• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Alat Penilaian Kemampuan Konselor (APKK) Untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Konseling. Elisabeth Christiana 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Alat Penilaian Kemampuan Konselor (APKK) Untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Konseling. Elisabeth Christiana 1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Alat Penilaian Kemampuan Konselor (APKK) Untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Konseling

Elisabeth Christiana1

Abstrak: Penelitian ini dilakukan atas dasar adanya fenomena yang terjadi di lapangan adanya kemampuan konselor yang kurang dalam keterampilan dasar konseling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan alat penilaian kemampuan konselor (APKK) dapat meningkatkan keterampilan dasar konseling. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dan desain penelitiannya adalah Pre Eskperimental Design dengan menggunakan jenis One Group Pre-test and Post-test. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan PPB FIP UNESA. Metode pengumpulan data yang digunakan menggunakan angket keterampilan dasar konseling sebanyak 25 item. Metode analisis data yang digunakan dengan uji t-test. Dari perhitungan diperoleh deskripsi kemampuan dasar konseling sebelum mendapat APKK memiliki skor antara 30 sampai 46. Sedangkan sesudah mendapatkan APKK memiliki skor antara 35 sampai 47. Dengan demikian dapat diisimpulkan bahwa APKK dapat meningkatkan keterampilan dasar konseling di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa APKK dapat meningkatkan keterampilan dasar konseling di Jurusan PPB FIP UNESA. Dari hasil penelitian tersebut mengarahkan rekomendasi agar mahasiswa Jurusan PPB FIP UNESA menggunakan APKK untuk meningkatkan keterampilan dasar konseling.

Kata kunci : ketrampilan dasar, konseling, APKK, konselor.

Keterampilan dasar konseling merupakan keterampilan utama yang harus dimiliki konselor. Kemampuan ini sangat diperlukan konselor terutama untuk mengembangkan hubungan konseling (Tyler,1969:38). Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Hansen (1982:232) mengatakan bahwa setiap dimensi hubungan konseling memerlukan komunikasi antara konselor dan klien.

Dengan demikian jelas bahwa keterampilan dasar konseling merupakan faktor penting untuk dapat mengadakan hubungan yang efektif dalam konseling.

Pemberian pengalaman praktikum yang merupakan komponen penting dari program pendidikan konselor (Hansen dan Warner,1971;Myrik dan Kelly,1970;Cross dan Brown, 1983) misalnya pada LPTK-LPTK kita masih

(2)

Staf Pengajar di Universitas Negeri Surabaya mengalami banyak kendala. Kendala itu antara lain proses pembimbingan yang tidak efektif dan efisien (Abimanyu, 1992), dan terbatasnya waktu yang tersedia bagi pelaksanaannya di sekolah (Abdullah, 1993). Kondisi demikian dapat menghambat upaya penyiapan calon konselor yang berkualifikasi (qualified) .Untuk mengatasi berbagai kelemahan dala m proses belajar-mengajar khususnya dalam pemberian praktikum dalam program pendidikan konselor merupakan sesuatu yang mendesak dilakukan. Salah satu bentuk yang menarik untuk dikaji adalah pengembangan model alat penilaian kemampuan konselor untuk meningkatkan keterampilan dasar konseling.

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut, “bagaimanakah efektivitas alat penilaian kemampuan konselor dalam

meningkatkan keterampilan dasar konseling?”

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan diatas maka tujuan penelitian ini adalah “membuktikan bahwa alat penilaian kemampuan konselor efektif dalam menigkatkan keterampilan dasar konseling. Secara operasional tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaaan skor ketrampilan dasar konseling mahasiswa sebelum dan sesudah diterapkannya alat penilaian kemampuan konselor.”

Alat Penilaian Kemampuan Konselor

Di antara sekian banyak tuntutan akan kemampuan seorang konselor, haruslah disadari bahwa sebenarnya yang penting ialah ditetapkannya lebih dulu kemampuan-kemampuan yang ”generic” dan ”essentials” sebagai kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki tiap kopnselor. Kemampuan ”generic” mengandung arti kemampuan

(3)

Staf Pengajar di Universitas Negeri Surabaya yang harus dimilki oleh seorang konselor dan kemampuan ”essentials”berarti yang penting di antara kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki itu secara singkat dapat disebut ”kemampuan yang esensial”

Alat Penilaian Kemampuan Konselor ini, dimaksudkan untuk menilai tiga komponen pokok kemampuan serta keterampilan seorang

konselor yaitu,

kemampuan/keterampilan

mempersiapkan konseling, kemampuan/keterampilan melaksanakan prosedur konseling, dan kemampuan/keterampilan mengakhiri konseling. Dalam komponen kemampuan/keterampilan ini ditetapkan sejumlah indikator. Tiap indikator ditandai dengan sejumlah deskriptor. Semua deskriptor itu harus dinampakkan oleh subyek penilaian. Dalam menilai kemampuan/keterampilan subyek penilaian , dikelompokkan dengan skala 1-5. Nilai 1 (satu) dilakukan untuk

menggambarkan mutu yang terrendah, dan nilai 5 (lima) menggambarkan mutu tertinggi.

Keterampilan Dasar Konseling

Konseling adalah hubungan antara seorang profesional yang telah dilatih secara khusus dengan seorang individu yang memerlukan bantuan untuk mengatasi kecemasan yang bersifat normal atau konflik, atau masalah pengambilan keputusan (Nugent,1981). Komunikasi yang terjadi dalam konseling adalah komunikasi antar pribadi, yaitu antara klien dan konselor.Di dalam komunikasi tersebut menuntut adanya keahlian dari pihak konselor.

Tinjauan mengenai tujuan komunikasi konseling, sebenarnya tidak terlepas dari tujuan konseling. Tujuan konseling dapat dilihat dari dua segi, yaitu: dari segi proses dan dari segi hasil. Bahasan ini mengacu pada segi proses dan lebih ditekankan pada komunikasi dasar konseling. Tujuaan komunikasi

(4)

Staf Pengajar di Universitas Negeri Surabaya konseling menjangkau beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam hubungan konseling (dari segi proses konseling) seperti eksplorasi, informasi, klarifikasi ,merumuskan , perencanaan, penguatan, dan penilaian. Semua tujuan tersebut mengacu pada tujuan konseling (dari segi hasil) yaitu agar klien dapat menentukan pilihan, perubahan, dan mengurangi kebingungan (Gilmore,1973:29). Beberapa aspek atau komponen model keterampilan dasar konseling yaitu, secara non verbal ,meliputi: kontak mata, sikap badan, sikap tangan dan kaki,

pacing ,sentuhan. Metode Penelitian Penelitianinimenggunakanjenispen elitianpre-eksprerimental designdenganpre-testandpost-test one group design, denganrancangansatukelompoksubjek. Rancangan tersebut digunakan dalam penelitian ini karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dan

treatment. Pertama-tama dilakukan pengukuran (pre-test) lalu dilaksanakan perlakuan, kemudian dilakukan pengukuran kembali (post-test) yang digambarkan sebagai berikut:

DesainPenelitian (Arikunto, 2009: 212)

Penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok subjek. Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pengukuran awal) dan sesudah perlakuan (pengukuran akhir). Penelitian ini dilakukan di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbimgan Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA adapun subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbimgan Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA. Pada penelitian ini, terdapat dua variable yaitu keterampilan dasar konseling sebagai variabel terikat dan alat penilaian kemampuan konselor (APKK) sebagai variabel bebas.

Pre-test Treatment Post-test

(5)

Staf Pengajar di Universitas Negeri Surabaya Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data, Arikunto (2009) menyatakan, angket dibagi menjadi angket terbuka dan tertutup yang disajikan sedemikian rupa sehingga

responden tinggal memberikan tanda cek (√) pada kolom atau tempat yang sesuai. Alasan penggunaan jenis angket tertutup karena angket ini mudah diolah, responden tidak perlu menuliskan buah pikirannya, pengisian angket tidak membutuhkan waktu lama dan dapat menjaring responden yang relative banyak.

Kisi-Kisi Angket TentangKeterampilan Dasar Konseling

Variabel Aspek Indikator No butir soal jumlah Positif Negatif Keterampilandasarkonseling Non verbal Kontakmata 1, 7, 4, 10 4 Sikapbadan 9 23 2 Sikaptangan 16 2, 19 3 Sikap kaki 5 13, 22 3 Sentuhan (pacing) 3 12 2 Jarakfisik 6 17, 21 3 Verbal Parafase 24 8, 18 3 Refleksi 20 11, 15 3 Rangkuman 14 25 3 Jumlah 25

Angket keterampilan dasar konseling terdiri dari 25 butir. Angket tersebut memiliki reliabilitas (rtt) 0, 286 sebesar dengan p = 0, 281.

Hasil dan Pembahasan

Setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan alat penilaian kemampuan

konselor (APKK) sebanyak 2 bulan, selanjutnya mahasiswa diberikan lagi angket tentang keterampilan dasar

(6)

Staf Pengajar di Universitas Negeri Surabaya konseling. Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat keterampilan dasar konseling oleh 50 mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA setelah memperoleh perlakuan alat penilaian kemampuan konselor (APKK). Dari hasil post-test tersebut, diketahui ada perbedaan dari 50 mahasiswa tersebut setelah diberikan alat penilaian kemampuan konselor (APKK). Pada skor awal (pre-test), 50 mahasiswa termasuk memiliki kategori keterampilan dasar konseling rendah. Sedangkan pada skor akhir (post-test), skor keterampilan dasar konseling 50 mahasiswa mengalami peningkatan. Dari 50 siswa yang mengalami peningkatan skor terbanyak dengan nilai 47 dan skor yang terendah yaitu 35.

Simpulan Saran

Berdasarkan hasil pre-test ,diperoleh mahasiswa Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA yang termasuk

dalam kategori memiliki keterampilan dasar konseling rendah, sedang dan tinggi. Selanjutnya, 50 mahasiswa tersebut diberikan alat penilaian kemampuan konselor (APKK).

Setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan alat penilaian kemampuan konselor (APKK) sebanyak 2 bulan, selanjutnya mahasiswa diberikan lagi angket (posttest) untuk mengetahui keterampilan dasar konseling . Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat keterampilan dasar konseling oleh 50 mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA setelah memperoleh perlakuan alat penilaian kemampuan konselor (APKK). Peningkatan skor keterampilan dasar konseling pada 50 mahasiswa tersebut merupakan hasil perlakuan yang diberikan peneliti berupa alat penilaian kemampuan konselor (APKK). Peningkatan tersebut disebabkan oleh kesungguhan 50 mahasiswa dalam

(7)

Staf Pengajar di Universitas Negeri Surabaya mengikuti perlakuan yang diberikan oleh peneliti. Secara keseluruhan, mahasiswa mampu mengikuti tahapan-tahapan dalam proses .

Perubahan skor keterampilan dasar konseling terlihat pula dalam proses analisis data yang dilakukandenganmenggunakanuji t-test menunjukkanbahwanilai t = -23, 081 yang

menunjukkanadaperbedaansebelumdanse sudahperlakuan.

Adanya perbedaan tingkat keterampilan dasar konseling juga diperkuat oleh hasil dengan uji t-test ada perubahan dari mahasiswa yang memiliki keterampilan dasar konseling rendah menjadi keterampilan dasar konseling sedang.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :terdapat peningkatan skor antara sebelum dan sesudah melakukan alat penilaian

kemampuan konselor (APKK). Hal ini menunjukkan bahwa alat penilaian kemampuan konselor (APKK) dapat meningkatkan keterampilan dasar konseling. Analisis perbedaan mean skor pre test dan post test diperoleh hasil t = -23, 081, p = 0,000 yang berarti menunjukkan bahwa ada perbedaan keterampilan dasar konseling antara sebelum dan sesudah diberikan alat penilaian kemampuan konselor (APKK). Maka hipotesis penelitian diterima yaitu“ Penerapan Kemampuan Konselor (APKK) dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan dasar konselor”.

Bagi penelitian lanjut agar memperhatikan variabel-variabel lain yang tidak teramati ketika mahasiswa melaksanakan latihan keterampilan dasar konseling di luar latihan terbimbing, misalnya :frekuensi latihan keterampilan dasarkonseling, melakukan latihan keterampilan dasar konseling di luar bimbingan.

(8)

Staf Pengajar di Universitas Negeri Surabaya DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A.E. 1995. Identifikasi Kebutuhan, Masalah, Tantangan Bimbingan Konseling dan Implikasinya Bagi Pengembangan Profil Konselor Abad XXI. Makalah :Disampaikan pada Kongres VIII dan Konvensi Nasional X IPBI di Surabaya, tanggal 14-26 Desember 1995.

Abdullah, A.E, dan Bambang Sakri. 1983. Pendidikan Konselor Berdasarkan Kompetensi. Jakarta

:Depdikbud. Ditjen

PendidikanTinggiTenaga Kependidikan.

Devito, J.A. 1997. Komunikasi Antar

Manusia (alihbahasaAgusMaulana).

Jakarta :Profesional Books

Gilmore, S.K. 1973. The Counselor

In-Training.Oregon : Prentice-Hall, Inc.

Hansen, J.C., Stevic., Richard R. And Warner., Richard, W. 1982.

Counseling : Theory and Process.

Boston :Allyn and Bacon, Inc

Hosking, Bruce. 1978. Microcounseling

Skills Workbook. University of Waikato.

Nugent, F.A. 1981. Profesional Counseling. Monterey, California :

Brooks/ Cole Peblising Company Siegel, S. 1956. Nonparametic Statistik

for The Behavior Sciences. New York

: McGraw-Hill Book Company Tyler, L.E. 1969. The Work Of The

Counselor. Thrid edition. New Jersey :

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatkan Keterampilan Bersosialisasi Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Pada Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Semester II Universitas Negeri

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Pendidikan pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung.. Studi

Pengamatan penulis pada mahasiswa semester VII jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau dari Tahun Akademik 2014- 2015

Sebuah skripsi yang diajukan memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Psikologi Pendidikandan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan. ©Pipit Antini Sutardi

Pengamatan penulis pada mahasiswa semester VII jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau dari Tahun Akademik 2014- 2015

Izza Suffa, Penerapan Bimbingan dan Konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SMALB Negeri Ungaran, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk (1) Menemukan pedoman keterampilan dasar komunikasi konseling untuk meningkatkan efektivitas konseling individual (2)

Pengamatan penulis pada mahasiswa semester VII jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau dari Tahun Akademik 2014- 2015