57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi penjelasan secara rinci hasil penelitian tentang “Penggunaan Metode Jarimatika untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian dan Pembagian Peserta Didik Kelas II SDN 27 Sago Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan”, yang meliputi deskripsi data, analisis data, pembahasan dan keterbatasan penelitian.
A. Deskripsi Data
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kelas II SD Negeri 27 Sago Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan, pada tanggal 17 Maret 2017 sampai dengan 1 April 2017, yaitu “Penggunaan Metode Jarimatika untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian dan Pembagian Peserta Didik Kelas II Sekolah Dasar (SD) Negeri 27 Sago Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan,” maka telah diperoleh data hasil kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik pada kelas II. Data hasil kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik diperoleh dari nilai pretest yaitu tes yang dilakukansebelum diajarkan pokok bahasandan nilai posttest yaitu tes yang dilakukan setelah diberikan perlakuan pada kelas II dengan pokok bahasan penelitian perkalian dan pembagian yang hasilnya bilangan dua angka. Tes hasil kemampuan berhitung ini diikuti oleh 24 orang peserta didik. Analisis kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik kelas II terangkum dalam tabel berikut:
Tabel 4.1
Hasil Data Tes Pretest dan Posttest
No Tes N 𝑥 S 𝑆2 Xmaks Xmin Xi≥
65 %
Ketuntasan 1 Pretest 24 67,08 14,19 337,32 90 30 11 45,9 2 Posttest 24 86,25 17,18 215,10 100 50 20 83,33
Sumber: lampiran XIII
Dari tabel 4.1 dapat diketahui rentang nilai rata-rata posttest pada kelas sampel yang terdiri dari 24 orang peserta didik yaitu 86,25 lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pretest yang terdiri dari 24 orang peserta didik yaitu 67,08. Variansi nilai posttest adalah 215,10 lebih kecil dari hasil pretest yang variansinya 337,32. Standar deviasi hasil posttest yaitu 17,18 lebih besar dari standar deviasi pretest. Hal ini berarti bahwa kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik posttest memiliki keragaman yang lebih besar dari hasil kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik pretest.Nilai maksimum posttest adalah 100 lebih besar dari pretest yaitu 90.Sedangkan nilai minimum posttest 50 jauh lebih besar dari pretest yaitu 30. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika yang ditetapkan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 27 Sago yaitu 65. Dilihat berdasarkan ketuntasan secara individual peserta didik yang mendapat nilai memenuhi KKM sudah meningkat dari sebelumnya, yaitu sebelum menggunakan metode jarimatika yang tuntas secara individual adalah 11 orang peserta didik dan setelah menggunakan metode jarimatika yang tuntas secara individual adalah 20 orang peserta didik, sehingga persentase nilai
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 100 90 80 70 60 50 40 30 P eser ta Did ik Nilai pretest posttest
ketuntasan masing-masing posttest dan pretest berturut-turut adalah 83,33% dan 45,9 %.
Terdapat perbedaan hasil kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik pada posttest dan pretest, dimana hasil kemampuan perkalian dan pembagian pada posttestlebih tinggi dibandingkan hasil kemampuan berhitung perkalian dan pembagian pada pretest.Hal ini dapat diidentifikasi bahwa kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik meningkat setelah diajar dengan metode jarimatika selama 7 kali pertemuan.
Dalam hal ini untuk lebih jelas hasil peningkatan kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik kelas II Sekolah Dasar (SD) Negeri 27 Sago dalam bentuk grafik di bawah ini.
Grafik 4.1 Nilai Pretest Posttest
Dari grafik di atas terlihat peningkatan yang baik terhadap hasil kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik Kelas II Sekolah Dasar (SD) Negeri 27 Sago Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.
B. Analisis Data
Analisa data pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik setelah diajarkan dengan metode jarimatika pada pembelajaran matematika dengan memberikan pretest sebelum diajarkan dengan motode jarimatika tersebut, kemudian diberikan posttest setelah diajarkan dengan metode jarimatika.Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat peningkatan kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik kelas IISekolah Dasar (SD) Negeri 27 Sago Kecamatan IV JuraiKabupatenPesisir Selatan, Tahun Ajaran 2016/2017.
Untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak, maka digunakan uji-t. Uji-t yang digunakan adalah uji t-Bonate. Untuk mengetahui uji-t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas terhadap hasil pretest dan posttest.
1. Menghitung uji normalitas
Sudjana menyatakan, uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah hasil kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik kelas sampel berdistribusi normal atau tidak.Untuk menguji hasil kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik digunakan uji Liliefors.1
a. Uji Normalitas Pretest
Berdasarkan pengujian untuk hasil pretestdiperoleh L0= 0,9756 dan
Ltabel = 0, 0353 karena L0 > Ltabel(0,9756 > 0,0353), maka H0ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pretest berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 5%.
b. Uji Normalitas Posttest
Berdasarkan pengujian untuk hasil posttest diperoleh L0= 0, 9920
dan Ltabel = 0,0353 karenaL0 > Ltabel(0,9922> 0,0353), maka H0
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil posttest berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 5%.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Pretes Dan Posttest Dengan Uji Liliefors
Bentuk tes N L0 Lt Kesimpulan Keterangan Pretest 24 0,9756 0,0353 𝐿0 > 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Data normal Posttest 24 0,9922 0,0353 𝐿0 > 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Data normal
Datadiatas menunjukkan bahwaL0 > Ltabel, baik untuk nilai pretest maupun nilai posttest. Ini berarti kelas sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Lebih jelas lihat lampiran 14.
2. Menghitung uji hipotesis dengan uji-t dari Bonate.
Setelah dilakukan uji normalitas, diketahui bahwa skor test kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peseta didik pada kelas sampel berdistribusi normal selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan perhitungan indeks gain, perhitungan indeks gain sebagai berikut:
indeks gain = skor posttest − skor pretest skor maksimal − skor pretest indeks gain = 86,25 − 67,08
100 − 67,08 = 19,17
Pada perhitungan indeks gain diperoleh nilai g = 0,58, berdasarkan kriteria perhitungan indeks gain, ini berarti peningkatan kemampuan berhitung perkalian dan pembagian dengan metode jarimatika pada peserta didik kelas eksperimen tergolong sedang. Pada uji hipotesis, uji yang digunakan adalah uji-t dari Bonate sebagaimana yang terdapat dalam Hariyanto yaitu:2
t =
y͞−x͞Se
Dalam perhitungan uji-t ini, terlebih dahulu dicari cov (x,y) dapat digunakan rumus:
Var (x – y) = var (y – x) = var (y) + var (x) + 2cov(x - y) 132,63 = 337,32 + 215,10 + 2cov(x - y) 132,63 = 552,42 + 2cov(x – y)
2cov(x – y) = 552,42 – 132,63 2cov(x – y) = 419,79
cov(x-y) = 209,895 Untuk mencai ρ digunakan rums: ρ = cov(x − y)
var x var (y) ρ = 209,895
337,32 215,10 ρ = 209,895
18,36 × 14,67
2Hariyanto, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Formulate Share Listen
Create (FSLC) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII MTsN Dangung-Dangung Tahun Pelajaran 2013/2014, (Padang, IAIN Imam Bonjol Padang,2014), h. 57
ρ = 209,895 269,34 ρ = 0,77
Untuk mencari Se(t) dapat digunakan rumus:
Se(t) = var x + var y − 2ρ var(x) var (y) N Se(t) = 337,32 + 215,10 − 2 × 0,77 337,32 215,1024 Se(t) = 552,42 − 1,54 × 18,36 × 14,66 24 Se(t) = 552,42 − 414,50 24 Se(t) = 137,9224 = 5,74 t = y͞ − x͞ Se t = 86,25 − 67,08 5,74 t = 19,17 5,74 = 3,33
Kriteria H0 diterima jika thitung < ttabel dilihat pada distribusi t dengan derajat kebebasan dk = n – 1 dan peluang (1 – α) dan H0 ditolak
jika thitung ≥ ttabel dilihat pada tabel distrbusi t dengan derajat kebebasan dk = n – 1 dan peluang (1 – α).
Dari data akhir hasil tes kemampuan berhitung perkalian dan pembagian dengan metode jarimatika peserta didik dan pengolahan uji-t, maka di peroleh thitung = 3,33 dan ttabel = 2,07 dengan taraf
kepercayaan 5%. Batas daerah diterima H0 adalah 2,07 sedangkan thitung yang diperoleh adalah 3,33. Ini berarti thitung berada diluar daerah
penerimaan H0, karena thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan kemampuan berhitung perkalian dan pembagian dengan metode jarimatika peserta didik kelas II Sekolah Dasar Negeri 27 Sago Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan mengalami peningkatan yang signifikan setelah diajar dengan metode jarimatika.
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis data dan pengamatan selama penelitian pada kelas eksperimen, terlihat bahwa dengan menerapkan metode jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik.Metode jarimatika merupakan suatu metode yang dapat digunakan dalam perkalian dan pembagian, dengan metode ini dapat membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran. Prasetyono menyatakan metode jarimatika adalah suatu cara berhitung matematika dengan menggunakan alat bantu jari.3Dalam pembelajaran berhitung matematika yang dilakukan peneliti pada materi perkalian dan pembagian dilakukan dengan menggunakan jari-jari tangan.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama terdapat beberapapesertadidikyangmasihkebingungandalamprosespembelajaran. Hal ini dikarenakan peserta didik tersebut belum mengetahui apa saja perkalian dan pembagian dengan jarimatika. Penerapan metode jarimatika
ini merupakan pengalaman baru bagi
pesertadidikkarenasebelumnyadalampembelajaranpendidiktidakpernahme nerapkanmetode jarimatika.
Ketika dikatakan menggunakan jarimatika sebagai metode dalam pembelajaran, peserta didikbingung dan ingin tahu tentang metode tersebut.Tetapi setelah diberikan pelajaran dan simulasi tentang caraperkalian dan pembagian dengan jarimatika maka peserta didik dapat memahaminya.Pada pertemuan kedua dan selanjutnya peserta didik merasa senang dalam belajar karena adanya metode Jarimatika.
Dalam pelaksanaannya pada pelajaran perkalian dikenalkan jari-jari tangan yang menunjukkan perkalian, jari-jari yang berdiri menunjukan puluhan dan jari yang tidur menunjukkan satuan. Untuk mendapatkan hasil perkalian dijumlahkan nilai puluhan dan satuan.Dalam pelajaran pembagian dengan metode jarimatika, jari-jari tangan kanan sebagai hasil bagi dan jari-jari tangan kiri sebagai pembagi.Ketika pendidik meminta peserta didik untuk maju ke depan kelas mempraktekkan perkalian dan pembagian dengan jarimatika, peserta didik secara bergantian maju ke depan kelas, karena waktu pembelajaran yang terbatas, maka tidak semua peserta didik yang bisa ke depan kelas, tetapi hanya sebagian peserta didik
yang bisa maju ke depan kelas. Penerapan pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode jarimatika pada materi perkalian dan pembagian bahwa pada hakikatnya peserta didik mampu belajar mengeksplorasi dirinya sendiri, melatih diri serta terampil dalam menggunakan jarimatika.
Pada penelitian ini tes kemampuan berhitung perkalian dan pembagian dilaksanakan dua kali yaitu sebelum menggunakan metode jarimatika (pretest) dan sesudah menggunakan metode jarimatika (posttest).Pada tes awal ini sebagian peserta didik masih kebinggungan dalam mengerjakan soal.Kemudian tes kedua dilaksanakan setelah diajarkan dengan metode jarimatika, yang dikerjakan secara individu dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 × 35 menit).Instrumen yang digunakan baik pada pretest maupun posttest berupa tes tertulis yang terdiri dari 10 soal isian dengan mengandung enam indikator kemampuan berhitung perkalian dan pembagian.
Dari 10 butir soal yang mengandung enam indikator kemampuan berhitung perkalian dan pembagian diperoleh nilai rata-rata pada pretest dan posttest masing-masing yaitu 67,08 dan 86,25. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik pada posttest lebih tinggi dari pada hasil kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik pada pretest.
Apabila ditinjau dari segi KKM, pada pretest jumlah peserta didik yang mencapai KKM secara individual yang ditetapkan dari Sekolah
Dasar yaitu 65 sebanyak 11 orang peserta didik, sedangkan nilai posttest 20 orang peserta didik, dengan persentase ketuntasan pretest dan posttest berturut-turut adalah 45,9% dan 83,33%. Berdasarkan hasil tersebut telah terjadi peningkatan dari hasil tes sebelum dan setelah menerapkan metode jarimatika yaitu dari 67,08 meningkat menjadi 83,33. Peningkatan nilai hasil kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik dari pretest ke posttest dapat diindikasikan karena menerapkan metode jarimatika.
Dari uraian pembahasan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik lebih tinggi setelah menggunakan metode jarimatika daripada sebelum menggunakan metode jarimatika.
Data yang diperoleh dari pretest dan posttest yang mengandung indikator kemampuan berhitung perkalian dan pembagian pertama dilakukan pengukuran indeks gain untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik, dengan nilai gain (g) yang diperoleh adalah 0,58, sesuai dengan kriterianya bahwa peningkatan kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik tergolong sedang. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis secara statistikdengan pengolahan uji t-Bonate yang dilakukan, maka diperolah thitung = 3,33 dan ttabel= 2,07 dengan taraf kepercayaan 5%. Batas daerah diterima H0 adalah 2,07, sedangkan thitung yang diperoleh adalah 3,33. Ini
maka H0 ditolak dan H1 diterima.Kemampuan berhitung perkalian dan
pembagian peserta didik pada posttest lebih tinggi secara signifikan dibandingkan pada pretest. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh penggunaan metode jarimatika terhadap peningkatan kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik Sekolah Dasar Negeri 27 Sago Tahun Ajaran 2016/1017. Dengan demikian, kemampuan berhitung perkalian dan pembagian peserta didik kelas II Sekolah Dasar Negeri 27 Sago lebih tinggi secara signifikan setelah diajar dengan metode jarimatika daripada sebelum diajar dengan metode jarimatika, oleh karena itu hipotesis pada penelitian ini diterima.
D. Keterbatasan Penelitian
Selama melakukan penelitian ini ditemukan beberapa hambatan diantaranya yaitu kurangnya keseriusan peserta didik dalam proses pembelajaran dan kurang menghargai teman yang tampil ke depan kelas. Akibatnya peserta didik yang tampil merasa terganggu konsentrasinya dan suasana kelas menjadi tidak kondusif dan mengganggu ketenangan peserta didik kelas lain.
Dari segi peneliti ditemukan hambatan karena masih kurang berpengalaman dalam mendalami sikap atau prilaku peserta didik sehingga dalam proses pembelajaran pendidik merasa kesulitan dalam mengontrol peserta didik. Serta waktu yang disediakan dalam mengajarkan materi dirasa terlalu singkat.