• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anhopeles betina. Istilah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anhopeles betina. Istilah"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Malaria

2.1.1 Pengertian Malaria

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang menyerang dalam bentuk infeksi akut atau puan kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium bentuk aseksual, yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anhopeles betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal = buruk dan area = udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa–rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme (Harjanto, 2014).

Di dunia ini hidup sekitar 400 spesies nyamuk anopheles, tetapi hanya 60 spesies berperan sebagai vektor malaria alami. Di Indonesia, ditemukan 80 spesies nyamuk Anopheles tetapi hanya 16 spesies sebagai vektor malaria (Prabowo, 2014). Ciri nyamuk Anopheles relatif sulit membedakannya dengan jenis nyamuk lain, kecuali dengan kaca pembesar. Ciri paling menonjol yang bisa dilihat oleh mata telanjang adalah posisi waktu menggigit menungging, terjadi di malam hari, baik di dalam maupun di luar rumah, sesudah menghisap darah nyamuk istirahat di dinding dalam rumah yang gelap, lembab, di bawah meja, tempat tidur atau di bawah dan di belakang lemari (www.Depkes.go.id ).

2.1.2 Jenis Malaria

Penyakit malaria di Indonesia sampai saat ini ada 4 spesies parasit malaria yang diketahui ( Departemen Kesehatan 2013 ) :

(2)

1. Plasmodium flaciparum menyebabkan malaria tropika yang sering menyebabkan malaria yang berat hingga menyebabkan kematian. Gejala serangannya timbul berselang setiap dua hari (48 jam) sekali.

2. Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana. Gejala serangnya timbul berselang setiap empat hari sekali.

3. Plasmodium viavx menyebabkan malaria tertina. Gejala serangnya timbul berselang setiap tiga hari sekali.

4. Plasmodium ovale (jarang dijumpai), umumnya di Afrika.

Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus Plasmodium. Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada manusia terdapat 4 spesies yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale. Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina Anopheles ataupun ditularkan langsung melalui transfusi darah atau jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya. (Harijanto P.N.2014).

2.1.3 Gejala Klinis Mlaria

Gejala klinis malaria meliputi keluhan dan tanda klinis, yang dipengaruhi oleh jenis plasmodium, imunisasi tubuh dan jumlah parasit yang menginfeksi. Gejala klinis malaria biasa terjadi dari tiga stadium yang disebut trias malaria yaitu :

1. Periode dingin.

Mulai menggigil kulit dingin dan kering, seluruh badan bergetar dan gigi-gigi gemeretak, pucat sampai sianosis seperti oang kedingian. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan naiknya temperatur.

(3)

2. Periode panas.

Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas badan tetap tinggi mencapai 40 C atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retro orbital, muntah-muntah, syok. Periode ini biasanya lebih lama dari fese dingin, dapat mencapai 2 jam atau lebih diikuti dengan keadaan berkeringat.

3. Periode berkeringat.

Pada periode ini penderita mulai berkeringat dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperature turun, lelah dan sering tertidur. Dan apabila penderita bangun akan merasa sehat dan bisa melakukan aktifitas seperti biasa. Daerah dengan endemisitas malaria tinggi,seringkali pada orang dewasa tidak ditemukan gejalah klinis meskipun dalam darahnya ada parasit malaria. hal ini merupakan imunitas yang terjadi akibt infeksi berulang-ulang. limpah biasanya membesar pad serangan pertama yang berat atau setelah beberapa kali serangan dalam waktu lama. Gejalah malaria klinis lainya adalah badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat, nafsu makan menurun, mual-mual yang kadang-kadang juga muntah, sakit kepala yang berat dan terus menerus khususnya infeksi plasmodium falcifarum,jika gejalah menahan terjadi pembesaran limpa. pada anak-anak, makin muda usia gejalah klinisnya makin tidak jelas, yang menonjol adalah mencret (diare dan pucat karena anemia serta adanya riwayat atau kunjungan atau berasal dari daerah endemis malaria). (depkes RI, 2013).

2.1.4 Siklus hidup plasmodium.

Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusia dan nyamuk Anopheles betina.

(4)

1. Silkus Pada Manusia.

Pada waktu nyamuk Anopheles infektif mengisap darah manusia, sporozoit yang berada dalam kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dsalam peredaran darah selama kurang lebih 30 menit. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000 sampai 30.000 merozoit hati. Siklus ini disebut siklus eksoeritrositer yang berlangsung selama kurang lebih 2 minggu. Pada P.vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulan-bulan sampai bertahun- tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps (kambuh). (Depkes RI.2016). Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke dalam peredaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon (8-30 merozoit) Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi skizon pecah dan merozoit yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus inilah yang disebut dengan siklus eritrositer Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang terinfeksi sel darah merah dan membentuk stadium seksual yaitu gametosit jantan dan betina. (Depkes RI. 2016).

2. Siklus Pada Nyamuk Anopheles Betina.

Apabila nyamuk Anopheles betina menghisap darah yang mengandung gametosit, di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan gamet betina melakukan pembuahan menjadi zigot. Zigot ini akan berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk. Di luas dinding lambung nyamuk ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit yang nantinya akan bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia. Masa inkubasi

(5)

atau rentang waktu yang diperlukan mulai dari sporozoit masuk ke tubuh manusia sampai timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam bervariasi, tergantung dari spesies Plasmodium. Sedangkan masa prepaten atau rentang waktu mulai dari sporozoit masuk sampai parasit dapat dideteksi dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik. (Nugroho, 2015).

2.1.5 Masa Inkubasi

a. Masa Inkubasi Ekstrinsik

masa inkubasi ekstrinsik dipengaruhi oleh suhu udara sehingga berbeda untuk tiap spesies (Depkes RI 2013). pada suhu 26,0C .

Tabel 2.1( Departemen Kesehatan 2013 ) Masa Inkubasi Ekstrinsik

b. Masa Inkubasi Intrinsik

Masa Inkubasi Intrinsik adalah waktu mulai saat masuknya sprosoid kedalam darah sampai timbulnya gejalah klinis atau demam atau sampai pecaanya sison.masa inkubasi intrinsik berbeda tiap spesies (depkes RI,2013).

Tabel 2.2 ( Departemen Kesehatan 2013 ) Masa Inkubasi intrinsik

Jenis plasmodium Masa inkubasi

Plasmodium falcifarum Plasmodium vivax Plasmodium malariae Plasmodium ovale 12-14 hari 8-11 hari 14 hari 15 hari

Jenis plasmodium Masa inkubasi

Plasmodium falcifarum Plasmodium vivax Plasmodium malariae Plasmodium ovale 9-14 hari (12) 12-17 hari (15) 18-40 hari (28) 16-18 hari (17)

(6)

2.1.6. Cara Penularan Penyakit Malaria

malaria pada umumnya dapat dituularkan secara alamiah dan tidak alamiah (depkes RI 2013) :

1. Penularan Secara Alamia (natural infektion).

Malaria ditularkan oleh nyamuk anopheles. nyamuk anopheles sp ini jumlah lebih dari 80 jenis,dan dari 80 jenis itu hanya kurang lebih 16 jenis yang menjadi vektor penyebar malaria di indonesia.

2. Penularan Secara Tidak Alamiah.

a. malaria bawaan (congenital)

Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria.Penularan terjadi melalui tali pusat atau plasenta. Malaria congenital lebih sering terjadi pada kehamilan pertama pada kelompok masyarakat yang imunitasnya kurang (Susana 2011).

b. secara mekanik.

penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik. Penularan banyak terjadi pada morfinis yang menggunakan jarum suntik yang tidak steril.

(7)

cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam, (p. ekalinasum) burung darah (p. relektion) dan monyet (p. knwolesi).

2.2 Epidemiologi Malaria

Epidemiologi malaria adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran malaria dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam masyarakat. Dalam epidemiologi selalu ada 3 faktor yang diselidiki: host (manusia sebagai host intermediatedan nyamuk sebagai host definitif), agent (penyebab penyakit malaria, plasmodium) dan environment (lingkungan). Penyebaran malaria terjadi bila ketiga faktor tersebut saling mendukung.

1. Agent (parasit malaria).

Agent atau penyebab penyakit malaria adalah semua unsur atau elemen hidup ataupun tidak hidup dalam kehadirannya bila diikuti dengan kontak yang efektif dengan manusia yang rentan akan memudahkan terjadinya suatu proses penyakit. Agent penyebab malaria adalah protozoa dari genus plasmodium.

2.2.1 Host (Pejamu)

a. Manusia (host intermediate).

Penyakit malaria dapat menginfeksi setiap manusia, ada beberapa faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi manusia sebagai penjamu penyakit malaria antara lain: usia/umur, jenis kelamin, suku/ras, sosial ekonomi, status perkawinan, riwayat penyakit sebelumnya, cara hidup, keturunan, status gizi, dantingkat imunitas.

b. Nyamuk (host definitif)

Nyamuk Anopheles yang menghisap darah hanya nyamuk Anopheles betina. Darah diperlukan untuk pertumbuhan telurnya. Perilaku nyamuk sangat menentukan dalam proses penularan malaria. Beberapa sifat dan perilaku sangat penting adalah :

(8)

1. Tempat hinggap atau istirahat.

a) Eksofilik: nyamuk hinggap dan istirahat di luar rumah.

b) Endofilik: nyamuk hinggap dan istirahat di dalam rumah.

2. Tempat menggigit.

a) Eksofagik: lebih suka menggigit di luar rumah. b) Endofagik: lebih suka menggigit di dalam rumah. 3. Obyek yang digigit.

a) Antrofofilik: lebih suka menggigit manusia. b) Zoofilik: lebih suka menggigit binatang. 4. Faktor lain yang penting adalah :

a) Umur nyamuk (longevity) semakin panjang umur nyamuk semakin besar kemungkinannya untuk menjadi penular atau vektor malaria.

b) Kerentanan nyamuk terhadap infeksi gametosit. c) Frekuensi menggigit manusia.

d) Siklus gonotrofik yaitu waktu yang diperlukan untuk matangnya telur

2.2.2 Agent

Agent atau penyebab penyakit adalah semua unsur atau elemen hidup ataupun tidak hidup dimana kehadirannya, bila di ikuti dengan kontak efektif dengan manusia yang rentan akan terjadi stimulasi untuk memudahkan terjadi suatu proses penyakit. Agent penyebab penyakit malaria termasuk agent biologis yaitu protozoa.

2.2.3 Lingkungan

A. Lingkungan Fisik

1. Suhu

Udara sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus Sprogami atau masa inkubasi Ektrinsik. Masa inkubasi Ekstrinsik adalah mulai saat masuknya gametosit ke dalam tubuh nyamuk sampai terjadinya stadium sporogami dalam nyamuk yaitu terbentuknya sporozoid yang kemudian masuk kedalam kelenjar liur. Makin tinggi

(9)

suhu maka makin pendek masa inkubasi Ekstrinsik. Pengaruh suhu berbeda dari setiap species pada suhu 26,7oC masa inkubasi.

2. Kelembaban udara

Kelembaban udara yang rendah, mempengaruhi umur nyamuk, tingkat kelembaban 63 % misalnya merupakan angka paling rendah untuk memungkinkan adanya penularan.

3. Hujan

Terdapat hubungan langsung antara hujan dan perkembangan larva nyamuk menjadi dewasa hujan diselingi oleh panas akan memperbesar kemungkinan berkembangnya Anopheles spp. Bila curah hujan yang normal pada sewaktu-waktu maka permukaan air akan meningkat sehingga tidak menguntungkan bagi malaria. Curah hujan yang tinggi akan merubah aliran air pada sungai atau saluran air sehingga larva dan kepompong akan terbawa oleh air (Chwaat-Bruce. L.J, 2012).

d. Angin

Jarak terbang nyamuk dapat dipengaruhi oleh kecepatan angin artinya jarak jangkau nyamuk dapat diperpanjang atau di perpendek tergantung kepada arah angin.

e. Sinar Matahari

Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda An. sundaicus. Lebih menyukai tempat yang teduh dan An. barbirostris dapat hidup di tempat yang teduh maupun tempat yang terang. An. macculatus lebih suka hidup di tempat yang terlindung (sinar matahari tidak langsung).

f. Arus air

Masing-masing nyamuk menyukai tempat perindukan yang aliran airnya berbeda. An.barbirostris menyukai tempat perindukan yang airnya statis atau sedikit mengalir.

(10)

An.minimus menyukai tempat perindukan yang airnya cukup deras dan An. Letifer di tempat air yang tergenang (Depkes RI, 2016)

B. Lingkungan Kimia

Beberapa species nyamuk dapat juga memanfaatkan oksigen yang terlarut (Dissolved oxygen) melalui pernafasan kulit dari lingkungan kimia yang baru di ketahui pengaruhnya adalah kadar garam dari tempat perindukan, seperti An.sundaicus tumbuh optimal pada air payau yang kadar garamnya berkisar 12-18% dan tidak dapat berkembang biak pada garam lebih dari 40%. Untuk mengatur derajat keasaman air yang disenangi pada tempat perkembang biakan nyamuk perlu dilakukan pengukuran pH air, karena An.Letifer dapat hidup ditempat yang asam atau pH rendah (Susana Dewi, 2013:62)

C. Lingkungan Biologi

Jenis tumbuhan air yang ada seperti bakau (Mangroves), ganggang dan berbagai jenis tumbuhan lain yang dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk, karena ia dapat menghalangi sinar matahari yang masuk atau menghalangi dari serangan mahkluk hidup lain. Beberapa jenis tanaman air merupakan indikator bagi jenis-jenis nyamuk tertentu. Tanaman air bukan saja menggambarkan sifat fisik, tetapi juga menggambarkan susunan kimia dan suhu air misalnya pada lagun banyak ditemui lumut perut ayam (Heteromorpha) dan lumut sutera (Enteromorpha) kemungkinan di lagun tersebut ada larva An. Sundaicus. Adanya berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah (Plocheilus panchax Panchax spp), Gambusi sp, Oreochromis niloticus (nila merah), Oreochromis mossambica (mujair), akan mempengaruhi populasi nyamuk disuatu daerah. Selain itu adanya ternak besar seperti babi, sapi dan kerbau dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia, apabila kandang hewan tersebut di letakkan diluar rumah, tetapi tidak jauh dari rumah atau cattle barrier (Rao, T.R, 2014).

(11)

D. Lingkungan Sosial Budaya.

Faktor ini kadang-kadang besar sekali pengaruhnya di bandingkan dengan faktor lingkungan yang lain. Kebiasaan untuk berada diluar rumah sampai larut malam, di mana vektor lebih bersifat eksofilik dan eksofagik akan memperbesar jumlah gigitan nyamuk. Penggunaan kelambu, kawat kasa pada rumah dan penggunaan zat penolak nyamuk yang intensitasnya berbeda sesuai dengan perbedaan status sosial masyarakat akan mempengaruhi angka kesakitan malaria (Iskandar,2014).

2.3 Pembrantasan dan Pencegahan Malaria

Upaya pencegahan dan pemberantasan malaria ditunjukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian malaria meliputi:

1. Pembrantasan malaria terhadap tersangka atau penderita yang terbukti secara laboratrium malaria.

2. Pembrantasan nyamuk malaria perbaikan linkungan, penggunaan kelambu, penyebaran ikan pemangsa jenetik, dan upaya lain untuk menemukan penularan dan mengurangi gigitan nyamuk.

2.3.1 Penemuan Penderita

Penemuan penderita dilakukan dengan efektif oleh petugas khusus (JMD) yaitu dengan cara mengunjungi rumah penduduk secara teratur (aktif case detection), juga dilakukan dengan pasif yaitu memeriksa semua pasien yang berkunjung ke puskesmas dan rumah sakit swasta maupun pemerintah yang menunjukan gejala klinis malaria (parasit case dection), diambil darahnya kemudian diperiksa dilboratrium.

Penemuan penderita malaria di Kampung Koya Tengah wilayah kerja puskesmas Koya Barat dilakukan dengan efektif oleh petugas khusus (JMD) yaitu dengan cara mengunjungi rumah penduduk secara teratur (aktif case detection), juga dilakukan dengan pasif yaitu memeriksa semua pasien yang berkunjung ke puskesmas dan rumah sakit swasta maupun

(12)

pemerintah yang menunjukan gejala klinis malaria (parasit case dection), diambil darahnya kemudian diperiksa dilboratrium.

2.3.2 Pengobatan Penderita Malaria

Pengobatan dilakukan untuk mengurangi kesakitan, mencegah kamatian, menyembuhkan penderita dan mengurangi kerugiaan akibat sakit. Disamping itu juga pengobatan dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadi penularan penyakit dari seseorang yang mengindap penyakit kepada orang sehat lainnya melalui gigita nyamuk. Pengotan terhadap tersangka atau penderita malaria (Depkes RI, 2013) yaitu dengan pengobatan radikal, yitu pengobatan yang diberikan kepada seseorang dengan pemeriksaan laboratrium posotif malaria. Pengobatan ini ditunjukan untuk mencegah timbulnya kambuh juga untuk mencegah terjadinya penularan.

2.3.3 Pemberantasan Vektor

Pemberantasan vektor yang dilakukan di Indonesia adalah (Depkes RI,2014) :

a. Penyemprotan Rumah.

Sasaran penyemprotan rumah diperioritaskan yang berpotensi/rawan KLB, bila batas penularannya dilakukan 2 kali setahunn, minimal dilakukan 2 tahun berturut-turut dan dilakukan satu bulan sebelum puncak kepadatan vektor atau 2 bulan sebelum puncak innsidens. Penyemprotan dihentikan bila PR <2% dan PCD di puskesmas setempat sudah bejalan baik. Cara memperoleh nilai PR, yaitu dengan malariometrik survey dengan mengambil sediaan darah pada umur 0-9 tahun yang hasilnya positif dibagi jumlah sediaan darah yang diperiksa.

b. Penggunaan Kelambu Berinsektisida.

Kriteria kegiataan pencelupan kelambu diantaranya adalah apabila masyarakat menolak untuk penyemprotan rumah (>20%), terjadi penularan di dalam rumah (berdasarkan

(13)

pengamatan vektor) atau adanya penderita bayi positif. Kriteria utama penggunaan kelambu dalam penularan malaria adalah kelambu digunakan untuk mencegah gigitan nyamuk dalam rumah dan prilaku penduduk pada malam hari lansung tidur di dalam rumah.

c. Biological Control.

Penebaran ikan pemakan jenetik dilakukan di desa daerah malaria yang terdapat tempat perkembangbiakan vektor potensial, airnya permanen dan cocok untuk perkembangbiakan ikan pemakan jenetik.

d. Larvasiding.

Kegiatan ini dilakukan berdasarkan kriteria diantaranya yaitu: jarak antara perkembangbiakan dengan pemukiman penduduk masih dalam jarak terbang vektor (± 2 KM), penyemprotan dan pencelupan kelambu kurang efektif karena vektornya eksofagik dan eksofilik.

2.3.4 Pengelolaan Lingkungan

Pengelolahan lingkungan dan pembrantasan malaria adalah kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksaan, dan pengamatan kegiatan modifikasi dan manipulasi lingkungan dan interaksinya dengan manusia untuk mencegah atau membatasi perkembangan vektor dan mengurangi kontak manusia dan vektor.

2.4 Faktor Resiko Kejadian Malaria

2.4.1 Faktor Migrasi

Mobilitas danberpndahan penduduk dari desa ke kota memungkinkan akan terjadi penularan penyakit malaria. Hal ini dimungkinkan terjadi karena :

(14)

a. Penduduk baru membawa penyakit yang ada di daerahnya/sebaliknya.

b. Daerah yang pendukungnya tidak mempuyai kekebalan terhadap penyakit akan tertular penyakit yang dibawa para pendatang atau tersebut atau sebaliknya.

c. Pendatang dari daerah baru ke daerah asal dan membawa penyakit yang semulah di daerah asal tidak ada penyakit tesebut, misalnya transmigran. Bisa terjadi juga masyarakat yang pindah dari daerah endemisitas rendah ke daerah endemisitas tinggi malaria, hal ini akan membahayakan kesehatannya apabila tidak dilindungi.

Menetapnya transmisi malaria di beberapa daerah Jawa-Bali, kemungkinan disebabkan salah satunya dari impor malaria dari luara Jawa-Bali (Harijanto,2012). Berdasarkan Onori dan Grap (1980) dalam Susana (2011) faktor-faktor penentu penularan malaria di zona epidemologis yaitu salah satunya adalah inportasi parasit malaria lewat perpndahan penduduk da migrasi penduduk yang non imun.

2.4.2 Daerah Yang Menjadi Tujuan

Perpidahan penduduk menjadi faktor penting dalam meningkatkan kasus malaria, meningkatnya perjalanan ke daerah endemis mengakibatkan kasus impor (Gunawan,2013).

2.4.3 Lama Tnggal Di Daerah Endemis

Masyarakat yang berada di daerah endemis malaria mempunyai imunitas/kekebalan secara alamia, sehingga mempunyai pertahanan alamia dan lebih tahan untuk terinfeksi malaria (Depkes RI 2003).

2.4.4 Riwayat Penyakit Malaria Sebelumnya

Malaria disebabkan oleh P.vivax dapat kambuh berkali-kali bahkan sampai jangka waktu 3-4 tahun. Pada plasmodium ovale dapat akmbu sampai bertahun-tahun apabila

(15)

pengobatan tidak dilakukan denganbaik. Kuman pada P.Flaciparum terjadi karena siklus di dalam sel darah merah masih berlansung sebagai akibat pengobatan yang tidak teratur (Depkes,2013). Orang yang pernah terinfeksi malaria sebelumnya biasanya akan trbentuk imunitas sehingga akan lebih rentan terhadap infeksi malaria berikutnya.

2.4.4.1 Penggunaan Komproflikasis

Komoproflikasis bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria sehingga apabila terinfeksi maka gajala klinisnya tidak berat. Obat yang dipakai terutama bekerja pad siklus eritrositer. Komoproflikasis ini ditujukan kapada oarang yang berpergian ke daerah endemis dalam waktu yang tidak terlalu lama seperti turis, peneliti, pegawai kehutanan, dan lain-lain (DepkesRI, 2011). Sehubungan dengan tingginya laporan tingkat resistensi. P.Falciparum terhadap klorokuin, maka doksisilin menjadi pilihan untuk komoproflksis (Depkes RI, 2008). Dosis doksisilin 1,5 mg/KgBB/hari selama tidak lebih dari 4-6 minggu, dan tidak dapat diberikan kepada anak < 8 tahun dan ibu hamil.

2.4.4.2 Pencarian Pengobatan

Tindakan seseorang apabila sakit adalah sebagai berikut : (Notoatmodjo,2010) :

1. Tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa.

2. Tindakan mengobati sendiri.

3. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan tradisional.

4. Mencari pengobatan dengan membeli obat-obatan.

5. Ke fasilitas moderen (puskesmas) pemerintah atau swasta.

(16)

2.4.5 Faktor lingkungan

Faktor lingkungan merupaka faktor yang sangat besar pengaruh terhadap, kejadian malaria. Adapaun faktor prilaku, diantaranaya adalah penggunaan kelambu dan pemasangan ventilasi menggunakan kawat kasa. Menurut HL,Bloom (Notoatmodjo, 2010) yang

berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat ada empat yaitu :

a. Lingkungan

b. Prilaku

c. Genetis dan

d. Pelayanan kesehatan

2.4.5.1 Penggunaan Kelambu

Pemakaian kelambu pada saat tidur dapat membantu mengurangi kontak atau gigitan nyamuk, sehingga secara tidak langsung dapat menurunkan kejadian malaria. Untuk yang melakukan pelayanan ke daerah endemis dalam waktu lama perlu menggunakan persoanal protection seperti pemakain kelambu, repellent, kawat kasa dan lain-lain (Depkes RI,2008). Berdasarkan hasil penelitian Suwadera (2011) bahwa yang tidak menggunakan kelambu saat tidurnya mempunyai resiko 4,73 kali terkena malaria dibanding dengan yang menggunakan kelambu pada saat tidur. Sedangkan penelitian yang dilakukan Hudaera (2013) bahwa yang tidak menggunakan kelambu pada saat tidurnya mempunyai resiko 4,117 kali terkena malaria dibandingkan dengan yang menggunakan kelambu pada saat tidur.

2.4.5.2 Penggunaan Kawat Kasa

Pemasangan kawat kasa pada ventilasi akan mengurangi kontak nyamuk yang berada diluar dengan penghuni rumah, karena nyamuk tidapat masuk ke dalam rumah. Hasil

(17)

penelitian Suwadera (2013) bahwa penghuni yang tanpa kawat kasa mempunyai resiko 3,4 kali terkena malaria dibanding dengan penghuni rumah yang dipasang kawat kasa. Sutarto (2010) menyebutkan memakai kawat kasa pada ventilasi rumah akan menurunkan resiko terjainya penyakit malaria, walapun disekitar rumahnya terdapat tempat istirahat nyamuk. Mayasari (2010) penghuni rumah tanpa kawat kasa mempunyai resiko 2,56 kali terkena malaria, dibanding dengan penghuni rumah yang dipasang kawat kasa.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “ Pengaruh Lama

Sebagai contoh, bila simpul pada graf merepresentasikan kota dan bobot sisi merepresentasikan jarak antara 2 kota yang mengapitnya, maka algoritma Dijkstra dapat

Sehubungan itu, melalui teknik pengajaran berasaskan contoh kerja yang sering digunakan dalam pembelajaran bidang kejuruteraan, kajian ini meneliti tiga jenis

Persepsi remaja usia 14-16 tahun terhadap peranan perawatan dengan menggunakan gigi tiruan dinilai masih

Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 175 oC , masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 90 oC – 175

infeksi oleh bakteri Meningitis , menyebabkan radang pada selaput (meningen) di sekitar otak dan spinal cord. Hidrosefalus berkembang ketika jaringan parut dari infeksi

- bahwa, Pemohon telah berpisah rumah dengan Termohon sejak tanggal 18 November 2009 dan pada awalnya Pemohon yang pergi dari kediaman bersama (rumah orang tua. Pemohon) kemudian

Matrik EFAS aspek penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu dapat dilihat dari hasil analisis faktor