• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eisiensi Kinerja Bangunan Pengolahan Limbah Cair Industri Pemotongan Ayam Dengan Metode Cidat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Eisiensi Kinerja Bangunan Pengolahan Limbah Cair Industri Pemotongan Ayam Dengan Metode Cidat"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Limbah Cair Industri Pemotongan Ayam

Dengan Metode “ Cidat “

YB Kamat Kartono

1

, Santosa

2

dan Bardi Murachman

3 1Poltekes Yogyakarta, 2Universitas Sebelas Maret Surakarta,

3 Universitas Gadjah Mada

Abstrak

Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui presentase penurunan kadar BOD, TSS , pH dan Bau pada bak equalisasi.(2) mengetahui presentase penurunan kadar BOD, TSS , pH dan Bau pada bak anaerobic I (3) mengetahui presentase penurunan kadar BOD, TSS , pH dan Bau pada bak anaerobic II (4) mengetahui presentase penurunan kadar BOD, TSS , pH dan Bau pada bak iltrasi

Jenis penelitian adalah : Eksperimen.Lokasi penelitian di Dusun Klaci II ,Margo luwih,Seyegan,Sleman,Yogyakarta. Populasinya adalah semua limbah yang ada dalam proses pemotongan ayam dan sampelnya sebagian dari limbah industri pemotongan ayam yang diambil di setiap bak pengolah yang diambil masing-masing 3 kali pengulangan .Sampel diperiksa di laboratorium Poltekkes Depkes Yogyakarta. Untuk mengetahui seberapa besar penurunan parameter menggunakan uji statistik SPSS for windows versi 11.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penurunan parameter BOD, TSS, pH dan Bau pada bangunan metode Cidat di rumah bapak “ S “ Klaci II,Margoluwih ,Seye-gan ,Sleman, Yogyakarta sangat signiikan. BOD,TSS, pH dan Bau sebagai parameter pencemar dengan diolah sistem metode Cidat dibandingkan dengan SK Gubernur DIY No 281/KPTS/1998 sudah memenuhi syarat tidak mencemari lingkungan. Hasil peneli-tian diketahui bahwa terjadi penurunan parameter dimasing masing bak pengolah BOD yang semula 1950 mg/l , setelah lewat bak equalisasi menjadi 416 mg/l, dalam bak anaer-obic I 79,33 mg/l, dalam bak anaeranaer-obic II 37 ,00 mg/l, dalam bak iltrasi 4,26 mg/l. Untuk TSS yang semula 796 mg/l, setelah lewat bak equalisasi menjadi 54,66 mg/l, dalam bak anaerobic I 21,33 mg/l,dalam bak anaerobic II 15,86 mg/l, dalam bak iltrasi 4,83 mg/l. Untuk pH yang semula 6,4 setelah lewat bak equalisasi menjadi 7,16 dalam bak anaerobic I 7,5 dalam bak anaerobic II 7,5 dalam bak iltrasi 7. Bila ditinjau dari Pre-Post, BOD tu-run 99,78 %, TSS tutu-run 99,39% sedang untuk pH dianggap konstan karena masih dalam batas memenuhi syarat sedang Bau sama sekali tidak berbau.

Kata kunci : Sedimentasi, Doubel Anaerobic Tank, BOD,TSS, pH dan Bau. PENDAHULUAN

Untuk mengimbangi kebutuhan gizi pangan di Indonesia yang jumlah pen-duduknya terlalu padat dan menjaga kes-ehatan keskes-ehatan, maka salah satu usaha yang dilakukan adalah mendirikan industri pemotongan ayam, baik skala besar

mau-pun skala rumah tangga. Karena daging ayam dikatakan relative murah dan mudah didapat dan bias dibeli kalangan menengah kebawah.

Kegiatan pad proses pemotongan ayam dan pencucian daging ayam men-imbulkan dampak negative bagi

(2)

lingkun-gan, yaitu terjadinya pencemaraan ling-kungan apabila limbah tersebut langsung dibuang ke lingkungan tanpa mengalami pengolahan terlebih dahulu. Dalam proses produksinya, limbah cair yang dihasilkan dari pemotongan ayam mengandung bahan organic dan padatan tersuspensi yang ting-gi, serta menmbulkan bau, sehingga perlu pengolahan dengan metode “ CIDAT “

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 14 Mei 2008 ternyata kandungan BOD = 1950 mg/l, TSS = 796 mg/l, bau sangat amis sekali dan pH = 6,4. Dalam pengo-lahan metode Cidat menggunakan system up-low yang terdiri dari enam bak pengo-lah yang terdiri dari bak penyaring kasar, equalisasi, bak anaerobic I, bak anaerobic II, bak iltrasi dan bak resapan.

Kegiatan pada rumah pemo-tongan ayam meliputi proses pemopemo-tongan leher ayam, kemudian darah ayam dikelu-arkan selanjutnya dicelupkan kedalam air panas untuk melepaskan bulu- bulunya. Pelepasan bulu-bulu dapat dilakukan den-gan mesin atau tenaga manusia, setelah itu proses pengeluaran isi perut dilanjutkan dengan proses pencucian.

Industri pemotongan ayam milik ba-pak “ S “ di dusun Klaci II, Margoluwih, Seyegan, Sleman, Yogyakarta pada setiap proses pencucian ayam potong sebanyak 40 – 50 ekor memerlukan air sebanyak 150 – 200 liter setiap hari.. Berdasarkan uji pendahuluan yang sudah kami laksana-kan dengan mengambil sample kemudial diperiksakan ke Laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Yogyakarta pada tanggal 14 Mei 2008 ternyata kand-ungan BOD = 1950 mg/liter, TSS = 796 mg/liter, pH 6,4 dan baunya sangat amis sekali ( data pemeriksaan terlampir ).In-dustri pemotongan ayam milik bapak“S“ untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menjaga kesehatan manusia telah melak-sanakan pengolahan limbah dengan me-tode Cidat ( circulation form double

anaer-obic tank ) aliran up low, yang terdiri dari enam bak pengolah yang terdiri dari bak equalisasi, bak anaerobic I, bak anaerobic II dan iltrasi.yang dibangun oleh kami sendiri bersama teman teman untuk pene-litian lapangan . Bangunan tersebut sudah difungsikan sebagaimana mestinya dan te-lah diuji fungsi ternyata kandungan kadar pencemar BOD, TSS, pH dengan uji pre – post sudah memenuhi sarat baku mutu lingkungan, tetapi limbah akhir dari iltrasi masih berbau amis sekali. Dari hasil yang telah dicapai peneliti ingin mengetahui lebih dekat lagi seberapa besar presentase penurunan kadar BOD, TSS, pH dan Bau pada masing – masing bak pengolah yang meliputi bak: equalisasi, anaerbik I, an-aerobic II dan bak iltrasi.

METODE

Penelitian ini merupakan pe-nelitian eksperimen, dengan menggunakan rancangan penelitian “ pre Test – Post Test terikat antar kompartemen.

Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian

Penelitian lapangan yaitu kegiatan pengambilan sample limbah cair pemoton-gan ayam dan pemeriksaan sampel dilak-sanakan pada bulan Mei 2008 – Juli 2008.

Tempat Penelitian

Kegiatan dilaksanakan di dusun Klaci II, Margoluwih, Seyegan, Sleman, Yogyakarta

Kegiatan pelaksanaan pemeriksaan sample di laboratorium dilaksanakan di Laboratorium BBTKL dan Laboratorium Politeknik Kesehatan Yogyakarta

Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua limbah cair dari proses industri pe-motongan ayam di tempat bpk “ S “, dusun Klaci II. Margoluwih, Seyegan, Sleman, Yogyakarta

2. Sampel.

(3)

be-rasal dari seluruh proses pencucian dari pemotongan ayam sebelum masuk dan se-sudah masuk disetiap bak pengolah limbah sebanyak 15 liter.

3. Cara Pengambilan Sampel. Sampel yang digunakan pada pe-nelitian diambil dengan metode gabungan waktu yaitu pengambilan sample dilaku-kan pada waktu yang berbeda selama pros-es produksi pemotongan ayam pada waktu – waktu yang sudah diperhitungkan waktu tinggal sesuai dengan volume bak pengo-lah.

Variabel Penelitian dan Deinisi Opera-sional.

1.Variabel Bebas.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengolahan metode Cidat ( sircu-lation of double anaerobik tank ) dengan aliran up low. 2.Variabel Terikat a.Kadar BOD. b.Kadar TSS. c. Kadar pH d. Kebauan.

PENGOLAHAN DATA DAN ANALI-SA.

1. Pengumpulan Data.

a. Data yang diperoleh dalam pene-litian ini yaitu data kadar BOD, TSS, pH dan Bau sebelum dan sesudah masuk bak pengolah equalisasi, anaerobik I, bak an-aerobik II dan bak iltrasi.

b. Menghitung selisih dari rata rata hasil pemeriksaan antar bak pengolah .

c. Mengalalisa data.

2. Analisa Data.

a. Analisa Deskriptif

Analisa deskriptif menggunakan perhitungan prosentase penurunan antar masing – masing bak dibandingkan dengan baku mutu.

b..Analisa Statistik.

Uji statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t-test terikat den-gan taraf signiikasi 0,05 menggunakan program SPSS pada computer.

3. Langkah analisat-test Terikat:

1). Data yang terkumpul adalah pa-rameter BOD, TSS, pH dan bau sebelum dan sesudah masuk bak pengolahan equal-isasi, anaerobik I, anaerobik II dan bak il-trasi.

2). Melakukan uji t-test terikat dari data yang sudah dimasukkan dalam tabel BOD, TSS, pH dan Bau.

HASIL PENELITIAN

Penelitian mengenai besar prosen-tasi penurunan kadar parameter pencemar yang meliputi BOD, TSS, pH dan Bau pada limbah cair pemotongan ayam den-gan metode Cidat dimulai bulan Mei 2008. Lokasi pemeriksaan sample di Laboratori-um BBTKL Yogyakarta dan LaboratoriLaboratori-um Lingkungan Poltekkes Depkes Yogyakarta Jurusan Kesehatan Lingkungan.

Hasil pemeriksaan sample limbah cair pemotongan ayam sebelum dilakukan pengolahan dengan metode Cidat adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran kadar pencemar.

.

No

Kadar Pencemar

Jumlah Kandungan

( mg/l )

1

BOD

1950

2

TSS

796

3

pH

6,4

4

Bau

Sangat Bau

Sumber data primer terolah.

Tabel 1 : Hasil pengukuran kadar BOD, TSS, pH dan Bau limbah pemotongan ayam sebelum dilakukan pengolahan

(4)

Gambar 1: Graik pengukuran kadar BOD, TSS, pH dan Bau limbah pemotongan ayam sebelum dilakukan pengolahan .

Pada kelompok pre – test terlihat bahwa kadar BOD menunjukkan ang-ka yang tinggi yaitu 1950 mg/l. Hal ini masih diatas Nilai Ambang Batas yang sudah ditetapkan SK Gub DIY No 281/ KPTS/1998 sebesar 100 mg/l. Untuk menurunkan kadar pencemar , maka perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut, yaitu menggunakan metode Cidat

Pada kelompok pre – test terlihat bahwa kadar TSS menunjukkan angka yang tinggi yaitu

796 mg/l. Hal ini masih diatas Nilai Ambang Batas yang sudah ditetapkan SK Gub DIY No 281/KPTS/1998 sebesar 100 mg/l. Untuk menurunkan kadar pencemar , maka perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut, yaitu menggunakan metode Cidat

Pada kelompok pre – test terlihat bahwa kadar pH menunjukkan angka yang normal yaitu 6,4.

.Hal ini masih memenuhi Nilai Am-bang Batas yang sudah ditetapkan SK Gub DIY No 281/KPTS/1998 yaitu berkisar antara 6 - 9. Karena pengolahan metode Cidat merupakan rangkaian pengolah lim-bah ( paket ) maka parameter pH ini perlu dimonetor kelanjutannya.

Pada kelompok pre – test terlihat bahwa kadar bau menunjukkan kebauan yang menyengat sangat amis Untuk menu-runkan kadar pencemar kebauan , maka perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut, yaitu menggunakan metode Cidat yang di-lengkapi dengan arang aktif.

0 500 1000 1500 2000 BOD TSS pH Pre Post 0 500 1000 1500 2000 BOD Pre Post

Pengulangan

Kadar BOD ( mg/l )

Pre test

Post Test

Selisih

% Penurunan

1

1950

460

1490

76,35

2

-

390

1560

80

3

-

399

1551

79,53

Jumlah

1950

1249

4601

235,88

Rerata

1950

416,333

1533,66

78,62

Tabel 2 : Hasil pengukuran kadar BOD pada bak equalisasi kelompok perlakuan .

Sumber data primer terolah

Gambar 2 : Graik pengukuran kadar BOD. pada bak equalisasi kelompok perlakuan .

Keterangan:

(5)

Pada kelompok perlakuan terlihat bahwa untuk data pre test, kadar BOD ada-lah 1950 mg/l. Sedangkan untuk post test kadar BOD terendah 390 mg/l dan tertinggi adalah 460 mg/l dengan rerata tiga kali pen-gulangan sebesar 416 mg/l. Rerata selisih hasil penurunan sebesar 1533,66 mg/l dan rerata prosentasi penurunan 78,62%.

Data primer terolah

Keterangan: Batas titik2 biru adalah NAB dari BOD yaitu 100 mg/l

Pada kelompok perlakuan terlihat

bahwa untuk data pre test, kadar BOD terendah adalah 390 mg/l, kadar tertinggi adalah 460mg/l dengan rerata tiga kali ada-lah 416 ,33mg/l. Sedangkan untuk post test kadar BOD terendah 75 mg/l dan tertinggi adalah 84 mg/l dengan rerata tiga kali pen-gulangan sebesar 79,33 mg/l.

Rerata selisih hasil penurunan sebe-sar 337 mg/l dan rerata prosentasi penu-runan 80,94%.

Tabel 3 : Hasil pengukuran kadar BOD pada bak anaerobik I kelompok perlakuan .

Tabel 4 : Hasil pengukuran kadar BOD pada bak anaerobik II kelompok

perlakuan .

Pengulangan

Kadar BOD ( mg/l )

Pre test

Post Test

Selisih

% Penurunan

1

460

79

381

82,82

2

390

75

315

80,76

3

399

84

315

78,94

Jumlah

1249

238

1011

242,52

Rerata

416,333

79,33

337

80,84

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 BOD Pre Post

Gambar 3: Graik pengukuran kadar BOD pada bak anaerobik I kelompok perlakuan

Pengulangan

Kadar BOD ( mg/l )

Pre test

Post Test

Selisih

% Penurunan

1

79

36

43

54,43

2

75

38

37

49,33

3

84

37

47

55,95

Jumlah

238

111

127

159,71

Rerata

79,33

37

42,33

53,24

(6)

Keterangan :

Batas titik2 biru adalah NAB dari BOD yaitu 100 mg/l

Pada kelompok perlakuan terlihat bahwa untuk data pre test, kadar BOD terendah adalah 75 mg/l ,kadar tertinggi adalah 84 mg/l dengan rerata tiga kali ada-lah 79,33 mg/l. Sedangkan untuk post test kadar BOD terendah 36 mg/l dan tertinggi adalah 38 mg/l dengan rerata tiga kali pen-gulangan sebesar 37 mg/l. Rerata selisih hasil penurunan sebesar 42,33 mg/l dan re-rata prosentasi penurunan 53,35%.

Pada kelompok perlakuan terlihat bahwa untuk data pre test, kadar BOD ter-endah adalah 36 mg/l ,kadar tertinggi ada-lah 38 mg/l dengan rerata tiga kali adaada-lah 37 mg/l. Sedangkan untuk post test kadar BOD terendah 3,7 mg/l dan tertinggi ada-lah 4,60 mg/l dengan rerata tiga kali pen-gulangan sebesar 4,26 mg/l. Rerata selisih hasil penurunan sebesar 32,74 mg/l dan re-rata prosentasi penurunan 88,48%.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 BOD Pre Post

Gambar 4 Graik pengukuran kadar BOD pada bak anaerobik II kelompok perlakuan .

Tabel 5 : Hasil pengukuran kadar BOD pada bak iltrasi kelompok perlakuan .

Pengulangan

Kadar BOD ( mg/l )

Pre test

Post Test

Selisih

% Penurunan

1

36

4,5

31,50

87,50

2

38

4,6

33,40

87,89

3

37

3,7

33,33

90,08

Jumlah

111

12,8

98,23

265,47

Rerata

37

4,26

32,74

88,49

(7)

2. Pengukuran Kadar TSS

Pengulangan

Kadar TSS ( mg/l )

Pre test

Post test

Selisih

% Penurunan

1

796

82

714

89,69

2

-

36

760

95,47

3

-

46

750

94,22

Jumlah

796

164

2224

279,38

Rerata

796

54,66

741,33

93,13

Sumber data primer terolah 0 5 10 15 20 25 30 35 40 BOD Pre Post Gambar 5: Graik pengukuran kadar BOD pada bak iltrasi kelompok perlakuan .

Keterangan :

Batas titik2 biru adalah NAB dari BOD yaitu 100 mg/l

Tabel 6 : Hasil pengukuran kadar TSS pada bak equalisasi kelompok perlakuan

Gambar 6 : Graik pengukuran kadar TSS pada bak equalisasi kelompok perlakuan

0 100 200 300 400 500 600 700 800 TSS Pre Post Keterangan :

(8)

Pada kelompok perlakuan terlihat bahwa untuk data pre test, kadar TSS ada-lah 796 mg/l sedang pada post test kelom-pok perlakuan ,kadar terendah adalah 36 mg/l, dan tertinggi adalah 82 mg/l dengan rerata tiga kali adalah 54,66 mg/l. Rerata selisih hasil penurunan sebesar 741,33 mg/l dan rerata prosentasi penurunan 93,13%.)

Pengulangan

Kadar TSS ( mg/l )

Pre test

Post test

Selisih

% Penurunan

1

82

18

64

78,04

2

36

22

14

38,88

3

46

24

22

47,82

Jumlah

164

64

100

164,74

Rerata

54,66

21,33

33,33

60,97

Sumber data primer terolah

Keterangan : Batas titik2 kuning adalah NAB dari TSS yaitu 100 mg/l

Pada kelompok perlakuan terlihat bahwa untuk data pre test, kadarTSS

terendah adalah 36 mg/l ,kadar tertinggi adalah 82 mg/l dengan rerata tiga kali adalah54,66mg/l. Sedangkan untuk post test kadar TSS terendah 18 mg/l dan tert-inggi adalah 24 mg/l dengan rerata tiga kali pengulangan sebesar 21,33mg/l.

Rerata selisih hasil penurunan sebesar 33,33 mg/l dan rerata prosentasi penurunan 60,97).

Tabel 7 : Hasil pengukuran kadar TSS pada bak anaerobik I kelompok perlakuan .

Gambar 7 : Graik pengukuran kadar TSS pada bak anaerobik I kelompok perlakuan

0 10 20 30 40 50 60 TSS Pre Post

Tabel 8 : Hasil pengukuran kadar TSS pada bak anaerobik II kelompok perlakuan .

Pengulangan

Kadar TSS ( mg/l )

Pre test

Post Test

Selisih

% Penurunan

1

18

14

4

22,22

2

22

15,6

6,4

29,09

3

24

18

6

25,00

Jumlah

64

47,6

16,4

76,31

Rerata

21,33

15,8

5,46

25,43

(9)

Keterangan :

Batas titik2 kuning adalah NAB dari TSS yaitu 100 mg/l

Pada kelompok perlakuan terlihat bahwa untuk data pre test, kadarTSS teren-dah adalah 18 mg/l ,kadar tertinggi adalah 24 mg/l dengan rerata tiga kali adalah21,33 mg/l. Sedangkan untuk post test kadar TSS terendah14 mg/l dan tertinggi adalah18mg/l dengan rerata tiga kali pengulangan sebe-sar 15,8 mg/l.

Rerata selisih hasil penurunan sebe-sar 5,46 mg/l dan rerata prosentasi penu-runan 25,43%. Hasil Post test ini diband-ingkan dengan SK Gubernur DIY No : 281/ KPTS/1998 tentang baku mutu limbah cair industri pemotongan ayam yang dibakukan sebesar 100 mg/l ternyata sudah dibawah standar ( memenuhi syarat ).

.

Gambar 8 Graik pengukuran kadar TSS pada bak anaerobik II kelompok perlakuan .

0 5 10 15 20 25 TSS Pre Post

Tabel 9 : Hasil pengukuran kadar TSS pada bak iltrasi kelompok perlakuan

Pengulangan

Kadar TSS ( mg/l )

Pre test

Post Test

Selisih

% Penurunan

1

14

7

7

50

2

15,6

4

11,6

79,35

3

18

3,5

14,5

80,55

Jumlah

47,6

14,5

33,1

200,9

Rerata

15,8

4,83

11

69,62

Sumber data primer terolah

0 2 4 6 8 10 12 14 16 TSS Pre Post

Gambar 9: Graik pengukuran kadar BOD pada bak iltrasi kelompok perlakuan .

Keterangan :

(10)

Pada kelompok perlakuan terlihat bahwa untuk data pre test, kadarTSS teren-dah adalah 14 mg/l ,kadar tertinggi adalah 18 mg/l dengan rerata tiga kali adalah 15,8 mg/l. Sedangkan untuk post test kadar TSS terendah 4 mg/l dan tertinggi adalah 7 mg/l dengan rerata tiga kali pengulangan sebe-sar 4,83 mg/l. Rerata selisih hasil penu-runan sebesar 11 mg/l dan rerata prosen-tasi penurunan 69,62%. Hasil Post test ini dibandingkan dengan SK Gubernur DIY No : 281/KPTS/1998 tentang baku mutu limbah cair

industri pemotongan ayam yang dibakukan sebesar 100 mg/l ternyata sudah dibawah standar ( memenuhi syarat ).

3. Pengukuran Kadar pH

Pada kelompok perlakuan terlihat bahwa untuk data pre test, kadar pH teren-dah adalah 6,4 Sedangkan untuk post test kadar pH terendah 7 dan tertinggi adalah 7,5 dengan rerata tiga kali pengulangan sebesar 7,16 Rerata selisih hasil penurunan sebesar 0,76 dan rerata prosentasi penu-runan 12,07%. 5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 pH Pre Post Gambar 10: Graik pengukuran kadar pH pada bak equalisasi kelompok perlakuan .

Keterangan :

Batas titik2 merah bawah dan atas adalah NAB dari pH yaitu berkisar antara 6 - 9 Tabel 10 : Hasil pengukuran kadar pH pada bak equalisasi kelompok perlakuan .

Sumber data primer terolah

Pengulangan

Kadar pH

Pre test

Post Test

Selisih

% Penurunan

1

6,4

7,5

1,1

17,18

-

-

7

0,6

9,37

-

-

7

0,6

9,67

Jumlah

-

21,5

2,3

36,22

(11)

Pada kelompok perlakuan terlihat bahwa untuk data pre test, pH terendah adalah 7dan tertinggi adalah 7,5 dengan rerata tiga kali adalah 7,16. Sedangkan untuk post test kadar pH terendah 7,5 dan tertinggi adalah 7,5 dengan rerata tiga kali pengulangan sebesar 7,5 Rerata selisih hasil penurunan sebesar 0,33 dan rerata prosentasi penurunan 4,64

Pada kelompok perlakuan terlihat bahwa untuk data pre test, pH terendah adalah 7,5 dan tertinggi adalah 7,5 den-gan rerata tiga kali adalah 7,5. Sedangkan untuk post test kadar pH terendah 7,5 dan tertinggi adalah 7,5 dengan rerata tiga kali pengulangan sebesar 7,5 Rerata selisih ha-sil penurunan sebesar 0 dan rerata prosen-tasi penurunan 0.

Tabel 11 : Hasil pengukuran kadar pH pada bak anaerobik I kelompok perlakuan

Pengulangan

Kadar pH

Pre test

Post Test

Selisih

% Penurunan

1

7,5

7,5

0

0

2

7

7,5

0,5

7,14

3

7

7,5

0,5

7,14

Jumlah

21,5

22,50

1

14,28

Rerata

7,16

7,5

0,33

4,76

Sumber data primer terolah

Gambar 11: Graik pengukuran kadar pH pada bak anaerobik I kelompok perlakuan .

0 1 2 3 4 5 6 7 TSS Pre Post Keterangan :

Batas titik2 merah bawah dan atas adalah NAB dari pH yaitu berksar antara 6 - 9

Pengulangan

Kadar pH

Pre test

Post Test

Selisih

% Penurunan

1

7,5

7,5

0

0

2

7,5

7,5

0

0

3

7,5

7,5

0

0

Jumlah

22,50

22,50

0

0

Rerata

7,5

7,5

0

0

Tabel 12 : Hasil pengukuran kadar pH pada bak anaerobik II kelompok perlakuan .

(12)

Gambar 12: Graik pengukuran kadar pH pada bak anaerobik II kelompok perlakuan . 0 1 2 3 4 5 6 7 pH Pre Post Keterangan :

Batas titik2 merah bawah dan atas adalah NAB dari pH yaitu antara 6 - 9

Tabel 13 : Hasil pengukuran kadar pH pada bak iltrasi kelompok perlakuan .

Pengulangan

Kadar pH

Pre test

Post Test

Selisih

% Penurunan

1

7,5

7

0,5

6,66

2

7,5

7

0,5

6,66

3

7,5

7

0,5

6,66

Jumlah

22,50

21

1,5

19,98

Rerata

7,5

7

0,5

6,66

Gambar 13: Graik pengukuran kadar pH pada bak iltrasi kelompok perlakuan Sumber data primer terolah

0 1 2 3 4 5 6 7 pH Pre Post Keterangan :

Batas titik2 merah bawah dan atas adalah NAB dari pH yaitu berkisar antara antara 6 - 9

(13)

Pada kelompok perlakuan terlihat bahwa untuk data pre test, pH terendah adalah 7,5 dan tertinggi adalah 7,5 den-gan rerata tiga kali adalah 7,5. Sedangkan untuk post test kadar pH terendah 7 dan

tertinggi adalah 7 dengan rerata tiga kali pengulangan sebesar 7 Rerata selisih hasil penurunan sebesar 0,5 dan rerata prosen-tasi penurunan 6,66.

4. Pengamatan Bau

5.Tabel Induk

Sumber data primer terolah

. 0 500 1000 1500 2000

BOD BOD BOD BOD

Pre Post Tabel 14 : Hasil pengamatan Bau secara organoleptik.

Pengu-langan

Bau

Pre Test Bak Equalisasi Bak Anaero-bik I

Bak Anaero-bik II

Bak Filtrasi

1 Sangat amis Sangat amis Amis Agak Amis Tidak Amis

2 Sangat amis Sangat amis Amis Agak Amis Tidak Amis

3 Sangat amis Sangat amis Amis Agak Amis Tidak Amis

Hasil Sangat amis Sangat amis Amis Agak Amis Tidak Amis

Bak Pre Test Post Test

BOD TSS pH Bau BOD TSS pH Bau

Equalisasi 1950 796 6,4 SA 416,33 54,66 7,16 SA

Anaerobik I 416,33 54,66 7,16 SA 79,33 21,33 7,5 A

Anaerobik II 79,33 21,33 7,5 A 37 15,8 7,5 AA

Filtrasi 37 15,8 7,5 AA 4,26 4,83 7 TA

Gambar 15. Hasil Pengukuran Pre test – Post Test Kadar : BOD pada bak - bak pengolah : equalisasi, anaerobik I, anaerobik II dan iltrasi.

Sumber data primer terolah

Keterangan :

SA : Sangat Amis A : Amis AA : Agak Amis

TA : Tidak Amis

Keterangan :

(14)

0 100 200 300 400 500 600 700 800 TSS TSS TSS TSS Pre Post 5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 pH pH pH pH Pre Post

Parameter Pre Post Selisih Prosentase ( % )

BOD 1950 4,26 1945,74 99,78

TSS 796 4,83 791,17 99,39

pH 6,4 7 0,6 9,37

Bau Sangat Amis Tidak Amis -

-Sumber data primer terolah

Gambar 16: Hasil Pengukuran Pre test – Post Test Kadar TSS pada bak - bak pengolah : equalisasi, anaerobik I, anaerobik II dan iltrasi

Gambar 17: Hasil Pengukuran Pre test – Post Test Kadar pH pada bak - bak pengolah : equalisasi, anaerobik I, anaerobik II dan iltrasi

Keterangan :

Batas titik2 kuning merupakan batas NAB dari TSS yaitu sebesar 100 mg/l

Keterangan :

Batas titik2 merah bawah dan atas adalah NAB dari pH yaitu berkisar antara antara 6 - 9

Tabel 18. Hasil pengukuran Pre Test – Post Test dari awal sebelum pengolahan sampai akir pengolahan metode Cidat.

(15)

Gambar 18.. Hasil Pengukuran Pre Test – Post Test dari awal sebelum pengolahan sampai akhir pengolahan metode Cidat

Grafik Hasil Pengukuran Parameter Pencemar Pada Unit Pengolah Limbah Cair Pemotongan Ayam Metode "CIDAT"

0 500 1000 1500 2000 2500 Unit Pengolah Pa ra m e te r BOD TSS pH BOD 1950 416.33 79.33 37 4.26 TSS 796 54.66 21.33 61 4.83 pH 6.4 7.16 7.5 7.5 7

Pre Equal Anaerob 1 Anaerob 2 Filtrasi

Keterangan : Batas titik2 biru dan kun-ing adalah NAB dari BOD dan TSS yaitu 100mg/l

Batas titik2 merah bawah adalah NAB dari pH yaitu antara 6 - 9

PEMBAHASAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rangkaian pengolahan limbah cair pemotongan ayam dengan metode Cidat terhadap penurunan kadar pencemar lingkungan yang meliputi BOD, TSS, pH dan Bau, dan juga untuk mengetahui berapa besar prosen penurunan pada masing – masing bak pengolah.

Secara diskriptip

a.Parameter BOD pada bak equalisasi Pada tahap awal sebelum dilaku-kan pengolahan , parameter BOD sebesar 1950 mg/l. Setelah dilakukan pengolahan melalui bak equalisasi dengan tinggal wak-tu yang disesuaikan dengan volume bak sebesar 500l selama tiga hari dan diambil sampelnya tiga kali berturut – turut pada

tanggal 24, 25, 26 Juni 2008, kita perik-sakan ke laboratorium Poltekkes Depkes Yogyakarta ternyata dapat turun rerata

menjadi 416,33 mg/l ( dalam tabel 2 ). Dari angka 1950 mg/l turun menjadi 416,33 mg/l, berarti bak equalisasi mampu menu-runkan kadar BOD sebesar 1533,66 mg/l atau 78,62 %..

b. Parameter BOD pada bak anaero-bik I

Limbah yang keluar dari bak equal-isasi kita perlakukan limbah pre test yang mempunyai kandungan BOD sebesar 416,33 mg/l. Setelah masuk pada bak an-aerobik I menunggu limbah sampai penuh selama 5 hari Karena volume bak 1000 l Dari angka 416,33 mg/l turun menjadi 79,33 mg/l, berarti bak anaerobik I mampu menurunkan kadar BOD sebesar 337 mg/l atau 80,94 %.

c.Parameter BOD pada bak anaerobik II Limbah yang keluar dari bakanaer-obik I kita perlakukan limbah pre test yang mempunyai kandungan BOD sebesar 79,33 mg/l. Setelah masuk pada bak anaerobik II menunggu limbah sampai penuh selama 5 hari Karena volume bak 1000 l,). Dari

(16)

ang-ka 79,33 mg/l turun menjadi 37 mg/l, be-rarti bak anaerobik II mampu menurunkan kadar BOD sebesar 42,33 mg/l atau 53,24 %. Prosentase penurunan BOD anatar bak anaerobik I dengan bak anarobik II ternyata bak anaerobik II lebih kecil. Hal ini dikar-enakan zat – zat organic sudah kecil dan daya pencemar sudah lebih ringan. Apabila pengolahan limbah industri pemotongan ayam menggunakan system tiga bak yaitu bak equalisasi dan anaerobik I dan anaero-bik II limbah buangan sudah aman untuk dibuang ke lingkungan.

d. Parameter BOD pada bak iltrasi. Limbah yang keluar dari baka-naerobik II kita perlakukan limbah pre test yang mempunyai kandungan BOD sebesar 37 mg/l. Setelah masuk pada bak iltrasi menunggu limbah sampai penuh selama 3 hari. Karena volume bak 500 l,). Dari angka 37 mg/l turun menjadi 4,26 mg/l, berarti bak iltrasi mampu menurunkan ka-dar BOD sebesar 32,74 mg/l atau 88,49 %. Prosentase penurunan BOD anatar bak an-aerobik II dengan bak iltrasi ternyata bak iltrasi lebih besar. Hal ini dikarenakan zat – zat organic sudah kecil dan dibantu den-gan adanya sarinden-gan pasir dan arang aktif, daya pencemar sudah lebih ringan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dari ha-sil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengolahan limbah pemotongan ayam dengan metode “ Cidat “ menunjuk-kan kinerjanya yang baik karena dapat menurunkan kadar parameter pencemar dibawah nilai ambang batas yang dike-luarkan oleh Gubernur DIY NO : 281/ KPTS/1998 tentang baku mutu limbah in-dustri.

2.Ada penurunan angka kadar pence-mar air limbah pada masing – masing bak pengolah . Untuk BOD pada bak equalisasi mampu menurunkan 78,62%,pada bak

an-aerobik. I 80,84 %, pada bak anaerobic II 53,24 %, pada bak iltrasi 88,49 %.

Untuk TSS pada bak equalisasi mampu menurunkan 93,13 %,pada bak anaerobik. I 60,97 %, pada bak anaerobic II 25,43 %, pada bak iltrasi

69,62 %.

Untuk pH pada bak equalisasi mam-pu menurunkan 12,7 %,pada bak anaero-bik. I 4,76 %, pada bak anaerobic II 0 %, pada bak iltrasi 6,6 %.

DAFTAR PUSTAKA

Pohan, H.g.dkk, 1985 Pengembang Pem-buatan Arang Aktif Tahap II dari Tempurung

Kelapa, Balai Besar Penelitian dan Pengem-bangan Industri Hasil Pertanian Perdana Ginting, 1995 , Mencegah dan

Mengendalikan Pencemaran In-dustri, Pustaka Sinar Harapan, Ja-karta

Pemanfaatan dan Pengolahan Limbah Tahu Tempe Kementrian Lingkungan Hidup 2006

Pemanfaatan dan Pengolahan Limbah Tahu Tempe Kementrian Lingkungan Hidup 2006

Srikandi,Fardiaz, 1992 , Polusi Air dan Udara Kanisius, Yogyakarta. Suwito Sastro Dimedjo 1989. Pengantar

Studi Pengelolaan Air Kotor, Pus-diknakes, Jakarta.

Shinsrey : pH and p ion control in process and waste stream

Soeparman, Soeparmin, 2002 Pembuangan Tinja dan Limbah Cair, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Soedarso, 1983 Air Limbah Depkes,

(17)

Sura-baya

Sri Laksmi Jenie, Betty dan Winarti, Puji Rahayu, 1993 Penanganan Limbah Industri Pangan Secara Biologi, Alumni Bandung.

Sugiharto, 2005 Dasar – Dasar Pengolahan Air Limbah, Universitas Pres, Ja-karta

Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta No : 281/ KPTS/1998 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Industri di Propinsi daerah Istimewa Yogya-karta.

Singgih Santoso, 2005 Menggunakan SPSS Untuk Statistik Parametrik, Jakarta

Tjokronegoro, Arjatmo, Sumedi, Sudar-sono , 1985 Metodologi Peneli-tian Bidang Kedokteran, Jakarta FKUI.

Udin, Djabu, dkk 1990 . Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja dan Air Limbah Pada Institusi Pendidikan Ahli Madya Sanitasi dan Keseha-tan Lingkungan, Pusdiknakes Ja-karta.

UURI. No: 23 Tahun 1997 tentang Undang Undang Lingkungan Hidup.

Gambar

Tabel 1 : Hasil pengukuran kadar BOD, TSS, pH dan Bau limbah pemotongan ayam    sebelum dilakukan pengolahan
Gambar 1: Graik pengukuran kadar BOD,  TSS,  pH  dan  Bau  limbah  pemotongan  ayam sebelum dilakukan pengolahan .
Tabel 3 : Hasil pengukuran kadar BOD pada bak  anaerobik I  kelompok perlakuan .
Tabel 5 : Hasil pengukuran kadar BOD pada bak iltrasi kelompok perlakuan .
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengenai hal ini, apa yang telah dilaku- kan oleh pemerintah Iran bisa dijadikan bahan kajian yang tepat, yaitu karena konsekuensi atas pelarangan perkawinan sesama

Dalam Perjanjian Kinerja (PK) PUSTEKDATA tahun 2015 yang merupakan bagian pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) PUSTEKDATA tahun 2015-2019 terdapat 5 sasaran

Jika dilihat dari data yang diperoleh dari pengujian pH mikroalga yang diaerasikan biogas baik dari digester tipe fix dome maupun tipe plastik tidak didapatkan

Kntena untuk manajemen waktu aktual (aciual duration = AD) konstruksi hasil kesepakalan anlara kontraktor pemilik dapat dilihat pada Tabel 4.2. label 4.2 Kriteria manajemen

Menurut Masri (2004, p.4), cara mencegah diare pada bayi yang benar dan efektif yang dapat dilakukan adalah memberikan ASI sebagai makanan yang paling baik untuk bayi. Komponen

Sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak, yang artinya secara simultan perubahan laba bersih, perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan

Itik juga merupakan salah satu komoditas unggulan pada sektor peternakan di Kecamatan Sokaraja dengan jumlah produksi terbesar terdapat di desa Karangnanas sebanyak 1.107 ekor

Pertimbangan dalam penggunaan jenis penelitian ini dikarenakan obyek kajian yang diteliti menitikberatkan pada hal yang diamati dalam sektor kehidupan bermasyarakat, dalam