• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVITAS PIGMEN PEMANEN CAHAYA PADA TANAMAN KEDELAI TOLERAN TERHADAP NAUNGAN 1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AKTIVITAS PIGMEN PEMANEN CAHAYA PADA TANAMAN KEDELAI TOLERAN TERHADAP NAUNGAN 1)"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS PIGMEN PEMANEN CAHAYA PADA TANAMAN KEDELAI TOLERAN TERHADAP NAUNGAN1) (Light harvesting pigment activity in soybean plants tolerant to shade)

Nerty Soverda2), Evita2) dan Gusniwati2)

Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Mendalo Darat. Email: nsoverda@yahoo.com

Abstract

One way that can be done to improve the productivity of soybean plants grown as intercrop in the stand area is to develop soybean varieties that are tolerant to shade. This experiment aimed to discover the physiological characteristics of photosynthesis through light-harvesting pigment activity in soybean varieties that are tolerant to shade.

The results showed that a significant physiological characteristics determined the level of tolerance of soybean to shade are chlorophyll and carotenoid contents. The increasing of chlorophyll a and chlorophyll b was higher in the tolerant varieties than the those of sensitive varieties. Shade treatments affected seed weight. The yield on the 50% shade decreased by 23:11% in the tolerant varieties and 27.63% in sensitive varieties. The decrease results was lower in tolerant varieties compared to the sensitive varieties. This result was supported by the low reduction in empty pods.

Mechanism of tolerance to shade on soybean plants are characterized by increased of chlorophyll a, chlorophyll b and carotenoid content. In addition, higher yields on tolerant varieties supported by high pods contain and low empty pods.

Key words: Soybean, pigmens and shading

PENDAHULUAN

Kedelai merupakan salah satu tanaman penting yang menunjang kebutuhan pangan dan merupakan bahan makanan pokok sebagian besar bangsa Indonesia. Dilain pihak, perubahan penggunaan lahan sawah beririgasi menjadi lahan non-pertanian merupakan salah satu masalah dalam pengembangan tanaman kedelai. Untuk menunjang usaha pemenuhan kebutuhan pangan ini, pengembangan tanaman kedelai dapat merupakan salah satu alternatif.

1) Bagian dari hasil penelitian atas biaya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi , Departemen Pendidikan Nasional, 2010.

2) Staf Pengajar pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Jalan Raya Mendalo Darat. Jambi 36361.

(2)

Lahan kering yang cukup luas di Indonesia berpotensi bagi pengembangan tanaman kedelai. Luas lahan perkebunan yaitu sekitar 14.4 juta hektar (BPS, 1998). Menurut Wibawa dan Rosyid (1995), pada perkebunan karet terdapat perluasan sekitar 1,2 juta hektar per tahun yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman pangan, termasuk kedelai. Lahan-lahan perkebunan ini mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif, diantaranya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kedelai sebagai tanaman sela. Namun demikian, beberapa masalah yang berkaitan dengan agroekosistem tumpang sari harus diatasi, salah satunya adalah naungan. Dalam hal ini intensitas cahaya yang rendah merupakan kendala terbesar untuk produksi pertanaman kedelai pada sistem tumpangsari.

Bagaimana karakter pigmen pada kedelai yang dapat memanfaatkan dan mengolah cahaya dengan efisien merupakan masalah utama. Pendekatan fisiologi yang digunakan untuk pemecahan masalah tersebut yaitu studi fisiologi fotosintesik seperti kandungan klorofil a, klorofil b dan karotenoid yang efisien dalam mengolah cahaya. Disamping itu, rendahnya intensitas yang diakibatkan oleh naungan juga akan menyebabkan berkurangnya energi ATP yang terbentuk.

Dalam memenuhi harapan untuk meningkatkan produksi kedelai yang ditanam sebagai tanaman sela, diperlukan perhatian ke arah pengembangan varietas kedelai yang toleran terhadap naungan dan berproduksi tinggi. Untuk pembentukan varietas tersebut diperlukan informasi tentang mekanisme toleransinya. Akan tetapi informasi dimaksud

(3)

belum banyak diketahui, terutama informasi mengenai karakter fisiologi fotosintetik tertentu yang mungkin menentukan sifat toleransi pada tanaman yang toleran tersebut.

METODE PENELITIAN

Percobaan ini merupakan hasil penelitian pada tahun kedua dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang karakter fisiologi fotosintetik yang berkaitan erat dengan toleransi terhadap naungan. Dari percobaan ini diperoleh karakter fisiologi fotosintetik penciri toleransi terhadap naungan. Percobaan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Unja. Untuk analisis laboratorium dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Unja.

Benih kedelai yang digunakan adalah benih yang berasal dari Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Percobaan ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Petak Terpisah (split plot) dengan 3 ulangan. Faktor pertama sebagai petak utama adalah 2 tingkat naungan yaitu 0% dan 50%. Faktor kedua sebagai anak petak terdiri dari 7 varietas kedelai. Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dan diuji pada taraf 5%. Koefisien korelasi Pearson digunakan untuk menguji keterkaitan karakter fisiologi fotosintetik dengan toleransi terhadap naungan.

Peubah fotosintetik yang diamati pada percobaan ini adalah kandungan klorofil a dan b, karotenoid. Komponen hasil yang diamati adalah jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot 100 biji dan hasil berupa bobot biji per tanaman.

(4)

Perlakuan naungan 50% menyebabkan perubahan pada kandungan klorofil a dan b, nisbah klorofil a/b, karotenoid, sebagai respon adaptasi tanaman kedelai terhadap naungan. Perubahan karakter tersebut antara varietas toleran dengan peka tidak sama.

Klorofil. Pada naungan 50% klorofil a, klorofil b dan nisbah klorofil a/b pada

varietas toleran mengalami peningkatan yang lebih tingi dari pada varietas yang peka (Tabel 1 , 2 dan 3). Untuk klorofil a varietas toleran meningkat sebesar 79.9 % (Ringgit) dan Petek meningkat sebesar 77.3 %, sedangkan yang peka hanya meningkat sebesar 5.2% (Seulawah) dan 12.6 % (Jayawijaya).

Tabel 1. Perubahan Klorofil a Beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50%

No Varietas Klorofil a NR Perubahan

(%) Naungan 0% Naungan 50% 1. Ringgit (T) 0.7860 a 1.4139 a 179.9 79.9 2. Petek (T) 1.2102 a 2.1458 a 177.3 77.3 3. Kawi (M) 1.5443 a 1.2652 b 81.9 -18.1 4. Cikurai (M) 0.9300 a 1.6259 a 174.8 74.8 5. Tanggamus (M) 1.3146 a 1.5034 a 114.4 14.4 6. Seulawah (P) 1.4928 a 1.5705 a 105.2 5.2 7. Jayawijaya (P) 1.3168 a 1.4830 a 112.6 12.6

Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol).

Klorofil b pada varietas toleran meningkat sebesar 71.39 % (Ringgit) dan 111.91% (Petek), sementara yang peka hanya meningkat sebesar 19.71% (Seulawah) dan 41.84% (Jayawijaya). Hal ini berarti bahwa pada naungan 50% varietas toleran memiliki klorofil a dan b yang lebih tinggi dari pada varietas yang peka (Tabel 2). Tabel 2. Perubahan Klorofil b Beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50%

No Varietas Klorofil b NR Perubaha n (%) Naungan 0% Naungan 50% 1. Ringgit (T) 0.2970 a 0.5090 e 171.3997 71.39 2. Petek (T) 0.3949 a 0.8369 a 211.9176 111.91

(5)

3. Kawi (M) 0.4579 a 0.4729 f 103.2758 3.27

4. Cikurai (M) 0.3154 a 0.5504 d 174.4796 74.47

5. Tanggamus (M) 0.4873 a 0.5623 c 115.3920 15.39

6. Seulawah (P) 0.4711 a 0.5640 b 119.7113 19.71

7. Jayawijaya (P) 0.4061 a 0.5760 a 141.8404 41.84

Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol).

Kandungan klorofil yang lebih besar pada tanaman toleran akan memungkinkan lebih banyak energi cahaya yang dapat diolah menjadi energi kimia dalam bentuk elektron tereksitasi. Lebih besarnya peningkatan klorofil pada varietas toleran ini diduga merupakan salah satu mekanisme adaptasi toleransi kedelai terhadap naungan

Tabel 3. Nisbah Klorofil a/b Beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50%

No Varietas Nisbah Klorofil a/b NR Perubahan

(%) Naungan 0% Naungan 50% 1. Ringgit (T) 2.647 2.778 105 5 2. Petek (T) 3.064 2.564 84 -16 3. Kawi (M) 3.373 2.675 79 -21 4. Cikurai (M) 2.948 2.954 100 0 5. Tanggamus (M) 2.698 2.674 99 -1 6. Seulawah (P) 3.168 2.785 88 -12 7. Jayawijaya (P) 3.243 2.575 79 -21

Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol).

Menurut Hidema et. al (1992) penurunan intensitas cahaya akibat naungan akan menurunkan nisbah klorofil a/b, akibat meningkatnya jumlah relatif klorofil b. Keadaan ini berkaitan dengan peningkatan protein pada LHC II (light harvesting complex II).

Karotenoid. Pemberian naungan 50% meningkatkan kandungan karotenoid daun

pada varietas toleran dan juga yang peka (Tabel 4). Kalau dilihat dari persentase peningkatan dari naungan 0% ke 50% maka terlihat bahwa peningkatan yang lebih tinggi pada varietas toleran dibandingkan dengan varietas yang peka. Varietas toleran (Ringgit dan Petek) mengalami kenaikan sebesar 42.6 % dan 51.6% terhadap kontrol,

(6)

sedangkan varietaspeka (Seulawah dan Jayawijaya) hanya mengalami kenaikan sebesar 21.5% dan 26.3%.

Tabel 4. Perubahan Karotenoid Beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50%

No Varietas Karotenoid NR Perubahan

(%) Naungan 0% Naungan 50% 1. Ringgit (T) 0.5837 a 0.8324 a 142.60 42.6 2. Petek (T) 0.7008 a 1.0623 a 151.58 51.6 3. Kawi (M) 0.7305 a 0.7342 b 100.50 0.5 4. Cikurai (M) 0.5103 a 0.8335 a 163.32 63.3 5. Tanggamus (M) 0.6671 a 0.8573 a 128.51 28.5 6. Seulawah (P) 0.7028 a 0.8538 a 121.48 21.5 7. Jayawijaya (P) 0.6932 a 0.8756 a 126.31 26.3

Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol).

Ada suatu fenomena menarik disini bahwa ternyata satu varietas yang bersifat moderat (Cikurai) mengalami kenaikan karotenoid yang cukup besar dibandingkan dengan control yaitu sebesar 63.3%.Demikian juga pada kandungan klorofilnya varietas ini cenderung mencapai kenaikan yang cukup besar yaitu 74.8% untuk klorofil a dan 74.47 % untuk klorofil b.

Pada tabel 5 terlihat bahwa pada pemberian naungan 50% rata-rata penurunan hasil yang lebih besar terjadi pada varietas yang peka. Persentase penurunan hasil yang lebih rendah pada varietas toleran dalam kondisi naungan 50%, diduga karena pendistribusian hasil kebiji lebih besar dibandingkan dengan varietas peka.

Tabel 5. Perubahan Berat Biji per Tanaman Varietas Kedelai pada Naungan 50%

No Varietas Berat Biji per Tanaman NR Perubahan

(%)

Naungan 0% Naungan 50%

1. Ringgit (T) 58.810 a 38.443 a 65.37 -34.63

(7)

3. Kawi (M) 41.977 a 39.557 a 94.23 -5.77

4. Cikurai (M) 29.637 a 21.843 a 73.70 -26.30

5. Tanggamus (M) 35.500 b 15.633 a 44.04 -55.96

6. Seulawah (P) 46.153 bc 36.300 a 78.65 -21.35

7. Jayawijaya (P) 47.387 bc 31.323 bc 66.10 -33.90

Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol).

Penurunan hasil pada naungan 50% disebabkan oleh berkurangnya intensitas cahaya yang diterima tanaman. Hasil penelitian Haris (1998) menunjukkan bahwa rata-rata intensitas cahaya pada naungan 50% adalah sebesar 130.14 kalori/cm2/hari,

sedangkan untuk menunjang pertumbuhan dibutuhkan intensitas cahaya matahari minimum sebesar 256 kalori /cm2/ hari (Las, 1983).

Jumlah Polong per tanaman pada Naungan 50% menunjukkan peningkatan pada semua Varietas Kedelai yang dicoba. Perubahan tertinggi terlihat pada varietas Ringgit yaitu mengalami kenaikan sebesar 75.80%.

Tabel 6. Perubahan Jumlah Polong per Tanaman beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50%

No Varietas Jumlah Polong NR Perubahan

(%) Naungan 0% Naungan 50% 1. Ringgit (T) 397.890 a 226.333 a 175.80 75.80 2. Petek (T) 180.333 e 121.110 a 148.90 48.90 3. Kawi (M) 244.777 b 191.997 a 127.49 27.49 4. Cikurai (M) 239.333 c 156.557 a 152.87 52.87 5. Tanggamus (M) 235.887 d 201.003 a 117.35 17.35 6. Seulawah (P) 282.330 a 196.557 a 143.64 43.64 7. Jayawijaya (P) 321.110 a 207.110 a 155.04 55.04

Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol).

Penurunan hasil yang lebih tinggi pada varietas peka diduga berkaitan dengan penurunan persentase jumlah polong per tanaman dan jumlah polong berisi per tanaman.

(8)

Disamping itu, penurunan hasil yang rendah pada varietas toleran didukung oleh berat 100 biji yang lebih rendah pada varietas yang peka.

Tabel 7. Perubahan Jumlah Polong Berisi per Tanaman beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50%

No Varietas Jumlah Polong Berisi NR Perubahan

(%) Naungan 0% Naungan 50% 1. Ringgit (T) 368.890 a 215.557 a 58.43 -41.57 2. Petek (T) 168.000 d 112.110 b 66.73 -33.27 3. Kawi (M) 225.223 b 173.557 a 77.06 -22.94 4. Cikurai (M) 148.333 e 98.780 c 66.59 -33.41 5. Tanggamus (M) 194.000 c 143.777 a 74.11 -25.89 6. Seulawah (P) 247.890 a 179.553 a 72.43 -27.57 7. Jayawijaya (P) 287.223 a 175.443 a 61.08 -38.92

Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol).

Tabel 8. Perubahan Berat 100 Biji per Tanaman beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50%

No Varietas Berat 100 Biji NR Perubahan

(%) Naungan 0% Naungan 50% 1. Ringgit (T) 8.077 a 8.833 b 109.37 9.37 2. Petek (T) 9.557 a 9.717 c 101.67 1.67 3. Kawi (M) 9.113 a 9.580 a 105.12 5.12 4. Cikurai (M) 8.677 a 9.267 a 106.80 6.80 5. Tanggamus (M) 8.077 a 6.133 e 75.94 -24.06 6. Seulawah (P) 8.800 a 8.690 d 98.75 -1.25 7. Jayawijaya (P) 7.977 a 8.000 e 100.29 0.29

Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda

nyata berdasarkan uji BNT (0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter fotosintetik mempengaruhi toleransi tanaman kedelai terhadap naungan. Kemampuan adaptasi genotipe kedelai yang toleran terhadap intensitas cahaya rendah antara lain ditentukan oleh kandungan

(9)

klorofil daunnya. Varietas toleran naungan memiliki kandungan klorofil a, klorofil b, dan nisbah klorofil a/b yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang peka. Keadaan yang sama terlihat pada kandungan karotenoid (Tabel 4), varietas toleran memiliki karotenoid yang lebih tinggi dari pada yang peka pada naungan 50%. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Barbara dan Adams (1996) yang menyatakan bahwa persentase total karotenoid merupakan suatu fungsi dari nisbah klorofil a/b pada keadaan cekaman cahaya. B-karoten meningkat sejalan dengan meningkatnya nisbah klorofil a/b, kecenderungan peningkatan klorofil a/b sejalan dengan peningkatan persentase cahaya yang diabsorpsi yang dapat digunakan pada fotokimia fotosistem II (PSII).

Peningkatan penangkapan cahaya per unit area fotosintetik dilakukan dengan mengurangi cahaya yang di refleksikan dan di transmisikan melalui peningkatan kandungan kloroplas dan kandungan pigmen per kloroplas. Perubahan karakter tersebut diduga sebagai bentuk mekanisme adaptasi genotipe toleran terhadap cekaman naungan. Adaptasi tanaman terhadap kondisi naungan ditentukan oleh kemampuannya untuk dapat melakukan proses fotosintesis pada intensitas cahaya yang rendah secara normal, yang dapat dilakukan melalui cara penghindaran (avoidance) maupun toleransi. Peningkatan klorofil yang lebih tinggi pada genotipe toleran adalah merupakan salah satu cara adaptasi tanaman melalui usaha penghindaran. Menurut Levitt (1980), salah satu cara penghindaran dilakukan dengan mengurangi cahaya yang direfleksikan dan ditransmisikan melalui peningkatan kandungan pigmen per kloroplas.

Tanaman mentolerir keadaan cahaya yang rendah dengan menurunkan laju respirasi di bawah titik kompensasi cahaya yang dilakukan dengan menghindari

(10)

kerusakan enzim dan menghindari kerusakan pigmen. Penelitian ini menunjukkan bahwa karakter fotosintetik yaitu kandungan klorofil a dan klorofil b, dan kandungan karotenoid dapat dijadikan sebagai penciri sifat toleransi tanaman terhadap intensitas cahaya yang rendah. Karakter-karakter penciri toleransi ini dapat dipertimbangkan untuk evaluasi plasma nutfah kedelai yang toleran terhadap naungan.

Varietas kedelai yang ditumbuhkan pada naungan 50% mempengaruhi produksi dan komponen produksi kedelai. Hasil relatif (% kontrol) menunjukkan bahwa hasil relatif dipengaruhi oleh komponen produksi seperti jumlah polong per tanaman dan jumlah polong berisi per tanaman. Produksi kedelai untuk varietas toleran dan peka pada naungan 50% menurun. Persentase penurunan produksi pada varietas toleran lebih rendah dibandingkan dengan yang peka. Keadaan ini diduga karena pendistribusian hasil kebulir pada varietas toleran lebih besar dibandingkan dengan genotipe peka. Selain itu penurunan produksi yang lebih tinggi pada varietas peka diduga berkaitan dengan peningkatan persentase polong berisi. Disamping itu, penurunan produksi yang rendah pada genotipe toleran didukung oleh jumlah polong per tanaman dan berat 100 biji yang relative lebih tinggi pada varietas yang toleran.

Kemampuan varietas toleran menghasilkan jumlah biji per tanaman yang lebih tinggi dari pada yang peka diduga karena kemampuannya dalam membentuk jumlah polong berisi yang lebih banyak dan kemampuannya mengefisienkan memanfaatkan energi dari intensitas cahaya yang rendah. Dugaan ini didasarkan pada kenyataan bahwa lebih tingginya kandungan klorofil a dan b serta tingginya kandungan karotenoid dan lebih sempitnya luas daun. Di samping itu, keadaan ini ditunjang pula oleh hasil

(11)

penelitian Lautt et al., 2000 dan Juhaeti et al., 2000, yaitu penelitian pada tanaman padi yang ditanam pada naungan 50% dimana aktivitas enzim sukrosa fosfat sintetase (SPS) dan aktivitas Rubisco yang lebih tinggi pada genotipe toleran dari pada genotipe yang peka pada naungan 50% tersebut.

Toleransi tanaman terhadap naungan ditentukan oleh kemampuannya melaksanakan proses fotosintesis pada naungan secara normal. Hasil diatas sejalan dengan hasil penelitian Sahardi et al. (1999) bahwa genotipe toleran naungan memliki kandungan klorofil yang lebih tinggi dan sel-sel mesofil yang lebih tipis. Ketebalan lapisan palisade dan mesofil dapat berubah sesuai dengan kondisi cahaya yang menyebabkan tanaman menjadi efisien dalam menyimpan energi radiasi untuk perkembangannya. Daun yang lebih luas dan lebih tipis pada keadaan ternaung disebabkan penipisan lapisan palisade dan sel-sel mesofil yang menyebabkan tanaman menjadi lebih efisien dalam menyimpan energi untuk perkembangannya (Mohr dan Schoopfer, 1995).

Perubahan karakter anatomi, morfologi dan fisiologi diduga merupakan bentuk mekanisme adaptasi tanaman terhadap naungan. Mekanisme adaptasi terhadap naungan menurut Levitt (1980) dapat dilakukan dengan cara menghindar (avoidance) dan toleransi. Penghindaran dilakukan dengan meningkatkan luas daun, menurunkan tebal daun, mengurangi transmisi dan refleksi radiasi, dan meningkatkan komposisi kloroplas, sedangkan toleransi dilakukan antara lain dengan menurunkan laju respirasi melalui mengurangi kerusakan pigmen dan menghindari terjadinya penurunan aktivitas enzim.

(12)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mekanisme toleransi terhadap naungan pada tanaman kedelai ditunjukkan dengan cara adaptasi melalui penghindaran (avoidance) dan toleransi yaitu dengan meningkatkan klorofil dan meningkatkan karotenoid, menekan peningkatan persentase polong hampa atau meningkatkan jumlah polong berisi, yang pada akhirnya menghasilkan produksi relatif yang lebih tinggi.

Pemuliaan kedelai yang toleran terhadap naungan adalah merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan varietas-varietas yang dapat toleran dan berdaya hasil tinggi. Untuk itu, penyaringan adalah merupakan bagian yang sangat penting pada pemuliaan tanaman. Penyaringan dapat dilakukan dengan naungan alami dan juga dapat dilakukan dengan naungan buatan (Murty dan Sahu, 1987).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Karakter fisiologi fotosintetik seperti klorofil a, klorofil b, kandungan karotenoid berkorelasi erat dengan toleransi terhadap naungan pada tanaman kedelai. Adaptasi tanaman terhadap kekurangan cahaya dilakukan dengan mempertahankan rasio klorofil a/b yang tinggi, dan meningkatkan kandungan klorofil a dan b.

Saran

Pewarisan sifat toleran terhadap naungan pada tanaman kedelai dapat dilakukan berdasarkan karakter-karakter fisiologi fotosintetik seperti kandungan klorofil a dan b serta kandungan karotenoidnya yang merupakan penciri toleransi tanaman kedelai terhadap naungan. Disamping itu, untuk toleransi terhadap naungan perlu menggabungkan gen-gen pengendali sifat toleransi terhadap naungan.

(13)

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional melalui Penelitian Hibah Kompetitif Penelitian sesuai Prioritas Nasional Nomor Kontrak 166/SP2H/PP/DP2M/III/2010 yang telah membiayai penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik. 1998. Indonesia dalam Angka. Jakarta.

Chozin, M,A. , D. Sopandie, S. Sastrosumarjo, Suwarno. 1998. Physiology and Genetic of Upland Rice Adaptability to Shade. Annual Report. URGE Project. Batch III. IPB Bogor.

Hidema, J., A. Makino, Y. Kurita, T. Mae and K. Ojima. 1992. Changes in the Level of Chlorophyl and Light-harvesting chlorophyl a/b Protein of PS II in Rice Leaves agent under Different Irradinces from full Expantion through senescen. JSPP. Plant Cell Physiol. 33 (8) : 1209 - 1214.

Juhaeti,T., D. Sopandie, M.A, Chozin dan Chairul. 2000. Perubahan Biokimiawi pada Padi Gogo yang Toleran dan Peka Naungan : Karakterisasi Enzim Rubisco. Seminar PPs, IPB. Bogor.

Kinney, M.G. 1941. Absorbsion of Light by Chlorophyll Solution. J. Biol. Chem., 140:315-322.

Las, I. 1983. Efisiensi Radiasi Surya dan Pengaruh Naungan terhadap Padi Gogo. Penelitian Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor. 3 (1) : 30 - 35.

Lautt, B. S, M.A. Chozin, D. Sopandie, Latifah K. Darusman. 2000. Perimbangan Pati-Sukrosa dan Aktivitas Enzim Pati-Sukrosa Fosfat Sintetase (SPS) pada Padi Gogo yang Toleran dan Peka terhadap Naungan. Hayati Jurnal Biosains. Vol. 7 (2) : 31-34.

Levitt, J. 1980. Response of Plants to Environmental Stress. Academic Press. New York. McMorrow, E.M., and J. William Bradbeer. 1990. Separation, Purification, and

Comparative Properties of Chloroplast and Cytoplasmic Phosphoglycerate Kinase from Barley Leaves. Plant Physiol. 93: 374-383.

McMorrow, E.M., and J. William Bradbeer. 1990. Separation, Purification, and Comparative Properties of Chloroplast and Cytoplasmic Phosphoglycerate Kinase from Barley Leaves. Plant Physiol. 93: 374-383.

(14)

Mohr, H. and P. Shoopfer. 1995. Plant Physiology. Translator Gudrun and David W. Lawlor. Springer-Verlag. New York.

Sahardi, M.A. Chozin, S. Sastrosumarjo, E. D. Sopandie, Sukisman, dan Suwarno. 1999. Studi Karakteristik Anatomi dan Morfologi serta Pewarisan Sifat Toleransi terhadap Naungan pada Padi Gogo. Seminar Hasil Penelitian PPs IPB. Bogor. Wibawa, G dan M.J. Rosyid. 1995. Peningkatan Produktivitas Padi sebagai Tanaman

Sela Karet Muda. Warta Pusat Penelitian Karet. Assosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia. 14(1):40-46.

(15)
(16)

LAMPIRAN 1. BIODATA KETUA PENELITI l. Personal Data

1. Nama Lengkap : Dr. Ir. Nerty Soverda, MS

2. Umur/Jenis Kelamin : 50 tahun/Perempuan

3. Pekerjaan : Staf Pengajar Prodi Agronomi

Fakultas pertanian Universitas Jambi

4. Golongan/Pangkat/NIP : III D/Lektor Kepala/19590404 198603 2 001 5. Alamat Rumah : Perumahan Purimayang, cluster Bougenville Blok

E No. 08 Jambi, 36126. Telp. 0741 – 7101346. E-mail: nsoverda@yahoo.com

6. Alamat Kantor : Kampus Pinang Masak Universitas jambi

Jalan Raya Jambi – Ma.Bulian, km 15 Mendalo Jambi. Telp. 0741 – 583051

7. Bidang Keahlian : Ekofisiologi

2. Pendidikan

No. Universitas/Institut Tempat Tahun selesai Bidang studi

1. S1 - UNJA Jambi 1985 Agronomi

2. S2 - UNPAD Bandung 1991 Ekofisiologi

(17)

1. Daftar publikasi yang relevan dengan proposal penelitian yang diajukan

1. Soverda, N. 2002. Pola Pewarisan sifat Toleran terhadap cekaman Naungan pada

Padi Gogo. Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Unja, Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, Vol 6, No 1, Januari – Juni 2002.

2. Soverda, N. 2002. Karakteristik Fisiologi Fotosintetik Padi Gogo Toleran

terhadap Cekaman Naungan. Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Unja, Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, Vol 6, No 2, Juli – Des. 2002.

3. Soverda, N. 2004. Aktivias Enzin Fosfogliserat Kinase Dan Kandungan Kolrofil

pada Padi Gogo Toleran terhadap Naungan. Makalah disampaikan pada Seminar Hasil Penelitian Bidang Pertanian yang dilaksanakan dalam Rangka Rapat Tahunan Dekan Bidang Ilmu-ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat di Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, 28 Juli 2004.

4. Soverda, N. 2004. Adaptasi Tanaman Padi Gogo terhadap Cekaman Naungan.

Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Unja, Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, Vol 8, No 2, Juli – Desember 2004.

5. Soverda, N, Mapegau dan Feni, D. 2007. Respon Tanaman Kedelai terhadap

Aplikasi Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) pada keadaan cekaman air. Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Unja, Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, Vol 11, no 2, Juli – Desember 2007.

Jambi, November 2009

Yang Menyatakan,

Dr. Ir. Nerty Soverda, MS

(18)

LAMPIRAN 2. BIODATA ANGGOTA PENELITI

1. Nama Lengkap : Dra. Evita, MS 2. Umur / Jenis Kelamin : 51 tahun / Perempuan

3. Pekerjaan : Staf Pengajar Prodi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jambi

4. Golongan/ Pangkat/ NIP : IV a / Pembina /19580424 198603 2 002 5. Alamat Rumah : Komplek Bumi Mendalo Asri Blok F No 8 RT

22 Mendalo Darat Jambi

6. Alamat Kantor : Kampus Pinang Masak Universitas Jambi Jl. Raya Jambi – Ma. Bulian, Km. 15 Mendalo Jambi.

Telp. 0741 – 583051 7. Bidang Keahlian : Ekofisiologi

8. Pendidikan

Pendidikan Gelar Tahun selesai Bidang Studi

Sarjana Dra 1984 Biologi

Pasca Sarjana MS 1992 Ekofiologi

9. Pengalaman kerja dalam penelitian dan pengalaman professional serta kedudukan saat ini.

(19)

Institusi Jabatan Periode Kerja

1. Aplikasi Triakontanol pada Tanaman terhadap Hasil, sifat kimia dan Fisika Tomat.

2. Pengaruh Pemberian Pupuk K dan cekaman Air pada Berbagai Fase

Pertumbuhan Terhadap pertumbuhan dan Hasil tanaman Kedelai

3. Tanggap Tanaman Tomat terhadap Berbagai Intensitas Cahaya

4. Pengaruh Pemberian Berbagai konsentrasi IBA dan NAA terhadap Pertumbuhan Setek Lada

5. Peranan Jumlah Nodus dan Pengeratan Entres pada Sambung Pucuk Duku 6. Respaon Tanaman Kedelai terhadap

Aplikasi Mikoriza Vesikular arbuskular (MVA) pada keadaan Cekaman Air

Anggota Anggota Ketua Ketua Ketua 1997 1997 2000 2002 2002 2007

Daftar publikasi yang relevan dengan proposal penelitian yang diajukan

E. kartika, Evita dan Yusmairidal. 1997. Pengaruh pemberian pupuk K dan cekaman air pada berbagai fase pertumbuhan terhadap hasil kedelai (Glycine max (L) Merr). Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol. 1 No. 2. Edisi januari – maret.

E. Kartika, Yusmairidal dan Evita. 1997. Pengaruh aplikasi triakontanol terhadap hasil, sifat kimia dan sifat fisika tomat. Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol. 1 No. 3. Edisi April – Juni.

Neliyati dan Evita. 1998. Efek stimulasi asam naftalenanasetat dan benzilamino purin terhadap pertunasan jahe (Zingeber officinale) in vitro. Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol. 2 No.2. Edisi Juli – Desember.

Yusmairidal dan Evita. 1999. Karakteristik buah nenas Tangkit Baru pada berbagai umur petik dan umur simpan. Jurnal Agronomi Universitas Universitas jambi Vol. 3 No. 1. Edisi Januari – Juni.

Evita. 2000. Tanggap tanaman tomat terhadap berbagai intensitas cahaya. Jurnal

(20)

Jasminarni, Evita dan T. Novita. 2005. Upaya peningkatan produksi dan kualitas kentang dengan pengadaan bibit sendiri di desa Kebun Baru Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 35. LPM UNJA.

Novita, T, Evita dan Jasminarni. 2006. Pemanfaatan trichokompos dalam pengembangan polikultur sayuran bebas pestisida di desa Talang Lindung Kabupaten Kerinci. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 37. LPM UNJA.

Evita. 2008. Pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau yang diberi perlakuan

kompos sampah kota. Pemberitaan Ilmiah IKBUJ Bandung Edisi Agustus. Jambi, November 2009

Yang Menyatakan,

Dra. Evita, MS

NIP. 19580424 198603 2 002

LAMPIRAN 3. BIODATA ANGGOTA PENELITI

1. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Gusniwati, MP 2. Umur/Jenis Kelamin : 47 tahun/Perempuan.

3.Golongan, Pangkat dan N : IV/a, Pembina, NIP. 19610815 198703 2 001 4. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala.

5. Pekerjaan : Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi. 6. Alamat Kantor : Kampus Pinang Masak, Mendalo, Jambi 36361 7. Riwayat Pendidikan :

Tingkat pendidikan Tempat Tahun tamat Bidang studi

Sarjana (S1) Universitas Jambi 1986 Agronomi

Pasca Sarjana (S2) KPK UNAND-IPB 1995 Ekofisiologi

I. HASIL PENELITIAN / KARYA ILMIAH

No Judul Penelitian / Karya

Ilmiah Tahun

Penerbit / Majalah

(21)

1 Ketahanan Tanaman Padi (Oryza sativa L.) terhadap pemberian ekstrak rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.)

1996 Buletin Agronomi

Universitas Jambi Vol.2 no.2

Mandiri

2 Pengaruh ekstrak rimpang jahe terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai

1998 Jurnal Agronomi

Universitas Jambi Vol.2 no.2

Mandiri

3 Pengujian kualitas kompos alang-alang dan pengaruhnya terhadap hasil cabe pada ultisol

1999 Prosiding Seminar

Nasional Hasil-Hasil Penelitian Bidang Ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat di UNSRI. Palembang

Kelompok, Ketua

4 Kajian pemberian beberapa tingkat tingkat pemupukan dengan penambahan rhizoplus terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai (Glysine max L.) pada ultisol

2001 Prisiding Seminar

Nasional Hasil-Hasil Penelitian Bidang Ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat di Unila. Bandar Lampung

Kelompok, Anggota

5 Pengaruh dosis abu janjang kelapa sawit dan dosis pupuk fosfor terhadap pertumbuhan serta hasil tanaman kedelai pada tanah ultisol

1998 Tidak dipublikasi Kelompok

anggota

6 Pemamfaatan abu janjang kelapa sawait pada lahan kering dan pengaruhnya terhadap pembentukan Nodula akar, pertumbuhan dan hasil kedelai

2001 Tidak dipublikasi Kelompok

Anggota Jambi, November 2009 Hormat Saya Ir. Gusniwati. MP NIP. 19610815 198703 2 001

(22)

B. DRAF ARTIKEL

ILMIAH

(23)
(24)

Lampiran 4. BIODATA KETUA PENELITI m. Personal Data

4. Nama Lengkap : Dr. Ir. Nerty Soverda, MS

5. Umur/Jenis Kelamin : 49 tahun/Perempuan

6. Pekerjaan : Staf Pengajar Prodi Agronomi

Fakultas pertanian Universitas Jambi 4. Golongan/Pangkat/NIP : III D/Lektor Kepala/131627036

5. Alamat Rumah : Perumahan Purimayang, cluster Bougenville Blok E No. 08 Jambi, 36126. Telp. 0741 – 7101346.

E-mail: nsoverda@yahoo.com

6. Alamat Kantor : Kampus Pinang Masak Universitas jambi Jalan Raya Jambi – Ma.Bulian, km 15 Mendalo Jambi. Telp. 0741 – 583051

7. Bidang Keahlian : Ekofisiologi

(25)

No. Universitas/Institut Tempat Tahun selesai Bidang studi

1. S1 - UNJA Jambi 1985 Agronomi

2. S2 - UNPAD Bandung 1991 Ekofisiologi

3. S3 - IPB Bogor 2002 Fisiologi

2. Daftar publikasi yang relevan dengan proposal penelitian yang diajukan

6. Soverda, N. 2002. Pola Pewarisan sifat Toleran terhadap cekaman Naungan pada

Padi Gogo. Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Unja, Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, Vol 6, No 1, Januari – Juni 2002.

7. Soverda, N. 2002. Karakteristik Fisiologi Fotosintetik Padi Gogo Toleran

terhadap Cekaman Naungan. Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Unja, Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, Vol 6, No 2, Juli – Des. 2002.

8. Soverda, N. 2004. Aktivias Enzin Fosfogliserat Kinase Dan Kandungan Kolrofil

pada Padi Gogo Toleran terhadap Naungan. Makalah disampaikan pada Seminar Hasil Penelitian Bidang Pertanian yang dilaksanakan dalam Rangka Rapat Tahunan Dekan Bidang Ilmu-ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat di Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, 28 Juli 2004.

9. Soverda, N. 2004. Adaptasi Tanaman Padi Gogo terhadap Cekaman Naungan.

Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Unja, Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, Vol 8, No 2, Juli – Desember 2004.

10. Soverda, N, Mapegau dan Feni, D. 2007. Respon Tanaman Kedelai terhadap

Aplikasi Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) pada keadaan cekaman air. Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Unja, Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian, Vol 11, no 2, Juli – Desember 2007.

Jambi, April 2009

Yang Menyatakan,

(26)

Lampiran 5. BIODATA ANGGOTA PENELITI

10. Nama Lengkap : Dra. Evita, MS 11. Umur / Jenis Kelamin : 49 tahun / Perempuan

12. Pekerjaan : Staf Pengajar Prodi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jambi

13. Golongan/ Pangkat/ NIP : IV a / Pembina / 131 640 284

14.Alamat Rumah : Komplek Bumi Mendalo Asri Blok F No 8 RT 22 Mendalo Darat Jambi

(27)

Jl. Raya Jambi – Ma. Bulian, Km. 15 Mendalo Jambi.

Telp. 0741 – 583051 16.Bidang Keahlian : Ekofisiologi

17.Pendidikan

Pendidikan Gelar Tahun selesai Bidang Studi

Sarjana Dra 1984 Biologi

Pasca Sarjana MS 1992 Ekofiologi

18.Pengalaman kerja dalam penelitian dan pengalaman professional serta kedudukan saat ini.

Institusi Jabatan Periode Kerja

7. Aplikasi Triakontanol pada Tanaman terhadap Hasil, sifat kimia dan Fisika Tomat.

8. Pengaruh Pemberian Pupuk K dan cekaman Air pada Berbagai Fase Pertumbuhan Terhadap pertumbuhan dan Hasil tanaman Kedelai

9. Tanggap Tanaman Tomat terhadap Berbagai Intensitas Cahaya

10.Pengaruh Pemberian Berbagai konsentrasi IBA dan NAA terhadap Pertumbuhan Setek Lada

11.Peranan Jumlah Nodus dan Pengeratan Entres pada Sambung Pucuk Duku 12.Respaon Tanaman Kedelai terhadap

Aplikasi Mikoriza Vesikular arbuskular (MVA) pada keadaan Cekaman Air

Anggota Anggota Ketua Ketua Ketua 1997 1997 2000 2002 2002 2007

Daftar publikasi yang relevan dengan proposal penelitian yang diajukan

E. kartika, Evita dan Yusmairidal. 1997. Pengaruh pemberian pupuk K dan cekaman air pada berbagai fase pertumbuhan terhadap hasil kedelai (Glycine max (L) Merr). Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol. 1 No. 2. Edisi januari – maret.

(28)

E. Kartika, Yusmairidal dan Evita. 1997. Pengaruh aplikasi triakontanol terhadap hasil, sifat kimia dan sifat fisika tomat. Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol. 1 No. 3. Edisi April – Juni.

Neliyati dan Evita. 1998. Efek stimulasi asam naftalenanasetat dan benzilamino purin terhadap pertunasan jahe (Zingeber officinale) in vitro. Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol. 2 No.2. Edisi Juli – Desember. Yusmairidal dan Evita. 1999. Karakteristik buah nenas Tangkit Baru pada

berbagai umur petik dan umur simpan. Jurnal Agronomi Universitas Universitas jambi Vol. 3 No. 1. Edisi Januari – Juni.

Evita. 2000. Tanggap tanaman tomat terhadap berbagai intensitas cahaya. Jurnal

Agronomi Universitas Jambi Vol. 4 No. 1. Edisi Januari – Juni. Jasminarni, Evita dan T. Novita. 2005. Upaya peningkatan produksi dan

kualitas kentang dengan pengadaan bibit sendiri di desa Kebun Baru Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 35. LPM UNJA.

Novita, T, Evita dan Jasminarni. 2006. Pemanfaatan trichokompos dalam pengembangan polikultur sayuran bebas pestisida di desa Talang Lindung Kabupaten Kerinci. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 37. LPM UNJA.

Evita. 2008. Pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau yang diberi perlakuan

kompos sampah kota. Pemberitaan Ilmiah IKBUJ Bandung Edisi Agustus.

Jambi, April 2009

Yang Menyatakan,

Dra. Evita, MS

(29)

1. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Gusniwati,MP

2. Umur/Jenis Kelamin : 47 tahun/Perempuan.

3. Golongan, Pangkat dan NIP : IV/a, Pembina, NIP. 131691043. 4. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala.

5. Pekerjaan : Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

6. Alamat Kantor : Kampus Pinang Masak, Mendalo, Jambi 36361

7. Riwayat Pendidikan :

Tingkat pendidikan Tempat Tahun tamat Bidang studi

Sarjana (S1) Universitas Jambi 1986 Agronomi

Pasca Sarjana (S2) KPK UNAND-IPB 1995 Ekofisiologi

II.

HASIL PENELITIAN / KARYA ILMIAH

No Judul Penelitian / Karya Ilmiah Tahun Penerbit / Majalah Ilmiah Keterangan 1 Ketahanan Tanaman Padi (Oryza

sativa L.) terhadap pemberian ekstrak rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.)

1996 Buletin Agronomi Universitas Jambi Vol.2 no.2

Mandiri

2 Pengaruh ekstrak rimpang jahe terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai

1998 Jurnal Agronomi Universitas Jambi Vol.2 no.2

Mandiri

3 Pengujian kualitas kompos alang-alang dan pengaruhnya terhadap hasil cabe pada ultisol

1999 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Bidang Ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat di UNSRI. Palembang

Kelompok, Ketua

(30)

4 Kajian pemberian beberapa tingkat tingkat pemupukan dengan penambahan rhizoplus terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai (Glysine max L.) pada ultisol

2001 Prisiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Bidang Ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat di Unila. Bandar Lampung

Kelompok, Anggota

5 Pengaruh dosis abu janjang kelapa sawit dan dosis pupuk fosfor terhadap pertumbuhan serta hasil tanaman kedelai pada tanah ultisol

1998 Tidak dipublikasi Kelompok anggota

6 Pemamfaatan abu janjang kelapa sawait pada lahan kering dan pengaruhnya terhadap pembentukan Nodula akar ,pertumbuhan dan hasil kedelai

2001 Tidak dipublikasi Kelompok Anggota

Jambi, April 2009 Hormat Saya

Ir. Gusniwati. MP NIP. 131 691 043

(31)

LAMPIRAN 7. Prosedur Kerja Penentuan Jumlah Stomata

(32)

Alat : Object glass, Cover glass, Jarum preparat, Hand counter, Pinset, Silet, Mikroscop olympus CH40.

Prosedur Kerja :

1. Bagian atas daun dikerik untuk mendapatkan epidermis bagian bawah, 2. Kemudian epidermis diwarnai dengan safrafin dan dicuci dengan air atau

aquades.

3. Object glass ditetesi dengan glyserin, lalu ambil epidermis yang telah dicuci, tempelkan pada kertas saring dan letakkan diatas object glass,

4. Object galss ditutup dengan cover glass.

5. Disekeliling cover glass ditutup dengan kutek bening agar tidak masuk udara, 6. Kemudian dilihat di mikroskop dan dihitung jumlah stomata dengan hand

(33)

LAMPIRAN 8. Prosedur Kerja Penentuan Kandungan Klorofil Daun

Pereaksi : Aseton 80%.

Alat : Lumpang dan alu, labu ukur, kertas saring Whatman no. 42 dan spektrofotometer.

Prosedur Kerja:

1. Potong 2 gram daun segar menjadi potongan-potongan kecil dan dimasukkan ke dalam lumpang lalu dihancur-kan sampai halus,

2. Tambahkan aseton secukupnya,

3. Aduk dan pindahkan ekstraknya melalui kertas saring ke dalam labu ukur 100 ml,

4. Tambahkan aseton 80% ke dalam labu ukur sampai mencapai volume 100 ml,

5. Ambil 5 ml larutan tersebut dan pindahkan ke dalam labu ukur 50 ml lalu encerkan sampai volume 50 ml, dan (6) Ukur absorban ekstrak tersebut pada 663 nm dan 645 nm.

Dengan persamaan dibawah ini diperoleh:

Kl.a = 0.0127 x D663 - 0.00269 x D645 Kl.b = 0.0229 x D645 - 0.00468 x D663 D652

Kltotal = (g/l) 34.5

(34)

LAMPIRAN 9. Prosedur Kerja Penentuan Kandungan Karotenoid.

Pereaksi : Metanol 70%

Alat : Lumpang dan alu, labu ukur, kertas saring Whatman no. 42 dan spektrofotometer, column sepax C18.

Prosedur Kerja:

1. Potong 2 gram daun segar menjadi potongan-potongan kecil dan dimasukkan ke dalam lumpang lalu dihancur-kan sampai halus,

2. Tambahkan 10 ml metanol 70%

3. Aduk dan pindahkan ekstraknya melalui kertas saring ke dalam labu ukur 4. Pemurnian dengan column sepax C18

5. Kemudian saring kembali dengan milipore

(35)

LAMPIRAN 10. Prosedur Kerja Penentuan Aktivitas Enzim Fosfogliserat Kinase (PGK)

Pereaksi : EDTA, Sorbitol, Mercaptoethanol, PVP, Sephadex G 75, MgCl2, EDTA, ATP, PGA , glyceraldehide phosphate dehydrogenase, NADH dan Tris (pH 7.8)

Alat : Lumpang, alu, Column, Spektrofotometer, Prosedur Kerja:

(1). 3 gram daun segar dihancurkan sampai halus dan diekstrak dengan buffer Na-phosphat pH 6.9 (5mM EDTA+5mM Sorbitol+2mM Mercaptoethanol+3 g PVP).

(2). Disentrifuse pada 12.000 g selama 15 menit.

(3). Masukkan ke gel filtrasi dengan kolom Sephadex G 75. (4) Ukur absorbansi pada Spektrofotometer UV 280 nm.

(5). Direaksikan dengan substrat selama satu menit pada 300C dan dibaca absorbansinya pada 344 nm. 1 ml campuran assay mengandung : 10 mM MgCl2, 4.8 mM EDTA, 3 mM ATP, 5 mM PGA dengan 2.7 unit glyceraldehide phosphate dehydrogenase dan 0.14 mM NADH dan 50 mM Tris (pH 7.8)

(36)

LAMPIRAN 11. Prosedur Kerja Penentuan Kandungan Karbohidrat

Pereaksi : etanol 80%

Alat : Lumpang, alu, kertas saring, soxlet, kolom C18, milipore, HPLC Aminex HPX-42.

Prosedur Kerja:

1. Gula larut diekstrak selama 5 jam dalam etanol 80% yang mendidih pada alat Soxhlet.

2. Setelah alkoholnya menguap ekstrak yang tersisa dilalukan pada kolom C18-Prep Sep Columns (Bio Rad).

3. Setelah itu, dilalukan pada millipore 0.2 um. Kandungan sukrosa, glukosa dan fruktosa dipisahkan dengan HPLC Aminex HPX-42 Columns (Bio Rad) dan dibaca menggunakan Refractive index detector (RID).

4. Konsentrasi sukrosa, glukosa dan fruktosa dinyatakan dalam mg/g berat basah.

(37)

LAMPIRAN 12. Prosedur Kerja Penentuan Kandungan Nitrogen

Pereaksi : H2SO4 99%, H2SO4 0,05 N, H3BO3, NaOH 30%, Indikator Conway (0,100

gram merah methil + 0,150 gram hijau bromokresol dengan 200 ml etanol 96%), dan katalis campuran (Na2SO4, CuSO4 dan Selenium dengan perbandingan 96,9 : 1,55 : 1.55).

Alat : Timbangan analitik, labu ukur, labu penyuling Prosedur Kerja:

(1) Timbang 0,2 gram sampel tanaman dan masukkan ke dalam labu Kjedahl, (2) Tambahkan 1 gram katalis campuran,

(3) Tambahkan 4 ml H2SO4 99%,

(4) Destruksi pada suhu 300o sampai jernih,

(5) Setelah sempurna dinginkan dan encerkan kira-kira dengan 50 ml air murni. (6) Hasil destruksi di encerkan menjadi lebih kurang 100 ml.

(7) Pindahkan ke dalam labu penyuling dan tambahkan 20 ml NaOH 30% lalu disulingkan segera.

(38)

(8) Sulingan ditampung dengan H3BO3 1% sebanyak 10 ml tambah 4 tetes

petunjuk Conway sampai warna penampung menjadi hijau dan volumenya menjadi 50 ml.

(9)Titer sampai titik akhir dengan H2SO4 0.05 N.

Perhitungan dilakukan menurut formula sebagai berikut: Vc - Vb x N x 14 x fk

Nitrogen = x 100% mg contoh

dimana:

Vc, Vb = ml peniter contoh dan blanco N = kenormalan H2SO4

14 = bst. nitrogen fk = faktor koreksi

(39)

LAMPIRAN 13. Prosedur Kerja Penentuan Kandungan N terlarut

Pereaksi : Tris HCl 0.1M. pH 7.0

Alat : Lumpang, alu, pipet, sentrifuse, spektrofotometer Prosedur Kerja :

(1) potong 1 gram daun segar menjadi potongan-potongan kecil dan dimasukkan ke dalam lumpang lalu dihancurkan sampai halus,

(2) ekstrak dengan Tris HCl 0.1M. pH 7.0. (3) Aduk dan sentrifuse pada 4.000 rpm.

(4) Pipet sebanyak 500 uL dan ditambahkan 2 ml Bradford dan inkubasi selama 2 menit dan ukur pada panjang gelombang 595.

Gambar

Tabel 1.  Perubahan  Klorofil a  Beberapa Varietas Kedelai pada  Naungan 50%
Tabel 3.  Nisbah Klorofil a/b Beberapa Varietas Kedelai pada  Naungan 50%
Tabel 4.  Perubahan  Karotenoid Beberapa Varietas Kedelai pada  Naungan 50%
Tabel  6.    Perubahan    Jumlah  Polong  per  Tanaman  beberapa  Varietas  Kedelai  pada  Naungan 50%
+2

Referensi

Dokumen terkait

Surat Jalan yang diserahkan oleh petugas gudang selanjutnya untuk diarsip sedangkan Surat Pengeluaran Barang (SPB)/DO harus di input di komputer. Dalam penginputan

Peneliti menyiapkan soal tes untuk materi energi alternatif dan lembar angket motivasi belajar siswa yang sudah di uji validitas. Peneliti mengambil soal-soal yang valid

[r]

Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN) Suryalaya mempunyai rumusan etika politik yang tersurat dalam Tanbih, yaitu wasiat dari Mursyid pertama TQN Suryalaya Abdullah Mubarok bin

wajar posisi keuangan dan hasil-hasil kegiatan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum, dan (b) apakah kesatuan ekonomi yang diperiksa mematuhi undang-undang

Ketika seseorang yang memiliki niat untuk mengelola keuangan, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut memiliki keinginan untuk mengatur keuangannya sehingga orang

Pengaruh kadar air dan rasio C/N terhadap yield (% kadar protein) pada proses fermentasi kulit umbi ubi kayu ditampilkan pada grafik optimasi tiga dimensi serta grafik kontur

Angket terbuka yaitu angket yang disajikan dalam bentuk pertanyaan dan responden dipersilahkan untuk menuliskan jawaban sesuai dengan yang dipikirkan dan dirasakannya