• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR HK.2010/17/VII/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR HK.2010/17/VII/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

KECELAKAAN KAPAL TUBRUKAN ANTARA

TK. FINACIA 108 YANG DITUNDA KT. ENTEBE MEGASTAR 53 DENGAN KM. SERASI X DI ALUR MUARA SUNGAI BARITO BANJARMASIN

Pada tanggal 15 April 2013, TK. Finacia 108 bermuatan 12.263 M/T ditunda oleh KT. Entebe Megastar 53 dengan Awak Kapal 10 (sepuluh) orang, dalam pelayarannya dari Pelabuhan Kelanis melintasi Pelabuhan Trisakti Banjarmasin menuju tempat berlabuh jangkar Taboneo, telah terjadi tubrukan di Alur Muara Sungai Barito antara Bouy Nomor 7 dan Bouy Nomor 8, pada pukul 19.42 WITA dengan KM. Serasi X yang sedang berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Pelabuhan Banjarmasin, dengan Awak Kapal 19 (sembilan belas) orang, muatan 20 (dua puluh) unit kendaraan dan 1.700 M/T muatan campuran (General Cargo).

Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka, melainkan terdapat kerugian harta benda berupa TK. Finacia 108 mengalami penyok (deformasi) pada ulup jangkar sehingga jangkar terjepit dan terjadi kebocoran sedangkan KM. Serasi X mengalami robek pada bagian bolbous bow dan bagian linggi penyok (deformasi).

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan Suratnya Nomor KL.205/5/11/DN-13, tanggal 27 Agustus 20KL.205/5/11/DN-13, telah melimpahkan berkas kecelakaan kapal tersebut kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa :

(2)

I. KT. ENTEBE MEGASTAR 53.

1. Berita Acara tentang kecelakaan Kapal dibuat di Taboneo oleh Mualim I dan diketahui oleh Nakhoda KT. Entebe Megastar 53, tanggal 16 April 2013;

2. Laporan Kecelakaan Kapal, Nomor KL. 205/1/19/KSOP.BJM-13 dibuat di Banjarmasin tanggal 16 April 2013, oleh Nakhoda KT. Entebe Megastar 53; 3. Berita Acara Pendapat (Resume), dibuat di Banjarmasin oleh Kasie

Keselamatan Berlayar dan diketahui oleh Kepala Bidang Penjagaan Keselamatan dan Patroli, Kantor Kesyahbandara Dan otoritas Pelabuhan Banjarmasin, tanggal 30 April 2013;

4. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dibuat oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Banjarmasin terhadap :

a. Nakhoda, La Kondo;

b. Mualim I, Estefanus Kabuhung; c. KKM, Udin Renwarin;

d. Juru Mudi, Muhammad Erwin Amir; e. Masinis II, Lilik Dwi Untoro.

5. Surat-Surat Kapal terdiri dari : KT. ENTEBE MEGASTAR 53.

a. Surat Laut, Nomor PK.674/2097/SL-PM/DK-09 dan Nomor Urut 6157, diberikan di Jakarta oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, tanggal 20 Oktober 2009;

b. Surat Ukur International (1969), Nomor 3128/IIa, diberikan di Banjarmasin oleh Kantor Administrator Pelabuhan Banjarmasin, tanggal 03 Agustus 2009;

c. International Load Line Certificate (1966), Nomor 12HO9016-LLC, dikeluarkan di Tokyo oleh Nippon Kaiji Kyokai, tanggal 15 October 2012, berlaku sampai dengan tanggal 14 March 2017;

d. Certificate Of Classification, Nomor 071121, dikeluarkan di Tokyo oleh Nippon Kaiji Kyokai, tanggal 15 October 2012, berlaku sampai dengan tanggal 14 March 2017;

e. Inspection Certificate Inflateble Liferaft, Nomor 065/KPRI-BB/I-2013 dan Nomor 066/KPRI-BB/I-2013, diterbitkan di Banjarmasin oleh Kpn Bandar Barito, tanggal 23 Januari 2013, pemeriksaan selanjutnya tanggal 22 Januari 2014;

(3)

f. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang Nomor PK.005/27/11/AD.Btn-12, diterbitkan di Banten, oleh Kantor Administrator Pelabuhan Kelas I Banten, tanggal 13 September 2012, berlaku sampai dengan tanggal 09 Juli 2013;

g. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang Nomor PK.006/18/7/AD.Btn-12, diterbitkan di Banten, oleh Kantor Administrator Pelabuhan Kelas I Banten, tanggal 13 September 2012, berlaku sampai dengan tanggal 09 Juli 2013;

h. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang Nomor PK.002/24/17/KSOP.BJM-2013, diterbitkan di Banjarmasin, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan Banjarmasin, tanggal 06 Maret 2013, berlaku sampai dengan tanggal 05 Juni 2013;

i. Sertifikat Nasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak Dari Kapal Nomor PK.401/151/SNPP/DK-13, diberikan di Jakarta, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, tanggal 15 Januari 2013, berlaku sampai dengan tanggal 16 Oktober 2015;

j. Surat Izin Stasiun Radio Kapal Laut Nomor 1068/L/SDPPI/2013, oleh Direktur Operasi Sumber Daya, Ditjen Sumber Daya Dan Perangkat Pos Dan Informatika, tanggal 14 Pebruari 2014, berlaku sampai dengan tanggal 13 Pebruari 2014;

k. Daftar Awak Kapal (Crew List), dibuat di Kelanis oleh Nakhoda KT. Entebe Magastar 53, tanggal 14 April 2013, dan diketahui oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Pos Kesyahbandaran Kelanis;

l. Surat Persetujuan Menunda Kapal Nomor AL.402/154/IV/STB.KLN/ 2013, dikeluarkan di Kelanis oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Pos Kesyahbandaran Kelanis, tanggal 14 April 2013;

m. Surat Ijin Khusus Bongkar/Muat Barang Khusus Nomor GM.765/148/IV/KPL.KRG-2013, diberikan di Kelanis oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Bengkirai/Pinang, tanggal 14 April 2013;

n. Freight Manifest, dibuat di Kelanis oleh PT. Dian Bahari Sejati dan diketahui oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Pos Kesyahbandaran Kelanis, tanggal 14 April 2013;

o. Surat Keterangan Susunan Perwira, Nomor AL.406/20/IV/SYB.KLN/2013, dikeluarkan di Kelanis oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Pos Kesyahbandaran Kelanis, tanggal 14 April 2013;

(4)

p. Surat Persetujuan Berlayar, Nomor 313/UPP.KBR/KLN.A/IV/2013, diterbitkan di Kelanis oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Pos Kesyahbandaran Kelanis, tanggal 14 April 2013.

TK. FINACIA 108.

a. Surat Laut, Nomor PK.205/781/SL-PM/DK-13 dan Nomor Urut 2318, diterbitkan di Jakarta oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, tanggal 04 April 2013;

b. Surat Ukur International (1969), Nomor 3494/IIa, dikeluarkan di Banjarmasin oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Banjarmasin, tanggal 19 Nopember 2012;

c. International Load Line Certificate (1966), Nomor DKT0/RSW/20121130110714, dikeluarkan di Banjarmasin oleh Bureau Veritas, tanggal 03 September 2013, berlaku sampai dengan tanggal 25 September 2017;

d. Certificate Of Classification, Nomor Nr DKT0/JAN/2012119105419, dikeluarkan di Banjarmasin oleh Bureau Veritas, tanggal 20 November 2012, berlaku sampai dengan tanggal 25 September 2017;

e. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang Nomor PK.001/40/2/KSOP.BJM-2013, diterbitkan di Banjarmasin, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Banjarmasin, tanggal 15 Februari 2013, berlaku sampai dengan tanggal 14 Mei 2013;

f. Surat Pengoperasian Kapal Tramper di Dalam Negeri Nomor AT.551/97/16/118/13, diterbitkan di Jakarta, oleh Direktur Lalu Lintas Dan Angkutan Laut, tanggal 13 Februari 2013;

g. Surat Persetujuan Berlayar, Nomor 314/UPP.KBR/KLN.A/IV/2013, diterbitkan di Kelanis oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Pos Kesyahbandaran Kelanis, tanggal 14 April 2013;

6. Sertifikat Keahlian Pelaut KT. Entebe Megastar 53 terdiri dari :

a. ANT IV, Nomor 6200043201N40309, atas nama La Kondo, diterbitkan di Jakarta oleh Direktur Perhubungan Laut di Jakarta, tanggal 05 Mei 2009; b. ANT V, Nomor 6200086624N50302, atas nama Estefanus Kabuhung,

diterbitkan di Jakarta oleh Direktur Perhubungan Laut di Jakarta, tanggal 15 Pebruari 2002;

c. ATT III, Nomor 6200040037T30210, atas nama Udin Renwarin, diterbitkan di Jakarta oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal, tanggal 06 Mei 2010;

(5)

d. ANTD, Nomor 6201318062N60612, atas nama Muhammad Erwin Amir, diterbitkan di Jakarta oleh Direktur Perhubungan Laut di Jakarta, tanggal 04 April 2012.

II. KM. SERASI X.

1. Berita Acara Kejadian Tubrukan Nomor 002/SRS-X/IV/2013 dibuat oleh Nakhoda KM. Serasi X;

2. Laporan Kecelakaan Kapal, Nomor KL. 205/1/18/KSOP.BJM-2013 dibuat di Banjarmasin tanggal 16 April 2013, oleh Nakhoda KM. Serasi X, dan diketahui oleh Kasie Keselamatan Berlayar Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Banjarmasin;

3. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dibuat oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Banjarmasin terhadap :

a. Nakhoda, Toni S Manurung;

b. Mualim I, Hendrick Lebang Lambe; c. KKM, Wilson Bona Hasudungan; d. Juru Mudi, Tahrim Siagian; e. Masinis II, Arnaldo Panjaitan; f. Pandu 135, M. Aris Taufiq. 4. Surat-Surat Kapal terdiri dari :

a. Surat Laut, Nomor PK.205/1582/SL-PM/DK-12 dan Nomor Urut 703, diberikan di Jakarta, tanggal 26 Juli 2012 oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

b. Surat Ukur International (1969), Nomor 3335/Ba, dikeluarkan di Tanjung Priok, tanggal 11 Juni 2012, oleh Syahbandar Kelas Utama Tanjung Priok; c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, Nomor

B.909/PK.001/455/SYB-TPK-13, diterbitkan di Tanjung Priok, tanggal 11 April 2013, berlaku sampai dengan tanggal 20 Oktober 2013, oleh Kantor Kesyahbandaran Kelas Utama Tanjung Priok;

d. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang, Nomor B.909/PK.001/356/SYB-TPK-13, diterbitkan di Tanjung Priok, tanggal 11 April 2013, berlaku sampai dengan tanggal 20 Oktober 2013, oleh Kantor Kesyahbandaran Kelas Utama Tanjung Priok;

e. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, Nomor B.909/PK.002/414/SYB-TPK-13, diterbitkan di Tanjung Priok, tanggal 11 April 2013, berlaku sampai dengan tanggal 20 Oktober 2013, oleh Kantor Kesyahbandaran Kelas Utama Tanjung Priok;

(6)

f. Dokumen Keselamatan Pengawakan Minimum Nomor PK.302/24/8/DK-12, diterbitkan di Jakarta, tanggal 05 Juni 2012, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

g. Sertifikat Manajemen Keselamatan Sementara, Nomor PK.401/3056/SMC/DK-12, diterbitkan di Jakarta, tanggal 01 November 2012, berlaku sampai dengan tanggal 30 April 2013, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

h. International Load Line Certificate Nomor DKT0/ASY/20120626225948, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 26 Juni 2012, berlaku sampai dengan tanggal 31 December 2016, oleh Bureau Veritas;

i. Certifikat Of Classification, Nomor DKT0/ASY/20120626171349, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 26 Juni 2012, berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 oleh Bureau Veritas;

j. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak, Nomor PK.402/1196/IOPP/DK-12, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 31 Juli 2012, berlaku sampai dengan tanggal 26 Juli 2015, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

k. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh Kotoran, Nomor PK.402/1198/ISPP/DK-12, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 31 Juli 2012, berlaku sampai dengan tanggal 26 Juli 2015, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

l. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Udara, Nomor PK.402/1197/IAPP/DK-12, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 31 Juli 2012, berlaku sampai dengan tanggal 26 Juli 2015, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

m. Rekomendasi Izin Stasiun radio Kapal Laut Nomor NV.101/52/22/DV.2013, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 28 Maret 2013, oleh Direktur Kenavigasian Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

n. Surat Penggantian Bendera, Penggantian Nama, Penggantian Pengukuran, Pemeriksaan dan Call Sign Nomor PK.204/18/18/DK-12, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 5 April 2012,oleh Direktur Perhubungan Laut;

o. Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan, Nomor PK.401/2169/DOC/DK-12, diterbitkan di Jakarta, tanggal 16 Juli 2012, berlaku sampai dengan tanggal 15 Juli 2017, Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

(7)

p. Sertifikat Keamanan Kapal Internasional, No. 01-1761-DV, diterbitkan di Jakarta, tanggal 27 Desember 2012, berlaku sampai dengan tanggal 08 Agustus 2017, oleh Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

q. Dokumen Riwayat Kapal Nomor PK.208/5/16/DK-12, diterbitkan di Jakarta, tanggal 06 September 2012, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

r. Re - Inspection Certificate Inflateble Liferaft, Nomor 287/ILR/NAS/IV/2012, 288/ILR/NAS/IV/2012, 289/ILR/NAS/IV/2012, dan 290/ILR/NAS/IV/2012, diterbitkan di Jakarta, 27 April 2012, pemeriksaan berikutnya tanggal 26 April 2013, oleh PT. Niaga Artha Samudera, dan diketahui Kepala Bidang Kelaiklautan Kapal, Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok;

s. Re - Inspection Certificate Fire Extinguisher, Nomor 094/S/FE/NAS/IV/2012, tanggal 27 April 2012, pemeriksaan berikutnya tanggal 28 April 2013, oleh PT. Niaga Artha Samudera, dan diketahui Kepala Bidang Kelaiklautan Kapal, Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok;

t. Re - Inspection Certificate EEBD & SCBA, Nomor 003/S/EEBD-SCBA/NAS/IV/2012, tanggal 27 April 2012, pemeriksaan berikutnya tanggal 26 April 2013, oleh PT. Niaga Artha Samudera, dan diketahui Kepala Bidang Kelaiklautan Kapal, Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok;

u. Crew List, dibuat oleh Nakhoda KM. Serasi X, tanggal 12 April 2013, dan diketahui oleh Perwira Jaga, Kantor Kesyahbandaran Utama Utama tanjung Priok;

v. Keterangan Susunan Perwira Nomor PK.304/209/IV/SYB.TPK-2013, dibuat di Tanjung Priok, tanggal 12 April 2013, oleh Kepala Bidang Keselamatan Berlayar, Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok;

w. Surat Persetujuan Berlayar, Nomor Jl/SYB.U/654/04/2013, diterbitkan di Tanjung Priok, tanggal 13 April 2013, oleh Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok.

5. Sertifikat Keahlian Pelaut Awak Kapal KM. Serasi X, terdiri dari :

a. ANT I, Nomor 6200076154N10209, atas nama Toni Soritua Manurung, diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut di Jakarta, tanggal 05 Oktober 2009;

(8)

b. ANT III, Nomor 6200072619N30401, atas nama Hendrick Lebang Lambe, diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut di Jakarta, tanggal 13 Nopember 2001;

c. ANT Dasar, Nomor 6201584136N60711, atas nama Tahrim Siagian, diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut di Jakarta, tanggal 28 Maret 2011;

d. ATT I, Nomor 6200041302T10101, atas nama Wilson Bona Hasudungan, diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut di Jakarta, tanggal 26 Nopember 2001;

e. ATT II, Nomor 6200091048T20208, atas nama Arnaldo Panjaitan, diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut di Jakarta, tanggal 06 Nopember 2008;

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut:

A. Berkas dan Keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal.

KT. ENTEBE MEGASTAR 53.

Nama : ENTEBE MEGASTAR 53

Jenis : Tug Boat

Bendera : Indonesia

Pembuatan : Tahun 2006

Konstruksi : Baja

Call Sign : YDA 6336

Isi kotor : GT. 288

Isi bersih : NT. 87

Tanda Selar : GT. 288 No. 3129/IIa Tenaga Penggerak Utama : Mesin Cummins 2 x 1044 KW

Panjang : 28,96 Meter

Lebar : 9,00 Meter

Dalam : 4,30 Meter

Pemilik : PT. MITRA BAHTERA SEGARA SEJATI

Nakhoda : LA KONDO

Awak Kapal : 10 (Sepuluh) orang TK. FINACIA 108. Nama : FINACIA 108 Jenis : Tongkang Bendera : Indonesia Pembuatan : Tahun 2012 Konstruksi ...

(9)

Konstruksi : Baja

Call Sign : -

Isi kotor : GT. 5338

Isi bersih : NT. 1602

Tanda Selar : GT. 5338 No. 3494/IIa

Panjang : 106,80 Meter

Lebar : 28,04 Meter

Dalam : 6,93 Meter

Pemilik : PT. MITRA BAHTERA SEGARA SEJATI KM. SERASI X.

Nama : SERASI X eks PAIMPOL

Jenis : Kapal Motor

Bendera : Indonesia

Pembuatan : Tahun 1996

Konstruksi : Baja

Call Sign : POOG

Isi kotor : GT. 5822

Isi bersih : NT. 2639

Tanda Selar : GT. 5822 No. 3335/Ba

Tenaga Penggerak Utama : Mesin Merek MAN B & W 5280 KW

Panjang : 94,60 Meter

Lebar : 18,60 Meter

Dalam : 9,70 Meter

Pemilik : PT. SERASI SHIPPING INDONESIA

Nakhoda : TONI S. MANURUNG

Awak Kapal : 19 (Sembilan Belas) orang 2. Jalannya Peristiwa.

KT. ENTEBE MEGASTAR 53.

a. Tanggal 14 April 2013, pukul 23.45 WITA, KT. Entebe Megastar 53 diawaki oleh 10 (sepuluh) orang Awak Kapal, menunda TK. Finacia 108 yang bermuatan 12.263 M/T batubara, bertolak dari Pelabuhan Kelanis pada hulu Sungai Barito menuju tempat berlabuh jangkar Taboneo pada muara Sungai Barito;

b. Kapal berlayar menyusuri Sungai Barito dari hulu ke arah muara dengan dilengkapi alat bantu navigasi yang memadai, berbaling-baling ganda dilayani dari anjungan, diawaki dengan cukup, panjang rangkaian tunda lebih kurang 205 meter, draft tongkang terdalam 5,8 meter, kecepatan rata-rata 3,5 knots, dan kapal berlayar tanpa Pandu diatas kapal;

(10)

c. Tanggal 15 April 2013, lebih kurang pukul 16.00 WITA kapal mulai masuk alur muara Sungai Barito dengan haluan sejati 185° mengikuti track yang sudah tersedia dalam GPS, keadaan cuaca langit cerah, air pasang naik, arus pasang naik pada sisi dalam alur dan arus Timur Laut pada sisi luar alur (muara), angin Barat sepoi-sepoi, dan daya tampak baik (good visibility);

d. Keadaan alur saat itu terdapat 3 rangkaian kapal tunda dan tongkang yang bergerak ke arah muara, antara lain rangkaian KT. Terik yang berada paling depan, rangkaian KT. Entebe Megastar 53 berada ditengah dan 1 (satu) rangkaian kapal tunda lagi berada dibelakang yang semuanya tidak ada petugas Pandu diatas kapal, sementara dari arah muara bergerak KM. Serasi X dengan petugas Pandu diatas kapal, panjang alur lebih kurang 24 mil dengan lebar alur lebih kurang 100 meter;

e. Melalui komunikasi Radio VHF chanel 12, KT. Terik dan KT. Entebe Megastar 53 semula sepakat untuk berpapasan kanan-kanan dengan KM. Serasi X namun kemudian KT. Terik mengubah kesepakatan untuk berpapasan kiri-kiri dengan alasan posisi tongkang yang ditundanya haluannya mengarah ke Barat Daya, sedangkan KT. Entebe Megastar 53 yang berada dekat dibelakang KT. Terik mengikuti perubahan kesepakatan; f. Ketika tongkang yang ditunda KT. Terik bebas berpapasan dengan

KM. Serasi X pada tepi alur sebelah Timur, KT. Entebe Megastar 53 berusaha untuk menunda TK. Finacia 108 ke tepi Barat alur, tetapi tidak berhasil dan pada pukul 19.42 WITA terjadi tubrukan antara haluan sebelah kiri TK. Finacia 108 dengan bolbous KM. Serasi X pada posisi Timur alur antara Bouy Nomor 7 dan Bouy Nomor 8.

KM. SERASI X.

a. Tanggal 15 April 2013 pukul 02.34 WITA, KM. Serasi X dalam pelayarannya dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Pelabuhan Trisakti Banjarmasin tiba berlabuh jangkar di ambang luar (outer bar) Sungai Barito, dengan diawaki oleh 19 (sembilan belas) orang Awak Kapal, bermuatan 20 (dua) puluh unit kendaraan dan 1700 M/T muatan campuran (general cargo);

b. Kapal dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai, berbaling-baling tunggal model CPP, diawaki dengan cukup, panjang kapal 94,6 meter dan draft terdalam 6,05 meter;

c. Pukul 18.08 WITA peringatan satu jam (One Hours Notice), pukul 18.42 WITA jangkar bebas dan kapal bergerak maju pelan mendekati Bouy Nomor 2 untuk menyongsong Pandu, pukul 19.07 WITA Pandu naik diatas kapal, dan komando diserah terimakan;

(11)

d. Kapal memasuki alur dengan haluan sejati 005° mengikuti track yang sudah tersedia dalam GPS, mesin maju pelan dengan kecepatan 6 knots, dan dari alat bantu navigasi diketahui adanya 3 (tiga) rangkaian kapal tunda yang bergerak ke arah muara;

e. Pukul 19.15 WITA melalui Radio VHF chanel 12 berkomunikasi dengan KT. Terik yang akan berpapasan paling awal dan KT. Entebe Megastar 53 yang berada dibelakangnya, sepakat untuk berpapasan kanan-kanan, pukul 19.30 WITA pada jarak 2 (dua) kabel KT. Terik mengubah kesepakatan untuk berpapasan kiri-kiri dengan alasan posisi KT. Terik sudah berada ditepi sebelah Barat alur dan haluan tongkang yang ditundanya menghadap ke Barat Daya, perubahan kesepakatan disetujui oleh KM. Serasi X dan diikuti oleh KT. Entebe Megastar 53;

f. Dengan olah geraknya KM. Serasi X berpapasan kiri-kiri dengan tongkang yang ditunda oleh KT. Terik dengan selamat, dan ketika berolah gerak untuk menghindari TK. Finacia 108 yang ditunda KT. Entebe Megastar 53 dengan kemudi cikar kanan, haluan KM. Serasi X tidak dapat bergerak karena sudah kandas, dan beberapa saat kemudian pada pukul 19.42 WITA terjadi tubrukan dengan haluan sebelah kiri TK. Finacia 108, pada posisi Timur alur antara Bouy Nomor 7 dan Bouy Nomor 8.

3. Dalam peristiwa Tubrukan TK. Finacia 108 ditunda KT. Entebe Megastar 53 dengan KM. Serasi X tersebut, Majelis Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut :

a. KT. ENTEBE MEGASTAR 53

Tersangkut : Nakhoda, La Kondo.

Saksi-saksi : 1) Mualim I, Estefanus Kabuhung; 2) KKM, Udin Renwarin;

3) Juru Mudi, Mohammad Erwin Amir; 4) Masinis II, Lilik Dwi Untoro.

b. KM. SERASI X

Tersangkut : Nakhoda, Toni S Manurung.

Saksi-saksi : 1) Mualim I, Hendrick Lebang Lambe; 2) KKM, Wilson Bona Hasudungan; 3) Juru Mudi, Tahrim Siagian; 4) Masinis II, Arnando Panjaitan c. PIHAK LAIN.

Saksi : 1) Pandu PT. Pelabuhan Indonesia III Cabang Banjarmasin, Saudara M. Aris Taufiq;

2) Pandu PT. Pelabuhan Indonesia III Cabang Banjarmasin, Saudara Agus Prihantoro;

(12)

3) Kepala Bidang Keselamatan Berlayar, dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Banjarmasin, Saudara Drs. Hapid Budiman, MM. B. Dalam Pemeriksaan Lanjutan kecelakaan kapal tubrukan antara TK. Finacia 108

yang ditunda KT. Entebe Megastar 53 dengan KM. Serasi X, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada para Tersangkut dan para Saksi guna didengar keterangannya dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Banjarmasin, pada tanggal 12 sampai dengan 13 Februari 2014.

Keterangan yang diberikan di hadapan Sidang Majelis Mahkamah Pelayaran, adalah sebagai berikut :

KT. ENTEBE MEGASTAR 53.

1. Tersangkut Nakhoda, La Kondo, dalam keadaan sehat, dan didampingi Penasehat Ahli, memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Buton Tanggal : 04 Juli 1974

Agama : Islam

Alamat : Jl. Sutoyo S Gg. Karya No. 11 RT.10/RW.01 Kel. Teluk Dalam, Banjarmasin

Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 1987, di Bangka; 2) SMP, tahun 1996, di Bandung; 3) SMA, tahun 2005, di Bekasi. Teknis : ANT V, ijazah tahun 2001, di Jakarta; ANT-IV, ijazah tahun 2009, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

1) AB, KT. Pec 245, tahun 2002;

2) Mualim I, KT. Pivovacer, tahun 2002 s/d tahun 2005; 3) Mualim I, KT. Bahtera Jaya I, tahun 2005 s/d tahun 2006; 4) Mualim I, KT. Entebe Megastar 53, tahun 2006 s/d 2008; 5) Nakhoda, KT. Alpine Marine 12, tahun 2009 s/d 2010; 6) Nakhoda, KT. Entebe Megastar 53, tahun 2010; 7) Nakhoda, KT. Bomas Lestari, tahun 2010 s/d 2011; 8) Nakhoda, KT. Equator 31, tahun 2012;

9) Nakhoda, KT. Pacific Two, tahun 2012;

10)Nakhoda, KT. Entebe Megastar 53, tahun 2012 s/d sekarang.

(13)

b. Tanggal 14 April 2013, pukul 23.45 WITA, KT. Entebe Megastar 53, awak Kapal 10 (sepuluh) orang, menunda TK. Finacia 108 bermuatan 12.263 M/T batubara, bertolak dari Pelabuhan Kelanis hulu Sungai Barito menuju tempat berlabuh jangkar Taboneo muara Sungai Barito, dengan panjang rangkaian 205 meter;

c. Tersangkut Nakhoda sejak tahun 2002 sudah sering membawa kapal dari Pelabuhan Kelanis untuk memuat batubara menuju tempat berlabuh jangkar Taboneo untuk kegiatan memunggah muatan antar kapal (ship to ship), sehingga Tersangkut Nakhoda sudah familier dengan kondisi alur Sungai Barito;

d. Kapal dilengkapi dengan alat bantu navigasi berupa Radar 1 (satu) unit GPS 2 (dua) unit, Echo Sounder 1 (satu) unit, Kompas Magnit 2 (dua) unit, Radio VHF 2 (dua) unit, Handy Talky 2 (dua) unit, Teropong 2 (dua) unit dan kapal dilengkapi dengan baling-baling ganda yang dapat dioperasikan dari anjungan, serta lampu-lampu navigasi dalam keadaan baik;

e. Sebelum melintas Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Tersangkut Nakhoda melapor kepada Pandu Nomor 120 Saudara Agus Trihantoro melalui telpon genggam tentang rencana waktu melintas Pelabuhan Trisakti, dan dianjurkan agar kapal terus bergerak sendiri tanpa Pandu menuju tempat berlabuh jangkar Taboneo karena sudah menjadi kebiasaan bagi kapal-kapal tunda yang menunda tongkang keluar atau masuk alur pelayaran Sungai Barito tanpa Pandu diatas kapal;

f. Lebih kuranng pukul 16.00 WITA kapal mulai memasuki sisi dalam alur muara Sungai Barito dengan kecepatan rata-rata 3,5 knots, draft tongkang terdalam 5,8 meter, dan yang berdinas jaga di anjungan Tersangkut Nakhoda dan Juru Mudi Jaga, tetapi pada pukul 19.30 WITA Mualim I dan Juru Mudi pengganti sudah berada di anjungan;

g. Ketika kapal sudah masuk di dalam alur Tersangkut Nakhoda mengetahui baik melalui Radar maupun melalui Radio VHF chanel 12, bahwa di depan KT. Entebe Megastar 53 telah ada rangkaian tunda KT. Terik, dibelakang ada rangkaian tunda lainnya, dan pada arah berlawanan ada KM. Serasi X yang memasuki alur;

h. Dalam melintasi alur muara Sungai Barito, kapal melayari haluan sejati 185°, mengikuti garis penuntun (track) yang telah tersedia dalam GPS sesuai dengan arahan dari Kepanduan Banjarmasin, menggunakan Radar, dan memanfaatkan Radio VHF pada chanel 12 dan chanel 16;

(14)

i. KM. Serasi X berkomunikasi melalui Radio VHF chanel 12 dengan KT. Terik dan KT. Entebe Megastar 53, yang sepakat untuk berpapasan kanan-kanan, tetapi selang beberapa waktu KT. Terik yang berada di depan KT. Entebe Megastar 53 meminta mengubah kesepakatan untuk berpapasan kiri-kiri dengan alasan KT. Terik sudah berada di tepi Barat alur dan haluan tongkang yang digandengnya sudah mengarah ke Barat Daya, permintaan disepakati oleh KM. Serasi X dan Tersangkut Nakhoda menyetujui untuk mengikuti gerakan KT. Terik melalui Radio VHF chanel 12 yang dioperasikan oleh Mualim I;

j. Pada saat mengubah kesepakatan untuk berpapasan kiri-kiri, Tersangkut Nakhoda melihat pada Radar jarak dengan KM. Serasi X lebih kurang 3,5 kabel dan secara kasat mata dapat dilihat dengan jelas lampu hijaunya, dan ketika KM. Serasi X berpapasan dengan tongkang yang ditunda KT. Terik, Tersangkut Nakhoda melihat posisi KM. Serasi X pada tepi alur sebelah Timur, sementara Tersangkut Nakhoda juga mengamati TK. Finacia 108 yang ditundanya berada pada posisi tepi Timur alur; k. Menyikapi terhadap kondisi antara TK. Finacia 108 yang berhadapan

dengan KM. Serasi X pada tepi alur sebelah Timur, Tersangkut Nakhoda

berupaya untuk kemudi cikar kanan dan mesin maju penuh agar TK. Finacia 108 terbebas dari KM. Serasi X, namun pada kenyataannya

TK. Finacia 108 tetap bergerak pada sisi Timur alur mendekati KM. Serasi X, padahal posisi KT. Entebe Megastar 53 sudah berada pada

tepi alur sebelah Barat;

l. TK. Finacia 108 dalam keadaan tidak terkendali, dan pada pukul 19.42 WITA terjadi tubrukan antara haluan TK. Finacia 108 dengan haluan KM. Serasi X, pada posisi antara Bouy Nomor 7 dan Bouy Nomor 8 alur muara Sungai Barito, kedua haluan kapal sempat lengket lebih kurang 15 menit, dan kemudian berhasil dipisahkan dengan upaya olah gerak kedua kapal;

m. Akibat dari tubrukan tersebut haluan TK. Finacia 108 mengalami penyok pada daerah sekitar rumah jangkar dan ada bagian plat yang robek, sehingga air laut masuk kedalam tongkang, tetapi kondisi tersebut tidak mengganggu stabilitas kapal karena air laut yang masuk tertahan oleh sekat pelanggaran;

n. Paska tubrukan setelah diperiksa kondisi TK. Finacia 108 masih aman, Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk meneruskan perjalannya ke tempat berlabuh jangkar Taboneo, dan kapal tiba dengan selamat;

(15)

o. Menurut Tersangkut Nakhoda, ketidakmampuan KT. Entebe Megastar 53 dalam menarik TK. Finacia 108 untuk menghindari KM. Serasi X adalah disebabkan selain faktor arus yang mendorong tongkang ke arah Timur alur, juga disebabkan karena perbandingan antara panjang rangkaian tunda yaitu 205 meter tidak sebanding dengan lebar alur yang 100 meter, sehingga upaya untuk menunda TK. Finacia 108 tidak efektif;

p. Jumlah susunan Perwira diatas kapal adalah terdiri dari Nakhoda, Mualim I dan Mualim II untuk bagian dek, dan KKM, Masinis I serta Masinis II untuk bagian mesin;

q. Tersangkut Nakhoda baru pertama kali mengalami tubrukan, belum pernah mendapatkan sanksi, dan Tersangkut Nakhoda sebagai tumpuan keluarga.

2. Saksi Mualim I, Estefanus Kabuhung, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Ulu Siau, Sangir Tanggal : 13 Maret 1966 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Purna Sakti, Jalur XI Komplek Purnama Sari Blok C No.4 Kel. Basirih, Banjarmasin

Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 1977, di Ulu Siau, Sangir; 2) SMP, tahun 1981, di Ulu Siau, Sangir; 3) SMA, tahun 1984, di Ulu Siau, Sangir. Teknis : MPT, tahun 1996, di Semarang;

ANT V, tahun 2002, di Jakarta. Pengalaman berlayar :

1) Jurumudi, LCM. Kartika Sakti II, tahun 1994 s/d 1996; 2) Mualim II, KT. Daya Kapung, tahun 1997 s/d 1998; 3) Mualim I, KT. Kalimantan Raya II, tahun 1998 s/d 2000; 4) Nakhoda, KT. Matsukaze, tahun 2000 s/d 2003;

5) Nakhoda, KT. Matsumaru, tahun 2004 s/d 2010; 6) Nakhoda, KT. BAP 5, tahun 2010 s/d 2011;

7) Mualim I, KT. Entebe Megastar 60, tahun 2010 s/d 2011; 8) Mualim I, KT. Entebe Megastar 55, tahun 2011;

9) Mualim I, KT. Entebe Megastar 53, tahun 2011 s/d sekarang.

b. Tanggal 14 April 2013, pukul 23.45 WITA, KT. Megastar 53 menggandeng TK. Finacia 108, berangkat dari Pelabuhan Kelanis Trisakti Banjarmasin tujuan Taboneo, membawa muatan batubara curah sebanyak 12.263 M/T;

(16)

c. Tanggal 15 April 2013, pukul 16.00 WITA, kapal melintang di Pelabuhan Trisakti, sebelum melintasi Trisakti, Nakhoda sudah menghubungi Kepanduan, pihak Kepanduan memberikan Nomor Pandu dan Nomor Hand Phone Pandu, kemudian Nakhoda menghubungi Pandu Nomor 120 atas nama Agus Prihantoro dengan HP, atas petunjuk Pandu supaya kapal langsung menuju keluar Taboneo tanpa Pandu;

d. Saksi menyaksikan langsung adanya kejadian tubrukan antara TK. Finacia 108 dengan KM. Serasi x, saat itu Saksi berada di anjungan bersama Nakhoda dan 2 (dua) orang Juru Mudi, Saksi naik ke anjungan pukul 19.30 WITA dalam rangka pergantian jaga dengan Nakhoda pada pukul 20.00 WITA;

e. Setiba di anjungan diminta Nakhoda untuk membantu mengoperasikan Radio VHF chanel 12, dan Saksi melihat Nakhoda sedang konsentrasi berolah gerak dibelakang KT. Terik yang menunda TK. Buton dan akan berpapasan dan akan berpapasan dengan KM. Serasi X;

f. Saksi mendengar KT. Terik berkomunikasi dengan KM. Serasi X untuk mengubah kesepakatan berpapasan kiri-kiri atau merah-merah dan disetujui oleh KM. Serasi X, atas perintah Nakhoda Saksi ikut berkomunikasi bahwa KT. Entebe Megastar 53 mengikuti kesepakatan KT. Terik untuk berpapasan kiri-kiri, karena kondisi TK. Finacia 108 juga sama dengan kondisi TK. Buton yang terdorong arus ke tepi Timur alur; g. Ketika KM. Serasi X berpapasan dengan TK. Buton, Saksi melihat haluan

KM. Serasi X mengarah ke kanan, kemudian berubah mengarah ke kiri, Saksi mengetahui adanya perubahan tersebut dari melihat posisi lampu tiangnya, dan bersamaan dengan situasi tersebut Saksi melihat Nakhoda sedang berusaha mengendalikan KT. Entebe Megastar 53 untuk menunda TK. Finacia 108 agar bergerak ke tengah alur, tetapi usaha tidak berhasil dan pada pukul 19.42 WITA terjadi tubrukan antara haluan TK. Finacia 108 dengan haluan KM.Serasi X bagian bolbous bow;

h. Paska tubruakn Saksi diperintah Nakhoda untuk memeriksa bagian haluan dan diketahui bahwa pada bagian rumah jangkar platnya penyok dan ada yang berlubang sehingga air masuk ke dalam tongkang, tetapi gerakan air tertahan oleh sekat pelanggaran sehingga tidak mengganggu keselamatan tongkang, selanjutnya kapal meneruskan perjalanan menuju tempat berlabuh jangkar Taboneo untuk melakukan kegiatan memunggah muatan antar kapal (ship to ship);

i. Saksi menegaskan bahwa sejak tahun 1991 sudah sering keluar masuk melayari alur Sungai Barito, dan berdasarkan pengalamannya untuk kapal tunda tidak pernah ada Pandu.

3 Saksi Jurumudi, Muhammad Erwin Amir, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :

(17)

a. Lahir di : Ujung Pandang Tanggal : 29 Agustus 1992 Agama : Islam

Alamat : Jl. Purna Sakti, Komplek Surya Sakti Blok C No.7 Banjarmasin

Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 2004, di Balikpapan; 2) SMP, tahun 2007, di Bulukumba; 3) SMK, tahun 2010, di Makassar. Teknis : ANT D, tahun 2012, di Jakarta.

Pengalaman berlayar :

1) Jurumudi, KM. Prima Satya, tahun 2010 s/d 2011;

2) Jurumudi, KT. Entebe Megastar 53, tahun 2013 s/d sekarang.

b. Saat kejadian Saksi berada di anjungan KT. Entebe Megastar 53 sedang dinas jaga memegang kemudi;

c. KT. Entebe Megastar 53 memiliki 2 (dua) kemudi manual yaitu satu memakai kayu dan satunya lagi memakai stik hidrolik, pada saat itu yang digunakan adalah kemudi hidrolik;

d. Saksi dalam menjalankan tugas berdasarkan perintah Nakhoda atau Mualim Jaga, dan saat menjelang tubrukan mendapat perintah kemudi cikar kanan;

e. Pada saat krisis tubrukan Saksi perhatian konsentrasi ke depan dan melihat Nakhoda dibelakang memperhatikan TK. Finacia 108;

f. Setelah tubrukan Saksi diperintah Nakhoda ke Buritan untuk mengamankan tali towing agar tidak terkena baling-baling.

4. Saksi KKM, Udin Renwarin, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Tual

Tanggal : 11 Juni 1957

Agama : Islam

Alamat : Taman Firdaus 9 Blok A/4 Jl. Masjid Baitussalam RT.02/RW.05 Kel. Jati Asih, Bekasi

Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 1970, di Ambon; 2) SMP, tahun 1974, di Tual; 3) SMA, tahun 1977, di Tual; Teknis : AMK A, tahun 1983, di Semarang;

ATT III, tahun 2010, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

(18)

1) KKM, KT. Entebe Megastar 60, tahun 2011;

2) KKM, KT. Entebe Megastar 63, tahun 2011 s/d 2012; 3) KKM. KT. Entebe Megastar 67, tahun 2012;

4) KKM, KT. Entebe Megastar 53, tahun 2012 s/d 2013.

b. Saksi menyatakan kondisi mesin baik dan normal, start motor induk dari kamar mesin, dan manover dari anjungan oleh Nakhoda atau perwira deck. Kapal mempunyai 2 (dua) unit Mesin Induk merk Cummins, 2 x 1400 HP, 2 x 1200 RPM, dan 2 (dua) unit Mesin Bantu merk Cummins, Power 122 HP, RPM 1500;

c. Saksi KKM, tugas jaga pada pukul 20.00 – 24.00, yang bertanggung jawab terhadap semua permesinan diatas kapal selalu baik dan normal, membuat daftar jaga dan rencana kerja perawatan atau perbaikan diatas kapal, saat kapal berlayar di alur sempit dan lalulintas padat selalu jaga/standby di kamar mesin, memeriksa suku cadang mesin yang dikirim dari Kantornsesuai dengan permintaan di kapal;

d. Pada saat sebelum terjadi tubrukan, tanggal 15 April 2013, semua permesinan dan pesawat-pesawat lain berjalan dalam kondisi baik dan normal dan tidak mengalami trauble (gangguan), Saksi KKM, mengetahui adanya tubrukan karena saksi mendengar bunyi keras, saat itu saksi sedang di kamar mesin bersama Masinis I (Masinis Jaga);

e. Setelah terjadi tubrukan, saksi melakukan pemeriksaan secara menyeluruh di kamar mesin apakah terjadi gangguan/kendala, selanjutnya saksi memberi saran kepada Nakhoda kapal untuk melaporkan kejadian tubrukan kepada bagian operasional Kantor PT. MBSS dalam hal ini Capt. Ronald Yuliansyah dan Ibu Dwi melalui Hand Phone;

f. Saksi menyatakan akibat tubrukan TK. Finacia 108 mengalami kerusakan pada plat haluan TK. Finacia 108 penyok, jangkarnya terjepit pada lubang jangkar dan terjadi kebocoran di sekat tangki haluan dengan ukuran diameter sekitar 1 (satu) meter sepanjang 0,8 meter.

5. Saksi Masinis II, Lilik Dwi Untoro, tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, sesuai Surat Keterangan dari MBSS Nomor 030/MBSS-BJM/CD/L/2014 tanggal 10 Februari 2014, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut:

a. Lahir di : Sragen Tanggal : 12 Mei 1984

Agama : Islam

Alamat : Jln. P. Hidayatullah No.43 Samarinda, Kal - Tim Umum : SMA, tahun 2003, di Sragen.

Teknis : ATT V, tahun 2010, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

1) Juru Minyak … ...

(19)

1) Juru Minyak, KT. Karya Subur, tahun 2006; 2) Juru Minyak, KT. Mangu Jeneng 07, tahun 2007; 3) Masinis II, KT. Red Fish, tahun 2010;

4) Masinis II, KT. Pancaran, tahun 2012; 5) Masinis II, Mega Power 25, tahun 2012;

6) Masinis II, KT. Entebe Megastar 53, tahun 2013 s/d sekarang.

b. Tanggal 15 April 2013, kapal berlayar dari Banjarmasin ke Taboneo, kondisi permesinan berjalan normal. Pukul 15.45 WITA, saksi Masinis II persiapan tugas jaga aplusan dengan Masinis III, saksi turun ke kamar mesin pada pukul 04.00 WITA memeriksa kondisi mesin-mesin yang beroperasi, terutama mesin induk yang saat itu putarannya Variable 800 – 900 RPM;

c. Saksi melaksanakan tugas jaga pada pukul 16.00 – 20.00 dengan penuh tanggung jawab di kamar mesin, mengecek indikator permesinan yang beroperasi setiap 15 menit agar keadaan di kamar mesin aman, Sea Chest ada 2 (dua) unit, 1 (satu) di lambung kiri da 1 (satu) di lambung kanan; d. Bertanggung jawab kepada KKM terhadap permesinan, yang menjadi

tanggung jawab saksi membantu KKM dan Masinis lainnya dalam perawatan dan perbaikan permesinan di kapal, membantu KKM dan Masinis lainnya saat kapal melakukan bunker, sebagai kepala kerja di kamar mesin;

e. Setelah terjadi tubrukan saksi standby di kamar mesin dan menunggu perintah dari KKM.

KM. SERASI X.

1. Tersangkut Nakhoda, Toni Soritua Manurung, dalam keadaan sehat, dan didampingi Penasehat Ahli, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Pulau Rakyat, Medan Tanggal : 09 Februari 1969 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Permata Depok Regency Blok E 10/19 Depok, Jawa Barat

Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 1982, di Pulau Rakyat; 2) SMP, tahun 1985, di Indra Pura; 3) SMA, tahun 1988, di Indra Pura. Teknis : ANT II, tahun 2005, di Jakarta; ANT I, tahun 2009, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

Nakhoda, KM. Serasi X, tahun 2012 s/d sekarang.

(20)

b. KM. Serasi X berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok-Jakarta menuju Pelabuhan Trisakti-Banjarmasin, tanggal 15 April 2013, pukul 02.34 WITA, tiba berlabuh jangkar diambang luar (outer bar) Sungai Barito, jumlah awak kapal 19 (sembilan belas) orang, jumlah muatan 20 (dua puluh) unit kendaraan dan 1700 M/T muatan campuran (general cargo);

c. Kapal dilengkapi alat bantu navigasi berupa radar 2 (dua) unit, GPS 2 (dua) unit, radio VHF 2 (dua) unit, echo sounder 1 (satu) unit, handy talky 4 (empat) buah, gyro compass (kompas gasing) 1 (satu) unit, magnet kompas 2 (dua) unit, AIS 1 (satu) unit, teropong 2 (dua) buah, dan lampu-lampu navigasi yang semuanya dalam keadaan baik kecuali echo sounder agak rusak. Kapal berbaling-baling tungggal CPP, dilengkapi dengan bow strucher, panjang kapal 94,6 meter, draft depan 5,7 meter, dan draft belakang 6,05 meter;

d. Pukul 18.08 WITA peringatan satu jam (one hour notice), pukul 18.42 WITA jangkar bebas dan kapal mulai bergerak maju pelan mendekati Buoy No. 2, pukul 19.07 WITA, Pandu No. 135 Saudara Aris Taufiq naik diatas kapal dan komando diserahkan oleh Tersangkut Nakhoda kepada Pandu; e. Keadaan cuaca saat itu langit cerah, laut tenang, angin Utara kecepatan

pelan (breeze), air laut pasang naik, arus dimuara Utara kuat, dan jarak tampak baik (good visibility);

f. Kapal bergerak dengan mesin maju pelan, kecepatan 6 knots, haluan sejati 005° mengikuti track yang tersedia dalam GPS, lampu-lampu navigasi menyala dengan baik, radar dan AIS digunakan untuk membantu bernavigasi, dan radio VHF dioperasikan pada channel 16 dan channel 12; g. Petugas dinas jaga dianjungan saat itu antara lain Tersangkut Nakhoda

selaku pimpinan umum, Mualim I selaku Perwira Navigasi, Juru Mudi Jaga memegang kemudi manual, dan Penasehat Pandu;

h. Melalui radio VHF channel 12 Pandu berkomunikasi dengan KT. Terik dan KT. Entebe Megastar 53, yang isinya sepakat untuk berpapasan kanan-kanan atau hijau-hijau, saat itu pada radar jarak dengan KT. Terik adalah 7 kabel dan waktu menunjuk pukul 19.15 WITA;

i. Pukul 19.30 WITA, KT. Terik mengajak merubah kesepakatan untuk berpapasan kiri-kiri atau merah-merah dengan alasan posisi KT. Terik sudah berada ditepi Barat alur dan melihat kondisi rangkaian tunda sudah melintang alur, maka permintaan oleh Tersangkut Nakhoda disetujui dan diikuti oleh KT. Entebe Megastar 53. Pada saat itu jarak dengan KT. Terik lebih kurang 2,5 kabel;

(21)

j. Atas kesepakatan tersebut KM. Serasi X mengambil haluan kanan kearah tepi Timur alur, KM. Serasi X secara aman berpapasan dengan KT. Terik, namun situasinya tidak aman terhadap TK. Buton yang ditunda KT. Terik, melihat situasi yang tidak aman Tersangkut Nakhoda mengambil alih komando, pukul 19.38 WITA menjelang berpapasan dengan TK. Buton, KM. Serasi X stop mesin dengan kemudi tetap kanan dan ketika TK. Buton berada dilambung kiri sepertiga dari haluan yaitu pukul 19.38 WITA kemudi cikar kiri dan mesin maju pelan sekali agar buritan KM. Serasi X terbebas dengan TK. Buton;

k. Setelah KM. Serasi X terbebas dari KT. Terik, Tersangkut Nakhoda memerintahkan kemudi cikar kanan untuk menghindari TK. Falencia 108 yang berada pada tepi Timur alur sedangkan KT. Entebe Megastar 53 pada posisi Barat alur dan akan berpapasan dengan aman, tetapi setelah beberapa saat haluan bergerak kekanan terus berhenti gerakannya dan Tersangkut Nakhoda mengambil tindakan stop mesin;

l. Selanjutnya KM. Serasi X bebas dan aman berpapasan dengan KT. Entebe Megastar 53, tetapi tidak dapat menghindari gerakan TK. Falecia 108 yang mengarah ke haluan KM. Serasi X dan pukul 19.42 WITA terjadi tubrukan antara haluan KM. Serasi X dengan haluan TK. Finacia 108;

m. Paska tubrukan kedua haluan kapal lengket dan dengan upaya olah gerak kedua kapal terbebas, Tersangkut Nakhoda memerintahkan Anak Buah Kapal untuk memeriksa akibat tubrukan dengan hasil bagian bulbous bow mengalami robek dengan ukuran 20 cm x 150 cm dan bagian linggi penyok (deformasi) sepanjang 30 cm;

n. Karena kerusakan yang terjadi tidak mengancam terhadap keselamatan kapal maka Tersangkut Nakhoda mengambil keputusan untuk meneruskan perjalanan kapalnya dan pada pukul 22.21 WITA kapal berlabuh jangkar di Pelabuhan Trisakti dengan aman dan selamat.

2. Saksi Mualim I, Hendrick Lebang Lambe, tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal dengan Surat Keterangan dari PT. Transocean Maritime Nomor 026/TOM/II/14, tanggal 12 Februari 2014, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut:

a. Lahir di : Makassar

Tanggal : 03 Agustus 1970 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Anggrek Merah No.1 RT.026 RW.025, Bekasi Utara, Jawa Barat. Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1983; 2) SMP, tahun 1986; 3) SMA, tahun 1990. Teknis ...

(22)

Teknis : ANT III, tahun 2001, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

1) Mualim III s/d Mualim I, KM. Ujung Lerd, tahun 1994 s/d 1995; 2) Mualim I, KM. Tanto Karunia, tahun 1996 s/d 1997;

3) Mualim IIIs/dMualim I, KM.Parna Raya38, tahun 1997 s/d 1999; 4) Mualim II, KM. Bosowa IX, tahun 1999 s/d 2000;

5) Mualim I dan Nakhoda, KT. Berau Coal 58, tahun 2003 s/d 2004; 6) Mualim I dan Nakhoda, KT. Fred, tahun 2004 s/d 2005;

7) Mualim I, KM. Senang Jaya, tahun 2005 s/d 2007; 8) Mualim I, KM. Tanto Raya, tahun 2007 s/d 2009; 9) Mualim I, KM. ABB, tahun 2009 s/d 2010;

10)Mualim I, KM. Sari Barunia, tahun 2010 s/d 2011; 11)Mualim I, KM. Serasi X, tahun 2012 s/d sekarang.

b. Pada tanggal 15 April 2013, pukul 02.35 WITA, kapal tiba di OB Banjarmasin, pukul 03.13 WITA kapal lego jangkar di luar OB, pukul 18.25 WITA, kapal hibob jangkar, dan pukul 18.42 WITA, jangkar naik dan kapal mulai manuver masuk alur Muara Sungai Barito;

c. Pada pukul 19.07 WITA, Pandu naik ke kapal dan pada pukul 19.09 WITA Nakhoda menyerahkan tugas kepada Pandu untuk membawa kapal masuk alur Muara Sungai Barito, pukul 19.15 WITA, Pandu komunikasi dengan KT. Terik dan KT. Entebe Megastar 53 untuk passing kanan-kanan. Pukul 19.30 WITA, KM. Serasi X passing kerangka, dan Pandu kembali komunikasi dengan KT. Terik dan KT. Entebe Megastar 53 dan menjawab bahwa posisi kedua kapal tunda berada di sebelah Barat Alur Sungai dan disepakati untuk merubah passing kiri-kiri.

d. Setelah KM. Serasi X mendekati, ternyata KT. Terik dan KT. Entebe Megastar 53 berada di sebelah Barat Alur akan tetapi tongkang yang ditunda berada pada Timur Alur, sehingga haluan kapal dibuang ke Timur sampai di luar alur untuk menghindari tubrukan;

e. Setelah TK. Buton bebas, haluan KM. Serasi X dibawa ke kanan berat karena air sudah dangkal, mengakibatkan KM. Serasi X mengenai TK. Finacia 108;

f. Pada saat kejadian Saksi Mualim I sedang berada di anjungan memegang handle Telegraph mengikuti perintah Nakhoda dan Pandu, mencatat posisi kapal pada saat tubrukan. Saat kejadian angin datang dari Barat dan Arus dari Barat ke Timur, pada saat kapal sudah tidak bergerak Nakhoda memerintahkan saksi untuk melihat kondisi tubrukan dan ada kerusakan pada kapal, kapal tetap mundur penuh dibantu Bow Thruster kanan 85º sampai kapal lepas dari TK. Finacia 108, setelah lepas dari Tongkang kapal melanjutkan masuk Alur Muara Sungai Barito sampai kapal berlabuh di Rede Pelabuhan Trisakti Banjarmasin.

(23)

3. Saksi Juru Mudi, Tahrim Siagian, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Sibudil

Tanggal : 13 Desember 1975

Agama : Islam

Alamat : Bukit Ayu Lestari Blok B 137, Pulau Batam Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 1988, di Pangaribuan; 2) SMP, tahun 1991, di Pangaribuan; 3) STM, tahun 1994, di Tarutung. Teknis : ANT D, tahun 2011, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

Juru Mudi, KM. Serasi X, tahun 2012 s/d 2014.

b. Pada saat kejadian Saksi melihat langsung karena sedang berada di anjungan melaksanakan tugas jaga memegang kemudi, Saksi berada di anjungan bersama dengan Pandu, Nakhoda, dan Mualim I;

c. Saksi mengemudikan kapal atas perintah Nakhoda pada waktu itu yang memegang komando adalah Pandu;

d. Saksi memegang kemudi mulai dari hibob jangkar, yang mengedarkan One Hour Notice (OHN) adalah kadet, Pandu naik di bouy 2 dari tangga kanan samping, dan Saksi tidak mendengar pembicaraan Pandu;

e. Sebelum terjadi tubrukan, Saksi melihat di depan terdapat 2 (dua) kapal tunda sedang menarik tongkang sedang keluar dan mendengar Pandu melakukan komunikasi tetapi tidak tahu apa yang dibicarakan;

f. Selanjutnya KM. Serasi dapat berpapasan dengan 1 (satu) rangkaian kapal tunda dan tongkang yang keluar tersebut dengan cikar kanan, akan tetapi ketika akan berpapasan dengan rangkaian kapal tunda berikutnya Saksi mendengar Pandu berteriak kapal akan tubrukan, Saksi tidak ingat haluan berapa dan menerima perintah kemudi cikar kanan, tetapi kemudi tidak makan lagi, Bow Thruster dihidupkan tetapi macet, hal ini terlihat dari indikator kemudi tidak bergerak;

g. Beberapa saat kemudian Saksi merasakan kapal bergetar, dikira kapal sebelah kanan kandas.

4. Saksi KKM, Wilson Bona Hasudungan, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Sukabumi

Tanggal : 10 Februari 1954 Agama : Kristen Protestan

(24)

Alamat : KP. Gandok No.54 RT.004/RW.005, Kel. Pakuan Biotrop Tajur, Bogor.

Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 1966, di Bogor; 2) STN, tahun 1969, di Bogor; 3) STM, tahun 1972, di Bogor; Teknis : AMK A, tahun 1978, di Jakarta; AMK B, tahun 1982, di Jakarta; AMK C, tahun 1996, di Jakarta; ATT I, tahun 2001, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

KKM, KM. Serasi X, sejak 28 Februari 2013 s/d sekarang.

b. Saksi menyatakan bahwa saat terjadinya tubrukan sedang berada di kamar mesin, untuk mengawasi manuver di kamar mesin. Saksi mengetahui ada tubrukan dari adanya getaran di kamar mesin, setelah merasakan ada geratan, tidak lama kemudian saksi dapat berita dari anjungan;

c. Saat kejadian yang ada di kamar mesin KKM, Masinis II, Masinis III, Masinis IV dan 1 (satu) orang Oiler. Pada saat kejadian KKM memerintahkan Oliman Jaga untuk naik ke atas, saat itu Masinis II yang pegang handle telegrap model CPP, putaran maximum konstan 750 HP dengan kecepatan 14-15 knot;

d. Saksi menyatakan mesin induk merek Man 8520 KW, 5800 PK dan motor bantu ada 2 (dua) unit merek Volvo Fenta buatan Jerman 1800 Rpm, 390 KW.

5. Saksi Masinis II, Arnaldo Panjaitan, tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal dengan Surat Keterangan dari PT. Transocean Maritime Nomor 026/TOM/II/14, tanggal 12 Februari 2014, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut: a. Lahir di : Balige

Tanggal : 12 Mei 1976 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Perumahan Pondok Ungu Permai, Blok D/9 No.1 Kaliabang Tengah, Bekasi Utara.

Pendidikan

Umum : STM, tahun 1994, di Balige. Teknis : ATT II, tahun 2008, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

1) Masinis I, KM. Permata, tahun 2007; 2) KKM, KM. Neptunus XI, tahun 2009; 3) KKM, MT. Griya Balai, tahun 2010;

(25)

4) KKM, KM. Batang Anai, tahun 2011;

5) Masinis II, KM. Serasi X, tahun 2012 s/d sekarang.

b. Pada saat sebelum dan setelah terjadi tubrukan kondisi mesin baik dan normal, start motor induk dari kamar mesin menggunakan udara bertekanan dari Kompressor, manuver dari ruang kontrol di kamar mesin melalui perintah Telegraph dari anjungan.

c. Di kapal ada 1 (satu) unit Main Engine Merk MAN B dan W 12V30/40, 750 RPM, 8520 KW, dan 2 (dua) unit mesin Auxiliary Engine merk VOLVO PENTA 162C, 1800 RPM, 390 KW.

d. Saksi Masinis II, bertugas sebagai Kepala Kerja di kamar mesin, bertanggungjawab terhadap KKM, main engine, perlengkapan dan perawatannya, mengawasi sambungan pipa saat kapal melakukan bunker/pengisian bahan bakar, membantu KKM sesuai perintah Nakhoda Abandon Ship, dan mempersiapkan mesin sekoci.

e. Saksi mengetahui terjadinya tubrukan pada tanggal 15 April 2013 pukul 19.42 WITA, terjadi guncangan di kamar mesin, saksi telepon ke anjungan, lalu memerintahkan Masinis III untuk naik ke anjungan melihat keadaan di luar, dilaporkan bahwa kapal mengalami tubrukan dengan Tongkang, saat itu kondisi mesin posisi mundur penuh.

6. Saksi Pandu Laut, M. Aris Taufiq, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Kudus

Tanggal : 13 Januari 1976

Agama : Islam

Alamat : Ds Ngembal Kulon RT.03/RW.02 Kel. Jati, Kab. Kudus, Jawa Tengah

Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 1989, di Kudus; 2) SMP, tahun 1992, di Kudus; 3) SMA, tahun 1995, di Kudus;

4) D III/AMNI, tahun 1999, di Semarang Teknis : MPB III, tahun 2001, di Jakarta;

ANT III, tahun 2002, di Jakarta; ANT II, tahun 2012, di Jakarta;

Sertifikat Pandu TK.II, tahun 2012, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

1) Mualim III, KM. Southern Exp, tahun 2001 s/d 2002; 2) Mualim III, KM. Caraka JN III-8, tahun 2002 s/d 2003; 3) Mualim III, KM. Mandiri Abadi, tahun 2003 s/d 2004; 4) Mualim II, KM. Mandiri Abadi, tahun 2004 s/d 2005; 5) Mualim II, KM. Melita, tahun 2005 s/d 2006;

(26)

6) Mualim I, KM. Mahakam River, tahun 2007;

7) Pandu Laut, PT. Pelindo III, tahun 2008 s/d sekarang.

b. Pada saat kejadian pukul 19.40 WIB, Saksi berada di anjungan sebagai Advisor bersama dengan Nakhoda, Mualim I, dan Juru Mudi;

c. Pada waktu naik ke anjungan Saksi melakukan serah terima dengan Nakhoda, tetapi Saksi tidak menanyakan kondisi kapal, echosounder tidak dihidupkan, draft kapal 6 meter LWS 5,5, waktu itu air 1.6 surut turun ke 1.5, Saksi mengetahui air surut dari atas ke bawah dari daftar pasang surut, kekuatan arus 3 – 4 knots, keadaan cuaca berawan sebagian, laut tenang, angin dari Tenggara sedang;

d. Saksi menyampaikan kepada Nakhoda ada 3 Tongkang yang akan keluar, 1 berada di posisi Timur, rencananya passing kanan-kanan karena Tongkang berada pada posisi Timur alur, sebelum KT. Terik sudah passing kanan 3 kapal tunda;

e. Saksi melihat KT. Terik setelah passing di sekitar Bouy 4 – 6, kemudian setelah komunikasi diketahui bahwa KT. Terik masih di Barat alur sehingga passing kiri-kiri, pada waktu komunikasi pertama KT. Terik masih sekitar 3 mil dilihat dari bouy;

f. Saksi kemudian berlayar dari sisi Barat ke sisi Timur dan sudah disetujui papasan kiri-kiri dengan KT. Terik;

g. Sebelum tubrukan, KM. Serasi X ke arah Timur, setelah didekati dan dilihat di GPS KT. Terik menyerong ke Timur, haluan KM. Serasi X saat itu sudah ke arah Timur, waktu papasan dengan KT. Terik sudah diluar alur berdasarkan posisi pada GPS, kemudian komando diambil alih oleh Nakhoda;

h. Saksi membenarkan bahwa sering terjadi tubrukan kapal di alur Sungai Barito, dan dari setiap kejadian lebih banyak yang terjadi salah satu lawan tubrukan adalah jenis kapal tongkang.

7. Saksi Pandu Laut, Agus Prihantoro, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Balikpapan Tanggal : 27 Agustus 1974

Agama : Islam

Alamat : Komp. Purnasakti Jalur 7 No.4 Kel. Basirih, Banjarmasin.

Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 1987, di Tenggarong, Kutai; 2) SMP, tahun 1990, di Tenggarong, Kutai; 3) SMA, tahun 1993, di Tenggarong, Kutai; 4) D III Nautika, tahun 2001, di Cirebon.

(27)

Teknis : 1) MPB III, tahun 1999, di Jakarta; 2) ANT III, tahun 2002, di Jakarta; 3) ANT II, tahun 2011, di Jakarta;

4) Sertifikat Pandu TK.I, tahun 2012, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

1) Mualim III, KM. Manjur Baru, bulan Agustus s/d Desember 2000; 2) Mualim II, KM.Jupiter Baru, bulan Desember 2000 s/d Juni 2001; 3) Mualim II, KM. Akashia, bulan Juni 2001 s/d Mei 2002;

4) Mualim II, KM. Caraka JN III. 24, Januari s/d Desember 2003; 5) Mualim II, KM. Manise, Januari s/d Desember 2004;

6) Mualim II, KM. Caraka JN III.28, Januari s/d Desember 2005; 7) Mualim I, KM. Caraka JN III.24, Januari s/d Mei 2006;

8) Pandu Laut, PT. Pelindo III, tahun 2007 s/d sekarang.

b. Saksi mengetahui adanya kejadian tubrukan antara KM. Serasi X dengan KT. Entebe Megastar 53 karena mendengar komunikasi antara KM. Serasi X dengan KT. Entebe Megastar 53, pada saat itu Saksi posisinya jauh dibelakang KT. Entebe Megastar 53, sedang memandu KT. Tebar;

c. Saksi menerima surat perintah untuk memandu KT. Entebe Megastar 53 3 (tiga) jam sebelum KT. Entebe Megastar 53 passing yang direncanakan pukul 15.00 WIB;

d. Saksi pada waktu itu ditugasi untuk memandu 3 (tiga) Kapal Tunda yaitu KT. Entebe Megastar 53, KT. Brandon 1 dan KT. Tebar, namun karena KT. Brandon 1 ditunggu tidak datang, Saksi kemudian pulang, dalam perjalanan Saksi berkomunikasi melalui HP dengan KT. Entebe Megastar 53 mengingat KT. Entebe Megastar 53 sudah terbiasa melayari alur pelabuhan Banjarmasin maka KT. Entebe Megastar 53 diperintahkan untuk melanjutkan pelayarannya dan Saksi masih memantau KT. Entebe Megasatar 53 sampai keluar alur;

e. Saksi melaporkan kepada Menara Pengawas bahwa KT. Entebe Megastar 53 sudah passing Pelabuhan Trisakti tanpa Pandu karena Saksi masih menunggu KT. Brandon 1 yang baru pertama kali di alur Pelabuhan Banjarmasin, pada saat kejadian arus sedang surut, 3 – 4 knots.

8. Saksi Kepala Bidang Keselamatan Berlayar, Penjagaan, Patroli dan PPNS KSOP Banjarmasin, Saudara Drs. Hapid Budiman, MM, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Bandung

Tanggal : 17 Desember 1960

Agama : Islam

Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 1973, di Jakarta; 2) SMP, tahun 1977, di Jayapura; 3) SMK, tahun 1981, di Jayapura;

(28)

4) S1, tahun 1989, di Sorong; 5) S2, tahun 2006, di Sorong. Teknis : MPT, tahun 1986, di Sorong. Pengalaman Bekerja :

Kepala Bidang Keselamatan Berlayar, Penjagaan Patroli dan PPNS, KSOP Banjarmasin, tahun 2011 s/d sekarang.

b. Saksi mempunyai tugas melaksanakan penanganan dalam hal terjadi tubrukan kapal;

c. Korelasi tugas Saksi dengan perkara tubrukan kapal karena secara moral menyangkut fungsi pengamanan dan secara hukum terkait dengan prestasi kerja;

d. Faktor-faktor yang menjadi penyebab tubrukan kapal, antara lain :

1) Tidak dapat melakukan pengawasan Pandu secara langsung karena Pandu merupakan organ pelindo;

2) Pengawakan kapal yang tidak memadai;

3) Perbandingan antara lebar alur (100 meter) dengan panjang rangkaian tunda (+ 200 meter) tidak proporsional;

4) Adanya kekurangan Pandu dan kualitas Pandu di atasi dengan dispensasi;

5) Adanya faktor alam yaitu karakteristik arus di alur masing-masing spot berbeda arahnya;

6) Ketidaktersediaan Kapal Tunda sebagai pendorong (assist tug), banyak perusahaan pelayaran yang belum mampu, padahal sangat diperlukan keberadaannya;

7) Petunjuk Teknis belum ada.

e. Saksi mengakui kurangnya pembinaan kepada para Pandu dan agen pelayaran, baik oleh pihak KSOP Banjarmasin maupun dari pihak Pelindo selaku pengusaha pelabuhan;

f. Saksi mengharapkan adanya kedisiplinan dari Nakhoda, khususnya terkait dengan kecepatan dan tempat berpapasan (passing);

g. Saksi membenarkan bahwa sudah sering kali terjadi tubrukan pada alur muara Sungai Barito, dan yang terjadi selaku lawan tubrukannya adalah kapal tongkang yang ditunda.

(29)

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, serta keterangan-keterangan yang diberikan para Tersangkut dan Para Saksi dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Banjarmasin tanggal 12 sampai dengan 13 Februari 2014, sehubungan Kecelakaan Tubrukan antara TK. Finacia 108 yang ditunda KT. Entebe Megastar 53 dengan KM. Serasi X, di Alur Sungai Barito Banjarmasin, pada tanggal 15 April 2013, pukul 19.42 WITA, telah sampai pada pendapat sebagai berikut :

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap para Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan Awak Kapal dapat disimpulkan sebagai berikut :

KT. ENTEBE MEGASTAR 53 . a. KAPAL.

KT. Entebe Mega Star 53 adalah jenis kapal tunda, konstruksi baja, berbendera Indonesia, dengan ukuran GT 288, kapal dibangun tahun 2006 di Malaysia. Kapal berbaling-baling 2 (ganda), geladak 1 (satu) dan digerakkan oleh penggerak utama 2 (dua) unit mesin diesel merk Cummins 2 x 1044 KW pada putaran 2 x 1200 Rpm, dengan mesin bantu Cummins 122 HP pada putaran 1500 Rpm. Kapal diklasskan di Nippon Kaiji Kyokai, sertifikat nomor 071121.

Dock terakhir kapal dilaksanakan di Bojonegoro, tanggal 26 Juni 2012 sampai dengan 10 Juli 2012, pemeriksaan Nautis Teknis dilaksanakan di Kantor Administrator Pelabuhan Banten.

b. SURAT KAPAL.

Kapal dimiliki oleh PT. Mitra Bahtera Segara Sejati di Jakarta, dilengkapi dengan Surat Ukur Internasional (1969) Nomor 3128/IIa, Surat Laut Nomor PK.674/2097/SL-PM/DK-09, Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, Nomor PK.005/27/11/Ad.Btn-12, Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang Nomor PK.006/18/7/Ad.Btn-12, serta memiliki sertifikat-sertifikat lainnya yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan masih berlaku, dalam pelayarannya dari Kelanis menuju Banjarmasin kapal dilengkapi dengan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Pos Kesyahbandaran Kelanis, Nomor 313/UPP.KBR/KLN.A/IV/2013, tanggal 14 April 2013.

(30)

c. AWAK KAPAL.

Berdasarkan Daftar Awak Kapal, kapal diawaki oleh 10 (sepuluh) orang, dan berdasarkan Surat Keterangan Susunan Perwira No. AL/406/IV/SYB.KLN/2013, diterbitkan oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Benkirai/Pinang Pos Kesyahbandaran Kelanis, kapal diawaki dengan Susunan Perwira Dek dan Mesin terdiri dari :

Bagian Dek :

Nakhoda : La Kondo ijazah ANT IV, tahun 2009; Mualim I : Estefanus Kabuhung ijazah ANT V, tahun 2002; Mualim II : Julifri Everson Larune ijazah ANT V, tahun 2012. Bagian Mesin :

KKM : Udin Renwarin ijazah ATT III, tahun 2010; Masinis II : Lilik Dwi Untoro jasah ATT V, tahun 2010; Masinis III : Julius Zebulon ijazah ATT V, tahun 2012.

TK. FINACIA 108. a. KAPAL.

TK. Finacia 108 adalah jenis kapal tongkang, konstruksi baja, berbendera Indonesia dengan ukuran GT 5338, kapal dibangun tahun 2012 di Cina. Kapal diklasskan pada Bureu Veritas dengan nomor register 22526 M, tanda klasslambung I HULL “Pontoon” Unrestricted Navigation. Kapal diluncurkan September 2012 di Cina, pemeriksaan Nautis Teknis dilaksanakan di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Banjarmasin.

b. SURAT KAPAL.

Kapal dimiliki oleh PT. Mitra Bahtera Segara Sejati di Jakarta, dilengkapi dengan Surat Ukur Internasional (1969) Nomor 3494/IIa, Surat Laut Nomor PK.205/781/SL-PM/DK-13, International Load Line Certificate (1966) Nomor DKT0/JAN/20121119105901, serta memiliki sertifikat-sertifikat lainnya yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan masih berlaku, dalam pelayarannya dari Kelanis menuju Banjarmasin kapal dilengkapi dengan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan oleh Syahbandar Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak, Nomor 314/UPP.KBR/KLN.A/IV/2013, tanggal 14 April 2013.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan kapal, dan surat kapal, serta awak kapal dapat diterima.

(31)

KM. SERASI X. a. KAPAL.

KM. Serasi X eks Paimpol adalah jenis kapal barang, konstruksi baja, berbendera Indonesia dengan ukuran GT 5822, kapal dibangun tahun 1996 di Jerman. Kapal berbaling-baling 1 (tunggal) geladak 2 (dua) dan digerakkan oleh mesin penggerak utama 1 (satu) unit mesin diesel merk MAN B&W 5280 KW, 12 V 30/40, dengan daya 8520 KW pada putaran 750 Rpm, dan mesin bantu Volvo Penta, 162 C, dengan daya 390 KW pada putaran 1800 Rpm.

Kapal diklasskan pada Bureu Veritas dengan nomor register 17186 H, tanda klass I HULL MACH Roll on Roll Off –equipped for carriage of containers – heavycargo () Unrestricted Navigation AUT-UMS, MON-SHAFT, ICE CLASS IC.

Dock terakhir kapal dilaksanakan di Tanjung Priok, tanggal 15 sampai dengan 21 April 2012, pemeriksaan Nautis Teknis dilaksanakan di Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok.

b. SURAT KAPAL.

Kapal dimiliki oleh PT. Serasi Shipping Indonesia, dilengkapi dengan Surat Ukur Internasional (1969) Nomor 3335/Ba, Surat Laut Nomor PK.205/1582/SL-PM/DK-12, Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang Nomor B909/PK.001/455/SYB.Tpk-13, serta memiliki sertifikat-sertifikat lainnya yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan masih berlaku, dalam pelayarannya dari Tanjung Priok menuju Banjarmasin kapal dilengkapi dengan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan oleh Syahbandar Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok, Nomor J.1/SYB.U/654/04/ 2013, tanggal 13 April 2013. c. AWAK KAPAL.

Berdasarkan Daftar Awak Kapal, kapal diawaki 19 (sembilan belas) orang, dan memiliki Dokumen Keselamatan Pengawakan Minimum Nomor PK.302/24/8/DK-12, tanggal 05 Juni 2012, yang dikeluarkan oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Perhubungan Laut, kapal diawaki dengan susunan perwira dek dan mesin terdiri dari :

Bagian Dek

Nakhoda : Toni S. Manurung ijazah ANT I, tahun 2009; Mualim I : Hendrick Lebang L. ijazah ANT III, tahun 2001; Mualim II : Azwar Wowiling ijazah ANT III, tahun 2007; Mualim III : Hanna Rumissing ijazah ANT III, tahun 2007. Bagian Mesin

KKM : Wilson B. Hasudungan ijazah ATT I, tahun 2001; Masinis II : Arnaldo Panjaitan ijazah ATT II, tahun 2008;

(32)

Masinis III : Bambang Sumitro ijazah ATT III, tahun 2007; Masinis IV : Litra Paembonan ijazah ATT III, tahun 2009. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan kapal, surat kapal dan awak kapal dapat diterima.

2. Tentang Cuaca.

Berdasarkan hasil análisis dari Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok dan berdasarkan keterangan para Tersangkut dan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat kejadian kecelakaan kapal di lokasi kejadian adalah sebagai berikut :

a. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 10 Februari 2014, keadaan cuaca pada tanggal 15 April 2013, pukul 19.42 WITA, di wilayah tersebut adalah sebagai berikut:

Arah dan Kecepatan Angin : Tenggara – Selatan, 7.0 - 10.4 knots Arah dan Kecepatan Arus : Selatan – Barat Daya, 2.2-2.3 Cm/det

Cuaca : Berawan Sebagian - Berawan

Jarak Penglihatan : 6.0 - 8.0 Mil Tinggi Gelombang : Barat, 0.6 – 0.7 m

b. Menurut keterangan Para Tersangkut dan para Saksi keadaan cuaca saat kejadian langit cerah berawan sebagian, angin Utara sepoi-sepoi (breeze), laut tenang, angin Timur kuat dan daya tampak baik (good visibility). Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan Tersangkut dan para Saksi tentang keadaan cuaca pada saat kejadian dapat diterima.

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal.

Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

TK. FINACIA 108. a. Keadaan Muatan.

Berdasarkan Surat Ukur Internasional (1969) yang diterbitkan oleh Kantor

Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Banjarmasin tanggal 19 November 2012, TK. Finacia 108 memiliki ukuran-ukuran pokok

sebagai berikut :

Panjang (L) : 106,80 meter Lebar (B) : 28,04 meter

(33)

Tinggi (H) : 6,93 meter Tonase Kotor : 5338 GT Tonase Bersih : 1602 GT

Berdasarkan International Load Line Certificate (1969) oleh Bureu Veritas (BV) tanggal 20 November 2012, lambung timbul TK. Finacia 108 adalah 1420 mm, sehingga sarat maksimal adalah 6,93 – 1,420 = 5,51 meter. Berat kapal keseluruhan adalah sebagai berikut :

Displacement kapal (Δ) = L x B x T x x 1,025 x 1,006 = 106,8x28,04x5,51x1,025x1,006 = 17014,6377 Ton

Berat Tongkang bersih diperkirakan adalah :

(LWT) = 0,30 x Displacement (Δ)

= 0,30 x 17014,6377 = 5104,3913 Ton Kapasitas Angkut kapal (DWT) = Δ – LWT

= 17014,6377 – 5104,3913 = 11910, 2464 Ton

Sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) Nakhoda, Tongkang memuat batubara sebanyak 12, 263 MT.

b. Keadaan Stabilitas.

Setelah tubrukan TK. Finacia 108 mengalami robek di haluan lebih kurang 2 (dua) meter dan air masuk ke rumah jangkar, tetapi tongkang masih dapat melanjutkan pelayaran ke tempat berlabuh jangkar Taboneo Banjarmasin.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan TK. Finacia 108 mengangkut muatan melebihi ketentuan dan stabilitas TK. Finacia 108 cukup rawan bila menghadapi cuaca buruk.

KM. SERASI X. a. Keadaan Muatan.

Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan Nakhoda, KM. Serasi X mengangkut 20 (dua puluh) unit kendaraan dan General Cargo seberat lebih kurang 1700 MT, dengan sarat depan 5,70 meter dan belakang 6,05 meter, sehingga sarat rata-rata adalah 5,875 meter.

Berdasarkan Surat Ukur Internasional (1969) yang diterbitkan oleh Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok tanggal 11 Juni 2012, KM. Serasi X memiliki ukuran-ukuran pokok sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Pengisian kembali berdasarkan lembar pemakaian obat dan alat pada form code blue yang diresepkan oleh dokter tim code blue  yang melakukan bantuan hidup lanjut ditujukan

Selain itu masih kuatnya stereotype masyarakat bahwa perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan yang tinggi karena pada akhirnya akan bekerja di dapur sesuai dengan

Penelitian ini telah dilakukan dengan ruang lingkup atau batasan kajian yang telah ditentukan, dimana pihak responden yang memberikan pendapat atau pandangan terhadap

Dalam surveilan keamanan pangan pada rantai pangan, dilakukan pengamatan dari hulu ke hilir dengan pertimbangan bahwa meskipun pangan merupakan sasaran utama,

Berdasarkan pelbagai cabaran yang dinyatakan di atas, antara strategi yang boleh dan telah dirancang oleh pihak kerajaan untuk mengatasi permasalahan yang timbul ialah

Saran Dalam Tugas Akhir ini, saya ingin menyarankan agar di kemudian hari kelak, saya dapat menerapkan konsep-konsep yang berhubungan dengan topik pemilihan desain

Jika terdapat departemen yang memiliki nilai TCR tertinggi yang sama maka pilih salah satu yang memiliki lebih banyak nilai A (tingkat hubungan pada

Pada letter marks, keunikan menjadi hal yang paling utama dalam sebuah logo, maka jenis huruf yang digunakan harus unik. biasanya jenis huruf pada letter marks