• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN DISMENOREA DI SMK PGRI SOOKO MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN DISMENOREA DI SMK PGRI SOOKO MOJOKERTO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PEMBERIAN KOMPRES

HANGAT TERHADAP PENURUNAN DISMENOREA

DI SMK PGRI SOOKO

MOJOKERTO

INDAH AYU MUJI ASTUTIK 1211010057

Subject: Pengetahuan, Remaja, Dismenorea, Kompres Hangat DESCRIPTION

Remaja sering mengalami dismenorea, karena pengetahuannya yang kurang tentang dismenorea dan penanganannya remaja sering kali membiarkan dismenorea itu dan hanya menahan sakitnya sebisa mungkin. Kurangnya perilaku remaja putri dalam menangani dismenorea ketika menstruasi terjadi karena kurangnya kesadaran remaja putri mengetahui penyebab,gejala, dan cara penanganannya, sehingga remaja putri tidak pernah memeriksanya ke petugas kesehatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengetahuan remaja tentang pemberian kompres hangat pada saat dismenorea.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Variabel yang digunakan adalah pengetahuan remaja tentang pemberian kompres hangat. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 juni 2015.Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi kelas XI SMK PGRI Sooko Mojokerto.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan jenis

simple random samplingdengan jumlah 223 responden. Pengumpulan data dilakukan

dengan cara membagikan lembar kuesioner. Pengolahan data menggunakan editing,

coding, data entry, tabulating, Analisa data.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan remaja siswi kelas XI SMK PGRI Sooko Mojokerto sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 64 responden (44,8 %).

Pengetahuan tentang pemberian kompres hangat terhadap penurunan dismenorea merupakan hal yang perlu diberikan dan penting untuk diberikan terhadap remaja yang pada umumnya sering mengalami dismenorea saat menstruasi. Petugas kesehatan (bidan) harus melakukan penyuluhan atau konseling tentang pemberian kompres hangat pada saat dismenorea. Bagi para remaja putri di sarankan atau dianjurkan untuk melakukan kompres hangat dirumah pada saat dismenorea terjadi.

ABSTRACT

Adolescents often experience dysmenorrhea, because their knowledge about dysmenorrhoea is lack and treating dysmenorrhea adolescents often leave it and just bear the pain as much as possible. The lack of young women's behavior in dealing with dysmenorrhoea when menstruation occurs due to lack of awareness of young women to know the causes, symptoms, and how to treat it, so that young women never examined to health workers. This study was conducted to identify adolescents knowledge about the provision of warm compresses during dysmenorrhoea.

(2)

This research was descriptive research with quantitative approach. The variable used was adolescents knowledge about the provision of warm compresses. The research was conducted on June 1, 2015. The population in this study was all students of class XI SMK PGRI Sooko Mojokerto. The sampling technique in this research was the probability sampling by the type of simple random sampling with 223 respondents. Data collection was done by distributing a questionnaire sheet. Data processed through the editing, coding, data entry, tabulating, analysis of data.

Based on the results of the study showed that the adolescents knowledge on class XI student of SMK PGRI Sooko Mojokertowere mostly in the category of moderate as many as 64 respondents (44.8%).

Knowledge about giving a warm compress to the reduction of dysmenorrhea are things that need to be given and it is important to be given to adolescents that is in general often experience dysmenorrhea during menstruation. Health workers (midwives) have to docounseling about giving warm compress when dysmenorrhoea. For the adolescents are suggested or recommended to do a warm compress at home at the time of dysmenorrhoea occur.

Keywords: Knowledge, Adolescents, Dysmenorrhoea, Warm Compress Contributor : 1. Dyah Siwi Hety, S.SiT.,S.KM.,M.Kes

2. DyahPermata Sari, S.ST, SKM, MM

Date : 19 Juni 2015

Type material : Laporan Penelitian Identifier : -

Right : Open Document

Summary : - LATAR BELAKANG

Pengetahuan remaja tentang reproduksi masih sangat rendah.Akses informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi sangat terbatas, baik dari orang tua, sekolah, maupun media masa (Marmi, 2013). Remaja pada umumnya di definisikan sebagai orang-orang yang mengalami masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut WHO, remaja (adolescence) adalah mereka yang berusia 10-19 tahun (Marmi, 2013). Gunarsa (10-1978) mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan yang di alami sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Kusmiran, 2012). Manusia pasti akan mengalami masa remaja. Pada remaja putri terjadi suatu perubahan fisik yaitu perubahan organ- organ reproduksi yang ditandai dengan datangnya menstruasi (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).

Dimenore mulai terjadi pada 12-24 jam sebelum menstruasi. Pada hari pertama menstruasi biasanya timbul nyeri hebat, tetapi jarang berlangsung lebih dari dua hari.Nyeri terasa pada bagian abdomen bawah dan bersifat kolik dengan penyebaran sering kali ke arah punggung bawah dan inguinal atas. Mual, diare atau feses cair, keletihan, sakit kepala, dan berkunang-kunang dapat menyertai nyeri menstruasi ini (Esther, Jhon dan Doug, 2010).

Dismenore atau menstruasi yang menimbulkan nyeri merupakan salah satu masalah ginekologi yang paling umum dialami wanita dari berbagai tingkat usia. Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 107.673 jiwa (64,25%), yang terdiri dari 59.671 jiwa (54,89%) mengalami dismenore primer dan 9.496 jiwa (9,36%) mengalami dismenore sekunder (Info Sehat, 2010). Di Jawa Timur jumlah remaja

(3)

putri yang reproduktif yaitu yang berusia 10-24 tahun adalah sebesar 56.598 jiwa, sedangkan yang mengalami dismenore dan datang ke bagian kebidanan sebesar 11565 jiwa (1,31%) BPS Provinsi Jawa Timur, 2010. Di Mojokerto sendiri angka dismenorea ataunyeri pada waktu haid adalah sebesar 65% dari wanita usia produktif (Dinkes Mojokerto, 2010) di kutip dalam Nadliroh, Umi (2013). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 13 Maret 2015 pada siswi kelas XI Administrasi Perkantoran 1 Di SMK PGRI Sooko Mojokerto, dari 10 siswi terdapat 7 siswi mengalami dismenora dan 3 siswi tidak mengalami dismenorea semua siswi tersebut tidak mengetahui tentang pemberian kompres hangat terhadap penurunan dismenorea.

Dysmenorrhoea adalah keluhan yang sering dialami perempuan pada bagian

perut bawah. Nyeri haid merupakan penyakit yang sudah cukup lama dikenal. Nyeri yang dirasakan saat haid tidak hanya terjadi pada bagian simphisis pubis, namun beberapa remaja perempuan kerap merasakannya pada punggung bagian bawah, pinggang, panggul, otot paha atas, hingga betis. Rasa nyeri dapat disebabkan oleh kontraksi otot perut yang terjadi secara terus menerus saat mengeluarkan darah. Kontraksi yang sangat sering ini kemudian menyebabkan otot menegang (Laila, 2011). Nyeri saat haid menyebabkan ketidaknyamanan dalam aktivitas fisik sehari-hari. Keluhan ini berhubungan dengan ketidakhadiran berulang di sekolah ataupun di tempat kerja, sehingga dapat mengganggu produktivitas. 40-70% wanita pada masa reproduksi mengalami nyeri haid, dan sebesar 10% mengalaminya hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penggunaan kompres hangat diharapkan dapat meningkatkan relaksasi otot-otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan serta memberikan rasa hangat lokal. Aplikasi kompres panas dapat mengakibatkan dilatasi atau membuka aliran darah yang mengakibatkan relaksasi dari otot. Suhu panas diketahui bisa meminimalkan ketegangan otot, setelah otot rileks, rasa nyeripun berangsur–angsur hilang. Pengetahuan remaja tentang pemberian kompres hangat harus ditingkatkan. Petugas kesehatan (bidan) harus melakukan penyuluhan atau konseling tentang pemberian kompres hangat pada saat menstruasi baik di sekolah-sekolah ataupun di BPS bahwa kompres hangat dapat menurunkan dismenorea. Para remaja putri di sarankan atau dianjurkan untuk melakukan kompres hangat dirumah pada saat dismenorea terjadi.

METODOLOGI

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Variabel yang digunakan adalah pengetahuan remaja tentang pemberian kompres hangat. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 juni 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi kelas XI SMK PGRI Sooko Mojokerto. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan jenis

simple random sampling dengan jumlah 223 responden. Pengumpulan data dilakukan

dengan cara membagikan lembar kuesioner. Pengolahan data menggunakan editing,

coding, data entry, tabulating, Analisa data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan remaja putri tentang pemberian kompres hangat terhadap penurunan dismenorea pada siswi kelas XI SMK PGRI Sooko Mojokerto. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswi SMK PGRI Sooko sebagian besar dalam kategori baik sebanyak 60 responden (42 %), sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 64 responden (44,8 %) dan sebagian

(4)

kecil dalam kategori kurang sebanyak 19 responden (13,3%). Jadi pengetahuan remaja putri kelas XI SMK PGRI Soooko Mojokerto tentang pemberian kompres hangat terhadap penurunan dismenorea sebagian besar dapat dikategorikan dalam pengetahuan cukup baik yaitu sebanyak 64 responden (44,8%).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan remaja putri tentang pemberian kompres hangat terhadap penurunan dismenorea pada siswi kelas XI SMK PGRI Sooko Mojokerto. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswi SMK PGRI Sooko sebagian besar dalam kategori baik sebanyak 60 responden (42 %), sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 64 responden (44,8 %) dan sebagian kecil dalam kategori kurang sebanyak 19 responden (13,3%). Jadi pengetahuan remaja putri kelas XI SMK PGRI Soooko Mojokerto tentang pemberian kompres hangat terhadap penurunan dismenorea sebagian besar dapat dikategorikan dalam pengetahuan cukup baik yaitu sebanyak 64 responden (44,8%).

Tahu (Know) berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengigat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya (Budiman dan Riyanto, 2013). Tahapan pengetahuan di antara lain adalah tahap tahu (know), bahwa remaja putri di SMK PGRI Sooko Mojokerto seluruhnya dalam kategori cukup dan tahu tentang dismenorea.

Siswi kelas XI SMK PGRI Sooko Mojokerto sebagian besar sudah mengetahui bahwa pemberian kompres hangat adalah cara alami untuk mengatasi dismenorea. Remaja putri tersebut banyak yang tahu bahwa kompres hangat adalah kompres dengan menggunakan air hangat, tetapi mereka banyak yang kurang tahu tentang suhu air yang digunakan pada kompres hangat adalah (46,5-51,5˚C) karena di antara mereka yang pernah menggunakan kompres hangat sebagai cara untuk mengurangi nyeri dismenorea hanya sekedar air hangat saja tanpa mengukur suhunya.

Kompres hangat bisa mengakibatkan perdarahan berhenti saat menstruasi, dari 143 responden ada 30 responden yang menyataka benar, padahal sebenarnya kompres hangat tidak mengakibatkan berhentinya perdarahan saat menstruasi hanya mengurangi rasa nyeri saat menstruasi. Kurangnya informasi yang didapat adalah salah satu faktor kurangnya pengetahuan responden tentang manfaat pemberian kompres hangat.

Siswi kelas XI SMK PGRI Sooko Mojokerto sebagian besar menjawab benar bahwa tujuan pemberian kompres hangat yaitu menurunkan ketegangan otot, namun dari mereka ada sebagian kecil yang belum tahu tujuan kompres hangat itu sendiri karena kebanyakaan remaja hanya membiarkan nyeri tersebut, hanya menahanya sampai nyerinya berkurang tanpa datang ke tenaga kesehatan.

Efek samping dari kompres hangat yaitu sakit kepala, lemas dan mual muntah, kebanyakan remaja putri sudah mengetahui bahwa efek samping dari kompres hangat tidak ada hubunganya dengan sakit kepala, lemas, mual dan muntah, tetapi ada dari sebagian responden yang menjawab pernyataan tersebut benar. Pelaksanaan kompres hangat dapat di lakukan selama 20 menit sebagian besar reponden banyak yang menjawab benar dan hanya 24 reponden yang menjawab salah. Selama 20 menit kompres hangat tersebut harus dilakukan secar bergantian antara sisi perut kanan dan sisi perut kiri etiap 5 menit selama 20 menit. Pemberian kompres hangat di tempelkan tepat pada daerah yang terasa nyeri dismenorea. Sebagian besar reponden menjawab benar bahwa saat menempelkan kompres hangat hanya pada daerah tertentu yang dianggap terasa nyeri.

Kompres hangat tidak dapat memperbaiki sirkulasi darah dalam perut saat menstruasi adalah salah. Kompres hangat sebenarnya dapat melancarkan sirkulasi darah dan melebarkan pembuluh darah, dari sebagian besar responden sudah

(5)

mengetahui bahwa jawaban yang benar adalah salah hanya 32 responden yang menjawab tidak mungkin karena kurangnya inormasi efek pemberian kompres hangat dari tenaga kesehata, atau media informasi lainya. Hampir seluruh reponden tahu bahwa pemberian kompres hangat dapat dilakukan sendiri dirumah dan hanya beberapa saja yang menjawab bahwa pemberian kompres hangat tidak bisa dilakukan sendiri dirumah.

Memahami (comprehension) diartikan sebagai sesuatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Pengetahuan yang perlu diketahui salah satunya yaitu tentang dismenorea dan penangananya (Budiman dan Riyanto, 2013).

Remaja putri belum seluruhnya memahami tentang dismenorea dan penanganannya, dapat di lihat dari hasil 143 responden hanya sebagian besar yang dapat memahami tentang dismenorea dan pemberian kompres hangat. Remaja putri kebanyakan hanya menahan rasa sakitnya dan tidak ingin memeriksaakan ke tenaga kesehatan. Remaja putri memang hanya sekedar mengetahui tentang dismenorea adalah nyeri pada saat menstruasi namun kebanyakan remaja putri belum memahami tentang penyebab, gejala serta penanganan dismenorea bahwa bisa dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis.

Remaja putri sudah banyak yang memahami bahwa pemberian kompres hangat adalah salah satu cara non farmakologis yang mudah untuk di lakukan saat mengalami nyeri dismenorea. Remaja putri juga banyak yang sudah memahami bahwa kompres hangat adalah memberikan rasa hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, dan memberikan rasa hangat pada daerah tertentu.

Dampak dari pemberian kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, tidak dapat membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri dan memperlancar aliran darah. Remaja putri masih ada yang menjwab benar padahal pernyataan tersebut salah hanya 79 responden yang menjawab salah dan sisanya membenarkan pernyataan tersebut. Kurangnya ketelitian responden dalam memahami pernyataan juga bisa mempegaruhi jawaban karena sebenarnya pemebeian komprs hangat dapat membuat otot tubuh lebih rileks.

Remaja putri masih ada yang belum paham bahwa pemberian kompres hangat yaitu memakai prinsip konduksi yaitu dengan menempelkan botol berisi air hangat yang dibungkus kain pada perut sehingga terjadi perpindahan panas ke perut. Remaja putri mungkin tidak mengerti tentng prinsip konduksi oleh karena itu masih ada yang menjawab salah padahalpernyataan tersebut benar.

Kompres hangat dapat mengakibatkan dilatasi atau aliran darah yang mengakibatkan relaksasi dari otot, sehingga suhu panas akan meminimalkan ketegangan otot akibatnya nyeripun berangsur-angsur hilang. Pernyataan tersebut benar dan sbagian responden sudah memahmi hanya 34 responden yang mnjawab pernyataan tersebut salah, mungkin karena remaja putri kurang memahami tentang mekanisme kerja kompres hangat.

Sebagian besar responden sudah memahami bahwa adapun persiapan untuk pemberian kompres hangat yaitu botol atau kain yang dapat menyerap air, air hangat dengan suhu 46-51,5˚C dan thermometer. Remaja putri sebagain besar paham tentang persipan untuk kompres hangat namun pada saat pemberian kompres hangat remaja putri banyak yang tidak mengerti bahwa pada saat emberian kompres hangat sebaiknya di ikuti dengan latihan pergerakan atau pemijatan bukan sebaliknya.

Pernyataan yang tentang tahu sebagian besar responden banyak yang sudah mengetahui bahwa kompres hangat diberikan selama 20 menit, namun pada

(6)

kenytaanya karena kurangnya ketelitian responden banyak yang menjawab benar bahwa kompres hangat dilakukan dengan cara menempelkan botol berisi air hangat ke daerah tertentu (nyeri) selama 1 jam padahal pernyataan ini salah.

Kompres hangat air harus diganti setiap lima sampai sepuluh menit untuk mempertahankan suhu panas tetap hangat. Remaja putri lebih banyak menjawab salah padahal pernyataan ini benar, kurangnya informasi yang lengkap dan terpercaya membuat remaja putri kurang memahai tata cara kompres hangat dengan benar.

Remaja putri sebagain besar menjawab benar padahal pernyataan ini salah. Program terapi kompres hangat tidak dapat berlangsung secara lancar dan efektif bila didukung dengan olaraga secara teratur, makan-makanan yang bergizi dan menjaga pikiran agar tidak stres. Remaja putri kurang memahami bahwa kompres hangat dapat berlangsung secara lancar dan efektif denagan di dukung olaraga secara teratur, makan-makanan yang bergizi dan menjaga pikiran agar tidak stres. Pengetahuan yang perlu diketahui salah satunya yaitu tentang dismenorea dan penangananya. Pengetahuan tentang pemberian kompres hangat terhadap penurunan dismenorea merupakan hal yang perlu diberikan dan penting untuk diberikan terhadap remaja yang pada umumnya sering mengalami dismenorea saat menstruasi

Remaja sering mengalami dismenorea namun karena pengetahuanya yang kurang tentang dismenorea dan penangananya remaja sering kali membiarkan dismenorea itu, dan hanya menahan sakitnya sebisa mungkin. Perilaku remaja putri dalam menangani dismenorea ketika menstruasi terjadi masih belum semuanya mengerti karena kurangnya kesadaran remaja putri mengetahui penyebab, gejala, dan cara penanganannya, sehingga remaja putri tidak pernah memeriksakannya ke petugas kesehatan. Remaja putri kurang tertarik untuk mencari berbagai informasi mengenai dismenorea sehingga remaja putri kurang mengetahui perilaku penanganan dismenorea yang baik.

Informasi memberikan pengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Seseorang yang mempunyai banyak informasi akan mempunyai pengetahuan yang luas (Notoatmodjo, 2010).

Remaja putri kebanyakan memperoleh informasi mengenai dismenorea lewat media elektronik seperti internet. Remaja putri jarang yang pergi ke petugas kesehatan untuk memeriksa ketika mengalami dismenore karena kurangnya kesadaran. Menurut remaja putri ketika mereka mengalami dismenorea lebih baik beristirahat ke ruang unit kesehatan sekolah. Remaja putri sering meminta izin pada saat jam pelejaran untuk beristirahat ke ruang unit kesehatan sekolah bahkan ada yang minta izin untuk beristirahat pulang ke rumah. Informasi dari petugas kesehatan mengenai cara penanganan dismenorea dengan baik sangat penting agar aktivitas remaja putri tidak terganggu ketika mengalami dismenorea. Informasi dari banyak pihak luar penting untuk menambah pengetahuan remaja putri tentang penanganan dismenore baik dari media, orang tua, tenaga kesehatan, maupun dari teman.

Pengetahuan siswi tentang pemberian kompres hangat terhadap penurunan dismenorea dikategorikan cukup baik dapat dikarenakan oleh banyak faktor diantaranya yaitu dari umurnya, dari pernah atau tidak mendapatkan informasi tentang pemberian kompres hangat terhadap penurunan dismenorea, yang bisa didapatkan dari banyaknya sumber pengetahuan seperti dari tenaga kesehatan, koran/majalah, radio/TV dan dari teman atau saudara. Keseluruhan faktor tersebut di atas sangat berperan dalam menentukan tingkat pengetahuan siswi tentang pemberian kompres hangat terhadap penurunan dismenorea, karena pengetahuan selain didapatkan melalui pendidikan formal/ informal juga bisa dapat melalui lingkungan dan pengalaman.

(7)

Pengetahuan remaja tentang pemberian kompres hangat terhadap penurunan dismenorea akan semakin baik jika tenaga kesehatan (bidan) melakukan penyuluhan atau konseling tentang dismenorea dan cara penanganan dismenorea baik secara farmakologis maupun non farmakologis salah satunya dengan pemberian kompres hangat di rumah.

SIMPULAN

Hasil penelitian pengetahuan remaja tentang pemberian kompres hangat terhadap penurunan dismenorea di Kelas XI SMK PGRI Sooko Mojokerto tahun 2015, hasil keseluruhan responden yang berjumlah 143 responden sebagian besar yang berpengetahuan dalam kategori cukup yaitu sebanyak 64 responden (44,8%). REKOMENDASI

1. Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan informasi yang dapat digunakan untuk menambah wacana ilmiah, dan pengalaman serta pengetahuan khususnya tentang pengaruh kompres hangat dalam mengurangi rasa nyeri pada dismenorea serta dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Responden

Memberikan informasi dan pengetahuan tambahan bagi remaja putri pada khususnya dalam melakukan kompres hangat untuk mengurangi rasa nyeri pada dismenorea.

b. Bagi Petugas Kesehatan

Dapat di jadikan sebagai acuan untuk memberikan tindakan dalam praktik kebidanan pada remaja dalam memberikan asuhan kebidanan terhadap pengurangan rasa nyeri pada dismenorea dengan menggunakan kompres hangat.

3. Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi Kesehatan

Sebagai masukan dalam melakukan asuhan kebidanan untuk remaja yang mengalami dismenorea agar bisa melakukan kompres hangat sendiri dirumah.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai salah satu bahan rujukan dan bacaan di perpustakaan sehingga dapat di harapakan menambah sumber-sumber refrensi teori-teori tentang bagaimana pengetahuan remaja tentang pemberian kompres hangat terhadap penurunan dismenorea.

ALAMAT KORESPONDENSI

Email : indahayumujia@gmail.com No. Hp : 085748366646

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan Google Classroom dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran bagi Dosen dan mahasiswa di Departemen Biologi FMIPA USU dengan pemanfaatan google classroom

Sosialisasi kegiatan pengabdian diberikan kepada pengungsi perempuan YPAP kecamatan Medan Selayang pada tanggal 17 Juli 2019 yaitu penjelasan tentang rencana pelatihan

Rangsang nyeri yang digunakan pada metode ini berupa hot-plate yang panas dengan suhu suhu 55 ± 0,5 ºC dimana kaki mencit diletakkan ke atas hot-plate, maka nanti mencit

Butiran halus yang berada dalam cairan sebelah atas terdorong ke luar oleh umpan yang halus yang berada dalam cairan sebelah atas terdorong ke luar oleh umpan yang baru masuk sebagai

Penelitian ini bersifat penelitian lapangan dimana pengumpulan data dilakukan dengan metode wanwancara terhadap pihak yang terkait dengan topic penelitian. Selain

Ketapang tahun ajaran 2012/2013; (2) Menentukan dua kelas untuk sampel penelitian; (3) Menentukan kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan media kartu