• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 9 SERI C NOMOR 7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 9 SERI C NOMOR 7"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 9 SERI C NOMOR 7

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2005

TENTANG

RETRIBUSI IZIN USAHA RUMAH MAKAN DAN RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK TENGAH,

Menimbang : a. bahwa urusan kepariwisataan mengenai rumah makan dan restoran adalah salah satu obyek yang sangat potensial untuk dibina dan dikembangkan guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah;

b. bahwa dalam pengelolaan rumah makan dan restoran perlu pembinaan, pengawasan, dan pengendalian;

c. bahwa menurut ketentuan pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, Pemerintah Kabupaten dapat menentukan dan menetapkan jenis-jenis retribusi yang potensial untuk dikembangkan bagi kepentingan pembangunan Daerah selain yang telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah tersebut;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c, perlu diatur Retribusi Izin Usaha Rumah Makan dan Restoran dengan Peraturan Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958, tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur ( Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembara Negara Nomor 1655);

2. Undang Nomor 8 Tahun 1981, tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara RI Tahun 1981 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3208); 3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang

Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427);

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 1

(2)

55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3692), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);

6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Nogara Nomor 4389); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999, tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838) 10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan Dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kabupaten Lombok Tengah Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2000 Nomor 11);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 11 tahun 2001 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2000 Nomor 15);.

15. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 15 Tahun 2001 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2001 Nomor 20).

(3)

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH dan

BUPATI LOMBOK TENGAH M EMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA RUMAH MAKAN DAN RESTORAN

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Tengah.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah.

3. Bupati adalah Bupati Lombok Tengah.

4. Dinas Pariwisata adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah. 5. Usaha Rumah Makan adalah setiap tempat usaha komersil yang ruang

lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum ditempat usahanya.

6. Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat disebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan penyimpanan penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum ditempat usahanya dan memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

7. Pemimpin Usaha Rumah Makan atau Restoran adalah seseorang atau lebih yang sehari-hari memimpin dan bertanggung jawab atas pengusahaan Rumah Makan atau Restoran.

8. Tamu Rumah Makan atau Restoran adalah orang yang menggunakan jasa Pelayanan makan dan minum di Rumah Makan atau Restoran dengan membayar.

9. Usaha Jasa Pangan adalah suatu usaha yang menyediakan jasa pelayanan makan dan minum yang dikelola secara komersial.

10. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

(4)

11. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

12. Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan Sumber Daya Alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

13. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi tertentu.

14. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

15. Surat Setoran Retribusi Daerah yang disingkat SSRD adalah surat yang oleh wajib retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke kas daerah atau tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah disingkat SKRD adalah Surat Ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi.

17. Surat Tagihan Retribusi Daerah disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

18. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Lombok Tengah.

19. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan/atau keterangan lainnya untuk menguji keputusan pemenuhan kewajiban perpajakan Daerah dan Retribusi dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan Perundang-Undangan perpajakan Daerah di bidang Retribusi. 20. Penyidikan Tindak Pidana di bidang retribusi adalah serangkaian

tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II

NAMA, OBYEK, DAN SUBYEK Pasal 2

Dengan nama Retribusi Izin Usaha Rumah Makan dan Restoran dipungut retribusi atas pemberian izin usaha rumah makan dan restoran.

Pasal 3

(5)

Obyek retribusi adalah Pemberian/Penerbitan Izin Usaha Rumah Makan dan Restoran.

Pasal 4

Subyek retribusi adalah setiap orang atau badan yang mendapatkan Izin Usaha Rumah Makan dan Restoran yang diklasifikasikan menurut bangunan dan fasilitasnya.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5

Retribusi Izin Usaha Rumah Makan dan Restoran digolongkan sebagai retribusi perizinan tertentu.

BAB IV

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR TARIF Pasal 6

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi adalah untuk menutup biaya cetak formulir, biaya survey lapangan serta biaya transportasi dalam rangka pengawasan dan pengendalian.

BAB V

PENGGOLONGAN KELAS RUMAH MAKAN DAN RESTORAN Pasal 7

Rumah Makan digolongkan ke dalam kelas : 1. Rumah Makan Kelas A

2. Rumah Makan Kelas B 3. Rumah Makan Kelas C 4. Rumah Makan Kelas D 5. Rumah Makan Kelas E

Restoran digolongkan ke dalam kelas : 1. Restoran Kelas I

2. Restoran Kelas II 3. Restoran Kelas III

Pasal 8

Pembagian Kelas Rumah Makan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Daerah ini didasarkan atas syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh masing-masing Rumah Makan.

Pasal 9

Dikecualikan dari syarat-syarat sebagaimana dimaksud pasal 8 adalah Rumah Makan Kelas E.

Pasal 10

(6)

(1) Kelas Rumah Makan harus dicantumkan pada papan nama dan Surat Izin Usaha Rumah Makan yang bersangkutan.

(2) Bentuk, ukuran dan penempatan papan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 11

(1) Kelas Restoran harus dicantumkan pada piagam dan Surat ijin Usaha Restoran yang bersangkutan

(2) Persyaratan Penggolongan kelas Restoran dan tata cara memperoleh piagam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati

Pasal 12

Rumah Makan dan Restoran dengan kelas yang lebih rendah dapat naik satu atau beberapa tingkat diatas kelas yang semula dimiliki, apabila memenuhii persyaratan yang sudah ditentukan.

BAB VI PERIZINAN

Pasal 13

Untuk dapat mendirikan usaha rumah makan dan restoran setiap orang atau badan hukum harus mendapat izin dari Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah atas nama Bupati Lombok Tengah

Pasal 14

(1) Untuk mendapat izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, setiap pengusaha wajib mengajukan permohonan tertulis kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah

(2) Surat Permohonan Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi dengan :

a. Persetujuan Prinsip b. Izin Lokasi / SITU

c. Izin Mendirikan Bangunan d. Izin Gangguan (HO)

Pasal 15

Persetujuan prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf a, harus digunakan dalam jangka waktu satu tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan dan apabila pembangunan belum dimulai dalam jangka waktu satu tahun maka Persetujuan Prinsip yang diberikan menjadi tidak berlaku lagi.

Pasal 16

(1) Izin Usaha Rumah Makan dan Restoran dapat dicabut apabila wajib retribusi:

a. Tidak melakukan kegiatan sesuai dengan izin yang diberikan;

b. Tidak melakukan pendaftaran ulang izin usahanya setelah berakhir masa retribusi;

(7)

c. Dalam melaksanakan usahanya tidak memenuhi persyaratan sanitasi dan higiene di dalam dan di lingkungan Rumah Makan dan Restoran.

(2) Prosedur dan tata cara pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati.

BAB VII

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 17

(1) Setiap permohonan untuk mendapatkan Izin Usaha Rumah Makan dan restoran dikenakan retribusi.

(2) Tarif retribusi untuk Rumah Makan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah sebagai berikut :

a. Rumah Makan kelas A sebesar Rp. 6.000,- perkursi. b. Rumah Makan kelas B sebesar Rp. 5.000,- perkursi. c. Rumah Makan kelas C sebesar Rp. 4.000,- perkursi. d. Rumah Makan kelas D sebesar Rp. 3.000,- perkursi. e. Rumah Makan kelas E sebesar Rp. 2.000,- perkursi.

(3) Untuk pendaftaran ulang Rumah Makan kelas A, B, C, D, dan E sebagaimana tersebut pada ayat ( 1 ) dikenakan retribusi sebesar 50 % (lima puluh persen) dari retribusi izin usaha.

(4) Setiap Rumah Makan yang berubah kelas dikenakan retribusi sebesar : a. Rumah Makan kelas B sebesar Rp. 4.000,- perkursi.

b. Rumah Makan kelas C sebesar Rp. 3.000,- perkursi. c. Rumah Makan kelas D sebesar Rp. 2.000,- perkursi. d. Rumah Makan kelas E sebesar Rp. 1.000,- perkursi.

(5) Untuk Rumah Makan yang menggunakan bangku, pengenaan retribusinya dihitung sebagai berikut :

a. 1 ( satu ) buah bangku panjang dihitung 4 ( empat ) kursi b. 1 ( satu ) buah bangku pendek dihitung 2 ( dua ) kursi.

(6) Sedangkan untuk Lesehan yang menggunakan 1 (satu) buah meja dihitung 4 (empat ) kursi.

Pasal 18

(1) Tarif retribusi untuk Restoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) adalah sebagai berikut :

a. Restoran kelas I sebesar Rp. 10.000,- perkursi. b. Restoran kelas II sebesar Rp. 8.000,- perkursi. c. Restoran kelas III sebesar Rp. 6.000,- perkursi

(2) Untuk Pendaftaran Ulang Restoran kelas I, II dan III sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dikenakan retribusi sebesar 50 % (lima puluh persen) dari retribusi Izin Usaha.

(8)

(3) Setiap Restoran yang berubah kelas dikenakan retribusi sebesar : a. Kelas II ke kelas I sebesar Rp. 6.000,- perkursi b. Kelas III ke kelas II sebesar Rp. 4.000,- perkursi.

Pasal 19

(1) Seluruh biaya yang dipungut disetorkan ke Kas Daerah.

(2) Kepada Petugas diberikan insentif sebesar 5% (lima persen) dari jumlah pungutannya.

(3) Kepada Dinas Pariwisata diberikan biaya operasional sebesar 5% (lima persen) dari jumlah yang disetorkan ke Kas Daerah.

(4) Upah pungut dan biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dikelola oleh Dinas Pariwisata.

BAB VIII

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 20

(1) Masa Retribusi Izin Usaha Rumah Makan dan Restoran adalah selama wajib retribusi masih menjalankan usahanya dengan kewajiban mendaftar ulang setiap (3) tahun.

(2) Permohonan atau pemberitahuan her-registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya masa berlaku pendaftaran ulang.

(3) Apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak masa berlaku pendaftaran ulang berakhir tidak dilakukan her-registrasi, maka harus diajukan sebagai permohonan izin usaha baru.

Pasal 21

(1) Saat retribusi terutang adalah pada saat ditetapkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Bentuk, isi serta tata cara penertiban SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan ditetapkan oleh Bupati.

BAB IX

WILAYAH PUNGUTAN Pasal 22

Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat pemberian Izin Usaha diterbitkan.

BAB X

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 23

(9)

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(3) Tata cara pemungutan diatur dengan Keputusan Bupati.

BAB XI

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 24

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus;

(2) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur dengan Keputusan Bupati.

BAB XII

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 25

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang.

BAB XIII

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 26

(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi.

(2) Pengurangan, keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain diberikan dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi antara lain untuk mengangsur.

(3) Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) antara lain diberikan kepada wajib retribusi yang ditimpa bencana alam atau kerusakan.

(4) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan oleh Bupati.

BAB XIV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 27

(1) Pembinaan dan pengawasan usaha Rumah Makan dan Restoran dilakukan oleh Dinas Pariwisata berkerjasama dengan instansi terkait lainnya.

(2) Tata cara pengawasan Rumah Makan dan Restoran ditetapkan oleh Dinas Pariwisata.

(10)

BAB XV

KETENTUAN PIDANA Pasal 28

(1) Pelanggaran terhadap Pasal 13, Pasal 14, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 21 ayat (1) diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang.

(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XVI

PENYIDIKAN Pasal 29

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindakan pidana di bidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Hukum Acara Pidana yang berlaku.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang

pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan Tindak Pidana Retribusi Daerah;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

d. Memeriksa buku-buku catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan penyidikan tindak pidana retribusi daerah;

g. Menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan/atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf d;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

(11)

j. Menghentikan penyidikan;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana bidang retribusi daerah berdasarkan hukum yang dapat dipertanggung jawabkan;

l. Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan saat dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.

BAB XVII

KETETUAN PENUTUP Pasal 30

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 31

Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah.

Ditetapkan di Praya

pada tanggal 16 April 2005 BUPATI LOMBOK TENGAH PENJABAT,

ttd.

H. LALU MOH. KASIM Diundangkan di Praya

pada tanggal 18 April 2005 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH,

H. MAS’UD

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 9 SERI C NOMOR 7

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2005

TENTANG

(12)

RETRIBUSI IZIN USAHA RUMAH MAKAN DAN RESTORAN

I. UMUM

Bahwa dengan makin meningkatnya perkembangan sosial ekonomi masyarakat serta meningkatnya pelayanan jasa yang diberikan Pemerintah kepada masyarakat menyebabkan keperluan dana yang dibutuhkan makin meningkat.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, maka beban keuangan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintahan daerah semakin berat, sementara dari sisi lain Kabupaten Lombok Tengah memiliki potensi yang perlu digali dan dikelola secara proporsional.

Diantara potensi daerah itu adalah tumbuh dan berkembangnya sektor swasta terutama yang bergerak dalam bidang pendukung industri pariwisata seperti Rumah Makan dan restoran. Untuk itulah, pertumbuhan ini perlu ditata sedemikian rupa guna memberikan kepastian hukum dan sekaligus dapat memberikan kontribusi kepada Daerah. Sehubungan dengan hal tersebut perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Izin Usaha Rumah makan dan Restoran.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 s.d. Pasal 7 : Cukup jelas.

Pasal 8 : Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Rumah Makan mencakup syarat umum dan syarat khusus sebagai berikut :

SYARAT-SAYARAT UMUM I. LOKASI DAN LINGKUNGAN 1. LOKASI :

a. Dapat berada di suatu bangunan yang berdiri sendiri atau menyatu dengan bangunan lain.

b. Terletak di lokasi yang mudah dicapai oleh kendaraan beroda empat.

c. Harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan di dalam Rencana Tata Kota dan Daerah.

2. LINGKUNGAN :

a. Harus menghindarkan pencemaran yang diakibatkan dari luar atau dari dalam yang bersumber dari bau yang tidak enak, debu, asap serta serangga dan binatang pengerat.

(13)

b. Rumah Makan yang bertempat di suatu bangunan yang berdiri sendiri dianjurkan untuk membuat Taman di pekarangannya.

c. Tersedia sistem penyaluran/ pembuangan air limbah.

B. BANGUNAN

1. Sifat Bangunan :

Bangunan Rumah Makan dapat bersifat konstruksi semi permanen dan harus memenuhi persyaratan perizinan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

2. Tata Ruang :

a. Pengaturan ruangan disesuaikan dengan fungsinya, sehingga melancarkan arus tamu, arus karyawan, arus barang dan bahan serta arus pelayanan.

b. Tersedia pintu masuk yang terpisah untuk tamu dan untuk karyawan/barang dan bahan.

C. TEMPAT PARKIR

Rumah Makan yang bertempat di suatu bangunan yang berdiri sendiri diharuskan menyediakan tempat parkir dengan ketentuan : b. Untuk setiap 10 tempat duduk tersedia

satu tempat parkir kendaraan beroda 4 (empat).

c. Tempat Parkir harus diperkeras dan tidak becek.

d. Tersedia sistem penyaluran/pembuangan air limbah.

D. FISIK RUANGAN 1. Ruang Makan.

a. Ukuran :

1) Luas ruang makan sekurang-kurangnya 50 % dari luas seluruh Rumah Makan.

(14)

2) Luas tempat duduk bagi setiap orang minimal 1,5 m X 1 m.

3) Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,8 m

b. Tempat :

1) Ruang makan yang berada di dalam bangunan ruangan makan dianjurkan berhubungan langsung dengan Dapur Pemanas, dengan pintu keluar dan pintu masuk yang terpisah.

2) Ruang Makan yang berada terpisah dari bangunan Rumah Makan diusahakan letaknya berdekatan dengan Dapur Pemanas.

2. Dapur Pemanas :

a. Luas Dapur Pemanas sekurang-kurangnya 35 % dari luas Ruang Makan.

b. Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,8 m.

E. PERLENGKAPAN 1. Ruang Makan :

a. Jumlah meja dan kursi sesuai dengan kapasitas Ruang Makan.

b. Serbet kertas.

c. Bermacam-macam bumbu tambahan, saos, tomat, lada, sambal, kecap dan lain-lain.

d. Daftar Makanan dan Minuman. e. Tusuk gigi dan tempatnya. 2. Dapur Pemanas : a. Kompor. b. Panci. c. Wajan/penggorengan. d. Penanak nasi/steamer e. Pisau dapur. f. Tempat bumbu.

g. Alat pengambil sayur / gayung sayur. h. Sendok dan garpu.

i. Daftar makanan dan minuman. j. Dan lain-lain.

F. PERALATAN MAKANAN DAN MINUMAN

(15)

1. Sendok makan 2 x jumlah tempat duduk. 2. Garpu makan 2 x jumlah tempat duduk. 3. Sendok teh / kopi 2 x jumlah tempat duduk. 4. Pisau buah/kue 1 x jumlah tempat duduk. 5. Piring makan 2 x jumlah tempat duduk. 6. Piring buah 1 x jumlah tempat duduk. 7. Cangkir teh/kopi dengan piringnya 1 x jumlah

tempat duduk.

8. Gelas minum 2 x jumlah tempat duduk. 9. Gelas minuman ringan 1 x jumlah tempat

duduk.

G. PERALATAN PENYAJIAN

1. Baki 1 atau 2 x jumlah meja.

2. Kobokan 2 x jumlah tempat duduk. 3. Teko kopi / teh sebanyak jumlah meja. 4. Teko susu 1 atau 2 x jumlah meja. 5. Tempat gula sebanyak jumlah meja. 6. Teko air sebanyak jumlah meja. H. KESEHATAN DAN KESELAMATAN

1. Air.

Tersedia air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Hygiene dan Sanitasi :

a. Tersedia kotak P3K pada tempat yang mudah terlihat dengan tanda-tanda jelas mudah dicapai.

b. Pemeriksaan kesehatan karyawan dilakukan secara berkala tiap 6 bulan sekali.

c. Penyemprotan dengan insektisida (post control) dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun.

3. Keselamatan Kerja :

a. Tersedia alat pemadam kebakaran, baik di dapur maupun di ruang makan.

b. Tersedia pintu darurat dan tersedia pula tangga darurat bagi bangunan bertingkat.

SYARAT-SYARAT KHUSUS. I. RUMAH MAKAN KELAS A.

(16)

A. Bangunan :

Bangunan Rumah Makan Kelas A sekurang-kurangnya terdiri atas lima ruangan, yaitu : a. Ruang makan.

b. Ruang dapur pemanas. c. Ruang karyawan. d. Ruang administrasi.

e. Gudang.

B. Fasilitas :

1. Ruang Makan :

Ruang makan sekurang-kurangnya

dilengkapi dengan fasilitas berupa :

a. Alat pengatur suhu, sekurang-kurangnya fan.

b.Tempat mencuci tangan (wastafel).

c.Toilet ditempatkan pada tempat yang mudah dicapai, terpisah dengan ruangan makan dan tidak berhubungan langsung dengan dapur pemanas dan sekurang-kurangnya dilengkapi dengan WC duduk atau jongkok, washtafel, alat pengering tangan, sabun, bahan pewangi toilet, kaca rias.

d. Sistem tata suara untuk musik.

e. Ruang tunggu bagi tamu yang belum mendapat tempat.

2. Ruang Dapur Pemanas :

Ruang dapur pemanas sekurang-kurangnya dilengkapi dengan :

a. Tempat untuk memanaskan masakan jadi.

b. Tempat peralatan/lemari penyimpanan masakan jadi.

c. Tempat untuk menyimpan bahan makanan mudah rusak.

d. Tempat untuk mencuci bahan makanan mentah.

e. Sistem penyaluran dan pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan. f. Kotak P3K.

g. Alat pemadam kebakaran.

h. Tempat penyimpanan sementara sampah kering dan tempat penyimpanan sementara sampah basah.

i. Sistem penyaluran asap. 3. Ruang Karyawan :

(17)

Ruang karyawan dilengkapi sekurang-kurangnya :

a. Ruang ganti pakaian/tempat

penyimpanan pakaian dan barang milik karyawan.

b. WC dilengkapi dengan ember dan gayung.

c. Ruang makan karyawan. d. Ruang ibadah.

4. Ruang Administrasi :

Ruang administrasi sekurang-kurangnya dilengkapi degan ruang pimpinan dan administrasi.

5. Gudang :

Gudang sekurang-kurangnya dilengkapi dengan :

a. Ruang untuk penyimpanan alat perlengkapan-perlengkapan yang dilengkapi dengan rak atau lemari dengan tinggi kaki 15 cm dari lantai.

b. Ruang untuk menyimpan bahan makanan mentah tidak mudah rusak dan bahan minuman serta dilengkapi dengan rak atau lemari dengan tinggi kaki 15 cm dari lantai.

II. RUMAH MAKAN KELAS B : A. Bangunan :

Bangunan sama dengan Rumah Makan kelas A, kecuali huruf c.

B. Fasilitas :

1. Ruang makan sama dengan Rumah Makan Kelas A, kecuali huruf e.

2. Ruang dapur pemanas sama dengan Rumah Makan Kelas A.

3. Ruang Administrasi sama dengan Rumah Makan Kelas A.

4. Gudang sama dengan rumah makan kelas A, kecuali huruf b.

III. RUMAH MAKAN KELAS C. A. Bangunan :

Bangunan sama dengan Rumah Makan Kelas A, kecuali huruf d dan e.

B. Fasilitas :

(18)

1. Ruang makan sama dengan Rumah Makan Kelas A, kecuali huruf d dan e.

2. Ruang dapur pemanas sama dengan Rumah Makan kelas A, kecuali huruf a dan c.

3. Gudang sama dengan Rumah Makan Kelas A, kecuali huruf b.

IV. RUMAH MAKAN KELAS D A. Bangunan :

Bagunan sama dengan Rumah Makan kelas A, kecuali huruf d dan e.

B. Fasilitas :

1. Ruang makan sama dengan Rumah Makan Kelas A, kecuali huruf d dan e.

2. Ruang dapur pemanas sama dengan Rumah Makan Kelas A, kecuali huruf c dan j.

V. RUMAH MAKAN KELAS E.

Meja dan kursi disesuaikan dengan kapasitas ruangan.

Pasal 9 s.d. 31 : Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 31

(19)

(1) Usaha Rumah Makan atau Restoran yang seluruh modalnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dapat berbentuk Badan Usaha atau Usaha Perorangan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;

(2) Usaha Rumah Makan atau Restoran yang modalnya merupakan patungan antara Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing harus berbentuk Perseroan Terbatas (PT).

BAB VI PENGUSAHAAN

Pasal 9

(1) Pengusahaan Rumah Makan meliputi jasa pelayanan makan dan minum kepada tamu rumah makan.

(2) Pengusahaan Restoran meliputi penyediaan jasa pelayanan makan dan minum kepada tamu restoran sebagai usaha pokok serta jasa hiburan didalam bangunan restoran sebagai usaha penunjang yang tidak terpisah dari usaha pokoknya.

(3) Jasa pelayanan Rumah Makan dan Restoran sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) apabila menyediakan hiburan atau kesenian pertunjukan oleh artis asing harus memperhatikan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Pasal IO

Pemimpin Usaha Rumah Makan atau Restoran berkewajiban untuk :

a. Mencegah penggunaan Rumah Makan atau Restoran untuk kegiatan-kegiatan yang dapat menggangu keamanan dan ketertiban umum serta melanggar kesusilaan.

b. Memberi perlindungan kepada setiap tamu Rumah Makan atau Restoran. c. Memelihara dan memenuhi persyaratan sanitasi dan higiene didalam dan

dilingkungan Rumah Makan dan Restoran.

d. Memenuhi ketetntuan perjanjian kerja, keselamatan kerja dan jaminan sosial bagi karyawan.

Pasal 11

Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing oleh Rumah Makan atau Restoran harus mendapatkan Izin Kerja sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

BAB VIII

(20)

BAB IX P E R I Z I N A N

Pasal 17

(1) Setiap pembangunan Rumah Makan dan atau Restoran harus mendapat persetujuan Prinsip dari Gubernur Nusa Tenggara Barat setelah mendapat Rekomendasi dari Bupati.

(2) Setelah persetujuan prinsip dikeluarkan, pemohon harus melengkapinya dengan Izin Lokasi dan Izin Mendirikan Bangunan.

Pasal 18

(1) Persetujuan prinsip dimaksud pasal 17, harus digunakan dalam jangka waktu satu tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan.

(2) Apabila pembangunan belum dimulai dalam jangka waktu satu tahun maka Persetujuan Prinsip yang diberikan menjadi tidak berlaku lagi.

Pasal 19

(1) Untuk mengusahakan Rumah Makan atau Restoran harus mendapat izin dari Bupati.

(2) Bentuk ijin usaha serta prosedur dan tata cara memperoleh izin usaha dalam ayat ( 1 ) ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 20

(1) Izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 berlaku selama wajib retribusi masih menjalankan usahanya dengan kewajiban mendaftar ulang setiap 3 (tiga) tahun.

(2) Untuk kegiatan pendaftaran ulang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Wajib Retribusi harus mengajukan permohonan atau pemberitahuan untuk registrasi.

(3) Permohonan atau pemberitahuan her-registrasi sebagaimana tersebut dalam ayat (2), diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya masa berlaku pendaftaran ulang.

(4) Apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak masa berlaku pendaftaran ulang berakhir tidak dilakukan her-registrasi, maka harus diajukan sebagai permohonan Izin Usaha baru.

Pasal 21

(1) Kepada setiap orang atau badan usaha yang telah memperoleh izin usaha diberikan Surat Tanda Izin Usaha.

(2) Kepada setiap orang atau Badan Usaha yang telah melakukan pendaftaran ulang diberikan Surat Keterangan Pendaftaran Ulang.

(21)

(3) Bentuk Surat Izin Usaha dab Surat Keterangan Pendaftaran Ulang dimaksud ayat ( 1 ) dan ( 2 ), ditetapkan oleh Bupati.

(4) Surat Tanda Izin Usaha dan Surat Keterangan Pendaftaran Ulang dimaksud ayat ( 1 ) dan ( 2 ) harus diberi bingkai dan ditempatkan pada tempat yang mudah dan jelas dilihat oleh umum.

Pasal 22

Dalam hal Rumah Makan naik kelas sebagaimana dimaksud pasal 10 Peraturan Daerah ini, maka ijin usaha rumah makan untuk kelas yang semula dimiliki menjadi tidak berlaku lagi.

BAB X

PENGGOLONGAN KELAS RESTORAN Pasal 23

(1) Tingkat pelayanan Restoran ditentukan penggolongan Restoran yang terdiri dari 3 ( tiga ) kelas yang dinyatakan dalam piagam.

(2) Persyaratan penggolongan kelas Restoran dan tata cara memperoleh piagam dimaksud ayat ( 1 ) ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 24

Restoran dengan predikat kelas yang lebih rendah, dapat naik satu atau beberapa tingkat diatas kelas semula yang dimiliki, apabila memenuhi persyaratan.

BAB XI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 25

Pasal 27

(1) Hasil pungutan biaya dimaksud pasal 25 dan pasal 26 seluruhnya disetor ke Kas Daerah.

(2) Kepada Instansi pemungut, diberikan uang perangsang sebesar 5 % dari penerimaan sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ).

BAB XII

SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 28

(22)

Saat retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB XIII WILAYAH PUNGUTAN Pasal 29 BAB XIV

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 30

BAB XVIII PENCABUTAN IZIN

Pasal 34

(1) Izin Usaha dapat dicabut apabila wajib retribusi tidak memenuhi ketentuan pasal 10, 17 dan 18.

(2) Prosedur dan tata cara pencabutan izin sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) ditetapkan oleh Bupati.

BAB XIX

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 35

(1) Dalam rangka pembinaan setiap usaha Rumah Makan dan Restoran, pengusaha diwajibkan memeriksakan kesehatan karyawan/karyawati serta bahan tambahan yang dipergunakan dalam pengolahan /pencampuran yang harus dibuktikan dengan Surat Keterangan Sehat yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah.

(2) Tata cara pengawasan Rumah Makan dan Restoran ditetapkan oleh Bupati. BAB XX

KETENTUAN PIDANA Pasal 36

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah, diancam Pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan dan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang.

(23)

(2) Tindakan Pidana yang dimaksud pada ayat 1 adalah pelanggaran. BAB XXI P E N Y I D I K A N Pasal 37 BAB XXII KETENTUAN PENUTUP Pasal 38 23

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Adopsi Internet Banking, Loan Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan

Capacity building yang dilakukan selama enam minggu mulai 6 Agustus 2018 hingga 15 September 2018 dengan tatap muka yang terjadwal selama dua tahap (tahan Penelitian

Dari biaya-biaya yang telah ditelusuri dan dihitung tadi didapat harga pokok produksi berdasarkam metode Job Order costing dikelompokan

Studi ini dilakukan untuk mempelajari penurunan suhu, peningkatan kelembaban dan peran angin pada penerapan sistem pengabutan air tekanan rendah di iklim tropis

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) kemampuan kognitif siswa kelas VIII E SMP Negeri 20 Surakarta melalui model pembelajaran discovery dengan

Berdasarkan INPRES No.6 Tahun 2001, tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia, yang merupakan salah satu kerangka kebijakan dan strategi pengembangan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan mineral yang terdapat pada tepung cangkang kerang air tawar pada ukuran cangkang yang berbeda. Parameter yang

Sehingga, dengan dilakukan pengujian ini, sistem pakar yang digunakan oleh pengguna tidak mengalami kesalahan penelusuran dan kesalahan pada menampilkan solusi yang