• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB XI ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA KAB. POHUWATO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB XI ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA KAB. POHUWATO"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Kabupaten Pohuwato | XI-1

BAB XI

ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BIDANG CIPTA KARYA KAB. POHUWATO

RPI2-JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal lingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negatif pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek lingkungan dan sosial meliputi acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting lingkungan dan sosial, analisis dengan instrumen, serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.

Pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal dalam mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu, alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya di daerah

11.1. Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:

 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan

(2)

Kabupaten Pohuwato | XI-2 Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama;

Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah

 Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.

Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:

a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD tahun sebelumnya;

(3)

Kabupaten Pohuwato | XI-3 b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk

mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5; c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;

d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari pemerintah;

e.

pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD.

 Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010);

 Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur;

 Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri

Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2-JM bidan Cipta Karya meliputi :

1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.

3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.

4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).

5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

(4)

Kabupaten Pohuwato | XI-4 11.2. Profil APBD Kabupaten Pohuwato

Realisasi pendapatan pemerintah daerah kabupaten Pohuwato pada 2013 mengalami kecenderungan yang positif, yaitu ada peningkatan pendapatan sekitar 28,43% jika dibandingkan dengan pendapatan daerah pada 2011. Jika dilihat lebih detail maka peningkatan pendapatan tersebut bersumber dari peningkatan dana perimbangan dan PAD. Untuk pendapatan lain-lain penurunan 39,4% dari tahun 2011. Untuk pendapatan lain-lain daerah mengalami penurunan yang bersumber dari dana penyusaian dan dana bagi hasil pajak dengan provinsi.

Kinerja pendapatan asli daerah yang menjadi barometer penguatan kapasitas fiskal daerah dan derajat kemandirian daerah, dalam periode tahun 2013 belum secara signifikan memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah Kabupaten Pohuwato. Dana perimbangan saat ini menempati proporsi yang sangat dominan dengan proporsi lebih dari 87% terhadap total pendapatan daerah. Dalam periode 2011-2013, ketergantungan Kabupaten Pohuwato pada dana perimbangan mencapai 76% hingga 87% sebagaimana tergambarkan pada tabel 11.1. Sedangkan peranan sumber pendapatan asli daerah yang berasal dari pajak dan retribusi serta lain-lain PAD sah hanya berkisar antara 4% - 6%. Oleh karena itu, kebijakan manajemen pendapatan daerah dimasa datang, dalam jangka panjang harus memberikan arah dan strategi yang tepat dan berkesinambungan bagi penguatan kapasitas fiskal daerah untuk mendukung pembiayaan program-program pembangunan daerah.

Walaupun kondisi kapasitas fiskal masih jauh dari harapan untuk membiayai kebutuhan fiskal daerah (fiscal needs), namun secara umum perkembangan pendapatan APBD dalam kurun waktu Periode 2011-2013 menunjukkan trend yang meningkat dengan pertumbuhan 44,53 %. Pertumbuhan ini bersumber dari paja daerah yang dalam peride 2011 – 2013 naik mencapai 150%, kenaikan ini cukup berarti untuk membiayai beberapa program pembangunan daerah serta merupakan starting point yang berarti bagi perbaikan kapasitas fiskal daerah.

Capaian kinerja pendapatan asli daerah menunjukkan bahwa pada tahun 2011 PAD memberikan kontribusi sebesar 3,8% terhadap total pendapatan daerah. Pada tahun 2012 memberikan kontribusi sebesar 4,2% dari total pendapatan daerah. Tahun 2013 naik menjadi 6,6%.

Realisasi dana perimbangan dari tahun ke tahun relatif tidak tetap sebagaimana digambarkan pada tabel 11.1. Alokasi dana perimbangan dalam kurun waktu 2011 sampai dengan 2013 mengalami dinamika sesuai perubahan faktor – faktor yang menjadi variabel perumusan besar kecilnya alokasi dana perimbangan ke daerah serta

(5)

Kabupaten Pohuwato | XI-5 perkembangan penerimaan APBN khususnya penerimaan dalam negeri. Secara umum, realisasi dana perimbangan yang dialokasikan ke Kabupaten Pohuwato dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 17,09%.

Berdasarkan komposisi alokasi dana perimbangan, Dana Alokasi Khusus (DAU) masih merupakan sumber pendapatan yang paling dominan yang besarannya berkisar antara 61,8% - 70,09% dari total alokasi dana perimbangan dalam 3 (tiga) tahun terakhir. Dalam penerimaan lain-lain terdapat dana penyesuaian dan dana otsus cukup besar yaitu 4,33 % dari total dana penrimaan lain-lain. Dana Alokasi Khusus (DAK) berikut memberikan kontribusi terbesar dua terhadap total Dana Perimbangan atau berkisar antara 12,7%

Berdasarkan tabel 11.2. nampak bahwa proporsi belanja tidak langsung dalam periode 2011-2013 berada dalam kinerja yang kurang dari sisi peningkatan pelayanan publik, proporsi belanja tidak langsung yang berada pada posisi 53,2% (tahun 2011) hingga 60,1% (tahun 2012)tahun 2013 sebesar 49,8% menunjukkan tingkat pelayanan publik kurang baik. Ditinjau dari propor belajan yang berada di atas 40%.

(6)

Kabupaten Pohuwato | XI-6 Sumber : BPS Prov Gorontalo 2014

11.3. Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.

11.4. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN dalam 5 Tahun Terakhir

Investasi pendanaan yang bersumber dari APBN untuk tahun 2010 sampai tahun 2014 cukup besar dimana jumlah dana yang untuk kecipta karyaan tahun 2010 sebesar Rp 69.380.146.000 dan tahun 2014 menjadi Rp. 112.056.797.000. ini menunjukkan trend positif peningkatan pembiayaan di sektor cipta karya (tabel 11.3).

Tabel 11. 2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 3 Tahun Terakhir

(7)

Kabupaten Pohuwato | XI-7 Kabupaten Pohuwato yang mendaptakan pendanaan dari APBN bidang cipta karyaan tahun 2010 sampai 2014 terus meningkat, dimana pada tahun 2010 jumlah dana APBN sebesar Rp 4.623.729.000 meningkat menjadi Rp 15.656.649.000 pada tahun 2014. Jumlah pendanaan terbesar adalah pada sektor air minum, dimana total dana keseluruhan yang telah dimanfaatkan mulai tahun 2010 hingga 2014 adalah Rp. 53.115.912.000. sektor terkecil adalah bidang penataan bangunan dan lingkungan yaitu Rp. 1.580.746. 000. Selengkapnya lihat tabel 11.4.

Sumber : Data Emon Randal 2014

Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di Kabupaten Pohuwato untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.

Tabel 11. 3 Perkembangan Pendanaan APBN Sektor Cipta Karya Provinsi Gorontalo

(8)

Kabupaten Pohuwato | XI-8 Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis.

Perkembangan DAK air minum di Pohuwato Tahun 2010 sampai 2013 sebesar 57,93.% dimana alokasi terbesar yaitu pada tahun 2013 sebesar Rp 2.006188.019 dan terkecil pada tahun 2010 yaitu hanya Rp. 737.500.000

Untuk dana DAK sanitas Kab. Pohuwato untuk tahun 2011 hingga 2013 pertumbuhan sangat besar yaitu 21,27% dengan nilai DAK terbesar pada tahun 2013 adalah Rp. 1.378.920000. untuk lengkapnya dapat dilihat pada tabel 11.5

JENIS DAK TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013

pertumbuhan (%) DAK AIR MINUM 737,500,000 804,380,000 944,867,000 2,006,188,019 57.93%

DAK SANITAS 457,600,000 659,600,500 1,001,941,818 1,378,920,000 21.27%

Sumber : Hasil Analisis

11.5. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD dalam 5 Tahun Terakhir

Pemerintah Kabupaten Pohuwato memiliki tugas untuk membangun prasarana

permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan

pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta

Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya

meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang

sudah ada.

Data Menunjukkan proporsi alokasi APBD terhadap pembangunan cipta karya di

Kabupaten Pohuwato terbilang kecil, yaitu hanya 1.% dari total APBD. Jumlah belanja

daerah terserap pada sektor berbagai sektor lain. Alokasi terbesar adalah sektor PLP dan

pengembangan air minum dan penyehatan lingkungan permukiman. Untuk lengkapnya

dapat dilihat pada tabel 11.6.

(9)

Kabupaten Pohuwato | XI-9 11.6. Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya

Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan

0% 0% 1% 0% 1% 98% 99%

Belanja APBD

PENGEMBANGAN AIR MINUM PENGEMBANGAN PLP

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

PENATAAN BANGUNAN & LINGKUNGAN

Total Belanja CK Belanja APBD

Gambar 1 Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya terhadap APBD

Tabel 11. 6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya dalam 3 Tahun Terakhir

(10)

Kabupaten Pohuwato | XI-10 belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.

11.7. Proyeksi APBD 5

Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.

Berdasarkan hasil proyeksi tahun 2015 sampai tahun 2019 total ABPD sebesar Rp 1,30 trilyun, dengan rincian yang dapat dilihat pada tabel 11.7.

Sumber: Hasil Analisis tim 2014

Dari data proyeksi APBD tersebut, dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR).

Net Public Saving

Net Public Saving atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan kata lain, NPS merupakan sejumlah dana yang tersedia untuk pembangunan. Besarnya NPS menjadi dasar dana yang pat dialokasikan untuk bidang PU/Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 3-5 tahun ke depan untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta Karya

.

Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio/DSCR) Tabel 11. 7 Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan

(11)

Kabupaten Pohuwato | XI-11 Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan untuk menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas. Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi).

Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt Service

Cost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5.

DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah. Berdasarkan hasil perhitungan maka nilai DSCR Kab. Pohuwato masih berada di atas 2,5 hal menunjukkan angka kemampuan keuangan pemerintah kabupaten cukup baik dalam melakukan pinjaman.

11.8. Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan

11.9. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan kegiatan yang ada dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan.

(12)

Kabupaten Pohuwato | XI-12 Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan untuk pendanaan kegiatan di bidang cipta karya dimana kebutuhan anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 342583819.000

akan dapat dipenuhi dengan pembagian pembiayaaan 10% alokasi APBD untuk sektor pekerjaan umum sebesar Rp.130,790,881,766.29 dan. Dana anggaran ABPN berdasarkan hasil proyeksi sebesar Rp. 28.452.437.602 dan sisanya dari dana swasta dan CSR

Sumber: Hasil Analisis tim 2014

11.10. Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Secara umum rencana peningkatan pendaanaan dan pendapatan Pohuwato yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

Kebijakan umum anggaran tersebut akan diarahkan pada :

1. PAD diharapkan mampu mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat dengan ratio terhadap PDRB mencapai 2,64% pada akhir tahun 2019 atau sekitar 84 milyar.

2. Meningkatkan PAD dengan cara menurunkan tunggakan pajak hingga 10% dari total tagihan serta mengidentifikasi dan menggali sumber-sumber pajak baru. 3. Efisiensi dan efektivitas penggunaan belanja diharapkan mampu menurun angka

kemiskinan sehingga mencapai 15 % hingga 17% dari jumlah penduduk miskin pada akhir tahun 2019.

4. Mempertajam prioritas alokasi anggaran belanja pemerintah daerah dengan mempertimbangkan sasaran/target dan indikator-indikator yang termuat dokumen RPI2-JMD ini;

5. Investasi di bidang yang menunjang tiga sektor unggulan daerah dan sektor penunjangnya.

6. Memperkuat fondasi ekonomi rakyat

(13)

Kabupaten Pohuwato | XI-13 Berdasarkan agenda dan prioritas pembangunan daerah Kabupaten Pohuwato Tahun 2015 - 2019, maka arah Urusan belanja wajib diarahkan pada :

1. Proporsi belanja wajib akan dipertahankan pada interval 85 - 90% hingga tahun 2019.

2. Diupayakan pengalokasian anggaran untuk setiap urusan pemerintah yang masih dibawah 0,5% akan naik mencapai 1% pada tahun 2015, hal ini berdasarkan pertimbangan urgensi dan kebutuhan program untuk pemberdayaan masyarakat miskin.

3. Urusan pemerintah yang akan diupayakan ditingkatkan batas atasnya sampai pada tahun 2019 adalah :

a. Pendidikan 30% b. Kesehatan 12% c. Koperasi dan UKM 3% d. Tenaga Kerja 3%

e. Pemberdayaan Masyarakat Desa 5%

4. Urusan pemerintah yang disesuaikan kemampuan anggaran serta urgensi urusan tersebut bagi pelayanan masyarakat akan dikurangi pada tahun 2019 hingga menjadi:

a. Pekerjaan Umum 10%

Gambar

Tabel 11. 1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 3 Tahun Terakhir
Tabel 11. 2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 3 Tahun Terakhir
Tabel 11. 3 Perkembangan Pendanaan APBN Sektor Cipta Karya  Provinsi Gorontalo
Gambar 1 Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya terhadap APBD
+3

Referensi

Dokumen terkait

dibuatlah penelitian skripsi dengan judu l “ Pengaruh Kualitas Pelayanan, Penanganan Komplain dan Tingkat Margin terhadap Kepuasan Nasabah Produk Pembiayaan Murabahah

Hasil penelitian ini semakin diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2014) dengan judul penelitian “ Self efficacy dan prokrastinasi pada mahasiswa

Bagi Universitas penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi dengan terus berinovasi ketika mengadakan kegiatan kemahasiswaan, khususnya LKMM, yang berguna untuk

Sepanjang kontrak kerja adalah „bebas‟, apa yang diperoleh pekerja tidak ditentukan oleh nilai sesungguhnya dari barang-barang yang dihasilkannya, tetapi oleh kebutuhan

Rerata motilitas spermatozoa pada kelompok KM2 dibandingkan dengan KM3 menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan (p=0,000) berarti pemberian ekstrak kulit manggis

Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan gambaran spatial dan temporal kasus DBD, mengidentifikasi faktor risiko perilaku, demografi, dan geografi terhadap penyebaran

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu karena penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar yang menerapkan

Hasil penelitian menunjukan secara umum terdapat perbedaan penguasaan konsep yang signifikan (p= 0,00) antara kelas eksperimen yang belajar dengan menerapkan model project