• Tidak ada hasil yang ditemukan

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1 | P a g e

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016

TENTANG

PRODUK DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO

RPOJK TANGGAPAN

Sehubungan dengan amanat ketentuan Pasal 8 dan Pasal 45 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.05/2015 tentang Produk Asuransi dan Pemasaran Produk Asuransi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 287, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5770), perlu untuk mengatur lebih lanjut mengenai produk dan pemasaran produk asuransi mikro sebagai berikut:

I. KETENTUAN UMUM

Dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan:

1. Produk Asuransi adalah:

a. program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 (satu) jenis atau lebih risiko yang dapat diasuransikan yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti dengan memberikan penggantian kepada pemegang polis, tertanggung, atau peserta karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita pemegang polis, tertanggung, atau peserta, atau pemberian jaminan pemenuhan kewajiban pihak yang dijamin kepada pihak yang lain apabila pihak yang dijamin tersebut tidak dapat memenuhi kewajibannya;

 Bagaimana jika produk pada poin 1.a ini ada manfaat yang diberikan ke Penerima manfaat? misalnya sebagian Uang Pertanggungan dibayarkan kepada Pemegang Polis, dan sisanya dibayarkan ke Penerima Manfaat.

Saran dari kami, untuk menambahkan "…… dengan memberikan penggantian kepada pemegang polis, tertanggung, peserta dan Penerima manfaat karena kerugian….

 Dalam POJK 23 Pasal 9 ayat 3 diatur bahwa Produk Asuransi Mikro yang dapat dipasarkan oleh Perusahaan Asuransi Jiwa adalah Produk Asuransi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kecuali anuitas asuransi jiwa dan PAYDI.

Mohon klarifikasinya mengenai keberlakuan Pasal ini, apakah berarti dikesampingkan dengan adanya RSEOJK ini.

 Apabila Pasal ini merujuk kepada “manfaat asuransi kecelakaan”, menurut kami definisi kurang jelas pada kalimat yang menyatakan '…suatu peristiwa yang tidak pasti…'

(3)

2 | P a g e

b. program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 (satu) jenis atau lebih risiko yang terkait dengan meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan, hidup dan meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan, atau anuitas asuransi jiwa;

 Pada poin 1.A dijelaskan Manfaat diberikan kepada siapa, namun pada point 1.B tidak dijelaskan.

Saran dari kami untuk menambahkan kalimat "dengan memberikan penggantian atau pembayaran kepada Pemegang Polis, Penerima Manfaat atau Pihak lain yang berhak.  Pada definisi disebutkan mengenai program anuitas asuransi jiwa. Apakah dengan ini dapat

diartikan bahwa program anuitas asuransi jiwa dapat dipasarkan sebagai program asuransi mikro? Mengingat pada Pasal 9 ayat (3) POJK 23/2015 mengenai Produk Asuransi disebutkan bahwa produk anuitas asuransi jiwa dan PAYDI dilarang untuk dipasarkan sebagai program asuransi mikro. Dalam hal anuitas asuransi jiwa diperbolehkan melalui peraturan ini, bagaimana dengan PAYDI? Seharusnya ketentuan ini dapat disamakan dengan memperbolehkan memasarkan program PAYDI sebagai produk asuransi mikro namun dengan syarat dan ketentuan tertentu

c. program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 (satu) jenis atau lebih risiko yang terkait dengan keadaan kesehatan fisik seseorang atau menurunnya kondisi kesehatan seseorang yang dipertanggungkan; dan/atau

 Pada poin 1.A dijelaskan Manfaat diberikan kepada siapa, namun pada point 1.C tidak dijelaskan.

Saran dari kami untuk menambahkan kalimat "dengan memberikan penggantian atau pembayaran kepada Pemegang Polis, Tertanggung, Peserta, atau Pihak lain yang berhak"  Apakah klausa ini termasuk mikro untuk cacat tetap total?

d. program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 (satu) jenis atau lebih risiko dengan memberikan penggantian atau pembayaran kepada pemegang polis, tertanggung, atau peserta atau pihak lain yang berhak dalam hal terjadi kecelakaan.

 Typo kata "atau" dihilangkan…

kepada pemegang polis, tertanggung, peserta atau pihak lain yang berhak dalam hal terjadi kecelakaan.

2. Produk Asuransi Mikro adalah Produk Asuransi yang didesain untuk memberikan perlindungan atas risiko keuangan yang dihadapi masyarakat berpenghasilan rendah.

 Mohon diberikan definisi “berpenghasilan rendah”

 Bagaimana jika yang membeli adalah masyarakat menengah atas? Apakah tidak diperbolehkan?

 Usulan tambahan redaksional:

Produk Asuransi Mikro adalah Produk Asuransi yang didesain untuk memberikan perlindungan tidak hanya atas risiko keuangan, melainkan dapat juga memberikan perlindungan atas risiko kecelakaan, kesehatan, atau meninggal dunia bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

(4)

3 | P a g e

3. Polis Asuransi adalah akta perjanjian asuransi atau dokumen lain yang dipersamakan dengan akta perjanjian asuransi, serta dokumen lain yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perjanjian asuransi, yang dibuat secara tertulis dan memuat perjanjian antara pihak perusahaan asuransi dan pemegang polis.

 Usulan tambahan redaksional:

Polis Asuransi adalah akta perjanjian asuransi atau dokumen lain yang dipersamakan dengan akta perjanjian asuransi, serta dokumen lain yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perjanjian asuransi, yang dibuat secara tertulis dan memuat perjanjian antara pihak perusahaan asuransi yang akan memberikan perlindungan terhadap 1 (satu) jenis atau lebih risiko yang mungkin terjadi pada pemegang polis.

 Kata "secara tertulis" dapat menimbulkan interpretasi bahwa polis hanya dalam bentuk hardcopy. Kami usulkan agar diberi penegasan polis asuransi dapat dibuat secara tertulis maupun digital.

4. Premi adalah sejumlah uang yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi dan disetujui oleh pemegang polis untuk dibayarkan berdasarkan perjanjian asuransi atau sejumlah uang yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mendasari program asuransi wajib untuk memperoleh manfaat.

 Bagaimana dengan asuransi jiwa kredit dimana Premi disetujui dan dibayarkan oleh Tertanggung bukan oleh Pemegang Polis? (Karena Pemegang polisnya adalah krediturnya).  Usulan tambahan redaksional:

Premi adalah sejumlah uang yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi dan disetujui oleh pemegang polis untuk dibayarkan kepada perusahaan asuransi berdasarkan perjanjian asuransi atau sejumlah uang yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mendasari program asuransi wajib untuk memperoleh manfaat.

5. Kontribusi adalah sejumlah uang yang ditetapkan oleh Perusahaan Asuransi Syariah atau perusahaan reasuransi syariah dan disetujui oleh pemegang polis untuk dibayarkan berdasarkan perjanjian asuransi syariah untuk memperoleh manfaat dari dana tabarru’ dan/atau dana investasi peserta dan untuk membayar biaya pengelolaan atau sejumlah uang yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mendasari program asuransi wajib untuk memperoleh manfaat.

 Bagaimana dengan asuransi jiwa kredit syariah dimana Premi disetujui dan dibayarkan oleh Tertanggung bukan oleh Pemegang Polis? (Karena Pemegang polisnya adalah krediturnya)  Usulan tambahan redaksional:

Kontribusi adalah sejumlah uang yang ditetapkan oleh Perusahaan Asuransi Syariah atau perusahaan reasuransi syariah dan disetujui oleh pemegang polis untuk dibayarkan kepada Perusahaan Asuransi Syariah berdasarkan perjanjian asuransi syariah untuk memperoleh manfaat dari dana tabarru’ dan/atau dana investasi peserta dan untuk membayar biaya pengelolaan atau sejumlah uang yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mendasari program asuransi wajib untuk memperoleh manfaat.  Sampai saat ini dan beberapa tahun ke depan masih terdapat perusahaan asuransi yang

memiliki unit syariah. Oleh karena itu kami usulkan agar ditambahkan kontribusi adalah sejumlah uang yang ditetapkan oleh Perusahaan Asuransi yang memiliki unit syariah, Perusahaan Asuransi Syariah,...

(5)

4 | P a g e

6. Perusahaan adalah perusahaan asuransi dan perusahaan asuransi syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian.

7. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK adalah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. II. KARAKTERISTIK PRODUK ASURANSI MIKRO

Produk Asuransi Mikro memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Sederhana

a. Produk Asuransi Mikro memberikan manfaat perlindungan dasar atas risiko yang sangat umum dihadapi masyarakat perpenghasilan rendah.

Typo: .. dihadapi masyarakat berpenghasilan rendah  Diusulkan untuk ditambahkan menjadi:

Produk Asuransi Mikro memberikan manfaat perlindungan dasar terhadap 1 (satu) jenis atau lebih risiko yang sangat umum dihadapi masyarakat berpenghasilan rendah.

 Mohon konfirmasi secara lebih spesifik mengenai parameter “risiko yang sangat umum”  Mohon diberikan penjelasan, apakah asuransi mikro tidak dijual bersama dengan rider?

Apakah semua perlindungan dalam bentuk perlindungan dasar saja? b. Produk Asuransi Mikro memiliki polis asuransi yang

sederhana dengan ketentuan, sebagai berikut:

i. Polis Produk Asuransi Mikro menggunakan Bahasa Indonesia yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh pemegang polis, tertanggung, dan/atau peserta;

 Bagaimana dengan perusahaan yang biasa menggunakan dual bahasa yaitu Indonesia dan Inggris, apakah tetap menggunakan bahasa Inggris juga?

ii. Polis Produk Asuransi Mikro dapat menggunakan bahasa daerah setempat agar mudah dipahami oleh pemegang polis, tertanggung, dan/atau peserta berdampingan dengan Bahasa Indonesia;

 Mohon klarifikasinya apabila perusahaan asuransi mengeluarkan polis dengan Bahasa daerah, apakah untuk setiap polis dengan Bahasa daerah yang berbeda harus dilaporkan ke OJK. Usulan:

Perusahaan asuransi hanya melaporkan polis asuransi mikro dalam Bahasa Indonesia saja dan perusahaan asuransi diberikan hak untuk menerbitkan polis dengan saduran ke Bahasa daerah tanpa perlu melaporkan ke OJK.

Note : Bahasa yang menjadi acuan adalah Bahasa Indonesia. iii. Polis Produk Asuransi Mikro dapat menggunakan

istilah yang awam sebagai pengganti istilah-istilah

 Selain istilah asuransi, istilah yang awam juga dapat dipakai sebagai pengganti istilah hukum (jika ada).

(6)

5 | P a g e

teknis asuransi dengan maksud agar polis dimaksud dapat lebih mudah dipahami;

 Kami menyarankan apabila merujuk kepada Grand Design Asuransi Mikro yang sebelumnya sudah pernah dikeluarkan, sebaiknya pada penjelasan dapat disebutkan kembali perihal definisi istilah awam tersebut.

iv. Polis Produk Asuransi Mikro berbentuk ringkas dan mudah dibaca, dengan panjang paling banyak 3(tiga) halaman kertas ukuran kuarto yang dicetak dengan menggunakan huruf arial ukuran 10 point atau yang setara; dan

 Dalam POJK 23 pasal 11 diatur mengenai hal-hal yang paling sedikit harus dimuat dalam Polis Asuransi. Mohon konfirmasinya mengenai keberlakuan pasal ini terhadap Polis Asuransi Mikro.

Sebaiknya tidak perlu diatur mengenai ukuran kertas atas banyaknya halaman. Cukup diberikan pengaturan bahwa polis mikro harus ringkas.

v. Khusus untuk Produk Asuransi Mikro dengan prinsip syariah, panjang Polis Asuransi sebagaimana dimaksud pada butir iv tidak memperhitungkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f Peraturan OJK Nomor 23/POJK.05/2015 tentang Produk Asuransi dan Pemasaran Produk Asuransi.

Dalam POJK 23 pasal 12 diatur mengenai hal-hal yang paling sedikit harus dimuat dalam Polis Asuransi dengan prinsip syariah. Mohon konfirmasinya mengenai keberlakuan pasal ini terhadap Polis Asuransi Mikro Syariah.

c. Produk Asuransi Mikro memiliki fitur dan proses administrasi yang sederhana dengan ketentuan sebagai berikut:

i. Bukti pendukung yang dipersyaratkan dalam pengajuan klaim Produk Asuransi Mikro paling banyak 4 (empat) bukti; dan

 Mohon dapat disebutkan bukti apa saja yang digunakan dalam pengajuan klaim Produk Asuransi Mikro. Apakah tetap diperbolehkan meminta bukti lainnya jika perlu? Dan apakah bukti pendukung ini termasuk formulir perusahaan yang harus dilengkapi ahli waris?

 Usulan tambahan kalimat (sesuai grand desain) :

Dokumen dimaksud meliputi dokumen terkait dengan data diri sebagai peserta asuransi (yang berhak menerima manfaat) dan bukti tertulis terkait dengan risiko yang dijamin.

ii. Produk harus bersifat guaranteed issuance offer (GIO) atau simplified issue offer (SIO), yaitu polis berlaku setelah premi dibayar lunas, tanpa didahului pemeriksaan atas kondisi obyek pertanggungan.

 Dengan adanya GIO dan SIO maka akan ada pengecualian yang “ketat” atas kondisi dari tertanggung yang tentu saja hal ini akan menyebabkan perusahaan asuransi menolak pembayaran klaim apabila ditemukan ketidaksesuaian dalam pengisian SPAJ dengan kondisi sebenarnya dari tertanggung.

 Usulan agar ketentuan ini dipindahkan ke klasifikasi “segera”

 Sesuai prinsip underwriting, proses underwriting (GIO / SIO) harus diselesaikan terlebih dahulu dan premi telah dibayar lunas maka Polis dapat terbit.

(7)

6 | P a g e

 Mohon diberikan penjelasan, apakah yang dimaksud dengan premi dibayar lunas?

Kami usulkan diganti dengan premi pertama dibayar lunas agar tidak menimbulkan interpretasi bahwa premi bukan hanya premi tunggal/sekaligus.

 Terkadang penggunaan istilah GIO atau SIO sering diartikan juga sebagai guarantee bayar klaim. Mohon diatur agar tidak terjadi salah paham. Pembayaran klaim tetap mengacu kepada ketentuan pengecualian, waiting period, atau pre-existing condition dan batasan2 lainnya.

2. Mudah

Produk Asuransi Mikro mudah diperoleh di lingkungan masyarakat umum melalui saluran pemasaran Produk Asuransi Mikro.

 Usulan tambahan redaksional :

Produk Asuransi Mikro mudah diperoleh di lingkungan masyarakat umum berpenghasilan rendah melalui saluran pemasaran Produk Asuransi Mikro.

 Perlu ditambahkan bahwa pengertian mudah tidak hanya dalam hal produk itu dipahami ketika dijual, tetapi juga pada saat nasabah menghubungi kembali perusahaan penyedia produk misalnya untuk bertanya mengenai produk atau melakukan klaim.

3. Ekonomis

Produk Asuransi Mikro memiliki Premi atau Kontribusi yang terjangkau dengan kriteria sebagai berikut:

Usulan tambahan redaksional :

Produk Asuransi Mikro memiliki Premi atau Kontribusi yang relatif terjangkau dengan kriteria sebagai berikut:

a. Premi risiko atau Kontribusi risiko dari Produk Asuransi Mikro paling sedikit 50% (lima puluh per seratus) dari Premi bruto atau Kontribusi bruto.

 Mohon penjelasan lebih lanjut yang mendasari ketentuan premi risiko asuransi mikro min. 50% dari premi bruto.

 Dalam grand desain tercantum “premi bruto asuransi mikro saat ini setinggi tingginya Rp. 50.000,00”. Apakah besaran ini masih dijadikan acuan?

Sebaiknya ada ketentuan maksimum jumlah premi bruto atau kontribusi bruto. b. Uang pertanggungan pada produk asuransi mikro maksimal

sebesar 24 (dua puluh empat) kali upah minimum provinsi terbesar.

 Menurut kami, Rp 50ribu per/periode asuransi tidak menjadi patokan utama premi, karena dikemudian waktu yang diatur hanya besaran UP-nya saja.

 Sepengetahuan kami untuk uang pertanggungan produk mikro tidak lebih dari Rp. 50 juta, jika ketentuannya adalah 24x UMR terbesar, maka UP nya bisa lebih dari Rp. 50 juta. contoh ilustrasi dengan UMR jakarta Rp. 3,1 juta maka UP bisa sampai dengan Rp. 70an juta. Saran dari kami, bagaimana ketentuannya dibuat Fix Amount mengingat angka UMR dapat berubah.

(8)

7 | P a g e

Mohon penjelasan lebih lanjut ketentuan yang mendasari poin 3.b.  Beberapa concern:

Jika berpatokan pada 24x Upah Minimum Provinsi (UMP) terbesar, jika UMP tersebut dikemudian hari naik/turun, apakah produk harus didaftarkan kembali ke OJK?

apakah patokan UP : 24x UMP hanya untuk produk voluntary / produk individu atau berlaku juga untuk asuransi jiwa kredit yang melekat pada pinjaman / pembiayaan LKM ?

Untuk produk asuransi jiwa kredit dengan maksimum UP = Rp. 200 juta, dengan administrasi yang sederhana dan persyaratan klaim hanya 4 jenis, standar pembayaran klaim maksimum 10 hari sejak dokumen lengkap diterima, apakah tidak bisa dikategorikan sebagai produk mikro lagi?

 Mohon penjelasannya mengenai “provinsi terbesar”.

 Perlu ditambahkan nilai manfaat untuk asuransi kesehatan karena bukan dalam bentuk uang pertanggungan lumpsum namun dalam bentuk manfaat rawat inap.

 Untuk UMP ini sebaiknya didefinisikan berdasarkan acuan mana yang harus digunakan, dan kami menyarankan agar menggunakan angka yang pasti.

 Pembatasan Uang pertanggungan ini untuk per-polis atau per-Tertanggung dan apakah berlaku untuk kondisi kerugian/risiko apapun, atau apakah hanya untuk manfaat meninggal atau kecelakaan?

4. Segera :

a. Produk Asuransi Mikro berlaku efektif segera setelah aktivasi atau aplikasi kepesertaan disetujui dan dinyatakan valid oleh Perusahaan.

 Usulan perubahan redaksional:

Produk Asuransi Mikro berlaku efektif segera setelah aktivasi atau aplikasi kepesertaan disetujui dan premi sudah dibayar lunas dan diterima oleh Perusahaan

b. Perusahaan wajib memberikan konfirmasi kepada peserta segera setelah kepesertaan dinyatakan valid.

 Agar konfirmasi dapat dilakukan melalui media komunikasi sebagaimana diatur dalam Part VI.

c. Masa tunggu (waiting period) pada Produk Asuransi Mikro paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak aktivasi atau

 Diusulkan periode masa tunggu menjadi maksimum 90 (sembilan puluh) hari untuk menghindari ketidaksesuaian pengisian aplikasi terutama menyangkut pre existing condition

(9)

8 | P a g e

aplikasi kepesertaan disetujui dan dinyatakan valid oleh Perusahaan.

yang dihitung sejak tanggal Polis berlaku. Atau, sebaiknya untuk waiting period tidak perlu dibatasi dan disesuaikan dengan karakteristik dari produknya masing-masing

d. Dalam hal Produk Asuransi Mikro memiliki masa tunggu (waiting period), di dalam polis dicantumkan ketentuan bahwa manfaat asuransi dapat diberikan jika musibah atau risiko terjadi setelah masa tunggu (waiting period).

e. Masa tenggang (grace period) pembayaran premi maksimum 15 hari.

 Jika > 15 hari apakah polis otomatis lapsed dan pertanggungan berakhir? Apakah diperbolehkan reinstatement?

 Usulan tambahan redaksional:

Masa tenggang (grace period) pembayaran premi minimum [bukan maksimum] 15 hari kalender.

f. Perusahaan memproses dan menyelesaikan klaim, termasuk membayarkan manfaat asuransi jika disetujui dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak perusahaan menerima dokumen klaim yang dipersyaratkan dalam Polis secara lengkap.

 Usulan tambahan redaksional:

Perusahaan Asuransi memproses dan menyelesaikan klaim, termasuk membayarkan manfaat asuransi jika disetujui dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak Perusahaan Asuransi menerima dokumen klaim yang dipersyaratkan dalam Polis secara lengkap dan benar.

 Proses klaim : mohon diberikan waktu yang lebih lama dalam hal penyelidikan dilakukan di daerah terpencil (remote area).

 Dalam hal terdapat kondisi tertentu dimana Perusahaan Asuransi masih memerlukan untuk menindaklanjuti klaim yang disampaikan, apakah perusahaan masih diperbolehkan untuk mendapatkan waktu tambahan?

g. Apabila terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat antara perusahaan asuransi dengan peserta asuransi atau ahli warisnya, maka perusahaan asuransi memprioritaskan penyelesaian perselisihan secara musyawarah

 Usulan tambahan redaksional:

Apabila terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat antara perusahaan asuransi dengan peserta asuransi atau ahli warisnya dan/atau yang berkepentingan atau berhubungan dalam Polis ini atau adanya pelanggaran, maka perusahaan asuransi memprioritaskan penyelesaian perselisihan secara musyawarah.

 Kami mengusulkan tambahan pasal :

Apabila tidak terdapat penyelesaian secara musyawarah, perselisihan atau perbedaan pendapat tersebut dapat diselesaikan melalui penyelesaian perselisihan di luar pengadilan

(10)

9 | P a g e

melalui Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS) yang tercantum dalam daftar LAPS yang ditetapkan oleh OJK.

III. JENIS SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO

Pemasaran Produk Asuransi Mikro dapat dilakukan melalui saluran pemasaran sebagai berikut:

 Dengan luasnya saluran pemasaran ini maka pasti akan mendukung penetrasi asmik.  Kami mengusulkan :

Pemasaran Produk Asuransi Mikro dapat dilakukan melalui kerjasama penerbitan produk asuransi mikro bersama atau dalam bentuk konsorsium.

1. secara langsung (direct marketing); 2. agen asuransi;

3. bancassurance;

4. badan usaha selain bank, meliputi: Perusahaan di bidang teknologi informasi berbasis aplikasi smart phone atau e-commerce apakah termasuk dalam badan usaha yang diperbolehkan?

a. lembaga pembiayaan; b. lembaga keuangan mikro; c. perusahaan pergadaian; d. koperasi primer;

e. baitul maal wat-tamwil (BMT);

f. perusahaan perdagangan eceran; Mohon dapat dijelaskan lingkup perdagangan eceran yang dimaksud. g. perusahaan telekomunikasi;

h. yayasan atau organisasi kemasyarakatan; dan/atau

i. badan usaha lain, setelah memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari OJK.

 Apakah maksudnya adalah bila termasuk kedalam point a-h, tidak diperlukan persetujuan OJK?

 Apakah termasuk perusahaan keuangan non-bank asset management dan perusahaan sekuritas?

5. tenaga pemasar, yaitu orang perorangan meliputi:

a. agen dari bank penyelenggara laku pandai; Untuk agen dari bank, apakah harus memiliki sertifikasi AAJI? b. pemilik usaha perorangan; dan/atau

c. pengurus atau anggota dari perkumpulan yang tidak berbadan hukum, termasuk perhimpunan, komunitas, paguyuban, atau perkumpulan lain yang sejenis.

Dalam hal pemasaran dilakukan melalui tenaga pemasar sebagaimana disebutkan pada poin c ini, mohon penjelasannya mengenai bagaimana proses persetujuan yang akan dilakukan apakah disamakan dengan poin a dan b atau seperti apa?

(11)

10 | P a g e

IV. PERJANJIAN PEMASARAN

1. Pelaksanaan pemasaran Produk Asuransi Mikro dengan pihak ketiga harus dilakukan berdasarkan perjanjian kerja sama antara Perusahaan dan saluran pemasaran

 Untuk setiap saluran pemasaran yang tercantum pada poin III 1 sampai 5, apakah setiap kerjasamanya harus dilaporkan ke OJK?

 Apakah hal ini juga mengatur ke perjanjian antara perusahaan asuransi dengan broker karena biasanya broker bertindak sebagai perwakilan dari pihak ketiga dan perjanjian kerjasama hanya antara perusahaan asuransi dan broker.

 Usulan untuk ditambahkandefinisi istilah “Saluran Pemasaran” pada bagian awal SEOJK untuk menghindari kerancuan dan perbedaan pemahaman.

2. Perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada angka 1 memuat ketentuan paling sedikit:

a. hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing pihak; Mengenai komisi perlu diatur batasannya, mengingat premi produk ini cukup minim. b. jangka waktu perjanjian kerja sama;

c. prosedur pembayaran premi atau kontribusi dan klaim; d. kondisi yang menyebabkan berakhirnya perjanjian kerja

sama; dan

e. penyelesaian sengketa antara para pihak.

3. Perusahaan harus melakukan penilaian terhadap saluran pemasaran sebelum melakukan kerja sama, paling sedikit meliputi reputasi dan kecakapan pihak tersebut untuk bertindak mewakili Perusahaan dan memberikan pelayanan kepada pemegang polis, tertanggung, dan/atau peserta.

 Mohon dapat dijelaskan standar penilaiannya. Apakah setiap hasil penilaian harus dilaporkan ke OJK?

Usulan tambahan redaksional :

Perusahaan harus melakukan penilaian terhadap saluran pemasaran sebelum melakukan kerja sama, paling sedikit meliputi reputasi dan kecakapan pihak tersebut untuk bertindak mewakili Perusahaan, dan memberikan pelayanan kepada pemegang polis, tertanggung, dan/atau peserta serta memiliki pengetahuan yang cukup terhadap produk Asuransi Mikro yang dijual.

 Mohon dapat dijelaskan mengenai penilaian terhadap saluran pemasaran, apakah akan diatur secara detail mengenai mekanisme penilaiannya dan cara Perusahaan untuk memberikan penilaian atas saluran pemasaran tersebut.

4. Perusahaan harus memiliki catatan yang terkini mengenai identitas saluran pemasaran dan orang perorangan yang

(12)

11 | P a g e

dipekerjakan/ditugaskan oleh saluran pemasaran untuk menawarkan dan menjelaskan Produk Asuransi Mikro, paling kurang:

a. bagi perorangan:

fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), atau kartu izin tinggal sementara (KITAS); atau

b. bagi badan usaha dan/atau badan hukum:

fotokopi akta pendirian perusahaan dan perubahan anggaran dasar terakhir yang memuat susunan dan kewenangan pengurus dan fotokopi identitas diri (KTP atau KITAS) dari pengurus.

5. Tenaga pemasar Produk Asuransi Mikro dapat bekerja sama dengan lebih dari satu Perusahaan.

 Kami mengusulkan agar ketentuan ini tidak dimasukkan dengan alasan data privacy and confidentiality, agent training costs.

6. Perusahaan harus memastikan bahwa:

a. kegiatan pemasaran Produk Asuransi sejalan dengan anggaran dasar saluran pemasaran, dalam hal saluran pemasaran berupa badan usaha dan/atau badan hukum; b. saluran pemasaran telah memiliki izin untuk menjalankan

kegiatannya dari instansi yang berwenang, dalam hal dipersyaratkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

Untuk memastikan izin yang sesuai, mohon dapat diperjelas perijinan yang diharuskan (misalnya: minimal harus memiliki SIUP dan harus mencatumkan kegiatan usaha, apakah bidang Asuransi? Dalam SIUP tsb mengikat usaha utama mereka adalah bukan jualan Asuransi.

c. saluran pemasaran yang berupa badan usaha dan/atau badan hukum memiliki unit kerja atau pegawai yang khusus ditugaskan untuk menangani pemasaran Produk Asuransi Mikro.

 Apakah unit kerja atau pegawai khusus tersebut dapat merangkap pekerjaan lainnya, misalnya kasir di toko eceran?

 Usulan untuk menambahkan/memperjelas diperbolehkannya saluran pemasaran melalui e-commerce atau platform digital lain yang di negara lain sudah terbukti menjadi salah satu pendorong berkembangnya asuransi mikro.

7. Perusahaan dapat memberikan wewenang kepada saluran pemasaran untuk melakukan sebagian fungsi dalam proses penerbitan Polis Asuransi dan/atau proses penyelesaian klaim.

 Bagaimana untuk saluran pemasaran dengan bentuk perorangan? Ketentuan ini kemungkinan besar hanya dapat diterapkan pada saluran pemasaran yang berupa badan usaha dan/atau badan hukum.

 Mohon dapat diperjelas mengenai pemberian wewenang ini, apakah sampai dengan kewenangan untuk menyetujui atau tidak menyetujui pembayaran klaim?

(13)

12 | P a g e

8. Dalam hal Perusahaan memberikan wewenang kepada saluran pemasaran untuk melakukan sebagian fungsi dalam proses penerbitan Polis Asuransi dan/atau proses penyelesaian klaim, Perusahaan harus menerapkan manajemen risiko yang memadai untuk memitigasi risiko terkait dengan pemberian wewenang tersebut.

9. Perusahaan tetap bertanggung jawab dalam pelaksanaan fungsi yang diberikan kepada saluran pemasaran.

V. KRITERIA ORANG YANG MEMASARKAN PRODUK ASURANSI MIKRO 1. Orang perorangan, pada setiap saluran pemasaran selain agen,

yang berhubungan langsung dengan calon konsumen dan/atau konsumen dalam memasarkan Produk Asuransi Mikro harus terlebih dahulu memperoleh pelatihan mengenai asuransi atau asuransi syariah dan Produk Asuransi Mikro namun tidak harus memiliki sertifikat keagenan dari asosiasi perusahaan perasuransian.

 Apakah lisensi AAJI bagi agen asmik spesifik hanya untuk produk mikro?

 Untuk pelatihan dan sertifikasi dari masing-masing perusahaan asuransi akan lebih baik tetap mengacu kepada ketentuan dari AAJI sehingga setiap tenaga penjual memiliki standar yang sama.

 Cukup jelas, selain itu saluran pemasaran harus dapat memberikan penjelasan produk dan isi polis walaupun harus dilakukan dengan menggunakan bahasa daerah setempat.

 Mohon dapat diberikan penegasan bahwa orang perorangan juga termasuk karyawan dari suatu badan usaha atau perusahaan saluran pemasaran.

2. Orang perorangan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dapat merupakan pihak yang memiliki perjanjian kerja sama atau hubungan ketenagakerjaan dengan saluran pemasaran.

3. Pelatihan mengenai asuransi atau asuransi syariah dan Produk Asuransi Mikro sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan oleh Perusahaan atau pihak yang ditunjuk oleh Perusahaan untuk melaksanakan pelatihan

4. Dalam hal pelatihan sebagaimana dimaksud pada angka 3 dilakukan oleh pihak selain Perusahaan, Perusahaan tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan pelatihan.

VI. PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DIGITAL ATAU MOBILE

(14)

13 | P a g e

Pemasaran produk asuransi oleh Perusahaan yang menggunakan teknologi digital atau mobile harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:

1. Bentuk media komunikasi yang digunakan termasuk tetapi tidak terbatas pada:

Usulan tambahan redaksional:

Bentuk media komunikasi dan pemasaran produk asuransi mikro yang digunakan termasuk tetapi tidak terbatas pada :

a. layanan Short Message Service (SMS) atau menu Unstructured Supplementary Service Data (USSD) pada telepon seluler;

Kami mengusulkan:

Ditambahkan dengan media percakapan telephone (untuk mendasari penjualan secara telemarketing).

Dan untuk penjualan secara teknologi digital atau mobile, polis/ikhtisar polis tidak wajib disampaikan dalam bentuk hard copy. Mengesampingkan pasal 54 ayat 2 POJK 23.

b. aplikasi telepon pintar (smart phone); Dalam hal pemilik telepon pintar yang memiliki aplikasi tersebut berniat untuk membelikan produk asuransi mikro untuk orang lain, apakah cukup hanya dengan memasukkan informasi produk pada aplikasi atau orang yang bersangkutan harus tetap mendapatkan pelatihan dari pihak asuransi?

c. website; dan/atau Dalam hal pemasaran produk asuransi mikro dilakukan melalui suatu portal website, apakah diperbolehkan untuk menerbitkan dan mengirimkan Polis dalam bentuk soft copy?

d. vending machine. Mohon dapat dijelaskan media pemasaran melalui vending machine.

2. Media komunikasi sebagaimana dimaksud pada angka 1 paling sedikit memuat informasi mengenai:

a. manfaat asuransi;

b. besar Premi atau Kontribusi; dan

c. rujukan atau referensi yang lebih lengkap yang menjelaskan mengenai ringkasan produk, ketentuan umum Polis Asuransi, dan tata cara pengajuan klaim.

 sebaiknya ditambahkan "masa berlaku"  sebaiknya ditambahkan “pengecualian produk. VII. PERSETUJUAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO

A. Persetujuan Pemasaran Melalui Bank

1. Perusahaan yang akan memasarkan Produk Asuransi Mikro melalui kerjasama dengan Bank (Bancassurance) tunduk dan mengacu ketentuan-ketentuan pada Surat Edaran OJK nomor 32/SE.OJK.05/2016 tentang Saluran Pemasaran

(15)

14 | P a g e

Produk Asuransi Melalui Kerja Sama dengan Bank (Bancassurance).

B. Persetujuan Pemasaran Melalui Agen Bank Penyelenggara Laku Pandai

Apa maksud dari "laku pandai"..? Perlu ditambahkan pada bab "definisi". 1. Perusahaan yang akan memasarkan Produk Asuransi Mikro

melalui kerja sama dengan agen bank penyelenggara laku pandai harus terlebih dahulu:

a. memperoleh persetujuan sebagai penyelenggara laku pandai dari OJK untuk setiap bank penyelenggara laku pandai pada saat pertama kali akan melakukan kerja sama pemasaran dengan agen bank penyelenggara laku pandai; dan

b. menyampaikan pelaporan kepada OJK pada saat akan menambahkan Produk Asuransi Mikro yang akan dipasarkan melalui agen bank penyelenggara laku pandai.

2. Permohonan persetujuan pemasaran Produk Asuransi Mikro melalui agen bank penyelenggara laku pandai disampaikan oleh Perusahaan kepada OJK dan dilampiri dengan:

a. dokumen terkait dengan pencatatan atau persetujuan produk, yaitu:

i. surat persetujuan atau pencatatan Produk Asuransi Mikro dari OJK dalam hal Produk Asuransi Mikro telah mendapat surat persetujuan atau pencatatan dari OJK; atau

ii. dokumen kelengkapan pelaporan produk baru sebagaimana dimaksud dalam peraturan mengenai pelaporan Produk Asuransi dalam hal Produk Asuransi Mikro dimaksud belum mendapat surat iii. persetujuan atau surat pencatatan dari OJK; b. rencana pelatihan asuransi atau asuransi syariah dan

Produk Asuransi Mikro yang memuat paling kurang penjelasan mengenai materi pelatihan, pihak yang

(16)

15 | P a g e

melakukan pelatihan, dan orang yang akan mengikuti pelatihan; dan

c. konsep perjanjian kerja sama Perusahaan dengan agen bank penyelenggara laku pandai.

 Bentuk kerjasama (PKS) langsung dengan agen Bank penyelenggara laku pandai atau harus PKS tiga pihak, antara Peusahaan dengan Agen Bank Penyelenggara laku pandai dimana Bank yang memiliki Agen Laku pandai tersebut karena terkait ownership dari agen bank tersebut? VIII. PERSETUJUAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO

Perusahaan yang akan memasarkan produk asuransi mikro harus memiliki pedoman operasional yang khusus untuk Produk Asuransi Mikro atau pedoman operasional yang berlaku secara umum untuk seluruh produk asuransi yang dipasarkan perusahaan, yang paling kurang memuat alur proses:

1. seleksi risiko; Untuk proses GIO dan SIO, cukup jelas.

2. penerbitan dan penyampaian Polis Asuransi; Untuk polis kumpulan, apakah bisa diberikan Bukti/Sertifikat Kepesertaan? 3. pembayaran Premi atau Kontribusi;

4. pengajuan, pemrosesan, dan pembayaran klaim; dan 5. pelayanan keluhan dan pengaduan pemegang polis,

tertanggung, dan/atau peserta. IX. PENUTUP

Ketentuan dalam Surat Edaran OJK ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

 Mohon klarifikasinya dalam hal perusahaan asuransi telah menerbitkan asuransi mikro secara bersama-sama dengan perusahaan asuransi lainnya (prosuk asuransi bersama atau konsorsium) apakah dengan diberlakukannya pasal ini wajib untuk menerbitkan produk asuransi mikro secara sendiri-sendiri?

 Apakah hal-hal yang tidak diatur secara spesifik dalam RSEOJK tetap mengacu POJK 23? Jika iya, mohon ditambahkan dengan klausul ketentuan peralihan.

(17)

16 | P a g e

Tanggapan Secara Umum

Masukan

 Perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya peran perusahaan dalam memberikan edukasi asuransi kepada nasabah maupun calon nasabah asuransi mikro. Edukasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penjualan produk asuransi mikro itu sendiri.

 Perlu diperjelas “daya tarik” SEOJK ini atau dengan kata lain, insentif apa yang diperoleh perusahaan dengan mendaftarkan produknya sebagai asuransi mikro. Apabila tidak, SEOJK ini akan lebih dilihat sebagai bentuk pengetatan regulasi ketimbang relaksasi. Akibatnya, perusahaan lebih memilih untuk mendaftarkan produknya sebagai non-asuransi-mikro agar lebih fleksibel dalam mencapai tujuan bisnis sehingga dikuatirkan tujuan SEOJK ini justru tidak tercapai.

Referensi

Dokumen terkait

Objek yang dirancang adalah novel grafis yang mampu mengadaptasi budaya lokal ke budaya pop dengan mengolah dari cerita

Motor penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet ( magnetic brake ) yang berfungsi menahan motor ketika kereta elevator telah sampai pada lantai yang dituju, pergerakan cepat atau

Hal ini disebabkan karena pengarah pada jendela gantung cenderung mengarahkan angin menuju ke atas atau langit-langit ruang.Akibatnya pada zona aktivitas penghuni

Lampiran VII Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 287 TAHUN 2015. Tanggal : 24

Pelaporan hasil penelitian dibagi ke dalam tiga bahasan utama, yaitu karakteristik pasien yang diuraikan menjadi jenis kelamin dan usia, derajat anemia pasien,

Pada dasarnya minyak bumi mengandung senyawa-senyawa sulfur, dan pada saat proses pengolahan, senyawa sulfur ini di kurangi keberadaanya untuk mendapat produk yang

mengenai nama ragam hias motif dan macam-macam ragam hias motif ukiran, bahan dan alat yang dipergunakan dan dalam proses pembuatan motif ragam hias ukiran khususnya

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan hidayah-Nya lah kami dapat