• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Cirebon Sebagai Kota Tujuan Wisata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Cirebon Sebagai Kota Tujuan Wisata"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim dengan luas perairan sekitar 3.257.483 m2.

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau mencapai 17.508, menjadikannya salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Dengan panjang garis pantai mencapai 99.093 km memberikan Indonesia banyak potensi yang dapat dikembangkan pada area pesisirnya, khususnya dalam pengembangan area pesisirnya. Kendati potensinya yang besar ini, tidak begitu banyak kota pesisir yang memanfaatkan hal tersebut untuk pengembangan kotanya dengan mengembangkan sebuah area pesisirnya.

Cirebon merupakan kota multietnis seluas 37,36 km2 yang terletak di bagian utara dari

pulau Jawa. Cirebon merupakan kota yang strategis karena menjadi kota transit bagi kota-kota besar yang berada di bagian barat dan timur dari pulau Jawa, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Sebagai kota transit, banyak pengendara angkutan darat yang memanfaatkan Cirebon sebagai rute perjalanannya baik itu hanya dilewati maupun disinggahi.

Cirebon memiliki sejarah yang cukup panjang sebagai kota pesisir. Kota yang menjadi pelabuhan kuno di masa lampau ini merupakan persinggahan pelaut-pelaut asing di masa kesultanan masih berjaya. Singgahnya pelaut-pelaut asing ke pelabuhan Cirebon memberikan warna tersendiri yang jelas terlihat pada berbagai keanekaragaman kebudayaannya. Salah satu hal yang menonjol dari keanekaragaman budaya yang terdapat di Kota Cirebon adalah kulinernya.

Namun, potensi keanekaragaman tersebut kurang dikelola dengan baik oleh warga maupun pemerintah Kota Cirebon. Meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Cirebon dari tahun ke tahun tidak dibarengi oleh peningkatan di sektor pariwisata.

1.1.1. Cirebon Sebagai Kota Tujuan Wisata

Pembangunan di sektor pariwisata Cirebon saat ini sedang mengalami peningkatan yang cukup pesat. Penunjukan Cirebon Raya (Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan) oleh Gubernur Jawa Barat sebagai kawasan Metropolitan membuat Pemerintah Kota Cirebon harus melakukan pembenahan di bidang infrastruktur kota. Kebijakan-kebijakan dibuat pemerintah untuk mendorong industri pariwisata di Cirebon dan sekitarnya. Dibangunnya jalan tol Cipali memberikan dampak yang begitu besar pada sektor ekonomi dan wisata Cirebon. Investor mulai berdatangan untuk menanam modalnya di Cirebon. Hotel-hotel

(2)

2 bermunculan di penjuru kota. Pembangunan di sektor pariwisata Cirebon juga dibarengi oleh meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Cirebon.

Peningkatan jumlah wisatawan di Kota Cirebon terbilang cukup pesat. Dalam kurun lima tahun, jumlah wisatawan yang berkunjung dan singgah di Kota Cirebon mengalami peningkatan 200%. Pada tahun 2010 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Cirebon adalah sejumlah 340.328 orang dengan jumlah wisatawan nusantara berjumlah 339.229 orang dan wisatawan mancanegara berjumlah 1099 orang. Lalu, pada tahun 2015 mengalami peningkatan hingga mencapai 686.121 orang yang terdiri dari 671.333 wisatawan nusantara dan 14.788 wisatawan mancanegara. Dalam perkembangannya, jumlah wisatawan mancanegara mengalami fluktuasi akibat beberapa kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Kota Cirebon dinilai sedikit merugikan dan membatasi mereka.

Diagram 1.1. Jumlah Wisatawan per Tahun Kota Cirebon

Sumber: Statistik Daerah Kota Cirebon 2016

Secara historis, Kota Cirebon berawal dari sebuah pelabuhan di pesisir utara Jawa, yaitu Pelabuhan Muara Jati yang pada perkembangannya merupakan pelabuhan yang banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing. Dari pelabuhan tersebut berkembanglah Kerajaan Islam Cirebon. Saat ini Cirebon terkenal sebagai Kota Wali, Cirebon memiliki berbagai destinasi wisata budaya berupa situs sejarah seperti Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Gua Sunyaragi, dan situs makam Sunan Gunungjati. Tidak hanya situs budaya saja, Cirebon juga memiliki destinasi buatan salah satunya yaitu Cirebon Waterland Ade Irma Suryani. Destinasi wisata alam juga terdapat di Cirebon, yaitu Pantai Kejawanan dan Air Terjun Palutungan.

1 .0 9 9 1 5 .2 5 4 2 0 .6 1 8 1 0 .3 2 8 1 0 .9 2 1 1 4 .7 8 8 3 3 9 .2 2 9 3 4 0 .7 1 3 45 6 .5 8 9 5 3 0 .6 1 7 585125 6 7 1 .3 3 3 3 4 0 .3 2 8 3 5 5 .96 7 47 7 .2 0 7 5 4 0 .9 4 5 5 9 6 .0 4 6 686.1 2 1 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5

JUMLAH WISATAWAN KOTA CIREBON

Mancanegara Nusantara Total

(3)

3

Gambar 1.1. Pemandangan Pantai Kejawanan

Destinasi wisata alam di Cirebon memiliki panorama alam yang cukup menarik. Akses untuk mencapai lokasi pun dapat dikatakan mudah. Namun, infrastruktur pendukung pada setiap lokasi tersebut dapat dikatakan masih belum memadai. Infrastruktur pendukung yang ada belum cukup memfasilitasi pengunjung untuk berlama-lama pada suatu lokasi wisata. Hal ini diperparah dengan tidak tertibnya pedagang-pedagang yang berjualan di sekitaran lokasi wisata. Selain itu, kebersihan juga menjadi masalah utama yang paling sulit dihadapi pada setiap lokasi wisata di Kota Cirebon. Pada akhirnya, lokasi wisata alam yang memiliki potensi besar menjadi terlihat kumuh. Hal ini mengakibatkan wisatawan menjadi enggan untuk berkunjung dan menikmati objek wisata yang terdapat pada lokasi wisata tersebut.

Pemerintah sebagai pemegang kebijakan pun belum mengembangkan wisata-wisata yang cukup berpotensi dan terkesan kurang serius dalam pembangunannya. Destinasi wisata yang ada masih belum memberikan kesan yang kuat bagi wisatawan yang datang, sehingga wisatawan kurang mendapatkan pengalaman yang memuaskan pada kunjungannya. Hal ini sedikit banyak mempengaruhi peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Cirebon. Masalah-masalah tersebut membuat beberapa destinasi wisata di Cirebon menjadi kurang diminati oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara.

1.1.2. Kuliner Cirebon

Letak Cirebon yang merupakan perbatasan antara Jawa Barat dengan Jawa Tengah serta sejarahnya sebagai kota pelabuhan kuno di masa lalu menjadikan Cirebon kota dengan keanekaragaman asimilasi budaya yang tinggi. Keanekaragaman budaya yang terdapat di kota ini masih kental terasa hingga saat ini.

(4)

4 Kesenian-kesenian, ragam bahasa, situs peninggalan bersejarah hingga berbagai jenis kuliner mewarnai kehidupan di Kota Cirebon. Hal inilah yang menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang berkunjung.

Kuliner di Kota Cirebon sangat beragam cita rasanya. Cita rasa asam, asin, manis, pedas, dan gurih hampir seluruhnya dapat ditemukan pada kuliner Cirebon. Tahu Gejrot, Empal Gentong, dan Mie Koclok adalah segelintir dari kuliner Cirebon yang banyak dicari oleh wisatawan ketika berwisata. Namun, lokasi penjual kuliner khas Cirebon tersebut terpencar di penjuru kota dan sering kali wisatawan memadati sebuah penjual dan mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Lokasinya yang terpencar juga menyulitkan wisatawan untuk mencicipi seluruh kuliner khas Cirebon.

Kuliner sebagai Tujuan Utama Wisatawan Datang ke Cirebon

Berdasarkan sebuah survei yang diadakan oleh Radar Cirebon yang dilakukan kepada 90 responden bertempat di Keraton Kasepuhan, tujuan wisatawan yang datang ke Cirebon mayoritas adalah untuk mencicipi aneka kuliner khas Cirebon. Dalam survei tersebut juga didapatkan fakta bahwa mayoritas wisatawan yang datang ke Cirebon tidak menginap di hotel di sekitaran kota Cirebon, melainkan mereka memilih untuk datang dan pulang hari itu juga ketika sudah puas berwisata. Maka dibutuhkan sebuah destinasi wisata yang dapat memfasilitasi kebutuhan dan mempersingkat waktu wisatawan untuk mencicipi berbagai macam kuliner kota Cirebon yang notabene letak setiap jenis kuliner tersebut tersebar di penjuru Kota Cirebon, tetapi juga menjamin wisatawan menghabiskan waktu lebih lama di destinasi wisata tersebut. (Casdirin, 2016)

1.1.3. Kawasan Kejawanan

Kawasan Kejawanan memiliki fungsi utama sebagai pelabuhan perikanan dan wisata pantai. Hutan bakau, tambak, pantai, water breaker, pelabuhan dan kantor pemerintahan merupakan tipologi yang tedapat di kawasan tersebut. Tipologi-tipologi tersebut memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Namun, pemerintahan terlihat belum serius dalam mengembangkan potensi-potensi tersebut.

Dalam kurun waktu 10 tahun, kawasan kejawanan mengalami perubahan yang cukup drastis.

Warung Ilegal di Pesisir Pantai Kejawanan

Area pesisir pantai kejawanan dalam kurun waktu tersebut berubah menjadi area berdagang penjual ilegal. Lokasi yang seharusnya menjadi tempat bermain air pun bergeser lebih ke tengah laut karena terganggu aktivitas warung ilegal. Di tahun 2006, penulis masih bisa bermain dengan bebas di pinggiran pantai, namun saat ini

(5)

5 kondisi pantai sangat kotor dan tidak terawat karena aktivitas warung ilegal membuang sampahnya sembarangan.

Diperlukan adanya fasilitas yang mampu memberikan ruang bagi warung-warung komersial ini agar tidak mengganggu aktivitas wisata pantai di Kawasan Kejawanan.

Aktivitas Pelabuhan yang Memiliki Potensi

Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan sesuai namanya merupakan pelabuhan khusus perikanan dan tidak melayani keperluan kapal penyeberangan. Terdapat tempat pelelangan ikan yang pada waktu-waktu tertentu beroperasi dan dipenuhi oleh para pembeli ikan. Kegiatan bongkar muat ikan, maintenance kapal, dan pengisian bahan bakar adalah rutinitas yang berjalan setiap hari di pelabuhan ini. Selain aktivitas tersebut, terdapat kegiatan rekreasi yang dijalankan oleh warga setempat, yaitu penyewaan kapal untuk sekadar melihat aktivitas pelabuhan dengan background langit biru dan Gunung Ciremai di kejauhan dari tengah laut. Terdapat water breaker yang menjorok ke tengah laut sebagai akses bagi kapal untuk masuk ke dalam area pelabuhan. Pada ujung water breaker biasanya dijadikan spot memancing bagi para penggemarnya.

Gambar 1.2. Pemandangan Pelabuhan Kejawanan

Sumber: http://www.ngasihtau.com/4162/bersantai-menikmati-momen-indah-di-pantai-kejawanan-cirebon/

Seluruh kegiatan tersebut memiliki potensi menjadi aktraksi bagi wisatawan hanya saja pemerintah belum memperhatikan hal tersebut. Maka, diperlukan sebuah fasilitas yang dapat menunjang area pelabuhan agar menjadi salah satu bentuk wisata yang bisa menarik pengunjung untuk datang.

(6)

6

Upaya Pelestarian Ekosistem Hutan Bakau dan Rawa

Hutan bakau mengalami peningkatan luas yang cukup signifikan dalam kurun waktu tersebut. Terlihat upaya positif dalam melestarikan ekosistem di pantai. Dapat terlihat di pencitraan peta Kawasan Kejawanan, luas dari hutan bakau mengalami peningkatan sebesar 31,5% atau dari ± 28.000 m2 menjadi ± 36.800 m2. Oleh sebab

itu, melihat upaya yang sudah dilakukan perlu adanya upaya-upaya lainnya untuk mendorong pelestarian lingkungan di kawasan ini agar tetap terjaga alamnya.

Gambar 1.3. Kawasan Kejawanan Tahun 2006

Sumber: Google Earth, 2016

Gambar 1.4. Kawasan Kejawanan Tahun 2016

Sumber: Google Earth, 2016

1.2.

Rumusan Masalah

1.2.1. Rumusan Masalah Umum

a. Bagaimana menciptakan taman kuliner sebagai wahana sekaligus fasilitas yang mampu mendorong Kawasan Kejawanan menjadi destinasi wisata lokal maupun internasional yang bercirikan budaya Cirebon.

(7)

7 b. Bagaimana menciptakan taman kuliner yang terletak di Kawasan Kejawanan sebagai wahana yang mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan tidak terawatnya lingkungan Kawasan Kejawanan.

c. Bagaimana menjadikan taman kuliner sebagai sarana untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.

d. Bagaimana mengintegrasikan taman kuliner ke dalam kawasan pelabuhan, pantai dan hutan bakau.

1.2.2. Rumusan Masalah Khusus

a. Bagaimana menciptakan konsep taman kuliner tanggap terhadap lingkungan serta dapat mengedukasi wisatawan tentang pentingnya pelestarian lingkungan.

b. Bagaimana memaksimalkan potensi yang terdapat di Kawasan Kejawanan ke dalam bentuk olahan program ruang pada taman kuliner.

c. Bagaimana mengintegrasikan fungsi-fungsi dan zonasi-zonasi antara taman kuliner dengan tipologi yang terdapat di Kawasan Kejawanan.

d. Bagaimana ekplorasi bentuk bangunan dari taman kuliner yang bersinergi dengan berbagai tipologi fungsi yang terdapat di dalam kawasan dan yang bercirikan kebudayaan Cirebon.

1.3.

Lingkup Pembahasan

1.3.1. Umum (Non-Arsitektural)

a. Pemahaman aktivitas yang terdapat di dalam Kawasan Kejawanan, seperti aktivitas pelabuhan dan wisata alam serta aktivitas taman kuliner itu sendiri. b. Pemahaman tentang kondisi alam dalam konteks lingkungan binaan. c. Pemahaman tentang potensi-potensi wisata yang terdapat di dalam

Kawasan Kejawanan serta kebiasaan aktivitas yang ada didalamnya.

1.3.2. Khusus (Arsitektural)

a. Eksplorasi desain berdasar potensi-potensi yang terdapat di Kawasan Kejawanan dan mengaitkannya dengan konsep taman kuliner serta memfokuskan desain tersebut ke dalam perancagan ekologis.

b. Bentuk desain taman kuliner yang mampu memaksimalkan potensi-potensi dari kuliner dan budaya lokal Cirebon.

(8)

8

1.4.

Tujuan

a. Mengintegrasi berbagai aktivitas dan tipologi yang terdapat di Kawasan Kejawanan menjadi wahana rekreasi area publik.

b. Menjadikan Kawasan Kejawanan salah satu landmark Cirebon dengan taman kuliner sebagai core dari pengembangannya.

c. Merancang desain taman kuliner yang dapat bersinergi dengan fungsi-fungsi wisata pantai, bakau, dan pelabuhan di Kawasan Kejawanan.

d. Mengedukasi masyarakat tentang pelestarian alam dan budaya yang terdapat di Cirebon.

1.5.

Metode

Metode pembahasan yang digunakan dalam tulisan ini adalah melalui observasi tapak, pengumpulan data, analisis, dan sintesis.

1. Observasi tapak dilakukan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dari tapak terpilih. Data-data yang didapat nantinya dirumuskan untuk menjadi isu-isu yang diangkat ke dalam ranah desain.

2. Pengumpulan data dilakukan dengan studi kajian pustaka dan data tertulis mengenai taman kuliner, teori perancangan dan preseden-preseden yang sudah ada.

3. Analisis merupakan upaya pengelompokan dan pengolahan data yang diperoleh dari observasi tapak dan pengumpulan data yang disusun sedemikian rupa untuk mendapatkan prinsip desain, standard perancangan, dan kesimpulan.

4. Sintesis

Sintesis adalah upaya dalam menyusun data-data yang didapat pada proses analisis untuk digunakan sebagai konsep desain taman kuliner berbasis ekologi.

1.6.

Keaslian Penulisan

Tabel 1.1. Keaslian Penulisan

No Penulis Tahun Judul Penelitian Pendekatan Lokasi

1 Ahmad Syuhudi Rahmani 2015 Culinary Waterfront Park di Tepian Sungai Martapura Banjarmasin Waterscape Banjarmasin

2 Farah Fahira 2016 Pusat Kuliner Taman Air Gua Sunyaragi

(9)

9 3 Latifah Nur

Muslimah

2011 Pusat Kuliner Jogja (One-Stop Jogja Culinary Center)

Eco-mimicry Yogyakarta

4 Imanuel Siburian

2015 Pusat Wisata Kuliner Danau Toba di Silalahi

Ekowisata Silalahi

1.7.

Sistemika Penulisan

Bab 1 : Pendahuluan

Pendahuluan berisi latar belakang penulisan judul, rumusan masalah, lingkup bahasan, tujuan, metode pembahasan, keaslian penulisan, sistematika penulisan, dan kerangka pemikiran.

Bab 2 : Kajian Pustaka

Kajian pustaka menguraikan teori-teori yang meliputi permasalahan desain yang akan diangkat, didalamnya terdapat teori mengenai perancangan taman kuliner serta pendekatan ekologis.

Bab 3 : Tinjauan Lokasi

Tinjauan lokasi menguraikan data-data fisik maupun non fisik pada skala umum yaitu Kota Cirebon hingga skala khusus yaitu tapak terpilih yang merupakan lokasi dimana taman kuliner ini akan dibangun.

Bab 4 : Analisis dan Pendekatan Konsep

Bab analisis dan pendekatan konsep berisi analisis-analisis yang meliputi analisis mendalam mengenai tapak terpilih, analisis orientasi bangunan, analisis bentuk bangunan, analisis kegiatan, analisis program ruang, dan analisis pendekatan konsep.

Bab 5 : Konsep Perancangan

Konsep perancangan berisi pembahasan konsep perancangan yang dipilih dengan berbagai pertimbangan berdasarkan analisis pada Bab Analisis dan Pendekatan konsep.

(10)

10

1.8.

Kerangka Pemikiran

Gambar

Diagram 1.1. Jumlah Wisatawan per Tahun Kota Cirebon  Sumber: Statistik Daerah Kota Cirebon 2016
Gambar 1.2. Pemandangan Pelabuhan Kejawanan
Gambar 1.3.  Kawasan Kejawanan Tahun 2006  Sumber: Google Earth, 2016
Tabel 1.1. Keaslian Penulisan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Ini bertepatan dengan kajian yang dilakukan oleh National Literacy Trust (NLT) terhadap guru-guru di United Kingdom menunjukkan 76 peratus daripada mereka mengatakan murid

Sedangkan metode reasuransi secara kontrak (treaty) adalah perjanjian antara pihak penanggung pertama dan para penaggung lain atau para penanggung ulang professional yang

Sejalan dengan kebijakan desentralisasi penelitian oleh Ristekdikti, penelitian Dosen merupakan salah satu skema penelitian yang pengelolaannya dilakukan oleh Lembaga

We then load our image, convert it to graysc- ale, and blur it using the Gaussian blurring method. By ap- plying a blur prior to edge detection, we will help remove “noisey” edges

mengenai pentadbiran daerah dan tanah di Balik Pulau oleh kerajaan kolonial yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data epidemiologi tentang peta distribusi, tingkat resistensi dan pola kepekaan bakteri Acinetobacter baumannii yang

Spesies ini banyak ditemukan pada daerah pasang surut yang terpapar sinar matahari, menempel pada substrat berupa karang mati..

Data Jumlah Dokumen Elektronik (Sistem Perpustakaan Online STMIK TIME)?. Tabel: Jumlah Koleksi Dokumen Elektronik Yang Dipublikasikan