RSKKNI
RANCANGANSTANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
TUKANG BESI BETON
2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
Nomor Registrasi ………
KATA PENGANTAR
Dalam rangka penyiapan tenaga profesional di bidang jasa konstruksi pada suatu Jabatan Kerja tertentu, baik untuk pemenuhan kebutuhan nasional di dalam negeri maupun untuk kepentingan penempatan ke luar negeri, diperlukan adanya perangkat standar yang dapat mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kompetensinya.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) merupakan suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan sebagai tolok ukur untuk menentukan kompetensi tenaga kerja sesuai dengan jabatan kerja yang dimilikinya.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk tenaga kerja jasa konstruksi disusun berdasarkan analisis kompetensi setiap jabatan kerja yang melibatkan para pelaku pelaksana langsung dilapangan dan para ahli dari jabatan kerja yang bersangkutan. Kegiatan Review SKKNI ini diawali dengan desk study, survey, wawancara dan workshop. Dari hasil tersebut, yang masih dalam format DACUM, yang kemudian ditransformasi ke dalam format RMCS, yang selanjutnya dibahas dalam pra konvensi yang melibatkan Tim Komite RSKKNI, Tim Teknis, BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi), LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi), unsur Perguruan Tinggi, para Pakar dan Nara Sumber yang berkaitan dengan Jabatan Kerja tersebut.
SKKNI untuk jabatan kerja Tukang Besi Beton ini merupakan review dari jabatan kerja yang sama yang disusun berdasarkan format Kepmenaker Nomor : 146/1990.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk jabatan kerja Tukang Besi Beton ini merupakan review dari jabatan kerja yang sama, dan disusun berdasarkan format Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor: PER.21/MEN/X/2007 Tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 14/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan dalam peningkatan dan pengukuran tingkat kompetensi pada jabatan kerja Tukang Besi Beton.
.
Diharapkan adanya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) tersebut dapat meningkatkan mutu tenaga kerja Indonesia dan mutu hasil pekerjaan di lapangan. Di sisi lain standar kompetensi kerja ini tetap masih memerlukan penyempurnaan sejalan dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan industri Jasa Konstruksi, sehingga setiap masukan untuk penyempurnaan sangat diperlukan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ini, kami ucapkan terima kasih
Jakarta, September 2009 Departemen Pekerjaan Umum
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 1 DAFTAR ISI ... 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 3 B. Tujuan ... 4 C. Pengertian SKKNI ... 5 D. Penggunaan SKKNI ... 5E. Struktur, Skema Pengembangan dan Format Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia ... 6
F. Kodefikasi Standar Kompetensi ... 10
G. Gradasi Kompetensi Kunci ... 13
H. Rumusan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia ... 15
I. Tim Penyusun Standar Kompetensi ... 19
BAB II STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
SEKTOR KONSTRUKSI SUB BIDANG BANGUNAN GEDUNG,
BANGUNAN AIR JALAN DAN JEMBATAN SERTA BANGUNAN
FISIK LAINNYA UNTUK JABATAN KERJA TUKANG BESI BETON
A. Standar Kompetensi mengacu Jenjang Kualifikasi / Jabatan Kerja....
20
B. Kualifikasi Jabatan Kerja
...
20
C. Pemaketan SKKNI dalam kualifikasi Jabatan Kerja
...
21
D. Daftar Unit Kompetensi ... 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang No. 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya menyatakan bahwa tenaga kerja yang melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian dan atau ketrampilan.
Keharusan memiliki “SERTIFIKAT KEAHLIAN DAN ATAU KETERAMPILAN”: mencerminkan adanya tuntutan kualitas tenaga kerja yang kompeten. Kondisi tersebut memerlukan langkah nyata dalam mempersiapkan perangkat (standar baku) yang dibutuhkan untuk mengukur kualitas kerja jasa konstruksi.
Sesuai dengan Keputusan Dewan Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) No. 71/KPYTS/D/VIII/2001 : pasal 2 ayat (1), tujuan sertifikasi adalah memberikan informasi objektif kepada para pengguna jasa bahwa kompetensi tenaga kerja yang bersangkutan memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan sesuai klasifikasi dan kualifikasinya, dan pasal 9 ; ayat (1) : Untuk setiap kualifikasi dalam suatu klasifikasi harus dibuat bakuan kompetensinya secara jelas termasuk tata cara mengukur kompetensinya.
Selain itu undang-undang nomor 13 tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan, dimana dinyatakan pada pasal 10 ayat (2), menetapkan bahwa Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja, diperjelas lagi dengan Peraturan Pelaksanaannya yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 31 tahun 2006, tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional :
1. Pasal 3, Prinsip dasar pelatihan kerja adalah, huruf (b) berbasis pada kompetensi kerja.
2. Pasal 4 ayat (1), Program pelatihan kerja disusun berdasarkan SKKNI, Standar Internasional dan/atau Standar Khusus.
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tersebut diatas menyebut tentang kompetensi yaitu suatu ungkapan kualitas Sumber Daya Manusia yang terbentuk dengan menyatunya 3 aspek, kompetensi yang terdiri dari : Aspek Pengetahuan (domain Kognitif atau Knowledge), Aspek Pengetahuan (domain Psychomotorik atau Skill) dan Aspek Sikap kerja (domain Affektif atau Attitude/Ability), atau secara definitif pengertian kompetensi ialah penguasaan disiplin keilmuan dan pengetahuan serta keterampilan menerapkan metode dan teknik tertentu didukung sikap perilaku kerja yang tepat, guna mencapai dan atau mewujudkan hasil tertentu secara mandiri dan atau berkelompok
Jadi apabila seseorang atau sekelompok orang telah mempunyai kompetensi kemudian dikaitkan dengan tugas pekerjaan tertentu sesuai dengan kompetensinya, maka akan dapat menghasilkan atau mewujudkan sasaran dan tujuan tugas pekerjaan tertentu yang seharusnya dapat terukur dengan indikator sebagai berikut : dalam kondisi tertentu, mampu dan mau melakukan suatu pekerjaan, sesuai volume dan dimensi yang ditentukan, dengan kualitas sesuai standar dan mutu/ spesifikasi, selesai dalam tempo yang ditentukan. Indikator ini penting untuk memastikan kualitas SDM secara jelas, lugas dan terukur, serta untuk mengukur produktivitas tenaga kerja dikaitkan dengan perhitungan biaya pekerjaan yang dapat menentukan daya saing.
B. Tujuan
Penyusunan Standar kompetensi Sektor Jasa Konstruksi mempunyai tujuan tersedianya standar untuk mengukur dan meningkatkan kompetensi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai dengan kebutuhan masing-masing pihak diantaranya :
1. Institusi pendidikan dan pelatihan
a. Memberikan informasi untuk pengembangan program kurikulum.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan dan peningkatan kompetensi.
2. Dunia usaha/industri dan pengguna tenaga kerja a. Membantu dalam rekruitmen tenaga kerja b. Membantu penilaian unjuk kerja
c. Mengembangkan program pelatihan bagi karyawan berdasarkan kebutuhan
d. Untuk membuat uraian jabatan
3. Institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi
a. Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan, penilaian kompetensi dan sertifikasi.
Selain tujuan tersebut diatas, tujuan lain dari penyusunan standar kompetensi ini adalah untuk mendapatkan pengakuan kompetensi secara nasional bagi tenaga kerja pemegang sertifikat kompetensi jabatan kerja ini. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah :
1. Menyesuaikan tgkat kompetensi dengan kebutuhan industri/usaha, dengan melakukan eksplorasi data primer dan sekunder secara komprehensif dari dunia kerja.
2. Menggunakan referensi dan rujukan dari standar-standar sejenis yang digunakan oleh negara lain atau standar internasional, agar dikemudian hari dapat dilakukan proses saling pengakuan (Mutual Recognition
Arrangement – MRA).
3. Dilakukan bersama dengan representatif dari asosiasi pekerja, asosiasi industri/usaha secara institusional, dan asosiasi lembaga pendidikan dan pelatihan profesi atau para pakar dibidangnya agar memudahkan dalam pencapaian konsesus dan pemberlakuan secara nasional.
C. Pengertian SKKNI
1. Kompetensi Kerja
Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. 2. Konsep SKKNI
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian, sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Penggunaan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang telah disusun dan telah mendapatkan pengakuan oleh para pemangku kepentingan akan dirasa bermanfaat apabila telah terimplementasi secara konsisten. Standar Kompetensi Kerja digunakan sebagai acuan untuk :
a. Menyusun uraian pekerjaan.
b. Menyusun dan mengembangkan program pelatihan dan sumber daya manusia.
c. Menilai unjuk kerja seseorang.
d. Sertifikasi Kompetensi/Profesi di tempat kerja.
Dengan dikuasainya kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka seseorang mampu :
a. Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan.
b. Mengorganisasikan agar pekerjaan dapat dilaksanakan.
c. Menentukan langkah apa yang harus dilakukan pada saat terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula.
d. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda
E. Struktur, Skema Pengembangan dan Format Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Pengembangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa Konstruksi mengacu kepada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor. PER.21/MEN/X/2007 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor : 14/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi.
1. Struktur Standar Kompetensi
Standar Kompetensi suatu Bidang Keahlian distrukturkan dengan bentuk seperti di bawah ini (bentuk ini diterapkan secara luas di dunia internasional) :
STRUKTUR STANDAR KOMPETENSI
STANDAR KOMPETENSI
Terbentuk atas sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk Melaksanakan pekerjaan tertentu
UNIT KOMPETESI
Merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung Tercapainya Standar kompetensi, setiap unit kompetensi
memiliki sejumlah elemen-kompetensi
ELEMEN KOMPETENSI
Merupakan sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung Ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktivitas yang dapat diamati
KRITERIA UNJUK KERJA
Merupakan pernyataan sejauh mana elemen kompetensi yang dipersyaratkan tersebut terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan
BATASAN VARIABEL
Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks dimana kriteria unjuk Kerja tersebut diaplikasikan
PANDUAN PENILAIAN
Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks sebagai acuan dalam melaksanakan penilaian
KOMPETENSI KUNCI
Merupakan persyaratan kemampuan yang harus dimiliki untuk mencapai unjuk kerja yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan tugas pada unit kompetensi yang terdistribusi dalam 7 (tujuh) kriteria kompetensi kunci
5. BATASAN VARIABEL
6. PANDUAN
PENILAIAN
PANDUAN PENILAIAN
2. Skema Pengembangan Standar Kompetensi
Skema pengembangan standar kompetensi dapat digambarkan sebagaimana diperlihatkan pada diagram dibawah ini :
DETAIL SKEMA PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI . 1. BIDANG KEAHLIAN ATAU PEKERJAAN 2. UNIT-UNIT KOMPETENSI 3. ELEMEN KOMPETENSI 4. KRITERIA UNJUK KERJA
K
U
A
L
IF
IK
A
SI
K
U
A
L
IF
IK
A
S
IS
I
K
O
M
PET
EN
SI
K
U
N
C
I
K
U
A
L
IF
IK
A
S
IS
I
3. Format Standar kompetensi
Kode : Kode unit diisi dan ditetapkan dengan mengacu pada format kodifikasi SKKNI
Judul Unit : Mendefinisikan tugas/pekerjaan suatu unit kompetensi yang menggambarkan sebagian atau keseluruhan standar kompetensi.
Deskripsi Unit : Menyebutkan Judul Unit yang mendeskripsikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam mencapai standar kompetensi.
Elemen Kompetensi : Mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai kompetensi kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan
komponen-Komponen pendukung unit kompetensi sasaran apa yang harus dicapai.
Kriteria Unjuk Kerja : Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan Kerja kompetensi di setiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada waktu menilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi.
Batasan Variabel : Ruang lingkup, situasi dan kondisi dimana kriteria
unjuk kerja diterapkan. Mendefinisikan situasi dari unit dan memberikan informasi lebih jauh tentang tingkat otonomi perlengkapan dan materi yang mungkin digunakan dan mengacu pada syarat-syarat yang ditetapkan, termasuk peraturan dan produk atau jasa yang dihasilkan.
Panduan Penilaian : Membantu menginterpretasikan dan menilai unit dengan mengkhususkan Penilaian petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan, untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat keterampilan yang digambarkan dalam kriteria unjuk kerja, yang meliputi :
Pengetahuan dan keterampilan yang yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertentu.
Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan.
Aspek penting dari pengujian Menyebutkan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.
Kompetensi kunci : Keterampilan umum yang diperlukan agar kriteria unjuk kerja tercapai pada tingkatan kinerja yang dipersyaratkan untuk peran/ fungsi pada suatu pekerjaan.
Kompetensi kunci meliputi :
1. Mengumpulkan,
menganalisis
dan
mengorganisasikan informasi.
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide ide
3.
Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan
teknis
6. Memecahkan masalah
7. Menggunakan teknologi
F. Kodefikasi Standar kompetensi.
Kodefikasi unit kompetensi dan kualifikasi pada SKKNI Jasa Konstruksi pada dokumen ini, berdasar pada Permenakertrans No. PER.21/MEN/X/2007. Kodefikasi setiap unit kompetensi mengacu pada format kodefikasi SKKNI yang sebagai berikut :
(1) (2) (3) (4) (5) SEKTOR SUB SEKTOR KELOMPOK UNIT KOMPETENSI NOMOR UNIT KOMPETENSI VERSI KOMPETENSI
SEKTOR : Diisi dengan singkatan 3 huruf dari nama sektor. Untuk Sektor Konstruksi disingkat dengan ... SUB SEKTOR : Diisi dengan singkatan 2 huruf dari sub sektor. Jika
tak ada sub sektor, diisi dengan huruf OO. Untuk Sub Sektor ... disingkat ...
KELOMPOK : Diisi dengan 2 digit angka yaitu : UNIT 00 : Jika tidak ada grup.
KOMPETENSI 01 : Identifikasi Kompetensi Umum yang diperlukan untuk dapat bekerja pada sektor.
02 : Identifikasi Kompetensi Inti yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tugas inti pada sektor tertentu.
03 : Identifikasi Kompetensi
Kekhususan/spesialisasi yang diperlukan untuk
X X
mengerjakan tugas-tugas spesifik pada sektor tertentu.
dst.
NOMOR URUT UNIT : Diisi dengan nomor urut unit kompetensi dengan KOMPETENSI menggunakan 3 digit KOMPETENSI angka, mulai
dari 001, 002, 003 dan seterusnya.
VERSI UNIT : Diisi dengan nomor urut versi menggunakan 2 digit angka,
KOMPETENSI mulai dari KOMPETENSI 01, 02, 03 dan seterusnya. G. Gradasi Kompetensi Kunci
Kompetensi Kunci dibagi menjadi 3 tingkat berdasar tingkat kesulitan pekerjaan
Tingkat 1 : Kemampuan untuk mengerjakan tugas rutin menurut cara yang telah ditentukan, bersifat sederhana dan merupakan pengulangan, serta sewaktu-waktu sering diperiksa perkembangannya. Unjuk kerja tingkat-1 adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk Menyebutkan pekerjaan sederhana berulang-ulang secara efisien dan memuaskan berdasar pada kriteria atau prosedur yang telah ditetapkan dengan kemampaun mandiri.
Untuk itu tingkat 1 ini harus mampu :
1) Melakukan proses yang sederhana dan telah ditentukan, 2) Menilai mutu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Tingkat 2 : Kemampuan untuk mengerjakan tugas yang lebih luas dan
lebih rumit yang ditandai dengan peningkatan otonomi pribadi terhadap pekerjaannya sendiri dan pekerjaan tersebut kemudian diperiksa oleh atasan setelah pekerjaan selesai. Maka unjuk kerja tingkat-2 merupakan tingkat kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas / pekerjaan yang menentukan pilihan, aplikasi dan integrasi dari sejumlah elemen atau data / informasi untuk membuat penilaian atas kesulitan proses dan hasil. Untuk itu, tingkat-2 ini harus mampu :
1) Mengelola atau menyelesaikan suatu proses
2) Menentukan kriteria penilaian terhadap suatu proses atau kerja evaluasi terhadap suatu proses.
Tingkat 3 : Kemampuan untuk mengerjakan kegiatan rumit dan tidak rutin yang dikerjakan sendiri dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan orang lain. Unjuk kerja tingkat-3 merupakan tingkat kemampuan yang dibutuhkan untuk mengevaluasi dan merancang kembali proses, menetapkan dan menggunakan
prinsip-prinsip dalam rangka menentukan cara yang terbaik dan tepat untuk menetapkan kriteria penilaian kualitas. Untuk itu, pada tingkat-3 ini harus mampu :
1) Menentukan prinsip dasar dan proses;
2) Mengevaluasi dan mengubah bentuk proses atau membentuk ulang proses;
3) Menentukan kriteria untuk mengevaluasi dan / atau penilaian proses.
H. Rumusan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
KUALIFIKASI PARAMETER
KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB
1
Melaksanakan kegiatan : • Lingkup terbatas • Berulang dan sudah biasa
• Dalam konteks yang terbatas • Mengungkap kembali • Menggunakan pengetahuan yang terbatas • Tidak memerlukan gagasan • Terhadap kegiatan sesuai arahan • Dibawah pengawasan langsung. • Tidak ada tanggungjawab terhadap pekerjaan orang lain. II Melaksanakan kegiatan : • Lingkup agak luas. • Mapan dan sudah biasa.
• Dengan pilihan - pilihan yang terbatas terhadap sejumlah tanggapan rutin • Mengungkap kembali • Menggunakan pengetahuan yang terbatas. • Tidak memerlukan gagasan. • Terhadap kegiatan sesuai arahan • Dibawah pengawasan tidak langsung dan pengendalian mutu. • Punya tanggung jawab terbatas terhadap kuantitas dan mutu. • Dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lain
KUALIFIKASI PARAMETER
KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB
III
Melaksanakan kegiatan : • Dalam lingkup yang Luas dan memerlukan keterampilan yang sudah baku
• Dengan pilihan - pilihan terhadap sejumlah prosedur
• Dalam sejumlah Konteks yang sudah biasa • Menggunakan pengetahuan - pengetahuan teoritis yang relevan • Menginterpretasikan informasi yang tersedia • Menggunakan perhitungan dan pertimbangan. • Menerapkan sejumlah pemecahan masalah yang sudah baku.
• Terhadap kegiatan sesuai arahan dengan otonomi terbatas. • Dibawah pengawasan tidak langsung dan pemeriksaan mutu. • Bertanggungjawab secara memadai terhadap kuantitas dan mutu hasil kerja. • Dapat diberi
Tanggung jawab terhadap hasil kerja orang lain.
IV
Melaksanakan kegiatan : • Dalam lingkup yang luas dan
memerlukan keterampilan penalaran teknis.
• Dengan pilihan - pilihan yang banyak terhadap sejumlah prosedur.
• Dalam berbagai konteks yang sudah biasa maupun yang tidak biasa.
• Menggunakan basis pengetahuan yang luas dengan mengaitkan sejumlah konsep teoritis • Membuat interpretasi
analisis terhadap data yang tersedia
• Pengambilan keputusan
berdasarkan kaidah -kaidah yang berlaku. • Menerapkan sejumlah pemecahan masalah yang bersifat inovatif terhadap masalah – masalah yang konkrit dan kadang - kadang tidak biasa.
• Terhadap kegiatan yang direncanakan sendiri. • Dibawah bimbingan dan
evaluasi yang luas. • Bertanggung jawab penuh
terhadap kuantitas dan mutu hasil kerja. • Dapat diberi tanggung
jawab terhadap kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.
KUALIFIKASI PARAMETER
KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB
V
Melaksanakan kegiatan : • Dalam lingkup yang luas dan
memerlukan keterampilan penalaran teknis khusus (spesialisasi)
• Dengan pilihan - pilihan yang sangat luas terhadap
sejumlah prosedur yang baku dan tidak baku.
• Yang memerlukan banyak pilihan prosedur standar maupun non standar • Dalam konteks yang rutin
maupun tidak rutin.
• Menerapkan basis pengetahuan yang luas dengan pendalaman yang cukup dibeberapa area. • Membuat interpretasi
analitik terhadap sejumlah data yang tersedia yang memiliki cakupan yang luas • Menentukan metode
-metode dan prosedur yang tepat - guna dalam pemecahan sejumlah masalah yang konkrit yang mengandung unsur-unsur teoritis
Melakukan :
• Kegiatan yang diarahkan sendiri dan kadang - kadang memberikan arahan kepada orang lain. • Dengan pedoman atau
fungsi umum yang luas. • Kegiatan yang
memerlukan tanggung jawab penuh baik sifat, jumlah maupun mutu dari hasil kerja.
• Dapat diberi
tanggungjawab terhadap pencapaian hasil kerja.
VII
Mencakup keterampilan, pengetahuan dan tanggungjawab yang memungkinkan seseorang untuk:
• Menyebutkan secara sistematik dan koheren atas prinsip - prinsip utama dari suatu bidang dan,
• Melaksanakan kajian, penelitian dan kegiatan intelektual secara mandiri disuatu bidang menunjukkan kemandirian intelektual serta analisis yang tajam dan
komunikasi yang baik.
VIII
Mencakup keterampilan, pengetahuan dan tanggungjawab yang memungkinkan seseorang untuk:
• Menunjukkan penguasaan suatu bidang dan,
• Merencanakan dan melaksanakan proyek penelitian dan kegiatan intelektual secara original berdasarkan standar- standar yang diakui secara internasional.
IX
Mencakup keterampilan, pengetahuan dan tanggungjawab yang memungkinkan seseorang untuk:
• Menyumbangkan pengetahuan original melalui penelitian dan kegiatan
I. TIM PENYUSUN STANDAR KOMPETENSI Tim penyusun RSKKNI terdiri dari :
NO. NAMA JABATAN DALAM
DINAS/LEMBAGA
JABATAN DALAM PANITIA/TIM
a. PANITIA TEKNIS / TIM PENANGGUNG JAWAB/ PENGARAH
1. Dr. Ir. Andreas Suhono, M. Sc. Ka. Pusbin KPK Dep.
PU Pengarah
2. Ir. Drs. Asrizal Tatang LPJKN Pengarah
b. TIM NARASUMBER SKKNI
1. Ir. Drs. Desi Supriyan Politeknik Negeri
Jakarta Nara Sumber
2. Ir. Suwardi Bahar PT. Wijaya Karya Nara Sumber
3. Ir, Sudjatmiko, Dipl HE Praktisi Nara Sumber
4. Josner Siambaton BLK Disnakertran
Tanggerang Nara Sumber
5. Ir. Rider MHS BLK Disnakertran
Tanggerang Nara Sumber
c. TIM TEKNIS / TIM PENYUSUN SKKNI
1 Aca Ditamihardja, ME Kabid. Kompetensi Keterampilan Konstruksi
Ketua 2 Drs. Krisna Nur Miradi, M. Eng Kabid. Pelatihan
Keterampilan Konstruksi
Sekretaris 3 Nugroho Purwanto, SE. MM Kepala Balai Pelatihan
Jasa Konstruksi
Anggota
4 Ir. Supangat, M. Eng Kabid. Pelatihan manajemen Teknik Konstruksi
Anggota
5 Dra. Yuni Emi Agustin, M. Si Kabag. Tata Usaha Anggota 6 Sutjipto, S. Sos, M. Si Kasubbid. Bakuan Kompetensi
Keterampilan
Anggota
7 Ir. Ati Nurzamiati Hazar Zubir, MT Kasubbid. Program Pelatihan Manajemen Teknik
Anggota
8 Drs. Pardiman Kasubbid. Program Pelatihan manajemen Konstruksi
Anggota
9 Bambang Suroso, ST Kasubag. Keuangan dan sarana
Anggota 10 Sutardjo, A. Md Staf Balai Pelatihan
Jasa Konstruksi
Anggota 11 Tugimin, A. Md Staf Balai Pelatihan
Jasa Konstruksi
Anggota
12 Marsun, BE Staf Bakuan Kompetensi Manajemen Teknik
d. Panitia Pelaksana
NO. NAMA JABATAN DALAM DINAS/LEMBAGA
JABATAN DALAM PANITIA/TIM 1 Aca Ditamihardja, ME Kabid. Kompetensi
Keterampilan Konstruksi
Ketua
2 Sutjipto, S. Sos, M. Si Kasubbid. Bakuan Kompetensi Keterampilan
Sekretaris
3 Ir. Ati Nurzamiati Hazar Zubir, MT Kasubbid. Bakuan Kompetensi Manajemen Teknik
Anggota
4 Eka Prasetyawati, ST S t a f Anggota
5 Bambang Sunarto, BE S t a f Anggota
6 Isral Kamuli S t a f Anggota
7 Sukusmi Dewi Andrayani, SE S t a f Anggota
8 Imam Hidayat S t a f Anggota
9 Reddy S S t a f Anggota
10 Nur Aliah S t a f Anggota
11 Mawardi Sofyan S t a f Anggota
12 Yudiwar S t a f Anggota
e. Peserta Workshop
NO Nama Instansi/Perusahaan Jabatan
1 Eka Sasmita, ST, M.Si Politeknik Negeri Jakarta Peserta
2 Ronald Siahaan, BE, ST ATAKI Peserta
3 Deddy Adhiyaksa ASTTI Peserta
4 Drs. Rachmat Sudjali BNSP Peserta
5 Reza Hidayat PMJK Jawa barat Peserta
6 Muchtar Aziz, ST, MM Depnakertrans Peserta
7 Sutardjo, A.Md Balai PJK Peserta
8 Ir. Sumihar S Balai PK Jakarta Peserta
9 Drs. Pardiman PMTK Peserta
10 Ir. Drs. Asrizal Tatang LPJKN Peserta
11 Teguh Martono PT. Wijaya Karya Peserta
12 Ir. Hartoyo ASTS Peserta
13 Ir. Harbintarto Balai Peralatan Peserta
14 Drs. Hafis Q LPJKN Peserta
15 Alexandra, BE, ST, MM LPJKN Peserta
16 Iyong PNK Peserta
17 Nico JBI Peserta
f. Peserta Pra Konvensi
NO Nama Instansi/Perusahaan Jabatan
1 Ir. Drs. Desi Supriyan Politeknik Negeri Jakarta Peserta
2 Ir. Suardi Bahar PT. Wijaya Karya Peserta
3 Ir, Sudjatmiko, Dipl HE Praktisi Peserta
4 Josner Siambaton BLK Disnakertrans Tanggerang Peserta 5 Ir. Rider MHS BLK Disnakertrans Tanggerang Peserta
6 Drs. Rachmat Sudjali BNSP Peserta
7 Yusbar Gapeksindo Peserta
8 Muchtar Aziz, ST, MM Depnakertrans Peserta
9 Afrizon Bappeda Sumbar Peserta
10 Ir. Drs. Asrizal Tatang LPJKN Peserta
11 Chairil Umri Aspekindo Peserta
12 Dony Osmon Gabpeknas Peserta
13 Yuwirman Gabpeknas Peserta
14 Drs. Hafis Q LPJKN Peserta
15 Army, ST, MT Politeknik Neg. Padang Peserta
16 Muchtar Depnaker Sumbar Peserta
17 Rosnandar Depnaker Sumbar Peserta
18 Drs. Armon S Ts-FT-UNP Sumbar Peserta
19 Ir. Oni Guspari, Mt Politeknik Neg. Padang Peserta
20 Burhanudi Gapensi Peserta
21 Bambang Suroso, ST Pusbin KPK Dep.PU Peserta
22 Alwis Gapeksindo Peserta
23 Nelson Gapensi Peserta
24 Jani Indra Jaya Sekretariat Dinas Sumbar Peserta
25
Ir. Syahdial Zen
LPJKD
Pesertag. Peserta Konvensi
NO Nama Instansi/Perusahaan Jabatan
1 Ir. Drs. Desi Supriyan Politeknik Negeri Jakarta Peserta
2 Ir. Suardi Bahar PT. Wijaya Karya Peserta
3 Ir, Sudjatmiko, Dipl HE Praktisi Peserta
4 Josner Siambaton BLK Disnakertrans Tanggerang Peserta 5 Ir. Rider MHS BLK Disnakertrans Tanggerang Peserta
6 Muchtar Aziz Depnakertrans Peserta
7 Sutardjo Balai PJK Peserta
8 Ir. Sumihar S Balai PK Jakarta Peserta
10 Ir. Drs. Asrizal Tatang LPJKN Peserta 11 Eka Sasmita, ST, M.Si Politeknik Negeri Jakarta Peserta
12 Ronald Siahaan, SE, ST ATAKI Peserta
13 Deddy Adhiyaksa ASTTI Peserta
14 Drs. Hafis Q LPJKN Peserta
15 Alexandra, BE, SE, MM LPJKN Peserta
16 Wendi Priambodo LPJKN Peserta
17 Richard S Peserta
18 Freddy FM Peserta
BAB II
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
SEKTOR KONSTRUKSI SUB BIDANG PEKERJAAN BANGUNAN
GEDUNG, BANGUNAN AIR, JALAN DAN JEMBATAN
JABATAN KERJA : TUKANG BESI BETON
A. Standar Kompetensi mengacu Jenjang Kualifikasi/Jabatan Kerja
Penetapan jenjang kualifikasi jabatan kerja/profesi kerja mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Kerangka Kualifikasi Jasa Konstruksi (KKJK).
Sesuai hasil studi literatur, konsep standar kompetensi mencakup semua aspek kinerja tugas/pekerjaan untuk membangun wawasan yang tidak terbatas hanya kemampuan tugas secara sempit tetapi mencakup 5 (lima) dimensi kompetensi yang perlu dikembangkan yaitu :
1. Kemampuan dalam tugas (task skill).
2. Kemampuan mengelola tugas (task management skill).
3. Kemampuan mengatasi suatu masalah tak terduga dengan cermat dan tepat (contingency management skill).
4. Kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan kerja (job/ role
environments skill).
5. Kemampuan mentransfer atau adaptasi dalam situasi kerja yang berbeda/ baru (transferable management skill).
Dimensi kompetensi tersebut di atas dapat muncul dalam kegiatan yang berbeda dari format standar, misalnya dapat berada dalam elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, dan batasan variabel.
C. Kualifikasi Jabatan Kerja
Analisis kompetensi merupakan langkah utama untuk penyusunan “Standar Kompetensi Kerja” bidang pekerjaan bangunan gedung secara mekanis dipersiapkan untuk pegangan atau tolok ukur penilaian kapasitas kemampuan untuk menduduki jabatan kerja “ Tukang Besi Beton ” Jabatan kerja dimaksud harus jelas dan pasti posisinya dalam klasifikasi dan kualifikasinya, pada umumnya di lingkungan jasa konstruksi dapat digambarkan seperti tipikal struktur organisasi sebagai berikut :
TIPIKAL ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI
D Prasyarat Jabatan :
1. Pendidikan minimal : 1. Sekolah Dasar (SD)/Sederajat, dan atau
2. Memiliki sertifikat pelatihan pada bidang pekerjaan besi beton
2. Pengalaman Kerja : - 1 (satu) tahun dalam pekerjaan penulangan besi beton.
3. Kesehatan : - Sehat Jasmani, yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter.
- Tidak memiliki cacat fisik yang mengganggu pekerjaannya
4. Sertifikat : - Sertifikat Pelatihan (Jika Ada) PLANNING ENGINEER G E O D E T I C E N G I N E E R MUDA Tukang Besi Beton
E. Pemaketan SKKNI dalam kualifikasi Jabatan Kerja
1 Sektor : Jasa Konstruksi
2 Sub Sektor/Bidang Pekerjaan
: Sipil
3 Sub Bidang Pekerjaan : Bangunan Gedung, Bangunan Air, Jalan dan Jembatan
4 Bagian Sub Bidang : Semua Bagian Sub Bidang Bangunan Gedung, Bangunan Air, Jalan dan Jembatan serta Bangunan Phisik lainnya.
5 Kalsifikasi : Pelaksanaan
6 Nama Jabatan Kerja / Profesi *)
: Tukang Besi Beton
7 Jenjang KKNI /KKJK : Level 1 (Satu)/Tenaga Terampil 8 Diskripsi Jabatan Kerja /
Profesi
: Menyiapkan, memotong, membengkokan dan merakit tulangan besi beton baik secara pabrikasi maupun pekerjaan yang dilakukan di lapangan berdasarkan daftar tulangan (barlist) dan instruksi kerja.
9 Kode : INA …….
F. KOMPETENSI KERJA
Kompetensi Kerja Tukang Besi Beton , terdiri dari :
NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi
I. Kelompok Kompetensi Umum
1 Menerapkan Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK) dan Peraturan Lainnya yang Terkait dengan Pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konstruksi 2 Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan Terkait
dengan Pekerjaan Sebagai Tukang Besi Beton
II. Kelompok Kompetensi Inti
1. Melaksanakan Pekerjaan Persiapan Penulangan Besi Beton
2. Melakukan Pekerjaan Penulangan Besi Beton
3. Membersihkan dan Merapikan Lingkungan Kerja
G.
URAIAN UNIT-UNIT KOMPETENSIUraian unit-unit kompetensi tergambarkan sebagai berikut :
KODE UNIT :
JUDUL UNIT :
Menerapkan Undang-undang Jasa Konstruksi
(UUJK) dan Peraturan Lainnya yang Terkait
dengan Pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konstruksi
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk menerapkan Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK) terkait dengan pekerjaan penulangan besi beton.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menerima informasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
1. 1. Informasi mengenai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan dipelajari dengan cermat.
1. 2. Peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan dipahami dengan teliti
2. Menerapkan peraturan, perundang-undangan yang terkait dengan
pelaksanaan pekerjaan
2.1 Peraturan, perundang-undangan yang terkait dipastikan dengan pelaksanaan pekerjaan. 2.2 Peraturan, perundang-undangan yang terkait
dengan pelaksanaan pekerjaan diterapkan dengan benar.
BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel
1.1. Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi utamanya pada pekerjaan penulangan besi beton.
1.2. Unit kompetensi ini untuk menerapkan Undang-undangan Jasa Konstruksi (UUJK) dan peraturan terkait lainnya pada pekerjaan penulangan besi beton berlaku pada :
1.2.1. Bangunan Gedung 1.2.2. Jalan beton
1.2.3. Jembatan. 1.2.4. Bangunan Air
1.2.5. Bangunan Fisik lainnya 2. Perlengkapan dan bahan yang diperlukan
2.2. Informasi tentang Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK). 3. Tugas-tugas yang harus dilakukan
3.1. Menerima dan memahami informasi Peraturan, perundang- undangan yg terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
3.2 Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
4. Peraturan-peraturan yang diperlukan
4.1. Undang-undang Nomor. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. 4.2. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 4.3. Peraturan-peraturan lain yang terkait dan berlaku.
PANDUAN PENILAIAN 1. Kondisi Pengujian
Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji antara lain : 1.1. Tes tertulis
1.2. Test lisan/Wawancara
2. Keterkaitan dengan unit lain:
2.1 Unit kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya: -
2.2 Kaitan dengan unit lain
2.2.1 ……….. : Menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan terkait dengan pekerjaan sebagai tukang besi beton
2.2.2 ………. : Melaksanakan pekerjaan persiapan penulangan besi beton
2.2.3 ………. : Melakukan pekerjaan penulangan besi beton
2.2.4 ………. : Membersihkan dan merapikan lingkungan kerja
3. Pengetahuan yang dibutuhkan
3.1. Peraturan Perundang-undangan Jasa Konstruksi yang terkait dengan pekerjaan.
3.2. Petunjuk Manual yang dirumuskan oleh perusahaan (jika ada) 3.3. SOP yang terkait dan diberlakukan
4. Keterampilan yang dibutuhkan
4.1. Memahami peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.
4.2. Menerapkan peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
5. Aspek Kritis
Aspek Kritis yang harus diperhatikan :
5.1 Kemampuan menerima informasi tentang peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
5.2 Kemampuan untuk menerapkan peraturan dan ketentuan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
Kompetensi Kunci
No KompetensI Kunci dalam unit ini Tingkat
1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi. 1
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide ide 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 1
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1
6. Memecahkan masalah 1
KODE UNIT :
JUDUL UNIT : Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan Terkait dengan Pekerjaan sebagai Tukang Besi Beton
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencangkup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam rangka menerapkan ketentuan / peraturan tentang keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan yang telah ditentukan.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan K3 &
lingkungan
1. 1. Informasi tentang SMK3 dan lingkungan terkait dengan pekerjaan penulangan besi beton diterima dan dipahami dengan teliti.
1. 2. Alat pelindung diri (APD) dan Alat pengaman kerja (APK) diidentifikasi sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
1. 3. Kelengkapan P3K disiapkan sesuai dengan persyaratan K3
1. 4. Rambu-rambu keselamatan kerja disiapkan sesuai dengan persyaratan K3.
1. 5. Perlengkapan penanggulangan pencemaran lingkungan disiapkan sesuai dengan persyaratan kerja.
1. 6. Tempat penyimpanan APD, APK dan perlengkapan P3K disiapkan sesuai SOP
2. Menggunakan APD dan APK sesuai dengan standar K3.
2.1 Kelaikan APD dan APK diperiksa dengan teliti berdasarkan SOP
2.2 APD digunakan dengan benar selama pekerjaan dilaksanakan.
2.3 APK digunakan dengan benar sesuai dengan kebutuhan kerja berdasarkan SOP.
3. Memeriksa dan memelihara perlengkapan K3 &
Lingkungan
3. 1. Kelengkapan APD dan APK diperiksa sesuai dengan SOP setelah digunakan
3. 2. Kelengkapan APD dan APK dibersihkan dan ditempatkan sesuai dengan ketentuan.
3. 3. Lokasi pekerjaan dibersihkan dari sisa material yang tidak terpakai
3. 4. Kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dengan pekerjaan dilakukan
3. 5.
Hasil pemeriksaan APD dan APK dicatat danBATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel
1.1. Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi utamanya pada pekerjaan penulangan besi beton.
1.2. Unit ini berlaku untuk menerapkan ketentuan / peraturan tentang keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan yang telah ditentukan dalam melaksanakan pekerjaan penulangan besi beton pada:
1.2.1 Bangunan Gedung 1.2.2 Jalan beton
1.2.3 Jembatan 1.2.4 Bangunan Air
1.2.5 Bangunan Fisik lainnya
1.3 Potensi bahaya dan resiko kecelakaan kerja yang diidentifikasi meliputi bahaya kecelakaan fisik /kimia, bahaya kebakaran dan bahaya ledakan. 1.4 Pengendalian bahaya dan resiko kecelakaan kerja meliputi :
1.4.1 Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja
1.4.2 Tindakan melokalisasikan kebakaran supaya tidak meluas dan memadamkannya.
1.4.3 Serta melaporkan pada yang terkait
1.5 Tindakan pencegahan pencemaran lingkungan meliputi :
1.5.1 Membuang sisa potongan besi beton, kawat bendrat yang sudah tidak terpakai
1.5.2 Membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa material yangb tidak terpakai setelah pekerjaan selesai sesuai prosedur dan ketentuan. 2. Perlengkapan yang diperlukan
2.1. Alat Pelindung Diri (APD) antara lain : 2.1.1 Sepatu keselamatan (safety shoes) 2.1.2 Helm pengaman (safety helmet) 2.1.3 Sarung tangan (gloves)
2.1.4 Tali Pengaman (Safety Belt) 2.1.5 Kaca mata pelindung
2.2. Alat Pengaman Kerja (APK) antara lain : 2.2.1 Alat pemadam api ringan (APAR)
2.2.2 Perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) 2.2.3 Rambu-rambu keselamatan kerja
2.2.4 Jaring Pengaman (Safety Net) 3. Tugas-tugas yang harus dilakukan
3.1. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan K3 & lingkungan 3.2 Menggunakan APD dan APK sesuai dengan standar K3
4. Peraturan-peraturan yang diperlukan
4.1 Undang-undang Nomor. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
4.2 Undang-undang Nomor. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
4.3 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 4.4 Peraturan-peraturan lain yang terkait dan berlaku.
4.5 Petunjuk Manual yang dirumuskan oleh perusahaan (jika ada) 4.6 SOP yang terkait dan diberlakukan.
PANDUAN PENILAIAN 1. Kondisi Pengujian
Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji antara lain : 1.1 Tes tertulis
1.2 Test lisan/Wawancara
1.3 Praktek menggunakan alat peraga/simulasi 1.4 Praktek di tempat kerja
1.5 Portofolio atau metode lain yang relevan 2. Keterkaitan dengan unit lain:
2.1 Unit kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya:
2.1.1 ……… : Menerapkan Undang-undang Jasa
Konstruksi (UUJK) dan Peraturan lainnya yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan jasa konstruksi
2.2 Kaitan dengan unit lain
2.2.1 ……….. : Melaksanakan pekerjaan persiapan penulangan besi beton
2.2.2 ………. : Melakukan pekerjaan penulangan besi beton
2.2.3 ………. : Membersihkan dan merapikan lingkungan kerja
3. Pengetahuan yang dibutuhkan
3.1. Prosedur penerapan K3 dan Lingkungan. 3.2. Jenis dan Fungsi APD dan APK.
3.3. Pengendalian bahaya dan resiko kerja 3.4. Bahaya pencemaran lingkungan. 4. Keterampilan yang dibutuhkan
4.1. Memilih APD dan APK yang tepat untuk bekerja
4.2. Menggunakan dan merawat peralatan dan perlengkapan kerja
4.3. Mengidentifikasi penyebab utama kecelakaan ditempat kerja berkaitan dengan lingkungan kerja serta cara mengendalikan bahaya/resiko
4.4. Mengidentifikasi pencemaran lingkungan 5. Aspek Kritis
Aspek Kritis yang harus diperhatikan :
5.1. Kemampuan mengidentifikasi potensi bahaya dan resiko kecelakaan kerja di tempat kerja.
5.2. Kemampuan menilai ketidak lengkapan APK.
5.3. Kemampuan menggunakan APD sesuai dengan ketentuan K3.
5.4. Kemampuan untuk melakukan tindakan penanggulangan kecelakaan kerja bila terjadi keadaan darurat lainnya di tempat kerja.
5.5. Kemampuan dalam melakukan tindakan pencegahan pencemaran lingkungan di tempat kerja.
Kompetensi Kunci
No KompetensI Kunci dalam unit ini Tingkat
1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi. 1
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide ide 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 1
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1
6. Memecahkan masalah 1
KODE UNIT :
JUDUL UNIT :
Melaksanakan Pekerjaan Persiapan Penulangan
Besi Beton
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan persiapan pekerjaan penulangan besi beton sesuai dengan instruksi kerja dan daftar tulangan (barlist).
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan kebutuhan bahan penulangan besi beton
1. 1. Gambar simbol dan konstruksi penulangan besi beton dipahami sesuai dengan standar gambar kerja.
1. 2. Daftar kebutuhan tulangan (barlist) yang telah ditetapkan diterima.
1. 3. Tulangan besi beton diidentifikasi berdasarkan daftar kebutuhan tulangan (barlist)
1. 4. Tulangan besi beton dikelompokan berdasarkan diameter dan jenisnya (polos atau ulir).
2. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan untuk
pekerjaan penulangan besi beton
2. 1. Gambar simbol dan konstruksi penulangan besi beton dipahami sesuai dengan standar gambar kerja
2. 2. Peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan diidentifikasi
2. 3. Kelaikan alat potong dan pembengkok tulangan besi baik manual maupun mesin diperiksa dengan benar.
2. 4. Kelaikan peralatan dan perlengkapan untuk perakitan tulangan (catut/gegep, meteran dsb) diperiksa dengan teliti.
3. Menyiapkan mal untuk membentuk tulangan
3.1. Gambar simbol dan konstruksi penulangan besi beton dipahami sesuai dengan standar gambar kerja
3.2. Bentuk dan diameter tulangan yang akan dibuat diidentifikasi berdasarkan daftar tulangan (barlist) Mal manual ataupun mekanik disiapkan sesuai dengan kebutuhan tulangan yang akan dibuat.
4. Membuat laporan pekerjaan
4.1. Catatan penyiapan kebutuhan bahan, peralatan dan perlengkapan serta mal pembentuk dihimpun. 4.2. Laporan persiapan pekerjaan dibuat dengan
menggunakan format yang telah ditetapkan. 4.3. Laporan diarsipkan dan diadministrasikan sesuai
BATASAN VARIABEL 1. Kontek Variabel
1.1. Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi utamanya pada pekerjaan penulangan besi beton.
1.2. Unit ini berlaku untuk melakukan persiapan pekerjaan tulangan besi beton sesuai dengan instruksi kerja dan daftar tulangan (barlist) dalam melaksanakan pekerjaan penulangan besi beton pada :
1.2.1 Bangunan Gedung 1.2.2 Jalan beton
1.2.3 Jembatan 1.2.4 Bangunan Air
1.2.5 Bangunan Fisik lainnya
2. Perlengkapan dan Peralatan 2.1. Perlengkapan :
2.1.1 Alat Ukur (meteran) 2.1.2 Alat penanda (kapur besi) 2.1.3. Sigmat (alat ukur diameter besi) 2.1.4 Kawat bendrat
2.1.5 Daftar tulangan (barlist) 2.1.6 Gambar kerja
2.2. Peralatan
2.2.1 Alat potong manual
2.2.2 Alat potong mekanik (mesin)
2.2.3 Alat pembengkok manual (mal manual) 2.2.4 Alat pembengkok mekanik (Bending machine) 2.2.5 Catut / gegep(kakatua)
3. Tugas – tugas yang harus dilakukan
3.1. Menyiapkan kebutuhan bahan penulangan besi beton.
3.2. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan untuk perakitan tulangan. 3.3. Menyiapkan mal untuk membentuk tulangan.
4. Peraturan – peraturan yang diperlukan 4.1. Prosedur standar perusahaan.
4.2. Pedoman kerja dalam kelompok kerja. 4.3. Manual pengoperasian mesin pembengkok 4.4. Spesifikasi teknik besi beton
PANDUAN PENILAIAN 1 Kondisi Pengujian
Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi
mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji antara lain : 1.1. Tes tertulis
1.2. Test lisan/Wawancara
1.3. Praktek menggunakan alat peraga/simulasi 1.4. Praktek di tempat kerja
1.5. Portofolio atau metode lain yang relevan
2 Keterkaitan dengan unit lain:
2.1. Unit kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya:
2.1.1 ………. : Menerapkan Undang-undang Jasa
Konstruksi (UUJK) dan Peraturan lainnya yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan jasa konstruksi
2.1.2 ………. : Menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan terkait dengan pekerjaan sebagai tukang besi beton
2.2. Kaitan dengan unit lain
2.2.1 ……….. : Melakukan pekerjaan penulangan besi beton
2.2.2 ……….. : Membersihkan dan merapikan lingkungan kerja
3. Pengetahuan Yang dibutuhkan
3.1. Gambar kerja dan daftar tulangan (barlist) 3.2. Spesifikasi (jenis dan dimensi) besi beton
3.3. Pengoperasian alat mekanik (alat potong dan pembengkok tulangan besi beton)
3.4. Jenis-jenis Alat dan Perlengkapan 4. Keterampilan yang dibutuhkan
4.1 Kemampuan membaca gambar kerja 4.2 Kemampuan menyiapkan kebutuhan bahan
4.3 Kemampuan menyiapkan kebutuhan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan
4.4 Kemampuan menyiapkan mal untuk membentuk tulangan 5. Aspek Kritis
Aspek Kritis yang harus diperhatikan :
5.1 Kemampuan mengidentifikasi jenis dan ukuran besi beton
5.2 Kemampuan mengidentifikasi peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan.
Kompetensi Kunci
No KompetensI Kunci dalam unit ini Tingkat
1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi. 1
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide ide 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 1
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1
6. Memecahkan masalah 1
KODE UNIT :
JUDUL UNIT : Melakukan Pekerjaan Penulangan Besi Beton
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja untuk melakukan pekerjaan penulangan besi beton sesuai dengan daftar tulangan (barlist) dan gambar kerja.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan pemotongan besi beton sesuai dengan panjang yang dibutuhkan
1. 1. Peralatan dan perlengkapan potong besi beton diidentifikasi dan disiapkan, baik manual atau mekanik.
1. 2. Besi beton yang akan dipotong dipilih dan atau diluruskan terlebih dahulu berdasarkan daftar tulangan dan instruksi kerja.
1. 3. Tulangan yang akan dipotong diukur panjangnya sesuai dengan gambar kerja dan daftar kebutuhan tulangan
1. 4. Besi beton dipotong dengan peralatan dan perlengkapan potong manual atau mekanik dengan mengikuti instruksi kerja /manual sesuai dengan ukuran dan jumlah yang terdapat pada daftar kebutuhan tulangan
1. 5. Besi beton hasil pemotongan dikelompokan dan diberi tanda berdasarkan jenis, dimensi dan jumlahnya
1.6 Besi beton yang telah dikelompokan dibuatkan daftarnya menurut jenis, dimensi dan jumlahnya 2. Membengkokkan tulangan
besi beton sesuai dengan daftar kebutuhan tulangan
(barlist).
Alat pembengkok tulangan manual dan perlengkapan lainnya diidentifikasi disiapkan Besi beton dibengkokan dengan alat pembengkok
manual atau mekanik dengan mengikuti instruksi kerja/manual sesuai dengan bentuk, ukuran dan diameter yang terdapat pada daftar kebutuhan tulangan.
Tulangan penyangga (cakar ayam) dibuat untuk pembesian plat beton.
2.3 Tulangan yang sudah dibengkokkan dikelompokan dan diberi tanda
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
3.
Merakit tulangan besi
beton sesuai dengan
gambar kerja
Gambar kerja dibaca dan dipelajari dengan teliti Tulangan besi beton disiapkan sesuai gambar kerja Peralatan dan perlengkapan disiapkan untuk
pekerjaan merakit tulangan (Kakatua, meteran, kawat bendrat dan stud/penyangga )
Tulangan besi beton dirakit sesuai gambar kerja 3.5 Tulangan penyangga (cakar ayam) dan/atau beton
decking (beton tahu) dipasang dengan cara diikat pada tulangan pokok sesuai instruksi kerja.
3.6 Hasil pekerjaan merakit tulangan dicatat dan dilaporkan dengan menggunakan format yang telah ditetapkan.
BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel
1.1. Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi utamanya pada pekerjaan penulangan besi beton.
1.2 Unit ini berlaku untuk
melakukan pekerjaan penulangan besi beton
sesuai dengan daftar tulangan (barlist) dan gambar kerja
dalammelaksanakan pekerjaan penulangan besi beton pada: 1.2.1. Bangunan Gedung
1.2.2. Jalan beton 1.2.3. Jembatan 1.2.4. Bangunan Air
1.2.5. Bangunan Fisik lainnya
1.3. Kompetensi diatas meliputi perakitan tulangan pada : 1.3.1 Pondasi.
1.3.2 Sloof /Tie Beam/Pile Cap 1.3.3 Kolom Praktis 1.3.4 Ring Balok 1.3.5 Kolom/ Pilar 1.3.6 Balok. 1.3.7 Pelat 1.3.8 Dinding 1.3.9 Dll
2. Perlengkapan dan Peralatan yang diperlukan: 2.1. Perlengkapan antara lain :
2.1.1. Gambar kerja
2.1.2. Daftar kebutuhan tulangan (barlist) 2.1.3. Alat penanda (kapur).
2.2. Peralatan :
2.2.1. Alat potong (manual dan mesin) 2.2.2. Alat pembengkok (manual dan mesin) 2.2.3. Catut / gegep (Kakatua)
2.2.4 Alat ukur panjang (meteran) 2.2.5 Alat ukur diameter (sigmat) 2.3. Bahan :
2.3.1 Besi beton 2.3.2 Kawat bendrat
3. Tugas-tugas yang harus dilakukan
3.1. Melakukan pemotongan besi beton sesuai dengan panjang yang dibutuhkan.
3.2. Membengkokkan tulangan besi beton sesuai dengan daftar kebutuhan tulangan (barlist).
3.3. Merakit tulangan besi beton sesuai dengan gambar kerja 4. Peraturan-peraturan yang diperlukan
4.1. Prosedur operasi standar perusahaan.
4.2. Spesifikasi (Jenis dan dimensi ) tulangan besi beton
4.3. Manual pengoperasian alat potong dan pembengkok mekanik 4.4. Petunjuk manual perakitan
PANDUAN PENILAIAN 1. Kondisi Pengujian
Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji antara lain : 1.1. Tes tertulis
1.2. Test lisan/Wawancara
1.3. Praktek menggunakan alat peraga/simulasi 1.4. Praktek di tempat kerja
1.5. Portofolio atau metode lain yang relevan 2. Keterkaitan dengan unit lain:
2.1 Unit kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya:
2.1.1 ... : Menerapkan Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK) dan Peraturan lainnya yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan jasa konstruksi
Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan terkait dengan pekerjaan sebagai tukang besi beton
2.1.3 ... : Melaksanakan pekerjaan persiapan penulangan besi beton
2.2 Kaitan dengan unit lain:
2.2.1 ... : Membersihkan dan merapikan lingkungan kerja
3. Pengetahuan Yang dibutuhkan :
3.1. Gambar kerja/detail dalam pelaksanaan di lapangan. 3.2. Peralatan kerja dan peralatan pendukung lainnya. 3.3. Pengetahuan jenis-jenis alat dan perlengkapan. 3.4. Teknik pengukuran
3.5. Teknik penulangan besi beton
3.6. Spesifikasi dan prosedur standar operasi perusahaan yang berlaku. 3.7. Jadwal pelaksanaan terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya . 4. Keterampilan yang dibutuhkan :
4.1. Membaca dan menguasai gambar kerja 4.2. Membaca dan memahami instruksi kerja
4.3. Mengidentifikasi tempat-tempat rawan kecelakaan yang mungkin menjadi hambatan kerja.
4.4. Mengidentifikasi material
4.5. Melakukan pemotongan, pembengkokan dan perakitan tulangan besi beton.
5. Aspek Kritis
Aspek Kritis yang harus diperhatikan :
5.1. Kemampuan membaca dan memahami gambar kerja 5.2. Kemampuan mengukur panjang dan diameter tulangan 5.3. Kemampuan untuk membentuk tulangan (Ring, Hak) 5.4. Kemampuan untuk merakit tulangan besi beton Kompetensi Kunci
No KompetensI Kunci dalam unit ini Tingkat
1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 1
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 1
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1
6. Memecahkan masalah 1
KODE UNIT :
JUDUL UNIT : Membersihkan dan Merapikan Lingkungan Kerja. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja untuk mampu melakukan pekerjaan membersihkan dan merapikan lingkungan kerja
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1 Menyiapkan pekerjaan membersihkan dan merapikan lingkungan kerja.
1. 1. Peralatan untuk membersihkan lingkungan kerja dari material yang tidak terpakai diidentifikasi dan disiapkan.
1. 2. Lingkungan kerja yang akan dibersihkan diidentifikasi .
1. 3. Perlengkapan APD untuk pekerjaan pembersihan lingkungan kerja diidentifikasi dan disiapkan
2. Menyimpan kembali peralatan yang telah digunakan
2. 1. Peralatan dan perlengkapan kerja, dan APD yang telah dipakai dikumpulkan sesuai dengan jenis dan fungsinya.
2. 2. Peralatan dan perlengkapan kerja dibersihkan sesuai dengan SOP baik manual maupun mekanik.
2. 3. Peralatan dan perlengkapan kerja disimpan sesuai SOP.
2. 4. Catatan penggunaan peralatan dibuat dengan menggunakan format dan prosedur kerja yang ditetapkan dalam SOP.
3. Membersihkan lingkungan dan sisa material yang tidak terpakai dari lingkungan kerja.
3. 1. Lingkungan kerja dibersihkan dari kotoran dan sisa meterial dengan menggunakan peralatan dan teknik pembersihan yang ditetapkan.
3. 2. Sisa material yang tidak terpakai dikumpulkan dengan benar
3. 3. Sisa material yang tidak terpakai dibuang pada tempatnya.
3. 4. Catatan hasil pembersihan dan merapikan dibuat dengan menggunakan format dan prosedur yang ditetapkan.
BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel
1.1. Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi utamanya pada pekerjaan penulangan besi beton.
1.2. Unit ini berlaku untuk melaksanakan pekerjaan membersihkan dan merapikan lingkungan kerja, pada :
1.2.1 Area/lokasi kerja penulangan besi beton 1.2.2 Alat dan perlengkapan penulangan besi beton 1.2.3 Alat Pelindung Diri (APD)
1.2.4 Alat Pengaman Kerja (APK) 2. Perlengkapan dan Peralatan
2.1. Perlengkapan antara lain : 2.1.1. Alat Pelindung Diri (APD). 2.1.2 Alat Pengaman Kerja (APK) 2.1.3. Rambu keselamatan kerja. 2.2. Peralatan : 2.2.1. Sapu 2.2.2. Kompresor. 2.2.3. Gerobak/ember 2.2.4. Besi Magnit 2.3 Bahan 2.3.1. Air
3. Tugas-tugas yang harus dilakukan
3.1. Menyiapkan pekerjaan membersihkan dan merapikan lingkungan kerja. 3.2. Menyimpan kembali peralatan yang telah digunakan.
3.3. Membersihkan sisa material yang tidak terpakai dari lingkungan kerja. 4. Peraturan-peraturan yang diperlukan
4.1. Prosedur standar operasi perusahaan. 4.2. Standar / ketentuan SMK3 dan lingkungan 4.3. Petunjuk Manual mutu yang digunakan. PANDUAN PENILAIAN
1. Kondisi Pengujian
Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji antara lain : 1.1. Tes tertulis
1.2. Test lisan/Wawancara
1.3. Praktek menggunakan alat peraga/simulasi 1.4. Praktek di tempat kerja
1.5. Portofolio atau metode lain yang relevan 2. Keterkaitan dengan unit lain:
2.1.1 ... : Menerapkan Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK) dan Peraturan lainnya yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan jasa konstruksi
2.1.2 ... : Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan terkait dengan pekerjaan sebagai tukang besi beton
2.1.3 ... : Melaksanakan pekerjaan persiapan penulangan besi beton
2.1.4 ... : Melakukan pekerjaan penulangan besi beton
2.2. Kaitan dengan unit lain: -
3. Pengetahuan yang dibutuhkan
3.1. SOP pemeliharaan APD dan APK
3.2. Peraturan-peraturan yang berlaku untuk K3. 4. Keterampilan yang dibutuhkan
4.1. Menentukan dan menggunakan peralatan untuk membersihkan lingkungan 4.2. Memeliharan APD dan APK
4.3. Membersihkan lingkungan dari bahan-bahan yang tidak terpakai 5. Aspek Kritis
Aspek Kritis yang harus diperhatikan :
5.1. Kemampuan melaksanakan SMK3 & Lingkungan Kompetensi Kunci
No KompetensI Kunci dalam unit ini Tingkat
1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 1
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 1
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1
6. Memecahkan masalah 1
BAB III
PENUTUP
Dengan ditetapkannya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Sektor Jasa Konstruksi Sub bidang Bangunan Gedung untuk Jabatan Kerja Tukang Besi Beton berlaku secara nasional dan menjadi acuan bagi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta uji kompetensi dalam rangka sertifikasi kompetensi tenaga kerja di Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal, September 2009 Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia