-kendala yang Terkait dengan Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan di PT. BPRS Gebu Prima Medan ... 62

3. Solusi dari Kendala-kendala yang terkait dengan Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan di PT. BPRS Gebu Prima Medan ... 65 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 69 B. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1 Jumlah Nasabah Pembiayaan Berdasarkan Produk Pembiayaan... 2 2.1 Penelitian Terdahulu ... 31 3.1 Informan Penelitian ... 38

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Skema Strategi Pemasaran... 8 4.1 Logo PT. BPRS Gebu Prima Medan ... 45 4.2 Struktur Organisasi PT. BPRS Gebu Prima Medan ... 51

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah way of life yang lengkap untuk kehidupan manusia di dunia maupun diakhirat.Semua aktifitas manusia menjadi media untuk kehidupan akhirat. Dalam kehidupan ekonomi dengan berbagai instrumennya, tergantung pada kuat tidaknya pengetahuan para penganutnya terhadap keberadaan bank islam dan pemahaman yang benar terhadap konsep sistem ekonomi syariah. Demikian juga preferensi terhadap perbankan syariah, motivasi keagamaan justru menjadi landasan utama dalam membentuk interaksi nasabah (muslim) dengan lembaga keuangan, diatas pertimbangan tingkat jasa yang dapat ditawarkan dan diterima mereka.

Pada era globalisasi ini kualitas dipandang sebagai alat untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas merupakan salah satu faktor utama yang menentukan dan memotivasi pemilihan produk dan jasa bagi nasabah. Kepuasan nasabah akan tercapai apabila kualitas produk, jasa dan pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Selain kualitas faktor pendukung lain yang menjadi motivasi nasabah dalam pemilihan PT. BPRS Gebu Prima Medan adalah pelayanan, promosi dan tempat yang ditawarkan dalam pemenuhan kepuasan nasabah.

Pemasaran juga termasuk faktor yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran menjadi semakin penting dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat.Pemasaran juga dapat dilakukan dalam rangka menghadapi pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat.Para pesaing justru semakin gencar melakukan usaha pemasaran dalam rangka memasarkan produknya.

Dalam melakukan kegiatan pemasaran suatu perusahaan memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya untuk merebut hati

(14)

konsumen atau nasabah terutama untuk produk yang baru diluncurkan. Sedangkan dalam jangka panjang dilakukan untuk mempertahankan produk-produk yang sudah ada agar tetap eksis.1

Tabel 1.1

Jumlah Nasabah Pembiayaan Berdasarkan Produk Pembiayaan

No Tahun

Jumlah Nasabah Pembiayaan (Orang) Musyarakah Murabahah 1 2014 98 101 2 2015 98 100 3 2016 85 98 4 2017 78 87 5 2018 69 81

Sumber: PT. BPRS Gebu Prima Medan2

Dari tabel diatas dapat dilihat terdapat adanya penambahan dan pengurangan jumlah dari tahun 2014 – 2018. dilihat dari pembiayaan musyarakah dan murabahah maka akan terlihat angka nasabah yang semakin tahun semakin menurun. Jika dilihat dari segi produk maka produk pembiayaan merupakan produk unggulan, dari segi tempat dan bentuk fisik kantor BPRS Gebu Prima Medan ini terletak dipusat kota bagus, nyaman, memadai dan mudah diakses, jika dilihat dari segi harga produk pembiayaan di BPRS Gebu Prima ini dapat disesuaikan dengan angsuran yang ingin dibeli nasabah, dan segi promosi semakin baik bahkan dikembangkan dan diperbarui dari bentuk periklanan. Begitu juga dengan Account Officernya semakin bertambah sebelumnya ditahun 2014 hanya 1 orang tetapi di tahun 2018 sudah 3 orang yang bekerja di PT. BPRS Gebu Prima Medan. JumlahAccount Officer dan Strategi Pemasaran ini harus dapat memberikan kontribusi peningkatan terhadap pembiayaan pada PT. BPRS Gebu Prima Medan.Adapun jumlah nasabah pembiayaan di PT. BPRS Gebu

1Kasmir, Pemasaran Bank (Jakarta: Kencana, 2005), h.59. 2Data Jumlah target Account Officer BPRS Gebu Prima Medan.

(15)

Prima Medan terdapat adanya penurunan jumlah nasabah dari tahun 2014 – 2018. Serta ingin mengetahui bagaimana PT. BPRS Gebu Prima Medan menjalankan kinerjanya atau melaksanakan bauran pemasarannya kepada nasabah. Maka adapun judul yang diangkat dalam penelitian ini yaitu: Strategi Pemasaran dalam upaya meningkatkan jumlah nasabah pembiayaan pada PT. BPRS Gebu Prima Medan.

B. Batasan Masalah

Adapun untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dalam penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi, yaitu: Bauran Pemasaran dalam upaya meningkatkan nasabah pembiayaan di PT. BPRS Gebu Prima Medan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti menentukan rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan PT. BPRS Gebu Prima Medan dalam upaya meningkatkan jumlah nasabah pembiayaan?

2. Bagaimana kendala-kendala yang terkait dengan strategi pemasaran produk pembiayaan di PT. BPRS Gebu Prima Medan?

3. Bagaimana solusi dari kendala-kendala yang terkait dengan strategi pemasaran produk pembiayaan di PT. BPRS Gebu Prima Medan?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui seberapa besar konsep bauran pemasaran diterapkan dan dilakukan untuk membantu meningkatkan jumlah nasabah pembiayaan pada PT. BPRS Gebu Prima Medan.

E. Manfaat Penelitian

Dengan mempertimbangkan uraian latar belakang masalah diatas, maka kegunaan penelitian ini adalah:

(16)

a. Bagi BPRS Gebu Prima

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk mengetahui bagaimana peran konsep bauran pemasaran terhadap minat nasabah melakukan pembiayaan di PT. BPRS Gebu Prima Medan, serta sebagai masukan untuk pimpinan BPRS Gebu Prima Medan bagaimana menciptakan keinginan nasabah melakukan pembiayaan di PT. BPRS Gebu Prima Medan.

b. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai latihan kemampuan dalam bidang penelitian ilmiah serta menganalisis masalah sesuai dengan teori-teori dan ilmu yang didapatkan penulis selama proses perkuliahaan.

c. Bagi Pembaca Dan Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penelitian atau referensi dalam melakukan penelitian masalah bagi mahasiswa ekonomi islam selanjutnya.

(17)

5

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Teori Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan. Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka untuk membantu tercapainya tujuan strategi pemasaran3. Sebagian besar literatur pemasaran umumnya menyepakati manfaat yang diperoleh oleh penyedia produk atau layanan, pembuat kebijakan, aktivis sosial atau bahkan konsumen. Sebagian besar prioritas adalah keuntungan bagi penyedia produk atau layanan atau pemasar, ini karena tujuan akhir dari setiap kegiatan pemasaran adalah kepuasan konsumen sekaligus keuntungan yang didapat (marketer). Konsumen telah dididik untuk memaksimalkan pengeluaran mereka sehingga memenuhi keinginan mereka yang tidak terbatas sementara pemasar berusaha memenuhi setiap kebutuhan dan keinginan konsumen.4

1. Pendekatan Pemasaran

Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik unutk diterapkan, salah satunya perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut penting karena bauran pemasaran merupakan salh satu pokok pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian suatu produk.5Maka diciptakanlah alat-alat yang membentuk suatu bauran pemasaran yang diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang disebut 4P pemasaran: produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).6 :

a. Produk (Product), keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, dan garansi. Semakin baik kualitas produk akan semakin besar kemungkinan keberhasilan menjual. Produk yang baik adalah produk yang mampu memenuhi keinginan nasabah.

3

Muhammad Adam, Manajemen Pemasaran Jasa,(Bandung: Alfabeta. 2015), h.26.

4Inggang Perwangsa Nuralam, Etika Pemasar Dan Kepuasan Konsumen Dalam Pemasaran Perbankan Syariah,(Malang: UB Press. 2017), h.24.

5 Muhammad Arif, Pengantar Bisnis, (Medan: Febi UINSU Press ,2016), h.100 6

(18)

b. Tempat (Place), merupakan saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, persediaan dan transportasi, dimana denganletak/posisi tempat yang strategis dan baik akan banyak menunjang keberhasilan proses menjual.

c. Harga (Price), merupakan unsur yang tidak kalah penting, di dalam konteks harga adalah harga produk itu sendiri termasuk rangsangan rabat/discount atau potongan harga khusus, atau sistem pembayaran lain yang diatur secara periodik atau bayar dengan cicilan merupakan bagian dari unsur harga yang tak kalah penting dalam menunjang proses keberhasilan memasarkan produk.

d. Promosi (Promotion), merupakan proses memperkenalkan produk dengan cara tertentu, seperti promosi penjualan khusus, periklanan, tenaga penjualan, kehumasan (public relation) dan pemasaran langsung agar produk kita dikenal banyak nasabah. Proses ini sangat penting dalam membangun image produk yang mempunyai daya jual tinggi.7

Pendekatan pemasaran 4P berhasil dengan baik untuk barang, tetapi elemen-elemen dalam bisnis jasa perlu ditambahkan. Yaitu bahwa bauran pemasaran jasa dibagi menjadi 7P sebagai berikut:

a. Produk, adalah suatu yang dapat ditawarkan pada suatu pasar sasaran guna mendapatkan perhatian untuk dimiliki, digunakan, dikonsumsi, yang dapat memuaskan kebutuhan.

b. Harga, merupakan alat untuk mengukur nilai suatu barang atau jasa. Pertukaran yang dilakukan guna mendapatkan apa yang diharapkan sangat didasari oleh nilai yang sesuai, maka nilai yang terkandung dalam pertukaran inilah dikatakan sebagai harga.

c. Promosi, merupakan alat mengkomunikasikan produk atau jasa yang dimiliki guna menarik minat konsumen untuk menjatuhkan pilihan atau melakukan pembelian terhadap produk atau jasa yang dihasilkan pihak produsen.

7Ikatan Banking Indonesia, Mengelola Kualitas Layanan Perbankan,(Jakarta:Gramedia

(19)

d. Tempat/Distribusi, distribusi berfungsi untuk menciptakan ketersediaan atau menciptakan produk atau jasa pada tempat dan waktu yang tepat dibutuhkan oleh para konsumen/nasabahnya.

e. Orang, dalam hal ini adalah tenaga kerja atau yang dimiliki suatu perusahaan yang sering disebut karyawan, karyawan sangat berperan penting dalam perusahaan jasa karena terlibat langsung menyampaikan produk kepelanggan/nasabah.

f. Bukti Fisik, penampilan fisik suatu perusahaan sangat berpengaruh sekali terhadap nasabah untuk membeli atau menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Lingkungan fisik membantu membentuk perasaan dan reaksi yang tepat antara pelanggan dan karyawan.

g. Proses, proses melibatkan setiap kegiatan yang diperlukan untuk menyuguhkan produk atau jasa dengan pelayanan yang terbaik kepada konsumen. Proses yang mampu dipahami pelanggan dan sesuai dengan yang diinginkan akan turut menentukan kepuasan nasabahnya.

Penambahan unsur bauran pemasaran jasa dilakukan antara lain karena jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk, yaitu tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, beraneka ragam dan mudah lenyap.8Kemampuan menjual pada situasi yang sangat kompleks saat ini merupakan suatu tantangan yang amat besar karena semakin ketatnya persaingan dan semakin berkembangnya pengetahuan nasabah. Dalam industri jasa keuangan, fokus keberhasilan penjualan telah berubah dari penawaran produk dan “penawaran khusus hari ini” menjadi pendekatan konsultatif, yaitu dimana para petugas langsung yang berhubungan dengan nasabah perlu dibekali dengan kemampuan mendengarkan, memahami kebutuhan nasabah, dan teknik menjual yang baik.

Kemampuan tentang pemahaman produk, proses, atau prosedur bank tidak lagi memadai untuk dapat menjual produk yang saat ini semakin kompleks kepada nasabah yang semakin pintar. Oleh karena itu, para petugas penjualan dewasa ini

8Putra dan Eka Sulistyawati, “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Pegadaian (Persero) Cabang Mengawi, Bandung, Bali”. Jurnal.(Bali: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, 2013), h.94.

(20)

harus lebih banyak memahami hal-hal lain diluar sekedar menjual suatu produk. Mereka membutuhkan kemampuan untuk membangun hubungan dengan nasabah, menentukan kebutuhan nasabah, dan kejelian memadukan bagaimana dan mengapa jasa dan produk bank tersebut dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi oleh setiap nasabah.

Sebelum lebih jauh melaksanakan penjualan, sangat penting sekali seorang karyawan dibank memahami dengan baik konsep dasar pemasaran. Menyusun dasar pemasaran, memahami segmentasi produk dan siapa pasarnya, termasuk dukungan lain sehingga proses menjual akan menjadi lebih efektif. Pemasaran merupakan proses sosial, baik individu maupun kelompok, untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Agar proses menjual produk tersebut dapat berjalan sesuai dengan harapan maka harus disusun strategi pemasarannya. Dalam proses menyusun strategi pemasaran, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

a. Segmentation, yaitu proses memilah kelompok nasabah berdasarkan keinginan, kekuatan dan daya beli. Dengan segmentasi kita akan mudah memasarkan produk sesuai dengan kebutuhan nasabahnya.

b. Targeting, yaitu proses menentukan siapa (nasabah yang mana) dan berapa banyak yang akan ditawarkan produk yang akan kita jual. Proses ini mempertimbangkan segmentasi nasabah dan kesesuaian produk yang ditawarkan.

c. Positioning, yaitu proses menentukan posisi produk sedemikian rupa sehingga pasar/nasabah yanag menjadi sasaran mengenal tawaran dan citra khas perusahaan. Jika perusahaan tidak melakukan penetapan posisi dengan baik, pasarnya akan bingung.

Gambar 2.1

Skema Strategi Pemasaran

Positioning Targeting

(21)

Melalui proses menetapkan segmentasi, menetapkan target dan melakukan proses memposisikan produk pada pasar yang benar, upaya memasarkan produk akan menjadi mudah dan jelas.9

2. Karakteristik Pemasaran Syariah (Islamic Marketing)

Karakteristik pemasaran yang berdasarkan nilai islam (syariah) mengacu pada beberapa komponen mendasar sesuai dengan tuntunan Al-Qur‟an dan Hadits. Kartajaya dan Sula (2006) mengungkapkan 4 (empat) karakteristik pemasaran syariah yang membedakan dengan pemasaran konvensional, yaitu:

a. Rabbaniyyah

Seorang pemasar syariah memiliki keyakinan bahwa hukum-hukum syariat yang bersifat rabbaniyah merupakan hukum-hukum yang adil dan juga sempurna. Seorang pemasar syariah meyakini bahwa setiap apa yang kita kerjakan tiada luput dari pengawasan Allah Subhanahu wata‟alaa, diwajibkan untuk mematuhi hukum syariah mulai dari implementasi strategi dalam pemasaran, segmentasi pemasaran, penetapan target, dan diferensiasi. Hal ini senantiasa dilakukan dengan berlandaskan jiwa yang mengedepankan nilai religius. Dia harus selalu menempatkan kebesaran Allah Subhanahu wata‟alaa di atas segala-galanya.

b. Akhlaqiyyahi

Sifat Akhlaqiyyahi adalah turunan dari sifat rabbaniyyah. Pemasaran syariah merupakan konsep pemasaran dengan berpedoman pada nilai-nilai moral dan etika, tanpa melihat agama yang dianutnya. Hal ini dikarenakan nilai-nilai moral dan etika merupakan sesuatu yang bersifat universal, yang umum diajarkan oleh semua agama.

c. Realistis

Pemasaran syariah tidak menerapkan konsep yang eksklusif dan kaku melainkan lebih fleksibel dalam konsep pemasarannya, Karena pemasar syariah merupakan seorang professional yang mencirikan

9Ikatan Banking Indonesia, Mengelola Kualitas Layanan Perbankan,(Jakarta: Gramedia

(22)

kebersihan, kerapian, dan senantiasa bersahaja dengan apapun pakaian yang dikenakan. Mereka senantiasa bekerja dengan mengedepankan nilai-nilai religius, kesholehan, aspek moral, dan kejujuran dalam setiap aktivitas pemasarannya.

d. Insaniyyah

Insaniyyah merupakan syariah yang diciptakan untuk menaikan derajat manusia dan juga memelihara sifat kemanusiaannya dalam hal ini menjaga sifat-sifat kehewanannya dalam panduan syariah. Nilai humanistis yang dimiliki manusia akan membuat menjadi lebih terkontrol, dan seimbang (tawazun), bukan manusia serakah yang menghalalkan segala cara untuk kepentingan pribadinya. Bukan menjadi manusia yang hatinya kering dengan kepedulian sosial atau bahagia di atas kesengsaraan orang lain.10

3. Etika Pemasar Syariah (Islamic Marketer Ethics)

Kartajaya dan Sula mengungkapkan 9 (Sembilan) etika pemasar, yang akan menjadi prinsip bagi pemasar syariah dalam menjalankan fungsi pemasaran, yaitu :

a. Pribadi yang Takwa (Taqwa)

Dalam hal pemasaran, aktivitas dengan mengedepankan nilai-nilai seperti inilah yang disebut dengan spiritual marketing. Nilai-nilai religius hadir ditengah-tengah kita saat bertransaksi bisnis. Kita selalu mengingatkan Allah, dan karenannya kita terbebas dari sifat-sifat kecurangan, kebohongan, kelicikan dan penipuan dalam melakukan bisnis.

b. Berperilaku Baik dan Simpati (Shidq)

Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup manusia mengajarkan agar senantiasa berprilaku baik dan simpati. Pondasi dasar dari kebaikan tingkah laku tercermin dari sopan santun yang kita tunjukkan dalam

10Inggang Perwangsa Nuralam, Etika Pemasar Dan Kepuasan Konsumen Dalam Pemasaran Perbankan Syariah,(Malang: UB Press. 2017), h.24-29.

(23)

pergaulan. Sifat ini sangat dihargai dengan nilai yang tinggi dan mencakup semua sisi manusia. Sifat ini adalah sifat Allah yang harus dimiliki oleh kaum muslim.

c. Berlaku Adil Dalam Bisnis (Al-„adl)

Berperilaku Adil merupakan salah satu bentuk akhlak yang harus dimiliki seorang pemasar syariah. Berbisnis secara adil merupakan hukum wajib bagi setiap muslim. Sikap adil termasuk diantara nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh Islam dalam semua aspek ekonomi islam.

d. Sikap Melayani dan Rendah Hati (Khidmah

Seorang pemasar dituntut untuk memiliki kepribadian melayani yang melekat pada setiap aktivitasnya. Sikap melayani tergambarkan dari sikap sopan, penuh kesantunan, dan juga rendah hati. Setiap muslim diperintahkan untuk bermurah hati, sopan, dan bersahabat saat berhubungan dengan mitra bisnisnya. Salah satu ciri orang yang beriman adalah mudah bersahabat dengan orang lain, dan orang lain pun mudah bersahabat dengannya.

e. Menepati Janji dan Tidak Curang

Tepat janji dan tidak curang juga merupakan etika yang harus dijunjung oleh pemasar syariah. Amanah memiliki makna keinginan untuk memenuhi sesuatu sesuai dengan ketentuan. Amanah dari Allah Subhanahu wata‟alaa. Kepada manusia ada dua, yaitu ibadah dan khalifah. Dalam kehidupan seorang Muslim harus melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Kepatuhan kepada Allah adalah kepatuhan yang bersifat mutlak karena Allah memang menciptakan manusia untuk mengabdi kepada-Nya.

f. Jujur dan Dapat Dipercaya (Al-Amanah)

Kejujuran merupakan akhlak yang harus dimiliki pebisnis syariah dalam setiap kegiatannya. Bagi orang yang awam terkadang sifat jujur dianggap sepele untuk dikerjakan manakala belum dihadapkan pada masalah yang berat. Islam menjelaskan bahwa kejujuran yang hakiki terletak pada muamalah mereka. Untuk mengetahui tingkat kejujuran

(24)

seseorang yaitu dengan mengajaknya kerjasama dalam berbisnis. Lika-liku dalam berbisnis akan memperlihatkan jati diri atau keaslian sifat terutama kejujuran dirinya.

g. Tidak Suka Buruk Sangka (Su‟uzh-zhann)

Nabi Muhammad Shalallahu „alaihi wasalam juga mengajarkan sikap saling menghormati satu sama lain dan sikap ini harus diimplementasikan dalam perilaku bisnis modern. Karena itu, tinggalkanlah perbuatan berburuk sangka.Akan lebih mulia jika seorang pemasar syariah justru menonjolkan kelebihan saudaranya, rekan sekerjanya, perusahaannya, atau bahkan jika perlu pesaingnya. Disini akan tergambar sebuah akhlak yang indah, yang justru menarik simpati pelanggan maupun mitra bisnis kita.

h. Tidak Suka Menjelek-jelekkan (Ghibah)

Ghibah merupakan penyakit hati yang sering dilakukan manusia tanpa sadar dengan menjelek-jelekkan atau mengumpat orang lain. Bagi pemasar syariah, ghibah hanyalah perbuatan yang membuang-buang waktu dan merupakan sesuatu yang sia-sia untuk dilakukan. Akan lebih baik baginya jika memanfaatkan waktunya untuk bekerja secara professional, menempatkan semua prospeknya sebagai sahabat yang baik, karena ia harus memperlihatkan terlebih dahulu bagaimana menjadi sahabat yang baik, budi pekerti, dan memiliki akhlaqul karimah (akhlak yang mulia). Orang yang memiliki akhlaqul karimah pasti disenangi semua orang dan orang sering mengenangnya karena kebaikan perilakunya. Dari sinilah muncul kepercayaan (trust) yang menjadi salah satu kunci sukses dalam bisnis.

i. Tidak Melakukan Sogok (Risywah)

Islam sendiri mengharamkan setiap muslim menerima atau melakukan suap. Hal ini dikarenakan proses suap menyuap dalam bentuk apapun dan dalam aktivitas apapun merupakan sesuatu yang diharamkan menurut syariat. Ketentuan ini berlaku bagi siapapun tidak memandang

(25)

jenis pekerjaan, jabatan, jenis perkara apapun dan siapapun yang ikut terlibat dalam proses di dalamnya.11

4. Orientasi Pasar

Dewasa ini, persaingan yang ketat membuat setiap perusahaan harus mampu mengenali dan berusaha memuaskan kebutuhan setiap pelanggannya dengan berusaha memenuhinya. Namun tidak semua perusahaan mampu melakukan hal tersebut. Menurut Kotler (2012), dalam kegiatan pemasaran, umumnya ada lima konsep yang dianut oleh perusahaan, yaitu :

a. Konsep Produksi

Menegaskan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk yang tersedia secara luas dan murah. Para manajer berkonsentrasi untuk mencapai efisiensi produk yang tinggi, biaya yang rendah, dan distribusi secara besar-besaran. Orientasi ini sesuai diterapkan pada pasar dimana konsumen kebih tertarik mendapatkan produk daripada fiturnya.

b. Konsep Produk

Menegaskan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan ciri paling bermutu, berkinerja, atau inovatif. Para manajer disuatu perusahaan memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk yang unggul dan meningkatkan kualitasnya sepanjang waktu. Manajer mengasumsikan bahwa para pembeli mengagumi produk-produk yang dibuat dengan baik serta dapat menghargai mutu dan kinerja. Akan tetapi, produk manajer itu kadang-kadang terperangkap dalam kecintaan akan produk dan tidak menyadari apa yang dibutuhkan oleh pasar.

c. Konsep Penjualan

Berkeyakinan bahwa para konsumen dan perusahaan bisnis, jika dibiarkan, tidak akan secara teratur membeli cukup banyak produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Oleh Karena itu perusahaan harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Diasumsikan bahwa

11

(26)

perusahaan memiliki banyak sekali alat penjualan, dan promosi yang efektif untuk merangsang lebih banyak pembeli.

d. Konsep Pemasaran

Menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran terpilih.

e. Konsep Pemasaran Sosial

Menegaskan bahwa tugas organisasi menentukan kebutuhan, keinginan, dan permintaan dari pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing dengan tetap memelihara atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan konsumen.12

5. Pentingnya Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen (nasabah) merupakan konsep utama baik dalam teori maupun dalam praktik pemasaran. Serta menjadi tujuan yang sentral bagi seluruh aktivitas bisnis. Kepuasan menjadi faktor penting yang berkontribusi dalam terciptanya loyalitas pelanggan, peningkatan good will atau reputasi dari perusahaan, mengurangi elastisitas harga, mengurangi biaya transaksi masa depan, dan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas karyawan. Kepuasan pelanggan memberikan indikator utama niat membeli konsumen dan loyalitas.

Kepuasan adalah suatu sikap yang diputuskan berdasarkan pengalaman yang didapatkan. Kepuasan merupakan penilaian mengenal ciri atau keistimewaan barang atau jasa, atau produk itu sendiri, yang menyediakan tingkat kesenangan pelanggan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi pelanggan. Kepuasan nasabah dapat diciptakan melalui kualitas, pelayanan dan nilai. Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan setelah persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil)

12

(27)

suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan pelanggan dapat diukur dengan cara yaitu :

a. Sistem keluhan dan saran

Sistem ini merupakan sistem di mana perusahaan menyediakan wadah atau sarana untuk memberikan saran, pendapat dan juga kritik mereka. Hal ini sebagai konsekuensi dari perusahaan yang berorientasi pada pelanggan. Banyak ragam media untuk mengakomodir sistem ini diantaranya dengan menyediakan kotak saran yang ditempatkan pada lokasi strategis, menyediakan kartu komentar yang dapat langsung diisi ditempat atau via pos, menyediakan call center khusus untuk memberikan saran dan kritik serta media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk saran dan kritik. Informasi ini diharapkan dapat memberikan masukan sekaligus ide-ide baru yang berguna untuk memberikan respon yang cepat kepada pelanggan sehingga akan lebih menguntungkan dari sisi perusahaan.

b. Survei Kepuasan Pelanggan

Penggunaan survei kepuasan pelanggan menjadi cara yang umum dilakukan oleh banyak perusahaan, baik melalui penelitian secara langsung ataupun menggunakan media sosial untuk memperoleh feedback langsung dari pelanggan. Hal ini menjadi sebuah sinyal positif bahwa perusahaan memberikan perhatian kepada pelanggan.

c. Ghost Shopping

Metode yang digunakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang (ghost shopping) untuk berpura-pura menjadi seorang nasabah atau pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian ghost shopper akan menggali informasi mengenai kekuatan dan kelemahan produk pesaing dan informasi tentang data tersebut akan digunakan untuk pengembangan produk sendiri.

d. Last Customer Analysis

Metode yang digunakan dengan menggali informasi dari pelanggan yang beralih ke pemasok lain. Informasi tersebut dapat menjadi

(28)

pertimbangan dalam pengambilan kebijakan untuk kemajuan perusahaan. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas nasabah.13

B. Pembiayaan

Perkataan pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust), berarti lembaga pembiayaan selaku shahibul mal menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan suatu amanah yang diberikan. Dana tersebut harus digunakan dengan benar dan adil, dan harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas, dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, sehingga firman Allah Subhanahu Wata‟ala dalam surat An-Nisa ayat 29.14





















15 Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.(Q.S An-Nisa ayat 29).

Melalui ayat ini Allah memerintahkan kepada manusia dalam menjalankan transaksi (pembiayaan) hendaknya harus dilandaskan dengan rasa suka sama suka dan tanpa adanya paksaan, dan tambahan itu merupakan riba. Serta ayat ini menjelaskan jangan saling melakukan kecurangan dalam bertransaksi (pembiayaan) karna Allah mengetahui apa yang dilakukan manusia.16

Sebagaimana di dalaam hadist yang di dalamnya terdapat sanadnya ada yaitu Sawar ibn Mush‟ab diriwayatkan sebagai berikut:

13Ibid., h.57-61.

14Veitzhal Rivai dan Andria Permata Vetzhal, Islamic Financial Management:Teori, Konsep dan Aplikasi Panduan Praktis Untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa,(Jakarta: Raja Grafindo Persada.2008), h.3.

15Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahan Al-Jumanatul Ali, (Bandung: J-Art,

2004), h.83.

16

(29)

“Sulaiman Ibnu Harab bercerita kepada kami, Sub‟ah bercerita kepada kami, dari Abi Burdah bin Abi Musa, ia mengatakan: setelah saya mendatangi madinah saya menemui Abdullah bin Salam. Ia mengatakan kepada saya: Anda berada dibumi yang didalamnya riba suatu kebanggaan. Apabila anda mempunyai hak terhadap seorang lantas ia memberikan hadiah kepada anda berupa jerami, gandum atau sejenis makanan hewan, Jangan anda mengambilnya sesungguhnya itu adalah Riba” (HR. Al- Bukhari).17

Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain pembiayaan adalah pendukung yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.18

1. Unsur-Unsur Pembiayaan

Di dalam pembiayaan terdapat unsur-unsur pembiayaan, dimana point-point nya antara lain :

a. Adanya kedua belah pihak, yaitu pemberi pembiayaan (shahibul mal) dan adanya penerima pembiayaan (mudharib)

b. Adanya kepercayaan berupa kesepakatan pihak shahibul mal dengan pihak lainnya berjanji membayar dari mudharib kepada shahibul mal. Janji membayar tersebut dapat berupa janji lisan, tertulis dan berupa instrument.

c. Adanya persetujuan berupa kesepakatan pihak shahibul mal dengan pihak lainnya yang berjanji membayar dari mudharib kepada shahibul mal. Janji membayar tersebut dapat berupa janhi lisan, tertulis dan berupa instrument.

d. Adanya penyerahan barang, jasa atau uang dari shahibul mal kepada mudharib

e. Adanya unsur waktu

f. Adanya unsur resiko bagi kedua belah pihak (shahibul mal dan mudharib), resiko di pihak shahibul mal adalah resiko gagal bayar (risk

17Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,(Semarang:Thaha Putra),jld.IV, h.230. 18

(30)

default), sedangkan di pihak mudharib adalah kecurangan dipihak pembiayaan.19

Menurut Kasmir, unsur-unsur pembiayaan terkandung dalam pemberian fasilitas pembiayaan adalah sebagai berikut:

a. Kepercayaan yaitu pembiayaaan yang diberikan akan benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu yang telah ditentukan, bersumber dari arti ayat berikut:

Artinya : “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang[180] (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S : Al-Baqarah 283).

Ayat ini menjelaskan bahwa dalam melakukan transaksi (muamalah) apabila secara tunda/utang hendaknya adanya bukti yang sah atau autentik, dan hendaknya orang yang memberikan utang harus memiliki barang yang dijaminkan atau tanggungan agar si penghutang dapat dipercayai dalam melunasi hutang-hutangnya.20

Barang tanggungan atau barang jaminan yang dimaksud pada ayat diatas diadakan bila satu sama lain tidak percaya mempercayai atau dapat lebih menyakinkan antara kedua belah pihak yang saling bersepakat.

b. Kesepakatan ini terjadi antara pihak pemberi pembiayaan dan penerima pembiayaan yang dituangkan dalam suatu perjanjian yang berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak, dengan landasan ayat dibawah ini:

19Ibid., h.4. 20

(31)

















21

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.(QS. Al-Maidah:1).

Ayat ini menjelaskan kedua belah pihak yang melakukan transaksi hendaknya memenuhi perjanjian-perjanjian atau akad-akad dalam bertransaksi, dan tidak diperbolehkan bertransaksi ketika sedang melakukan ibadah kepada Allah SWT.22

c. Jangka waktu, setiap pembiayaan yang diberikan pasti memiliki jangka waktu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian pembiayaan yang telah disepakati.

d. Resiko, penyebab tidak tertagihnya sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu pembiayaan semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan perusahaan, baik resiko yang disengaja maupun yang tidak disengaja oleh nasabah.23

2. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

Pada dasarnya tujuan pembiayaan terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari pembiayaan yaitu:

a. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah.

21Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahan Al-Jumanatul Ali, (Bandung:. J-Art,

2004), h.106.

22Ibid., h.318. 23

(32)

b. Safety, yaitu dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan.24

Pembiayaan mempunyai peran yang sangat penting dalam perekonomian, secara garis besar fungsi pembiayaan dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut:

a. Pembiayaan dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal uang. b. Pembiayaan dapat meningkatkan utility (daya guna) suatu barang. c. Pembiayaan meningkatklan peredaran lalu lintas uang

d. Pembiayaan sebagai alat stabilitas ekonomi

e. Pembiayaan menimbulkan gairah usaha masyarakat

f. Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan g. Pembiayaan sebagai alat hubungan ekonomi internasional.25

3. Jenis-Jenis Pembiayaan

Dalam menjalankan jenis-jenis pembiayaan, dapat dilihat dari tujuannya, jangka waktunya, junmlahnya, orangnya, dan tempatnya. Jenis pembiayaan terdiri dari:

a. Jenis pembiayaan dilihat dari tujuan

1) Pembiayaan konsumtif bertujuan untuk memperoleh barang-barang atau kebutuhan lainnya guna memenuhi keputusan dalam konsumsi.Pembiayaan konsumtif antara lain pembiayaan konsumtif untuk umum dan pembiayaan konsumtif untuk pemerintah.26

Pada umumnya bank konvensional, membatasi pemberian kredit untuk pemenuhan barang tertentu yang dapat disertai dengan bukti kepemilikan yang sah, seperti: rumah, kendaraan. Bukti ini dijadikan sebagai jaminan utama (main collectoral). Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan jasa, bank meminta jaminan berupa

24

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Financial Management, h.683-686.

25Ibid., h.4.

26Veitzhal Rivai dan Andria Permata Vetzhal, Islamic Financial Management:Teori, Konsep dan Aplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, Mahasiswa,(Jakarta: Raja Grafindo Persada.2008), h.9.

(33)

barang lain yang dapat dijadikan sebagai jaminan. Pada perbankan syariah pembiayaan komersil untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi dengan menggunakan skema:

a) Al Bai‟ Bi Tsaman Ajil (salah satu bentuk murabahah) atau jual beli dengan angsuran.

b) Al Ijarah Al Muntahia Bit Tamlik atau Sewa c) Al Musyarakah Mutanaqhishah

d) Ar Rahn sebagai untuk memenuhi kebutuhan jasa

2) Pembiayaan Produktif bertujuan untuk memperoleh barang-barang atau kebutuhan lainnya guna memenuhi keputusan dalam produksi, dan kegiatan produksi ini merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi.

b. Jenis Pembiayaan dilihat dari jangka waktu

1) Short term financing (pembiayaan jangka pendek) ialah suatu bentuk pembiayaan yang berjangka waktu maksimum satu tahun. Jenis pembiayaan ini terdiri dari pembiayaan rekening koran, pembiayaan pembeli, pembiayaan wesel dan pembiayaan eksplotasi.

2) Intermediate term financing (pembiayaan jangka menengah), ialah suatu bentuk pembiayaan yang berjangka waktu dari satu tahun sampai tiga tahun

3) Long term financing (pembiayaan jangka panjang), ialah suatu bentuk pembiayaan yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun. 4) Demand loan atau call loan financing ialah suatu bentuk

pembiayaan yang setiap waktu dapat diminta kembali. c. Jenis Pembiayaan Dilihat Dari Lembaga Menerima Pembiayaan

1) Pembiayaan untuk badan usaha pemerintah/daerah, yaitu pembiayaan yang diberikan kepada perusahaan/badan usaha yang dimiliki pemerintah.

2) Pembiayaan untuk badan usaha swasta, yaitu pembiayaan yang diberikan kepada perusahaan/badan usaha yang dimiliki swasta.

(34)

3) Pembiayaan perorangan, yaitu pembiayaan yang diberikan bukan perusahaan, tetapi kepada perorangan.

d. Jenis Pembiayaan Dilihat Menurut Tujuan Penggunaan 1) Pembiayaan Modal Kerja (PMK)

Menurut Worman Djohan, pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan yang ditujukan kepada perusahaan khususnya guna menambah anggaran kas perusahaan guna mencapai target anggaran dibutuhkan demi kelancaran operasional perusahaan.27

Menurut Muhammad Syafii Antonio, pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan yang dipergunakan untuk modal kerja perusahaan dalam rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan. Seperti pembelian bahan baku mentah, bahan penolong/pembantu. Biaya ekspoitasi barang modal, piutang dan lain-lain.28

Menurut Yusak Laksamana, pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja bagi kelancaran kegiatan usaha, antara lain untuk pembiayaan bahan baku dan biaya produksi seperti upah, tenaga kerja, biaya distribusi, transportasi dan sebagainya.29

Pembiayaan modal kerja terdiri dari PMK ekspor, PMK

perdagangan dalam negeri, PMK industri, PMK

perkebunan/kehutanan, PMK prasarana/jasa-jasa serta PMK impor. Secara umum di dalam perbankan syariah, yang dimaksud dengan pembiayaan modal kerja syariah adalah pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada peroranganatau perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja maksimum 1 tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.Perpanjangan fasilitas pembiayaan modal kerja dilakukan atas dasar analisis terhadap debitur dan fasilitas

27Warman Djohan, Kredit Bank Alternatif Pembiayaan dan Pengajuannya, (Jakarta:

Mutiara Sumber Widya.2000), h.76.

28Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendikiawan Muslim,(Jakarta:Mutiara Sumber Widya.2001), h.24.

29Yusak Laksamana, Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah,

(35)

pembiayaan secara keseluruhan. Fasilitas pembiayaan modal kerja dapat diberikan kepada seluruh nasabah yang dinilai memiliki kredibilitas, serta usaha yang diberikan modal tidak bertentangan dengan syariat islam.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis pemberian pembiayaan hal yang harus diperhatikan antara lain:

a) Skala usaha, dalam memberikan besar kecilnya kebutuhan modal kerja suatu usaha sangat tergantung kepada skala usaha yang dijalankan, semakin besar skala usaha yang dijalankan maka semakin besar modal kerja yang diberikan

b) Tingkat kesulitan usaha yang dijalankan

c) Karakter transaksi dalam usaha yang akan dibiayai, dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah: bagaimana sistem pembayaran, akad apa yang digunakan

2) Pembiayaan investasi

Menurut Warman Djohan pembiayaan investasi adalah pembiayaan yang mengarah kepada penanaman modal atau simpanan anggaran, yang bertujuan untuk memperoleh nilai lebih di masa yang akan datang.30Menurut Muhammad Sholahuddin, pembiayaan modal investasi adalah pembiayaan jangka panjang untuk pembelian barang-barang modal yang diperlukan. Dalam perbankan syariah, pembiayaan investasi adalah penanaman dana dengan maksud untuk memperoleh imbalan dikemudian hari.31

3) Pembiayaan Konsumsi

30Ibid., h.78.

31Muhammad Sholahuddin, Kamus Istilah Ekonomi Keuangan dan Bisnis Syariah,(Jakarta:Kompas Gramedia,2011), h.99.

(36)

Pembiayaan yang diberikan bank kepada pihak ketiga/perorangan (termasuk karyawan bank sendiri) untuk keperluan konsumsi berupa barang atau jasa dengan cara membeli, menyewa atau dengan cara lain.32

e. Jenis pembiayaan yang disalurkan menurut bentuk

1) Cash Loan adalah pinjaman uang tunai yang diberikan kepada nasabahnya, sehingga dalam pemberian fasilitas cash loan ini bank telah menyediakan dana.

2) Non Cah Loan adalah fasilitas yang diberikan kepada nasabahnya, tetapi bank belum mengeluarkan uang tunai atas fasilitas tersebut (kartu kredit).33

f. Jenis pembiayaan menurut sumber dana terdiri dari: 1) Pembiayaan dengan dana sendiri

2) Pebiayaan dengan dana bersama-sama 3) Pembiayaan dengan dana dari luar negeri g. Jenis pembiayaan menurut wewenang pemutusan

1) Wewenang dari kantor wilayah 2) Wewenang dari kantor cabang 3) Wewenang dari kantor pusat

h. Jenis pembiayaan menurut sifat fasilitas

1) Commited Facility adalah suatu fasilitas secara yuridis berkewajiban untuk memenuhi sesuai dengan yang diperjanjikan, kecuali terjadi suatu peristiwa yang memberi hak untuk menarik kembali fasilitas tersebut.

2) Uncommitted Facility adalah suatu fasilitas yang secara yuridis bank tidak mempunyai kewajiban untuk memenuhinya sesuai dengan yang telah di perjanjikan.

4. Produk-produk Pembiayaan

32Veitzhal Rivai dan Andria Permata Vetzhal, Islamic Financial Management:Teori, Konsep dan Aplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, Mahasiswa,(Jakarta: Raja Grafindo Persada.2008), h.14.

33

(37)

a. Pembiayaan Murabahah 1) Pengertian Murabahah

Kata murabahah berasal dari kata ribhun yang artinya keuntungan.Sehingga keuntungan itu berarti saling menguntungkan. Jual beli murabahah adalah pembelian satu pihak untuk kemudian dijual kembali kepada pihak lain yang mengajukan permohonan pembelian barang dengan keuntungan dan tambahan harga yang telah disepakati.34

Murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. Murabahah berasal dar kata ribhu (keuntungan) karna dalam transaksi jual beli bank menyebut jumlah keuntungannya (margin/mark up). Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan.35

2) Landasan Murabahah (Surah An-Nisa ayat 29)





















36

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”(Q.S. An-Nisa 29).

Penjelasan ayat :

34Nasrun Harun, Fiqh Muamalah.(Jakarta:Gaya Media Pratama.2010), h.175.

35 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2017), h.

74

36Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahan Al-Jumanatul Ali, (Bandung: J-Art,

(38)

Ayat ini menjelaskan tentang bahwa Allah SWT melarang di dalam muamalah saling memakan harta sesama dengan cara murka (riba). Karena itu (riba) dapat mengakibatkan orang menjadi malas dalam berusaha, dan Allah SWT menganjurkan melakukan transaksi muamalah (diantaranya murabahah) dimana kedua belah pihak saling mendapatkan keberuntungan dengan cara berusaha.37

b. Pembiayaan Mudharabah 1) Pengertian Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata dharab artiya memukul atau tepatnya proses seseorang memukul kakinya dalam perjalanan usaha. Secara teknis akad mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua belah pihak yaitu pemilik harta dan pengelola. Keuntungan usaha mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan rugi maka akan di tanggung oleh pemilik modal, bukan akibat kelalaian yang ditimbulkan oleh sipengelola usaha, contoh kerugian yang bukan disebabkan oleh sipengelola dana (mudharib) yaitu bencana alam dan kelangkaan.

Sedangkan apabila kerugian yang disebabkan oleh sipengelola maka yang menanggung resiko sepenuhnya adalah si pengelola usaha, contoh kerugian yang ditimbulkan oleh sipengelola dana(mudharib) antara lain yaitu kecurangan, korupsi, serta manajemen yang buruk.38

Muhammad menyebutkan bahwa Mudharabah adalah suatu perkongsian antara dua belah pihak perorangan maupun kelompok dimana pihak pertama (shahibul mal) sebagai pihak menyediakan seluruh (100%) dana, sedangkan pihak kedua (mudharib) sebagai pihak pengelola usaha, dan keuntungan yang diperoleh dari usaha

37Muhammad Hasbi Ash Shiddiqy, Tafsir Al-Qur‟an al Majid An-Nur,(Semarang:Pustaka

Rizki Putra.2000), h.39.

38Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendikiawan Muslim,(Jakarta:Raja Grafindo Persada.2008), h.29.

(39)

tersebut dibagi, menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak perjanjian.39

2) Landasan Hukum Mudharabah (Surah Al-Jumuah ayat 10)









40 Artinya :“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”(Q.S Al-Jumuah10)

Penjelasan Ayat :

Ayat ini menjelaskan bahwa sebelum melakukan transaksi (muamalah) hendaknya melakukan kewajiban shalat karena itu lebih baik dari pada transaksi, setelah itu maka lanjutkanlah kegiatan muamalah, maka rejeki yang didapatkan akan berkah dan bermanfaat.41

Transaksi jual beli (murabahah) yang tidak dibolehkan adalah yang mengacu pada “bunga” yang disertakan dalam jual beli tesebut. Apalagi jika bunga tersebut berfluktuatif, naik dan turun sesuai dengan kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah. Sehingga harga jual dan harga beliinya menjadi tidak jelas dan cicilan setiap bulannya pun berubah ubah (gharar fitsaman).42

3) Jenis – Jenis Mudharabah a) Mudharabah Muthlaqah

Yaitu transakssi mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara pemilik modal (shohibul mal) dan pengelola usaha

39Muhammad, Sistem Dan Prosedur Operasional Bank Syariah,(Yogyakarta:UII

Press,2001), h.26.

40

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahan Al-Jumanatul Ali, (Bandung: J-Art, 2004), h.554.

41Muhammad Ali Ash-Shabuni, Rawa‟I‟u al-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam min Al-Qur‟an,jld.I,(t.p : Dar al-Fikri), h.389-391.

42

Gambar

Tabel 3.1  Informan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Sifat kesukanan ini mewujudkan kerjasama secara tidak langsung antara pelajar bagi memastikan mereka mencapai matlamat yang telah

yang masuk baik antar bagian dalam suatu organisasi maupun pihak luar organisasi. Sebelum petugas kearsipan menyimpan surat-surat atau dokumen yang masuk, maka kegiatan

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang terkait dengan penelitian dan diambil dari dokumentasi SD Negeri 55/I Sridadi seperti data siswa, jadwal piket siswa,

Untuk mendapatkan informasi secara lebih lengkap lagi terkait dengan data yang diperlukan untuk penulisan laporan tugas akhir tentang strategi pemasaran produk tabungan

Dibawah ini disajikan bentuk dan pola agroforestry yang menyatu dalam suatu sistem agroforestry yang dikelola oleh petani di Desa Sayum Sabah... Bentuk dan pola agroforestry

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata dari penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Coorporate Governance) GCG terhadap peningkatan

Untuk mengetahui pengaruh bagi hasil, kinerja karyawan dan kualitas layanan berpengaruh secara stimultan terhadap kepuasan nasabah di BMT BIMA Magelang Cabang

Hipotesis ini mengungkapkan hasil belajar (posttest) kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran berbantuan komputer (CAI) lebih tinggi daripada hasil