• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEHALUSAN DAN KADAR ABU SEKAM PADI PADA KEKUATAN BETON DENGAN KUAT TEKAN 50 MPa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEHALUSAN DAN KADAR ABU SEKAM PADI PADA KEKUATAN BETON DENGAN KUAT TEKAN 50 MPa"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEHALUSAN DAN KADAR ABU SEKAM PADI PADA KEKUATAN

BETON DENGAN KUAT TEKAN 50 MPa

Ramanuddin M. Abdian1 dan Bernardinus Herbudiman2 1

Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas)Bandung, Jl.PHH Mustofa 23 Bandung 40124, email: rama_ardiotiq@yahoo.com 2

Dosen dan Peneliti Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas)Bandung, Jl.PHH Mustofa 23 Bandung 40124, email:herbudiman@itenas.ac.id

ABSTRAK

Semen merupakan bahan utama pembentuk beton, namun penggunaan semen yang berlebih dapat membahayakan lingkungan karena proses produksi semen menghasilkan emisi CO2 yang cukup

besar. Untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang terjadi, diperlukan langkah-langkah pemanfaatan limbah pembakaran padi. Sisa pembakaran sekam padi yang berupa abu sekam memiliki kandungan silika yang tinggi, yaitu 94 - 96 %. (Houston, 1972). Kandungan oksida silika (SiO2) yang tinggi memberikan sifat pozzolanik yang baik pada abu sekam padi sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai bahan substitusi parsial pada semen. Metoda SNI 03-2834-2000 digunakan untuk menghitung komposisi campuran beton dengan kuat tekan rencana 50 MPa. Pengujian kuat tekan dan tarik belah dilakukan dengan benda uji berbentuk silinder berdiameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Abu sekam padi hendak diteliti sebagai bahan tambah dan bahan substitusi parsial terhadap semen. Penambahan abu sekam padi dalam penelitian ini adalah 5, 10, 15, 20, dan 25% dari berat semen. Substitusi parsial abu sekam padi terhadap semen sebesar 5, 10, 15, 20, dan 25%. Pada kadar substitusi parsial abu sekam padi 10%, dilakukan variasi slump rencana sebesar 0-10, 10-30, 30-60, dan 60-180 mm, dan dilakukan variasi penambahan superplasticizer sebesar 0, 0.5, 1 dan 1.5 % dari berat semen. Ukuran abu sekam padi yang digunakan adalah lolos saringan no 50 tertahan saringan no 100, lolos saringan no 100 tertahan saringan no 200, dan lolos saringan no 200. Pada beton dengan slump rencana 10-30 mm, dan substitusi parsial abu sekam padi sebesar 10% yang lolos saringan no 200, dengan superplasticizer 1%, dilakukan pengujian kuat tekan pada umur beton 3, 7, 14, 28 dan 56 hari. Nilai slump rencana yang paling baik adalah 10-30 mm karena menghasilkan kuat tekan yang paling tinggi sebesar 51,71 MPa. Kadar optimum penambahan abu sekam padi adalah 10% dari berat semen yang menghasilkan kuat tekan 47.82 MPa. Kadar substitusi parsial abu sekam padi yang optimum adalah sebesar 10% dari berat semen yang menghasilkan kuat tekan 51.71 MPa. Kadar optimum superplasticizer (Structuro 335) sebesar 1% dari berat semen yang menghasilkan kuat tekan sebesar 51.71 MPa. Ukuran kehalusan yang paling baik adalah abu sekam padi yang lolos saringan no 200 yang menghasilkan kuat tekan 51.71 MPa.

Kata kunci: abu sekam padi, kehalusan, substitusi parsial, superplasticizer

1.

PENDAHULUAN

Pesatnya perkembangan industri konstruksi dewasa ini, telah menyebabkan peningkatan penggunaan material beton untuk berbagai keperluan infrastruktur fisik. Sejalan dengan hal tersebut, kebutuhan akan semen pun semakin banyak. Akan tetapi proses produksi semen mengkonsumsi energi yang besar, khususnya untuk pembakaran clinker dengan menggunakan batu bara dan/atau bahan bakar minyak yang tidak dapat pula diperbaharui. Pembakaran batu bara dan/atau bahan bakar minyak menghasilkan emisi gas CO2 yang memberi dampak pemanasan global (efek

rumah kaca).

Salah satu cara untuk mengurangi emisi gas CO2 yang telah banyak dilakukan untuk mereduksi penggunaan semen

dan meningkatkan kekuatan beton adalah dengan pemberian bahan tambah mineral yang bersifat pozzolanik (additive) secara parsial pada semen bersama-sama dengan bahan tambah kimiawi (admixture) pada campuran. Menurut ASTM C618-93, material dengan komposisi kimia oksida silika (SiO2) oksida besi (FeO3) dan oksida

aluminium (AlO3) lebih besar dari 70%, dapat digunakan sebagai bahan tambahan.

Penambahan aditif meneral yang mengandung silika dan bersifat pozzolan pada semen Portland akan menghasilkan gel CSH baru oleh reaksi pengikatan antara silika (kandungan dari aditif mineral) dengan kalsium hidroksida (dari hasil hidrasi semen), sehingga pada perinsipnya aditif mineral akan bisa meningkatkan kekuatan pasta semen (karena gel CSH merupakan unsur kekuatan pasta semen), dan sekaligus mengurangi unsur kelemahan beton (karena telah mereduksi kalsium hidroksida).

Sisa pembakaran sekam padi yang berupa abu sekam memiliki kandungan silika yang tinggi, yaitu 94 - 96 %. (Houston, 1972). Kandungan oksida silika (SiO2) yang tinggi memberikan sifat pozzolanik yang baik pada abu

(2)

2.

ABU SEKAM PADI

Sekam padi (rice husk) adalah bagian terluar dari butir padi, yang merupakan hasil sampingan saat proses penggilingan padi dilakukan. Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30%, dedak antara 8- 12% dan beras giling antara 50-63,5% dari bobot awal gabah (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian www.deptan.go.id). Berat jenis sekam padi relatif kecil, sekitar 122 kg/m3, panjang sekitar 8-10 mm dengan lebar 2-3 mm dan tebal 0,2 mm (Natarajan, 1998).

Abu sekam padi (rice husk ash) yang diperoleh dari hasil pembakaran sekam berkisar antara 16-23% dengan kandungan silika sebesar 95%. Dari kandungan silika yang tinggi tersebut, maka abu sekam padi dapat digolongkan sebagai salah satu bahan yang memiliki sifat pozzolanik yang baik. Jumlah abu hasil pembakaran yang tinggi dengan temperatur titik lebur abu yang rendah disebabkan oleh kandungan alkali dan alkalin yang relatif tinggi, akan tetapi kandungan uap air pada sekam padi relatif sedikit karena sekam padi merupakan kulit padi yang kering sisa proses penggilingan (Natarajan, 1998). Sumber lain menyebutkan bahwa sekitar 20% dari bobot padi adalah sekam padi dan kurang lebih 15% dari komposisi sekam adalah abu sekam yang selalu dihasilkan setiap kali sekam dibakar (Hara, 1986). Harsono (2002) menyimpulkan dalam penelitiannya untuk mendapatkan serbuk silika amorf (aktif) dengan kemurnian tinggi dari sekam padi dengan melakukan tahapan-tahapan berupa proses pembersihan, proses pengeringan, proses pengarangan sampai suhu 3000C, kemudian proses pengabuan sampai pada suhu 6000C dan selanjutnya pemurnian melalui proses pengasaman.

Houston (1972), menyebutkan bahwa apabila nilai kandungan silika abu sekam mendekati atau di bawah 90%, kemungkinan disebabkan oleh sampel sekam yang telah terkontaminasi dengan zat lain yang kandungan silikanya rendah. Menurut Hara (1986), jika pembakaran sekam padi dilakukan secara terus menerus pada suhu di atas 6500C akan menaikkan kristalinitasnya dan akhirnya akan terbentuk fasa kristobalit dan tridimit dari silika sekam.

Yu (1998) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa dengan penambahan 30% abu sekam padi pada pasta semen dengan w/c 0.55, jumlah Ca(OH)2 yang dihasilkan dari reaksi hidrasi mulai berkurang pada umur tiga hari.

Selanjutnya pada umur 91 hari jumlah Ca(OH)2 ini hampir mencapai nol dan terdapat Ca1.5Si3.5xH2O, yaitu suatu

bentuk C-S-H gel yang mirip dengan sifat reaksi antara C3S dan C2S pada semen dengan H2O. Fenomena

berkurangnya Ca(OH)2 dalam reaksi hidrasi semen akibat pemberian abu sekam padi menunjukkan bahwa abu

sekam padi bereaksi dengan Ca(OH)2 membentuk C-S-H gel. Dengan kata lain, penambahan abu sekam padi dalam beton akan menambah jumlah C-S-H gel yang selanjutnya akan meningkatkan kekuatan tekan beton.

Priyosulistyo (2001), menyebutkan bahwa reaktivitas antara silika di dalam abu sekam padi dengan kalsium hidroksida dalam pasta semen dapat berpengaruh pada peningkatan mutu beton.

Aryal (2004), telah menguji pengaruh parameter sifat-sifat fisik dan komposisi kimiawi abu sekam padi di Nepal yang diperoleh dari dua sumber pengambilan yang berbeda dalam pembuatan pasta, mortar dan beton mutu f’c 25

MPa dan f’c 35 MPa. Dari hasil pengujian kekuatan tekan, kekuatan tarik dan keawetan beton, kebutuhan abu sekam

padi sebagai bahan subtitusi parsial semen pada beton berkisar 10-15% dari berat semen.

Ganjar (2004), menyimpulkan pada beton dengan f’c = 30 MPa dengan penambahan abu sekam padi 10% dan tawas

0,5% terhadap berat semen terjadi peningkatan nilai kuat tekan dibandingkan dengan beton normal. Sedangkan pada beton dengan f’c =50 MPa dengan penambahan abu sekam padi 5% dan tawas 1% dari berat semen, kuat tekan

rencananya tidak tercapai.

Kurnia dan Gander (2005), menyebutkan bahwa campuran dengan penambahan kadar abu sekam padi sebesar 5% menggantikan berat semen merupakan campuran yang memiliki kekuatan tekan rata-rata yang paling tinggi dan tingkat kelecakan (workability) yang tergolong baik dibandingkan dari campuran yang lain pada umur 28 hari. Ufit (2005), mengatakan bahwa substitusi parsial abu sekam padi sebesar 5% terhadap agregat halus dapat meningkatkan kuat tekan beton, pada beton dengan kuat tekan rencana 50 MPa.

Tabel 1. Kandungan kimia abu sekam padi

Senyawa kimia Abu sekam padi (% berat) Semen (% berat)

Al2O3 0.1031 5.38 SiO2 93.4408 19.90 P2O5 1.0129 - S 0.2227 - K2O 3.4808 1.17 CaO 0.7193 63.69 TiO2 0.0946 - MnO2 0.2285 - Fe2O3 0.6800 3.62 ZnO 0.0173 -

(3)

Gambar 1. Abu sekam padi

3.

METODOLOGI PENELITIAN

Benda uji yang digunakan untuk kuat tekan dan kuat tarik belah adalah silinder dengan diameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Jumlah benda uji 6 buah untuk setiap pengujian.

Pengujian kuat tekan dilakukan untuk mengetahui apakah beton yang dihasilkan memiliki kuat tekan yang sesuai dengan kuat tekan yang direncanakan. Menurut Mulyono, T. (2003), nilai kuat tekan beton dengan kuat tariknya tidak berbanding lurus. Pengujian kuat tarik belah dilakukan dengan memberikan suatu beban tegak lurus terhadap sumbu longitudinal yang ditempatkan secara horisontal diatas pelat baja.

Kuat tekan Kuat tarik belah

Gambar 2. Macam-macam pengujian benda uji

Metoda SNI 03-2834-2000 digunakan untuk menghitung komposisi campuran beton dengan kuat tekan rencana 50 MPa. Pengujian kuat tekan dan tarik belah dilakukan dengan benda uji berbentuk silinder berdiameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Abu sekam padi hendak diteliti sebagai bahan tambah dan bahan substitusi parsial terhadap semen. Penambahan abu sekam padi dalam penelitian ini adalah 5, 10, 15, 20, dan 25% dari berat semen. Substitusi parsial abu sekam padi terhadap semen sebesar 5, 10, 15, 20, dan 25%. Pada kadar substitusi parsial abu sekam padi 10%, dilakukan variasi slump rencana sebesar 0-10, 10-30, 30-60, dan 60-180 mm, dan dilakukan variasi penambahan superplasticizer sebesar 0, 0.5, 1 dan 1.5 % dari berat semen. Ukuran abu sekam padi yang digunakan adalah lolos saringan no 50 tertahan saringan no 100, lolos saringan no 100 tertahan saringan no 200, dan lolos saringan no 200. Pada beton dengan slump rencana 10-30 mm, dan substitusi parsial abu sekam padi sebesar 10% yang lolos saringan no 200, dengan superplasticizer 1%, dilakukan pengujian kuat tekan pada umur beton 3, 7, 14, 28 dan 56 hari.

4.

HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Hubungan antara kadar penambahan abu sekam padi terhadap kuat tekan beton

Data hasil pengujian kuat tekan beton dengan bahan pengikat PCC dan dengan penambahan abu sekam padi sebesar 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. terhadap berat semen dengan menggunakan slump rencana 10-30 mm, sp 1% dari berat semen, dan menggunakan abu sekam padi yang lolos saringan no 200 pada umur 28 hari tertera pada Tabel 2 dan Gambar 3.

Tabel 2. Nilai kuat tekan beton dengan penambahan abu sekam padi

Kadar penambahan abu sekam padi

Berat benda uji (kg)

Kuat tekan (MPa)

Kuat tekan rata-rata (MPa) 3.70 44.99 3.77 43.30 PCC + 5% ASP 3.75 46.10 44.80 3.61 47.82 3.64 47.92 PCC + 10% ASP 3.72 47.71 47.82 3.66 43.81 3.67 46.82 PCC + 15% ASP 3.74 49.35 46.66 3.77 49.95 3.71 39.28 PCC + 20% ASP 3.72 39.59 42.94 3.68 36.06 3.69 39.27 PCC + 25% ASP 3.58 37.45 37.59

(4)

Gambar 3. Pengaruh penambahan abu sekam padi terhadap kuat tekan beton

Kadar penambahan abu sekam padi yang paling optimum menurut gambar 5 terjadi pada penambahan abu sekam padi 10% terhadap berat semen karena memiliki kuat tekan yang paling besar, yaitu sebesar 47.82 MPa. Penambahan abu sekam padi sebesar 10 % ini ternyata paling optimum. Karena berkurangnya kapur bebas (Ca(OH)2) yang bereaksi dengan abu sekam padi dan tingkat ketersediaan air untuk reaksi hidrasi yang masih dalam

batas yang memadai dibandingkan dengan persentase penambahan abu sekam padi yang lainnya.

Hubungan kadar substitusi parsial abu sekam padi terhadap kekuatan beton

Data hasil pengujian kuat tekan beton dengan bahan pengikat PCC dan dengan subtitusi parsial abu sekam padi sebesar 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% dengan menggunakan slump rencana 10-30mm, superplasticizer 1% dari berat semen dan abu sekam padi, dan abu sekam padi yang lolos saringan no 200 pada umur 28 hari tertera pada Tabel 3 dan Gambar 4.

Tabel 3. Nilai kuat tekan beton dengan substitusi parsial abu sekam padi

Kadar substitusi parsial abu sekam padi

Berat benda uji (kg)

Kuat tekan (MPa)

Kuat tekan rata-rata (MPa) 3.76 49.74 3.71 48.74 - 5 %PCC + 5% ASP 3.71 45.75 48.08 3.75 50,06 3.83 50.81 - 10 %PCC + 10% ASP 3.81 54.27 51.71 3.68 35.39 3.79 50.70 - 15 %PCC + 15% ASP 3.72 46.49 44.19 3.57 43.25 3.57 38.39 - 20 %PCC + 20% ASP 3.58 40.35 40.66 3.73 32.40 3.62 39.47 - 25 %PCC + 25% ASP 3.68 34.83 35.57

(5)

Hasil pengujian mengatakan bahwa kadar substitusi parsial yang menghasilkan kuat tekan paling tinggi ialah 10%, yaitu sebesar 51.71 MPa. Berdasarkan data diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa substitusi parsial abu sekam padi terhadap semen memiliki kecenderungan meningkatkan kuat tekan beton, akan tetapi setelah mencapai kadar optimumnya penambahan kadar abu sekam padi akan menurunkan kuat tekan beton.

Pengaruh ukuran kehalusan abu sekam padi terhadap kuat tekan beton

Pengaruh kadar kehalusan abu sekam padi dengan menggunakan slump rencana 0-30 mm, substitusi parsial abu sekam padi terhadap semen 10%, dan superplasticizer sebesar 1% dari berat semen pada umur 28 hari berdasarkan hasil pengujian tertera pada Tabel 4 dan Gambar 5.

Tabel 4. Pengaruh ukuran kehalusan terhadap kuat tekan beton

No Saringan Berat benda uji (kg)

Kuat tekan (MPa)

Kuat tekan rata-rata (MPa) 3.63 34.94 3.74 41.81 50 3.73 40.54 39.09 3.79 40.95 3.87 47.78 100 3.74 38.62 42.45 3.75 50.06 3.83 50.81 200 3.81 54.27 51.71

Gambar 5. Pengaruh kehalusan abu sekam padi terhadap kuat tekan beton

Kehalusan abu sekam padi yang menghasilkan kuat tekan rata-rata paling besar, yaitu 51.71 MPa adalah abu sekam padi yang lolos dari saringan no 200. Semakin halus abu sekam padi maka ikatan pasta semen akan semakin kuat, karena semakin besar luas permukaannya dan abu sekam padi menjadi lebih reaktif.

Pengaruh slump rencana terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah beton

Hubungan antara pengaruh batasan nilai slump rencana terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah hasil pengujian tampak pada Tabel 5 dan Gambar 6 pada variasi ini menggunakan substitusi parsial semen oleh abu sekam padi sebesar 10%, superplasticizer Structuro 335 1% (dari berat semen dan abu sekam padi), dan abu sekam padi yang lolos saringan lolos no 200 pada 28 hari dengan kuat tekan rencana 50 MPa.

Tabel 5. Pengaruh slump rencana terhadap kuat tekan dan tarik belah beton

Kuat Tekan Kuat Tarik Kuat Tarik Rata-rata Belah Rata-rata Slump

cm

Kuat Tekan (MPa)

(MPa) (MPa) (MPa)

32.18 2.91 33.54 3.91 0 – 10 27.17 30.96 4.10 3.64 50.06 5.07 50.81 5.04 10 – 30 54.27 51.71 5.15 5.09 49.49 4.86 48.55 4.96 30 – 60 52.64 50.22 4.38 4.73 47.69 3.85 46.93 3.57 60 – 180 48.13 47.58 4.39 3.94

(6)

Gambar 6. Pengaruh slump terhadap kuat tekan dan tarik belah beton

Dari hasil pengujian nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton yang paling tinggi ialah 51.71 dan 5.09 MPa dengan menggunakan slump rencana 10-30 mm karena beton mudah dikerjakan sehingga peristiwa bleeding dan segregasi dapat dihindari.

Pengaruh penambahan superplasticizer Structuro 335 terhadap kuat tekan beton

Hubungan kadar penambahan superplasticizer (Structuro 335) terhadap kuat tekan beton berdasarkan hasil pengujian untuk batasan nilai slump rencana 10 – 30 mm, penggunaan superplasticizer 1% dari kadar semen, substitusi parsial abu sekam padi terhadap semen sebesar 10%, dan menggunakan abu sekam padi yang lolos saringan no 200 pada umur 28 hari tampak pada Tabel 6 dan Gambar 7.

Tabel 6. Pengaruh kadar superplasticizer terhadap kuat tekan beton

Kadar superplasticizer

Structuro 335 (kg/m3)

Berat benda uji (kg)

Kuat tekan (MPa)

Kuat tekan rata-rata (MPa) 3.71 36.79 3.71 31.66 0 % 3.71 40.12 36.19 3.65 45.17 3.62 41.66 0.5 % 3.64 40.76 42.53 3.75 50.06 3.83 50.81 1 % 3.81 54.27 51.71 3.76 30.44 3.62 25.63 1.5 % 3.57 21.54 25.87

(7)

Dari Tabel 6 dan Gambar 7 tampak bahwa kadar penambahan superplasticizer (Structuro 335) yang optimum adalah sebesar 1% dari berat semen, karena menghasilkan efek sekunder berupa nilai kuat tekan yang paling tinggi, yaitu sebesar 51.71 MPa.

Perkembangan kuat tekan beton dengan substitusi parsial abu sekam padi pada umur 3, 7, 14, 28,

dan 56 hari

Data hasil pengujian kuat tekan beton dengan subtitusi parsial abu sekam padi 10% dari berat semen, slump rencana 10-30 mm, menggunakan superplasticizer 1% dari berat semen, dan abu sekam padi yang lolos saringan no 200 pada umur 3, 7, 14, 28 dan 56 hari tertera pada Tabel 7 dan Gambar 8.

Tabel 7. Perkembangan kuat tekan beton

Umur Beton (Hari)

Berat benda uji (kg)

Kuat Tekan (MPa)

Kuat tekan rata-rata (MPa) 3.71 35,53 3.57 21.54 3 3.78 36.86 31.30 3.74 42.17 3.71 39.59 7 3.65 34.83 38.86 3.79 43.07 3.80 47.78 14 3.71 40.16 43.67 3.75 50.06 3.83 50.81 28 3.81 54.27 51.71 3.82 55.51 3.81 52,72 56 3.78 53.11 53.78

Gambar 8. Perkembangan kuat tekan beton

Pertumbuhan kuat tekan beton dengan substitusi parsial abu sekam padi sebesar 10% pada umur 28 hari mencapai 51.71 MPa, pada umur 56 hari terjadi peningkatan kekuatan beton sebesar 3.85% atau 53.78 MPa. persentase kuat tekan yang dihasilkan pada umur 3,7, dan 14 terhadap 28 hari adalah 60.53%, 75.15%, dan 84.45%.

5.

KESIMPULAN

Dari hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kadar penambahan abu sekam padi yang optimum adalah sebesar 10% dari berat semen yang menghasilkan kuat tekan rata-rata sebesar 47.82 MPa.

2. Kadar optimum substitusi parsial abu sekam padi terhadap berat semen adalah 10% yang menghasilkan kuat tekan rata-rata sebesar 51.71 MPa.

3. Ukuran abu sekam padi yang paling baik adalah yang lolos saringan no 200 yang menghasilkan kuat tekan rata-rata 51.71 MPa. Karena semakin halus abu sekam padi ikatan yang dalam beton akan semakin kuat dikarenakan luas permukaannya semakin besar.

(8)

4. Pertumbuhan kuat tekan beton dengan substitusi parsial abu sekam padi sebesar 10% pada umur 28 hari mencapai 51.71 MPa, pada umur 56 hari terjadi peningkatan kekuatan beton sebesar 3.85% atau 53.78 MPa. persentase kuat tekan yang dihasilkan pada umur 3,7, dan 14 terhadap 28 hari adalah 60.53%, 75.15%, dan 84.45%.

5. Penggunaan batasan nilai slump rencana yang paling baik adalah 10-30 mm dengan nilai kuat tekan rata-rata 51.71 MPa, karena memiliki kelacakan yang baik sehingga beton tidak keropos.

6. Kadar optimum superplasticizer (Structuro 335) adalah sebesar 1% dari berat semen yang menghasilkan nilai kuat tekan rata-rata 51.71MPa. Kadar superplasticizer yang lebih rendah dari 1% akan menghasilkan kuat tekan yang lebih rendah karena kekurangan penambahan kadar superplasticizer akan menghasilkan beton yang lebih sulit dikerjakan dan akan terdapat banyak rongga. Kadar superplasticizer yang lebih tinggi dari 1% akan menghasilkan kuat tekan yang lebih rendah karena kelebihan penambahan kadar superplasticizer akan menghasilkan beton yang lebih encer yang akan menyebabkan efek segregasi dan bleeding.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Mirna, 2005, Pemanfaatan Abu Sekam Padi pada Beton Mutu Tinggi sebagai Pengganti Agregat Mikro, Laporan Tugas Akhir, ITENAS, Bandung.

ASTM Standards, 1993, Annual Book of ASTM section 4: Construction, volume 04.02: Concrete and Aggregates. Philadelphia: ASTM.

Ganjar, 2004, Pengaruh Abu Sekam Padi dan Tawas terhadap Modulus Elastisitas dan Kuat Tekan Beton, Laporan Tugas Akhir, ITENAS, Bandung.

Hara, et-all, 1986, Utilization of Agrowastes for Buildinng Materials, International Research and Development Cooperation Division, AIST, MITI, Japan.

Harsono,Heru, 2002, Pembuatan Silika Amorf dari Limbah Sekam Padi, Jurnal ILMU DASAR, Vol. 3 No.2,: 98-103, Universitas Brawijaya.

Houston,D.F, 1972, Rice Chemistry and Technology, American Association of Cereal Chemist.Inc, Minnesota. Indrawati, V., 2007, Konsep, Bahan Aditif Mineral, Karakteristik dan Pengendalian Kualitas PCC Tiga Roda,

Seminar Nasional Rekayasa Material dan Konstruksi Beton 2007, Jakarta, Quality Assurance and Research Division, PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, Jakarta.

Mulyono, T., 2007, Teknologi Beton, Andi, Jakarta.

Natarajan, E., Nordin, A. and Rao, A.N. (1998a). Overview of Combustion and Gasification fo Rice Husk in Fluidised Bed Reactors. Biomass and Bioenergy; 14 : 5/6: 533 - 546.

Nugraha, P., dan Antoni, 2007, Teknologi Beton dari Material, Pembuatan, ke Beton Kinerja Tinggi, Andi, Jakarta. Priyosulistyo, D., 2001, Pengoptimuman Sintesis Zeolit Beta dari pada Silika abu sekam padi Pencirian dan Tindak

Balas Pemangkinan Friedel Crafts, Universiti Teknologi Malaysia PT. Fosroc Indonesia, 2006, Product Catalogue.

PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.

SNI 03-2834-2000, 2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, Badan Litbang PU.

SNI 03-6468-2000, 2000, Tata Cara Perencanaan Campuran Tinggi dengan Semen Portland dengan Abu Terbang, Badan Litbang PU.

Supartono, FX, 2007, Blended Cement for High Perfomance Concrete, Seminar Nasional Rekayasa Material dan Konstruksi Beton 2007, Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Kandungan kimia abu sekam padi  Senyawa kimia  Abu sekam padi (% berat)   Semen (% berat)
Tabel 2. Nilai kuat tekan beton dengan penambahan abu sekam padi  Kadar penambahan
Gambar 3. Pengaruh penambahan abu sekam padi terhadap kuat tekan beton
Gambar 5. Pengaruh kehalusan abu sekam padi terhadap kuat tekan beton
+3

Referensi

Dokumen terkait

Apabila proses pelaksanaan pekerjaan dilakukan di luar unit (workshop), maka Pihak Pelaksana selama melaksanakan pekerjaan diwajibkan menyediakan peralatan

Berdasarkan hasil karakterisasi terhadap 14 aksesi rambutan dan 1 aksesi kapulasan koleksi sumber daya genetik tanaman buah, diketahui bahwa sebanyak 9 aksesi

Setelah melihat hasil wawancara terhadap responden yang kontra terhadap taklik talak sebagai perjanjian perkawinan dalam Islam, maka penulis akan menyimpulkan dari

Sehingga walaupun sistem ini bernama sistem utang modal akan tetapi pada kenyataan akad yang digunakan oleh warga bukan merupakan akad utang modal akan tetapi

Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT.PLN (Persero) Kantor Distribusi Jateng dan D.I.Yogyakarta) adalah hasil.. tulisan

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah pembelajaran matematika menggunakan model inquiry dengan pemanfaatan alat peraga lebih efektif

Menurut Hukum Raoult disebutkan bahwa total padatan terlarut yang semakin tinggi dalam suatu larutan maka akan menyebabkan penurunan titik beku, sehingga titik bekunya lebih

Hasil ini tidak berbeda jauh dengan penelitian yang dilakukan oleh Arniputri dkk (2007) dengan metode distilasi uap (distilasi Stahl) yang menyebutkan bahwa minyak